Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seperti yang kita ketahui dari berbagai media, baik media cetak maupun elektronik
bahwa keadaan bumi saat ini sudah mengalami perubahan yang signifikan dari tahun
ke tahun. Perubahan itu ditunjukkan dengan iklim bumi yang seharusnya berubah
secara alami, tetapi karena keseimbangan alam terganggu akibat kegiatan manusia,
maka iklim sulit diprediksi. Kata iklim berasal dari kata Yunani kuno,Iklim yaitu
untuk menggambarkan “rata-rata cuaca” yang terjadi. Menurut Badan Meteorologi
Dunia, umunya iklim ditentukan dalam periode 30 tahun. Seorang ahli klimatologi
mengaku kesulitan memprediksi iklim bumi selama 30 tahun ke depan. Hal ini
dikarenakan karena iklim global selalu berubah-ubah.
Jutaan tahun yang lalu, sebagian wilayah dunia yang kini lebih hangat, dahulunya
merupakan wilayah yang tertutupi oleh es, dan beberapa abad terakhir ini, suhu rata-
rata telah naik turun secara musiman, sebagai akibat radiasi matahari dan akibat
letusan gunung berapi secara berkala. Namun, yang baru adalah bahwa perubahan
iklim yang ada saat ini dan yang akan datang disebabkan bukan hanya oleh peristiwa
alam melainkan lebih karena berbagai aktivitas manusia. Kemajuan pesat
pembangunan ekonomi kita memberikan dampak yang serius terhadap iklim dunia,
antara lain lewat pembakaran secara besar-besaran batu bara, minyak, dan kayu,
misalnya, serta penebangan hutan. Perubahan iklim telah menjadi masalah lama yang
tak kunjung teratasi di dunia ini. Meski telah banyak manusia yang mulai peduli dan
menyorotinya, namun ada beberapa yang tidak peduli bahkan tidak begitu paham
mengenai arti dan dampak dari perubahan iklim itu sendiri.
Perubahan iklim atau yang lebih popular dengan istilah climate
change mungkin bagi sebagian orang merupakan hal krusial yang sedang menjadi
buah bibir di dunia. Secara tidak langsung mau tidak mau kita harus menyumbangkan
kepedulian kita tentang tajuk rencana ini. Walaupun belum bisa memberikan suatu

1
sumbangan nyata yang besar, tapi dengan membaca artikel ini semoga pembaca dapat
lebih mengerti dan berpikir lalu selanjutnya bisa menjadi orang yang peduli terhadap
bumi kita tercinta yang sekarang sudah mulai rusak. Pada awalnya bumi dan alam ini
memang stabil, namun bumi selalu mengalami perubahan baik secara alami maupun
tidak. Tapi apakah yang kita rasakan sekarang? Jika mungkin masih ada yang belum
bisa merasakan bahwa bumi kita sedang sakit maka penulis akan berbagi cerita
melalui artikel ini.
Menurut penelitian para ahli dibidang ini, perubahan iklim yang kita alami sekarang
ini sudah berlangsung sejak abad ke-19. Cuaca sekarang sudah sangat sulit untuk
diprediksi. Dulu dengan mudah bagi kita untuk menentukan musim hujan yang
biasanya terjadi pada bulan Oktober-Februari. Tapi untuk akhir-akhir ini yang penulis
alami adalah prediksi seperti itu sudah tidaklah tepat lagi. Apakah pembaca merasa
bahwa udara sekarang sudah sangat panas dan musim kemarau pun lebih terasa
panjang. Tentunya kejadian seperti itu akan menimbulkan dampak di berbagai bidang
cotohnya kesehatan.
Apabila berbicara tentang perubahan cuaca maka sangat erat hubungannya dengan
global warming tentu saja karena yang penulis ketahui bahwa perubahan cuaca
diakibatkan oleh global warming. Global warming atau pemanasan global adalah
meningkatnya suhu rata-rata permukaan Bumi dan laut akibat peningkatan jumlah
emisi Gas Rumah Kaca (GRK) di atmosfer. Gas rumah kaca adalah faktor utama yang
menyebabkan pemanasan global ini terjadi. Selanjutnya adalah gas CO2 sisa
pembakaran, contohnya saja pembakaran yang tidak sempurna yang menghasilkan gas
CO2. Dan yang ketiga adalah efek dari gas metan yang banyak dihasilkan oleh
aktivitas persawahan, peternakan, dan pembuangan sampah. Dampak perubahan iklim
ini sangat berkaitan dengan kesehatan oleh karena itu kita tidak boleh menganggap
sepele hal ini.
Oleh karena itu kelompok kami mencoba membahas masalah-masalah diatas
dalam makalah ini. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan perubahan iklim,

2
penyebab perubahan iklim, dampak dari perubahan iklim tersebut, serta solusi yang
dapat dilakukan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang makalah tersebut, maka perumusan masalahnya
adalah sebagai berkut:
1. Bagaimana perubahan iklim bisa terjadi ?
2. Apa saja peristiwa alam yang menyangkut bencana alam dan fenomena yang
terjadi ?
3. Bagaimana dampak yang ditimbulkan dari perubahan iklim bagi lingkungan dan
kesehatan manusia ?
4. Bagimana usaha manusia dalam menghadapi perubahan iklim dan peristiwa alam
yang terjadi ?

1.3 Tujuan Penulisan Makalah


Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, penulisan makalah ini
bertujuan sebagai berikut :
1. Mendeskripsikan perubahan iklim bisa terjadi ?
2. Mendeskripsikan peristiwa alam yang menyangkut bencana alam dan fenomena
yang terjadi ?
3. Mendeskripsikan dampak yang ditimbulkan dari perubahan iklim bagi lingkungan
dan kesehatan manusia ?
4. Mendeskripsikan usaha manusia dalam menghadapi perubahan iklim dan peristiwa
alam yang terjadi ?

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Perubahan Iklim


Iklim ialah suatu keadaan rata-rata dari cuaca di suatu daerah dalam periode
tertentu. Cuaca ialah suatu keadaan atmosfer selama periode waktu yang singkat.
Cuaca bisa berubah dari jam ke jam, hari ke hari, bulan ke bulan atau bahkan tahun ke
tahun. Suatu pola cuaca daerah, yang dilacak selama lebih dari 30 tahun, dianggap
iklim.. Iklim merupakan kelanjutan dari hasil pencatatan unsur cuaca dari hari ke hari
dalam waktu yang lama, sehingga disebut sebagai rata-rata dari unsur cuaca secara
umum. Iklim bersifat stabil bila dibandingkan dengan cuaca. Perubahan iklim
berlangsung dalam periode yang lama dan meliputi area yang sangat luas. Matahari
merupakan kendali utama sistem iklim.

( Gambar Iklim )
Tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa iklim tidak selamanya stabil. Beberapa
factor yang mempengaruhi iklim jika bergeser sedikit saja akan mempengaruhi
ketepatan waktu Iklim itu sendiri. Tidak hanya ketepatan waktu, juga efek dari iklim
yang tidak seharusnya terjadi akan berdampak buruk bagi makhluk hidup di daerah
yang terkena perubahan iklim. Perubahan iklim yang ekstrem bahkan banyak terjadi

4
sekarang ini. Dengan banyaknya factor yang mempengaruhi keseimbangan atmosfer,
maka factor tersebut secara bertahap mempengaruhi pergerakan iklim yang awalnya
normal menjadi ekstrem.
Perubahan iklim merupakan perubahan baik pola maupun intensitas unsur
iklim pada periode waktu yang dapat dibandingkan (biasanya terhadap rata-rata 30
tahun). Perubahan iklim dapat berupa perubahan dalam kondisi cuaca rata-rata atau
perubahan dalam distribusi kejadian cuaca terhadap kondisi rata-ratanya. Sebagai
contoh, lebih sering atau berkurangnya kejadian cuaca ekstrim, berubahnya pola
musim dan peningkatan luasan daerah rawan kekeringan.

(sebaran iklim di dunia)


Perubahan iklim merupakan perubahan pada komponen iklim yaitu suhu, curah
hujan, kelembaban, evaporasi, arah dan kecepatan angin, dan perawanan. Perubahan
iklim bisa terjadi pada wilayah tertentu, atau seluruh bumi. Perubahan-perubahan ini
bisa bersumber dari proses- proses dinamis di Bumi, daya-daya eksternal termasuk
kelainan pada panas matahari, dan kegiatan manusia. Pengertian perubahan Iklim
menurut berbagai sumber :
a. UU No. 31 Tahun 2009 Tentang Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika
Perubahan Iklim adalah berubahnya iklim yang diakibatkan, langsung atau
tidak langsung, oleh aktivitas manusia yang menyebabkan perubahan

5
komposisi atmosfer secara global serta perubahan variabilitas iklim alamiah
yang teramati pada kurun waktu yang dapat dibandingkan.
b. Pemahaman petani Perubahan Iklim adalah terjadinya musim hujan dan
kemarau yang sering tidak menentu sehingga dapat mengganggu kebiasaan
petani (pola tanam) dan mengancam hasil panen.
c. Pemahaman nelayan Perubahan iklim adalah susahnya membaca tanda- tanda
alam (angin, suhu, astronomi, biota, arus laut) karena terjadi perubahan dari
kebiasaan sehari-hari, sehingga nelayan sulit memprediksi daerah, waktu dan
jenis tangkapan.
d. Pemahaman masyarakat umum Perubahan iklim adalah ketidakteraturan
musim.
e. Kementerian Lingkungan Hidup, 2001 adalah perubahan iklim adalah
berubahnya kondisi fisik atmosfer bumi antara lain suhu dan distribusi curah
hujan yang membawa dampak luas terhadap berbagai sektor kehidupan
manusia.
f. LAPAN (2002) adalah mendefinisikan perubahan iklim adalah perubahan rata-
rata salah satu atau lebih elemen cuaca pada suatu daerah tertentu.
g. BAKL-LAPAN, 2009 adalah perubahan iklim mungkin karena proses alam
internal maupun ada kekuatan eksternal, atau ulah manusia yang terus menerus
merubah komposisi atmosfer dan tata guna lahan.

2.2 Unsur – Unsur Iklim


Unsur-unsur yang mempengaruhi iklim sama dengan unsur yang mempengaruhi
cuaca. Karena pada umumnya cuaca dan iklim sama hanya berbeda pada panjangnya
waktu kejadian. Berikut unsurnya :

2.2.1 Penyinaran matahari


Matahari merupakan pengatur iklim di Bumi yang sangat penting dan
menjadi sumber energi utama di Bumi. Energi Matahari dipancarkan ke segala
arah dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Bumi menerima energi

6
matahari dalam bentuk pancaran radiasi sinar matahari. Sinar matahari yang
dipancarkan ke bumi tersebut hanya sedikit diserap oleh lapisan atmosfer.
Sebagian besar sinar matahari langsung diterima permukaan bumi, dan
kemudian dipantulkan kembali sebagian ke atmosfer juga ditransfer ke arah
kutub-kutub bumi melalui angin dan arus laut. Hal ini yang menjaga agar
bagian ekuator tidak terlampau panas dan bagian kutub juga tidak terlampau
dingin. Pemanasan bumi oleh sinar matahari terbagi kedalam dua cara yaitu
pemanasan langsung (absorpsi,refleksi,difusi) dan tidak langsung (konduksi,
konveksi, adveksi). Banyaknya panas matahari yang yang diterima permukaan
bumi terutama dipengaruhi oleh :
a. Lamanya penyinaran matahari
Semakin lama matahari memancarkan sinarnya di suatu daerah,
semakin banyak panas yang diterima bagian bumi ini. Di daerah lintang
pertengahan, panjang siang hari pada musim panas lebih panjang
daripada musim dingin, sehingga penyinaran matahari lebih lama saat
musim panas. Hal ini yang menyebabkan lahirnya pambagian musim-
musim.
b. Kemiringan sinar matahari
Jika datangnya cahaya matahari memancarkan di suatu daerah lebih
tegak, panas di daerah itu akan lebih tinggi dari pada jika cahaya yang
datang lebih miring. Hal ini disebabkan luas area yang terkena cahaya
miring lebih besar dari cahaya tegak sehingga panasnya lebih tersebar.
c. Keadaan permukaan bumi
Yang dimaksud dengan keadaan permukaan bumi adalah perbedaan
batuan dan perbedaan sifat daratan dan laut. Batuan yang berwarna
cerah lebih cepat menerima panas dan lebih cepat pula melepaskan
panas daripada batuan yang berwarna gelap. Permukaan darat lebih
cepat menerima dan melepaskan panas daripada permukaan laut.

7
d. Keadaan awan
Awan menyerap sebagian kecil radiasi sinar matahari. Keberadaan
awan mengurangi sinar matahari yang mencapai permukaan bumi
maupun yang dipantulkan kembali ke atmosfer. Semakin tebal awan,
semakin banyak sinar matahari yang diserap. Awan dapat mengurangi
panas saat siang hari, tapi juga dapat berperan seperti selimut yang
menahan panas saat malam hari agar udara tidak terlalu dingin. Hal ini
berarti, daerah yang memiliki langit cerah (hanya tertutup awan tipis)
akan lebih panas pada siang hari dan lebih dingin pada malam hari
dibandingkan daerah yang tertutupi awan tebal.

2.2.2 Suhu Udara


Suhu udara adalah keadaan panas atau dinginnya udara yang sifatnya
menyebar dan berbeda-beda pada daerah tertentu. Suhu udara tertinggi terdapat
di daerah tropis (ekuator) dan semakin ke arah kutub suhu udara menjadi
semakin dingin. Setiap kenaikan 100 meter dari permukaan maka suhu udara
akan mengalami penurunan rata-rata 0,6oC yang disebut sebagai gradient
temperature vertical atau lapse rate. Pada udara kering besar lapse rate
biasanya 1oC. Suhu udara dipengaruhi oleh penyinaran matahari. Suhu udara
mempengaruhi kemampuan udara yang menampung uap air. Semakin rendah
suhu udara, kemampuan menahan uap air juga menurun. Hal ini menyebabkan
udara menjadi jenuh uap air. Pada saat udara mencapai batas maksimum uap
air sehingga pengembunan mulai terjadi. Alat untuk mengukur udara atau
derajat panas disebut termometer.

2.2.3 Kelembapan udara


Di udara terdapat air yang terjadi karena penguapan. Makin tinggi suhu
udara makin banyak uap air yang dikandungnya. Humidity atau kelembapan
adalah banyaknya uap air yang dikandung oleh udara. Alat pengukurnya
adalah higrometer. Daerah tropis indonesia memiliki kandungan uap air yang

8
tinggi. Uap air di udara merupakan hasil penguapan air di permukaan bumi, air
tanah, atau air yang ada pada tumbuhan. Kandungan uap air di udara berubah-
ubah. Uap air yang ada di atmosfer berasal dari siklus hidrologi sehingga
jumlah air di suatu daerah akan memengaruhi kelembapan didaerah tersebut.
Tekanan dan suhu udara juga dapat memengaruhi kandungan uap air udara.

2.2.4 Kondisi Awan


Awan adalah uap air yang terkondensasi atau sublimasi di dalam
atmosfer membentuk titik-titik air atau kristal es di dalam udara. Proses
kondensasi uap air pada umunya terjadi apabila udara yang mengandung uap
bergerak ke lapisan atmosfer yang lebih tinggi sehingga uap air mengalami
pendinginan akibat penurunan suhu. Titik-titik air yang terbentuk begitu kecil
dan ringan sihingga tetap berada di langit dalam bentuk awan dan terbawa arus
udara. Ukuran titik air yang membentuk awan memiliki diameter sekitar
0,004-0,008 mm. ada juga awan yang rendah atau tepat berada diatas
permukaan bumi. Awan jenis ini biasa disebut kabut.

2.2.5 Curah Hujan


Hujan adalah peristiwa sampainya air dalam bentuk cair ataupun padat
yang dicurahkan dari atmosfer ke permukaan bumi. Curah Hujan adalah
jumlah hujan yang jatuh di suatu daerah dalam waktu tertentu. Untuk
mengetahui besarnya curah hujan digunakan alat yang disebut penakar hujan
(rain gauge) yang biasanya terdapat distasiun-stasiun BMKG. Apabila
kondensasi uap air di udara terus berlangsung, titik-titik air yang membentuk
awan akan bertambah banyak dan bergulung menjadi lebih besar. Titik air
yang besar akan menjadi labih berat sehingga kemudian jatuh ke permukaan
bumi sebagai hujan. Selain hujan yang berupa cairan, ada pula hujan yang
berupa padatan, yaitu hujan salju dan hujan es. Hal ini terjadi karena uap air
langsung menjadi padat berbentuk kristal akibat terjadinya penurunan yang
dinamakan dengan sublimasi. Di dalam peta, terdapat garis yang

9
menghubungkan tempat-tempat dengan curah hujan yang sama. Garis ini
disebut dengan garis isohyets.

2.2.6 Angin
Angin adalah gerakan udara yang terjadi diatas permukaan bumi.
Angin bergerak dari daerah yang bertekanan tinggi (maksimum) ke daerah
yang bertekanan rendah (minimum). Perbedaan tekanan udara disebabkan oleh
adanya perbedaan suhu udara. Bila suhu udara tinggi berarti tekanannya rendah
dan sebaliknya. Alat untuk mengukur arah dan kecepatan angin disebut
anemometer.
Pada umumnya angin bergerak horizontal, namun dalam beberapa
kondisi ditemukan juga angin yang bergerak vertikal atau miring mengikuti
lereng. Angin bersifat menyeimbangkan tekanan udara. Semakin besar
perbedaaan tekanan udara, semakin kencang aliran angin. Rotasi bumi
menyebabkan timbulnya gaya yang memengaruhi arah gerakan angin.
Pengaruh ini (disebut coriolis) menyebabkan angin bergerak searah jarum jam
mengitari daerah bertekanan rendah di belahan bumi utara. Arah angin juga
dipengaruhi oleh gradient barometric dan kekuatan atau benda yang dapat
menahan atau membelokkan angin seperti gunung dan bangunan.

2.2.7 Tekanan udara


Kepadatan udara tidak seperti tanah dan air. Namun udara juga
memiliki berat dan tekanan. Udara memberikan tekanan yang cukup besar
pada permukaan bumi, yaitu sekitar 1 kg untuk setiap luas bidang 1cm2.
Tekanan ini berasal dari berat partikel-partikel udara yang menyusun atmosfer
sampai ketinggian beratus-ratus kilometer dari permukaan bumi. Satuan
tekanan udara adalah milibar. Seiring dengan bertambahnya ketinggian,
tekanan udara akan menurun. Orang pertama yang mengukur tekanan udara
adalah Torri Celli. Alat yang digunakannya adalah barometer raksa. Udara
cenderung bergerak dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah

10
untuk mencapai keseimbangan. Tekanan udara yang sangat rendah dapat
menghasilkan badai dan topan. Tetapi, daerah yang bertekanan udara tinggi
cenderung manghasilkan cuaca yang kering dan tidak berawan.

2.3 Jenis - Jenis Iklim


Terjadinya iklim yang bermacam-macam di muka bumi, disebabkan oleh rotasi
dan revolusi bumi serta adanya perbedaan garis lintang. Iklim di setiap wilayah di
dunia tidak sama. Perbedaan iklim di berbagai wilayah dipengaruhi oleh perbedaan
garis lintang serta proses rotasi dan revolusi bumi. Beberapa ahli telah mencoba
mengklasifikasikan jenis-jenis iklim di dunia untuk memudahkan dalam
mempelajarinya. Sistem klasifikasi dapat berbeda satu dengan yang lain, tergantung
pada dasar dan tujuan pengklasifikasian. Beberapa klasifikasi iklim, antara lain
sebagai berikut :

2.3.1 Iklim matahari


Iklim matahari didasarkan pada banyak sedikitnya sinar matahari yang
diterima oleh permukaan bumi. Jadi, pembagian iklimnya tergantung pada
posisnya dengan arah sinar matahari.

( Iklim Matahari )
a. Iklim tropis
Iklim tropis yang terletak antara 0° - 23,5° LU dan LS dan
hampir 40% dari permukaan bumi. Ciri-ciri iklim tropis adalah sebagai

11
suhu udara rata-rata tinggi, karena matahari selalu mengarah ke daerah
ini. Umumnya suhu udara antara 20- 23°C. Bahkan di beberapa tempat
rata-rata suhu tahunannya mencapai 30°C. Tekanan udaranya rendah
dan perubahannya secara perlahan dan beraturan. Pada daerah tropis
fluktuasi suhu musiman yang kecil, membuat tekanan udara relatif
konstan. Tekanan udara yang tidak berfluktuasi secara nyata membuat
kecepatan angin di kawasan dekat equator umumnya rendah. Daerah
dengan tekanan udara yang sama dihubungkan dengan garis isobar.
Garis isobar secara umum paralel dengan garis kontur rupa bumi
(Indonesia).

b. Iklim subtropis
Iklim subtropis terletak antara 23,5° - 40°LU dan LS. Daerah ini
merupakan peralihan antara iklim tropis dan iklim sedang. Ciri-ciri
iklim subtropis adalah batas yang tegas tidak dapat ditentukan dan
merupakan daerah peralihan dari daerah iklim tropis ke iklim sedang.
Terdapat empat musim, yaitu musim panas, dingin, gugur, dan semi.
Tetapi musim dingin pada iklim ini tidak terlalu dingin. Begitu pula
dengan musim panas tidak terlalu panas. Daerah sub tropis yang musim
hujannya jatuh pada musim dingin dan musim panasnya kering disebut
daerah iklim Mediterania, dan jika hujan jatuh pada musim panas dan
musim dinginnya kering disebut daerah iklim Tiongkok.

c. Iklim sedang
Iklim sedang terletak antara 40°- 66,5° lintang utara dan lintang
selatan. Ciri-ciri iklim sedang adalah banyak terdapat gerakan-gerakan
udara siklonal, tekanan udara yang sering berubah-ubah mengakibatkan
arah angin yang bertiup berubah-ubah tidak menentu dan sering kali
terjadi badai secara tiba-tiba.

12
d. Iklim dingin
Iklim dingin terdapat di daerah kutub. Oleh sebab itu iklim ini
disebut pula sebagai iklim kutub. Iklim dingin dapat dibagi dua, yaitu
iklim tundra dan iklim es. Ciri-ciri iklim tundra adalah musim dingin
berlangsung lama, musim panas yang sejuk berlangsung singkat,
udaranya kering dan tanahnya selalu membeku sepanjang tahun. Suhu
iklim dingin rata-rata 66,5o-90o lintang utara dan lintang selatan. Di
musim dingin tanah ditutupi es dan salju. Di musim panas banyak
terbentuk rawa yang luas akibat mencairnya es di permukaan tanah.
Vegetasinya jenis lumut-lumutan dan semak-semak. Ciri-ciri iklim es
atau iklim kutub adalah suhu terus-menerus rendah sekali sehingga
terdapat salju abadi dan wilayahnya yaitu kutub utara, yaitu Greenland
(tanah hijau) dan Antartika di kutub selatan.

2.3.2 Iklim kodrat


Pembagian iklim yang disesuaikan dengan batas kehidupan tumbuh-
tumbuhan dan sebagai batas daerah iklimnya dipergunakan garis isotherm pada
bulan terpanas dan terdingin selama satu tahun.

2.3.3 Iklim Fisis


Iklim fisis adalah iklim yang dipengaruhi alam sekitar. Misalnya,
daratan, lautan, pegunungan, dataran rendah, dataran tinggi, angin, laut,
maupun letak geografis.

a. Iklim Kontinental ( darat )


Iklim ini terjadi di daerah yang amat luas, sehingga angin yang
berpengaruh terhadap daerah tersebut adalah angin darat yang kering.
Di daerah ini, pada siang hari terasa panas sekali dan malam hari terasa
begitu dingin. Curah hujannya sangat rendah, sehingga kadang-kadang

13
terbentuk gurun pasir. Contoh daerahnya adalah Gobi, Tibet, Arab,
Sahara dan lain sebagainya.

b. Iklim Laut
Iklim laut terdapat di daerah tropis dan subtropis. Angin yang
berpengaruh terhadap daerah tersebut adalah angin laut yang lembab.
Ciri-ciri iklim laut adalah curah hujan yang rata-rata tinggi. Suhu
tahunan dan harian hampir sama dan sering terjadi hujan.

c. Iklim dataran tinggi


Iklim dataran tinggi mengalami perubahan suhu harian dan
tahunan, tekanan rendah, sinar matahari terik dan hanya mengandung
sedikit uap air. Hal ini dikearenkan perbeaan tekanan udara pada daerah
yang lebih tinggi.

d. Iklim pegunungan
Iklim ini terdapat di daerah pegunungan. Di daerah pegunungan
udaranya sejuk dan hujan sering turun. Hujan terjadi karena awan yang
naik ke lereng pegunungan mengalami kondensasi sehingga turun
hujan. Hujan seperti ini disebut hujan orografis. Hal ini menyebabkan
banyak tumbuhan subur yang hidup.

2.3.4 Iklim menurut junghuhn


Junghuhn (bangsa Jerman) membuat klasifikasi iklim berdasarkan
ketinggian tempat dan jenis tumbuhan yang cocok di suatu daerah.
Penelitiannya dilakukan di pulau jawa secara vertical sesuai dengan kehidupan
tumbuh-tumbuhan.

14
(Iklim Menurut Junghuhn)
2.3.5 Iklim Musim
Letak geografis indonesia diapit oleh Benua Asia di sebelah Utara dan
Benua Australia di sebelah selatan, menyebabkan Indonesia terdapat iklim
musim. Iklim musim erat kaitannya dengan pola angin musim di Indonesia.
Pada bulan April - Oktober, ketika bertiup angin musim timur, terjadi musim
kemarau. Sebaliknya ketika bertiup angin musim barat, terjadi musim
penghujan.

2.3.6 Sistem klasifikasi koppen


Wladimir Koppen (1846-1940) merupakan seorang biologis Jerman.
Koppen menilai bahwa daya guna hujan terhadap perkembangan dan
pertumbuhan tanaman tidak hanya tergantung pada jumlah curah hujan tetapi
juga intensitas penguapan, baik dari tanah maupun tanaman. Oleh karena ini
Koppen berusaha menunjukkan intensitas penguapan dan daya guna hujan
adalah dengan menggabungkan temperatur dan hujan.Musim hujan sama, jatuh
pada musim panas adalah kurang berguna dibanding jatuh pada musim dingin.
Metode ini berhasil dengan mengukur daya curah hujan dan temperatur.
Koppen membagi iklim dunia menjadi 5 jenis utama. Dasar klasifikasinya
adalah suhu dan hujan rata-rata tahunan di daerah iklim tersebut. Yaitu :

15
a. Iklim Hujan Tropis tipe A
Daerah beriklim hujan tropis memiliki suhu rata-rata tiap bulan
tidak kurang dari 18oC. Iklim ini tidak memiliki musim dingin. Curah
hujan tahunan tinggi dan melebihi tingkat penguapan rata-rata tahunan
sekitar 70 cm dan tahun. Tipenya ada 3 yaitu :
1) Tropik Basah (Af), memiliki suhu udara panas dan curah hujan
tinggi sepanjang tahun. Di wilayah beriklim tipe A terdapat
banyak hutan hujan tropic dengan curah huajn 60 mm dan hujan
sepanjang tahun seperti kaliamantan, Sumatra dan papua.
2) Iklim Tipe Am, memiliki suhu udara panas, musim hujan, dan
musim kemarau yang kering. Tipe ini merupakan tipe peralihan.
Batas antara musim hujan dan kemarau sangat jelas. Persediaan
air tanah cukup sehingga vegetasi tetap. Wilayah beriklim tipe
Am antara lain adalah Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi
Selatan, dan Papua bagian selatan.
3) Iklim tipe Aw, memiliki suhu udara panas, musim hujan, dan
musim kemarau yang lebih panjang dibandingkan dengan
musim hujan (savanna). Wilayah beriklim tipe Aw adalah
wilayah Jawa Timur, Madura, Nusa Tenggara Barat dan
beberapa tempat lainnya

b. Iklim Kering tipe B


Daerah beriklim kering memiliki tingkat penguapan yang
melebihi curah hujan rata-rata tahunan. Pada daerah ini tidak ada air
yang berlebih dan tidak ada sungai (aliran air) yang permanan. Ciri
Iklim kering tipe B adalah penguapan tinggi dengan curah hujan rendah
rata-rata 25,5 mm dan tahun sehingga sepanjang tahun penguapan lebih
besar daripada curah hujan. Wilayah beriklim tipe B dibedakan menjadi
tipe Bs (iklim stepa) dan tipe Bw (iklim gurun).

16
c. Iklim Sedang tipe C
Daerah beriklim suhu sedang memiliki suhu rata-rata pada
bulan terdingin dibawah 18oC sampai -3oC. Suhu rata-rata pada bulan
terhangat di atas 10oC. Iklim ini memiliki musim dingin dan musim
panas. Iklim tipe C mengalami empat musim, yaitu musim dingin,
semi, gugur, dan panas. Terdapat paling sedikit satu bulan yang
bersuhu udara rata-rata 10° C.

d. Iklim Hujan Salju atau mikrotermal tipe D


Daerah beriklim hutan salju memiliki suhu rata-rata bulan
terdingin di bawah -3oC. Suhu rata-rata pada bulan terhangat di atas
10oC. tidak banyak pohon yang dapat tumbuh pada iklim ini.

e. Iklim Kutub tipe E


Daerah beriklim kutub memiliki suhu rata-rata pada bulan
terhangat di bawah 10oC. Wilayah beriklim tipe E mempunyai ciri
khusus yaitu tidak adanya musim panas, terdapat salju abadi dan
padang lumut. Suhu udara tidak pernah melebihi 10° C. Wilayah
beriklim tipe E dibedakan atas tipe Et (iklim tundra) dan tipe Ef (iklim
kutub dengan salju abadi yang tidak ada habisnya). Iklim tipe E
terdapat di daerah Arktik dan Antartika. Menurut koppen, Indonesia
merupakan wilayah yang beriklim hujan tropis dan iklim sedang
dipegunungan. Sedangkan khus di Puncak Jaya Wijaya beriklim E.

2.3.7 Iklim Mohr


Mohr meggolongkan iklim berdasarkan curuh hujan yang sampai ke
permukaan bumi. Dari penelitiannya, terdapat 3 golongan yaitu :
a. Bulan Kering (BK), yaitu jumlah rata-rata curah hujan dalam bulan
tersebut kurang dari 60 mm.

17
b. Bulan Sedang (BS), yaitu jumlah rata-rata curah hujan dalam bulan
tersebut kurang dari 60-90 mm.
c. Bulan Basah (BB), yaitu jumlah rata-rata curah hujan dalam bulan
tersebut kurang dari 100 mm.

2.3.8 Iklim Oldeman


Klasfikasi ini menggunakan unsure iklim curah hujan. Metode ini lebih
menekankan kepada bidang pertanian. Bulan basah didefinisikan sebagai
bulan yang memiliki jumlah curah hujan sekurang-kurangnya 200 mm. bualn
lembab dengan curah hujan 100-200 mm, dan bulan kering dengan curah hujan
100 mm. Tipe utama klasifikasi oldeman dibagi menjadi 5 tipe yang
didasarkan pada jumlah bulan basah berturut-turut, sedangkan subdivisinya
menjadi lima berdasarkan jumlah bulan kering berturut-turut.

2.3.9 Iklim Schmidt-Ferguson


Schmidt-Ferguson menggolongkan iklim didasarkan pada banyaknya
curah hujan tiap-tiap bulan dengan membandingkan jumlah bulan kering
dengan jumlah bulan basah dalam satu tahun. Oleh sebab itu, iklim dibagi
menjadi dua, yaitu :
a. Bulan kering, yaitu curah hujan yang sampai ke permukan bumi kurang
dari 60 mm.
b. Bulan basah, yaitu curah hujan yang sampai ke permukan bumi lebih
dari 60 mm.

2.4 Penyebab Perubahan Iklim


Perubahan iklim disebabkan oleh peningkatan konsentrasi gas rumah kaca
(GRK) di atmosfer, khususnya dalam bentuk karbon dioksida (CO2), metana (CH4),
dan nitrous oksida (N2O). Selain itu terdapat pula gas-gas antaralain NF3 (Nitrogen
triflorida), HFCs (Hydrofluorocarbons), PFCs (Perfluorocarbons), dan SF6 (Sulphur

18
hexafluoride). Gas-gas dapat meneruskan radiasi gelombang pendek yang tidak
bersifat panas, tetapi menahan radiasi gelombang-panjang yang bersifat panas.
Akibatnya atmosfer bumi makin memanas dengan laju yang setara dengan laju
peningkatan konsentrasi GRK di atmosfer. Dalam kondisi normal perubahan iklim
akan terjadi dengan lambat. Adanya aktifitas manusia dan kemajuan teknologi industri
mempercepat terjadinya perubahan iklim ini. Aktivitas manusia yang dapat
mempengaruhi perubahan iklim secara global, yaitu efek rumah kaca (green house
effect) dan penipisan lapisan ozon (ozon deplation).

2.4.1 Efek rumah kaca (green house effect)


Secara umum, bumi memiliki fungsi memantulkan cahaya matahari
dalam bentuk sinar inframerah ke atmosfer. Kemudian sinar inframerah
tersebut akan diserap (absorpsi) kembali oleh gas-gas atau zat-zat yang ada di
atmosfer, sehingga keadaan bumi tetap hangat walaupun pada saat malam hari.
Tertahannya sinar inframerah oleh gas-gas rumah kaca, mengakibatkan
terjadinya kenaikan suhu udara di muka bumi yang disebut efek rumah kaca.
Gas-gas yang berfungsi seperti rumah kaca, antara lain Karbondioksida (CO2),
Metan (CH4), gas atau senyawa Nitrogen (NO, NH3, dan N2O), senyawa
Sulfur (H2S dan SO2), Ozon (O3), dan Clorofluorocarbon (CFC).

19
Di antara gas-gas rumah kaca tersebut, CO2 dan CFC merupakan gas
yang paling dominan dan penting dalammemberikan kontribusi pada terjadinya
pemanasan global. CO2 dikeluarkan ke atmosfer melaluli aktivitas pembakaran
pada mesin-mesin industri yang berbahan bakar batu bara, bensin, minyak
tanah, atau solar, selain itu dari asap kendaraan bermotor serta hasil
metabolisme dan respirasi makhluk hidup. Adapun CFC dilepaskan ke
atmosfer melalui aktivitas manusia dalam bentuk penggunaan lemari es, AC,
atau aerosol yang disemprotkan, misalnya parfum yang menggunakan freon
dan halon. Akibat dari banyaknya CO2, CFC, dan gas-fas rumah kaca yang
dilepaskan ke atmosfer, maka suhu udara di bumi akan semakin cepat
meningkat yang pada akhirnya akan mengakibatkan gangguan dan perubahan
iklim secara global. Hal ini ditandai dengan meningkatnya pencairan es atau
salju di kedua kutub bumi dan naiknya permukaan air laut secara keseluruhan
sehingga memungkinkankan tergenangnya kota-kota di sepanjang pantai.

2.4.2 Penipisan Lapisan Ozon (Ozon Deplation)


Lapisan ozon merupakan suatu lapisan tipis yang banyak mengandung
gas ozon (O3) yang terdapat pada bagian stratosfer yang berfungsi antara lain,
menyerap (absorption) dan memantulkan (reflection) radiasi sinar ultraviolet
(UV) dari matahari sehingga sinar yang sampai ke permukaan bumi tidak
berlebihan. Akibat dari meningkatnya aktivitas manusia di berbagai negara di
dunia, keberadaan lapisan ozon tersebut menjadi semakin menipis, bahkan di
beberapa lokasi terutama kutub utara dan selatan bumi dalam keadaan
berlubang.
Aktivitas manusia yang berperan dalam penipisan lapisan ozon,antara
lain aktivitas manusia dalam bidang industri. Industri banyak mengemisikan
CFC dari limbah pabrik berupa gas dari pabrik, refrigrator, AC, dan aerosol.
Akibat dari menipisnya lapisan ozon pada atmosfer bumi, membawa
konsekuensi,yaitu perubahan iklim global, hal ini disebabkan sinar matahari

20
yang mengarah ke bumi biasanya sebagian besar dipantulkan kembali ke jagad
raya dan sebagian diserap oleh atmosfer bumi serta sebagian kecil lainnya
sampai ke permukaan bumi. Akibat dari menipisnya lapisan ozon yang
merupakan bagian dari atmosfer bumi, sinar matahari dapat secara langsung
sampai ke permukaan bumi tanpa melalui adanya proses pemantulan (refleksi)
dan penyerapan (absorpsi). Akibatnya suhu udara di bumi akan lebih cepat
panas dan pada akhirnya akan mengakibatkan terjadinya perubahn iklim di
bumi secara global.

2.4.3 Aktivitas Matahari


Sejumlah variasi dari aktivitas matahari yang telah diamati dari
penelitian sunspot dan isotope berilium. Matahari memancarkan radiasi
kebumi yang selanjutnya akan diserap oleh bumi. Namun jika pancaran panas
matahari ini terlalu banyak, bumi tidak dapat menyerapnya dan yang terjadi
adalah panas ini terperangkap didalam bumi dan menyebabkan bumi menjadi
lebih panas dari yang seharusnya.

2.4.4 Variasi Jalur Orbit Bumi


Jalur orbit bumi bervariasi dari mulai hamper berbentuk lingkaran
sampai sedikit elips dalam siklus sekitar 100.000 tahun, menyebabkan variasi
dalam jarak bumi-matahari. Poros bumi pun bervariasi kemiringannya dalam
siklus sekitar 42.000 tahun, menyebabkan variasi luas permukaan bumi yang
terpapar kepada matahari. Periode-periode variasi orbit dan gerak poros bumi
itu telah mempengaruhi perubahan iklim sepanjang zaman.

2.4.5 Pergeseran Lempeng Tektonik


Bumi ini terdiri dari lempeng tektonik yang saling bergerak dan
bergesekan satu sama lain. Hal ini menyebabkan reposisi benua, keausan,
penyimpanan karbon, sulfur, besar-besaran dan peningkatan glaciation. Gas
karbon (co2) terkandung dalam lempeng tanah, danau dan kolam magma yang

21
gunungnya masih aktif. Jika terjadi pergeseran lempeng, maka struktur tanah
akan berubah, menyebabkan perubahan susunan atas karbon yang tadinya ada
dibawah akan berpindah keatas permukaan. Bahaya dari co2 adalah dapat
mengurangi hemoglobin dalam pengikatan o2 sehingga makhluk hidup akan
kesulitan bernapas, dan juga co2 memiliki karakteristik yang kasat mata
sehingga sulit dideteksi. Peneliti dari university of iowa roy j. And lucille a.
Carver college of medicine menemukan bahwa inhalasi nanopartikel karbon
aktif dapat meningkatkan sumber inflamasi paru-paru hingga dua kali lipat.
Dalam perjalanan vulkanisme, bahan dari inti dan mantel bumi dibawa
kepermukaan, sebagai akibat dari panas dan tekanan yang dihasilkan di
dalamnya. Fenomena letusan gunung berapi dan geiser, melepaskan partikulat
ke atmosfer yang dapat mempengaruhi iklim.

2.4.6 El Nino dan La Nina


El nino adalah proses terjadinya peningkatan temperature atau suhu air
laut didaerah peru dan ekuador yang dapat berdampak mengganggu iklim
secara global. Peristiwa ini umumnya terjadi dalam waktu dua sampai tujuh
tahun sekali. Sedangkan la nina adalah kebalikan dari el nino, yaitu ketika suhu
atau temperatur air laut didaerah peru dan ekuador menjadi dingin. Peristiwa la
nina bisa menyebabkan angina kencang, hujan lebat dan juga banjir didaerah-
daerah sekitar Indonesia.

2.5 Dampak Perubahan Iklim


Dampak negatif dari perubahan iklim, dimulai dari yang ringan, dulu dari
bulan april - september adalah musim kemarau, dan oktober sampai maret adalah
musim hujan. Namun saat ini pasti pernah merasakan musim panas dan hujan dalam
satu hari. Akibatnya jadi rentan terserang penyakit. Selain pola cuaca yang tidak
menentu, penyakit disebabkan oleh kualitas lingkungan (kualitas air, udara, dan
makanan) yang semakin menurun karena perubahan iklim ini. Dampak lain dari

22
perubahan iklim adalah naiknya harga cabai karena faktor cuaca. Hal ini tentu
membuat pusing para ibu dan pedagang makanan pedas khususnya. Perubahan iklim
ini mengakibatkan banyaknya petani yang mengalami gagal panen.
Bukan hanya cabai, mungkin juga yang lainnya. Jika gagal panen
kemungkinan besar krisis pangan tidak dapat dihindari lagi. Kekeringan yang
berkepanjangan, banjir saat musim penghujan, bencana longsor mengakibatnya
aktivitas terganggu dan produktivitas pun menurun. Selain itu pasokan bahan pokok
lewat jalur laut menjadi sulit karena cuaca yang buruk, sekalipun bisa berangkat,
kualitas barang belum tentu baik. Contohnya sayuran dan daging yang sudah
membusuk.
Dampak lain yang lebih dominan antara lain, peningkatan suhu yang besar
terjadi pada daerah lintang tinggi, sehingga akan menimbulkan berbagai perubagan
lingkungan global yang terkait dengan pencairan es di kutub, distribusi vegetasi alami,
dan keanekaragaman hayati. Sementara itu, daerah tropis atau lintang rendah akan
terpengaruh dalam hal produktivitas tanaman, distribusi hama dan penyakit tanaman,
dan manusia. Peningkatan suhu pada gilirannya akan mengubah pola dan distribusi
curah hujan. Kecenderungannya adalah bahwa daerah kering akan menjadi makin
kering dan daerah basah menjadi semakin basah sehingga kelestarian sumber daya air
akan terganggu.
Mencairnya bongkahan es di kutub sehingga permukaan laut naik. Air laut
naik menenggelamkan pulau dan menghalangi mengalirnya air sungai ke laut dan pada
akhirnya menimbulkan banjir di dataran rendah. Suhu bumi yang panas menyebabkan
mengeringnya air permukaan sehingga air menjadi langka. Selain itu, meningkatnya
suhu bumi dapat menyebabkan risiko kebakaran hutan, serta juga mengakibatkan El
Nino dan La Nina. Semuanya itu berdampak pada kesehatan, distribusi air yang tidak
merata, berkurangnya biodiversitas atau keanekaragaman hayati, dan terjadinya
berbagai macam bencana. Pada mulanya nyamuk malaria tidak dapat hidup di dataran
tinggi, namun seiring perubahan iklim dan peningkatan suhu menyebabkan nyamuk
malaria dapat berdistribusi dan menularkan penyakit di daerah tersebut.

23
Jika tidak ada upaya meningkatkan ketahanan terhadap perubahan iklim dan
perbaikan kondisi lingkungan mulai dari sekarang, maka dampak yang ditimbulkan
akibat adanya perubahan iklim ke depan akan semakin besar dan lebih lanjut akan
berdampak pada sulitnya mencapai sistem pembangunan yang berkelanjutan. Banyak
orang melihat Perubahan iklim ini dari sisi buruknya. Namun Bila kita melihat
Perubahan iklim ini dari sudut pandang berbeda kita akan menemukan hikmah dari
Perubahan iklim ini. Dengan adanya isu Perubahan iklim ini. Pola pikir manusia
kepada alam ikut berubah. Kini manusia semakin lebih mencintai alamnya. Buktinya
banyak berbagai bentuk kepedulian manusia pada alam. Contohnya kesadaran tidak
membuang sampah sembarangan, banyak program-program menanam seribu pohon,
program penghijauan halaman rumah, di bangun atau di rehabilitasinya taman-taman,
dan masih banyak lagi.
Selain itu perubahan pola gaya hidup pun mulai ditunjukan. Saat ini gaya
hidup sehat lebih dipilih, mungkin karena ekstrimmya perubahan cuaca yang pastinya
akan mempengaruhi kondisi kesehatan kita. Begitu pun saya dan keluarga, saat ini
kami rajin berolah raga setiap satu minggu sekali untuk menjaga kondisi tubuh. Pola
hidup hemat juga menjadi pilihan berbagai lapisan masyarakat. Perubahan iklim yang
ekstrim ini mengakibatkan kita harus lebih menghemat lagi air, energi, bahan bakar
dan bahkan keuangan (Perubahan iklim mempengaruhi harga bahan pokok).
Banyaknya bencana yang terjadi akibat Perubahan iklim pun, dapat membuat kita
lebih berintrospeksi diri lagi dan lebih meningkatkan rasa syukur dan keimanan kita
kepada Tuhan.
Nampaknya banyaknya bencana yang terjadi akibat ekstrimnya Perubahan
iklim ini, merupakan salah satu teguran dari tuhan, atas apa yang telah kita perbuat
pada alam. Dampak yang cukup besar dari Perubahan iklim ini adalah membuat
negara- negara di seluruh dunia merapatkan barisan dan bersatu padu untuk
menanggulangi permasalahan Perubahan iklim. Hal ini ditunjukan dengan
dibentuknya UNFCCC = United Nations Framework Convention on Climate Change
(Konverensi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Perubahan iklim). Dan hal ini

24
membuat hubungan antar negara agaknya lebih merapat. Dampak perubahan iklim di
berbagai bidang :

2.5.1 Dampak Bagi Kesehatan


”Pemanasan global” yang juga disebabkan perubahan iklim juga akan
memicu kasus penyakit tropis yang ditularkan melalui serangga dan hewan
seperti malaria dan juga demam berdarah. Semakin tinggi curah hujan, kasus
DBD akan meningkat. suhu berhubungan negatif dengan kasus DBD, karena
itu peningkatan suhu udara akan menurunkan kasus DBD. 5 cara perubahan
iklim dapat mempengaruhi kesehatan antara lain:
a. Penyebaran penyakit Peningkatan panas dan curah hujan di daerah
tertentu yang disebabkan oleh perubahan iklim, dapat membantu proses
penyebaran penyakit. Beberapa vektor penyakit, seperti serangga, dapat
membawa dan mengirimkan agen penyebab penyakit, terutama
dipengaruhi oleh cuaca dan suhu lebih panas. Karena vektor adalah
hewan berdarah dingin, maka bergantung pada lingkungan sekitar untuk
mengontrol panas internal. Sehingga peningkatan suhu akan berpotensi
mendukung kehidupan serangga, dan dapat memungkinkan penyebaran
penyakit tertentu, seperti malaria. Curah hujan juga diduga bermanfaat
bagi kehidupan serangga, dan beberapa penelitian telah menghubungkan
peningkatan curah hujan dapat menyebabkan wabah penyakit,
khususnya penyakit yang ditularkan melalui air.
b. Degradasi tanah di daerah kering Penggunaan tanah yang tidak benar
ditambah dengan variasi iklim dapat menyebabkan peningkatan
degradasi tanah di daerah kering. Sebuah studi pada tahun 2010
menemukan bahwa, 38 persen dari dunia terdiri dari daerah kering
karena risiko penggurunan. Setelah terdegradasi, tanah menjadi tidak
produktif. Hal ini dapat membatasi lahan yang dapat digunakan untuk
pertanian untuk memberi makan penduduk negara berkembang.

25
Penggurunan global juga dapat meningkatkan pertumbuhan bakteri
berbahaya di laut. Debu gurun memasok zat besi ke laut, yang banyak
dibutuhkan organisme laut untuk hidup.
c. Bencana alam ekstrem Pemanasan global dapat membawa peningkatan
bencana ekstrem, termasuk gelombang panas, banjir dan badai besar,
yang dapat menyebabkan banyak korban jiwa. Panas dan kekeringan
adalah satu di antara bencana alam paling mematikan. Gelombang panas
mungkin akan semakin parah..
d. Lebih banyak alergi Studi menunjukkan banyak alergi yang sedang
berkembang di negara maju, termasuk Amerika Serikat. Alergi tersebut
dapat disebabkan, karena meningkatnya kadar karbon dioksida dan suhu
pemanasan . Sebuah studi pada tahun 2005 menemukan bahwa, tanaman
sedang berbunga di awal tahun, dan produksi serbuk sari total
meningkat. Sebuah studi di Italia menemukan bahwa, tidak hanya
menyebabkan peningkatan serbuk sari, tetapi sensitivitas populasi
terhadap serbuk sari juga meningkat. Sementara genetika memainkan
peran besar dalam semua jenis alergi, musim serbuk sari yang lebih
lama dan lebih intens dapat memperburuk gejala alergi
e. Membawa efek buruk untuk jantung Pemanasan global kemungkinan
akan membawa peningkatan gelombang panas. Peningkatan gelombang
panas juga dapat disertai kerusakan ozon dan kabut asap. Hasil
penelitian telah menunjukkan bahwa, tingkat polusi yang tinggi terkait
dengan peningkatan penerimaan rumah sakit untuk masalah jantung.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, suhu tinggi pada bulan-bulan
musim panas di sebuah kota di Amerika Serikat berhubungan dengan
penurunan variabilitas denyut jantung, atau bagaimana reguler waktu
antara detak jantung yang bertindak sebagai ukuran seberapa baik
jantung bekerja. Menurut American Heart Association, variabilitas yang
rendah pada denyut jantung dikaitkan dengan peningkatan risiko

26
kematian. Suhu udara dan ozon mungkin buruk bagi jantung karena
mempengaruhi cara fungsi sistem saraf otomatis. Sistem saraf otomatis
adalah bagian dari sistem saraf pusat yang membantu tubuh beradaptasi
dengan lingkungannya. Sistem tersebut termasuk pengaturan fungsi
tubuh, termasuk aktivitas listrik jantung dan aliran udara ke paru-paru.

2.5.2 Dampak Bagi Lingkungan


Dampak perubahan iklim ini sendiri diperparah oleh masalah
lingkungan, masalah kependudukan, dan masalah kemiskinan. Karena
lingkungan yang rusak, alam akan lebih rapuh dalam menghadapi perubahan
iklim. Dampak terhadap penataan ruang juga dapat terjadi antara lain apabila
penyimpangan iklim berupa curah hujan yang cukup tinggi, memicu terjadinya
gerakan tanah (longsor) yang berpotensi menimbulkan bencana alam, berupa :
banjir dan tanah longsor. Dengan kata lain daerah rawan bencana menjadi
perhatian perencanaan dalam mengalokasikan pemanfaatan ruang.

2.5.3 Dampak bagi Sumber daya air


Pada pertengahan abad ini, rata-rata aliran air sungai dan ketersediaan
air di daerah subtropis serta daerah tropis basah diperkirakan akan meningkat
sebanyak 10- 40%. Sementara di daerah subtropis dan daerah tropis yang
kering, air akan berkurang sebanyak 10-30% sehingga daerah-daerah yang
sekarang sering mengalami kekeringan akan semakin parah kondisinya.

2.5.4 Dampak Bagi Ekonomi


Dan yang terakhir adalah dampak ekonomi. Semua dampak perubahan
iklim yang terjadi pada setiap lini kehidupan tersebut diatas pastilah secara
langsung akan memberikan dampak terhadap perekonomian Indonesia akibat
kerugian ekonomi yang harus ditanggung.

27
2.6 Solusi Mengatasi Perubahan Iklim
2.6.1 Mitigasi
Salah satu cara menahan laju perubahan iklim adalah mengurangi emisi
GRK ( Gas Rumah Kaca ) hasil aktivitas manusia. Ini bisa dilakukan antara
lain dengan menggunakan bahan bakar dari sumber energi yang lebih bersih,
seperti beralih dari batubara ke gas, atau menggunakan sumber energi
terbarukan seperti tenaga matahari atau biomassa. Selain itu, mengurangi
penggunaan bahan bakar untuk kendaraan bermotor dan menghemat listrik
juga mengurangi emisi GRK. Usaha-usaha seperti ini disebut mitigasi. Melalui
Protokol Kyoto, usaha-usaha mitigasi dilakukan secara global.
Salah satu usaha yang dilakukan adalah CDM (clean development
mechanism, atau mekanisme pembangunan bersih) yang memungkinkan
aktivitas pelestarian lingkungan hidup dan ekonomi dilakukan secara bersama-
sama. Melalui kerjasama dengan negara maju, negara berkembang bisa
menerima manfaat dengan adanya tambahan dana dan alih teknologi untuk
menjalankan kegiatan yang mengurangi emisi GRK sekaligus mendukung
tercapainya pembangunan berkelanjutan.

2.6.2 Adaptasi
Perubahan iklim yang sedang terjadi berikut segala dampaknya tidak
dapat dihindari. Oleh karena itu, harus dilakukan upaya adaptasi, yaitu
mempersiapkan diri dan hidup dengan berbagai perubahan akibat perubahan
iklim, baik yang telah terjadi maupun mengantisipasi dampak yang mungkin
terjadi. Beradaptasi terhadap kedua macam dampak perubahan iklim –
kejadian ekstrem dan dampak perlahan – memerlukan strategi yang berbeda.
Mempersiapkan diri menghadapi kejadian ekstrem dilakukan dengan
menyusun rencana penanganan bila terjadi bencana alam, seperti badai dan
banjir. Sedangkan menghadapi perubahan perlahan memerlukan kemauan dan

28
kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap kondisi lingkungan yang terus
berubah.
Sebenarnya penanganan masalah lingkungan, seperti reboisasi atau
rehabilitasi terumbu karang yang rusak, sudah merupakan kegiatan adaptasi
terhadap perubahan iklim. Namun, kegiatan tersebut perlu diperkuat dengan
menyertakan pertimbangan mengenai dampak perubahan iklim. Usaha
mengurangi kemiskinan juga merupakan kegiatan adaptasi karena masyarakat
miskin paling rentan terhadap dampak perubahan iklim dengan minimnya
kemampuan mereka untuk beradaptasi. Contoh adaptasi terhadap kejadian
ekstrem adalah dengan mengantisipasi bencana alam yang semakin sering
terjadi karena adanya perubahan iklim.
Ini bisa dilakukan dengan membuat sistem peringatan dini di daerah
yang dinilai rawan badai serta memberi petunjuk mengenai apa yang harus
dilakukan masyarakat bila badai terjadi. Contoh adaptasi terhadap dampak
perubahan iklim perlahan adalah membuat perlindungan bagi masyarakat yang
tinggal di pesisir dengan cara menanam hutan bakau. Adanya hutan bakau
mengurangi kemungkingan erosi pantai dan intrusi air laut ke dalam sumber air
bersih akibat naiknya permukaan air laut. Ada beberapa cara yang dapat
dilakukan untuk mengurangi dampak perubahan iklim serta mencegah
terjadinya dampak yang lebih signifikan, yaitu :
a. Mematikan peralatan elektronik yang tidak dipakai, misalnya
computer,televisi, charger HP saat tidak digunakan.
b. Mengubah pola makan banyak daging dengan cara mengurangi
porsinya. Karena menurut catatan PBB, pola makan daging
berkontribusi terhadap kelaparan dunia dan merupakan penyebab
utama dari penebangan hutan. Sementara cara pendekatan vegetarian
terhadap gaya hidup hijau dapat meningkatkan kesehatan dan
memperbaiki kehidupan setiap orang di dunia.

29
c. Melakukan kebiasaan hijau dimulai dari hal-hal kecil, membuat
taman kecil depan rumah, menambah jumlah pot atau sekedar
menanam rumput hijau. Pelihara semua tanaman agar memberi
oksigen bagi lingkungan sekitar. Semakin banyak tanaman semakin
banyak oksigen yang dibutuhkan.
d. Mengurangi penggunaan plastik, terutama kresek. Belilah jinjingan
belanja biasa yang dapat digunakan berkali-kali atau memakai
pembungkus kardus pada saat belanja di supermarket.
e. Mempergunakan lap atau saputangan sebagai pengganti tisu.
Memakai popok flannel sebagai pengganti pampers. Sebab semakin
banyak pemakaian tisu dan pampers, semakin lebih banyak lagi
pohon yang harus ditebang.
f. Menggunakan peralatan makan dan rumah tangga bukan dari plastic
atau melamin.
g. Berhenti merokok, menghindari minuman beralcohol dan
memperbanyak minum air putih.
h. Mengajak orang – orang terdekat di keluarga, tetangga, lingkungan
kerja ataupun kerabat untuk memulai gaya hidup hijau di
lingkungannya. Semakin banyak orang turut berperan menjaga
kehijauan bumi, semakin banyak pula peluang bumi untuk berumur
panjang.
i. Lakukan gerakan 3R (Reuse, Reduce, Recycle) 10. Tunjukan
kepedulian kita kepada lingkungan yang semakin gersang ini dengan
menanam pohon.

30
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari uraian diatas kita dapat melihat bahwa perubahan iklim bermula pada
efek rumah kaca. Efek ini terjadi akibat adanya emisi dari karbon dioksida. Pada
mulanya, karbon dioksida dianggap bukan sebagai sumber pencemar udara karena
Karbon dioksida, merupakan senyawa normal yang ada di atmosfir sebagai hasil dari
siklus karbon dan oksigen. Akan tetapi, karena semakin banyaknya penggunaan bahan
bakar fosil dan adanya intervensi manusia dalam siklus karbon dan oksigen
mengakibatkan produksi karbon dioksida lebih cepat dari pada siklus normal sehingga
terjadi kepincangan, sebagai akibatnya konsentrasi rata-rata karbon dioksida di
atmosfir meningkat. Pemanasan global ini menyebabkan perubahan iklim.
Pengaruh laut sangat kuat terhadap iklim di bumi terutama untuk menyerap
energy matahari dan mendistribusikannya kembali ke seluruh bagian bumi dalam
bentuk arus air. Perubahan pola arus air yang hangat maupun dingin akan
mengakibatkankekacauan iklim, seperti peristiwa El Nino yang di Indonesia telah
dirasakan dalam bentuk temperature udara yang tinggi, kekeringan yang panjang,
kebakaran hutan dan curah hujan yang sedikit. Hal ini dialami oleh berbagai sector
yakni pertanian, kelautan dan perikanan, kesehatan bahkan sektor kehutanan.
Pemanasan global mengakibatkan dampak yang luas dan serius bagi lingkungan bio-
geofisik (seperti pelelehan es di kutub, kenaikan muka air laut, perluasan gurun pasir,
peningkatan hujan, perubahan iklim, punahnya flora dan fauna tertentu, migrasi fauna
dan hama penyakit, dsb).
Dampak negatif dari perubahan iklim global ini pun telah di rasakan saat
ini dengan adanya berbagai bencana yang melanda di seluruh lapisan dunia dan
dipastikan bencana ini akan semakin meningkat pada masa mendatang. Bencana
tersebut seperti terjadinya bencana banjir, tsunami, kekeringan, badai, tanah longsor

31
dan sebagainya, sehingga mempengaruhi keterbatasan air bersih, kebutuhan sanitasi
dasar, ketersediaan pangan yang akan menimbulkan masalah gizi dan menyebabkan
rentan terhadap penyakit.Oleh karena itu, ketika manusia menyadari bahwa
aktifitasnya telah mengakibatkan Efek Rumah Kaca yang berlebih, maka diperlukan
usaha yang sungguh-sungguh untuk menguranginya sehingga mencapai
keseimbangannya kembali.
Dunia masih mempunyai kesempatan realistis guna menghindari sebagian dari
bencana meluas akibat pemanasan global (global warming). Hal tersebut harus dapat
dilaksanakan dan dipersiapkan melalui berbagai upaya dan langkah – langkah
implementasinya. Melindungi diri dari perubahan iklim dibagi atas upaya
mitigasi mengurangi emisi gas rumah kaca dari sumbernya) dan adaptasi (mengatasi
dampak perubahan iklim ) yang seringkali tidak dapat dipisahkan satu dengan yang
lainnya.

3.2 Saran
Dalam menghadapi perubahan iklim dan setiap peristiwa alam yang terjadi,
diperlukan adanya kesadaran di diri masyarakat untuk menjaga lingkungan dan
melakukan hal hal yang dapat meminimalisir dampak buruk dari perubahan iklim atau
bahkan global warming. Selain itu kerjasama yang baik antara pemerintah dan elemen
dari masyarakat juga sangat diperlukan untuk mengurangi dampak buruk dari
perubahan iklim serta mengatasi setiap dampak dari peristiwa alam.

32
DAFTAR PUSTAKA

Ahira, Anne. 2011. http://www.anneahira.com/penyebab-perubahan-iklim-


global.html [10 April 2012].
BAKL-LAPAN. 2010. Iklim. http://www.dirgantara-lapan.or.id [12 Januari 2012]

BAKL-LAPAN. 2010. Dampak Perubahan Iklim. http://www.dirgantara-lapan.or.id


[ 12 Januari 2012].

Hartono. 2007. Geografi: Jelajah Bumi dan Alam Semesta. Bandung: Citra Praya.

Murdiyarso, Daniel. 2003. Sepuluh Tahun Perjalanan Konvensi Perubahan Iklim.


Jakarta: PT Kompas Media Nusantara
Nasir. 2009. http://dokternasir.web.id/2009/03/penyebabdampaksecaraglobal.html
[10 April 2012].

Winarto, 2013. http://winarto.in/2013/03/strategi-adaptasi-masyarakat-terhadap-


perubahan-iklim-sebuah-pendekatan-holistis-dan-integratif/ [ 11 maret 2013 ]

33

Anda mungkin juga menyukai