Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

“MASALAH-MASALAH YANG TERJADI AKIBAT ADANYA


PEMANASAN GLOBAL”

Guru Pembimbing:
Sekar Susilowati, S.Pd
Disusun oleh:
1. Naz’la Dwi Shaqilha 6. Syifa Azzahra
2. Gusti Maulidanisa Salsabila 7. Wavig Pratama
3. Rizqa Meidina Ayu 8. Ade Nanda Bella Puspita
4. Nadia Ramadhani 9. Lutpiya
5. Litania Martha Wua 10. Syahad

Kelompok 2

DINAS PENDIDIKAN KOTA BANJARBARU

SMA NEGERI 5 BANJARBARU


TAHUN AJARAN 2022/2023

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Masalah-Masalah yang Terjadi Akibat Adanya Pemanasan Global” tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran Fisika. Selain
itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Masalah-
Masalah yang Terjadi Akibat Adanya Pemanasan Global bagi para pembaca dan
juga bagi penulis. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Sekar
Susilowati, S.Pd, selaku guru mata pelajaran Fisika yang telah memberikan tugas
ini sehingga dapat menambah pengetahuan terkait Masalah-Masalah yang Terjadi
Akibat Adanya Pemanasan Global. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada
semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan
makalah ini.

Banjarbaru, 25 April 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................1
1.3 Tujuan........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
2.1 Pengertian Pemanasan Global...................................................................3
2.2 Dampak Pemanasan Global di Indonesia..................................................3
2.3 Dampak Pemanasan Global di Dunia........................................................5
BAB III PENUTUP..............................................................................................13
3.1 Kesimpulan..............................................................................................13
3.2 Saran........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemanasan Global merupakan suatu fenomena global yang dipicu oleh
aktivitas manusia di seluruh dunia, pertambahan populasi penduduk, serta
pertumbuhan teknologi dan industri. Pemanasan global sendiri merupakan isu
penting yang harus disadari oleh masyarakat di seluruh dunia, karena pemanasan
global ini sangat berdampak bagi kehidupan masyarakat. Efek dari pemanasan
global mungkin tidak akan kita rasakan secara langsung dan signifikan, namun
tanpa kita sadari hamper seluruh aspek kehidupa kita akan berdampak jika tidak
ada Langkah konkret untuk mengurangi pemanasan global. Selama kurang lebih
seratus tahun terakhir, suhu rata-rata permukaan bumi telah meningkat 0,74 ± 0,18
°C. Kenaikan suhu bumi ini tidak hanya berdampak pada naiknya temperatur
bumi. Tetapi juga akan mengubah system iklim yang memperngaruhi berbagai
aspek pada perubahan alam dan kehidupan manusia, seperti kualitas dan kuantitas
air, habitat, hutan, kesehatan, dan lahan pertanian.
Pemanasan global diperkirakan telah menyebabkan perubahan-perubahan
system terhadap ekosistem di bumi, antara lain perubahan iklim yang ekstrim,
mencairnya es sehingga permukaan air laut naik, serta perubahan jumlah dan pola
prespitasi. Penyebab dari pemanasan global ini diantaranya asap pabrik,
penebangan pohon, pembakaran hutan, peningkatan penggunaan pupuk kimia,
dan pembakaran sampah. Akibat-akibat pemanasan global adalah terpengaruhnya
hasil pertanian, hilangnya glister, punahnya berbagai jenis hewan, dan
berkurangnya tingkat kenyamanan hunian. Kondisi ini tentunya menjadi
kekhawatiran sekaligus menjadi upaya bersama dalam mengurangi resiko dan
dampak negatif pemanasan global.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan pemanasan global?
2. Apa saja dampak yang terjadi akibat pemanasan global di Indonesia
3. Apa saja dampak yang terjadi akibat pemasan globa di Dunia?

1
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari pemanasan global
2. Mengetahui dampak yang terjadi akibat pemanasan global di Indonesia
3. Mengetahui dampak yang terjadi akibat pemnasan global di Dunia

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pemanasan Global


Pemanasan global (Global Warming) adalah peningkatan suhu bumi secara
bertahap karena rusaknya lpisan ozon yang tercemar oleh polusi udara (CO dan
CO2). Lapisan ozon yang berada di atmosfer terluar bertugas untuk mengatur
suhu di bumi. Sehingga, sinar matahari yang masuk akan diseleksi dan diambil
sebagiannya kemudian dipantulkan kembali ke luar bumi. Tetapi, karean lapisan
ozon tersebut sudah rusak bahkan ada yang sampai bolong menganga, akhirnya
panas di bumi tidak bisa di pantulkan kembali.
Bumi memiliki lapisan atmosfer yang melindunginya dari dampak radiasi
sinar matahari. Setiap hari, panas matahri masuk ke bumi menembus lapisan
atmosfer berupa radiasi gelombang pendek. Sebagian diserap bumi, dan sebagian
dipantulkan kembali ke angkasa sebagai radiasi gelombang panjang. Pada lapisan
atmosfer bumi terdapat selimut gas yang bisa kita sebut dengan Gas rumah kaca.
Gas rumah kaca ini yang berfungsi menahan panas matahari agar tidak bisa
dilepas kembali seluruhnya ke angkasa, sehingga bisa menjaga bumi tetap hangat.
Jadi secara umum pemanasan global dapat disamakan dengan proses
meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi akibat peningkatan jumlah emisi
gas rumah kaca di atmosfer.

2.2 Dampak Pemanasan Global di Indonesia


1. Kabut Asap
Kabut asap atau yang didalam Bahasa Inggris disebut smog, adalah kabut
berwarna kekuningan atau kehitaman, terbentuk oleh campuran polutan di
atmosfer. Kabut asap juga didefinisikan sebagai udara berkabut yang
menyebabkan kesulitan bernapas. Krisis kekeringan yang berlangsung lebih
lama dan gelombang panas yang sering terjadi lantaran didorong oleh
pemanasan global akan memicu kebakaran hutan dan lahan yang akan
memperburuk kualitas udara dan menyebabkan kabut asap. Kualitas udara
dan iklim saling berhubungan karena bahan kimia yang menurunkan kualitas
udara paling sering dipancarkan Bersama dengan gas rumah kaca. Menurut

3
WMO, ketika hutan atau bahan bakar fosil dibakar dan melepaskan karbon
dioksida, mereka juga memancarkan nitrogen oksida, yang dapat bereaksi
dengan sinar matahari untuk menciptakan aerosol ozon dan nitrat yang
berbahaya. Polutan ini juga berdampak pada ekosistem alami, berdampak
negatif terhadap air bersih, keanekaragamn hayati, penyimpanan karbon, dan
hasil panen.
Di Indonesia, 99% kejadian kebakaran hutan disebabkan oleh aktivitas
manusia, baik disengaja maupun tidak disengaja. Hanya 1% di antaranya
yang terjadi ilmiah. Sejak tahun 1980-an, pembukaan lahan perkebunan
kelapa sawit dan hutan tanaman industri diduga menjadi penyebab kebakaran
hutan secarabesar-besaran. Salah satu kebakaranhutan dan lahan terbesar
yang pernah terjadi di Indonesia yaitu karhutla pada tahun 2015. Kejadian
kebakaran hutan dan lahan tahun 2015 ini telah menempatkan Indonesia
sebagai pusat perhatian masyarakat dunia. Kabut asap yang melanda
Kalimantan, Sumatra, dan Papua ini meningkatkan efek gas rumah kaca yang
merusak iklim, Lebih dari 1 milliar ton karbon dilepaskan ke atmosfer,
diperkirakan melebihi emisi karbon di Amerika Serikat yang merupakan
negara dengan emisi karbon terbesar kedua setelah Tiongkok. Dengan
meningkatnya emisi karbon di udara, maka hal ini akan meningkatkan efek
gas rumah kaca, Gas rumah kaca merupakann gas-gas yang ada di atmosfer
yang menyebabkan efek rumah kaca. Gas-gas tersebut sebenernya muncul
secara alami di lingkungan, tetapi dapat juga timbul akibat aktivitas manusia,
termasuk akibat kebakaran lahan hutan. Apabila gas tersebut berlebihan di
atmosfer, akan menimbulkan pemanasan global. Pada tingkat tertentu, efek
rumah kaca imi di perlukan oleh makhluk hidup yang ada di bumi, Karena
tanpa efek rumah kaca ini, maka planet akan menjadi sangat dingin.
2. Gagal Panen
Sektor Pertanian merupakan sektor yang sangat rentan terhadap
perubahan iklim. Perubahan iklim yang terjadi dapat menyebabkan terjadinya
gagal panen akibat kekeringan yang berkepanjangan dan juga akibat banjir
yang terjadi yang merusak tanaman pangan. Akibatnya, produksi pangan
mengalami penurunan dan mengancam ketahanan pangan. Indonesia

4
merupakan salah satu negara yang paling menderita akibat perubahan iklim.
Sebagai negara agraris, tentu sektor pertanian tidak hanya berkontribusi
dalam pemenuhan kebutuhan pangan namun juga berperan penting terhadap
pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) dan juga penyediaan lapangan
kerja. Beberapa dampak yang sangat mungkin terjadi pada sektor pertanian
akibat perubahan iklim antara lain adanya peningkatan organisme
pengganggu tanaman atau yang biasa disebut dengan hama, adanya
peningkatan kelembapan, adanya peningkatan intensitas kekeringan yang
dapat mengancam kebutuhan irigasi pertanian, kerusakan sumber daya lahan
pertanian akibat erosi, kegagalan panen yang dapat mengancam ketahanan
pangan. Organisasi pangan atau pertanian dunia atau Food and Agricultural
Organisation (FAO) termasuk pihak yang paling mengkhawatirkan kondisi
ini dalam kaitannya dengan pembangunan pertanian dan ketersediaan pangan.
Ada banyak dampak yang diakibatkan oleh perubahan iklim seperti gagal
panen yang terjadi di sekitar Gunung Slamet, Jawa Tengah. Para petani
mengeluhkan hama tanaman yang menyerang tanaman sayur mereka dan
memicu peningkatan penyakit tanaman. Selain di Jawa Tengah, gagal panen
juga terjadi di Kampar, Riau. Dampak yang terjadi pada sektor pertanian
akibat perubahan iklim dibagi menjadi dua yaitu:
1) Dampak biofisika
 Efek fisiologis pada tanaman, hutan, dan ternak
 Perubahan lahan, sumber daya lahan dan air
 Meningkatnya gangguan gulma dan penyakit
2) Dampak sosial ekonomi
 Penurunan marginal GDP sektor pertanian
 Turunnya produktivitas dan produksi
 Meningkatnya jumlah penduduk rawan pamgan
 Ffluktuasi harga di pasar internasional

2.3 Dampak Pemanasan Global di Dunia


1. Gelombang Panas (heatwave)

5
Gelombang panas atau suhu ekstrem merupakan fenomena cuaca yang
terjadi di berbagai negara. Gelombang panas yang terjadi Ketika suhu udara
mencapai level yang sangat tinggi, melebihi rata-rata suhu udara yang biasa
terjadi di suatu wilayah. Menurut World Meteorological Organization
(WMO), fenomena gelombang panas ini terjadi secara berkepanjangan
selama lima hari atau lebih secara berturut-turut. Suhu maksimum harian pada
saat gelombang panas terjadi biasanya lebih tinggi hingga 5℃ atau lebih dari
suhu maksimum rata-rata harian. Fenomena gelombang panas dapat terjadi
akibat adanya udara panas yang terperangkap di suatu wilayah. Fenomena
tersebut merupakan dampak dari anomaly dinamika atmosfer yang
menyebabkan aliran udara tidak bergerak dalam skala yang luas. Gelombang
panas juga terjadi sebagai dampak dari perubahan iklim global. Perubahan
iklim global menyebabkan suhu udara semakin tinggi dari tahun ke tahun,
yang berdampak pada suhu udara dan mengakibatkan gelombang panas.
Fenomena gelombang panas biasanya terjadi di wilayah lintang menengah
tinggi seperti pada wilayah Eropa dan Amerika. Penyebabnya adalah karena
ada sistem tekanan tinggi yang berkembang di suatu daerah yang
menyebabkan panas meningkat dan awan sulit tumbuh pada daerah tersebut.
Gelombang panas dapat dijelaskan melalui dua penjelasan yang saling
melengkapi. Yakni secara karakteristik fenomena dan penjelasan secara
indikator statistik suhu kejadian.
1) Secara karakteristik fenomena
Gelombang panas umumnya terjadi pada wilayah yang terletak pada
lintang menengah hingga lintang tinggi, di belahan bumi bagian utara maupun
di belahan bumi bagian selatan, atau wilayah kontinental atau sub-
kontinental. Gelombang panas biasanya terjadi berkaitan dengan
berkembangnya pola cuaca sistem tekanan atmosfer tinggi di suatu area
dengan luasan yang besar secara persistem dalam beberapa hari, yang
berkaitan dengan aktivitas gelombang Rossby di troposfer bagian atas. Dalam
sistem tekanan tinggi tersebut, pergerakan udara dari atmosfer bagian atas
menenkan udara permukaan (subsidensi) sehingga termampatkan dan suhu
permukaan meningkat karena umpan balik positif antara massa daratan dan

6
atmosfer. Pusat tekanan atmosfer tinggi ini menyulitkan aliran udara dari
daerah lain mengalir masuk ke area tersebut. Semakin lama sistem tekanan
tinggi ini berkembang di suatu area karena umpan balik positif antara daratan
an atmosfer, semakin meningkat panas di area tersebut, semakin sulit awan
tumbuh di wilayah tersebut.
2) Secara indikator statistik suhu kejadian
Heatwave atau gelombang panas dalam ilmu cuaca dan iklim didefinisikan
sebagai periode cuaca dengan kenaikan suhu panas yang tidak biasa yang
berlangsung setidaknya lima hari berturut-turut atau lebih. Selain itu untuk
fenomena cuaca termasuk sebagai kategori gelombang pnasa, suatu lokasi
harus mencatat suhu maksimum harian melebihi ambang batas statistik.
Berikut beberapa negara di Asia yang terserang gelombang panas pada April
2023
 Thailand untuk pertama kalinya mengalami suhu mencapai 50,2°C di
beberapa provinsi. Suhu panas kali ini turut di pengaruhi oleh kabut asap
yang menyebabkan polusi melonjak. Bahkan kuailitas uadara di Chiang Mai,
kota paling tercemar di dunia, kian memburuk berkat asap dari kebakaran
hutan dan aktivitas pembakaran lahan tanaman.
 India dengan suhu tertinggi 44,2°C di negara bagian timur Odisha. Akibat
gelombang panas, setidaknya 13 orang meninggal dunia di negara bagian
Maharashtra setelah menghadiri upacara penghargaan negara.
 Bangladesh, di Bangladesh suhu melonjak hingga di atas 40°C di ibu kota
Dhaka. Rekor suhu di Bangladesh ini bahkan disebut hari terpanas dakam 58
tahun, yang menyebabkan permukaan jalan aspal meleleh.
 Laos dan Myanmar, Laos juga mencatat suhu tertinggi sebesar 42,7°C di
Kota Luang Prabang. Dan Myanmar, mencetak rekor suhu tertinggi selama
April 2023 yang mencapai 44°C di Kalewa, wilayah Sagaing Tengah.
 China, suhu yang panas juga telah menyebar luas ke seluruh China
dengan suhu mencapai 42,4°C di Yuanyang.
2. Kesehatan Manusia
Siklus air global merupakan komponen fundamental dari sistem iklim. Air
diputar di antara lautan, atmosfer dan tanah di permukaan. Kesehatan

7
manusia bergantung pada lingkungan yang baik. Banyak faktor penyebab
kemerosotan lingkungan juga mengakibatkan kesehaatan ysng buruk. Polusi
di atmosfer, persediaan air yang tidak memadai, dan pencemaran tanah yang
buruk (mengakibatkan tanaman pangan yang buruk dan gizi yang cukup).
Kesulitan utama dalam menilai dampak perubahan iklim terhadap kesehatan
adalah menguraikan pengaruh iklim yang meluas dari sejumlah besar faktor
lain yang mempengaruhi kesehatan. IPCC memprediksi bahwa pemanasan
global akan mengganggu kondisi kesehatan manusia, terutama di daerah
tropis. Di tempat-tempat seperti Afrika, peningkatan suhu menandakan
peningkatan risiko populasi nyamuk, sehingga meningkatkan malaria, demam
berdarah, dan infeksi lain yang ditularkan melalui serangga. Daerah lain juga
terkena dampaknya. Amerika Serikat mengalami berbagai tingkat wabah
malaria pada tahun 2006. Inggris Raya diganggu oleh wabah ligiunner –
infeksi paru-paru bakteri yang oleh para ilmuwan dikaitkan dengan
pemanasan global. Garis pantai di sepanjang Samudera Pasifik dan Samudera
Hindia dan di sub-Sahara Afrika akan berisiko lebih tinggi menanggung
dampak kesehatan dari perubahan iklim.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa perubahan iklim
bertanggung jawab atas setidaknya 150.000 kematian per tahun, jumlah yang
diperkirakan akan berlipat ganda pada tahun 2030. Efek pemanasan global
akan menyebabkan konsekuensi kesehatan yang mengerikan yaitu penyakit
menular. Suhu tinggi yang tidak normal dalam waktu yang lama dapat
memiliki efek kesehatan yang serius pada populasi yang rentan, seperti orang
lanjut usia dan orang sakit. Ini sudah terlihat selama gelombang panas tahun
2003 di Eropa, yang merenggut sekitar 35.000 jiwa. Efek kesehatan yang
paling umum adalah hipertermia atau sengatan panas yang berakibat fatal jika
tidak ditangani. IPCC memperkirakan bahwa pemanasan global akan
menyebabkan siang hari panas, diikuti malam dengan suhu dingin.
Beberapa dampak serius pemanasan global bagi kesehatan manusia, antara
lain:
1) Penyakit infeksi

8
Perubahan iklim berdmpak pada munculnya beberapa jenis penyakit
infeksi baru seperti ebola, flu burung, dan beberapa penyakit hewan yang
dapat menular kepada manusia.
2) Penyakit saluran pernafasan
WHO menyebutkan akibat lain dari pemanasan global adalah saluran
pernafasan. Anggota WHO devisi Eropa mengatakan “Gelombang panas
menyebabkan jumlah materi dan debu di udara meningkat.” Suhu udara yang
semakin hangat juga membawa penyakit alergi. Selain itu, banyaknya jumlah
kebakaran hutan baik disengaja maupun tidak disengaja ataupun karena
panasnya cuaca nenperburuk ancaman saluran pernafasan
3) Penyebaran penyakit malarian dan DBD
Pemanasan global berdampak pada semakin singkatnya siklus perkawinan
dan pertumbuhan nyamuk dari telur mmenjadi larva dan nyamuk dewasa.
Akibatnya, jumlah populasi nyamuk berkembang sangat cepat. Perubahan
iklim yang terkait dengan factor cuaca, curah hujan, suhu dan kelembapan
dapat mempengaruhi dinamika biologi dan populasi dari vektor berupa
nyamuk dan sebagian siklus hidupnya berhabitat di air. Suhu yang sangat
ekstrim akan mengurangi populasi nyamuk. Tetapi pada suhu yang meningkat
sampai batas tertentu dapat mengurangi waktu yang diperlukan untuk
pengembangan larva, sehingga akan lebih banyak generasi nyamuk yang akan
dihasilkan pada satuan waktu yang sama.
4) Penyakit akibat penipisan lapisan Ozon
Dampak pemanasan global bagi kesegatan juga terjadi karena pengaruh
penipisan ozon seperti meningkatnya sinar ultra violet. Intensitas sinar UV
yang mencpai permukaan bumi menyebabkan gangguan terhadap kesehatan,
seperti kanker kulit, katarak, penurunan daya tahan tubuh, pertumbuhan
mutasi genetik, memperburuk penyakit-penyakit umum asma, dan alergi.
3. Krisis Air Bersih
Krisis air merupakan minimnya jumlah air bersih yang tersedia untuk
memenuhi kebutuhan di suatu wilayah. Krisis iklim sangat berpengaruh
terhadap ketersediaan air bersih karena air bersih sebagai sumber utama bagi
kehidupan di muka bumi. Banyak permasalahan air muncul akibat

9
berkurangnya jumlah air bersih, ketersediannya pun semakin menurun seiring
pertumbuhan penduduk dan perkembangan perkotaan yang pesat. Pemerintah
harus segera berhenti mensubsidi ekstraksi dan penggunaan air yang
berlebihan melalui subsidi pertanian yang salah arah. Industri dari
pertambangan hingga manufaktur harus merombak praktik yang boros air.
Terdapat 3,5 milliar orang hidup dalam kondisi krisis air paling tidak satu
bulan dalam setahun. Akibat perubahan iklim, kelangkaan air musiman akan
meningkat di daerah-daerah yang saat ini melimpah. Misalnya, Afrika
Tengah, Asia Timur, dan sebagian Amerika Selatan. Kondisi akan memburuk
untuk daerah-daerah yang sebelumnya sudah kekurangan pasokan air seperti
di Timur Tengah dan Sahara di Afrika.
Peningkatan emisi gas rumah kaca yang berdampak pada meningkatnya
laju kenaikan temperatur udara, mengakibatkan proses pemanasan global
terus berlanjut, dan berdampak pada fenomena perubahan iklim. Fenomena
ini, akan terus berlanjut apabila laju peningkatan emisi gas rumah kaca tidak
dikendalikan, dan menyebabkan semakin cepatnya proses penguapan air
permukaan. Sehingga, akan mengakibatkan ketersediaan air semakin cepat
berkurang di suatu lokasi belahan bumi. Namun sebaliknya terjadi hujan yang
berlebihan (ekstrem) di lokasi atau belahan bumi yang lain. Ketersediaan air
permukaan dan air tanah yang makin berkurang ini akan mempengaruhi
ketersediaan air bersih di berbagai belahan bumi. Seiring dengan
bertambahnya jumlah penduduk di bumi, maka jumlah ruang terbuka dan
ruang terbuka hijau menjadi semakin berkurang. Padahal, air hujan yang
turun di daratan seharusnya meresap ke dalam tanah melalui ruang terbuka
dan ruang terbuka hijau itu. Hal tersebut menyebabkan air yang terserap tanah
menjadi sedikit. Air hujan hanya mengalir di permukaan bumi dan tidak
mudah meresap ke dalam tanah, sehingga menyebabkan air tersebut hanya
mengalir ke saluran, lalu berlanjut ke sungai, terus ke laut. Persediaan air
tanah menjadi berkurang. Semakin berkurangnya air hujan yang meresap ke
dalam tanah ini menjadi penyebab menipisnya persediaan air bersih saat
musim kemarau. Selain itu perubahan iklim yang ekstrem menyebabkan
proses turunnya hujan yang tidak merata.

10
4. Kenaikan Air Laut
Perubahan suhu bumi akibat aktifitas manusia tidak dapat dihindari lagi
utamanya saat ini dengan kebutuhan manusia yang semakin kompleks.
Cakupan wilayah air bersuhu hangat meluas, mengakibatkan melelehnya
gletser dan lapisan es membuat volume air laut di dunia meningkat. Suhu
rata-rata global dalam beberapa decade terakhir telah meningkat begitu juga
dengan volume air laut yang menyebabkan permukaan air juga ikut naik.
Kenaikan permukaan air laut disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu
ekspansi termal (air laut menghangat dan mengembang), dan kontribusi
lapisan es (misalnya dari gletser, berbasis daratan, lapisan es, dan es laut)
karena meningkatnya pencairan. Kedua hal ini dapat terjadi karena salah satu
penyebab Global Warming sendiri yaitu gas industri. Gas dari industri ini
akan menyebabkan pencemaran udara terutama kaarena asap pabriknya yang
berlebihan dan tak ditampung dengan benar. Di dalamnya terkandung gas
karbondioksida, karbon monoksida, gas metana,dan lain sebagainya. Dimana
kandungam tersebut yang telah menyebsbkan peningkatan suhu bumi selama
50 tahun terakhir. Peningkatan suhu bumi inilah yang memicu pencairan
lapisan es dan air laut yang menghangat dan mengembang, sehingga akhirnya
terjadi kenaikan permukaan laut tersebut.
Sedikitnya 900 juta orang yang bermukim di daerah pesisir dataran rendah
di seluruh dunia terancam dengan permukaan air laut yang mengalami
kenaikan lebih cepat sejak tahun 1900. Kenaikan konsisten tanpa henti itu
menempatkan negara-negara seperti Bangladesh, China, India, dan Belanda
dalam bahaya. Permukaan air laut akan naik secara signifikan bahkan jika
pemanasan global dibatasi hingga 1,5°C yang menjadi target komunitas
internasional. Kenaikan permukaan air laut ini juga dikhawatirkan akan
menenggelamkan negara-negara kepulauan kecil.
5. Kenaikan Suhu Permukaan Laut
Suhu permukaan laut global mengalami peningkatan dengan laju sekitar
0,016°C per tahun. Ini setara dengan peningkatan sekitar 0,43°C di seluruh
dunia. Peningkatan suhu laut tersebut dapat berdampak signifikan terhadap
kehidupan dan ekosistem laut, berpotensi menyebabkan kematian bagi

11
organisme yang tidak dpat bermigrasi ke perairan yang lebih dingin. Sekitar
30% dari kenaikan permukaan laut global dapat dikaitkan dengna ekspansi
panas laut. Sementara 70% sisanya dapat dikaitkan dengna pencairan es di
daratan.
Lautan dunis menjadi yang terpanas sepanjang sejarah, terjadi pada 2022.
Ini menunjukkan perubahan besar dan luas yang disebabkan oleh emisi dari
manusia terhadap iklim bumi. Lebih dari 90% kelebihan panas yang
terperangkap oleh emisi gas rumah kaca diserap di lautan. Catatan, dimulai
pada 1958 menunjukkan kenaikan suhu laut yang tak terhinmdarkan, dengan
percepatan pemanasan setelah 1990. Selama 2022, terjadi peristiwa La Nina
ketiga berturut-turut, yang merupakan fase lebih dingin dari siklus iklim tidak
teratur yang berpusat di pasifik, yang mempengaruhi pola cuaca global. Saat
El Nino kembali, suhu udara global akan meningkat lebih tinggi lagi. Salah
satu akibat peningkatan stratifikasi pada 2022 yaitu berkurangnya
percampuran di lautan berarti lapisan permukaan menyerap lebih sedikit
karbon dioksida dari atmosfer, sehingga meningkatkan pemanasan global.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pemanasan global (global warmig) menjadi salah satu isu lingkungan utama
yang dihadapi dunia saat ini. Pemansan global berhubungan dengan proses
meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi. Fenomena ini diakibatkan oleh
perbuatan manusia sendiri dan dampaknya diderita oleh manusia itu juga.
Pemanasan global merupakan permasalahan yang harus kita waspadai, sebab
pemanasan global dapat memberikan dampak buruk yang sangat banyak. Baik itu
secara langsung ataupun tidak langsung pada manusia. Secara langsung yaitu
dengan merusak lingkungan yang akan mengganggu pemenuhan kebutuhan
manusia seperti kebakaran hutan. Secara langsung yaitu suhu yang terasa semakin
panas dan mengganggu kesehatan manusia.

3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini kami berharap kita semua dapat mengetahui
tentang pemanasan global dan masalah-masalah yang terjadi akibat adanya
pemanasan global.

13
14
DAFTAR PUSTAKA

Dr. I Khambali, ST., MPPM. 2019. Pemanasan Global dan Gangguan Kesehatan
serta Mitigasinya. Jawa Timur: HAKLI.

Team SOS. 2011. Pemanasan Global Solusi dan Peluang Bisnis. Jakarta:
Gramedia.

Jhon Houghton. 2004. Global Warming The Complete Briefing Third Edition.
New York: Cambridge Universty Press.

Ichsan Emrald Alamsyah, 12 Januari 2023. 2022 Jadi Suhu Lautan Terpanas
Sepanjang 1.000 Tahun. Diakses pada 26 April 2023, melalui
https://tekno.republika.co.id/berita/roczif349/2022-jadi-suhu-lautan
terpanas-sepanjang-1000-tahun

Putri Rosmalia, 14 Januari 2022. Tahun 2021 Tercatat Sebagai Rekor Suhu Laut
Tertinggi. Diakses pada 26 April 2023, melalui
https://mediaindonesia.com/weekend/464263/tahun-2021-tercatat-sebagai
rekor-suhu-laut-tertinggi.

Binus University, 2 Agustus 2022. NAIKNYA PERMUKAAN LAUT AKIBAT


PEMANASAN GLOBAL. Diakses pada 26 April 2023, melalui
https://student-activity.binus.ac.id/tfi/2022/08/naiknya-permukaan-laut
akibat-pemanasan-global/

Nur Ainun, 25 April 2023. Biang Kerok Gelombang Panas yang Terjang Asia.
Diaskes pada 25 April 2023, melalui https://www.detik.com/sulsel/berita/d
6688859/biang-kerok-gelombang-panas-yang-terjang-asia

Mohammed Hasan, 2007. The Health Effects Of Global Warming: Developing


Countries Are The Most Vulnerable. Diakses pada 24 April 2023, melalui
https://www.un.org/en/chronicle/article/health-effects-global-warming
developing-countries-are-most-vulnerable

15
Haryo Prabancono, 4 November 2015. KABUT ASAP: Asap Kebakaran Hutan
Tingkatkan Efek Gas Rumah Kaca. Diakses pada 22 April 2023, melalui
https://m.solopos.com/kabut-asap-asap-kebakaran-hutan-tingkatkan-efek
gas-rumah-kaca-657718/amp

Humas FE, 28 Maret 2023. Climate Change dan Dampaknya Terhadap Sektor
Pertanian di Indonesia. Diakses pada 22 April 2023, melalui
http://fe.unnes.ac.id/19/climate-change-dan-dampaknya-terhadap-sektor
pertanian-di-indonesia/

Umi Fadilah, 29 November 2022. Antisipasi Dampak Perubahan Iklim pada


Sektor Pertanian dengan Automatic Weather Station. Diakses pada 22 April 2023,
melalui https://www.mertani.co.id/post/antisipasi-dampak-perubahan
iklim-pada-sektor-pertanian-dengan-automatic-weather-station

Miftah Fauziah, 18 Februari 2023. Ancaman Krisis Air, BMKG: Negara Maju
atau Berkembang Sama-sama Menderita. Diakses pada 22 April 2023, melalui
https://www.bmkg.go.id/press-release/?p=ancaman-krisis-air-bmkg
negara-maju-atau-berkembang-sama-sama-menderita-2&tag=press
release&lang=ID

Alya Nur Rafi, 17 Januari 2023. Pengaruh Krisis Iklim terhadap Ketersediaan Air
Bersih. Diakses pada 22 April 2023, melalui
https://budaya.jogjaprov.go.id/berita/detail/1367-pengaruh-krisis-iklim
terhadap-ketersediaan-air-bersih

16

Anda mungkin juga menyukai