DASAR TEORI
yang
dengan
surya
adalah
sebuah
elemen
11
(3.1)
Dimana:
k = konstanta boltzmann (1.30x10-16erg)
q = konstanta muatan elektron (1.602x10-19 C
T = suhu dalam Kelvin
Is = Arus saturasi
12
(3.2)
Dimana:
G = Tingkat generasi
Ln = Panjang difusi electron
Lp = Panjang difusi hole
(3.3)
Keterangan:
FF = Fiil Factor
VOC = Tegangan maksimum yang di capai saat tidak ada arus (V)
ISC = Arus hubung singkat (A)
Vmp = Tegangan maximum (V)
Imp = Arus maximum (A)
Keterangan:
= Efisiensi (%)
E = Intensitas cahaya matahari W/m2
A = Luas PV (m2)
(3.5)
Keterangan:
Pmp = Daya maximum (W)
Untuk menghitung besarnya energi yang dihasilkan oleh PV dapat dihitung
menggunakan persamaan sebagai berikut:
(3.6)
Keterangan:
E = Energi (Wh)
A = Luas PV (m2)
r = Efisiensi panel surya (%)
H = Intensitas radiasi matahari (W/m2)
PR = Performance ratio ( besarnya antara 0.9 0.5 default value = 0.75)
14
Keterangan:
CF = Perbandingan jumlah produksi listrik selama periode operasi terhadap
kapasitas terpasang (%).
Eg = Jumlah energi produksi yang dihasilkan selama periode tertentu (Wh)
DMN = Daya Mampu Netto, besarnya daya output pembangkit yang sudah
dikurangi dengan pemakaian sendiri unit pembangkit tersebut (Wh)
3.2. Baterai
Salah satu komponen dalam Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya adalah
baterai, yang merupakan jantung sistem untuk bekerja pada malam hari.
3.2.1. Fungsi Baterai
Baterai menyimpan energi listrik yang dihasilkan modul surya pada saat matahari
bersinar, dan baterai akan mengeluarkan kembali energi listrik pada saat modul surya
tidak dapat lagi menghasilkan energi listrik. Pada kondisi normal baterai
dipergunakan saat malam hari atau saat cuaca berawan, akan tetapi jika terjadi
kondisi beban yang berlebih pada slang hari, baterai dapat dipergunakan menambah
beban yang dihasilkan modul surya.
3.2.2. State of Charge
State of Charge (SOC) merupakan suatu ukuran seberapa penuhnya muatan
listrik dalam baterai. Hubungan antara tegangan dengan SOC sangat bergantung
pada temperatur baterai. Baterai dengan temperatur rendah akan memperlihatkan
15
tegangan yang lebih rendah pada kondisi penuh dibandingkan dengan baterai
dengan temperatur lebih tinggi. Oleh karena itu beberapa regulator atau sistem
charging dilengkapi dengan sensor temperatur pada sisi baterai.
3.2.3. Deep of Discharge
Deep of Discharge (DOD) merupakan suatu ukuran seberapa dalam/seberapa
banyak muatan listrik telah dilepaskan/dikeluarkan dari sebuah baterai. Jika
baterai penuh
sebaliknya jika baterai kosong atau 0% SOC maka DOD Baterai tersebut 100%.
Semakin dalam sebuah baterai muatannya dikeluarkan secara rata-rata maka
semakin pendek usia baterai dan dinyatakan dalam Cycle L i f e .
3.2.4. Siklus Baterai
Cycle atau Siklus, merupakan suatu interval yang meliputi satu perioda
pengisian dan satu perioda pelepasan. Idealnya baterai selalu diisi/charge sampai
dengan 100% SOC selama perioda pengisian pada tiap siklus. Sementara baterai
dihindarkan digunakan atau discharge sampai dengan 0% SOC. Suatu baterai
dengan siklus dangkal atau Shallow Cycle dirancang hanya untuk melakukan
pelepasan/discharge sebesar 10-25% DOD dari kapasitas total pada tiap siklusnya.
Sedangkan baterai siklus dalam atau Deep-Cycle dirancang untuk dapat
melakukan pelepasan/discharge sampai dengan 80% DOD dari kapasitas total
pada tiap siklusnya. Usia baterai jenis deep cycle, sangat dipengaruhi besarnya
DOD pada tiap siklus. Semakin besar DOD akan semakin kecil jumlah siklus
yang dapat dilalui baterai tersebut.
Gambar 3.4. Hubungan baterai secara (a) seri; (b) paralel; (c) seri-paralel
Kapasitas suatu baterai menyatakan berapa lama kemampuannya untuk
memberikan aliran listrik, pada tegangan tertentu yang dinyatakan dalam amperehour (Ah). Kapasitas baterai dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut:
(Hankins,2010: 133)
(3.7)
17
(3.8)
Keterangan :
Cb = Kapasitas baterai (Ah)
Ah = Energi Baterai (Ah)
EB = Energi total yang harus disuplai modul photovoltaic (Wh)
VS = Tegangan kerja baterai (volt)
DOD = Tingkat kedalaman pengosongan baterai (%)
d = Menyalurkan energi ke beban ditentukan 1 hari
3.2.6.Tahap Charging
Pada dasarnya setiap rangkaian charging terdiri dari 3-4 tahap pengisian yaitu:
bulk, absorbtion, equalization dan float.
18
20
3.3.1.Fungsi BCR
Fungsi BCR antara lain:
21
(3.9)
Keterangan:
Imax = Arus maksimum yang masuk ke Baterai Charge Regulator (A)
Pmp = Daya maksimum pada panel surya (W)
VS= Tegangan kerja baterai (V
3.4. Inverter
Inverter adalah komponen yang berfungsi untuk mengubah tegangan DC
yang dihasilkan oleh PV (disimpan dalam baterai) ke dalam fase AC. Hal
ini dilakukan karena sebagian besar peralatan listrik saat ini masih dirancang
dengan sumber tegangan AC. Inverter ini mampu menghasilkan tegangan dari
yang semula adalah 12 V menjadi 220 V. Dan ada kemungkinan tidak semua
daya dari baterai akan dikonversi menjadi arus AC karena pasti terdapat
fraksi. Efisiensi yang ada biasanya adalah 80-95 % (Patel, 1999).
22
(3.10)
Keterangan:
E = Energi yang dibutuhkan peralatan (Wh)
Pterpasang = Daya yang terpasang pada peralatan (Watt)
t = Lamanya peralatan tersebut digunakan (jam)
Jmlh = Jumlah peralatan yang sama dan digunakan secara bersamaan.
23