Penulis
1
Daftar Isi
Halaman
Kata pengantar ................................................................................................................... 1
Daftar Isi ............................................................................................................................ 2
BAB I Pemanasan Global.................................................................................................. 3
A. Penyebab Dari Pemanasan Global ......................................................................... 4
BAB II Gas Rumah Kaca dan Komponennya .................................................................. 8
BAB III Dampak Terjadinya Pemanasan Global ........................................................... 15
BAB IV Penipisan Lapisan Ozon ................................................................................ 17
BAB V Pemanasan Global dan Hujan Asam .................. Error! Bookmark not defined.
A. Mengapa Penipisan Lapisan Ozon Lebih Besar Terjadi di Antartika? ................ 18
BAB VI Lubang Ozon .................................................................................................. 20
BAB VII Hujan Asam ................................................................................................... 24
A. Penyebab Hujan Asam ......................................................................................... 25
LAMPIRAN ..................................................................................................................... 31
2
BAB I Pemanasan Global
Isu Pemanasan Global telah lama menjadi isu Internasional yang hangat,
banyak dibahas di semua negara, meskipun sebenarnya belum ada kepastian
tentang apakah benar akan terjadi, kapan akan terjadi atau mungkin sudah mulai
ada gejala-gejala terjadinya Pemanasan Global. Menghangatnya Isu Pemanasan
Global ini timbul karena mempunyai dampak yang sangat besar terhadap
kehidupan di dunia, antara lain terjadinya perubahan iklim sedunia, perubahan
curah hujan sedunia dan * kenaikan permukaan air laut, (pemanasan Global
"sesunggubnya merupakan gejala naiknya suhu di atas permukaan bumJ di
seluruh dunia yang disebabkan oleh naiknya intensitas Efek Rumah Kaca (ERK).
Oleh karena itu sebelum membahas tentang Pemanasan Global perlu terlebih
dahulu mempelajari terjadinya dan dampaknya Efek Rumah Kaca.
3
A. Penyebab Dari Pemanasan Global
Efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup
yang ada di bumi, karena tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin.
Dengan suhu rata-rata sebesar 15 C (59 F), bumi sebenarnya telah lebih
panas 33 C (59 F) dari suhunya semula, jika tidak ada efek rumah kaca
suhu bumi hanya -18 C sehingga es akan menutupi seluruh permukaan
Bumi. Akan tetapi sebaliknya, apabilagas-gas tersebut telah berlebihan di
atmosfer, akan mengakibatkan pemanasan global.
4
banyaknya air yang menguap ke atmosfer. Karena uap air sendiri
merupakan gas rumah kaca, pemanasan akan terus berlanjut dan
menambah jumlah uap air di udara sampai tercapainya suatu
kesetimbangan konsentrasi uap air. Efek rumah kaca yang dihasilkannya
lebih besar bila dibandingkan oleh akibat gas CO2 sendiri. (Walaupun
umpan balik ini meningkatkan kandungan air absolut di udara,
kelembapan relatif udara hampir konstan atau bahkan agak menurun
karena udara menjadi menghangat). Umpan balik ini hanya berdampak
secara perlahan-lahan karena CO2 memiliki usia yang panjang di
atmosfer.
5
Kemampuan lautan untuk menyerap karbon juga akan berkurang
bila ia menghangat, hal ini diakibatkan oleh menurunya tingkat nutrien
pada zona mesopelagic sehingga membatasi pertumbuhan diatom
daripada fitoplankton yang merupakan penyerap karbon yang rendah.
3. Variasi Matahari
6
pemanasan yang terjadi pada dekade-dekade terakhir ini disebabkan oleh
gas-gas rumah kaca.
7
BAB II Gas Rumah Kaca dan Komponennya
Gas rumah kaca adalah gas-gas yang ada di atmosfir yang menyebabkan
efek gas rumah kaca. Gas-gas tersebut sebenarnya muncul secara alami di
lingkungan, tetapi dapat juga timbul akibat aktifitas manusia.Gas-gas rumah kaca
(GRK) di atmosfir antara lain CO2, CH4, CFC, dan N2O dan unsur unsur kecil
lainnya, memantulkan berulang- ulang radiasi yang masuk kebumi sehingga
mengakibatkan temperatur di Bumi naik.
Ada 6 senyawa gas rumah kaca yang disepakati dalam Protokol Kyoto, yaitu :
1. Karbondioksida (CO)
2. Metana (CH)
Merupakan insulator (zat penyerap, tidak menghantarkan, isolator)
yang efektif, mampu menangkap panas 20 kali lebih banyak bila
dibandingkan karbondioksida. Metana dilepaskan selama produksi
(penambangan, pengeboran) dan transportasi (pengolahan) batu bara, gas
alam, dan minyak bumi. Metana juga dihasilkan dari pembusukan limbah
organik di tempat pembuangan sampah (landfill), bahkan dapat keluarkan
8
oleh hewan-hewan tertentu, terutama sapi, sebagai produk samping dari
pencernaan. Gas ini efeknya lebih parah daripada CO, tetapi jumlahnya
jauh lebih sedikit dibanding CO, sehingga dampaknya tidak sebesar CO.
4. Chloro-Fluoro-Carbon (CFC)
CFC atau yang disebut sebagai Freon. Gas ini dihasilkan oleh
pendingin-pendingin yang menggunakan freon, seperti kulkas, AC, dll.
Gas ini selain mampu menahan panas juga mampu mengurangi lapisan
ozon, yang berguna untuk menahan sinar ultraviolet masuk ke dalam
bumi. CFC ini menyerang Ozon, akibatnya kandungan Ozon di angkasa
menipis dan mengakibatkan lubang di kutub utara dan selatan, sehingga
UV (ultraviolet) mampu menerobos masuk ke atmosfer dan menyebabkan
terjadinya radiasi.
5. Hidro-Fluoro-Carbon (HFCs)
HFCs ini juga disebut sebagi Freon. Gas ini juga dihasilkan oleh
pendingin-pendingin yang menggunakan freon, seperti kulkas, AC,
juga terbentuk selama manufaktur berbagai produk, termasuk busa untuk
insulasi, perabotan (furniture), dan tempat duduk di kendaraan dan dapat
menimbulkan pemanasan global.
9
Konsentrasi gas ini di atmosfer meningkat dengan sangat cepat,
yang walaupun masih tergolong langka di atmosfer tetapi gas ini mampu
menangkap panas jauh lebih besar dari gas-gas rumah kaca yang telah
dikenal sebelumnya. Hingga saat ini sumber industri penghasil gas ini
masih belum teridentifikasi.
Selain keenam gas rumah kaca itu ada juga gas rumah kaca lainnya seperti :
1. Uap Air
Gas rumah kaca yang paling banyak adalah uap air yang mencapai
atmosfer akibat penguapan air dari laut, danau dan sungai. Uap air adalah
gas rumah kaca yang timbul secara alami dan bertanggungjawab terhadap
sebagian besar dari efek rumah kaca. Konsentrasi uap air berfluktuasi
secara regional, dan aktifitas manusia tidak secara langsung
mempengaruhi konsentrasi uap air kecuali pada skala lokal. Dalam model
iklim, meningkatnya temperatur atmosfer yang disebabkan efek rumah
kaca akibat gas-gas antropogenik akan menyebabkan meningkatnya
konsentrasi uap air mengakibatkan meningkatnya efek rumah kaca; yang
mengakibatkan meningkatnya temperatur; dan kembali semakin
meningkatkan jumlah uap air di atmosfer. Keadaan ini terus berkelanjutan
sampai mencapai titik ekuilibrium (kesetimbangan). Oleh karena itu, uap
air berperan sebagai umpan balik positif terhadap aksi yang dilakukan
manusia yang melepaskan gas-gas rumah kaca seperti CO. Perubahan
dalam jumlah uap air di udara juga berakibat secara tidak langsung
melalui terbentuknya awan. Uap air ini dapat menjadi sebuah lingkaran
setan, karena dengan semakin meningkatnya suhu bumi, maka air (laut,
danau, dll) akan semakin banyak yang menguap dan menambah jumlah
uap air di atmosfer, dengan kondisi demikian suhu bumi pun akan
semakin meningkat, karena uap air juga merupakan gas rumah kaca.
10
NF bersumber dari teknologi layar flat-panel. Penelitian terbaru
menunjukkan dalam beberapa tahun terakhir efek gas NF3 semakin
meningkat di luar perkiraan. Kadar nitrogen triflorida di udara
diperkirakan meningkat empat kali lipat beberapa tahun terakhir dan 30
kali lipat sejak 1978. Namun, peningkatan tersebut hanya menyumbang
0,04 persen dari total efek pemanasan global yang disebabkan oleh karbon
dioksida. Gas ini biasanya digunakan sebagai semacam pembersih pada
industri manufaktur televisi dan monitor komputer serta panel.
Nitrogen triflorida yang dihitung dengan skala bagian per triliun di
udara selama ini memang dianggap ancaman tak berarti. Menurut profesor
geofisika Ray Weiss di Lembaga Oseanografi, upaya awal untuk
mengetahui jumlah gas tersebut di udara memang diremehkan mengingat
jumlahnya yang tak terlalu besar.
Tetapi gas tersebut justru dikategorikan sebagai salah satu gas
yang lebih berbahaya karena ratusan kali lebih kuat menyimpan panas
daripada karbon dioksida.
11
dikehendaki di dalam logam dan biasanya lebih mudah untuk menghilangkan
sulfur dari logam kasar daripada menghilangkan dari produk metal akhirnya.
Efek rumah kaca ( Green House Effect ) merupakan suatu istilah yang
digunakan untuk meggambarkan betapa panasnya kondisi bumi dari akibat
terperangkapnya gelombang panjang sinar matahari dilapisan trofosfer bumi (
Fahri, 2009 ). Green House Effect di adopsi dari kondisi rumah kaca yang biasa
digunakan untuk budidaya pertanian. Pada siang hari, pada cuaca yang cerah
meskipun tanpa adanya alat pemanas suhu ruangan di dalam rumah kaca akan
lebih tinggi bila dibandingkan dengan suhu diluar rumah kaca. Hal tersebut
terjadi karena sinar matahari yang menembus kaca dipantulkan kembali oleh
tanaman di dalam rumah kaca yang berupa panas. Sinar yang dipantulkan ini
tidak dapat menembus kembali keluar kaca sehingga suhu di dalam rumah kaca
menjadi naik dan panas yang dihasilan akan terperangkap di dalam rumah kaca.
Efek rumah kaca juga dapat diilustrasikan sebagai sebuah mobil yang diletakkan
12
di bawah terik matahari dengan kodisi jendela mobil tertutup. Bagi masyarakat
awam efek rumah kaca diartikan sebagai adanya rumah-rumah yang banyak
menggunakan kaca.
Iklim global telah berubah pada tingkatan yang cukup besar. Perubahan
tersebut terjadi karena adanya peningkatan konsentrasi Gas-gas rumah kaca di
atmosfer. Salah satunya adalah gas CO2. Peningkatan konsentrasi gas CO2 di
atmosfer terjadi akibat proses pembakaran bahan bakar fosil. Sekitar 20% dari
total peningkatan gas rumah kaca di atmosfer disebabkan oleh emisi CO2 akibat
pembakaran.
Salah satu solusi untuk mengurangi emisi gas rumah kacaadalah dengan
cara pembangunan dan pengelolaan sumber daya hutan yang berkelanjutan.
Dalam konteks sumber daya, paradigma pengelolaan hutan harus bergeser dari
sistem yang beorientasi pada ekonomi semata menuju sistem yang berorientasi
ekosistem. Sehingga kelestarian fungsi ekologi hutan akan tetap terjaga sampai
generasi yang akan datang. Sudah lama hutan alam tropis menjadi perhatian
masyarakat dunia sehubungan dengan penurunan kualitas maupun kuantitasnya.
Kondisi yang demikian tidak saja memberikan dampak negatif terhadap
masyarakat yang berada pada wilayah negara yang bersangkutan, tetapi juga pada
masyarakat internasional berkenaan dengan pengaruhnya terhadap perubahan
13
cuaca ataupun iklim global, menurunnya keaneka-ragaman hayati ataupun
pengaruhnya terhadap aspek lingkungan yang lain. Sampai saat ini laju kerusakan
tersebut tidak mencapai titik setaknasi atau paling tidak melambat, melainkan
justru semakin cepat. Ada kecenderungan bahwa keadaan yang demikian adalah
karena kesalahan dalam pengaturan pengelolaan hutannya.
14
BAB III Dampak Terjadinya Pemanasan Global
15
suhu global menyebabkan terganggunya siklus air, kelembaban udara dan
berdampak pada pertumbuhan tumbuhan sehingga menghambat laju
produktivitas primer. Kondisi ini pun memberikan pengaruh habitat dan
kehidupan fauna.
5. Peningkatan muka air laut, air pasang dan musim hujan yang tidak
menentu menyebabkan meningkatnya frekuensi dan intensitas banjir.
16
BAB IV Penipisan Lapisan Ozon
(1) O2+ uv O + O
(2) O + O2 O3
(3) O3 + uv O2 + O
(4) O + O3 O2 + O2
X + O3 XO + O2
XO + O X + O2
Zat-zat yang sangat reaktif ini sampai ke atmosfer dan lapisan stratosfer
dalam bentuk senyawa yang sangat stabil, antara lain seperti CFC (Chloro Fluoro
Carbon). CFC yang sangat stabil ini menjadi tidak stabil ketika mencapai lapisan
stratosfer karena sinar matahari yang jauh lebih besar di ketinggian tersebut.
Atom khlor, brom, ataupun fluor (X) yang dilepaskan tersebut kemudian bereaksi
17
dengan O3. Hasil reaksi tersebut berupa XO yang juga bersifat reaktif kemudian
bereaksi lagi dengan atom oksigen dan menghasilkan atom X. Atom X kembali
bereaksi memecah O3, dan seterusnya sehingga jumlah O3 yang terbentuk
menjadi tidak seimbang dengan jumlah O3 yang terurai. Jumlah ozon dalam
lapisan stratosfer tersebut pun menjadi menipis.
Selain CFC, penipisan lapisan ozon juga dapat terjadi karena senyawa lain.
Namun menurut penelitian saat ini, CFC berperan paling besar. CFC sampai ke
lapisan stratosfer dalam waktu kurang lebih 5 tahun. Namun sesampainya di
lapisan stratosfer, senyawa ini bertahan mencapai 70 tahun sebelum keluar dari
lapisan ini. Adanya CFC di lapisan stratosfer ini mengakibatkan penguraian ozon
menjadi lebih cepat empat kali lipat dibandingkan kondisi alami.
Di atas telah dijelaskan bahwa secara alamiah gas ozon melalui reaksi
fotokimia mengalami penguraian pecah menjadi gas oksigen (O2) dan atom
oksigen (O suatu oksidan kuat).Adanya penguraian gas ozon secara alamiah
melalui fotokimia menjadi gas O2, serta bereaksinya gas ozon dengan1 senyawa-
senyawa klor sebagai hasil aktivitas/rekayasa manusia ini dapat menghabiskan
ozon dan terjadi penipisan lapisan ozon dalam stratosfer. Sinar matahari
menguraikan senyawa-senyawa klor menjadi atom klor (Cl) yang akan bertindak
sebagai katalis dalam reaksi penguraian gas ozon.
Selain dibantu oleh sinar matahari, pelepasan atom Cl dari CFC dapat
terjadi karena adanya aliran udara dingin yang membentuk vorteks polar. Vorteks
polar ini mengisolasi udara di dalam pusaranya dengan temperatur yang sangat
rendah yaitu sekitar -80C atau 193 K. Dinginnya udara ini menyebabkan
terbentuknya Polar Stratospheric Cloud (PSC) atau sering disebut dengan
Mother of Pearl. Temperatur ini konstan karena selalu terisolasi dalam vorteks.
PSC merupakan tempat terjadinya reaksi-reaksi heterogen yang mengubah klor
ataupun brom yang tadinya tidak aktif menjadi atom yang reaktif. Dengan
18
bantuan sinar matahari yang mampu menembus vorteks dingin, terjadilah reaksi
penguraian ozon oleh zat-zat yang reaktif ini seperti dijelaskan sebelumnya.
19
BAB V Lapisan Ozon
Pada tahun 2015, luas lubang ozon di Antartika melebihi luas Benua
Australia. Menurut ilmuwan atmosfer, Profesor David Karoly dari Universitas
Melbourne, ukurannya berfluktuasi sangat tajam ketika muncul setiap musim
semi."Setiap musim semi berakhir, hampir selama 35 tahun, sudah ada penipisan
ozon stratosfer di atas Antartika," katanya. Profesor David menerangkan, ada dua
penyebab utama penipisan lapisan ozon.Penyebab pertama adalah peningkatan
bahan kimia perusak ozon di atmosfer. Kedua, suhu udara dingin ekstrem yang
terjadi pada musim dingin dan musim semi di atas Antartika. Kedua penyebab itu
memicu pembentukan katalis perusak ozon yang memungkinkan ozon lebih cepat
diserap oleh gaschlorofluorocarbons atau CFC, bahan kimia perusak ozon yang
muncul di stratosfer akibat aktivitas manusia.
20
Secara permanen ozon terbentuk dan rusak kembali di dalam daerah
stratosfer dan sebagian kecil terbentuk pada daerah troposfer. Reaksi
destruksi/perusakan ozon dan terbentuknya O2 dapat berlangsung melalui dua
jalan :
O + O 2 2O2
O 3 + O 3 3O2
Reaksi ini dihasilkan melalui reaksi yang kompleks dengan katalis gas
dan radikal, seperti atom Cl, NO, OH. Reaksi OH dapat terbentuk oleh perusakan
uap H2O, gas buangan dari pesawat supersonik. Radikal Cl dapat berasal dari
chloroflurocarbon (CFCl atau CFC- I I dan CF2Cl atau CFC-12 ) yang banyak
digunakan pada pendingin (refrigerator) dan bahan bakar (propelan).
Sifat stabil dari CFC yang sangat bermanfaat di bumi ini memberikan
peluang baginya untuk merusak lapisan ozon. CFC yang terdifusi ke stratosfer
akan mengalami pemutusan ikatan kimianya oleh radiasi UV-C menghasilkan
khlor-khlor bebas yang bersifat sangat reaktif, kemudian mengikat sebuah atom
oksigen dari molekul ozon (O3) sehingga mengubah ozon tersebut menjadi
molekul oksigen (O2). Reaksi perubahan ozon menjadi molekul oksigen adalah
sebagai berikut:
21
Sedangkan senyawa halon (berasal dari unsur halogen) mampu merusak 10 kali
lebih efektif dibandingkan dengan CFC. CFC menguraikan ozon menjadi oksigen
dan sebuah oksigen bebas radikal yang menimbulkan suatu lapisan oksigen
sehingga lapisan ozon menjadi semakin tipis yang mudah tertembus sinar
ultraviolet dari matahari. Semakin menipisnya lapisan ozon di
atmosfer, bahkan sampai berlubang, dapat menimbulkan bencana. Karena
manusia akan bermandikan sinar ultraviolet dengan intensitas tinggi yang dapat
mengundang penyakit kanker kulit, katarak, serta penurunan sistem kekebalan
tubuh.
Ketika freon (CFC) terlepas ke atmosfer, maka molekul CFC akan
terurai menjadi atom C sendiri yangsangat reaktif terhadap atom O (rumus
molekul ozon adalah O3). Ketika atom C dari pecahan freon bertemu dengan
molekul O3, maka atom C akan menarik satu atom O dari ozon, yang akan
mengakibatkan timbulnya karbon monoksida (CO) dan ozon menjadi oksigen
biasa (O2) karena kehilangan satu atom O-nya, ditambah lagi, ketika CO
terbentuk, maka mereka akan menarik lagi satu atom O dari ozon-ozon (O3) lain
sehingga menciptakan CO2, oleh karena itu ozon sebagai pelindung bumi dari
sinar ultraviolet menjadi rusak, sementara CO2 memiliki efek rumah kaca yang
dapat menahan panas di bumi. Dengan demikian bumi akan menjadi semakin
panas.
Ozon, yang terbentuk dari tiga atom oksigen, dapat menjadi pencemar
yang sangat merugikan apabila berada dekat dengan tanah. Di sisi lain, pada
lapisan stratosfer, ozon memiliki peran yang sangat penting sebagai pelindung
bumi dari cahaya ultraviolet yang berbahaya. Para ilmuwan meyakini bahwa gas-
gas klorofluorokarbon (CFC) yang lepas berperan sebagai pencemar lapisan ozon
yang menyebabkan timbulnya lubang ozon. Pada akhirnya, sebagai tindak lanjut
penemuan ini, sejak tahun 2000 berlaku larangan global terhadap produksi CFC.
22
singkat di bawah ini:
2. Di atas Antartika, selama musim dingin dan musim semi, timbul arus
udara kuat yang menciptakan sel-sel udara kutub yang tidak bercampur
dengan udara dari luar. Tidak adanya cahaya matahari pada musim
dingin, akan mencegah terbentuknya ozon baru di dalam sel-sel tadi.
Penghancuran ozon oleh klorin juga akan terhenti. Kristal es yang
terbentuk dalam cuaca yang amat dingin (sekitar -80 derajat Celcius)
menyebabkan klorin monoksida bereaksi dengan H2O dan akan
membentuk sejumlah asam hipoklorit.
23
BAB VI Hujan Asam
Nilai pH air hujan pada saat terjadi hujan asam dapat lebih kecil dari
padapH air hujan normal (5,6), yakni mencapai nilai 2 atau 3. Hujan asam
terjadikarena tingginya gas sulfur oksida (SOX) dan nitrogen oksida (NOX). Gas
sulfuroksida dapat berupa sulfur dioksida (SO2), sulfit (SO32-), dan sulfat
(SO42-);sedangkan nitrogen oksida dapat berupa nitrat (NO3) dan nitrogen
dioksida (N2O).gas-gas tersebut terdapat di atmosfer sebagai hasil emisi
(buangan) dari kegiatanindustri kendaraan bermotor. SOX terutama dihasilkan
dari hasil pembakaran batubara (mengandung banyak sulfur); sedangkan NOX
terutama dihasilkan daripembakaran bahan bakar minyak. Selain mengeluarkan
gas NOX, kendaraanbermotor juga melepaskan emisi gas hidrokarbon, CO dan
partikel timbal.
Diperkirakan, sekitar 50% dari keberadaan gas NOX dan 90% gas SOX
akanmenghasilkan H2S, HSO3- dan H2SO4 yang bersifat asam kuat, sedangkan
oksidasigas NOX akan menghasilkan asam nitrat (HNO3) sehingga menurunkan
nilai pHair hujan (Effendi, 2003).Nordstrom et.al (2000) mendefenisikan pH
24
sebagai derajat keasaman yangdigunakan untuk menyatakan tingkat keasaman
atau kebasaan yang dimiliki olehsuatu larutan. Kemasaman (pH) menunjukkan
kadar asam atau basa dalam suatularutan, melalui konsentrasi ion hydrogen H+
(Alaerts dan Santika, 1987). Airdapat bersifat asam atau basa, terkandung pada
besar kecilnya pH air ataubesarnya konsentrasi ion hydrogen dalam air, pH
normal berkisar antara 6,5-7,5.Air yang mempunyai pH lebih kecil dari pH
normal akan bersifat asam,sedangkan air yang mempunyai pH yang lebih besar
dari pH normal akan bersifatbasa (Sunu, 2001).
25
daripembakaran pada temperatur tinggi yang bereaksi dengan bensin yang
tidakterbakar dengan sempurna dan zat hidrokarbon lain akan membentuk ozon
rendahatau smog kabut berawan coklat kemerahan (Susanta dan Sutjahjo,
2008).Bahan bakar fosil merupakan sumber utama terjadinya pencemaran
udara.Pencemaran udara yang terjadi berbanding lurus dengan pengembangan
industrimodern, pembangkit tenaga listrik, penggunaan batubara dan kemajuan
sektortransportasi. Pembakaran sempurna bahan bakar fosil menghasilkan CO2
dan H2Obersama beberapa nitrogen oksida yang muncul dari fiksasi nitrogen dan
atmosferpada suhu tinggi. Pembakaran yang tidak sempurna menghasilkan asap
hitamyang terdiri dari partikel-partikel karbon atau hidrokarbon kompleks atau
CO dansenyawa organik yang teroksidasi sebagian (Kristanto, 2002).Secara
sederhana, reaksi pembentukan hujan asam dapat diilustrasikansebagai berikut:
26
urbanisasi sehingga berpengaruhterhadap penyebaran penduduk. Dengan
meningkatnya jumlah penduduk danluasan lahan yang terbatas akan berakibat
terhadap menurunnya kemampuan dayadukung dan daya tampung lingkungan.
Masalah lain yang timbul akibatbertambahnya penduduk diantaranya adalah
penurunan kualitas lingkungan yangdiakibatkan oleh limbah rumah tangga,
seiring dengan meningkatnyapertumbuhan ekonomi. Dengan demikian, sektor
industri merupakan penyumbangpencemaran udara melalui penggunaan bahan
bakar fosil untuk pembangkittenaga. Adapun salah satu penyebab meningkatnya
pencemaran udara diIndonesia adalah urbanisasi dan industrialisasi yang tumbuh
dengan cepat tetapitidak dibarengi dengan pengendalian pencemaran yang
memadai dan efesiendalam penggunaan bahan bakar fosil (BPLH DKI, 2004).
27
yangmenyebabkan gangguan pernafasan, mengurangi visibilitas,
mempercepatpengkaratan, menyebabkan pencemaran udara juga menyebabkan
terjadinya hujanasam (Hanik, 1999).
Nilai pH air yang normal adalah sekitar netral, yaitu antara pH 6-8,
sedangkan pH air yang terpolusi, misalnya air buangan, berbeda-beda
tergantungdari jenis buangannya. Sebagai contoh, air buangan pabrik
28
pengalenganmempunyai pH 6,2 7,6, air buangan pabrik susu dan produk-
produk susubiasanya mempunyai pH 7,6 9,5. Pada industri makanan,
peningkatan keasamanair buangan umumnya disebabkan oleh kandungan asam-
asam organik. Airbuanganindustri-industri bahan anorganik pada umumnya
mengandung asammineral dalam jumlah tinggi sehingga keasamannya juga
tinggi atau pH-nyarendah. Adanya komponen besi sulfur (FeS2) dalam jumlah
tinggi di dalam airjuga akan meningkatkan keasaman karena FeS2 dengan udara
dan air akanmembentuk H2SO4 dan besi (Fe) yang larut. Perubahan keasaman
pada airbuangan, baik kearah alkali (pH menaik) maupun kearah asam (pH
menurun),akan sangat mengganggu kehidupan ikan dan hewan air di sekitarnya.
Selain itu,air buangan yang mempunyai pH rendah bersifat sangat korosif
terhadap baja danmenyebabkan pengkaratan pada pipa-pipa besi (Agusnar,
2008).
29
Hujan asam dengan kadar keasamaan tinggi dapat menyebabkan gangguuan
pernafasan pada manusia. Kabut yang mengandung asam sulfat bersama-sama
dengan udara terhisap masuk ke dalam saluran pernafasan manusia dapat
merusak paru-paru.
Hujan asam yang larut bersama nutrisi di dalam tanah akan menyapu kandungan
nutrisi dalam tanah sebelum tumbuhan sempat mempergunakannya untuk
tumbuh. Zat kimia beracun seperti alumunium juga akan terlepas dan bercampur
dengan nutrisi. Apabila nutrisi ini diserap oleh tumbuhan akan menghambat
pertumbuhan dan mempercepat daun berguguran, kemudian tumbuhan akan
terserang penyakit, kekeringan, dan mati.
Hujan asam yang jatuh pada danau akan meningkatkan keasaman danau.
Keasaman danau yang meningkat menyebabkan beberapa spesies biota air mati
karena tidak mampu bertahan di lingkungan asam. Meskipun ada beberapa
spesies yang dapat bertahan hidup tetapi karena rantai makanan terganggu maka
spesies tersebut dapat mengalami kematian pula
30
LAMPIRAN
Dari hasil diskusi (presentasi) yang telah kami lakukan timbul pertanyaan-
pertanyaan dari para audiens yaitu sebagai berikut :
31
2. Karena hujan asam mengandung gas gas yang berbahaya. Gas gas
tersebut dapat bergerak bebas dan dapat masuk ke dalam pernafasan
manusia. Gas- gas tersebut dapat merusak paru paru.
3. Dengan menggunakan alat Cottrel. Dengan menyemprotkan air pada
gas gas tersebut, maka akan membentuk suatu larutan yang dapat
mengion. Lalu dengan alat Cottrel, ion tersebut dapat bermigrasi dan
tersaring oleh alat Cottrel.
32