Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Mahasiswa D-IV Teknik Otomotif dan Elektronik Vol. 14, No.

18 April 2020
Politeknik Negeri Malang

JURNAL MAHASISWA D-IV


TEKNIK OTOMOTIF DAN ELEKTRONIK
Homepage jurnal: http://toe.polinema.ac.id/jurnal_mahasiswa

ANALISIS PERBANDINGAN OPTIMASI PENGISIAN DAYA BATERAI


DENGAN PWM DAN MPPT CONTROLLER PADA SEPEDA LISTRIK
TENAGA SURYA
Muhamad Karis1* , Asrori2.
1
Ds. Wadang Kec. Ngasem. Kab. Bojonegoro, Indonesia
2
Citra Pesona Buring Raya Wonokoyo, Kec Kedung Kandang Kota Malang, Indonesia
1
MuhamadKaris@gmail.com,2Asrori@polinema.ac.id

INFORMASI ARTIKEL ABSTRAK


Naskah Diterima xxx Panel surya (Sel Surya) merupakan komponen penting dari pembangkit energi
Naskah Direvisi xxx surya alternatif. Sel surya dapat menghasilkan energi listrik selama ada sinar
Naskah Disetujui xxx matahari. Energi listrik yang dihasilkan dapat disimpan dalam baterai dan dapat
Naskah Online xxx digunakan pada sepeda listrik. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisa
perbandingan solar charge PWM dan MPPT dalam menentukan solar charge
controller yang dapat bekerja dengan optimal dan mampu melakukan pengisian
energi listrik pada baterai (accu). Berdasarkan data hasil penelitian
memeperlihatkan bahwa solar charge controller PWM mampu menghasilkan nilai
arus dan tegangan serta daya keluaran (output) maksimum sebesar 1,5 Ampere,
37,8 Volt, dan 59,9 Watt. Sedangkan pada MPPT, solar charge controller MPPT
mampu menghasilkan nilai arus dan tegangan serta daya keluaran (output)
maksimum sebesar 1,7 Ampere, 37,48 Volt dan 64,6 Watt. Dapat disimpulkan
bahwa solar charge controller MPPT dapat bekerja lebih baik dan dapat
mengoptimasi pengisian daya pada baterai (accu) lebih baik dibandingkan solar
charge controller PWM.
.

Kata kunci: Solar Charge PWM , Solar Charge MPPT, Baterai Sepeda Listrik,
flat solar cell, flexy solar cell.

1. PENDAHULUAN diubah menjadi energi listrik dengan menggunakan panel


surya. Saat ini perkembangan teknologi dalam pembuatan
Saat ini pembangkit listrik masih menggunakan bahan panel surya yang lebih baik dari segi material, bentuk
bakar fosil sebagai bahan bakar utama, maka diperlukan (model), ukuran, dan tingkat efisiensi adalah hal yang
energi alternatif untuk menghindari pemanfaatan menjanjikan.
sambungan listrik rumah. Salah satunya adalah dengan
menggunakan solar cell, yaitu suatu piranti terbuat dari
bahan semikonduktor yang mampu mengubah energi Panel surya (solar cell) sebagai komponenen penting
elektromaggnetik matahari menjadi energi listrik. Dengan pembangkit listrik tenaga surya menghasilkan energi listrik
teknologi solar cell ini energi listrik yang dihasilkan dapat sepanjang ada sinar matahari. Energi listrik yang dihasilkan
digunakan untuk mengisis ulang baterai [1]. Dalam dapat tersimpan dalam baterai. Pembangkit listrik tenaga
perkembangannya pemanfaatan solar cell juga untuk surya sangat bergantung pada sinar matahari, maka
pengisian baterai salah satunya baterai sepeda listrik. perencanaan yang baik sangat diperlukan, salah satunmya
Sebagai negara dengan letak geografis di sekitar garis perencanaan penerapan bentuk panel surya terhadap daya
katulistiwa, Indonesia mendapat paparan sinar matahari pengisian yang dihasilkan.Selanjutnya juga dapat
yang cukup optimal. Sepanjang pagi sampai sore hampir di menghasilkan arus maupun tegangan charging yang baik
seluruh wilayah Indonesia mampu mendapat paparan sinar bagi baterai (accu) . kemudian dapat mejalankan proses
matahari. Energi sinar matahari yang dipancarkan dapat pengisian (charging) eneri listrik kedalam baterai (accu)

1
Jurnal Mahasiswa D-IV Teknik Otomotif dan Elektronik Vol. 14, No. 18 April 2020
Politeknik Negeri Malang
meski terjadi kondisi cuaca yang tidak memadai. Terhadap Gambar 2. Grafik kemampuan Photovoltaic pada Beberapa Variasi
dua jenis atau tipe solar charge controller yang dapat Temperatur dengan Irradiance 1000 Watt/m2
digunkan yakni, solar charge controller tipe PWM (Pulse Gambar diatas menunjukan karakteristik perubahan
Width Modulation) dan MPPT (Maximum Power Point besaran temperatur pada sel surya. Daya listrik yang
Tracking) dihasilkan juga mengalami penurunan sampai 0,5%/oC
untuk teknologi silikon crystalline atau sekitar 0,3%/oC
untuk teknologi film tipis. Saat tegangan mengalami
penurunan, berbalik dengan arus listrik yang menunjukkan
2. TINJAUAN PUSTAKA peningkatan dengan adanya penambahan temperatur [3].
Solar cell (photovoltaic) adalah bahan semikonduktor
yang dapat melepas elektron apabila ada rangsangan dari 2.3 Radiasi pada Permukaan Material
sinar matahari yang kemudian membentuk arus listrik. Radiasi yang jatuh pada permukan material pada
Bahan semikonduktor yang sering dipakai oleh sel umumnya akan mengalami refleksi, absorbs, dan transmisi.
photovoltaic adalah silicon. Pada bahan semikonduktor Dari tiga proses ini maka material akan memiliki
silikon terdapat dua lapisan yaitu lapisan bermuatan positif reflektivitas (ρ), adsorbsivitas (ά), dan transmisivitas (τ).
dan bermuatan negatif. Pada dua lapisan tersebut terdapat Refleksi adalah pemantulan dari sebagian radiasi tergantung
gerbang di tengah atau di antaranya, gerbang tersebut akan pada harga indeks bias dan sudut datang radiasi. Refleksi
terbuka apabila ada rangsangan dari cahaya matahari spektakuler terjadi pantulan sinar pada sebuah cermin datar
sehingga membentuk suatu aliran elektron atau arus searah dimana sudut datang sama dengan sudut pantul. Sedangkan
(direct current DC) [2]. refleksi difusi terjadi berupa pantulan kesegala arah [5].
Sel surya memiliki sifat elektrik dalam menghasilkan Transmisi memberikan nilai besar radiasi yang dapat
energi listrik yang dapat diamati dari karakteristik listrik sel diteruskan oleh suatu lapisan permukaan. Selain itu,
tersebut, yaitu berdasarkan tegangan dan arus yang kemampuan penyerapan (absorbsivitas) dari suatu
dihasilkan sel surya saat digunakan pada kondisi cahaya dan permukaan merupakan hal yang penting dalam pemanfaatan
beban yang berbeda-beda. Karakteristik ini biasanya radiasi seperti pada pemanfaatan radiasi surya. Harga
digambarkan oleh kurva arus-tegangan terminalnya (kurva absorbsivitas berlainan untuk sudut datang radiasi yang
I-V). Kurva I-V sel surya mempunyai 3 titik utama yaitu berlainan. Absorbsivitas memberikan nilai besarnya radiasi
arus hubung singkat (Isc), tegangan rangkaian tebuka (Voc), yang dapat diserap. Misalnya pada bagian absorber pada
dan titik daya maksimum P [3]. sebuah pengumpul radiasi surya. Ketiga proses tersebut
diatas yaitu, absorbsi, refleksi, dan transmisi adalah hal
2.1 Efek Perubahan Pancaran Iradiasi Matahari yang penting dalam proses pemanfaatan radiasi surya,
Efek perubahan pancaran iradiasi matahari dapat karena ini menyangkut efektifitas pemanfaatan pada sebuah
diindikasikan apabila jumlah energi cahaya matahari yang pengumpul radiasi surya [5].
diperoleh sel surya berkurang atau intensitas cahayanya
melemah, maka besar tegangan dan arus listrik yang 2.4 Karakteristik Tegangan-Arus pada Photovoltaic
dihasilkan juga akan menurun. Penurunan tegangan relatif Besar tegangan yang dihasilkan dari photovoltaic
lebih kecil dibandingkan penurunan arus listriknya [4]. bergantung dari bahan semikonduktor yang dipakai. Jika
Gambar di bawah ini menunjukkan pengaruh dari iradiasi menggunakan bahan silikon maka tegangan yang dihasilkan
pada karakteristik I-V dari sel surya. dari setiap sel surya berkisar 0,5 V. selain itu, tegangan
yang dihasilkan dari photovoltaic juga bergantung dari
radiasi cahaya matahari. Kemudian untuk arus yang
dihasilkan dari photovoltaic bergantung dari luminasi (kuat
cahaya) matahari, seperti pada saat kondisi cuaca cerah atau

Gambar 1. Grafik Pengaruh Iradiasi, E pada Karakteristik I-V dari


Sel Surya

2.2 Efek Perubahan Temperatur pada Photovoltaic


Tegangan yang dihasilkan dari sel surya bergantung dari
besaran temperatur pada sel surya, semakin besar mendung [4].
temperatur sel surya, tegangan berkurang sekitar 0,0023
Volt /oC untuk teknologi silikon crystalline atau sekitar Gambar 3. Grafik Karakteristik Tegangan-Arus pada Silikon
0,0028 Volt/oC untuk teknologi lapisan (film) tipis. Photovoltaic
2.5 Baterai
Baterai adalah sebuah sel listrik dimana di dalamnya
berlangsung proses elektrokimia yang reversible (dapat
berkebalikan) dengan efisiensinya yang tinggi. Reaksi

2
Jurnal Mahasiswa D-IV Teknik Otomotif dan Elektronik Vol. 14, No. 18 April 2020
Politeknik Negeri Malang
elektrokimia reversible yang dimaksud adalah di dalam input tersebut, dan kemudian menghasilkan output seperti
baterai dapat berlangsung proses pengubahan kimia menjadi yang diharapkan. mikrokontroller merupakan perangkat
tenaga listrik (proses pengosongan) dan sebaliknya dari utama yang bertugas sebagai otak yang mengendalikan
tenaga listrik menjadi tenaga kimia (proses pengisian) input, proses, dan output sebuah rangkaian elektonik [10].
dengan cara regenerasi dari elektroda-elektroda yang Gambar 5 Arduino
dipakai yaitu dengan melewatkan arus listrik dalam arah
polaritas yang berlawanan di dalam sel [6].
Terdapat 2 jenis baterai berdasarkan pada proses yang 2.9 Solar Charge Controller Tipe PWM (Pulse width
terjadi yaitu primary battery dan secondary battery [7].
Modulation)
Primary battery yaitu baterai yang hanya dapat digunakan
sekali saja dan kemudian dibuang. Material elektrodanya PWM adalah singkatan dari Pulse Width Modulation
tidak dapat berkebalikan arah ketika dilepaskan. yang menunjukkan bahwa pengontrol pengisian daya
Secondary battery yaitu baterai yang dapat digunakan dan bekerja dengan memancarkan pulsa listrik ke baterai (accu)
diisi ulang beberapa kali. Proses kimia yang terjadi di dalam dengan panjang gelombang yang bervariasi. Di akhir setiap
baterai ada reversible dan bahan aktif dapat kembali ke pulsa, pengontrol pengisian daya mati sebentar untuk
kondisi semula dengan pengisian sel. Baterai sekunder mengukur kapasitas baterai dan menyesuaikan nilai
sendiri terdapat banyak jenisnya dipasaran, antara lain keluaran (output) agar sesuai. Pengontrol muatan PWM
baterai lithium ion (Li-ion), lithium polymer (Li-po), lead pada dasarnya bertindak sebagai saklar cerdas antara baterai
acid (Accu), dan nickel-metal hydride (Ni-MH). dan panel surya yang mengontrol tegangan dan arus yang
mengalir ke baterai. Nominal tegangan baterai dapat
menjadi 33 V ketika kosong hingga lebih dari 36 V saat
mengisi daya. Ini adalah tugas solar charge controller
untuk mengambil nilai tegangan 35-38V dari panel surya
dan melakukan pengisian daya dengan aman pada baterai
Gambar 4. Baterai Sepeda Listrik solar charge PWM biasanya mengintegrasikan tiga tahap
pengisian berbeda yakni : tahap Massal (Bulk Stage),
2.6 Sensor arus Penyerapan (Absorption), dan FloaT

sensor arus adalah alat yang digunakan untuk mengukur


kuat arus listrik. Sensor arus bekerja dengan menggunakan
hall effect sensor. Hall effect sensor merupakan sensor yang
digunakan untuk mendeteksi medan magnet. Dari hall effect
sensor juga akan menghasilkan sebuah tegangan yang
proporsional dengan kekuatan medan magnet yang diterima
oleh sensor tersebut [8].
2.7 Sensor tegangan

Sensor tegangan berupa sebuah transformator step-


down pada umumnya besar transformer ialah 1 ampere. Gambar 6 Tahapan Pengisian Daya Baterai Pada Solar
Keluaran dari sensor ini berupa tegangan berbentuk Charge Controller P
gelombang sinusoidal. Dari transformator tegangan yang
dikonversi tegangan 220V menjadi 4,5V kemudian sinyal
disearahkan dengan penyearah gelombang penuh.
Kemudian kalibrasi tegangan dilakukan dengan PWM (Pulse Width Modulation)
menempatkan resistor variabel 50k sehingga tegangan yang
dihasilkan dapat diatur, pada ujung rangkaian dipasang
sebuah filter kapasitor untuk menghasilkan tegangan direct (Sumber : Zebra Energi 2016)
current (DC) murni yang kompatibel terhadap tegangan
yang dibutuhkan oleh analog digital converter (ADC) [9].
2.8 Arduino Pada tahap pengisian daya Massal (Bulk Stage),
Arduino adalah kit elektronik atau papan rangkaian
elektronik open source yang didalamnya terdapat komponen pengontrol pengisian daya secara langsung menghubungkan
utama yaitu sebuah chip mikrokontroler dengan jenis AVR. panel surya ke baterai. Tegangan panel surya ditarik turun
Mikrokontroler sendiri adalah chip atau IC (Integrated
Circuit) yang bisa ditanami program menggunakan ethernet. agar sesuai dengan tegangan baterai dan output arus penuh
Tujuan menanamkan program pada mikrokontroller adalah dari panel surya dibuang ke baterai. Tahap ini akan
agar rangkaian elektronik dapat membaca input, memproses
berkontribusi besar untuk baterai dan biasanya disebut tahap

3
Jurnal Mahasiswa D-IV Teknik Otomotif dan Elektronik Vol. 14, No. 18 April 2020
Politeknik Negeri Malang
arus konstan. Saat beterai 37V. Pada titik ini, baterai akan (Sumber : Zebra Energi 2016)
terisi 80% , namun pengisian pada tegangan ini akan arus
maksimal dapat merusak baterai, sehingga pengendali
2.10 Maximum Power Point Tracking (MPPT)
muatan bergerak ke tahap berikutnya.

MPPT atau Maximum Power Point Tracking adalah


Pada tahap Penyerapan (Absorption), pengendali
algoritma yang termasuk dalam kontrol daya yang
muatan perlahan-lahan menambah muatan yang tersisa. Ini
digunakan untuk mengekstraksi daya maksimum yang
dilakaukan dengan mempertahankan tegangan konstan
tersedia dari modul PV dalam kondisi tertentu MPPT atau
sekitar 37V, tetapi perlahan-lahan membatasi aliran arus ke
Maximum Power Point Tracking adalah konverter DC ke
baterai. Ini memungkinkan reaksi kimia yang terjadi di
DC yang beroperasi dengan mengambil input DC dari
dalam baterai berlangsung pada tingkat yang aman dan
modul PV, mengubahnya ke AC dan mengubahnya kembali
mencegah panas berlebih. Setelah baterai hampir penuh,
ke tegangan dan arus DC yang berbeda untuk secara tepat
pengontrol pengisian daya beralih ke tahap Float ii adalah
mencocokan modul PV ke baterai.
mode tetesan muatan hanya dengan tetesan arus tegangan
konstan sekitar 33V. Baterai dapat dipelihara dengan aman
di sini pada kapasitas 100% untuk jangka waktu yang lama Tegangan di mana modul PV dapat menghasilakan daya

sementara input daya yang kecil mengimbangi laju maksimum disebut titik daya maksimum (atau tegangan

pemakaian alami baterai. daya puncak). Daya maksimum bervariasi dengan radiasi
matahari. Suhu lingkungan, dan suhu sel surya. Modul PV
yang khas menghasilkan daya dengan tegangan daya
maksimum 37V bila diukur pada suhu sel 25 0C, dapat turun
hingga sekitar 33V pada hari yang diukur pada suhu sel
250C, dapat turun hingga sekitar 15 V pada hari yang sangat
panas dan juga dapat naik hingga 37V pada hari yang sangat
dingin.

Prinsip utama MPPT adalah mengektraksi daya


maksimum yag tersedia dari modul Pvdengan membuatnya
beroperasi pada tegangan paling efisien (titik daya
maksimum). Artinya, MPPT atau Maximum Power Point
Tracking akan memeriksa output modul PV,
membandingkan dengan tegangan baterai, lalu memperbaiki
daya apa yang dapat dihasilkan modul PV untuk mengisi
daya baterai dan mengubahnya menjadi tegangan terbaik
untuk mendapatkan arus maksimum ke dalam baterai. Itu
juga dapat memasok daya ke beban DC, yang terhubung
langsung ke baterai MPPT paling efektif bekerja pada
kondisi ini :

Gambar 7 Bentuk Solar Charge Controller PWM

4
Jurnal Mahasiswa D-IV Teknik Otomotif dan Elektronik Vol. 14, No. 18 April 2020
Politeknik Negeri Malang
1. Cuaca dingin, berawan atau hari berawan. Biasanya
modul PV bekerja lebih baik pada suhu dingindan
MPPT digunakan untuk megekstraksi daya
maksimumyang tersedia dari mereka’
2. Ketika baterai sangat habis : MPPT dapat mengekstrak
lebih banyak arus dan mengisi baterai jika kondis
pengisian baterai lebih rendah.
Gambar 6. Sepeda Listrik dengan Flat Solar dan PWM
Controller

Gambar 7. Sepeda Listrik dengan Flat Solar dan MPPT


Controller

Gambar 2.30 bentuk Solar charge controller MPPT


Gambar 8. Sepeda Listrik dengan Flexy Solar dan PWM
Controller

(Sumber : Zebra Energi 2016)

3. METODE PENELITIAN
3.1 Metode Pengumpulan Data
Gambar 9. Sepeda Listrik dengan Flexy Solar dan MPPT
Penelitian ini adalah penelitian eksperimen yaitu
melakukan penelitian tentang pengaruh bentuk permukaan 3.2 Kerangka Konsep Penelitian
pada solar cell. Pada penelitian ini ditempatkan variabel
Solar cell mendapatkan radiasi dari energi sinar
pengumpulan data meliputi radiasi matahari (Ir), tegangan
matahari, selanjutnya radiasi tersebut dikonversi menjadi
(V), dan arus (I). Variabel bebasnya meliputi bentuk panel
daya listrik oleh perangkat solar cell (panel surya). Tingkat
(Flat dan Flexy) dan Waktu (Jam). Sedangkan, variabel
radiasi matahari diukur menggunakan alat berupa solar
terikatnya yaitu pengisian keluaran solar cell (Watt) dan
power meter. Daya listrik yang dihasilkan oleh solar cell
efisiensi tipe MPPT dan PWM terhadap daya pengisian
disalurkan menuju PWM dan MPPT Controller untuk
baterai pada sepeda listrik tenaga surya 37,5 Volt 12
kemudian tegangan dari solar cell akan dinaikan dengan
Ampere Hour. Penerapan solar cell dengan bentuk flat dan
tujuan agar dapat digunakan untuk pengisian baterai sepeda
flexy pada pengisian baterai sepeda listrik dapat dilihat pada
listrik. Arus keluaran dari controller yang menuju baterai
gambar 6, gambar 7 gambar 8 berikut.
akan dibaca oleh sensor arus dan sensor tegangan pengisian.
Daya listrik kemudian menuju baterai, fungsi baterai disini
adalah untuk menyimpan energi listrik yang telah
dihasilkan. Tegangan dan arus keluaran solar cell diukur

5
Jurnal Mahasiswa D-IV Teknik Otomotif dan Elektronik Vol. 14, No. 18 April 2020
Politeknik Negeri Malang
menggunakan sensor tegangan dan sensor arus kemudian 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
sensor akan mengirimkan data ke arduino sehingga dapat
ditampilkan pada LCD bersamaan data tersimpan pada sd 4.1 Waktu Terhadap Radiasi Matahari
card. Daya listrik yang didapat dan tersimpan pada baterai
dapat digunakan untuk menggerakan motor brushless direct
current (BLDC). Skema sistem pengisian baterai sepeda
Gambar 9. Grafik Hubungan Waktu Terhadap Radiasi Matahari
listrik mengunakan Flat PWM, Flat MPPT, Flexy PWM
dan Flexy MPPT dapat dilihat pada gambar berikut. Bentuk grafik waktu terhadap radiasi matahari seperti
ditujukan gambar 9 bahwa ketika waktu pada pukul 06.00-
13.00 WIB tingkat radiasi matahari cenderung naik
dikarenakan pada saat rentang waktu tersebut matahari terus
bertambah terik. Pada pukul 10.00 WIB panel surya mampu
mendapatkan paparan sinar matahari optimal dan ini
merupakan puncak radiasi tertinggi, dengan tingkat radiasi
mencapai nilai 900 W/m2. Dengan kondisi matahari sudah
sangat terik, dominan tidak tertutup awan, dan posisi
matahari cenderung tepat berada diatas permukaan panel
surya, sehingga radiasi matahari yang didapat maksimal.
Gambar 8. Kerangka Konsep Penelitian
Radiasi matahari terendah pada
Waktu pukul 08.00 WIB dengan
(WIB)
tingkat radiasi hanya mencapai nilai 300 W/m2
3.3 Data Teknis Peralatan dan Alat Ukur Yang Dipakai
Photovoltaic module 4.2 Waktu Terhadap Tegangan Controller
Photovoltaic module (panel surya) yang dipakai pada
penelitian ini adalah PV modul dengan tipe flat dan flexy Grafik perbandingan Tegangan (V)
monocrystalline dengan kapasitas daya maksimal yang 38
dihasilkan masing-masing panel yaitu 100 WattPeak. 37.5
37
Solar power meter 36.5
Solar power meter adalah alat ukur yang dipakai untuk 36
35.5
mengukur intensitas radiasi matahari dengan satuan 35
Watt/m2. 34.5
8:00:00 8:18:00 8:36:00 8:54:00 9:12:00 9:30:00 9:49:00
Sensor arus
Sensor arus yang dipakai pada penelitian ini adalah sensor Tegangan (Volt)
arus dengan tipe ACS712 yang digunakan untuk mengukur
arus keluaran dari masing-masing solar cell flat dan flexy. Tegangan (V) FLEXY MPPT
Tegangan (V) FLEXY PWM
Sensor tegangan Tegangan (V) FLAT MPPT
Sensor tegangan adalah alat ukur yang digunakan untuk Tegangan (V) FLAT PWM
mengukur tegangan keluaran dari masing-masing solar cell
flat dan flexy.
Gambar 10. Grafik Hubungan Waktu Terhadap Tegangan
Arduino Keluaran Controller
Arduino yang dipakai pada penelitian ini adalah arduino
uno R3 dengan tipe chip Atmega328P-PU. Sistem
mikrokontroler yang digunakan untuk merubah data
pembacaan oleh sensor dan kemudian menampilkan pada Dari gambar 10 dapat dilihat grafik perbandingan
antara penggunaan panel surya flat MPPT controller dan
LCD serta menyimpan data pada sd card data logger.
flat PWM controller, dari rentang waktu terhadap tegangan
keluaran yang dihasilkan panel surya. Pada pukul 08.00-
09.00 WIB tingkat tegangan yang dihasilkan besar
dikarenakan pada jam-jam tersebut tingkat radiasi matahari
Grafik Perbandingan Intensitas masih sangat rendah tapi menggunakan panel surya flat
1000
900 menggunkan controller MPPT dan PWM keluaran sangat
800 besar. Dibandingkan dengan Flexy MPPT Controller dan
700 Flexy PWM mampu menghasilkan tegangan keluaran yang
600 berbeda. Kita dapat lihat pada grafik diatas, pada setiap
500
400
jamnya panel flaxy mampu menghasilkan nilai tegangan
300 lebih rendah dari pada nilai tegangan yang dihasilkan panel
200 flat. Pada pukul 08.00-10.00 WIB tegangan yang dihasilkan
100 solar cell naik secara berlahan bersamaan meningkatnya
0 tingkat radiasi matahari dan terus mengalami kenaikan pada
8:00:00 8:16:00 8:32:00 8:48:00 9:04:00 9:20:00 9:36:00 9:53:00
pukul 08.00-10.00 WIB.

6
Intensitas FLEXY MPPT
Intensitas FLEXYPWM
Intensitas FLAT MPPT
Intensitas FLAT PWM
Jurnal Mahasiswa D-IV Teknik Otomotif dan Elektronik Vol. 14, No. 18 April 2020
Politeknik Negeri Malang
Pada pukul 10.00 WIB merupakan mulai puncak
tegangan yang dihasilkan panel surya, dimana sudut 80
Grafik Perbandingan Daya
matahari dengan permukaan panel surya juga
60
mempengaruhi tegangan keluaran panel surya. semakin
tegak lurus matahari maka radiasi yang diserap semakin 40
besar dan tegangan yang dihasilkan juga semakin besar 20
[11]. Selain itu, pada pukul 10.00 WIB tegangan yang
0
dihasilkan panel surya pada nilai tertinggi, dengan nilai 8:00:00 8:18:00 8:36:00 8:54:00 9:12:00 9:30:00 9:49:00
tegangan 37,8 volt untuk panel flat PWM pada pukul 09.00
WIB. Nilai tegangan 37,48 volt untuk flat MPPT pada
pukul 09.00 WIB. Nilai tegangan 37,47 volt untuk panel
flexy PWM pada pukul 10.00 WIB dan nilai tegangan 37,45
volt untuk lexy MPPT pada pukul 10.00 WIB. masing- (Daya) FLEXY MPPT (Daya) FLEXYPWM
masing tegangan keluaran baik panel flat maupun flexy (Daya) FLAT MPPT (Daya) FLAT PWM
sama-sama mengalami penurunan secara drastis bersamaan
dengan radiasi matahari yang menurun drastis. Gambar 12. Grafik Hubungan Waktu terhadap Daya Keluaran
Panel Surya
4.3 Waktu Terhadap Arus Controller

Grafik Perbandingan Arus (I) Pada gambar 12 terlihat grafik perbandingan antara
Arus (Ampere) penggunaan panel surya flat dan panel surya flexy dari
3 rentang waktu terhadap daya listrik yang dihasilkan panel
2 surya setiap jamnya untuk pengisian baterai sepeda listrik.
Nilai daya listrik adalah hasil dari nilai tegangan keluaran
1
panel surya dikalikan dengan nilai arus keluaran panel
0 sureya. Pada pukul 06.00-07.00 WIB tingkat daya pengisian
8:00:008:20:008:40:009:00:009:20:009:41:00 yang dihasilkan oleh panel surya cenderung rendah dan
cukup stabil. Daya pengisian sebesar 1,89 Watt – 3,21Watt
untuk panel flat dan 1,69 Watt – 2,53 Watt untuk panel
flexy. Pada pukul 07.00-11.00 WIB daya pengisian yang
dihasilkan panel surya terus naik secara drastis, dikarenakan
Arus (I)FLEXY MPPT Arus (I) FLEXY PWM radiasi matahari meningkat bersamaan tegangan dan arus
Arus (I)) FLAT MPPT Arus (I) FLAT PWM yang di hasilkan oleh panel surya meningkat. Pada pukul
13.00 WIB menunjukkan puncak grafik tertinggi daya
pengisian yang dihasilkan panel surya, yaitu mencapai
Gambar 11. Grafik Hubungan Waktu Terhadap Arus Keluaran 58,94 Watt untuk panel flat dan 44,87 Watt untuk panel
flexy. Panel flat cenderung mampu menghasilkan daya
Controller pengisian yang lebih besar dari pada panel flexy. Pada pukul
Pada gambar 11 dapat terlihat grafik perbandingan 13.00-17.00 WIB tingkat daya pengisian mengalami
antara penggunaan panel surya flat PWM, flat MPPT, flexy penurunan secara drastis. Daya yang dihasilkan oleh panel
PWM dan flexy MPPT dari rentang waktu terhadap arus surya semakin rendah dikarenakan tingkat radiasi matahari
yang dihasilkan. Pada pukul 08.00-09.00 WIB untuk flat kembali menurun bersamaan matahari yang mulai
PWM dan flat MPPT dan pada pukul 08.00-10.00 WIB cenderung bergerak ke barat dan akan menuju tenggelam.
untuk flexy pwm dan flexy MPPT tingkat arus keluaran
panel surya cenderung naik namun sedikit. Pada pukul 5. KESIMPULAN
07.00-08.00 WIB arus keluaran panel surya naik secara Pada panel surya bentuk flat mampu menghasilkan daya
drastis dikarenakan menggunakan flat MPPT yaitu lebih besar bila dibandingkan dengan panel surya bentuk
menanikan arus matahari yang bertambah terik dan terus flexy. Ketika radiasi matahari pada nilai tertinggi yaitu
mengalami kenaikan secara linier pada pukul 08.00-13.00 sebesar 1.008 W/m2 pada pukul 13.00 WIB, panel surya
WIB bersamaan dengan matahari yang bertambah semakin dengan bentuk flat mampu menghasilkan daya sebesar
terik. Pada saat pukul 13.00 WIB menunjukkan puncak 58,91 Watt. Sedangkan panel surya bentuk flexy hanya
grafik tertinggi arus yang dihasilkan panel surya, dengan mampu menghasilkan daya sebesar 44,87 Watt. Jadi, panel
nilai mencapai 3,37 Ampere untuk panel flat dan 2,63 surya bentuk flat lebih effisien digunakan dari pada panel
Ampere untuk panel flexy. Panel flat cenderung mampu surya bentuk flexy untuk daya pengisian baterai sepeda
menghasilkan arus keluaran yang lebih besar dari pada listrik.
panel flexy. Pada pukul 13.00-17.00 WIB nilai arus keluaran Untuk memperbesar daya yang terserap pada penerapan
panel surya mengalami penurunan, dikarenakan matahari panel surya untuk pengisian baterai sepeda listrik, dapat
cenderung bergerak ke barat dan akan menuju tenggelam. dilakukan pemasangan panel surya sebagai atap sepeda
listrik, mengatur posisi panel surya terhadap arah datangnya
4.4 Waktu Terhadap Daya Solar Cell sinar matahari, dan menggunakan panel surya pada pukul
10.00-14.00 WIB. Selain itu, mengatur bentuk dan

7
Jurnal Mahasiswa D-IV Teknik Otomotif dan Elektronik Vol. 14, No. 18 April 2020
Politeknik Negeri Malang
memperbesar luas permukaan panel surya dalam menerima [10] Amin, Muhammad. 2016. Rancang Bangun Alat Ukur
paparan sinar matahari ini dapat memperbesar daya yang Besaran Listrik Berbasis Arduino Uno. Palembang:
terserap, namun hal ini merupakan faktor internal yang Politeknik Negeri Sriwijaya.
hanya dapat diubah dari proses pembuatan atau
manufakturnya.
[11] Firmansyah, Andre. 2017. Analisis Pengaruh Sudut
Kemiringan Panel Surya Terhadap Daya Pengisian Sepeda
6. DAFTAR PUSTAKA Listrik Berbasis Mikrokontroler. Skripsi tidak diterbitkan.
Malang: Politeknik Negeri Malang.

[1] Sigit, W. 2006. Analisa Kerja Sistem Transmisi Sepeda


Elektrik Surya. UGM yogyakarta, Yogyakarta.

[2] Suwargina, M., Sulistyo, I. T., & Komarudin, K. 2015. Studi


Karakteristik Pencatuan Sel Surya Terhadap Suhu Dan
Intensitas Cahaya Matahari Di Kota Cilegon. Prosiding
Semnastek.

[3] Sidopekso, S., dan Yumanda, V. 2010. Pengaruh


Penggunaan Cermin Datar Dalam Ruang Tertutup Pada Sel
Surya Silikon. BERKALA FISIKA, 13(2), 73-76.

[4] Darmanto, M. dan Yohana, Eflita. 2011. Uji Eksperimental


Pengaruh Sudut Kemiringan Modul Surya 50 Watt-Peak
Dengan Posisi Megikuti Pergerakan Arah Matahari.
Undergraduate Thesis, Mechanical Engineering
Departement, Faculty Engineering of Diponegoro
University.

[5] Quaschning, V. 2005. Photovoltaics. Understanding


Renewable Energy Systems, London, Sterling, VA:
Earthscan, 115-172.

[6] Chamma, Bukry. 2015 Perancangan Alat Pengisi Baterai


Lead Acid Berbasis Microcontroller Atmega 8535, Medan:
Universitas Sumatera Utara.

[7] Afif, M. T. dan Pratiwi, I. A. P. 2015. Analisis Perbandingan


Baterai Lithium Ion, Lithium Polimer, Lead Acid, dan
Nickel-Methal Hydride pada Penggunaan Mobil Listrik.
Jurnal Rekayasa Mesin Vol. 06 No. 02 Tahun 2015. Malang:
Universitas Brawijaya Malang.

[8] Fitriandi, Afrizal., Komalasari, Endah., dan Gusmedi, Herri.


2016. Rancang Bangun Alat Monitoring Arus Dan Tegangan
Berbasis Mikrokontroler Dengan Sms Gateway. Jurnal
Rekayasa Teknik Elektro Vol. 10 No. 02. Bandar Lampung:
Jurusan Teknik Elektro Universitas Lampung.

[9] Kuswanto, Heri. 2010. Alat Ukur Listrik AC (Arus,


Tegangan, Daya) Dengan Port Paralel, Surakarta, DIII Ilmu
Komputer, FMIPA, Universitas Sebelas Maret.

Anda mungkin juga menyukai