DASAR TEORI
Dalam upaya pemecahan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya pada Bab I,
membantu menghasilkan rancangan yang penulis buat. Sehubungan dengan hal tersebut,
maka dalam bab ini akan diuraikan beberapa teori-teori yang terkait, antara lain :
listrik yang mengkonversi foton dari surya menjadi energi listrik. Konversi ini dilakukan
pada panel surya yang terdiri dari sel-sel fotovoltaik. Sel-sel ini merupakan lapisan-
lapisan tipis dari silicon (Si) murni atau bahan semikonduktor lainnya yang diproses
sedemikian rupa, sehingga apabila bahan tersebut mendapat energi photon akan
mengeksitasi electron dari ikatan atomnya menjadi electron yang bergerak bebas, dan
Sel surya atau juga sering disebut fotovoltaik adalah suatu alat dari bahan
listrik. Energi sinar matahari diubah langsung menjadi energi listrik dengan cara
menjatuhkan sinar matahari pada bidang batas dari dua macam bahan semikonduktor
yang ada didalam suatu elemen sel surya1. Energi matahari merupakan radiasi
gelombang elektromagnetik yang terdiri atas radiasi energi matahari dan energi photon.
1
Sulasno,Teknik Konversi Energi Listrik dan Sistem Pengaturan (Semarang 2009) hal.10
6
7
Besarnya energi matahari ini adalah suatu konstanta dikalikan dengan frekuensi radiasi
yaitu:
E = h. f....................................................................(2.1)
f = frekuensi ( c/s ) = c / 𝜆
Energi matahari yang sampai ke bumi adalah dalam bentuk spektrum radiasi infra
merah, sinar nampak dan radiasi ultraviolet. Ketika melalui atmosfir, radiasi energi ini
sebagian diserap plah lapisan troposfer. Sedangkan sebagian lagi akan dipantulkan
Untuk memperoleh energi matahari yang sebaik-baiknya, maka sel surya harus
diarahkan tegak lurus pada sinar matahari dan memastikan tidak adanya segala hal yang
dapat menghalangi sinar matahari ke panel surya tersebut. Untuk mencapai kondisi ini
dipergunakan hubungan:
mA = 1
……………………………(2.2)
cos(Ø+𝜑)
dimana : mA = perbandingan luas yang disinari dengan luas daerah efektif terhadap
sinar matahari.
Keadaan ideal ini akan sangat sulit dicapai dan sebagai pendekatan mA hanya
ditentukan oleh kedudukan garis lintang dan kedudukan matahari pada saat kulminasi.
8
Sinar matahari yang sampai pada permukaan sel surya, kemudian siliconnya akan
Aliran elektron dan lubang ini merupakan aliran listrik yang dapat menyalakan lampu
Ada tiga macam struktur sel surya yang paling sederhana, yaitu:
b. Sambungan hetero, hubungan p-n antara dua bahan semikonduktor yang berbeda.
Jenis bahan semikonduktor yang lazim digunakan untuk membuat sel surya adalah
elemen Silikon, gabungan Cadmium Sulfida dan sel surya Gallium Aesesida dan
Cadmium Telkuride:
Muatan listrik yang bergerak dalam sel surya ini adalah akibat dari gerakan elektron
Pada sel surya ini tidak terdapat sambungan P-N seperti pada sel surya silicon, tetapi
diodanya terbentuk dari sambungan antara tembaga dan CdS. Daerah penghalang tidak
ditentukan seluruhnya oleh celah energi dari semikonduktor, tetapi sebagian ditentukan
oeh elektron CdS. Bila energi yang diserap lebih besar dari 1 eV, maka akan terjadi
pemindahan muatan bebas dari tembaga ke CdS dan muatan bebas ini dikontribusikan
ke daerah penghalang dan merupakan aliran muatan yang disebutkan oleh proses
Sel surya Ga As ini dibuat dari Kristal tunggal atau dengan lapisan tipis. Sel surya
ini sangat cocok untuk pemakaian di ruang angkasa, karena mempunyai daya tahan
Sel surya Ga As mempunyai celah energi sebesar 1,34 eV, sedangkan sel surya Cd Te
Sel surya yang mempunyai 20 Wp (dimensi 60 x 30 cm) artinya solar cell hanya
mampu mengasilkan daya maksimal 20 watt. Pada siang hari jika sinar matahari
terhadap sel surya tegak lurus maka daya yang diperoleh minimal 5 watt dan
mengahasilkan arus 1 Ampere, akan tetapi jika pada saat kondisi mendung sel surya
hanya mampu menghasilkan daya sekitar 2,8 – 4 watt dan menghasilkan arus 150-220
mA.
2
Sulasno,Teknik Konversi Energi Listrik dan Sistem Pengaturan (Semarang 2009) hal. 18-19
10
mengatur arus searah yang diisi ke baterai dan diambil dari baterai ke beban. Solar
penuh) dan kelebihan voltage dari panel surya / solar cell. Kelebihan voltage dan
pengisian akan mengurangi umur baterai. Solar charge controller menerapkan teknologi
Pulse width modulation (PMW) untuk mengatur fungsi pengisian baterai dan
pembebasan arus dari baterai ke beban. Panel surya / solar cell 12 Volt umumnya
memiliki tegangan output 16 – 21 Volt. Jadi tanpa solar charge controller, baterai akan
rusak oleh over – charging dan ketidak stabilan tegangan. Baterai umumnya di-charge
pada tegangan 13 – 13,8 Volt. Beberapa fungsi detail dari solar charge controller adalah
sebagai berikut:
overvoltage.
b. Mengatur arus yang dibebaskan / diambil dari baterai agar baterai tidak full discharge
dan overloading.
Untuk membuat solar charge controller yang harus diperhatikan adalah: Voltage 12
Ampere, 10 Ampere, dsb. Full charger dan low voltage cut. Seperti yang telah
kemampuan mendeteksi kapasitas baterai. Bila baterai sudah penuh terisi maka secara
otomatis pengisian arus dari panel surya berhenti. Cara mendeteksi adalah melalui
11
monitor level tegangan baterai. Solar charge controller akan mengisi baterai sampai
level tegangan tertentu, kemudian apabila level tegangan drop, maka baterai akan diisi
kembali. Solar charge controller biasanya terdiri dari: 1 input (2 terminal) yang
terhubung dengan output panel surya, 1 output (2 terminal) yang terhubung dengan
baterai / aki dan 1 output (2 terminal) yang terhubung dengan beban (load). Arus listrik
DC yang berasal dari baterai tidak mungkin masuk ke panel sel surya karena biasanya
ada „diode protection‟ yang hanya melewatkan arus listrik DC dari panel surya ke
Tenaga Surya. Cara kerja solar charge controller antara lain: Charging Mode Solar
Dalam charging mode, umumnya baterai diisi dengan metoda three stage
charging:
a) Fase bulk : baterai akan di-charge sesuai dengan tegangan setup (bulk–antara
14,4 – 14,6 Volt) dan arus diambil secara maksimun dari panel surya. Pada saat
b) Fase absorption : pada fase ini, tegangan baterai akan dijaga sesuai dengan
tegangan bulk, sampai solar charge controller timer (umumnya satu jam)
tercapai, arus yang dialirkan menurun sampai tercapai kapasitas dari baterai.
c) Fase float : baterai akan dijaga pada tegangan float setting (umumnya 13,4-13,7
Volt). Beban yang terhubung ke baterai dapat menggunakan arus maksimun dari
12
Pada mode ini, baterai akan melayani beban. Apabila ada over-discharge ataun over-
load, maka baterai akan dilepaskan dari beban. Hal ini berguna untuk mencegah
2.1.4 DIODA
terbuat dari bahan semikonduktor yang saling dipertemukan. Bahan tipe-p menjadi sisi
anoda sedangkan tipe-n menjadi katoda. Bergantung pada polaritas tegangan yang
diberikan kepadanya, dioda bisa berlaku sebagai saklar terbuka apabila anoda
berlaku sebagai saklar penutup apabila anoda mendapatkan tegangan positif sedangkan
13
katoda mendapatkan tegangan negatif, kondisi tersebut terjadi hanya pada diode ideal-
konseptual. Pada diode faktual (ril), perlu tegangan lebih besar dari 0,7 volt (untuk diode
yang terbuat dari bahan silicon) pada anoda terhadap katoda agar diode dapat
menghantar arus listrik. Tegangan sebesar 0,7 volt ini disebut sebagai tegangan halang
(barrier voltage). Dioda yang terbuat dari bahan germanium memiliki tegangan halang
kira-kira 0,3 volt. Komponen dioda sering berbentuk silinder kecil dan biasanya diberi
a. Dioda penyearah adalah diode yang difungsikan untuk penyearah tegangan bolak-
balik menjadi tegangan searah, biasanya digunakan pada rangkaian power supply.
b. Dioda pemancar cahaya atau LED adalah diode yang memancarkan cahaya bila
c. Dioda foto (fotovoltaic) digunakan untuk mengubah energy cahaya menjadi energi
listrik searah.
3
Richard Blocher, Dipl.Phys Dasar Elektronika (Yogyakarta: Andi, 2009) hal. 17
14
Dioda digunakan untuk menyearahkan tegangan listrik bolak balik (AC) menjadi
yang menggunakan satu blok dioda tunggal (bisa satu dioda atau banyak dioda yang
diparalel) untuk mengubah tegangan dengan arus bolak-balik (AC) menjadi tegangan
dengan arus searah (DC). sinyal. Prinsip kerja penyearah setengah gelombang
memanfaatkan karakteristik dioda yang hanya bisa dilalui arus satu arah saja. Disebut
penyearah setengah gelombang karena penyearah ini hanya melewatkan siklus positif
Rangkaian penyearah setengah gelombang banyak dipakai pada power supply dengan
frekuensi tinggi seperti pada power supply SMPS dan keluaran transformator Flyback
frekuensi rendah seperti jala-jala listrik rumah tangga dengan frekuensi 50Hz karena
membuang satu siklus sinyal AC dan mempunyai riak (ripple) yang besar pada
Prinsip kerja penyearah setengah gelombang dapat dilihat pada gambar dibawah
ini. Tegangan input dengan arus bolak-balik melewati satu dioda penyearah
kemudian pada outputnya tampak melewatkan "gunung" dari sinyal sinus dan
setengah gelombang memiliki banyak riak (riple) dan membutuhkan kapasitor yang
sangat simpel dan sederhana. Karena menggunakan satu dioda maka biaya yang
gelombang adalah keluarannya memiliki riak (ripple) yang sangat besar sehingga
tidak halus dan membutuhkan kapasitor besar pada aplikasi frekuensi rendah seperti
listrik PLN 50Hz. Kelemahan ini tidak berlaku pada aplikasi power supply frekuensi
tinggi seperti pada rangkaian SMPS yang mempunyai duty cycle diatas 90%.
hanya mengambil satu siklus sinyal saja. Artinya siklus yang lain tidak diambil alias
Penyearah gelombang penuh (full wave rectifier) adalah sistem penyearah yang
menyearahkan semua siklus gelombang sinus menggunakan dua blok dioda (satu
blok dioda bisa berupa satu atau beberapa dioda yang diparalel) yang bekerja secara
komplenen. Satu dioda bekerja pada fase siklus positif dan satu dioda bekerja pada
fase siklus negatif yang telah dibalik. Oleh karena itu penyearah gelombang penuh
16
identik dengan penggunaan transformator center tap (CT) yang memiliki dua buah
(ripple) yang lebih sedikit dibanding penyearah setengan gelombang. Hal ini karena
gelombang yang dihasilkan lebih rapat yaitu hasil penggabungan dari siklus sinyal
sinus positif dan siklus sinyal sinus negatif yang telah dibalik menjadi siklus positif.
Jadi penyearah akan tetap mengeluarkan output pada periode gunung dan lembah dari
sinyal sinus
menghasilkan dua buah sinyal sinus dengan fase yang berkebalikan. Satu lilitan
menghasilkan fase yang sama dengan input dan satu lilitan yang lain menghasilkan
fase yang berkebalikan dari sinyal inpu Dengan dua sinyal AC yang saling berbeda
fase ini maka kedua dioda yang masing-masing berfungsi sebagai penyearah setengah
gelombang dapat bekerja secara bergantian. Satu dioda menyearahkan siklus positif
dari lilitan atas dan satu dioda kemudian ganti menyearahkan siklus positif dari lilitan
bawah yang merupakan balikan fasa dari siklus negatif sinyal input AC. Output dari
penyearah gelombang penuh yang lebih rapat dari penyearah setengah gelombang
menyebabkan riak (ripple) yang ada pada output tegangan DC menjadi lebih kecil.
Akibatnya output dari penyearah gelombang penuh menjadi lebih halus dan lebih
menggunakan empat buah blok dioda yang disusun model jembatan (satu blok dioda
bisa berupa satu atau beberapa dioda yang diparalel). Penyearah sistem jembatan
Dalam hal ini berbeda dengan penyearah gelombang penuh sebelumnya yang harus
menggunakan transformator CT. Penyearah sistem jembatan disusun oleh empat blok
dioda yang bekerja secara bergantian pada tiap fase sinyal sinus. Hal ini
Penyearah sistem jembatan dianggap lebih murah jika hanya bertujuan menghasilkan
dioda yang disusun model jembatan. Meski terdiri dari empat buah dioda, pada
kenyataannya hanya dua dioda yang bekerja pada masing-masing fase sinyal sinus.
Dioda D1 dan D3 mengumpulkan tegangan positif dari sinyal sinus, sedangkan D2 dan
Saat sinyal sinus pada siklus gunung (fase positif) maka titik A lebih positif dari
titik B. Hal ini menyebabkan arus mengalir dari titik A menuju D1 melewati RL
kemudian menuju D2 dan sampai pada titik B. Dalam hal ini katoda D1 menjadi titik
positif dan Anoda D2 menjadi titik negatif. Pada siklus ini dioda D3 dan D4 tidak
Saat sinyal sinus pada siklus lembah (fase negatif) maka titik B lebih positif dari
titik A. Hal ini menyebabkan arus mengalir dari titik B menuju D3 melewati RL
kemudian menuju D4 dan sampai pada titik A. Dalam hal ini katoda D3 menjadi titik
positif dan Anoda D4 menjadi titik negatif. Pada siklus ini gantian dioda D1 dan D2
2.1.5 Resistor
Resistor atau biasa yang disebut tahanan atau penghambat, adalah suatu komponen
negative). Resistor disingkat dengan huruf “R”. Satuan resistor adalah ohm, yang
menemukan George Ohm (1787-1854), seorang ahli fisika dari Jerman. Untuk
perhitungan besarnya arus yang mengalir melalui sebuah tahanan maka berlaku hukum
ohm. Hukum ohm menyatakan bahwa “tegangan yang mengalir pada berbagai jenis
penghantar adalah berbanding lurus dengan arus yang mengalir pada penghantar
tersebut. Resistor terdapat dalam berbagai bentuk, tetapi paling sering berbentuk silinder
kecil dengan satu sambungan pada masing-masing ujung. Silinder ini diberi lingkaran
warna sebagai kode warna untuk menunjukkan sifatnya 4. Setiap resistor mempunyai
nilai hambatan tertentu yang dinyatakan dalam satuan Ohm. Nilai resistor dinyatakan
dalam kode warna atau tulisan angka. Dalam nilai resistor biasanya disertai parameter
toleransi dan kekuatan daya resistor. Ada dua jenis resistor yaitu resistor tetap (fixed)
dan resistor tidak tetap (variabel). Resistor tetap adalah resistor yang mempunyai nilai
tetap dan tidak berubah selama pemakaian. Sedangkan resistor variabel adalah resistor
yang nilainya bisa diubah selama pemakaian. Perubahan nilai resistor variabel ini
ditentukan oleh pengguna, jadi selama tidak diubah maka nilai resistor variabel bersifat
tetap
V = I . R...........................................................(2.3)
𝑉
R=
𝐼
4
Richard Blocher, Dipl.Phys Dasar Elektronika (Yogyakarta: Andi, 2009) hal.12
20
Keterangan :
V = tegangan listrik ( volt )
I = arus yang mengalir ( ampere )
R = tahanan ( ohm )
2.1.6 Kapasitor
Kapasitor sering disebut juga dengan kondenser atau kondensator. Kapasitor merupakan
komponen pasif, yaitu komponen yang memerlukan tegangan bias untuk bisa bekerja.
Kapasitor sangat banyak dipakai pada rangkaian elektronika terutama pada rangkaian
audio dan pemancar radio. Kapasitor terbentuk dari dua buah plat konduktor yang
dipisahkan oleh bahan dielektrikum atau insulator. Penggunaan bahan dielektrikum pada
kapasitor inilah yang menunjukkan jenis kapasitor. Seperti misalnya kapasitor keramik
dengan satuan Farad dan ditulis dengan tanda huruf F. Kata farad diambil dari nama
21
Michael Faraday yang berhasil merumuskan besarnya nilai kapasitansi sebesar 1 Farad
jika kapasitor tersebut dapat menyimpan muatan listrik sebesar 1 Coloumbs pada
tegangan 1 Volt.
sebagai berikut :
Q.........................................................................
C= (2.4)
𝑉
Regulator Voltage berfungsi sebagai filter tegangan agar sesuai dengan keinginan.
Oleh karena itu biasanya dalam rangkaian power supply terdapat IC Regulator tegangan
Rangkaian penyearah sudah cukup bagus jika tegangan ripple –nya kecil, tetapi
ada masalah stabilitas. Jika tegangan PLN naik/turun, maka tegangan outputnya juga
22
akan naik/turun, jika arus semakin besar ternyata tegangan tegangan DC keluarannya
juga ikut turun. Untuk beberapa aplikasi perubahan tegangan ini cukup mengganggu,
sehingga diperlukan komponen aktif yang dapat meregulasi tegangan keluaran ini
menjadi stabil.
Karena regulasi voltase untuk catu daya seringkali dibutuhkan, maka tersedia
berbagai jenis IC yang memenuhi kebutuhan ini. Salah satu IC adalah seri 78xx, dimana
untuk Vin satu untuk Vout, dan satu untuk GND. Dalam IC ini selain rangkaian regulasi
juga sudah terdapat rangkaian pengaman yang melindungi IC dari arus atau daya yang
terlalu tinggi. Terdapat pembatasan arus yang mengurangi voltase keluaran kalau batas
arus terlampaui. Besar dari batas arus ini tergantung dari voltase pada IC sehingga arus
maksimal lebih kecil kalau selisih voltase antara Vin dan Vout lebih besar. Juga terdapat
pengukuran suhu yang mengurangi arus maksimal kalau suhu IC menjadi terlalu tinggi.
5
Richard Blocher, Dipl.Phys Dasar Elektronika (Yogyakarta: Andi, 2009) hal.247
23
Vin 3 Vout
1
78xx
C1 2 C2
GND
besar elemennya dikemas dalam satu chip IC, sehingga sering juga disebut dengan
buatan Atmel, berbasis arsitektur RISC (Reduced Instruction Set Computer). Atmel
mengembangkan AVR (Alf and Vegard’s Risc processor) sekitar tahun 1997. Berbeda
Instruction Set Computer) yang mempunyai lebar bus data 8 bit, perbedaan ini bisa
dilihat dari frekuensi kerjanya. MCS51 memiliki frekuensi kerja seperduabelas kali
frekuensi oscillator sedangkan frekuensi kerja AVR sama dengan frekuensi oscillator.
Jadi dengan frekuensi oscillator yang sama, kecepatan AVR dua belas kali lebih cepat
dibanding kecepatan MCS51. Secara umum AVR dibagi menjadi 4 kelas, yaitu Attiny,
AT90Sxx, ATMega dan AT86RFxx. Perbedaan antar tipe AVR terletak pada fitur-fitur
24
yang ditawarkan, sementara dari segi arsitektur dan set instruksi yang digunakan hampir
sama.
U1
9RESET PC0/SCL22
13XTAL1 PC1/SDA23
12XTAL2 PC2/TCK24
PC3/TMS25
PC4/TDO26
40 PC5/TDI27
PA0/ADC0 PA1/ADC1 PA2/ADC2 PA3/ADC3 PA4/ADC4 PA5/ADC5 PA6/ADC6 PA7/ADC7
PC6/TOSC128
39
38 PC7/TOSC229
37
36 PD0/RXD14
35 PD1/TXD15
34 PD2/INT016
33 PD3/INT117
PD4/OC1B18
1 PD5/OC1A19
PB0/T0/XCK PB1/T1 PB2/AIN0/INT2 PB3/AIN1/OC0 PB4/SS PB5/MOSI PB6/MISO PB7/SCK
PD6/ICP120
2
ATMEGA16 PD7/OC221
3
4
5
6
7 32
8 AREF AVCC
30
a. Arsitektur ATMega16
1) Saluran I/O ada 32 buah, yaitu Port A, Port B, Port C, dan Port D.
11) Memory Flash sebesar 16KB dengan kemampuan Read While Write.
b. Fitur ATMega16
rendah
16MHz.
3) Memiliki kapasitas Flash memori 16 KByte, EEPROM 512 Byte dan SRAM 1
KByte.
Konfigurasi pin ATMega 16 dengan kemasan 40 pin DIP (Dual Inline Package).
7) Port A (PA.0...PA.7) merupakan pin input/ output dua arah dan pin masukan
ADC.
8) Port B (PB.0...PB.7) merupakan pin input/ output dua arah dan pin fungsi
khusus,5. Port C (PC.0...PC.7) merupakan pin input/ output dua arah dan pin
fungsi khusus
9) Port D(PD.0...PD.7) merupakan pin input/ output dua arah dan pin fungsi
khusus
2.1.9 Fotodiode
sambungan P-N. Semakin besar cahaya mengenai sambungan P-N, semakin besar arus
balik pada fotodiode. Fotodiode telah dioptimalkan untuk sensitive terhadap cahaya.
Pada fotodiode ini, kemasan transparan berguna untuk melewatkan cahaya sehingga
sampai pada sambungan P-N. Sinar yang datang menghasilkan elektron bebas dan
lubang / hole (ingat, teori elektron pada bahan semikonduktor). Semakin kuat cahaya,
semakin besar jumlah pembawa minoritas dan semakin besar arus listrik. Secara umum,
menunjukkan gambar sambungan P-N pada fotodiode dan simbolnya. Anak panah
menujukkan cahaya yang datang mengenai sambungan P-N. Sementara itu gambar 2.11
6
Richard Blocher, Dipl.Phys Dasar Elektronika (Yogyakarta: Andi, 2009) hal, 214
27
P N
+ -
2.1.10 Baterai
Selain baterai biasa dan baterai ponsel, akumulator atau aki/ accu dapat
digunakan sebagai sumber catu daya stabil. Untuk penggunaannya sebagai catu daya
sistem robotik, jenis aki yang sering digunakan adalah jenis aki kering (dry cell), yang
reversible (dapat berbalikan) dengan efisiensinya yang tinggi. Yang dimaksud dengan
pengubaan kimia menjadi tenaga listrik (proses pengosongan), dan sebaliknya dari
tenaga listrik menjadi tenaga kimia, pengisian kembali dengan cara regenerasi dari
elektroda-elektroda yang dipakai, yaitu dengan melewatkan arus listrik dalam arah
(polaritas) yang berlawanan didalam sel. Isi tabung diisi dengan bahan isolasi lain.
Bahkan elektrolit dari baterai kering berupa bubur salmiak untuk menjadi perantara
kutub positif ( + ) dan kutub negatif ( -). Zat depolisator untuk menghisap zat cair yang
timbul pada kutub positif setelah terjadi proses kimia adalah batu kawi yang dimasukkan
dalam sebuah kantong mengelilingi arang. Baterai adalah sebuah alat yang dapat
menyimpan energi ( umumnya energi listrik ) dalam bentuk energi kimia. Ada dua jenis
a. Baterai basah
Baterai basah bekerja berdasarkan reaksi kimia. Energi yang tersimpan dikeluarkan
konstruksinya, baterai basah mengandung timah dan lead ferokside sebagai bahan dasar.
7
Richard Blocher, Dipl.Phys Dasar Elektronika (Yogyakarta: Andi, 2009) hal. 93
29
Baterai basar terdiri dari tiga elemen utama, yaitu pelat positif, pelat negatif, dan fanel
separator ( pemisah dua lead ). Ketiga elemen tersebut diletakkan dalam cairan elektrolit
b. Baterai kering
Cara kerja aki kering seperti pada baterai. Aki jenis ini tidak memerlukan pengisian
cairan, sehingga dinamakan aki kering. Sebelum digunakan, aki kering diisi atau di-
charge selama beberapa jam sesuai kapasitasnya. Hingga diisi atau di-charge lagi, aki
kering dapat digunakan selama 6 jam, dan memiliki usia pakai sekitar 5 tahun.8
2.1.11 Relay
mengoperasikan seperangkat kontak9. Pada dasarnya relay terdiri dari sebuah lilitan
kawat tembaga (kumparan) yang terlilit dari suatu inti yang berasal dari besi lunak. Jika
kumparan dialiri arus listrik, maka besi lunak berubah menjadi magnet. Hal ini akan
8
Franky Chandra & Deni Arifianto, Jago Elektronika (Jakarta : Penerbit PT Kawan Pustaka, 2010) hal,
2
9
George Loveday, Intisari Elektronika, (Jakarta :PT Elex Media Komputindo, 1988 ) hal,291
30
Jika kumparan dialiri arus maka inti besi lunak menjadi magnet dan inti akan menarik
jangkar sehingga kontak A dan B akan terputus (open), serta kontak B dan C akan
terhubung (close). Jenis relay semacam ini dinamakan relay kontak tukar.
a. Pengertian Motor DC
Motor arus searah ialah suatu mesin yang berfungsi mengubah tenaga listrik arus
searah ( listrik DC ) menjadi tenaga gerak atau tenaga mekanik, dimana tenaga gerak
kecepatan.
b. Jenis-Jenis Motor DC
besaran mekanik. Prinsip kerja motor didasarkan pada gaya elektromagnetik. Motor
10
Drs. Sumanto, Mesin Arus Searah ( Yogyakarta : Penerbit Andi Offset, 1984 ) hal, 107
31
adalah suatu alat motor penggerak yang dikendalikan dengan arus searah (DC). Motor
Jika arus medan dipasok dari sumber terpisah maka disebut motor DC sumber daya
Pada motor shunt, gulungan medan (medan shunt) disambungkan secara pararel
dengan gulungan dinamo, oleh karena itu total arus dalam jalur merupakan
a. Kecepatan pada prakteknya kontan tidak tergantung pada beban (hingga torque
tertentu setelah kecepatannya berkurang) dan oleh karena itu cocok untuk
penggunaan komersial dengan beban awal yang rendah, seperti peralatan mesin.
seri dengan dinamo (kecepatan berkurang) atau dengan memasang tahanan pada
Dalam motor seri, gulungan medan (medan shunt) dihubungkan secara seri dengan
gulungan dinamo, oleh karena itu arus medan sama dengan arus dinamo.
b. Harus dihindarkan menjalankan motor seri tanpa ada beban sebab motor
Motor kompon DC gabungan motor seri dan shunt. Pada motor kompon, gulungan
medan (magnet shunt) dihubungkan secara pararel dan seri dengan gulungan
dinamo. Sehingga, motor kompon memiliki torque penyalaan awal yang bagus dan
gulungan medan yang dihubungkan secara seri), makin tinggi pula torque penyalaan
menjadikan motor ini cocok untuk alat pengangkat hoist dan derek, sedangkan motor
LCD (Liquid Crystal Display) adalah suatu jenis media tampil yang
menggunakan kristal cair sebagai penampil utama. LCD sudah digunakan diberbagai
bidang misalnya alal–alat elektronik seperti televisi, kalkulator, atau pun layar komputer.
Pada postingan aplikasi LCD yang dugunakan ialah LCD dot matrik dengan jumlah
11
Drs. Darwanto Konsep Dasar Teknik Elektronika Kelistrikan ( Bandung : Alfabeta, 2014) hal, 93
33
karakter 2 x 16. LCD sangat berfungsi sebagai penampil yang nantinya akan digunakan
Fitur LCD 16 x 2
Pin Deskripsi
1 Ground
2 Vcc
3 Pengatur kontras
4 “RS” Instruction/Register Select
5 R/W” Read/Write LCD Registers
34
6 “EN” Enable
7-14 Data I/O Pins
15 Vcc
16 Ground
Sumber : Datasheet LCD
Pada bab pendahuluan telah diuraikan latar belakang masalah yang dapat diketahui,
bahwa letak PLTS yang ada di Bandara Kualanamu Medan kurang efisien dikarenakan
letak dari solar cell itu sendiri berdekatan dengan pepohonan sehingga dapat
mengakibatkan modul sel surya dilapisi debu, dedaunan bahkan ranting pohon yang
jatuh tepat pada modul sel surya yang dapat menyebabkan sinar matahari terhadap
pembersihan modul solar cell, agar permukaan atau penampang modul solar cell bebas
dari dedaunan dan patahan ranting pohon. Sehingga cahaya yang diterima modul solar