Anda di halaman 1dari 24

TUGAS KELOMPOK DOSEN PEMBIMBING

Anggaran Belanja Koperasi Drs. Gani Haryana, M.Pd.,M.Si

LAPORAN ANGGARAN

DISUSUN OLEH :

Dimas sunata (1805124807)

Maulidya syafira (1805112116)

Syarifah nurfitriyana (1805124236)

Sepri danis (1805112759)

Warsina sari (1805111050)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
TP. 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis ucapkan kepada Allah Swt. yang telah memberikan
kemampuan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Laporan Anggaran”. Penulis menyadari bahwa penyelesaian makalah
ini tidak terlepas dari motivasi dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu, terima
kasih penulis ucapkan kepada:
1. Drs. Gani Haryana, M.Pd.,M.Si selaku dosen pembimbing mata kuliah
Anggaran Belanja Koperasi.
2. Kepada teman-teman seangkatan yang bersedia membantu dan memberikan
masukan yang bersifat membangun demi penyelesaian dan kesempurnaan
makalah ini.
Semoga kebaikan yang telah mereka berikan dibalas oleh Allah Swt. Penulis
telah berusaha menyelesaikan makalah ini sesuai dengan ilmu dan pengetahuan
yang penulis peroleh. Penulis berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua terutama dalam kemajuan dunia pendidikan,.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik
dari segi sistematika penulisan maupun dari segi penyajian. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun sangat penulis harapkan dari pembaca.Atas perhatian,
saran, dan kritikan dari pembaca penulis ucapkan terima kasih.

Pekanbaru, 15 November 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i


KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 5
1.3 Tujuan ................................................................................................ 5
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 6
2.1 Pengertian Laporan Anggaran ........................................................... 6
2.2 Kegunaan Laporan Anggaran ............................................................ 7
2.3 Data dan informasi untuk menyusun laporan anggaran ..................... 7
2.4 Tentang laporan anggaran penjualan ................................................. 7
2.5 Tentang laporan anggaran biaya bahan mentah ................................ 12
2.6 Tentang laporan anggaran tenaga kerja langsung ..................... …… 18

BAB III PENUTUP ........................................................................................ 23


3.1 Kesimpulan ........................................................................................ 23
3.2 Saran .................................................................................................. 23
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 24

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Didalam anggaran komprehensif yang telah disusun termuat di dalamnya laporan


anggaran. Laporan anggaran (Budget Report) adalah laporan yang sistematis dan
terperinci tentang realisasi pelaksanaan anggaran beserta analisis dan evaluasinya.
Apa saja jenis anggaran yang akan dilaporkan tergantung apakah aktiitas tersebut
telah disusun rencana/anggaran atau belum. Bila suatu aktivitas telah disusun
anggarannya maka pada akhir periode akan dapat disusun laporan anggaran.

Pengertian anggaran menurut Mulyadi dalam bukunya “Akuntansi Manajemen”


yaitu, “Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif,
yang diukur dalam satuan moneter standar dan satuan ukuran yang lain, yang
mencakup jangka waktu satu tahun.” (2001:488). Menurut Robert N. Anthony dan
Vijay Govindarajan yang diterjemahkan oleh Kurniawan Tjakrawala dalam bukunya
“Sistem Pengendalian Manajemen”anggaran mempunyai karakteristik yaitu,
Anggaran memperkirakan keuntungan yang potensial dari unit perusahaan.
Dinyatakan dalam istilah moneter, walaupun jumlah moneter mungkin didukung
dengan jumlah non-moneter (contoh : unit yang terjual atau diproduksi). Biasanya
meliputi waktu selama satu tahun. Merupakan perjanjian manajemen, bahwa manajer
setuju untuk bertanggung jawab untuk pencapaian tujuan dari anggaran. Usulan
anggaran diperiksa dan disetujui oleh pejabat yang lebih tinggi dari pembuat
anggaran. Sekali disetujui, anggaran hanya dapat diubah dalam kondisi
tertentu.Secara berkala kinerja keuangan aktual dibandingkan dengan anggaran dan
perbedaannya dianalisis dan dijelaskan. (2003:1)

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian laporan anggaran?
2. Apa kegunaan laporan anggaran?

4
3. Apa saja bentuk-bentuk laporan anggaran?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Dapat mengetahui pengertian laporan anggaran
2. Dapat mengetahui kegunaan laporan anggaran
3. Dapat mengetahui bentuk-bentuk laporan anggaran

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Laporan Anggaran


Sebagaimana telah di Utarakan di muka, budget komfrehensif mencakup pula
tentang laporan budget yang harus di susun pada waktu-waktu tertentu selama periode
yang akan datang ( perhatikan bab I ). Di maksudkan dengan laporan budget (budget
report) ialah laporan yang sistematis dan terperinci tentang realisasi pelaksanaan
budget, beserta analisis dan evaluasinya, dari waktu ke waktu selama periode yang
akan datang.

Dari pengertian tersebut dapat lah di ketahui bahwa laporan budget


menunjukan seberapa jauh apa yang di gariskan dalam budget telah dapat di
realisasikan dalam pelaksanaannya. Dengan kata lain, laporan budget menunjukan
analisis perbandingan antara angka angka yang tercantum dalam budget dan angka -
angka realisasi pelaksanaannya yang tercantum dalam catatan akuntansi. Analisis
perbandingan ini juga menunjukan apakah telah terjadi penyimpangan-
penyimpangan-penyimpangan antara budget dengan realisasi pelaksanaannya, apakah
penyimpangan itu bersifat positif ( menguntungkan) ataukah bersifat negatif
(merugikan) dan sekaligus menunjukkan pula faktor-faktor apa yang bahkan
terjadinya penyimpangan-penyimpangan itu.

Dengan di ketahuinya penyimpangan-penyimpangan beserta sebab-sebabnya


tersebut, dapatlah di nilai (evaluasi) apakah kegiatan pelaksanaan budget dapat
dikatakan "berhasil" ataukah" gagal" apakah "efisien" ataukah " tidak efisien".
Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi tersebut, pimpinan perusahaan dapat membuat
kebijakan tindak lanjut (follow up) untuk menghadapi periode berikutnya. Bilamana
penyimpangan- penyimpangan bersifat positif, maka kebijakan tindak lanjutnya agar
di arahkan supaya yang positif itu akan terulang kembali pada periode-periode
berikutnya. Sebaliknya, bilamana penyimpangan-penyimpangan itu bersifat negatif ,

6
maka kebijakan tindak lanjutnya di arahkan untuk mencegah supaya yang negatif itu
tidak terulang lagi pada periode berikutnya.

2.2 Kegunaan Laporan Anggaran

Sebagaimana telah diuraikan di muka, laporan budget yang berisi tentang


analisis dan pelaksanaan budget, berguna bagi manajemen untuk menyusun kebijakan
tindak lanjut ( follow up) agar pada periode berikutnya perusahaan dapat berjalan
dengan baik.

2.3 Data dan Informasi untuk menyusun Laporan Anggaran

Adapun data dan informasi yang di perlukan untuk menyusun laporan budget adalah:

1. Seluruh budget yang telah di susun oleh perusahaan, khususnya budget-budget


tentang kegiatan perusahaan selama periode tertentu yang akan datang yang
bergabung dalam rugi/laba (operating budget). Oleh karena itu budget rugi/laba (
profit/ loss budget) mencakup dua sektor, yaitu sektor penghasilan dan sektor biaya,
maka secara garis besar laporan budget juga mencakup laporan di kedua sektor
tersebut.

2. Semua catatan akuntasi tentang pelaksanaan budget-budget yang bersangkutan,


baik di sektor penghasilan maupun sektor biaya.sebagai ilustrasi berikut beberapa
contoh laporan budget, sehingga dapat memberikan gambaran yang lebih jelas.

2.4 Tentang Laporan Budget Penjualan

Dari budget yang telah di susun, perseroan batas "charisma" dapat mengetahui
target penjualan pada bulan Januari 2008 untuk produk "Titan" di daerah pemasaran
Jawa barat di tetap sebanyak 35.000 botol dan jual harga perbotol 4.000 dengan
demikian jumlah penjualan selama satu bulan sebesar 35.000 × 4.000 =140.000.000 .

Pada akhir bulan Januari 2008 (31 Januari 2008) , dari catatan akuntansi
perseroan terbatas"charisma" dapat mengetahui bahwa realisasi penjualan produk

7
"Titan" di daerah pemasaran Jawa barat selama satu bulan adalah sebanyak 37.200
botol dengan harga di jual per botol Rp 3.800,00 dengan demikian jumlah penjualan
yang di realisasikan selama bukan tersebut sebesar = 37.200 × 3.800,00 =
141.360.000,00

Dengan membandingkan antara budget penjualan dengan realisasi penjualan


tersebut, dapatlah di ketahui bahwa tdlah terjadi penyimpangan yang berupa kenaikan
penjualan sebesar = 141.360.000,00 - 140. 000.000,00 = 1.360.000,00

Adapun penyimpangan sebesar Rp 1.360.000,00 di sebabkan karena :

a. Penyimpangan kuantitas (quantitu variance), yaitu penyimpangan yang telah terjadi


atas jumlah satuan produk "Titan" yang di rencanakan dalam budget penjualan
sebanyak 35.000 botol, sedangkan realisasi penjualannya sebanyak 37.200 botol -
35.000 = 2.200 botol. Penyimpangan (kenaikan) sebanyak 2.200 botol ini di nilai
dengan harga jual menurut budget. Penjualan, sehingga jumlah penyimpangan
kuantitas (quantitu variance ) adalah sebesar = 2.200 × 4.000,00 = 800.000,00.

Secara matematis, penyimpangan kuantitas ini dapat di formulasikan dalam bentuk


rumus, sebagai berikut:

PK= (KR-KB) ×HB

PK= penyimpangan kuantitas .

KR= kuantitas realisasi

KB= kuantitas budget

HB= harga jual (per satuan ) budget.

b. Penyimpangan harga jual ( price variance), yaitu penyimpangan yang telah terjadi
karena atas harga jual per satuan produk "Titan" dari yang di rencanakan dalam
budget penjualan sebesar Rp 4.000,00 per botol , sedangkan realisasi harga jualnya
sebesar Rp 3.800,00 per botol. Atau dengan kata lain telah terjadi penurunan harga

8
jual perbotol sebesar = Rp 4.000,00 - Rp 3.800,00 = Rp 200,00 per botol.
Penyimpangan ( penurunan) harga jual sebesar Rp 200,00 per botol ini di kaitkan
dengan realisasi jumlah satuan produk "Titan" yang terjual sebanyak 37.200 botol,
sehingga jumlah penyimpangan harga jual ini dapat di formulasikan dalam bentuk
rumus, sebagai berikut :

PH=(HR-HB) ×KR

PH = penyimpangan harga jual (per satuan)

HR =harga jual (per satuan) realisasj

HB = harga jual (per satuan ) budget

KR = kuantitas realisasi.

Dari analisis serta penghitungan di muka dapatlah di simpulkan bahwa


penyimpangan kuantitas telah mengakibatkan terjadinya kenaikan penjualan sebesar
Rp 8.800.000,00 dan penyimpangan harga jual telah mengakibatkan terjadinya
penurunan penjualan sebesar Rp 7.440.000,00 dengan demikian jumlah
penyimpangan (total variance) yang terjadi selama bulan januari 2008 adalah sebesar
= Rp 8.800.000,00 - Rp 7. 440.000,00 = Rp 1.360.000,00.

Berdasarkan data-data dan perhitungan tersebut, maka pada tanggal 31 Januari


2008 perseroan terbatas "charisma" dapat menyusun laporan budget tentang penjualan
di daerah pemasaran Jawa barat sebagai berikut:

(A) Data :

keterangan budget Realisasi

Satuan penjualan 35.000 botol 37. 200 botol

Harga jual /satuan Rp 4.000,00 Rp 3.800,00

9
Jumlah penjualan Rp 140.000.000,00 Rp 141. 360.000,00

(B) Analisis Data

Terjadinya penyimpangan (kenaikan) jumlah penjumlahan sebesar = Rp


141.360.000,00 - Rp 140.000.000,00 = Rp 1.360.000 penyimpangan di sebabkan oleh
karena :

a. Penyimpangan kuantitas = (KR -KB) ×HB

= (37.200 ×35.000) × 4.000,00

= Rp 8.800.000,00 (naik)

b. Penyimpangan harga jual = (HR- HB) ×KR

= (3.800,00 - 4.000,00) × 37.200

= Rp 7. 440.000,00 (turun)

(C) rekapitulasi :

a. Penyimpangan kuantitas = Rp 8.800.000,00 (naik)

b. Penyimpangan harga jual= Rp 7.400.000,00 ( turun)

Jumlah = Rp 1.360.000,00 ( naik)

(D) kesimpulan:

a. Telah terjadi penyimpangan kuantitas sebanyak 2.200 botol senilai


Rp8.800.000,00. Penyimpangan ini menunjukan kinerja yang bagus dari karyawan
bagian pemasaran perusahaan,karena telah mampu memasarkan melebihi jumlah
yang di targetkan di dalam budget pejualan.

10
b. Telah terjadi penyimpangan harga jual sebesar Rp 200,00 per botol yang lebih
rendah daripada yang ditargetkan dibdalam budget penjualan, sehingga menurunkan
jumlah penjualan sebesar Rp 7.440.000,00. Namun karena harga jual per botol di
tentukan oleh mekanisme pasar (penawaran dan permintaan), maka penurunan harga
jual per botol inibtidak spaat dibjadikan sebagai ukuran bagi kinerja karyawan bagian
pemasaran perusahaan. Penurunan harga jual perbotol hanya dapat memberi tanda
bahwa keadaan perekonomian negara sudah semakin membaik,sehingga terjadi
kecenderungan harga barang di pasar mulai menurun.

Dari laporan budget penjualan tersebut nampak bahwa jika di pandang dari
sudut kuantitas, ternyata realisasi penjualan telah menyimpang secara positif atau
menguntungkan, karena telah meningkatkan penjualan sebesar Rp 8.800.000,00?
Tentunya pimpinan (manajemen) perusahaan segera mengadakan penelitian tentang
faktor faktor yang menyebabkan keberhasilan tersebut, terutama yang berkaitan
dengan kegiatan pemasaran yang di lakukan oleh bagian pemasaran. Banyak
sedikitnya jumlah satuan yang terjual sangat di tentukan oleh aktivitas karyawan
bagian pemasaran. Dengan demikian, positif atau negatif nya kuantitas mencerminkan
kinerja dari karyawan tersebut. Dengan di ketahuinya faktor-faktor penyebab
terjadinya penyimpangan, maka dapat di susun kebijakan tindak lanjut yang bertujuan
untuk mempertahankan aktivitas bagian pemasaran yang bagus tersebut, agar pada
bulan berikutnya penyimpangan positif itu bisa terulang kembali.

Dari laporan budget penjualan tersebut nampak pula bahwa jika di pandang
dari sudut harga jual perbotol, ternyata realisasi penjualan telah menyimpang secara
negatif atau merugikan karena telah menurunkan penjualan sebesar Rp 7.440.000,00.
Namum demikian penyimpangan harga jual ini lebih banyak di sebab kan oleh faktor-
faktor yang bersifat eksternal ( di luar perusahaan) seperti Misalnya faktor-faktor
penawaran, permintaan persaingan, daya beli masyarakat, dan juga kodisi
perekonomian negara pada umumnya. Faktor-faktor eksternal semacam ini bersifat
tak terkendali, yaitu faktor yang tidak dapat di pengaruhi atau di kendalikan sama

11
sekali oleh pimpinan perusahaan. Dengan demikian, positif atau negatif nya
penyimpangan harga jual tidak mencerminkan kinerja dari karyawan bagian
pemasaran. Penyimpangan harga jual hanya memberikan informasi kepada pimpinan
perusahaan tentang kondisi eksternal. Dengan demikian kebijakan tindak lanjut yang
di ambil akan lebih banyak di tunjukan ke arah bagaimana perusahaan bisa
menyesuaikan diri dengan perkembangan (perubahan) lingkungan eksternal nya.

Dengan cara yang sama Perseroan terbatas "charisma" dapat menyusun laporan
budget penjualan untuk produk "Titan" maupun produk "Adiva" di semua daerah
pemasaran dari bulan ke bulan selama tahun 2008 yang akan datang .

2.5 Tentang Laporan budget biaya bahan mentah :

Dari budget unit yang akan di produksi kan , budget unit kebutuhan bahan mentah,
budget pembelian bahan mentah, dan budget biaya bahan mentah, perseroan terbatas
"charisma" dapat mengetahui bahwa target satuan yang akan di produksi kan pada
bulan Januari 2008 sebanyak 120.000 botol produk "Titan" dengan standar pemakaian
bahan mentah jenis (P) sebanyak 1,8 kg per botol. Dengan demikian jumlah
pemakaian bahan mentah jenis (P) yang di rencanakan adalah sebanyak = 120.000
×1,8 kg = 216.000 kg. Harga beli di perkirakan sebesae Rp 20,00 per kg. Sehingga
jumbllah biaya bahan mentah selama bulan Januari 2008 di rencanakan sebesar =
216.000 × Rp 20,00 = Rp 4.320.000,00.

Pada bulan Januari 2008 (31 Januari 2008), dari catatan akuntasi nya Perseroan
terbatas "charisma" dapat mengetahui bahwa realisasi produk "titan" selama bulan
tersebut adalah sebanyak 124.000 botol, dengan menggunakan bahan mentah jenis (P)
sebanyak 235.600 kg. Harga beli sebesar Rp 18,00 per kilo gram, sehingga realisasi
jumlah biaya bahan mentah sebesar = 235.600 × 18,00 = 4.240.800,00.

Dengan membandingkan antara biaya budget biaya bahan mentah jenis (p) dengan
realisasi bahan mentah jenis (P) tersebut, dapat lah di ketahui bahwa telah terjadinya

12
penyimpangan yang berupa penurunan biaya sebesar = 4.320.000,00 - Rp
4.240.800,00 = 79.200.000,00.

Adapun penyimpangan sebesar Rp 79.200.000,00 ini disebabkan karena :

a. penyimpangan kuantitas ( quantity variance), gitu penyimpangan yang telah


terjadi atas pemakaian jumlah satuan bahan mentah jenis (P) dari yang di
rencanakan dalam budget biaya bahan mentah sebanyak 216.000 kg,
sedangkan realisasi pemakaian sebanyak 235.600 kg . Atau dengan kata lain
telah terjadi kenaikan satuan bahan yang di pakai sebanyak = 235.600 kg-
216.000 kg = 19.600 kg.
Sebagian dari kenaikan pemakaian bahan mentah jenis (p) sebanyak 19.600 kg
tersebut di sebabkan karena memang ada peningkatan jumlah produk "Titan"
dari sebanyak 120.000 botol yang di rencanaka, menjadi sebanyak 124 botol
yang di realisasikan. Ini berarti bahwa telah terjadi peningkatan jumlah
produksi produk "Titan" sebanyak 124.000-120.000 = 4000 botol. Dengan
standar pemakaian bahan mentah jenis (P) sebanyak 1,8 kg per botol, maka
kenaikan jumlah produksi tersebut secara wajar tentu akan menaikan
pemakaian bahan mentah jenis (P) sebanyak = 4.000 ×1,8 =7.200 kg. Atau
dengan kata lain, untuk realisasi produksi sebanyak 124.000 botol produk
"Titan" ,secara wajar di butuhkan bahan mentah jenis (p) sebanyak = 216.000
+7.200= 223.200 kg (atau =124.000 × 1,8= 232.200 kg).
Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa kenaikan (penyimpangan)
pemakaian bahan mentah jenis (P) sebanyak 19.600 kg tersebut, yang
sebanyak 7.200 kg merupakan kenaikan secara wajar karena realisasi produk
"Titan" yang di hasilkan bertambah dg 4.000 botol dari yang di rencanakan
sedangkan sia nya sebanyak = 19.600 - 7.200 = 12.400 kg, merupakan
penyimpangan yang tidak wajar. Penyimpangan yang tidak wajar ini
menunjukan bahwa selama bulan Januari 2008 telah terjadinya pemborosan

13
penggunaan barang bahan mentah (P) yang di lakukan oleh karyawan di
bagian produksi sebanyak 12.400 kg.
Atas dasar analisis tersebut ,maka kenaikan pemakaian bahan mentah sejenis
(P) sebanyak 19.600 kg tersebut dapat di pisahkan menjadi dua macam
penyimpangan kuantitas yaitu:

1). Penyimpangan kuantitas ( quantity variance), yg ang merupakan penyimpangan


kuantitas pemakaian barang bahan mentah jenis (P) yang secara wajar sebanyak 7.200
kg karena memang realisasi produk mengalami peningkatan sebanyak 4.000 botol.
Penyimpangan sebanyak 7.200 kg ini di nilai dg harga beli menurut budget pembelian
bahan mentah, sehingga jumlah penyimpangan kuantitas adlaah sebesar =7.200 ×
20,00 = 144.000,00.

Secara matematis penyimpangan kuantitas ini dapat di formulasikan dalam bentuk


rumus, sebagai berikut :

PK= (SRS- KB) ×HB

keterangan:

PK= Penyimpangan kuantitas

SRS = satuan realisasi produksi, dengan standar psmKIn bahan mentah.

KB= Kualitas budget

HB= harga beli (per satuan budget).

2) Penyimpangan efisiensi, yang merupakan penyimpangan kuantitas pemakaian


bahan mentah jenis (P) secara tidak wajar sebanyak 12.400 kg, yang merupakan
pemborosan penggunaan barang bahan mentah jenis (P) pemborosan sebanyak 12.400
kg dinilai dg harga beli menurut budget pembelian bahan mentah, sehingga jumlah
penyimpangan efesiensi adlaah sebesar = 12.400 × 20,00 = 248.000,00.

14
Secara matematis, penyimpangan efesiensi ini dapat di formulasikan dalam bentuk
rumus sebagai berikut :

PE=(KR-SRS) × HB

PE = penyimpangan efesiensi

KR= kuantitas realisasi

SRS= satuan realisasi produksi, dengan standar pemakaian bahan mentah

HB= harga beli (per satuan ) budget.

b. Penyimpangan harga beli (price variance), yaitu penyimpangan yang telah terjadi
atas harga beli persatuan bahan mentah jenis (P) dari yang di rencanakan dalam
budget pembelian barang bahan mentah sebesar Rp 20,00 kg , sedangkan realisasi
harga jualnya sebesar Rp 18,00 kg . Atau dengan kata lain telah terjadi penurunan
harga beli sebesar = 20,00-18,00 = 2,00 kg . Penyimpangan harga beli sebesar Rp
2,00 kg ini di kaitkan dg realisasi jumlah satuan bahan mentah jenis (P) yang di pakai
untuk produksi, yaitu sebanyak 235.600 kg sehingga jumlah penyimpangan harga beli
adalah sebesar = Rp 2,00 × 235.600 = 471.200,00.

Secara matematis, penyimpangan harga beli ini dapat di rumuskan sebagai berikut :

PH =(HR-HB) = KR

PH = penyimpangan harga jual (per satuan)

HR = harga beli ( per satuan) realisasi

HB = harga beli ( per satuan) budget

KR = kuantitas realisasi.

Dari analisis serta perhitungan di muka dapatlah di simpulkan bahwa


penyimpangan kuantitas telah mengakibatkan terjadinya peningkatan (kenaikan)

15
biaya bahan mentah jenis (P) sebesar Rp 144.000,00 penyimpangan efesiensi ini telah
mengakibatkan terjadinya peningkatan kenaikan bahan mentah sebesar Rp
148.000,00 dan penyimpangan harga beli telah di akibatkan terjadinya penurunan
biaya bahan mentah jenis (P) sebesar Rp 471. 200,00 dg demikian jumlah
penyimpangan (total variance) yang terjadi selama bulan Januari 2008 adalah sebesar
= ( Rp 144.000,00 + 148.000,00) - Rp 471.200,00 = 79.200,00 (turun).

Berdasarkan data dan perhitungan- perhitungan tersebut, maka pada tanggal


31 Januari 2008 perseroan terbatas "charisma" dapat menyusun laporan budget biaya
bahan mentah jenis (P) sebagai berikut:

Perseroan Terbatas “Charisma”


Laporan Budget Biaya Bahan Mentah Jenis (P)
31 Januari 2008
(A). Data :

Keterangan Budget Realisasi

Satuan produksi 120.000 botol 124.000 botol

Pemakaian bahan 216.000 kg 235.600 kg

Harga beli/satuan Rp 20,00 Rp 18,00

Jumlah Biaya Rp 4.320.000,00 Rp 4.240.800,00

Catatan: Standar Pemakaian Bahan Jenis (P) = 1,8 kg/botol

(B). Analisis Data :

Terjadi penyimpangan (penurunan) jumlah Biaya Bahan Mentah Jenis (P)


sebesar = Rp 4.320.000,00 – Rp 4.240.800,00 = Rp 79.200,00. Penyimpangan
disebabkan oleh karena :

a. Penyimpangan Kuantitas = (SRS - KB) x HB

16
= (223.200 – 216.000) x Rp 20,00

= Rp 144.000,00 (naik).

b. Penyimpangan Efisiensi = (KR - SRS) x HB

= (235.600 – 223.200) x Rp 20,00

= Rp 248.000,00 (naik).

c. Penyimpangan Harga Beli = (HR - HB) x KR

= (18,00 – 20,00) x 235.600

= Rp 471.200,00 (turun).

(C). Rekapitulasi :

a. Penyimpangan Kuantitas = Rp 144.000,00 (naik)

b. Penyimpangan Efisiensi = Rp 248.000,00 (naik)

c. Penyimpangan Harga Beli = Rp 471.200,00 (turun)

Jumlah Penyimpangan = Rp 79.200,00 (turun)

(D). Kesimpulan :

a. Telah terjadi penyimpangan kuantitas pemakaian Bahan Mentah Jenis (P)


sebanyak 7.200 kg dengan nilai sebesar Rp 144.000,00. Penyimpangan ini
merupakan penyimpangan yang wajar dan memang harus terjadi, sebagai
akibat terjadinya peningkatan jumlah realisasi produksi jika dibandingkan
dengan rencana produksinya.

b. Telah terjadi penyimpangan efisiensi pemakaian Bahan Mentah Jenis (P)


sebanyak 12.400 kg dengan nilai sebesar Rp 248.000,00. Penyimpangan ini

17
menunjukan kinerja yang buruk dari karyawan Bagian Produksi perusahaan,
karena telah memboroskan pemakaian Bahan Mentah Jenis (P).

c. Telah terjadi pemyimpangan harga beli sebesar Rp 20,00/kg yang lebih rendah
daripada yang ditargetkan didalam Budget Pembelian Bahan Mentah,
sehingga menurunkan jumlah Biaya Bahan Mentah Jenis (P) sebesar Rp
471.200,00.

2.6 Tentang Laporan Budget Upah Tenaga Kerja Langsung :

Dari budget unit yang akan diproduksikan dan budget upah tenaga kerja
langsung, Perseroan Terbatas “Charisma” dapat mengetahui bahwa target satuan yang
akan diproduksikan pada bulan Januari 2008 sebanyak 120.000 botol Produk “Titan”
dengan standar waktu selama 0,2 jam/botol. Dengan demikian jumlah pemakaian jam
kerja tenaga langsung yang direncanakan adalah sebanyak = 120.000 x 0,2 jam =
24.000 jam. Rata-rata upah diterapkan sebesar Rp 295,20/jam, sehingga jumlah upah
tenaga kerja langsung selama bulan Januari 2008 direncanakan sebesar = 24.000 x Rp
295,20 = Rp 7.084.800,00.

Pada akhir Januari 2008 dari catatan akutansi perseroan terbatas “Charisma”
dapat mengetahui bahwa realisasi produksi produk “Titan” selama bulan tersebut
adalah sebanyak 124.000 botol, dengan menggunakan jam kerja tenaga kerja
langsung sebanyak 22.320 jam. Rata-rata upah sebesar Rp 290,50/jam, sehingga
realisasi jumlah upah tenaga kerja langsung sebesar = 22.320 x Rp 290,50 = Rp
6.483.960,00.

Dengan membandingkan antara budget upah tenaga kerja langsung dengan


realisasi upah tenaga kerja langsung tersebut dapatlah diketahui telah terjadi
penyimpangan yang berupa penurunan upah sebesar = Rp 7.084.800,00 – Rp
6.483.960,00 = Rp 600.840,00.

Adapun penyimpangan sebesar Rp 600.840,00 disebabkan karena :

18
a. Penyimpangan kuantitas, yaitu penyimpangan yang telah terjadi atas
pemakaian jumlah jam kerja tenaga kerja langsung dari yang direncanakan
dalam budget upah tenaga kerja langsung sebanyak 24.000 jam, sedangkan
realisasi pemakaiannya sebanyak 22.320 jam. Atau dengan perkataan lain,
telah terjadi pengurangan jumlah pemakaian jam kerja sebanyak 24.000 –
22.320 = 1.680 jam.

Dipisahkan menjadi dua macam penyimpangan kuantitas, yaitu :

1. Penyimpangan Kuantitas

Secara matematis, diformulasikan dalam bentuk rumus sbb :

PK = (SRS – KB) x TB

Keterangan :

PK = Penyimpangan Kuantitas

SRS = Satuan Realisasi produksi, dengan standar waktu

KB = Kuantitas budget

TB = Tarip upah per jam Budget

2. Penyimpangan Efisiensi

Secara matematis, dapat diformulasikan dalam rumus sbb :

PE = (KR – SRS) x TB

Keterangan :

PE = Penyimpangan efisiensi

KR = Kuantitas Realisasi

SRS = Satuan Realisasi produksi, dengan standar waktu

19
TB = Tarip upah per jam Budget

b. Penyimpangan Tarif upah, yaitu penyimpangan yang telah terjadi atas tarip
upah/jam kerja tenaga kerja langsung dari yang direncanakan dalam budget
upah tenaga kerja langsung sebesar Rp 295,20/jam, sedangkan realisasi rata-
rata upah sebesar Rp 290,50/jam. Dengan perkataan lain, telah terjadi
penurunan rata-rata upah/jam sebesar = Rp 295,20 – Rp 290,50 = Rp
4,70/jam.

Secara matematis, penyimpangan rata-rata upah per jam ini diformulasikan


dalam bentuk rumus :

PT = (TR – TB) x KR

Keterangan :

PT = Penyimpangan Tarip (rata-rata) upah per jam

TR = Tarip (rata-rata) upah per jam Realisasi

TB = Tarip (rata-rata) upah per jsm Budget

KR = Kuantitas Realisasi

Perseroan Terbatas “Charisma”


Laporan Budget Upah Tenaga Kerja Langsung
31 Januari 2008
(A). Data :
Satuan Produk Budget Realisasi

Satuan produksi 120.00 botol 124.000 botol

Pemakaian waktu 24.000 jam 22.320 jam

Rata-rata upah Rp 295,20/jam Rp 290,50/jam

20
Jumlah Biaya Rp 7.084.800,00 Rp 6.483.960,00

Catatan : standar waktu = 0,2jam/botol.

(B). Analisis data :

Terjadi penyimpangan (penurunan) jumlah Upah Tenaga Kerja Langsung


sebesar = Rp 7.084.800,00 – Rp 6.483.960,00 = Rp 600.840,00. Penyimpangan ini
disebabkan oleh :

a. Penyimpangan Kuantitas = (SRS – KB) x TB

= (24.800 – 24.000) x Rp 295,20

= Rp 236.160,00 (naik)

b. Penyimpangan efisiensi = (KR – SRS) x TB

= (22.320 – 24.800) x Rp 295,20

= Rp 732.096,00 (naik)

c. Penyimpangan tarip harga = (TR – TB) x KR

= (290,50 – 295,20) x 22.320

= Rp 104.904,00 (turun)

(C). Rekapitulasi :

a. Penyimpangan Kuantitas = Rp 236.160,00 (naik)

b. Penyimpangan Efisiensi = Rp 732.096,00 (naik)

c. Penyimpangan Harga Beli = Rp 104.904,00 (turun)

Jumlah Penyimpangan = Rp 600.840,00 (turun)

(D). Kesimpulan :

21
a. Telah terjadi penyimpangan kuantitas pemakaian jam kerja tenaga kerja
langsung sebanyak 800 jam dengan nilai sebesar Rp 236.160,00.
Penyimpangan ini merupakan penyimpangan yang wajar dan memang harus
terjadi, sebagai akibat terjadinya peningkatan jumlah realisasi produksi jika
dibandingkan dengan rencana produksinya.

b. Telah terjadi penyimpangan efisiensi pemakaian jam kerja tenaga kerja


langsung sebanyak 2.480 jam dengan nilai sebesar Rp 732.096,00.
Penyimpangan ini menunjukan kinerja yang baik dari karyawan Bagian
Produksi perusahaan, karena telah menghemat pemakaian jam tenaga kerja
langsung.

c. Telah terjadi pemyimpangan tarip upah sebesar Rp 4,70 jam yang lebih
rendah daripada yang ditargetkan didalam Budget Upah Tenaga Kerja
Langsung, sehingga menurunkan jumlah Upah Tenaga Kerja Langsung
sebesar Rp 104.904,00.

Dengan cara yang sama Perseroan Terbatas “Charisma” dapat menyusun Laporan
Budget Upah tenaga kerja langsung untuk produk “Titan” dan produk “Adiva” dari
bulan ke bulan selama tahun 2008 yang akan datang.

22
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari ketiga contoh ilustrasi Laporan Budget dimuka dapatlah disimpulkan
bahwa untuk Laporan Budget yang berkaitan dengan sektor penghasilan (Budget
penjualan) maka penyimpangan yang terjadinya disebabkan oleh dua faktor yaitu :
1. Penyimpangan Kuantitas (quantity variance)
2. Penyimpangan Harga Jual (price variance)
Sedangkan Laporan Budget yang berkaitan dengan sektor biaya (bahan
mentah, upah tenaga kerja langsung berbagai biaya pabrik tidak langsung, bebagai
biaya administrasi dan berbagai biaya pemasaran), penyimpangan yang terjadi
disebabkan oleh tiga faktor yaitu :
1. Penyimpangan Kuantitas (quantity variance)
2. Penyimpangan Efisiensi (efficiency variance)
3. Penyimpangan Harga Beli atau Tarip Upah (price/rate variance).

B. SARAN
Kami membuat makalah ini untuk pembelajaran bersama. Kami mengambil
dari berbagai sumber, jadi apabila pembaca menemukan kesalahan dan
kekurangan, maka kami sarankan untuk mencari referensi yang lebih baik.
Apabila pembaca merasa ada kekurangan dapat membaca buku yang menjadi
referensi secara lengkap.

23
DAFTAR PUSTAKA

Dra. Any Agus Kana, MM. 2002. Anggaran Perusahaan: Pembahasan Teori Disertai
Soal Jawab. A.K. Group dan Indra Buana; Yogyakarta.

M. Nafarin. 2004. Penganggaran Perusahaan Edisi Revisi. Jakarta: Salemba Empat

Titiek Ambarwati dan M. Jihadi. 2003. Anggaran Perusahaan, Edisi Pertama.

UMM Press; Malang.

Haruman, Tendi & Rahayu, Sri. 2007. Penyusunan Anggaran Perusahaan, Edisi
Kedua. Graha Ilmu: Yogyakarta.

24

Anda mungkin juga menyukai