Anda di halaman 1dari 20

PROPOSAL

TUGAS AKHIR

PEMBUATAN ALAT CUCI TANGAN OTOMATIS


DENGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA
(PLTS)

ENGELBERTUS MOSA WEA


NIM : 1723734719

KONSENTRASI D3
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK LISTRIK
JENJANG PENDIDIKAN DIPLOMA III
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI KUPANG
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Pembangkit listrik tenaga surya merupakan pembangkit listrik yang
menggunakan sinar matahari sebagai sumber energi. Selain itu, pembangkit listrik
tenaga surya biayanya lebih murah karena tidak menggunakan bahan bakar, hanya
membutuhkan sedikit perawatan dan ramah lingkungan, sehingga dapat mengatasi
masalah tentang ketenaga listrikan di lingkungan yang jauh dari jangkauan listrik
PLN.
PLTS pun dapat dimanfaatkan sebagai sumber tenaga yang dapat digunakan
pada fasilitas-fasilitas umum. Salah satunya untuk membuat alat cuci tangan
otomatis untuk mengurangi penyebaran virus corona. Tangan merupakan salah
satu media penyebaran penyakit seperti kulit, diare, dan virus corona yang
disebabkan oleh kuman atau bakteri yang tertingal pada tangan setelah melakukan
berbagai aktivitas. Oleh karena itu mencuci tangan sangat penting dilakukan oleh
setiap orang untuk mencegah penyebaran penyakit dan virus corona. Salah satu
teknologi yang dapat digunakan yaitu untuk membuat alat cuci tangan otomatis
dengan PLTS di tempat-tempat umum untuk mengurangi penyebaran virus
corona. Sistem cuci tangan otomatis dengan sumber pembangkit listrik tenaga
surya selain mengurangi penyebaran virus corona di tempat - tempat umum, yang
berkelanjutan dan juga tidak bergantung dari listrik PLN.
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis mengambil judul proposal
tugas akhir “Pembuatan Alat Cuci Tangan Otomatis Dengan PLTS”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas penulis dapat merumuskan masalah yaitu
bagaimana membuat alat cuci tangan otomatis yang akan dikombinasikan dengan
PLTS sebagai sumber tenaga.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuanya pemembuat alat cuci tangan otomatis dengan PLTS sebagai
sumber tenaga.

1
1.4. Manfaat Penelitian
1. Mengetahui cara pemanfaatan PLTS untuk pembuatan alat cuci tangan
otomatis.
2. Mengetahui sistem kontrol alat cuci tangan otomatis
1.5. Batasan Masalah
Masalah yang menjadi fokus penulis dalam penelitian ini hanya terbatas pada
pembuatan alat cuci tangan otomatis dengan PLTS sebagai sumber tenaga dan
pengunaan infra red (IR) obstacle Avoidance sensor sebagai saklar yang akan
menghidupkan pompa air DC.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Umum Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)


Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sering juga disebut Solar Cell, atau
Solar Photovoltaic, merupakan suatu pembangkit listrik terbarukan yang
mengkonversikan energi foton dari matahari menjadi energi listrik. Konversi ini
terjadi pada modul yang terdiri dari sel-sel surya. Sel-sel surya ini merupakan
lapisan-lapisan dari silicon (Si) murni dan bahan semi konduktor lainya, apabila
bahan tersebut mendapan energi foton, maka akan mengeksistansi elektron dari
atomnya menjadi elektron yang begerak bebas dan akhirnya akan menghasilkan
tegangan listrik arus searah.
PLTS memnafaatkan matahari sebagai penghasil listrik pada siang hari
dimana panel surya menerima cahaya matahari yang kemudian yang kemudian
dirubah menjadi energi listrik oleh sel-sel Kristal melalui proses photovoltaic,
listrik yang dihasilkan oleh panel surya pada siang hari dapat langsung disalurkan
ke beban atau disimpan dalam bateri sebelum disalurkan ke beban (lampu, radio,
TV, dll), sedangkan pada malam hari panel surya tidak menghasilkan energi
listrik, beban arus searah dari batrei. Daya listrik yang sudah tersimpan dalam
batrei akan dapat digunakan untuk mengaktifkan peralatan listrik terutama lampu
dan lain-lain.

Gambar 2. 1 Pembangkit Listrik Tenaga Surya


Sumber : Hasan, 2012

3
2.2. Modul Sel Surya
Modul sel surya atau juga sering disebut fotovoltaik adalah device yang
mampu mengkonversi langsung cahaya matahari menjadi listrik. Sel surya bisa
disebut sebagai pemeran utama untuk memaksimalkan potensi sangat besar energi
cahaya matahari yang sampai ke bumi, walaupun selain dipergunakan untuk
menghasilkan energi listrik, energi dari matahari juga bisa di maksimalkan energi
panasnya memalui sistem solar thermal.

Gambar 2. 2 Modul Sel Surya


Sumber :Hasan, 2012

Untuk dapat mengetahui performa modul PV dapat dilakukan dengan


dua cara pengukuran, yaitu dibawah sinar matahari atau di dalam ruangan
tertutup dengan simulator matahari, Intensitas cahaya menentukan besarnya
daya dari energi sumber cahaya yang jatuh pada permukaan modul. Jika
permukaan modul photovoltaic (A) dengan intensitas tertentu maka daya
input sel adalah :
p¿ = I r A (2.1)
Dimana :
p¿ = Daya Input akibat irradiance matahari (Watt)
Ir = Intensitas radiasi matahari (Watt/m2)
A = Luas area permukaan photovoltaic module (m)
Ketika sel dalam kodisi short circuitarus maksimum atau arus short
circuit dihasilkan, sedangkan pada kondisi open circuit tidak ada arus yang
dapat mengalir sehingga tegangannya maksimum. Karakter penting lainnya
dari sel surya yaitu fill factor (FF), dengan persamaan :
4
V m. I m
FF = (2.2)
V oc . I sc
Dimana :
Vm = Tegangan pada saat photovoltaic mencapai maksimum (Volt)
Im = Arus pada saat photovoltaic mencapai maksimum (Ampere)
V oc = Tegangan rangkaian terbuka pada photovoltaic (Volt)
I sc = Arus hubung singkat pada photovoltaic (Ampere)
Dengan menggunakan fill factor maka maksimum daya dari sel surya
didapat dari persamaan sebagai berikut:
pm = V oc I sc FF (2.3)
Keterangan :
pm = Daya yang dibangkitkan oleh photovoltaic (Watt)
V oc = Tegangan rangkaian terbuka pada photovoltaic (Volt)
I sc = Arus hubung singkat pada photovoltaic (Ampere)
FF = Faktor pengisian
Daya listrik yang dihasilkan sel surya ketika mendapat cahaya diperoleh
dari kemampuan modul Photovoltaik tersebut untuk memproduksi tegangan
ketika diberi beban dan arus melalui beban pada waktu yang sama.

2.3. Solar Charger Controller (SCC)


Solar charger controller pada sistem panel surya (atau sering kali disebut
SCC atau Battery Control Unit (BCU) atau Battery Control Regulator (BCR)
adalh bagian yang cukup penting. Peran utama SCC adalah melindungi dan
melakukan otomatisasi pada pengisisan baterai. Hal ini bertujuan untuk
mengoptimalkan sistem dan menjaga agar masa pakai baterai dapat
dimaksimalkan.
Ada beberapa kondisi yang dapat dilakukan oleh SCC pada sistem panel
surya :
1. Mengendalikan tegangan panel surya
Tanpa fungsi kontrol pengendali antara panel surya dan baterai, panel
akan melakukan pengisian baterai melebihi tegangan daya yang dapat
ditampung baterai, sehingga dapat merusak sel yang terdapat didalam

5
baterai. Mengisi daya baterai secara berlebihan dapat mengakibatkan
baterai meledak.
2. Mengawasi tegangan baterai
SCC dapat mendeteksi saat tegangan baterai terlalu rendah. Bila tegangan
baterai turun di bawah tingkat tegangan tertentu, SCC akan memutus
beban dari baterai agar daya baterai tidak habis.

Gambar 2. 3 Solar Charger Controller (SCC)


Sumber : Rocky, 2015

2.4. Baterai (aki)


Aki digunakan sebagai sumber arus untuk seluruh sistem kelistrikan dan juga
digunakan sebagai penyimpan energi listrik saat terjadi proses pengisian. Baterai
atau aki adalah sebuah sel listrik dimana didalamnya berlangsung proses
elektrokimia yang reversibel (dapat berbalikan) dengan efisiennya yang tinngi.
Yang dimaksud dengan elektrokimia reversibel adalah, di dalam baterai dapat
berlangsung proses pengubahan kimia menjadi tenaga listrik (proses
pengosongan), dan sebaliknya dari tenaga listrik menjadi tenaga kimia, pengisian
kembali dengan cara regenerasi dari elektroda-elektroda yang dipakai, yaitu
dengan melewatkan arus listrik dalam arah (polaritas) yang berlawanan didalam
sel.

6
Gambar 2.4 Baterai Aki
Sumber : Vicky, 2019

Kapasitas yang dimiliki oleh baterai menyatakan berapa lama kemampuan


baterai dalam memberikan aliran listrik, pada tegangan tertentu yang dinyatakan
dalam amperhour (Ah). Kapasitas baterai dapat diketahui dengan persamaan
berikut ini:

(∁= EV × Em
DOD ×η )
(2.4)

Dimana :
∁ = Kapasitas baterai (Ah)
EM = Energi total yang harus disuplai modul photovoltaic (Wh)
EV = Tegangan kerja baterai (volt)
DOD = Tingkat kedalaman pengosongan baterai (%)
𝜂 = Efisiensi total sistem photovoltaic (%)

2.5. Kabel Penghantar


Kabel penghantar adalah media untuk enyalurkan energi listrik. Sebuah
kabel listrik terdiri dari isolator dan konduktor. Isolator disini adalah bahan
pembungkus kabel yang biasanya terbuat dari bahan thermoplastik atau
thermosetting, sedangkan konduktornya terbuat dari bahan tembaga ataupun
alumunium. Kemampuan hantar sebuah kabel listrik ditentukan oleh KHA
(Kemampuan Hantar Arus) yang dimilikinya, sebab parameter hantaran listrik di
tentukan oleh luas penampang konduktor yang berada dalam kabel listrik, adapun
ketentuan mengenai KHA kabel listrik diatur dalam spesifikasi SPLN.

7
Gambar 2. 5 Kabel Penghantar
Sumber : Vicky, 2019
2.6. Relay
Relay adalah komponen elektronika yang berupa saklar atau switch elektrik
yang dioprasikan menggunakan listrik. Relay bisa disebut sebagai komponen
electromechanical atau elektromekanikal yang terdiri dari dua bagian utama yaitu
coil atau elektromagnet dan kontak saklar atau mekanikal.
Komponen relay menggunakan prinsip elekrtomaknetik sebagai penggerak
kontak saklar, sehingga sehingga dengan menggunakan arus listrik yang kecil atau
lowpower dapat menghantarkn arus listrik yang memiliki tegangan lebih tinggi.
Gambar dan symbol dari relay ditunjukan pada gambar 2.6

Gambar 2. 6 Relay dan Symbol


Sumber :Dickson Kho, 2019

Relay memiliki fungsi sebagai saklar elektrik. Namun jika diaplikasikan ke dalam
sebuah rangkain elektronika.
1. Mengendalikan sirkuit tegangan tinggi dengan menggunakan signal
tegangan rendah
2. Menjalankan fungsi logika atau logic functions
3. Memberikan fungsi penundaan waktu atau time delay function

8
4. Melindungi motor atau komponen lainya dari kelebihan tegangan atau
korsleting.
Dalam sebuah relay terdapat 4 buah bagian penting yakni Electromagnet
(Coil). Armerture, Swich Contact Point (saklar), dan Spring. Prinsip kerja
relay ditunjukan gambar

Gambar 2. 7 Prinsip Kerja Relay


Sumber : Dickson Kho, 2019

Dari gambar 2.7 dapat diketahui bahwa sebuah besi (Iron Core) yang dililit oleh
kumparan coil, yang berfungsi unruk mengendalikan besi tersebut. Apabila
kumparan coil dialiri arus listrik, maka akan muncul gaya elektromagnetik yang
dapat menarik Armerture sehingga dapat berpindah posisi sebelumya tertutup
(NC) menjadi posisi baru yakni terbuka (NO).
Relay yang digunakan adalah modul relay 2 channel 5 volt. 2 channel
output dapat diigunakan sebagai saklar elektronik untuk mengendalikan perangkat
listrik yang memerlukan tegangan dan arus yang besar serta compatible dengan
semua mikrokontroler.
2.7. IC Regulator LM7805
IC LM7805 adalah IC penyetabil tegangan 5 volt yang memiliki kumparan
arus keluar sampai 1 ampere. Pada kemasan IC ini terdapat tiga kaki yaitu kaki
sebagai kaki output atau tegangan stabil. Pada badan kemasa IC terdapat besi
yang berfungsi sebagai pendingin karena tegangan atau arus yang dikeluarkan
oleh IC ini sangat dipengaruhi oleh perubahan komponen IC.

Gambar 2. 8 IC Regulator LM7805


Sumber : Dickson Kho, 2016
9
2.8. Dinamo Pompa Udara
Pompa adalah suatu alat atau mesin yang digunakan untuk memindahkan
cairan dari suatu tempat ke tempat yang lain melalui suatu media perpipaan
dengan cara menambahkan energi pada cairan yang dipindhkan dan berlangsung
secara terus menerus.
Pompa beroperasi dengan membuat perbedaan tekanan udara bagian masuk
(suction) dengan bagian keluar (discarge). Dengan kata lain pompa brfungsi
mengubah tenaga mekanis dari suatu sumber tenaga (penggerak) menjadi tenaga
kinetis (kecepatan), dimana tenaga ini berguna untuk mengalirkan cairan dan
membatasi hambatan yang ada sepanjang pengaliran.

Gambar 2. 9 Dinamo Pompa Udara


Sumber : Wijdan, 2016

2.9. Infra Red (IR) Obstacle Avoidance Sensor


Sensor ini dapat mendeksi suatu objek penghalang pada jarak tertentu,
menagkap pantulan gelombang infra red yang dipancarkan oleh emiter LED
kemudian diterima oleh IR reciver pantulan gelombang infra red yang diterima
oleh reciver mengisyaratkan ada sutu objek penghalang pada sensor, sehingga
sensor mengirim sinyal dengan keluaran low.

IR Receiver Power LED


VCC
GND
OUT
IR Emitter Obstacle LED
LED

Gambar 2. 10 Infra Red (IR) Obstacle Avoidance Sensor


Sumber : Manullang, 2019

10
2.10. Pompa Air DC
Pompa air DC memiliki peinsip kerja yang sama dengan pompa air AC,
yaitu sebuah alat atau mesin yang digunaka untuk memompa cairan dari suatu
tempat ke tempat yang lain. hanya saja pompa air ini disuplai dengan energi listrik
dari tegangan DC yang berasal dari batrei atau adaptor. Pompa air prnggrak DC
lebih disukai karena sangat efisien dan dapat langsung dari sumber listrik. Jenis
pompa air DC yang sering digunakan yaiu model brushes yang lebuh murah dan
lebih umum.
Pompa air tersebut memiliki fungsi yaitu memindahkan air/fluida dari satu
tempat ke tempat yang lain dengan bantuan energi listrik.

Gambar 2. 11 Pompa Air DC


Sumber : Manullang, 2019

11
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Pembuatan


1.1.1. Lokasi Pembuatan
Penelitian akan dilaksanakan di laboratorium instalasi dan proteksi
Politeknik Negeri Kupang.
1.1.2. Waktu Perencanaan dan Pembuatan
Waktu perencanaan dan pembuatan alat ini direncanakan berlangsung
selama 3 bulan.
Tabel 3. 1 Jadwal Rencana Penelitian

Tahun 2020

No Uraian kegiatan Agustus September Oktober

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Persiapan

2. Penyusunan
proposal TA
3. Konsultasi proposal
TA
4. Ujian proposal TA

5. Revisi

6. Pembuatan alat

7. Penyusunan TA

8. Konsultasi TA

9. Ujian TA

10. Revisi

12
3.2. Alat dan Bahan Kerja
1.1.3. Peralatan Kerja
Tabel 3. 2 Peralatan Yang Digunakan

No Nama alat Jumlah Satuan


1 Obeng +/- 2 Buah
2 Tang kombinas 1 Buah
3 Multimeter 1 Buah
4 Gergaji 1 Buah
5 Solder 1 Buah

1.1.4. Bahan Kerja


Tabel 3. 3 Bahan Yang Digunakan

No Nama bahan Jumlah Satuan


1 Modul surya 1 Buah
2 Keran air 2 Buah
3 Tempat sabun 1 Buah
4 Motor pompa udara DC 1 Buah
5 Washtafel 1 Buah
6 Pompa air DC 1 Buah

7 Infra Red (Ir) Obstacle Avoidance 2 Buah


Sensor
8 Baterai 12 Volt 100Ah 1 Buah
9 Bak air 1 Buah
10 Kabel penghantar Secukupnya Roll
11 Pipa PVC 3/4 mm Secukupnya Batang
12 Sambungan L 10 Buah
13 Sambungan T 15 Buah
14 Selang air 8 mm Secukupnya Rol
15 Timah Secukupnya Rol
16 Baja ringan Secukupnya Rol

13
3.3. Metode Pembuatan
Dalam perancangan dan pembuatan alat cuci tangan otomatis sel surya,
metode yang digunakan adalah :
1. Studi Literatur
Dengan mempelajari berbagai sumber yang berkaitan dengan pembangkit
tenaga surya dan komponen listrik lainnya. Penulis juga mengambil
referensi dari internet dan beberapa jurnal yang berhubungan dengan
pembangkit tenaga surya dan pembuatan alat cuci tangan otomatis.
2. Perancangan Alat
Perancangan alat ini menjadi langkah awal dalam pembuatan alat
pembangkit listrik tenaga surya dan alat cuci tangan otomatis.
3. Pengambilan data
Pengambilan data diperoleh dengan merancang alat cuci tangan otomatis
pembangkit listrik tenaga surya.

3.4. Blok Diagram Sistem

Motor pompa
udara

Modul sel Solar Charger Aki 12 volt Sensor


surya Controller

Pompa air DC

Gambar 3. 1 Blok Diagram Sistem

14
Dari blok diagram sistem diatas dapat diketahui bahwa energi matahari
menjadi sumber utama untuk alat cuci tangan otomatis. Energi matahari yang
terbaca oleh modul surya akan diteruskan ke solar charger controller yang
berfungsi untuk mengoptimalkan proses pengisian baterai. Energi dari solar
charger controller kemudian disimpan didalam baterai atau aki sebagai sumber
dan penyimpan energi untuk disalurkan ke sensor. Energi dari baterai di salurkan
ke Infra Red (IR) Obstacle Avoidance Sensor yang menjadi saklar otomatis untuk
menyalakan beban dengan cara kerja mendeteksi objek yang berada didepannya
sehingga saklar otomatis dari infra red menghidupkan pompa air untuk memompa
air bersih menuju ke keran air dan pompa udara untuk memompa sabun cair ke
keran sabun yang memiliki beban arus DC.

15
3.5. Perencanaan Alat

2 3

11 4
Keterangan :
5 1. Modul surya
2. Keran air bersih
6
7 3. Keran sabun
4. Tempat sabun
5. Motor pompa udara
8
6. Mikrocontroler
9 7. Washtafel
8. Pompa air
10 9. Aki
10. Bak air
11. Sensor Infra Red
Gambar 3. 2 Perencanaan Alat

16
3.6. Diagram Perancangan Alat
Mulai

Perancangan Alat

Persiapan Alat Dan Bahan

Tidak

Pembuatan Alat

Alat Befungsi Dengan Baik ?

Ya

Pengambilan Data

Pembuatan Laporan

Selesai

Gambar 3.3 Diagram Perancangan Alat

17
Adapun penjelasan diagram perancangan alat diatas adalah sebagai berikut :
1. Perancangan alat
Dalam hal ini akan direncanakan sistem mekanik yaitu pompa air DC
dan pompa udara DC sebagai pompa air dan pompa sabun dan sistem
kontrol yaitu sensor yang berfungsi sebagai saklar untuk menyalakan
pompa air dan pompa udara pada alat cuci tangan otomatis.
2. Persiapan alat dan bahan
Persiapan alat dan bahan disesuaikan dengan kubutuhan untuk
merealisasikan rancangan baik pada sistem mekanik maupun sistem
kontrol.
3. Pembuatan alat
Perakitan alat dan instalasi sesuai gambar 3.2
4. Pengujian alat
Jika alat bekerja dengan baik pada siang hari dan malam hari. Jika
proses pengujian berhasil maka dilanjutkan ke pengambilan data.
Tetapi jika gagal maka kembali ke tahap perancangan alat.
5. Pembuatan laporan
Pembuatan laporan yaitu meng-input data dari hasil pengujian alat.
6. Evaluasi.

18
DAFTAR PUSTAKA

Dickson Kho, 2017. Pengertian Sel Surya Solar Cell Prinsip Kerja Sel Surya.
https://teknikelektronika.com/pengertian-sel-surya-solar-cell-prinsip-kerja-sel-
surya/. (diakses 15 juli 2020).

Halifia Hendri, 2018. Pembersih Tangan Otomatis Dilengkapi Air, Sabun,


Handdryer Dan Lcd Menggunakan Sensor Infrared Berbasis
Arduino.Universitas Putra Indonesia. Padang.

Hasan, H. 2012. Perancangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya. Jurnal Riset Dan
Teknologi Jurusan Teknik Perkapalan. Makasar: Fakultas teknik Universitas
Hasanuddin.

Labdajiwa, 2015. Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).


https://id,m,wikipedia.org/wiki/pembangkit_listrik_tenaga_surya. (diakses 15
juli 2020).

Manullang Martogi, 2019. Rancang Bangun Alat Pencuci Tangan Dan Pengering
Tangan Otomatis Dengan Human Modul Interface (HMI) Menggunakan T Ft
Adafruit 2.8” Berbasis Arduino Mega2650. Fakultas Teknik Universitas
Bandar Lampung. Lampung.

Rocky, A., 2015. Rancang Bangun Penyedia Energi Listrik Tenaga Hibrida
(PLTS-PLTB-PLN) Untuk Membantu Pasokan Listrik Rumah Tinggal. Jurusan
Teknik Elektro, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Banten.

Vicky A.M., 2019. Rancang Bangun Sistem Pembangkit Listrik Hybrid Solar Cell
dan Turbin Angin Vertikal Model Darrieus Tipe H Pesisir Pantai Tamban.
Kabupaten Malang.

19

Anda mungkin juga menyukai