LAPORAN ANGGARAN
DISUSUN OLEH :
Puji Syukur penulis ucapkan kepada Allah Swt. yang telah memberikan
kemampuan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Laporan Anggaran”. Penulis menyadari bahwa penyelesaian makalah
ini tidak terlepas dari motivasi dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu, terima
kasih penulis ucapkan kepada:
1. Drs. Gani Haryana, M.Pd.,M.Si selaku dosen pembimbing mata kuliah
Anggaran Belanja Koperasi.
2. Kepada teman-teman seangkatan yang bersedia membantu dan memberikan
masukan yang bersifat membangun demi penyelesaian dan kesempurnaan
makalah ini.
Semoga kebaikan yang telah mereka berikan dibalas oleh Allah Swt. Penulis
telah berusaha menyelesaikan makalah ini sesuai dengan ilmu dan pengetahuan
yang penulis peroleh. Penulis berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua terutama dalam kemajuan dunia pendidikan,.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik
dari segi sistematika penulisan maupun dari segi penyajian. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun sangat penulis harapkan dari pembaca.Atas perhatian,
saran, dan kritikan dari pembaca penulis ucapkan terima kasih.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
4
3. Apa saja bentuk-bentuk laporan anggaran?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Dapat mengetahui pengertian laporan anggaran
2. Dapat mengetahui kegunaan laporan anggaran
3. Dapat mengetahui bentuk-bentuk laporan anggaran
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
maka kebijakan tindak lanjutnya di arahkan untuk mencegah supaya yang negatif itu
tidak terulang lagi pada periode berikutnya.
Adapun data dan informasi yang di perlukan untuk menyusun laporan budget adalah:
Dari budget yang telah di susun, perseroan batas "charisma" dapat mengetahui
target penjualan pada bulan Januari 2008 untuk produk "Titan" di daerah pemasaran
Jawa barat di tetap sebanyak 35.000 botol dan jual harga perbotol 4.000 dengan
demikian jumlah penjualan selama satu bulan sebesar 35.000 × 4.000 =140.000.000 .
Pada akhir bulan Januari 2008 (31 Januari 2008) , dari catatan akuntansi
perseroan terbatas"charisma" dapat mengetahui bahwa realisasi penjualan produk
7
"Titan" di daerah pemasaran Jawa barat selama satu bulan adalah sebanyak 37.200
botol dengan harga di jual per botol Rp 3.800,00 dengan demikian jumlah penjualan
yang di realisasikan selama bukan tersebut sebesar = 37.200 × 3.800,00 =
141.360.000,00
b. Penyimpangan harga jual ( price variance), yaitu penyimpangan yang telah terjadi
karena atas harga jual per satuan produk "Titan" dari yang di rencanakan dalam
budget penjualan sebesar Rp 4.000,00 per botol , sedangkan realisasi harga jualnya
sebesar Rp 3.800,00 per botol. Atau dengan kata lain telah terjadi penurunan harga
8
jual perbotol sebesar = Rp 4.000,00 - Rp 3.800,00 = Rp 200,00 per botol.
Penyimpangan ( penurunan) harga jual sebesar Rp 200,00 per botol ini di kaitkan
dengan realisasi jumlah satuan produk "Titan" yang terjual sebanyak 37.200 botol,
sehingga jumlah penyimpangan harga jual ini dapat di formulasikan dalam bentuk
rumus, sebagai berikut :
PH=(HR-HB) ×KR
KR = kuantitas realisasi.
(A) Data :
9
Jumlah penjualan Rp 140.000.000,00 Rp 141. 360.000,00
= Rp 8.800.000,00 (naik)
= Rp 7. 440.000,00 (turun)
(C) rekapitulasi :
(D) kesimpulan:
10
b. Telah terjadi penyimpangan harga jual sebesar Rp 200,00 per botol yang lebih
rendah daripada yang ditargetkan dibdalam budget penjualan, sehingga menurunkan
jumlah penjualan sebesar Rp 7.440.000,00. Namun karena harga jual per botol di
tentukan oleh mekanisme pasar (penawaran dan permintaan), maka penurunan harga
jual per botol inibtidak spaat dibjadikan sebagai ukuran bagi kinerja karyawan bagian
pemasaran perusahaan. Penurunan harga jual perbotol hanya dapat memberi tanda
bahwa keadaan perekonomian negara sudah semakin membaik,sehingga terjadi
kecenderungan harga barang di pasar mulai menurun.
Dari laporan budget penjualan tersebut nampak bahwa jika di pandang dari
sudut kuantitas, ternyata realisasi penjualan telah menyimpang secara positif atau
menguntungkan, karena telah meningkatkan penjualan sebesar Rp 8.800.000,00?
Tentunya pimpinan (manajemen) perusahaan segera mengadakan penelitian tentang
faktor faktor yang menyebabkan keberhasilan tersebut, terutama yang berkaitan
dengan kegiatan pemasaran yang di lakukan oleh bagian pemasaran. Banyak
sedikitnya jumlah satuan yang terjual sangat di tentukan oleh aktivitas karyawan
bagian pemasaran. Dengan demikian, positif atau negatif nya kuantitas mencerminkan
kinerja dari karyawan tersebut. Dengan di ketahuinya faktor-faktor penyebab
terjadinya penyimpangan, maka dapat di susun kebijakan tindak lanjut yang bertujuan
untuk mempertahankan aktivitas bagian pemasaran yang bagus tersebut, agar pada
bulan berikutnya penyimpangan positif itu bisa terulang kembali.
Dari laporan budget penjualan tersebut nampak pula bahwa jika di pandang
dari sudut harga jual perbotol, ternyata realisasi penjualan telah menyimpang secara
negatif atau merugikan karena telah menurunkan penjualan sebesar Rp 7.440.000,00.
Namum demikian penyimpangan harga jual ini lebih banyak di sebab kan oleh faktor-
faktor yang bersifat eksternal ( di luar perusahaan) seperti Misalnya faktor-faktor
penawaran, permintaan persaingan, daya beli masyarakat, dan juga kodisi
perekonomian negara pada umumnya. Faktor-faktor eksternal semacam ini bersifat
tak terkendali, yaitu faktor yang tidak dapat di pengaruhi atau di kendalikan sama
11
sekali oleh pimpinan perusahaan. Dengan demikian, positif atau negatif nya
penyimpangan harga jual tidak mencerminkan kinerja dari karyawan bagian
pemasaran. Penyimpangan harga jual hanya memberikan informasi kepada pimpinan
perusahaan tentang kondisi eksternal. Dengan demikian kebijakan tindak lanjut yang
di ambil akan lebih banyak di tunjukan ke arah bagaimana perusahaan bisa
menyesuaikan diri dengan perkembangan (perubahan) lingkungan eksternal nya.
Dengan cara yang sama Perseroan terbatas "charisma" dapat menyusun laporan
budget penjualan untuk produk "Titan" maupun produk "Adiva" di semua daerah
pemasaran dari bulan ke bulan selama tahun 2008 yang akan datang .
Dari budget unit yang akan di produksi kan , budget unit kebutuhan bahan mentah,
budget pembelian bahan mentah, dan budget biaya bahan mentah, perseroan terbatas
"charisma" dapat mengetahui bahwa target satuan yang akan di produksi kan pada
bulan Januari 2008 sebanyak 120.000 botol produk "Titan" dengan standar pemakaian
bahan mentah jenis (P) sebanyak 1,8 kg per botol. Dengan demikian jumlah
pemakaian bahan mentah jenis (P) yang di rencanakan adalah sebanyak = 120.000
×1,8 kg = 216.000 kg. Harga beli di perkirakan sebesae Rp 20,00 per kg. Sehingga
jumbllah biaya bahan mentah selama bulan Januari 2008 di rencanakan sebesar =
216.000 × Rp 20,00 = Rp 4.320.000,00.
Pada bulan Januari 2008 (31 Januari 2008), dari catatan akuntasi nya Perseroan
terbatas "charisma" dapat mengetahui bahwa realisasi produk "titan" selama bulan
tersebut adalah sebanyak 124.000 botol, dengan menggunakan bahan mentah jenis (P)
sebanyak 235.600 kg. Harga beli sebesar Rp 18,00 per kilo gram, sehingga realisasi
jumlah biaya bahan mentah sebesar = 235.600 × 18,00 = 4.240.800,00.
Dengan membandingkan antara biaya budget biaya bahan mentah jenis (p) dengan
realisasi bahan mentah jenis (P) tersebut, dapat lah di ketahui bahwa telah terjadinya
12
penyimpangan yang berupa penurunan biaya sebesar = 4.320.000,00 - Rp
4.240.800,00 = 79.200.000,00.
13
penggunaan barang bahan mentah (P) yang di lakukan oleh karyawan di
bagian produksi sebanyak 12.400 kg.
Atas dasar analisis tersebut ,maka kenaikan pemakaian bahan mentah sejenis
(P) sebanyak 19.600 kg tersebut dapat di pisahkan menjadi dua macam
penyimpangan kuantitas yaitu:
keterangan:
14
Secara matematis, penyimpangan efesiensi ini dapat di formulasikan dalam bentuk
rumus sebagai berikut :
PE=(KR-SRS) × HB
PE = penyimpangan efesiensi
b. Penyimpangan harga beli (price variance), yaitu penyimpangan yang telah terjadi
atas harga beli persatuan bahan mentah jenis (P) dari yang di rencanakan dalam
budget pembelian barang bahan mentah sebesar Rp 20,00 kg , sedangkan realisasi
harga jualnya sebesar Rp 18,00 kg . Atau dengan kata lain telah terjadi penurunan
harga beli sebesar = 20,00-18,00 = 2,00 kg . Penyimpangan harga beli sebesar Rp
2,00 kg ini di kaitkan dg realisasi jumlah satuan bahan mentah jenis (P) yang di pakai
untuk produksi, yaitu sebanyak 235.600 kg sehingga jumlah penyimpangan harga beli
adalah sebesar = Rp 2,00 × 235.600 = 471.200,00.
Secara matematis, penyimpangan harga beli ini dapat di rumuskan sebagai berikut :
PH =(HR-HB) = KR
KR = kuantitas realisasi.
15
biaya bahan mentah jenis (P) sebesar Rp 144.000,00 penyimpangan efesiensi ini telah
mengakibatkan terjadinya peningkatan kenaikan bahan mentah sebesar Rp
148.000,00 dan penyimpangan harga beli telah di akibatkan terjadinya penurunan
biaya bahan mentah jenis (P) sebesar Rp 471. 200,00 dg demikian jumlah
penyimpangan (total variance) yang terjadi selama bulan Januari 2008 adalah sebesar
= ( Rp 144.000,00 + 148.000,00) - Rp 471.200,00 = 79.200,00 (turun).
16
= (223.200 – 216.000) x Rp 20,00
= Rp 144.000,00 (naik).
= Rp 248.000,00 (naik).
= Rp 471.200,00 (turun).
(C). Rekapitulasi :
(D). Kesimpulan :
17
menunjukan kinerja yang buruk dari karyawan Bagian Produksi perusahaan,
karena telah memboroskan pemakaian Bahan Mentah Jenis (P).
c. Telah terjadi pemyimpangan harga beli sebesar Rp 20,00/kg yang lebih rendah
daripada yang ditargetkan didalam Budget Pembelian Bahan Mentah,
sehingga menurunkan jumlah Biaya Bahan Mentah Jenis (P) sebesar Rp
471.200,00.
Dari budget unit yang akan diproduksikan dan budget upah tenaga kerja
langsung, Perseroan Terbatas “Charisma” dapat mengetahui bahwa target satuan yang
akan diproduksikan pada bulan Januari 2008 sebanyak 120.000 botol Produk “Titan”
dengan standar waktu selama 0,2 jam/botol. Dengan demikian jumlah pemakaian jam
kerja tenaga langsung yang direncanakan adalah sebanyak = 120.000 x 0,2 jam =
24.000 jam. Rata-rata upah diterapkan sebesar Rp 295,20/jam, sehingga jumlah upah
tenaga kerja langsung selama bulan Januari 2008 direncanakan sebesar = 24.000 x Rp
295,20 = Rp 7.084.800,00.
Pada akhir Januari 2008 dari catatan akutansi perseroan terbatas “Charisma”
dapat mengetahui bahwa realisasi produksi produk “Titan” selama bulan tersebut
adalah sebanyak 124.000 botol, dengan menggunakan jam kerja tenaga kerja
langsung sebanyak 22.320 jam. Rata-rata upah sebesar Rp 290,50/jam, sehingga
realisasi jumlah upah tenaga kerja langsung sebesar = 22.320 x Rp 290,50 = Rp
6.483.960,00.
18
a. Penyimpangan kuantitas, yaitu penyimpangan yang telah terjadi atas
pemakaian jumlah jam kerja tenaga kerja langsung dari yang direncanakan
dalam budget upah tenaga kerja langsung sebanyak 24.000 jam, sedangkan
realisasi pemakaiannya sebanyak 22.320 jam. Atau dengan perkataan lain,
telah terjadi pengurangan jumlah pemakaian jam kerja sebanyak 24.000 –
22.320 = 1.680 jam.
1. Penyimpangan Kuantitas
PK = (SRS – KB) x TB
Keterangan :
PK = Penyimpangan Kuantitas
KB = Kuantitas budget
2. Penyimpangan Efisiensi
PE = (KR – SRS) x TB
Keterangan :
PE = Penyimpangan efisiensi
KR = Kuantitas Realisasi
19
TB = Tarip upah per jam Budget
b. Penyimpangan Tarif upah, yaitu penyimpangan yang telah terjadi atas tarip
upah/jam kerja tenaga kerja langsung dari yang direncanakan dalam budget
upah tenaga kerja langsung sebesar Rp 295,20/jam, sedangkan realisasi rata-
rata upah sebesar Rp 290,50/jam. Dengan perkataan lain, telah terjadi
penurunan rata-rata upah/jam sebesar = Rp 295,20 – Rp 290,50 = Rp
4,70/jam.
PT = (TR – TB) x KR
Keterangan :
KR = Kuantitas Realisasi
20
Jumlah Biaya Rp 7.084.800,00 Rp 6.483.960,00
= Rp 236.160,00 (naik)
= Rp 732.096,00 (naik)
= Rp 104.904,00 (turun)
(C). Rekapitulasi :
(D). Kesimpulan :
21
a. Telah terjadi penyimpangan kuantitas pemakaian jam kerja tenaga kerja
langsung sebanyak 800 jam dengan nilai sebesar Rp 236.160,00.
Penyimpangan ini merupakan penyimpangan yang wajar dan memang harus
terjadi, sebagai akibat terjadinya peningkatan jumlah realisasi produksi jika
dibandingkan dengan rencana produksinya.
c. Telah terjadi pemyimpangan tarip upah sebesar Rp 4,70 jam yang lebih
rendah daripada yang ditargetkan didalam Budget Upah Tenaga Kerja
Langsung, sehingga menurunkan jumlah Upah Tenaga Kerja Langsung
sebesar Rp 104.904,00.
Dengan cara yang sama Perseroan Terbatas “Charisma” dapat menyusun Laporan
Budget Upah tenaga kerja langsung untuk produk “Titan” dan produk “Adiva” dari
bulan ke bulan selama tahun 2008 yang akan datang.
22
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari ketiga contoh ilustrasi Laporan Budget dimuka dapatlah disimpulkan
bahwa untuk Laporan Budget yang berkaitan dengan sektor penghasilan (Budget
penjualan) maka penyimpangan yang terjadinya disebabkan oleh dua faktor yaitu :
1. Penyimpangan Kuantitas (quantity variance)
2. Penyimpangan Harga Jual (price variance)
Sedangkan Laporan Budget yang berkaitan dengan sektor biaya (bahan
mentah, upah tenaga kerja langsung berbagai biaya pabrik tidak langsung, bebagai
biaya administrasi dan berbagai biaya pemasaran), penyimpangan yang terjadi
disebabkan oleh tiga faktor yaitu :
1. Penyimpangan Kuantitas (quantity variance)
2. Penyimpangan Efisiensi (efficiency variance)
3. Penyimpangan Harga Beli atau Tarip Upah (price/rate variance).
B. SARAN
Kami membuat makalah ini untuk pembelajaran bersama. Kami mengambil
dari berbagai sumber, jadi apabila pembaca menemukan kesalahan dan
kekurangan, maka kami sarankan untuk mencari referensi yang lebih baik.
Apabila pembaca merasa ada kekurangan dapat membaca buku yang menjadi
referensi secara lengkap.
23
DAFTAR PUSTAKA
Dra. Any Agus Kana, MM. 2002. Anggaran Perusahaan: Pembahasan Teori Disertai
Soal Jawab. A.K. Group dan Indra Buana; Yogyakarta.
Haruman, Tendi & Rahayu, Sri. 2007. Penyusunan Anggaran Perusahaan, Edisi
Kedua. Graha Ilmu: Yogyakarta.
24