22 - 31
ISSN 1693-2390 print/ISSN 2407-0939 online
ABSTRAK
Energi surya merupakan suatu energi alternatif yang tersedia dalam jangka waktu yang lama,
sementara sumber energi utama yang digunakan saat ini mempunyai keterbatasan. Maximum Power Point
Tracking (MPPT) untuk menjaga titik kerja panel surya, digunakan DC-DC Boost Converter sebagai
pengatur tegangan keluaran dari panel surya untuk menjaga titik kerja panel surya tetap pada titik MPP.
Adapun hasil dari penelitian yang dilakukan sistem yang dirancang berjalan dengan baik. Terjadi kenaikan
rata-rata nilai tegangan keluaran sebesar 51.22 %, dari rata-rata sebesar 19.84 Volt sebelum pemasangan
sistem MPPT menjadi 40.67 Volt setelah pemasangan sistem MPPT saat kondisi iradiasi matahari dan
temperatur yang berubah-ubah, dan juga dapat mempertahankan tegangan keluaran dari modul panel surya
disekitar nilai maksimum yang diinginkan yaitu sebesar 40 Volt.
Kata Kunci : DC-DC Boost Converter,MPPT, Panel Surya, Sliding Mode Control
ABSTRACT
Solar energy is an energy alternative that is available in a long period of time, while the main energy
source in use today have limitations Maximum Power Point Tracking (MPPT) to keep the working point of
the solar panels. As a supporter of the MPPT system, used DC-DC Boost Converter as a regulator of the
output voltage of the solar panel to keep the working point of the solar panels fixed on MPP. As for the
results of research conducted system designed. Going on a rise in the average value of the output voltage of
51.22%, from an average of 19.84 Volt MPPT system before installation be 40.67 Volt system after
installation when the MPPT solar irradiation and temperature conditions are fickle, and can also maintain
the output voltage of the module's solar panels around the desired maximum value i.e. for 40 volts.
Keywords : DC-DC Boost Converter, MPPT, Panel Surya, Sliding Mode Controller
Corresponding Author:
Ahmad Faizal
Prodi Teknik Elektro, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
Email: ahmad.faizal@uin-suska.ac.id
surya merupakan suatu energi yang bersih, memiliki tujuan utama untuk memaksa dan
terbarukan, serta tersedia dalam jangka waktu yang membatasi variabel yang dikontrol berada pada
lama. Sumber energi surya ini juga merupakan permukaan luncur yang dirancang dan menjaganya
energi terbarukan yang paling umum dimanfaatkan agar dapat tetap berada pada keadaan yang
saat ini dan energi surya ini dapat dikonversi menjadi diinginkan. Sebagai pendukung sistem MPPT,
energi listrik. digunakan DC-DC Boost Converter sebagai
Divais elektronik yang digunakan untuk pendukung kontrol tegangan keluaran dari panel
mengubah energi yang dihasilkan dari cahaya surya agar dapat memaksa dan mempertahankan
matahari menjadi energi listrik adalah panel surya. panel surya memperoleh tegangan keluaran yang
Panel surya adalah komponen semikonduktor yang maksimum pada tingkat radiasi dan temperatur yang
dapat mengkonversi energi surya menjadi energi berubah-ubah.
listrik. Namun, karena tingkat penyinaran energi Berdasarkan uraian latar belakang diatas dan
surya yang berbeda-beda pada setiap harinya penelitian-penelitian sebelumnya, maka penulis
menyebabkan daya keluaran dari panel surya tertarik untuk melakukan penelitian yaitu dengan
bervariasi dan tidak maksimal [1], maka dari itu judul “Desain Maximum Power Point Tracking
diperlukannya model yang menyerupai karakteristik pada panel surya dengan menggunakan metode
sel surya sebenarnya, sehingga kita dapat melakukan Sliding Mode Control (SMC)”.
percobaan sederhana dari beberapa data untuk
mencari tahu bagaimana untuk mendapatkan Dasar Teori
performa semaksimal mungkin dan
mempertahankannya. Panel surya memiliki A. Panel Surya
karakteristik yang non-linear, hal ini membuat kita Panel surya adalah alat yang terdiri dari suatu
sulit untuk mendapatkan titik maksimum dari panel sel yang terbuat dari bahan semikonduktor yang
surya tersebut, sehingga untuk menyelesaikan dapat melepas elektron.Sel surya diartikan sebagai
masalah tersebut diperlukan pemodelan dari panel teknologi yang membangkitkan suatu daya listrik
surya untuk mendesain dan mensimulasikan DC, diukur dalam satuan Watts (W) atau kiloWatts
algoritma Maximum Power Point Tracking (MPPT) (kW), yang berasal dari suatu bahan semikonduktor
untuk menjaga titik kerja panel surya tetap pada titik ketika dipaparkan oleh cahaya. Selama cahaya
MPP [5]. Pada titik tersebut panel suryaberada pada menyinari bahan semikonduktor tersebut maka sel
keadaan optimal, baik dari tegangan dan arus yang surya akan menghasilkan energi listrik, dan ketika
dihasilkan. Ketika tegangan dan arus yang dihasilkan cahaya berhenti menyinari, sel surya berhenti
maksimal maka akan mendapatkan keluaran daya menghasilkan listrik [7].
yang maksimal [1]. Sel surya bergantung pada efek panel
Pada penelitian-penelitian sebelumya, yaitu suryauntuk menyerap energi matahari dan
dengan judul Matlab Simulink Based Study of menyebabkan arus mengalir antara dua lapisan
Photovoltaic Cells Modules Array and Their bermuatan yang berlawanan, ketika memproduksi
Experimental Verification[2], kemudian desain dan panel surya, produsen harus memastikan bahwa sel-
implementasi maximum power point tracker (MPPT) sel surya saling terhubung secara elektrik antara satu
solar PV berbasis Fuzzy Logic menggunakan dengan yang lain pada sistem tersebut. Persamaan
mikrokontroler AVR [3], danSecond-Order Sliding eksponensial untuk memodelkan sel surya
Mode Control for Variable Speed Wind Turbine diturunkan dari hukum fisika untuk pn junction dan
Experiment System [4]. Dengan algoritma MPPT secara umum diterima sebagai representasi
tersebut dapat digunakan untuk mendapatkan daya karakteristik sel ditunjukkan oleh persamaan
maksimal yang mampu dihasilkan dari panel surya. berikut[2].
Pada penelitian ini, digunakan metode Sliding
Mode Control (SMC). Metode Sliding Mode Control ( ) ( )
( )
(SMC) digunakan untuk mencari MPP dan
mempertahankannya dari panel surya, karena SMC (1)
memiliki keuntungan pelacakan kecepatan kinerja
yaitu bersifat sangat robust, dan juga kokoh terhadap Dimana
gangguan [4]. SMC merupakan salah satu Iph adalah arus hubung singkat,
metodologi pengontrolan yang mampu mengatasi Is adalah arus reverse saturation dari dioda (A),
perubahan pada sistem, tanpa menyebabkan q adalah muatan elektron (1,602×10-19 C),
gangguan pada performa sistem itu sendiri. SMC V adalah tegangan dioda (V),
menyediakan pendekatan yang sistematis untuk K adalah konstanta Boltzman (1,381×10-23 J/K),
mengarahkan permasalahan kestabilan dan melacak T adalah suhu junction dalam Kelvin (K),
pencapaian keberhasilan sistem dengan N faktor idealitas dari dioda,
kemungkinan pemodelan yang sangat luas dan Rs adalah tahanan seri dari dioda,
Rsh adalah tahanan shunt dari dioda, Dalam rangkaian boost converter sebuah induktor
dihubungkan secara seri dengan tegangan suplai ,
Dari persamaan diatas, dapat digambarkan dan transistor terhubung untuk switching pasokan di
rangkaian pengganti dari sel surya, yaitu seperti induktor. Sebuah kapasitor terhubung ke beban
ditunjukkan oleh Gambar. 1. untuk menghasilkan output, kemudian boost
converter berfungsi tergantung pada saklar on dan
off , dan blok dioda akan membalikkan arus ketika
saklar dihidupkan [14].
Analisa Hasil
I SC = Hubungan arus pendek
I = Sel keluaran arus
Selesai TREF = Referensi operasi temperatur sel
TOPT = Operasi temperatur sel
Gambar. 3 Diagram Alir Penelitian
RSH =Tahanan shunt dari dioda
A. Pemodelan Panel Surya
Pemodelan matematika padasel surya
RS = Tahanan seri dioda
mengacu pada persamaan(1) pemodelan sel surya Eg = Energy Band Gap
sebelumnya. Namun, untuk menghasilkan energi
yang cukup untuk memenuhi kebutuhan beban pada
N = Faktor idealistis dari dioda (bernilai 1 untuk Dari persamaan-persamaan sel surya
dioda ideal) sebelumnya, digunakan dalam simulasi
23 menggunakan komputer pada software matlab
K =Konstanta Boltzman (1,38 x10 J / K) simulink untuk mendapatkan karakteristik keluaran
q =Electron charge (1.602 x10 19 C ) sel surya, seperti pada gambar 5 dan 6. Dari gambar
tersebut menunjukkan sangat jelas bahwa
NS =Jumlah sel surya yang dihubung seri karakteristik keluaran sel surya adalah non linier dan
NP = Jumlah sel surya yang dihubung paralel sangat dipengaruhi oleh iradiasi sinar matahari dan
2
temperatur. Selain itu, karakteristik I-V sel surya
G = Iradiansi (1000W / m ) adalah non linier dan juga dipengaruhi oleh iradiasi
Modul sel surya yang digunakan jenis dan temperatur permukaan. Secara umum, terdapat
BPSX60 dengan daya keluaran maksimal dari titik yang unik pada kurva I-V atau kurva V-P, yang
photovotaic adalah 60 Watt. Oleh karena itu model dinamakan Maximum Power Point (MPP). Dimana
sel surya dibangun berdasarkan spesifikasi modul sel pada titik tersebut, sel surya menghasilkan daya
surya tersebut. Parameter modul surya BPSX60 keluaran paling besar. Pada gambar 5 diperlihatkan
ditunjukkan pada Tabel I pada STC. pengaruh dari temperatur permukaan sel surya pada
kurva I-V dan pada gambar 6 juga diperlihatkan
Tabel1. Spesifikasi Modul Sel Surya BPSX60 pengaruh iradiasi terhadap daya dan tegangan
keluaran dari sel surya.
VI
Spesifikasi Modul Sel Surya 4
Arus (Ampere)
(N) 77 2
40
Daya (Watt)
30
20
10
0
0 5 10 15 20 25
Tegangan (V)
komponen utama penyusun boost converter ialah Pemodelan kontrol SM untuk menetukan nilai
seperti induktor, kapasitor, diode, mosfet dan duty cycle, Di sini C, L, r L , Vo menunjukkan
resistor.Dalam merancang sebuah boost converter
dibutuhkan parameter-parameter untuk menentukan kapasitansi, induktansi,resistansi beban sesaat dari
besar hambatan, induktansi dan kapasitor yang akan konverter, dan merasakan tegangan keluaran. ic, iL,
digunakan. Parameter tersebut disesuaikan dengan ir menyatakan kapasitor, induktor, dan arus beban
spesifikasi dari modul panel surya,boost converter sesaat. Vref, Vi, Vo menunjukkan tegangan referensi,
yang dimodelkan adalah konverter yang dapat masukan, dan tegangan keluaran, β menunjukkan
menaikkan tegangan dari 5 - 21 V ke 40 V.. perbandingan umpan balik. u adalah logika terbalik
dari u, adalah 0 atau 1, yang mewakili tombol power
(switch). Pada penelitian ini dibuat sesuai dengan
tujuan awal yaitu bagaimana merancang kontrol SM
pada boost converter, dengan persamaan,
x1 x 2
1 Vo Vi
x 2 x2 u
Gambar. 7 Rangkaian Boost Converter rL C LC
x 3 x1 (19)
Untuk lebih jelasnya di bawah ini dijelaskan
perhitungannya. Parameter dari boost converter
adalah sebagai berikut : Merancang kontrol SM pada boost converter
Nilai-nilai yang sudah ditentukan : agar dapat menaikkan tegangan dan dapat
Tegangan masukan (Vin) : 5-21 Volt memaksimalkan tegangan keluaran, di sini tegangan
Tegangan keluaran (Vout) : 40Volt error X 1 , laju perubahan error tegangan X 2 , dan
Frekuensi (fs) : 12kHz integral tegangan error X3 , di bawah mode
Ripple tegangan keluaran :1%
Ripple arus keluaran :5% konduksi kontinyu operasi CCM [6], diturunkan
Pemodelan boost converter diawali dengan dalam persamaan dapat dinyatakan sebagai berikut :
X 1 Vref Vo
perhitungan duty cycle (D) maksimal dengan
persamaan yang telah di jelaskan pada bab 2
sebelumnya : (20)
D 1
21
0.4 Vo (Vo Vi)u
X 2 X 1 dt
40 (18) rL C LC
(21)
C. Pemodelan rangkaian kontrol duty cycle X 3 X 1 dt
konverter
Cara paling sederhana untuk membuat sinyal (22)
PWMadalah dengan metode intersective. Metode Model subtitusi boost converter di bawah
intersective menggunakan sinyal gigi gergaji (saw CCM dari persamaan (7) menghasilkan kontrol
tooth) sebagai gelombang modulasi dan komparator. deskripsi variabel berikut,
Blok pembuat sinyal PWMdibangun untuk x V V
1 ref o
menghasilkan sinyal PWMyang dibutuhkan VO (VO Vi )u
rangkaian boost converter. Keluaran dari blok PWM X boost x2 dt
rL C LC
adalah kondisi High dan Low yang memiliki proporsi
x V V dt
tertentu setiap periode. Variabel yang menunjukkan 3 ref o (23)
lebar kondisi High dalam satu periode disebut duty
Selanjutnya, didapatkan state-space yang
cycle (D), oleh karena itu masukan pada blok
dibutuhkan untuk desain kontrol boost converter,
pembuat sinyal PWM yang dibangun adalah duty
cycle.
x1 0 1 0 x1
0 +
x2 1
rL C 0 x
2
1 0 0 x3
x3
Gbr. 8 Blok Pembuat Sinyal PWM
0
D. Perancangan Sliding Mode Control untuk Vo Vi _
menentukan nilai duty cycle boost converter u
LC
0
(24)
dimana ̅ = 1 u adalah logika terbalik dari u, Selanjutnya, desain PWM dalam terdapat dua
digunakan untuk pemodelan boost converter, dan u eq
langkah, pertama sinyal kontrol yang setara,
penyusunan kembali deskripsi dari state-space boost
converter dalam bentuk, yang merupakan fungsi kelancaran input u . Kedua,
fungsi kontrol setara dipetakan ke fungsi duty cycle
X boost Ax boost Bu dari modulator PWM, untuk PWM berdasarkan
sliding mode boost converter hal tersebut dapat
Untuk sistem ini, adalah tepat untuk memiliki
dinyatakan sebagai,
hukum kontrol sliding mode umum yang
menggunakan fungsi switching seperti : S J T AX J T Bueq 0 (30)
1 ON , When S 0 Menghasilkan setara fungsi kontrol dari
u persamaan 29 pada persaman 25 dan 27,
0 OFF , When S 0 (25)
u
1
1 sgn( S ) (26) 1
u eq J T B J T Ax
L
x 1
1
ic
3 LC
Vo Vi 2 rL C 2 Vo Vi
Vref Vo
2
Di mana S adalah seketika suatu variabel (31)
lintasan dan digambarkan sebagai Dimana, u eq kontinyu 0 u eq 1 . Saat
S 1 X 1 2 X 2 3 X 3 J T x (27)
u 1 u dan juga u eq 1 u eq , subtitusi dari
dengan, [ ]
dimana, dan adalah mewakili kontrol persamaan 31 ke dalam persaman memberikan,
L 1 1
disebut sebagai koefisien geser. Untuk memastika
0 u eq 1 ic
3 LC
Vref Vo 1
operasi sliding mode dapat dinyatakan sebagai,
o i 2 L
V V r C 2 V o V i
lim S .S 0
S 0 persamaan dengan Vo Vi memberikan,
S S 0 =
J Axboost J Bus0 < 0
T T
1
0 u eq L 1 ic LC 3 Vref Vo Vo Vi Vo Vi
*
2 rL C 2
S S 0 = J T Ax boost J T Bu s0 > 0 (28) (32)
jadi, pemetaan fungsi kontrol setara persamaan
Permukaan geser dapat diperoleh dengan S = 0, 32 ketugas kontrol rasio d,dimana,
Kondisi untuk keberadaan operasi kontrol SM pada VC
0d 1
boost converter adalah sebagai berikut, Vramp
Kasus 1, subtitusi u S 0 u 0 , dari state- memberikan hubungan untuk membawa sinyal
space persamaan (24) dan persamaan (28) pada kontrol VC dan mempertahan sinyal Vramp untuk
persamaan (23) memberikan,
pelaksanaan dari PWM berdasarkan kontrol sliding
mode, dan persamaan kontrol yang diperlukan untuk
ic ic
1 2 3 Vref Vo 0 pelaksanaan boost converter beroperasi di CCM,
C rL C 2 dimana :
1
Kasus 2, subtitusi u S 0 u 1 , dan dari VC U equ L ( 1 ) ( )ic LC ( 3 )(Vref VO ) (VO Vi )
state-space persamaan (24) dan persamaan (28) pada 2 rL C 2
persamaan (23) memberikan,
VC kp1ic kp2 (Vref Vo ) (Vo Vi ) (33)
ic ic (Vo Vi )
1 2 3 Vref Vo 2 0 1 1 3
C rL C 2
LC kp1 ( )( ) dan kp 2 LC ( )
2 rL C 2
Akhirnya, kombinasi dari kasus diatas
memberikan kondisi operasi keberadaan boost (34)
converter di CCM. dan Vramp U n Vo Vi (35)
Untuk implementasi praktis dari control
1
0 L 1 ic LC 3 Vref Vo Vo Vi sliding mode berbasis PWM dapat ditunjukkan pada
2 rL C 2
(29)
gambar berikut,