Anda di halaman 1dari 16

PERUBAHAN IKLIM DAN KESEHATAN GLOBAL

Dosen Pengampu :

1. Fakhrida Khairat,SKM,MKes
2. Jessy Novitasari,SPd,MSi

Disusun Oleh:

Ercha Septiliana (PO71331230094)

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN SANITASI LINGKUNGAN


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
POLTEKKES KEMENKES JAMBI
TAHUN 2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul Perubahan Iklim.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas dari Ibu
Fakhrida Khairat,SKM,MKes dan Ibu Jessy Novitasari,SPd,MSi selaku dosen pada
mata kuliah Kesehatan Global diharapkan dengan adanya makalah ini dapat menambah
pengetahuan maupun wawasan sesuai dengan bidang yang kami tekuni.

Kami mengucapkan segenap terimakasih kepada Ibu dosen pengampu mata kuli
ah Kesehatan Global serta pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Kami me
nyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kr
itik dan saran yang membangun akan sangat kami terima demi kesempurnaan makalah i
ni.

Muara Enim, Februari 2024

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………i

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………1

A. Latar Belakang………………………….…………………………………1

B. Rumusan Masalah…………………………………………………………2

C. Tujuan……………………………………………………………………..2

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………….3

A. Pengertian perubahan iklim dan penyebabnya……………………………3

B. Dampak perubahan iklim terhadap kesehatan…………………………4

C. Respon kebijakan untuk melindungi kesehatan masyarakat………4

D. Inisiatif adaptasi dan mitigasi tingkat lokal………………………………… .7

BAB III PENUTUP………………………………………………………………..9

A. Kesimpulan………………………….………………………………………..9

B. Saran…………………………….…………………………………………9

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………11
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pemanasan global selama abad terakhir telah mengakibatkan perubahan ikli
m yang telah menjadi isu paling penting dalam kebijakan pembangunan dan global
governance pada abad ke-21. Menurut Kartasapoetra, iklim adalah rata-rata keadaa
n cuaca dalam waktu yang cukup lama. Iklim merupakan fenomena alam yang dige
rakkan oleh gabungan beberapa unsur, yaitu radiasi matahari, temperatur, kelembab
an, awan, hujan, evaporasi, tekanan udara, dan angin. Faktor yang mempengaruhi u
nsur iklim sehingga dapat membedakan iklim di suatu tempat dengan iklim di temp
at lain disebut kendali iklim. Matahari adalah kendali iklim yang sangat penting dan
sumber energi di bumi yang menimbulkan gerak udara dan arus laut. Kendali iklim
yang lain, misalnya distribusi darat dan air, sel semi permanen tekanan tinggi dan te
kanan rendah, massa udara, pegunungan, arus laut dan badai.
Iklim merupakan peluang statistik berbagai keadaan atmosfer anatara lain
suhu, tekanan, angin, kelembaban yang terjadi di suatu daerah selama kurun waktu
yang panjang. Iklim tidak hanya merupakan rata-rata dari kondisi atmosfer atau rat
a-rata cuaca lokasi tersebut. Perubahan iklim bisa terjadi karena proses alam
internal maupun kekuatan dan tingkah laku aktivitas manusia yang terus menerus
mengubah komposisi atmosfer dan tata guna lahan. Perubahan iklim ini merupakan
ancaman bagi bumi, karena dapat memengaruhi semua aspek kehidupan. Dan tentu
saja akan merusak keseimbangan kehidupan bumi.
Kenaikan suhu bumi tidak hanya berdampak pada naiknya temperatur bumi
tetapi juga mengubah sistem iklim yang mempengaruhi berbagai aspek pada peruba
han alam dan kehidupan manusia, seperti kualitas dan kuantitas air, habitat, hutan, k
esehatan, lahan pertanian dan ekosistem wilayah pesisir.
Perubahan iklim menyebabkan awal musim hujan mengalami kemunduran s
edangkan akhir musim hujan akan lebih cepat yang berarti lama musim hujan akan
semakin pendek. Di sisi lain, tinggi hujan musim hujan akan cenderung meningkat
sedangkan tinggi hujan musim kemarau cenderung menurun. Hal ini berimplikasi p

1
ada semakin meningkatnya risiko kekeringan pada musim kemarau dan risiko banji
r atau bahaya longsor pada musim hujan.
Perubahan iklim yang akan terus terjadi, memang tidak dapat dihindari lagi,
cepat atau lambat kita akan dapat merasakan dampaknya. Namun, bukan berarti lan
tas menyerah dan tidak berbuat apa-apa. Indonesia memiliki potensi dalam berkontr
ibusi untuk menekan dampak perubahan iklim bersama dengan negara-negara lain.
Upaya ini dapat dilakukan dengan pendekatan nasional maupun internasional. Dala
m skala internasional, diperlukan komitmen tinggi bagi Indonesia untuk berpartisip
asi dan turut meratifikasi instrumen hukum internasional karena hal ini akan memb
awa konsekuensi hukum untuk mengimplemetasikan instrumen dan merumuskanny
a dalam kebijakan nasional. Selain itu diperlukan konsistensi dan keberanian bagi I
ndonesia untuk melakukan penegakan hukum dalam rangka menanggulangi dampa
k perubahan iklim secara nasional. Baik dari segi peraturan perundang-undangan, p
emberlakuan sanksi dan penegakannya.

B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan perubahan iklim dan apa saja penyebabnya?
2. Apa dampak perubahan iklim terhadap kesehatan?
3. Respon kebijakan untuk melindungi kesehatan masyarakat?
4. Inisiatif adaptasi dan mitigasi tingkat lokal?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian perubahan iklim dan faktor penyebabnya
2. Mengetahui berbagai dampak perubahan kilim terhadap kesehatan
3. Mengetahui respon kebijakan untuk melindungi kesehatan masyarakat
4. Mengetahui inisiatif dan mitigasi Tingkat lokal

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perubahan Iklim dan Penyebabnya

Perubahan iklim atau Climate change adalah gejala naiknya suhu permukaan
bumi akibat naiknya intensitas efek rumah kaca yang kemudian menyebabkan terjadi
nya pemanasan global. Bagi sebagian masyarakat mungkin sudah mengenal apa itu c
limate change atau perubahan iklim. Kenaikan suhu udara ini dipicu oleh semakin tin
gginya kadar Gas Rumah Kaca (GRK) di atmosfer, diantaranya oleh CO2 yang bany
ak dihasilkan dari aktivitas manusia seperti kegiatan pembakaran bahan bakar fosil
(mis: minyak, gas, batubara) yang banyak digunakan untuk industri, transportasi, ru
mah tangga, pembangkit, dll.

Perubahan suhu yang terjadi saat ini diyakini sebagai akibat terjadinya akumu
lasi Gas Rumah Kaca (GRK) di atmosfer. Berbagai kegiatan manusia dalam pemban
gunan menyebabkan konsentrasi GRK di atmosfer semakin bertambah, termasuk pen
ggunaan bahan bakar fosil, proses penguraian sampah dan limbah, penggunaan pupu
k kimia serta pembakaran jerami. Keberadaan GRK di atmosfer menyebabkan radiasi
gelombang panjang sinar matahari terperangkap sehingga suhu bumi menjadi naik da
n mengakibatkan perubahan iklim. Peningkatan GRK di atmosfer diperparah oleh ber
kurangnya luas hutan yang mempunyai kemampuan untuk menyerap CO2.

Perubahan iklim merupakan realitas yang telah dirasakan secara luas di berba
gai belahan dunia, sehingga diperlukan aksi nyata untuk meningkatkan ketahanan da
n kesehatan masyarakat terhadap dampak perubahan iklim serta upaya pengurangan
emisi GRK sebagai komponen yang diperlukan dalam pembangunan berkelanjutan.

Di Indonesia, fenomena dan dampak perubahan iklim terlihat jelas dalam beb
erapa tahun terakhir. Musim kering relatif lebih panjang yang mengakibatkan kekerin
gan di sejumlah wilayah Indonesia Bagian Timur dan curah hujan berintensitas sanga
t tinggi yang mengakibatkan banjir dan tanah longsor. Cuaca ekstrem yang melanda I
ndonesia tidak hanya berdampak negatif terhadap lingkungan, kesehatan masyarakat,

3
tetapi juga mengakibatkan kebakaran hutan karena kemarau ekstrem atau hilangnya
keanekaragaman hayati, namun juga berdampak pada sosial dan ekonomi.

B. Dampak Perubahan Iklim Terhadap Kesehatan

Perubahan iklim berdampak sangat luas pada kehidupan masyarakat. Kenaika


n suhu bumi tidak hanya berdampak pada naiknya temperatur bumi tetapi juga meng
ubah sistem iklim yang mempengaruhi berbagai aspek pada perubahan alam dan kehi
dupan manusia. Adapun dampak perubahan iklim terhadap kesehatan yaitu :

1. Frekuensi timbulnya penyakit seperti tifus, malaria dan demam berdarah akan
meningkat akibat pergeseran musim dan perubahan pola hujan.
2. peningkatan temperatur akan mengakibatkan kebakaran hutan
3. Meningkatnya frekuensi bencana alam /cuaca ekstrim (tanah longsor, banjir, kek
eringan, badai tropis, dll), sehinga menimbulkan traumatik dan tekanan secara ps
ikologis bagi masyarakat setelah mengalami bencana
4. Adanya kekurangan gizi dan nutrisi bagi para pengungsi apabila terjadi keterlam
batan akomodasi bantuan makanan.
5. Terganggunya pernapasan masyarakat yang berada di kawasan bencana meletus
nya gunung berapi.
6. mengancam ketersediaan air yang berdampak pada penyakit diare, kolera, tifus,
disentri dll.

C. Respon Kebijakan Melindungi Kesehatan Masyarakat

Terdapat beberapa peraturan yang berhubungan dengan perubahan iklim, dam


pak yang ditimbulkan pemanasan global tentu akan membawa pengaruh bagi keberla
ngsungan hidup manusia karena manusia memiliki ketergantungan yang erat dengan
bumi sebagai tempat atau wadah dimana manusia melakukan aktivitas kehidupannya.
Pemerintah mempunyai tanggung jawab sebagaimana tertera dalam pembukaan Und
ang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 28 dan batang tubuhnya, melindungi s
egenap bangsa Indonesia termasuk di dalamnya memberi hak asasi manusia pada war
ga negaranya (Pasal 28 A, Pasal 28 H ayat (1). Oleh karenanya, tanggung jawab terse

4
but dijabarkan dalam berbagai ketentuan, beberapa ketentuan dirangkum sebagai beri
kut:

1. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2008 tentang Dewan N


asional Perubahan Iklim
Pemerintah Republik Indonesia berdasarkan Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 206 tahun 2005 tentang Komisi Nasional Mekanisme
Pembangunan Bersih Menteri Negara Lingkungan Hidup membentuk Dewan Na
sional Perubahan Iklim (DNPI) melalui Peraturan Presiden Republik Indonesia
Nomor 46 Tahun 2008, dengan tugas dan fungsinya adalah:
1.bMerumuskan kebijakan nasional strategi program dan kegiatan pengendalian
perubahan iklim; 2. Mengkoordinasikan kegiatan dalam pelaksanaan tugas peng
endalian perubahan iklim yang meliputi kegiatan adaptasi, mitigasi, alih teknolo
gi dan pendanaan; 3. Merumuskan kebijakan pengaturan mekanisme dan tata car
a perdagangan karbon; 4. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi implementasi
kebijakan tentang pengendalian perubahan iklim; 5. Memperkuat posisi indonesi
a untuk mendorong negara-negara maju untuk lebih bertanggung jawab dalam p
engendalian perubahan iklim.
2. Undang-Undang Nomor 31 tahun 2009 tentang Meteorologi, Klimatologi, dan
Geofisika
Aturan mengenai perubahan iklim dapat ditemukan dalam Pasal 65-67 ya
ng mengatur tentang kewajiban Pemerintah untuk melakukan mitigasi dan adapt
asi terhadap dampak pemanasan global dan perubahan iklim melalui koordinasi
kegiatan pengendalian, pemantauan, dan evaluasi penerapan kebijakan. Dalam P
asal 89 juga mengatur mengenai hak masyarakat untuk mendapatkan informasi d
an peran sertanya dalam membantu menyebarluaskan informasi, membantu miti
gasi dan adaptasi perubahan iklim, serta menjaga sarana dan prasarana.
3. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan L
ingkungan Hidup
Pada tanggal 3 Oktober 2009 Pemerintah Republik Indonesia mengesahk
an dan mengundangkan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindu
ngan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Pada poin menimbangnya menguraik
an bahwa pemanasan global yang semakin meningkat mengakibatkan perubahan

5
iklim sehingga memperparah penurunan kualitas lingkungan hidup karena itu pe
rlu dilakukukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya sistematis
dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan me
ncegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang melip
uti perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan dan pen
egakan hukum. Terdapat beberapa Pasal dari Undang-Undang Nomor 32 tahun 2
009 yang berhubungan dengan perubahan iklim, yaitu: Pasal 16 mengenai Kajia
n Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) huruf e, tingkat kerentanan dan kapasitas
adaptasi terhadap perubahan iklim. Pasal 57 ayat (1) huruf c dan ayat 4, yang me
netapkan, pemeliharaan lingkungan hidup dilakukan upaya pelestarian fungsi at
mosfer, meliputi: upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, upaya perlindun
gan ozon, dan upaya perlindungan terhadap hujan asam. Penjelasan Pasal terseb
ut berbunyi sebagai berikut: Yang dimaksud dengan ”adaptasi perubahan iklim”
adalah upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan dalam menyesuai
kan diri terhadap perubahan iklim, termasuk keragaman iklim dan kejadian iklim
ekstrim sehingga potensi kerusakan akibat perubahan iklim berkurang, peluang y
ang ditimbulkan oleh perubahan iklim dapat dimanfaatkan, dan konsekuensi yan
g timbul akibat perubahan iklim dapat di atasi.
Selanjutnya Pasal 63 ayat (1) huruf j pemerintah bertugas dan berwenang
menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai pengendalian dampak perub
ahan iklim dan perlindungan emisi. Ayat (2) huruf e, pemerintah provinsi bertug
as dan berwenang menyelenggarakan inventarisasi sumber daya alam dan emisi
gas rumah kaca pada tingkat provinsi, sedangkan untuk pemerintah kabupaten/k
ota ditetapkan dalam ayat (3) huruf e.
4. Peraturan Presiden No. 61 Tahun 2011 Tentang Rencana Aksi Nasional Penur
unan Emisi Gas Rumah Kaca
Indonesia berkomitmen untuk menurunkan emisi sebesar 26 persen dari s
kenario pembangunan Business as Usual (BAU) pada tahun 2020 dengan dana s
endiri tanpa mengorbankan pembangunan di sektor lain, atau 41 persen jika men
dapatkan bantuan internasional. Pemerintah akan melakukan ini sejalan dengan
upaya memacu pertumbuhan ekonomi sebesar 7 persen per tahun. Untuk mewuj

6
udkan komitmen ini Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Presiden No. 61
Tahun 2011 Tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca
(Perpres RAN-GRK) dan Peraturan Presiden No. 71 Tahun 2011 Tentang Peny
elenggaraan Inventarisasi GRK Nasional. Pada Perpres RAN-GRK bertujuan unt
uk menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 26 persen dan 42 persen (dengan
bantuan asing) pada tahun 2020. Hal ini pula menjadi pedoman bagi Kementrian
/ Lembaga untuk melakukan perencanaan, pelaksanaan, monitoring, dan evaluas
i penurunan emisi gas rumah kaca serta menjadi pedoman bagi Pemerintah Daer
ah dalam penyusunan RAN-GRK. Adapun lima (5) Sektor Utama Target dan Str
ategi Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca adalah pertanian; kehutanan dan lahan
gambut; energi dan transportasi; industri dan pengelolaan limbah.

D. Inisiatif Adaptasi dan Mitigasi di Tingkat Lokal


1. Inisiatif Adaptasi
Adaptasi terhadap perubahan iklim merupakan proses yang terjadi secara
alamiah yang dilakukan oleh manusia dan makhluk hidup lain dalam habitat dan
ekosistemnya sebagai sebuah reaksi atas perubahan yang terjadi. 4 prinsip dalam
proses adaptasi perubahan iklim, yaitu:
a. Menempatkan adaptasi dalam konteks pembangunan.
b. Membangun pengalaman beradaptasi untuk mengantisipasi variabilitas
perubahan iklim.
c. Memahami bahwa adaptasi berlangsung dalam level yang berbeda,
terkhusus di level lokal.
d. Memahami bahwa adaptasi adalah proses yang terus berjalan.

2. Mitigasi di Tingkat lokal


Mitigasi pada prinsipnya adalah berbagai tindakan aktif untuk mencegah,
memperlambat terjadinya perubahan iklim dan pemanasan global dan menguran
gi dampak perubahan iklim melalui penurunan emisi gas rumah kaca dan pening
katan penyerapan gas rumah kaca.
Cara mitigasi dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Eliminasi, dengan cara menghindari penggunaan alat-alat penghasil emisi
gas rumah kaca.

7
b. Pengurangan, dengan cara mengganti peralatan lama dan/atau
mengoptimalkan struktur yang sudah ada
c. Substitusi: penggunaan energi terbarukan untuk memenuhi kebutuhan listrik

dan/atau pemanas

d. Offset: cara ini berbiaya rendah, tetapi memiliki manfaat yang cukup besar.
Langkah yang diambil adalah melalui reboisasi dan reforestasi. Cara ini haru
s dilakukan dengan cakupan yang besar sehingga sering menjadi kendala.

BAB III
PENUTUP

8
A. Kesimpulan

Perubahan iklim adalah gejala naiknya suhu permukaan bumi akibat naiknya
intensitas efek rumah kaca yang kemudian menyebabkan terjadinya pemanasan globa
l. Perubahan suhu yang terjadi saat ini diyakini sebagai akibat terjadinya akumulasi
Gas Rumah Kaca (GRK) di atmosfer. Berbagai kegiatan manusia dalam pembanguna
n menyebabkan konsentrasi GRK di atmosfer semakin bertambah, termasuk penggun
aan bahan bakar fosil, proses penguraian sampah dan limbah, penggunaan pupuk kim
ia serta pembakaran jerami. Keberadaan GRK di atmosfer menyebabkan radiasi gelo
mbang panjang sinar matahari terperangkap sehingga suhu bumi menjadi naik dan m
engakibatkan perubahan iklim.

Perubahan iklim akan memberikan dampak yang sangat besar pada


kehidupan manusia terutama berdampak pada kesehatan. Dari banyaknya dampak da
ri perubahan iklim ini, maka kita harus mengadakan solusi dan mitigasi untuk menga
tasinya.

Dalam peraturan perundang-undangan Indonesia juga sudah banyak yang me


ngatur mengenai perubahan iklim seperti UUD RI 1945, Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 46 Tahun 2008 , Undang-Undang Nomor 31 tahun 2009, Undang-
Undang Nomor 32 tahun 2009, dan Peraturan Presiden No. 71 Tahun 2011.

B. Saran

Hukum sebagai sarana dan memiliki sanksi untuk dapat dijadikan dasar dalam p
emanfaatan dan pengolahan sumber daya alam sebagai upaya untuk mencegah terjadiny
a perubahan iklim yang disebabkan gas rumah kaca, sehingga kita dapat melakukan upa
ya untuk mengatasi dampak (mitigasi) dan menyesuaikan tindakan (adaptasi) terhadap k
ejadian perubahan iklim. Melalui tindakan nyata secara terpadu secara lintas sektor dan
lintas wilayah, dan mengupayakan tindakan penyesuaian di bidang berbagai kehidupan.

Penegakan hukum merupakan salah satu aspek penting dalam penanganan perm
asalahan ini, baik secara preventif maupun represif. Pembuatan UU khusus perubahan i
klim akan mampu melengkapi instrumen hukum lingkungan yang ada, UU khusus peru
bahan iklim akan mampu memberikan kontribusi yang konkrit dan melanjutkan komitm
en Indonesia dalam menekan dampak perubahan iklim untuk mewujudkan pembanguna

9
n yang berkelanjutan (sustainable development) untuk generasi selanjutnya. Selain itu, p
enegakan hukum secara represif dengan penerapan hukum multidoor sehingga memung
kinkan pengenaan pidana tambahan kepada para pelaku pidana di bidang lingkungan, kh
ususnya perubahan iklim, akan memberikan efek jera yang lebih efektif. Tentunya, upay
a ini tidak akan berhasil tanpa kesadaran masing-masing individu.

10
DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Perundang-undangan

Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2008 tentang Dewan Nasional
Perubahan Iklim

Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2009 tentang Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisi


ka

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkun


gan Hidup

Peraturan Presiden No. 61 Tahun 2011 Tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan Emi
si Gas Rumah Kaca

Peraturan Presiden No. 71 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Inventarisasi GRK N


asional

Buku dan Jurnal

Amelina, F. (2014). Artikel Mahasiswa: Peran Hukum di Indonesia dalam


Penanggulangan Perubahan Iklim. Jurnal Hukum Lingkungan Indonesia, 1(1),
189-197.

Arifin, S. (2015). Peranan dan Fungsi Hukum Lingkungan Mengantisipasi Dampak


Perubahan Iklim Pada Sumberdaya Pesisir Sumatera Utara. . Jurnal Hukum
Samudra Keadilan, 10(2), 173-175.

Change, U. N. (2013). “Kyoto Protocol-Targets for the first commitment period”.


Diakses pada 28 Mei 2021 https://unfccc.int/process-and-meetings/the-kyoto-
protocol/what-is-the-kyoto-protocol/kyoto-protocol-targets-for-the-first-
commitment-period

Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim - Kementerian Lingkungan Hidup


dan Kehutanan. (2017). Dampak Fenomena Perubahan Iklim. Diakses pada 28
Mei 2021 pukul 13.05

11
Faiz, P. M. Perubahan Iklim dan Perlindungan Terhadap Lingkungan: Suatu Kajian
Berprespektif Hukum Konstitusi”, disampaikan sebagai paper position pada
Forum Diskusi Kelompok Kerja Pakar Hukum mengenai Perubahan
Iklim yang diselenggarakan oleh Indonesian Center for Environmental Law
(ICEL) di Hotel Grand Mahakam, Jakarta, 2009

Indonesia, S. R. (2012). Strategi Nasional REDD+. Jakarta: Indonesia.

International, C. REDD+. Diakses pada 28 Mei 2021


http://www.conservation.org/learn/climate/

Kartasapoetra, A. (2004). Klimatologi Pengaruh Iklim terhadap Tanah dan Tanaman.


Jakarta: PT Bumi Aksara.

Seeevil13. 2015. Makalah Pengertian dan Penyebab Perubahan Iklim (Climate Change).
Diakses pada 28 Mei 2021 pukul 10.30 di :
http://seeevil13.blogspot.com/2015/03/normal-0-false-false-false-in-x-none-
x.html.

Tjasjono, B. (2004). Klimatologi. Bandung: Institut Teknologi Bandung.

Ulfa, M. (2018). Persepsi Masyarakat Nelayan Dalam Menghadapi Perubahan Iklim


(Ditinjau Dalam Aspek Sosial Ekonomi). Pendidikan Geografi, 41-49.

United Nations Framework Convention on Climate Change. (2013). “Clean


Development Mechanism”. Diakses pada 28 Mei 2021
https://unfccc.int/process-and-meetings/the-kyoto-protocol/mechanisms-under-
the-kyoto-protocol/the-clean-development-mechanism

United Nations Framework Convention on Climate Change Secretariat. (2011). “Fact


Sheet: The Kyoto Protocol.”. Diakses pada 28 Mei 2021
https://unfccc.int/kyoto_protocol/

University of California Berkeley. (2009). To Kyoto and Beyond, Spring 2009. The
Economics of Climate Change.

12
World Resources Institute. “Forest, Clmate Change and The Challenge of REDD.”.
Diakses pada 28 Mei 2021 http://www.wri.org/stories/2010/03/forests-climate-
changeand-challenge-redd

13

Anda mungkin juga menyukai