Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH FISIKA

Materi : Pemanasan Global

DISUSUN OLEH :

Nama:
 BAYU ANUGRAH
 BETI OTRIANI
 DINA AMELIA
 EKA BUDIATI
 FAHRU ZIKRI

SMAN 2 TANAH PUTIH


KABUPATEN ROKAN HILIR
PROVINSI RIAU
TAHUN 2022
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan tugas berupa makalah yang berjudul “Makalah Fisika – Materi :
Pemanasan global”.

Kami ucapkan terima kasih kepada Bapak/IBU selaku guru mata


pelajaran fisika yang telah memberi bimbingan mengenai format makalah ini.

Kami sadar bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan dan jauh dari
sempurna. Karenanya, kami meminta kritik dan saran untuk revisi kedepannya
dan sebelumnya mohon maaf apabila terdapat kata – kata yang kurang
berkenan.

UJUNG TANJUNG, MEI 27 2022

Penyusun
Daftar Isi
Halaman Judul (Sampul) .................................................. 1
Kata Pengantar .................................................. 2
Daftar Isi .................................................. 3
Bab 1 (Pendahuluan) 4
1.1 Latar Belakang .................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah .................................................. 4
1.3 Tujuan Penulisan .................................................. 4
Bab 2 (Pembahasan) 6
2.1 Pengertian .................................................. 6
2.2 Penyebab .................................................. 6
2.3 Dampak .................................................. 8
2.4 Solusi .................................................. 10
2.5 pernah terjadi dimana aja .......................................
2.6 seperti apa terjadinya .......................................
Bab 3 (Penutup) 11
3.1 Kesimpulan .................................................. 11
3.2 Saran .................................................. 11
Daftar Pustaka .................................................. 12
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemanasan global adalah meningkatnya temperatur akibat peningkatan
jumlah emisi gas efek rumah kaca di bumi secara keseluruhan, meliputi peningkatan
atmosfer, temperatur laut, maupun daratan yang berdampak secara langsung
maupun tidak langsung terhadap masa depan dan eksistensi bumi termasuk manusia
dan seluruh makhluk hidup didalamnya.

Sadar atau tidak, kini kita telah mengalami dampak yang terjadi dari
pemanasan global, misalnya tenggelamnya pulau – pulau kecil maupun iklim yang
tidak menentu. Fenomena ini tidak boleh dibiarkan begitu saja. Oleh karena itu
penulis memilih pemanasan global sebagai topik dalam makalah ini selain
berdasarkan tugas yang diberikan, juga ingin mendalami tentang makna, penyebab,
dampak, dan solusi dari pemanasan global yang terjadi di bumi kita ini.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis merumuskan rumusan masalah


sebagai berikut:

a. Apa pengertian dari pemanasan global ?


b. Bagaimana pemanasan global dapat terjadi ?
c. Bagaimana dampak yang ditimbulkan dari pemanasan global ?
d. Bagaimana cara mengatasi dampak yang ditimbulkan pemanasan global ?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan berdasarkan rumusan masalah diatas adalah sebagai


berikut:

a. Memberikan informasi mengenai pengertian dan konsep dari pemanasan global


b. Memberikan informasi mengenai penyebab timbulnya pemanasan global
c. Memberikan informasi mengenai dampak yang ditimbulkan pemanasan global
d. Memberikan informasi mengenai solusi dari pemanasan global
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Pemanasan global adalah suatu bentuk fenomena terjadinya
ketidakseimbangan ekosistem di bumi akibat terjadinya proses peningkatan suhu
rata-rata atmosfer, laut, dan daratan di bumi dari tahun ke tahun akibat emisi gas
rumah kaca, seperti karbondioksida (CO 2), metana (CH 4 ), dinitro oksida (N 2O),
hidrofluorokarbon (HFC), perfluorokarbon (PFC), dan sulfur heksafluorida (SF 6 ) di
atmosfer, yang umumnya dihasilkan dari proses pembakaran bahan bakar fosil
(minyak bumi dan batu bara) serta akibat penggundulan dan pembakaran hutan yang
dilakukan oleh manusia.

Ketika atmosfer semakin kaya akan gas-gas rumah kaca, ia semakin menjadi
insulator yang menahan lebih banyak panas dari Matahari yang dipancarkan ke Bumi,
yang kemudian peristiwa ini disebut sebagai efek rumah kaca. Peristiwa tersebut
sebenarnya menjaga bumi agar tetap dalam kondisi hangat dan tidak membeku,
namun jika intensitasnya berlebih sifatnya sangat merusak karena semua panas
terperangkap di dalam bumi dan suhu umum bumi secara universal meningkat yang
menyebabkan banyak hal seperti mencairnya es di bagian kutub, tidak menentunya
cuaca, hewan – hewan yang kehilangan habitatnya, dan timbulnya berbagai macam
penyakit, misalnya kanker kulit.

2.2 Penyebab

 Efek Rumah Kaca


Segala sumber energi yang terdapat di bumi berasal dari matahari.
Sebagian besar energi tersebut dalam bentuk radiasi gelombang pendek,
termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini mengenai permukaan bumi, ia
berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan bumi. Permukaan
bumi, akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya
sebagai radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar.

Namun, sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat


menumpuknya jumlah gas rumah kaca yang menjadi perangkap gelombang
radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang
yang dipancarkan bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di
permukaan bumi. Oleh karena itu suhu di permukaan bumi akan meningkat,
dan terjadilah efek rumah kaca. Peningkatan kadar gas rumah kaca
menyebabkan meningkatnya intensitas efek rumah kaca, sehingga
menyebabkan pemanasan global.

Banyak orang termasuk para ahli yang menuding bahwa penyebab


kenaikan temperatrur bumi adalah aktivitas-aktivitas manusia yang memicu
dan mendorong timbulnya gas efek rumah kaca. Berbagai aktivitas manusia
yang memicu peningkatan gas efek rumah kaca antara lain kegiatan industri,
pembabatan hutan secara terus-menerus, kendaraan bermotor, kegiatan
peternakan dan rumah tangga. Pemicu atau penyumbang gas efek rumah
tangga yang dominan adalah kegiatan industri (dan pabrik-pabrik), kendaraan
bermotor, dan perambahan hutan yang berlangsung secara terus-menerus.

 Lubang Ozon
Ozon adalah gas yang tidak berwarna dan ditemui di lapisan stratosfer
yaitu lapisan awan yang terletak antara 15 - 35 km dari permukaan bumi.
Istilah 'lapisan ozon' mulai mendapat perhatian sekitar tahun 1980an ketika
para ilmuwan inggris, BAC menemukan adanya 'lubang' di lapisan ozon di
Antartika. Lubang tersebut merupakan hasil dari tenaga matahari yang
mengeluarkan radiasi ultra yang tinggi. Radiasi itu berpecah menjadi molekul
oksigen sekaligus melepaskan atom bebas di mana setengahnya diikat dengan
molekul oksigen yang lain untuk membentuk ozon .Dengan terjadinya reaksi
ini akan mengurangi konsentrasi ozon di stratosfer. Semakin banyak senyawa
yang mengandung khlor dan brom perusakan lapisan ozon semakin parah.
Penyebab terbentuknya lubang ozon ada tiga. Sinar matahari, halogen dan
temperatur rendah. Di saat temperatur turun melebihi ambang batas, awan
terbentuk di stratosfer. Halogen, khususnya polutan, seperti klorin dan brom,
berubah menjadi senyawa kimia yang bereaksi dengan cepat di ozon. Berdasar
hasil penelitian ilmuwan lainnya, lapisan ozon yang menjadi pelindung bumi
dari radiasi UV-B ini semakin menipis.

Gas CFC atau freon disebut juga sebagai gas yang menyebabkan
terjadinya penipisan lapisan ozon ini. CFC digunakan oleh masyarakat modern
seperti lemari es, bahan dorong dalam penyembur, pembuatan buih dan
bahan pelarut terutamanya bagi kilang-kilang elektronik. Sehingga kegiatan
manusia merupakan faktor utama dalam pembentukan lubang ozon. Seperti
halnya karbondioksida, CFC juga merupakan gas rumah kaca dan berpotensi
terhadap pemanasan global jauh lebih tinggi dibanding karbondioksida
sehingga dampak akumulasi CFC di atmosfer mempercepat laju pemanasan
global. CFC akan tetap berada di atmosfer dalam waktu berabad -abad.
Artinya, kontribusi CFC terhadap penipisan lapisan ozon dan Perubahan Iklim
akan berlangsung dalam waktu sangat lama.

 Efek balik
Contohnya pada penguapan air. Pada awalnya pemanasan akan lebih
meningkatkan banyaknya uap air di atmosfer. Karena uap air sendiri
merupakan gas rumah kaca, maka pemanasan akan terus berlanjut dan
menambah jumlah uap air di udara hingga tercapainya suatu kesetimbangan
konsentrasi uap air. Keadaan ini menyebabkan efek rumah kaca yang
dihasilkannya lebih besar bila dibandingkan oleh akibat gas CO2 itu sendiri.
Peristiwa efek balik ini dapat meningkatkan kandungan air absolut di udara,
namun kelembaban relatif udara hampir konstan atau bahkan agak menurun
karena udara menjadi menghangat. Karena usia CO 2 yang panjang di atmosfer
maka efek balik ini secara perlahan dapat dibalikkan.

Selain penguapan, awan diduga menjadi efek balik. Radiasi infra merah
akan dipantulkan kembali ke bumi oleh awan, sehingga akan meningkatkan
efek pemanasan. Sementara awan tersebut akan memantulkan pula sinar
Matahari dan radiasi infra merah ke angkasa, sehingga meningkatkan efek
pendinginan.

Efek balik penting lainnya adalah hilangnya kemampuan memantulkan


cahaya oleh es. Lapisan es yang berada di dekat kutub mencair dengan
kecepatan yang terus meningkat ketika temperatur global meningkat.
Bersamaan dengan mencairnya es tersebut, daratan atau air dibawahnya akan
terbuka. Daratan maupun air memiliki kemampuan memantulkan cahaya lebih
sedikit bila dibandingkan dengan es, dan akibatnya akan menyerap lebih
banyak radiasi Matahari. Kejadian ini akan menambah faktor penyebab
pemanasan dan menimbulkan lebih banyak lagi es yang mencair, sehingga
menjadi suatu siklus yang berkelanjutan.

Faktor lain yang memiliki kontribusi terhadap pemanasan global adalah


efek balik positif akibat terlepasnya CO 2 dan CH 4 dari melunaknya tanah beku
(permafrost). Selain itu, es yang mencair juga akan melepas CH4 yang juga
dapat menimbulkan umpan balik positif.

2.3 Dampak

 Bidang Kesehatan

a. Lebih banyak orang yang terkena penyakit atau meninggal karena stress panas.
b. Meningkatnya insiden alergi dan penyakit pernafasan karena udara yang hangat
akan memperbanyak polutan
c. Meningkatnya penyakit – penyakit tropis, seperti demam kuning dan encephalitis
d. Meningkatnya penularan penyakit seperti DBD dan malaria
e. Timbulnya kanker kulit, katarak, penurunan kekebalan tubuh, dan melemahnya
sistem kekebalan tubuh.

 Bidang Ekologi dan Zoologi

a. Hewan – hewan melakukan migrasi untuk mendapatkan habitat baru


b. Habitat hewan berubah akibat perubahan faktor-faktor suhu, kelembaban
dan produktivitas primer
c. perubahan terhadap resistensi kehidupan larva dan masa pertumbuhan
organisme tertentu
d. laju produktivitas primer ikan berubah
e. punahnya hewan yang tidak dapat beradaptasi
f. munculnya kemampuan baru pada hewan yang telah berevolusi setelah
adaptasi selama pemanasan global

 Bidang Iklimatologi dan Geografi


a. gunung – gunung es akan mencair
b. daratan akan mengecil karena air laut yang terus meningkat
c. daerah – daerah yang sebelumya mengalami salju ringan mungkin tidak akan
mengalaminya lagi
d. di daerah subtropis pegunungan yang ditutupi salju akan semakin sedikit serta
salju akan lebih cepat mencair
e. bertambahnya frekuensi dan intensitas banjir
f. temperatur pada musim dingin dan malam hari akan cenderung meningkat
g. daerah tropis akan menjadi lembab karena lebih banyak air yang menguap dari
lautan
h. mencairnya es di kutub utara maupun selatan.
i. meningkatnya intensitas cuaca yang ekstrim
j. perubahan tekanan udara, suhu, kecepatan dan arah angin menyebabkan
terjadinya perubahan arus laut.
k. siklus air berubah

 Bidang Pertanian dan Perikanan

a. menurunnya produktivitas pertanian, khususnya pada wilayah pantai akibat


naiknya temperatur bumi
b. terjadinya iklim ekstrim yang meningkat, sehingga sektor pertanan akan
kehilangan produksi akibat bencana kekeringan dan banjir yang silih berganti
c. kerawanan pangan akan meningkat di wilayah yang rawan bencana kering dan
banjir
d. tanaman pangan dan hutan dapat mengalami serangan hama
e. masa tanam lebih lama di beberapa area
f. Hasil tangkapan berkurang karena perubahan jalur migrasi ikan

2.4 Solusi

1. Konservasi lingkungan, dengan melakukan penanaman pohon dan penghijauan di


lahan-lahan kritis. Dalam hal ini tumbuhan memerlukan karbondioksida dan
menghasilkan oksigen yang berarti akumulasi gas-gas karbon di atmosfer dapat
dikurangi.
2. Menggunakan energi yang bersumber dari energi alternatif guna mengurangi
penggunaan energi bahan bakar fosil (minyak bumi dan batu bara). Emisi gas karbon
yang terakumulasi ke atmosfer banyak dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar fosil.
Untuk mengatasinya bisa dengan menggunakan energi matahari, air, angin, dan
bioenergi. Di daerah tropis, misalnya dengan mobil tenaga surya, listrik tenaga surya.
Selain itu ada bioenergi, antara lain biji tanaman jarak (Jathropa. sp) yang
menghasilkan minyak.
3. Daur ulang dan efisiensi energi. Penggunaan minyak tanah untuk menyalakan
kompor di rumah, menghasilkan asap dan jelaga yang mengandung karbon. Karena
itu sebaiknya diganti dengan gas. Biogas menjadi hal yang baik dan perlu
dikembangkan, misalnya dari sampah organik. Sampah yang akan dibuang sebaliknya
dipilah agar dapat didaur ulang.
4. Penegakan Hukum. Hutan di Indonesia sekarang sudah berkurang karena illegal
logging maupun pembakaran hutan untuk dijadikan lahan. Untuk melestarikannya
maka diperlukan dasar hukum yang mengatur sektor perhutanan.
5. Mengubah kebiasaan individu, seperti mengurangi penggunaan listrik yang
berlebihan atau pemborosan seperti memakai lampu hemat listrik, memakai air
secukupnya, mematikan lampu atau AC saat tidak dipakai, dan mengurangi produk
yang menggunakan gas emisi rumah kaca seperti AC, kulkas dan parfum
6. Gaya hidup ramah lingkungan, misalnya berbelanja dengan membawa kantung
atau tas sendiri, mencatat dengan handphone, mengeringkan rambut dengan handuk,
mengeringkan cucian dengan sinar matahari, dan berjalan kaki atau menggunakan
transportasi umum saat berpergian.
7. Menjadi vegetarian. Memproduksi daging sarat CO 2 dan metana dan
membutuhkan banyak air. Food and Agriculture Organization (FAO) PBB
menyebutkan produksi daging menyumbang 18% pemanasan global, lebih besar
daripada sumbangan seluruh transportasi di dunia (13,5%). Selain itu, United Nations
Environment Programme (UNEP), dalam buku panduan “Kick The Habit”, 2008,
menyebutkan bahwa pola makan daging untuk setiap orang per tahunnya
menyumbang 6.700 kg CO 2, sementara diet vegan per orangnya hanya
menyumbang190 kg CO 2
8. Pendidikan lingkungan hidup. Agar lebih mencintai alam, diperlukan penyuluhan
kepada masyarakat dari usia dini tentang wawasan lingkungan, misalnya agar
memilah sampah, tidak membakar sampah, dan menanam pohon.

2.5 negara paling terdampak saat pemanasan global

1. Bangladesh
Letak geografis, regulasi hidrologi dari musim hujan dan pola agregasi air regional
membuat Bangladesh memiliki perubahan iklim yang signifikan akibat pemanasan
global. Negara ini menerima terlalu banyak air selama musim hujan dan hampir
kekeringan di musim kemarau serta iklimnya yang hangat telah mengakibatkan
peningkatan banjir dan kekeringan yang mengancam hasil pertanian. Di tambah lagi
dengan naiknya permukaan air laut hingga 45 cm yang kemungkinan dapat
meningkatkan genangan air sebanyak 10% di negara tersebut. Kenaikan itu
kemungkinan akan menggenangi lahan basah pesisir dan dataran rendah,
menyebabkan peningkatan erosi pantai, meningkatkan intensitas banjir parah, dan
masalah-masalah pertanian.

2. Sudan
Konflik yang terjadi di Sudan barat disebabkan oleh sumber daya alam yang semakin
berkurang akibat pemanasan global. UNEP telah mencatat bahwa Sudan dan
beberapa negara tetangganya telah mengalami kemarau panjang yang
menyengsarakan dalam beberapa dekade terakhir. Kemarau paling parah terjadi
selama 5 tahun mulai 1980-1984 yang telah menyebabkan kelaparan parah dan
perpindahan penduduk.

3. Siberia
Lingkungan di Siberia berubah akibat pemanasan global dan dapat ditunjukkan dari
perubahan drastis siklus karbon. Hal tersebut telah memberikan pengaruh terhadap
flora dan fauna di Siberia. Keterangan mengenai siklus energi dan air, perubahan
reflektansi permukaan karena salju, es dan cakupan vegetasi indeks yang membuat
daerah tersebut rentan terhadap perubahan iklim.

4. Australia
Saat ini Australia sedang dilanda kekeringan akibat pemanasan global. Suhu yang
tinggi telah mengakibatkan peningkatan penguapan, kerusakan pada tanaman, dan
penurunan kadar air di daerah aliran sungai. Rata-rata 1.100 orang telah kehilangan
hidupnya untuk ketidakberesan iklim ini dan jumlah tersebut terus meningkat.

5. Myanmar
Masalah perubahan lingkungan di Myanmar diperparah dengan masalah yang
menimpa pemerintahan hingga mengakibatkan tidak adanya penyelesaian mengenai
masalah lingkungan tersebut. Perubahan iklim dari musim dingin ke hangat
menyebabkan kenaikan suhu dan menyebabkan penyebaran penyakit yang ditularkan
air. Perubahan cuaca yang menyebabkan pertumbuhan parasit di dalam air telah
mengganggu proses alami dalam kondisi laut. Ikan-ikan tampaknya akan mati akibat
kekurangan oksigen dan perkembangan organisme parasit

2.6 Seperti apa terjadinya pemanasan global


BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Pemanasan global adalah fenomena meningkatnya suhu di bumi secara


universal, baik di atmosfer, laut, maupun daratan karena terperangkapnya energi
panas yang dipancarkan matahari di dalam bumi; disebabkan oleh gas – gas rumah
kaca; dimana gas tersebut bisa saja ditimbulkan oleh manusia maupun alam.
Dampaknya sangat banyak, meliputi bidang kesehatan, ekosistem, cuaca, dan
geografi. Fenomena ini dapat kita atasi dengan gaya hidup ramah lingkungan dan
wawasan lingkungan sejak dini.

3.2 Saran

Untuk mencegah pemanasan global perlu kerjasama seluruh manusia di bumi


untuk lebih menjaga dan mencintai lingkungannya, misalnya tidak melakukan
pemborosan ataupun produk yang dapat menambah gas emisi rumah kaca, selain itu
bisa juga dengan mengubah gaya hidup yang ramah lingkungan seperti membawa
kantung belanja sendiri dan menjadi vegetarian.
Daftar Pustaka
Sinaga, Deddy. “Makalah Pemanasan Global” 2022. (Online),
(https://bhianrangga.files.wordpress.com/2022/12/makalah-pemanasan-global.pdf )
Utina, Ramli. “Pemanasan Global : Dampak dan Upaya Meminimalisasinya”
(Online), (http://repository.ung.ac.id/get/karyailmiah/324/PEMANASAN-GLOBAL-
Dampak-dan-Upaya-Meminimalisasinya.pdf )
Fadliah. “Pemanasan Global, Faktor Penyebab, Dampak, dan Solusi” ( Online),
(http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/JPI/article/download/576/527 )
Raha, Septian. “Makalah Pemanasan Global” (Online),
(https://www.academia.edu/5160586/MAKALAH_PEMANASAN_GLOBAL )
Muhi, Ali Hanapiah. “Praktek Lingkungan Hidup” 2022. (Online),
(http://alimuhi.staff.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2022/12/PEMANASAN-
GLOBAL.pdf )
Warjono, Tarsoen. “Pemanasan Global” 2022. (Online),
(https://staff.blog.ui.ac.id/tarsoen.waryono/files/2022/12/15-pemanasan-global.pdf )
Padmaningrum, Regina Tutik “Pemanasan Global” (Online),
(http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/regina-tutik-padmaningrum-
dra-msi/c9pemanasan-globalregina-tutikuny.pdf )

Anda mungkin juga menyukai