Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH GEOGRAFI

BALI SIAGA KEKERINGAN

Disusun Oleh :

Andrew Garcia Christianto XC-1

Eugenia Tejokusumo XC- 6

Jonatahan Owen Satya XC- 14

Kenrick Fernando XC-17

Lionel Tantyorahardjo XC-19

Stella Joanna Trixie XC-26

1
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan atas hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Kami juga
memanjatkan puji syukur atas berkatmu, sehingga penyelesaian makalah Geografi.
Kami juga berharap, agar makalah ini bisa menjadi manfaat bagi para pembaca.

Makalah ini kami susun dengan lengkap dan detail, sehingga orang yang masih awam
dapat memahami mengenai informasi yang berkaitan dengan pengaruh pemanasan
global pada bidang pertanian. Kami juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada
seluruh pihak yang sudah berkontribusi dalam penyelesaian makalah ini.

Kami juga menyadari bahwa kami masih memiliki banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini. Kami memohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam
penyusunan kata, sehingga kami membuka dan menerima kritik dan saran bagi seluruh
pembaca.

Akhir kata Kami sampaikan, semoga makalah ini bisa bermanfaat dan memberi
informasi dan manfaat bagi seluruh orang yang membaca. Kami juga berharap, agar
makalah ini bisa menjadi sumber informasi. Sekian.

2
ABSTRAK

3
Daftar Isi

PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN MAKALAH IPA....................................................................i


Kata Pengantar..........................................................................................................................ii
ABSTRAK...................................................................................................................................iii
Daftar Isi...................................................................................................................................iv
BAB I..........................................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................2
1.3 Tujuan.............................................................................................................................2
1.4 Manfaat penelitian.........................................................................................................2
BAB 2.........................................................................................................................................4
2.1 Pemanasan global...........................................................................................................4
2.2 Gas Rumah Kaca..............................................................................................................5
BAB 3.........................................................................................................................................7
3.1 Jenis Penelitian...............................................................................................................7
BAB 4.........................................................................................................................................8
BAB 5.......................................................................................................................................10
5.1 Kesimpulan....................................................................................................................10
5.2 Saran.............................................................................................................................10

4
5
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Peningkatan konsentrasi gas karbondioksida (CO2) dan gas lainnya pada
amtosfer bumi membuat atmosfer bumi menahan lebih banyak panas dari matahari.
Hal ini menyebabkan peningkatan suhu bumi yang mengakibatkan pemanasan global.,
Penyebab Pemanasan Global. Adana gas rumah kaca ini terjadi karena pembakaran
minyak bumi. Bahan bakar batu bara dan juga pembakaran gas alam. Semua hal
tersebut menyebabkan adanya pemanasan yang terpantul tidak diteruskan ke luar
angkasa, tapi kembali lagi ke bumi. Perubahan iklim dalam beberapa tahun terakhir
banyak dibicarakan, tetapi tidak banyak orang yang memahaminya. Sebagian besar
pemangku kepentingan di sektor terkait, seperti pertanian, kehutanan, perikanan dan
kelautan, kesehatan dan perhubungan lebih tertarik pada dampak perubahan iklim.
Sementara itu publikasi dan interpretasi anomali iklim dari berbagai sumber sangat
beragam, sehingga akan menyulitkan pengambilan keputusan untuk adaptasi dan
minimalisasi risikonya. Informasi yang sangat global dan beragamnya dampak
antarwilayah dan antarwaktu menyebabkan kerugian harus diterima masyarakat yang
memiliki keterbatasan dalam mengakses informasi dan teknologi (Irianto dan
Suciantini 2006). Perubahan iklim umumnya menimbulkan kerugian pada sektor
pertanian, terutama tanaman pangan, sehingga kejadian ini penting untuk diketahui
atau diprediksi sebelumnya, agar kerugian dapat ditekan. Terkait dengan ketersediaan
air, kalau terjadi anomali iklim, terutama yang menyebabkan kekeringan, maka
tanaman pangan yang paling terpengaruh adalah yang membutuhkan banyak air
seperti padi. Ketika musim tanam bergeser maju atau mundur dari yang dijadwalkan,
tanaman akan mengalami kekeringan, sehingga produksi menurun, bahkan terjadi
puso. Sebagian besar sentra padi di Indonesia berada di wilayah dengan pola

6
monsonal, seperti Pantura Jawa, sehingga perubahan iklim akan berdampak nyata.
Sebagai contoh, peristiwa anomali iklim pada tahun 1994 dan 1997 telah
menyebabkan kekeringan pada areal sawah irigasi teknis yang ada di Jawa Barat.
Selain menyebabkan penurunan produksi pertanian, kekeringan juga menyebabkan
kebakaran hutan, seperti yang terjadi di Sumatera dan Kalimantan. Kegagalan panen
akibat penyimpangan iklim akhirnya berdampak terhadap meningkatnya jumlah
masyarakat miskin di pedesaan (Irianto dan Suciantini 2006).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan ulasan diatas, perumusan masalah yang dapat di teliti dapat
disimpulkan sebagai berikut :

A) Apa akibat dari cuaca yang berubah di bidang pertanian?

B) mengapa iklim penting bagi kegiatan pertanian?

C) Apa pengaruh kondisi curah hujan yang tinggi bagi pertanian?

D) Mengapa di Indonesia sangat cocok untuk kegiatan pertanian?

E) Bagaimana pemanasan global dapat mempengaruhi pertanian?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas yang merupakan pertanyaan

yang mesti dijawab, makalah ini bertujuan untuk :

A) Mendapatkan informasi tentang iklim di bidang pertanian


B) Mengetahui akibat pemanasan global di bidang pertanian

1.4 Manfaat penelitian


Penelitian ini diharapkan memberikan berberapa manfaat sebagai
berikut ini :

A) Memberikan gambaran kepada para petani tentang akibat pemanasan


global

7
B) Memberikan masukan kepada para petani tentang cara mengatasi
pemanasan global

C) Turut mempengaruhi secara tidak langsung terhadap para pengambil


keputusan baik pemilik bangunan, konsultan dan segenap tim pelaksana jasa
konstruksi di Indonesia untuk tidak bimbang lagi dalam menggunakan metode
green construction.

8
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pemanasan global


Pemanasan global (global warming) disebabkan oleh peningkatan jumlah gas
rumah kaca secara besar-besaran, salah satunya adalah CO2 yang dihasilkan dari
bahan bakar fosil dan penggundulan hutan. Konsentrasi gas berbahaya yang naik ke
atmosfer menyebabkan efek rumah kaca sehingga panas matahari tetap terperangkap
dalam atmosfer dan mengakibatkan kenaikan suhu permukaan bumi. Kenaikan suhu
ini memberi dampak langsung pada perubahan lingkungan dan sangat membahayakan
kehidupan semua ekosistem di dalamnya.

Dampak lingkungan yang terjadi dapat ditunjukkan dengan fakta-fakta antara


lain; mencairnya es di kutub utara dan selatan, meningkatnya level permukaan laut,
gelombang panas menjadi semakin panas, habisnya gletser serta perubahan iklim
(climate change) yang semakin ekstrim. Climate change adalah perubahan iklim yang
berhubungan langsung atau tidak langsung dengan aktifitas manusia dan dapat
mengubah komposisi atmosfer global dengan penambahan variabel iklim alami yang
berbanding lurus dengan periode waktu (UNFCCC 1992).

Perubahan iklim yang terjadi terus menjadi ancaman langsung bagi


keberlangsungan hidup seluruh mahkluk di muka bumi ini, dan hal ini merupakan
tanggung jawab kita sebagai manusia untuk memperbaiki setiap kerusakan lingkungan
untuk mengembalikan keseimbangan alam. Manusia memiliki sedikit pengaruh pada
iklim sampai mereka mulai hidup menetap dan bermukim untuk bertani sekitar 11.500
tahun yang lalu (Goldstein 2009). Kebutuhan lahan untuk bertani mengharuskan

9
adanya pembebasan lahan hutan, sehingga pohon-pohon yang sebelumnya berfungsi
sebagai penyerap karbondioksida dari atmosfer harus melepaskan karbon tersebut dan
konsentrasi karbondioksida di atmosfer terus meningkat yang ikut mempengaruhi
kenaikan suhu bumi.

2.2 Gas Rumah Kaca


Menurut Hairiah (2007), Gas rumah Kaca (GRK) didefinisikan menjadi gas
yang ada pada dalamatmosfer, baik alami maupun berasal aktivitas insan
(antropogenik) serta mengakibatkan tenaga dari sinar surya tak bisa terpantul keluar
bumi. di Peraturan Presiden RI No. 71 tahun 2011 perihal inventarisasi Gas tempat
tinggal Kaca Nasional terdapat beberapa jenis yang digolongkan menjadi GRK, yaitu
Karbondioksida (CO2), Gas Metan (CH4), Dinitrogen Oksida (N2O),
Sulfurheksaflourida (SF6), Perfluorokarbon (PFCS), Hidrofluorokarbon (HFCS).
Setiap jenis emisi gas rumah kaca mempunyai umur yg tidak sama. Meningkatnya
suhu homogen homogen bumi disebabkan sang saat tinggal emisi gas tempat tinggal
kaca pada atmosfer (Latuconsina, 2010). Emisi gas rumah kaca CO2, CH4, serta N2O
memiliki peran krusial sebagai kontributor primer berasal perubahan iklim sebab
termasuk dalam GRK yg berumur panjang (long-lived greenhouse gases)

Nama Gas Waktu Tinggal Di


Atmosfer (Tahun)
Karbon Dioksida (CO2) 5-2.000
Metana (CH4) 12
Dinitrogen Oksida (N2O) 144
(WMO,2014)

10
Sumber : IPCC, 2007

Emisi gas rumah kaca dapat menyebabkan terjadinya perubahan iklim yang
biasanya ditandai dengan peningkatan suhu dan distribusi curah hujan, sehingga
membawa dampak yang luas dalam kehidupan manusia dan diperkirakan akan terus
memburuk. Menurut Harmoni (2009) dampak yang ditimbulkan dari GRK bagi
kehidupan manusia seperti meningkatnya resiko kebakaran hutan ;meningkatnya
resiko epidemi penyakit infeksi dan risiko kehidupan manusia ;meningkatnya kejadian
kebanjiran dan kekeringan jika emisi GRK terus bertambah. ;penurunnya produksi
pertanian disebabkan oleh kekringan dan kebanjiran. ;penurunan sumber daya air
secara kualitatif maupun kuantitaf ;meningkatnya erosi dan kerusakan
infrastruktur ;menurunnya potensi tenanga pembangkit listrik di daerah rawan
kekeringan.

11
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada karya tulis ini merupakan metode
deskriptif kualitatif.

Data yang digunakan bersumber dari data sekunder berupa kajian-


kajian ilmiah terdahulu dan beberapa literatur/sumber yang mendukung. Data
data yang didapat dari luar itu nantinya digunakan untuk membantu penelitian
dan digunakan sebagai informasi dalam menyusun karya tulis ini. serta
meniawab masalah yang ada dalam karya tulis kali ini, Adapun tujuan dari
penelitian ini untuk menggambarkan menerangkan menjelaskan menjawab
pertanyaan lebih rinci

12
BAB 4
PEMBAHASAN

Cuaca yang berubah ubah akan mempengaruhi kualitas tanaman dari bidang
pertanian, seperti adanya tanaman yang akan rusak ketika musim hujan terus menerus
dan ada tanaman yang rusak ketika cuaca cukup panas. Cuaca yang berubah ubah pada
bidang pertanian akan menyebabkan gagal panen. Cuaca sangat berpengaruh terhadap
kegiatan petani sebab masing-masing tumbuhan (komoditas tani) memiliki sifat
tertentu terhadap kondisi cuaca. Misalnya tanaman A cocok menyukai banyak air
makan tanaman ini akan ditanam petani ketika musim hujan.
Keadaan iklim (cuaca) pada periode tertentu sangat menentukan pola tanam,
varietas, teknologi usahatani, pertumbuhan, produksi tanaman, serangan
hama/penyakit. Dampak perubahan iklim terhadap sektor yang berkaitan dengan
sumber daya air antara lain meningkatnya kejadian cuaca dan iklim ekstrim yang
berpotensi menimbulkan banjir, tanah longsor, dan kekeringan. Kondisi tersebut
diperparah oleh semakin menurunnya daya dukung lahan akibat meningkatnya
tekanan terhadap lahan.
Dampak yang ditimbulkan dari curah hujan tinggi atau curah hujan ekstrim
memiliki sisi positif dan negatif. Dampak negatif yang ditimbulkan dari curah hujan
tinggi atau curah hujan ekstrim bagi tanaman dan bidang pertanian yaitu (a) potensi
kerusakan tanaman akibat terendam banjir karena curah hujan tinggi. Tanaman yang
terendam banjir akan rusak karena akan mengurangi suplai oksigen dan
karbondioksida sehingga mengganggu proses fotosintesis dan respirasi serta
berpotensi menyebabkan tanaman menjadi busuk. (b) Lahan pertanian di wilayah
pesisir potensial terdampak banjir. (c) Adanya peningkatan kelembaban udara yang
berpotensi memunculkan penyakit tanaman yang meningkatkan resiko gagal panen.
Musim penghujan dengan curah hujan ekstrim disebabkan karena kelebihan air, di
mana curah hujan tinggi tentunya akan menyebabkan kelembaban udara yang tinggi

13
dan kondisi ini sangat mendukung populasi hama meningkat dan tingkat keparahan
penyakit menjadi lebih tinggi. Musim hujan dengan curah hujan ekstrim seringkali
menyulitkan petani karena Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) berkembang lebih
banyak sehingga memperparah kerusakan tanaman. Sedangkan dampak positif dari
tingginya curah hujan adalah, (a) Ketersediaan air cukup dari curah hujan yang tinggi
yang memungkinkan perluasan tanam terutama untuk komoditas padi baik di lahan
sawah irigasi, tadah hujan, maupun ladang. (b) Lahan pesisir yang biasa memiliki
tingkat salinitas tinggi akan berkurang karena curah hujan tinggi, sehingga gangguan
kadar keasinan dapat terhindarkan.
Dilihat dari sisi geografis, Indonesia terletak pada daerah tropis yang memiliki
curah hujan yang tinggi. Kondisi ini yang membuat Indonesia memiliki lahan yang
subur dan banyak jenis tumbuhan yang dapat tumbuh dengan cepat. Karena keadaan
tanah di negara Indonesia memiliki kandungan humus yang subur sehingga sangat
cocok untuk dijadikan lahan pertanian. Indonesia memiliki kondisi geografis yang
mendukung, yang mana Indonesia terletak di garis khatulistiwa, sehingga Indonesia
memiliki iklim tropis yang mendukung untuk sektor pertanian. Indonesia memiliki
tanah yang subuh, sehingga penduduk Indonesia memanfaatkannya untuk pertanian
dan perkebunan. Indonesia sangat cocok untuk kegiatan pertanian. karena Indonesia
memiliki letak astronomis yang terletak di antara 7°LU - 11°LS. lokasi astronomis ini
membuat Indonesia beriklim tropis. pertanian padi merupakan contoh dari tanaman
yang tumbuh subur di wilayah tropis ini. Secara geologis, Indonesia dilalui oleh dua
sirkum pegunungan api (Mediterania dan Pasifik) sehingga menyebabkan sebagian
besar tanah di Indonesia kaya akan unsur hara yang subur.
Pemanasan global memberikan dampak bagi hasil pertanian dan banyak petani
yang sangat bergantung pada musim dan iklim terutama bagi para petani di Indonesia
yang sangat bergantung pada musim dan iklim. Iklim di Indonesia sangat berpengaruh
dengan para petani karena akan memberikan dampak kepada hasil panennya nanti.
Berikut adalah dampak dari perubahan musim dan iklim :

(a) Kekeringan di daerah pertanian yang akan menyebabkan pada hasil pertanian.
(b) Akan menyebabkan banjir di daerah pertanian yang akan mengakibatkan gagal
panen.
(c) Tanaman akan terkena serangan hama dan penyakit tanaman
(d) Pangan akan semakin berkurang di bagian daerah yang rawan bencana kering
dan banjir
Pertanian merupakan sektor penting dalam perekonomian, namun hasil pertanian
dipengaruhi oleh lingkungannya terutama iklim. Kenaikan suhu dan perubahan pola
curah hujan dapat berdampak terhadap penurunan hasil pertanian, seperti jagung, padi,

14
dan gandum, terutama di daerah tropis, yang normalnya memiliki produksi pangan
tinggi.

BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa cuaca sangat
berpengaruh pada tanaman di Indonesia jika cuaca yang terlalu ekstrim akan membuat
tanaman mati, juga ada tanaman yang lebih cocok di musim hujan maka akan ditanam
di musim hujan dan juga ada tanaman yang cocok di musim panas maka akan ditanam
di musim panas.
Musim hujan sendiri memiliki dampak positif dan negatif bagi tanaman contoh
negatifnya (a)tanaman menjadi rusak (b)tanaman mati karena banjir contoh positifnya
(a) Lahan pesisir yang biasa memiliki tingkat salinitas tinggi akan berkurang karena
curah hujan tinggi, sehingga gangguan kadar keasinan dapat terhindarkan
Indonesia berada di daerah tropis dimana menguntungkan di bidang pertanian
dan Indonesia memiliki banyak tanah yang subur. Indonesia juga berada di garis
khatulistiwa, sehingga sangat cocok untuk melakukan kegiatan pertanian.

5.2 Saran
Salah satu manfaat dari penelitian ini adalah memberikan sebuah informasi yang
terbaik bagi masyarakat sehubungan dengan pengaruh pemanasan global terhadap
sektor pertanian di Indonesia . Berdasarkan dengan pembahasan dan kesimpulan yang
didapatkan, kami selaku peneliti mengharapkan saran lebih lanjut agar penelitian ini
lebih berkembang kedepannya. Peneliti juga berharap penelitian ini dapat dilakukan
secara lebih lanjut agar dapat meningkatkan efektivitas dari metode ini.

15
16

Anda mungkin juga menyukai