Anda di halaman 1dari 6

SIMULASI PEMBANGKIT LISTRIK

TENAGA SURYA BERKAPASITAS 15 KWP


PADA SPBU PERTAMINA RETAIL
Syailendra Andi (102116011)
Teknik Elektro, Universitas Pertamina
Jalan Teuku Nyak Arief, Simprug, Kebayoran Lama, Jakarta 12220
(021)29044308
syailendraandi99@yahoo.com

suatu negara yang terletak di garis khatulistiwa. Energi surya


Abstrak—Keberadaan kota–kota metropolitan di Indonesia yang dapat dibangkitkan untuk seluruh daratan Indonesia
sebenarnya memiliki peluang untuk dijadikan sumber energi yang memiliki luas 2 juta km2 adalah sebesar 4,8 kWh/m2/hari
yang ramah lingkungan. Salah satu ide yang mampu atau setara dengan 112.000 GWp yang dapat didistribusikan.
memanfaatkan luas lahan infrastruktur yang telah ada agar Maka dari itu, energi surya memiliki keunggulan-keunggulan
dapat dimanfaatkan menjadi tempat pembangkit listrik tenaga
dibandingkan dengan energi fosil, diantaranya sebagai
surya (PLTS). Konsep PLTS yang mampu memanfaatkan sisi
rooftop dari suatu bangunan. Salah satu bangunan yang bisa berikut:
dimanfaatkan adalah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum Sumber energi yang mudah didapatkan.
(SPBU). Bangunan SPBU memiliki luas atap yang dapat Ramah lingkungan.
dimanfaatkan sebagai tempat PLTS. Penerapan PLTS di SPBU
sebenarnya telah ada di SPBU 31-129-02 Rasuna Said, Jakarta Letak geografis yang mendukung.
Pusat yang memiliki kapasitas sebesar 60 kWp. Setelah Instalasi, pengoperasian dan perawatan yang relatif
pemasangan PLTS pada SPBU 31-129-02 beban biaya mudah.
kebutuhan listrik SPBU turun sekitar 16,16% dari biaya yang
harus dibayarkan ke PLN. Penerapan PLTS berkapasistas 15 Listrik dari energi surya dapat disimpan dalam baterai.
kWp on-grid akan disimulasikan dengan menggunakan Berkaitan dengan potensi pengembangan PLTS yang
software. Proyek ini dimulai dengan studi prefeasibility PLTS prospektif, maka penelitian ini bermaksud untuk merancang
berkapasitas 15 kWp on-grid menggunakan hitungan manual sistem tenaga listrik PLTS berkapasitas 15 MWp saat ini dan
dan software yang memiliki database yang luas dari data peluangnya pada SPBU Pertamina Retail.
meteorologi termasuk radiasi global, serta komponen dari
sistem PLTS dari berbagai produsen. Analisis awal hasil
II. STUDI LITERATUR
simulasi menunjukkan bahwa proyek ini secara sosial
bermanfaat bagi pengelola SPBU yaitu, PT. Pertamina Retail.
Sel surya adalah suatu perangkat atau komponen yang
Rancangan ini diharapkan mampu digunakan sebagai model mengubah energi cahaya menjadi energi listrik dengan
untuk mengembangkan jaringan PLTS terutama di SPBU menggunakan prinsip efek photovoltaic. Efek photovoltaic
Pertamina Retail. adalah suatu fenomena yang memunculkan tegangan listrik
Kata kunci—Investasi, prefeasibility, PLTS, SPBU kerena adanya hubungan atau kontak dua elektroda yang
dihubungkan dengan sistem padatan atau cairan saat
I. PENDAHULUAN mendapatkan energi cahaya. Oleh karena itu, sel surya disebut
Listrik merupakan salah satu bentuk dari hasil konversi sebagai sel photovoltaic (PV). Henri Becquerel merupakan
energi potensial. Energi listrik memiliki peranan penting penemu dari efek photovoltaic ini ditahun 1839.
dalam setiap segi kehidupan manusia terutama pada
pembangunan infrastruktur. Oleh karena itu, dengan
pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan mencapai 5%-10%
per tahun sampai tahun 2025, konsumsi listrik Indonesia akan
meningkat dengan pesat.
Diperkirakan pada tahun 2025, kebutuhan energi listrik di
Indonesia mencapai sekitar 120 GW. Pengembangan energi
alternatif harus dikembangkan termasuk energi baru Gambar 1. Simbol Sel Surya
terbarukan, yang diharapkan pada tahun 2025 mencapai
angka 23% dari kebutuhan energi primer nasional. [1] Sinar matahari terdiri dari partikel kecil yang menyerupai
Energi baru dan terbarukan memiliki peran yang sangat atom, dinamakan foton. Ketika terkena sinar matahari, foton
penting dalam memenuhi kebutuhan energi. Berbagai hal yang merupakan partikel dari sinar matahari tersebut akan
menjadi penyebabnya, salah satunya adalah penggunakan menghantam atom semikonduktor silikon pada sel surya
bahan bakar utuk pembangkit-pembangkit listrik sehingga menimbulkan energi yang cukup besar untuk
memisahkan elektron dari struktur atomnya. Elektron yang
konvensional dalam jangka waktu yang panjang akan
menguras sumber enegi fosil, seperti minyak bumi, gas alam, terpisah dan bermuatan negatif (-) akan bergerak dinamis
dan batubara yang sumber energi fosil saat ini telah menipis pada daerah jalur konduksi dari material semi konduktor.
serta dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan. Akan terjadi pengosongan struktur yang diakibatkan oleh
Energi surya merupakan energi potensial yang dapat kehilangan atom, peristiwa ini dinamakan hole bermuatan
dikembangkan di Indonesia, mengingat Indonesia adalah positif (+). Daerah Semikonduktor dengan elektron bebas ini
bersifat negatif dan bertindak sebagai pendonor elektron, Thin Film Solar Cell
daerah semikonduktor ini disebut dengan semikonduktor tipe Panel surya (dua lapisan) dengan struktur lapisan tipis
N (N-type). Sedangkan daerah semikonduktor dengan hole mikrokristalsilicon dan amorphous dengan efisiensi
bersifat Positif dan bertindak sebagai penerima (Acceptor) modul hingga 8.5%. Sehingga untuk luas permukaan
elektron yang dinamakan dengan semikonduktor tipe P (P- yang diperlukan per watt daya yang dihasilkan lebih
type). [2] besar daripada monokristal dan polykristal. Inovasi
Di persimpangan daerah positif dan negatif (PN Junction), terbaru adalah Thin Film Triple Junction Photovoltaic
akan menimbulkan energi yang mendorong elektron dan hole (dengan tiga lapisan) dapat berfungsi sangat efisien
untuk bergerak ke arah yang berlawanan. Elektron akan dalam udara yang sangat berawan dan dapat
bergerak menjauhi daerah positif. Ketika diberikan sebuah menghasilkan daya listrik sampai 45% lebih tinggi dari
beban berupa lampu maupun perangkat listrik lainnya di panel jenis lain dengan daya yang diasumsikan setara.
persimpangan positif dan negatif (PN Junction) ini, maka
akan menimbulkan arus listrik.
A. Jenis – Jenis Sel Surya
Secara umum, terdapat tiga jenis panel surya yang sering
digunakan dalam kegiatan industri atau penggunaan individu.
Tiga jenis panel surya tersebut adalah sebagai berikut:
Monocrystalline
Panel yang paling efisien yang dihasilkan dengan
teknologi terkini dan menghasilkan daya listrik
persatuan luas yang paling tinggi. Monokristal
Gambar 4. Panel Surya Berjenis Thin Film Solar Cell [4]
dirancang untuk penggunaan yang memerlukan
konsumsi listrik besar pada tempat-tempat yang B. Sistem Pemasangan PLTS
beriklim ekstrim dan dengan kondisi alam yang sangat Terdapat tiga sistem pemasangan pembangkit listrik tenaga
ganas. Memiliki efisiensi sampai dengan 20%. listrik (PLTS) yang digunakan sekarang. Dari tiga pilihan
Kelemahan dari panel jenis ini adalah tidak akan sistem tersebut memiliki keunggulan dan kekurangannya
berfungsi baik ditempat yang cahaya mataharinya masing-masing. Sehingga, sistem yang ada sekarang sangat
kurang (teduh), efisiensinya akan turun drastis dalam membantu konsumen dalam pemasangan PLTS yang sesuai
cuaca berawan. Bentuk panel surya jenis ini dapat dilihat dengan kebutuhan. Sistem PLTS yang digunakan pada
pada Gambar 2. simulasi ini adalah on grid system.
Sistem panel surya grid tie merupakan sistem panel surya
yang paling simpel diantara sistem lainnya. Sistem ini hanya
membutuhkan panel surya sebagai sumber energi serta
inverter untuk merubah arus DC dari panel surya ke beban.
Sistem grid tie sering disebut sistem on-grid tanpa adanya
penyimpanan energi pada baterai. Rangkaian on grid system
dapat dilihat pada Gambar 6 dibawah ini.

Gambar 2. Panel Surya Berjenis Monocrystalline [3]


Polycrystalline
Panel surya yang memiliki susunan kristal acak karena
dipabrikasi dengan proses pengecoran. Tipe ini
memerlukan luas permukaan yang lebih besar
dibandingkan dengan jenis monokristal untuk
menghasilkan daya listrik yang sama. Panel surya jenis
ini memiliki efisiensi lebih rendah (sekitar 12%-18%) Gambar 6. Diagram On Grid System [5]
dibandingkan tipe monokristal, sehingga memiliki harga
III. METODE PENELITIAN
yang cenderung lebih rendah. Bentuk panel surya
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui nilai investasi
polycrystalline dapat dilihat pada Gambar 3 dibawah ini.
yang paling efisien pada pemasangan PLTS berkapasitas 15
kWp pada SPBU Pertamina Retail. Pemasangan PLTS akan
disimulasikan menggunakan software PVSyst versi 6.7. Hasil
dari simulasi akan dianalisa sesuai dengan teori guna
mengetahui kesesuaian penggunaan metode analisis dari nilai
hasil simulasi.
A. Proses Pengambilan Data
On Grid bekerja secara langsung dari panel surya tanpa
menggunakan baterai dapat dikatakan lebih efisien. Sistem on
grid bekerja secara bersamaan dengan jaringan listrik dari
Gambar 3. Panel Surya Berjenis Polycrystalline [3] PLN. Secara umum, sistem on grid sangat membantu untuk
mengurangi biaya listrik untuk daerah pemukiman baik
perumahan, kantor maupun pabrik. Seperti yang dibahas Load Profile SPBU Pertamina Retail
diatas, energi listrik yang dihasilkan oleh panel surya adalah Data beban di SPBU COCO Daan Mogot diperoleh
arus DC (direct current) yang diubah menjadi arus AC dengan melakukan pengukuran secara realtime mulai
(alternating current) melalui inverter. Arus AC dari inverter dari pukul 06.00-18.00. Berdasarkan pengukuran daya
dikoneksikan langsung kepada beban yang membutuhkan beban diatas, maka grafik sebagai berikut. [6]
energi listrik, seperti lampu, pendingin ruangan, TV dan
LOAD PROFILE SPBU DAAN MOGOT
perabot elektronik lainnya. Pada waktu siang hari seluruh
barang elektronik menggunakan energi listrik dari panel 60.000
surya, sementara listrik dari PLN akan digunakan pada malam 50.000
hari.
40.000

30.000

20.000

10.000

16:46:37
10:26:37
11:04:37
11:42:37
12:20:37
12:58:37
13:36:37
14:14:37
14:52:37
15:30:37
16:08:37

17:24:37
6:00:37
6:38:37
7:16:37
7:54:37
8:32:37
9:10:37
9:48:37
Senin Selasa Rabu Kamis
Jumat Sabtu Minggu
Gambar 8. Rangkaian PLTS dengan On Grid System [5]
Gambar 10. Data Load Profile SPBU Pertamina Retail di DaanMogot
Penggunaan flow chart diperlukan untuk mengetahui cara Pada Gambar 10, diketahui beban puncak terjadi pada
dan proses pengambilan data pada simulasi pemasangan Hari Senin sekitar pukul 13.00 sebesar 49 kW dengan
PLTS 15 kWp. Flow chart dapat dilihat pada Gambar 9 kebutuhan rata-rata tiap jamnya sebesar 24,5 kWh.
dibawah ini. Diasumsikan waktu efektif (peak) berkisar 6 jam (09.00-
15.00), maka besar beban yang dibutuhkan selama 6 jam
sebanyak 147 kWh.
Data Iradiasi dan Beban Puncak PLTS
Besar iradiasi tahunan wilayah Jakarta mencapai 1.480
kWh/m2 dengan asumsi satu tahun adalah 365 hari.
Dibawah ini merupakan Gambar 11 yang menunjukkan
tingkat iradiasi wilayah Jakarta.

Gambar 11. Tingkat Iradiasi Jakarta Selama Setahun [7]


Dari total kebutuhan energi harian (kWh), maka bisa
dihitung daya puncak PLTS untuk memenuhi kebutuhan
SPBU adalah sebagai berikut
𝑘𝑊ℎ𝑝𝑒𝑎𝑘 (1)
𝑃𝑝𝑒𝑎𝑘𝑃𝐿𝑇𝑆 =
Gambar 9. Flow Chart Pengolahan Data 𝑖𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑠𝑖 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛𝑎𝑛/365ℎ𝑎𝑟𝑖
B. Data dan Variabel Penelitian Nilai hasil perhitungan perlu ditambahkan dengan 15%-
Data dan variabel penelitian dibutuhkan sebagai salah satu 20% sebagai mengantisipasi rugi-rugi yang terjadi pada
komponen penelitian. Data yang dibutuhkan meliputi, load sistem. [8]
profile SPBU, data meteorologi hingga perkiraan harga. Penentuan Luas Area Efektif
Luas area efektif adalah area khusus untuk penempatan
modul surya, tidak termasuk sebagai jalur untuk
memudahkan instalasi dan perawatan, serta belum dihitung menggunakan persamaan 7 dengan 𝜂 adalah
termasuk lahan untuk panel daya dan jarak dengan efisiensi/penyusutan.
komponen lainnya. Data yang diperlukan untuk 𝑁 (7)
𝜂 = 𝑥 100 %
mendapatkan luas lahan adalah nilai efisiensi modul 𝐵𝑃𝑇
surya yang ditentukan berdasarkan spesifikasi modul Jika terdapat kelebihan suplai daya dari PLTS, maka
surya. daya akan dialirkan ke jaringan PLN melalui kWh meter
𝑃𝑝𝑒𝑎𝑘𝑃𝐿𝑇𝑆 milik PLN. Nantinya, daya berlebih itu akan menjadi
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐿𝑎ℎ𝑎𝑛 (𝑚2 ) = (2)
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 tabungan listrik bagi SPBU sesuai dengan ketentuan
yang tertulis didalam Permen 49 Tahun 2018 mengenai
Luas lahan diatas merupakan luas area modul surya
ekspor-impor listrik. Dimana harga jual listrik ke PLN
(lahan efektif), tanpa memperhitungkan jarak antar
dihargai sebesar 65% dari tarif yang berlaku. [9]
rangkaian modul surya untuk instalasi dan perawatan.
Untuk mengakomodir semua komponen dan instalasi,
IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
maka hasil perhitungan luas lahan diatas perlu dikalikan
Software yang digunakan adalah software PVSyst 6.7.
dua. [8]
Software yang mampu dalam perancangan penggunaan PLTS
Pemilihan Inverter disuatu industri. Namun, aplikasi ini memiliki keterbatasan
Pertimbangan dalam pemilihan inverter diharapkan ketika melakukan simulasi. PVSyst 6.7 hanya mampu bekerja
mampu menyesuaikan daya yang dibutuhkan, maka ketika PLTS berkapasitas yang tidak lebih dari 30 kWp..
perlu dilakukan perhitungan dengan menggunakan Terdapat enam hasil laporan yang didapatkan setelah
persamaan 3. Nilai 25% adalah daya cadangan yang dilakukan run simulation, antara lain:
dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan starting alat Grid-Connected System : Simulation Parameters
listrik, misalnya motor, transfer pompa, dll. [8] Hasil simulasi ini menjelaskan mengenai parameter-
𝑃𝑖𝑛𝑣 = 𝑃𝑝𝑒𝑎𝑘𝑃𝐿𝑇𝑆 + (25% 𝑥 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑃𝑢𝑛𝑐𝑎𝑘) (3) parameter yang mencerminkan hasil simulasi secara
keseluruhan, seperti geographical site, simulation
Rancangan Anggaran Biaya (RAB) Pemasangan PLTS
parameters, pv array characteristic, inverter, pv array
Rancangan anggaran biaya mencakup mulai dari
loss factor, dan dari hasil simulasi dijelaskan bahwa
anggaran persiapan pembangunan/konstruksi hingga
untuk memenuhi sistem PLTS pada SPBU masih
operasional dan pemeliharaan PLTS. Komponen
diperlukan grid atau jaringan PLN sebagai sumber
pembiayaan yang perlu diperhatikan, yaitu direct cost,
utama penyuplai listrik ke SPBU.
indirect cost, dan contingency. Dengan adanya
pengelompokkan biaya, maka berdasarkan sumber yang Grid-Connected System : Main Results
didapat, maka perkiraan harga ini dapat menjadi Hasil simulasi ini menjelaskan mengenai performa
referensi dalam penentuan harga dalam pembangunan kinerja dari modul panel surya selama setahun. Dapat
PLTS diatas bangunan SPBU. [8] dilihat pada Gambar 12. Ada dua faktor yang
menyebabkan losses pada sistem PLTS, collection loss
Investasi PLTS
(Lc) dan system loss (Ls). Lc biasanya terjadi pada
Berdasarkan RAB Pemasangan PLTS, maka dapat
koneksi dari jaringan PLTS dan Ls terjadi pada kerugian
diperhitungkan berapa lama waktu balik modal dengan atau kesalahan sistem yang terdapat pada komponen
asumsi tarif PLN B-2/TR PLN sebesar Rp. 1.467kWh PLTS (seperti, inverter).
dengan pemakaian sesuai dengan kebutuhan. Maka dari
itu, besar tagihan listrik yang harus dibayarkan ke PLN
dapat menggunakan persamaan 4. Adapun 𝐵𝑃𝑇 adalah
biaya per tahun yang harus dibayarkan ke PLN, 𝑃𝑅𝑎𝑡𝑎
adalah daya rata-rata yang diperlukan SPBU, dan T
adalah waktu selama setahun (365 hari).
𝐵𝑃𝑇 = 𝑃𝑅𝑎𝑡𝑎 𝑥 24𝐽𝑎𝑚 𝑥 𝑡𝑎𝑟𝑖𝑓𝑃𝐿𝑁 𝑥 𝑇 (4)
Dan untuk mengetahui berapa lama RAB balik modal,
dapat dihitung dengan persamaan 5 dibawah ini. 𝑇𝑏𝑚
adalah lama waktu balik modal dan 𝑡𝑒𝑓𝑓 adalah waktu
efektif PLTS beroperasi.
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖
𝑇𝑏𝑚 = (5)
𝑃𝑝𝑒𝑎𝑘𝑃𝐿𝑇𝑆 𝑥 𝑡𝑒𝑓𝑓 𝑥 𝑡𝑎𝑟𝑖𝑓 𝑃𝐿𝑁 𝑥 𝑇
Dengan menggunakan panel surya, pastinya biaya listrik
Gambar 12. Grafik Daya PLTS 15 kWp
yang dibayarkan ke PLN akan lebih murah. Sehingga,
didapatkan penghematan biaya listrik dengan Grid-Connected System : Loss Diagram
menggunakan persamaan 6 dengan 𝑁 adalah besar Hasil simulasi ini menjelaskan penyusutan daya yang
penghematan selama setahun setelah dilakukan disebabkan oleh banyak faktor selama satu tahun.
pemasangan PLTS pada SPBU. Penyebab losses bisa terjadi dikarenakan tingkat
iradiasi, instalasi penghubung sistem PLTS, dan
𝑁 = 𝑃𝑝𝑒𝑎𝑘𝑃𝐿𝑇𝑆 𝑥 𝑡𝑎𝑟𝑖𝑓 𝑃𝐿𝑁 𝑥 𝑡𝑒𝑓𝑓 𝑥 𝑇 (6)
inverter. Maka dari itu, dapat dilihat Gambar 13
Setelah pemasangan PLTS pada SPBU akan terjadi merupakan loss diagram pada sistem PLTS 15 kWp.
penyusutan pengeluaran biaya beban listrik yang dapat
Gambar 18. Grafik Penyerapan Emisi CO2 Terhadap Waktu
Dari hasil run simulation diatas, report dapat dijadikan
referensi bagi konsultan ketika menerima proyek
pembangunan PLTS berkapasitas 15 kWp. Report ini mampu
menjadi referensi bagi konsumen yang ingin memasang PLTS
Gambar 13. Loss Diagram dalam Setahun terutama pengelola SPBU. Sehingga, konsumen mampu
untuk menyiapkan dana secara efisien dan waktu yang efektif
Grid-Connected System : P50-P90 Evaluation dengan kualitas yang bermutu.
Hasil simulasi ini menjelaskan tentang kemungkinan
daya yang dihasilkan dari PLTS. Berdasarkan hasil V. KESIMPULAN
simulasi, sistem PLTS 15 kWp ini mampu menghasilkan Penggunaan hasil analisa untuk pembangunan PLTS 15
energi sebesar 21,4 MWh dalam setahun. Hal ini dapat kWp di SPBU cukup dibutuhkan untuk mengetahui hal-hal
dibuktikan dengan adanya grafik pada Gambar 14 mendasar dalam pembangunan PLTS. Setelah dilakukan
dibawah ini. analisis maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
Dengan luas area efektif sebesar 93 m2 dapat
menghasilkan daya sebesar 15 kWp dengan penempatan
diatas bangunan SPBU yang terdiri dari, 9 rangkaian seri
dan 5 rangkaian paralel. Dan untuk luas area PLTS yang
dibutuhkan seluas 158,4 m2.
Berdasarkan perhitungan, analisa investasi yang
dibutuhkan adalah Rp. 761.090.365 dan balik modal
selama 14,9 tahun. Tidak jauh berbeda dengan hasil
simulasi PVSyst, biaya investasi sebesar Rp.
776.928.000 dan biaya perawatan sebesar Rp
7.769.280/tahun.
Gambar 14. Repartition function Penggunaan on grid system lebih ekonomis dikarenakan
Grid-Connected System : Economic Evaluation tidak menggunakan baterai sebagai cadangan energi,
Hasil simulasi ini menjelaskan tentang evaluasi ekonomi namun masih ada jaringan PLN yang akan tetap
penggunaan PLTS. Hasil ini menjelaskan mengenai menyuplai beban.
biaya investasi yang dibutuhkan untuk pembangunan Setelah penggunaan PLTS terjadi penghematan sebesar
PLTS 15 kWp. Perlu diingat, besar nilai dari hasil
16,16% atau setara Rp. 50.889.643 dari biaya awal
simulasi haruslah dikali 103 dikarenakan software
sebesar Rp. 314.847.540 dalam setahun.
PVSyst 6.7 yang hanya mampu mengeluarkan enam
digit angka, maka perlu dikali dengan 103 untuk PLTS layak dijadikan sebagai sumber energi alternatif,
mendapatkan hasil yang sebenarnya. Biaya investasi dikarenakan penggunaan PLTS mampu menurunkan
PLTS 15 kWp mencapai Rp. 776.928.000 (gross biaya listrik dalam jangka pendek. Dan jika dilihat
investment). Biaya tersebut telah termasuk tiga dalam jangka panjang, PLTS mampu dijadikan sumber
komponen pembiayaan, yaitu direct cost, indirect cost, energi utama yang tidak membutuhkan energi dari PLN,
dan contingency. sehingga biaya investasi PLTS sama dengan biaya listrik
Grid-Connected System : CO2 Balance seumur hidup.
Hasil simulasi ini menjelaskan tentang besar emisi CO2 Akhirnya, dengan pemasangan PLTS pada SPBU mampu
yang berhasil dikurangi dikarenakan pemasangan PLTS. menurunkan biaya kebutuhan beban listrik untuk melakukan
Terlihat pada Gambar 15, pengurangan kadar CO2 kegiatan operasi di SPBU Pertamina Retail. Diharapkan
bergerak secara linear terhadap waktu. Sehingga, dengan adanya analisa seperti ini, mampu membuka pikiran
semakin lama penggunaan PLTS maka semakin besar masyarakat bahwa penggunaan PLTS dapat menekan biaya
pengurangan kadar CO2. hidup dan menjadi investasi jangka panjang.
REFERENSI Syailendra Andi sedang menempuh gelar sarjana
di Program Studi Teknik Elektro, Universitas
[1] Sekretariat Kabinet RI, Peraturan Presiden Republik Pertamina. Program studi terbaik yang ada di
Indonesia Nomor 22 Tahun 2017 Tentang Rencana Universitas Pertamina didukung oleh tenaga
Umum Energi Nasional, Jakarta: Kementerian Energi pendidik profesional yang berkompeten disetiap
bidang-bidangnya.
dan Sumber Daya Mineral, 2017.
Saat ini, dia mengambil konsentrasi sistem
[2] Y. Hishikawa, T. Takenouchi, M. Higa, K. Yamagoe, tenaga listrik dan telah melakukan internship
H. Ohshima dan M. Yoshita, “Translation of Solar Cell dengan tema ‘Maintenance Cubicle 20 kV’ di PT.
PLN Udiklat Pandaan dan menyelesaikan kajian mengenai instalasi
Performance for Irradiance and Temperature From a pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) pada SPBU di PT. Pertamina Retail.
Single I-V Curve Without Advance Information of Tidak hanya itu saja, saat ini sedang melakukan project based learning
Translation Parameters,” IEEE Journal of mengenai instalasi PLTS pada SPBU dan pengujian sistem radar
Photovoltaics, vol. IX, no. 5, pp. 1195-1201, 2019. menggunakan sensor ultrasonik.

[3] PT. Indodaya Surya Lestari, “Monocrystalline VS


Polycrystalline,” ICA Solar, 27 Februari 2019.
[Online]. Available: https://icasolar.com/blog-
post/monocrystalline-vs-polycrystalle/. [Diakses 2
Oktober 2019].
[4] Asmac, “Case Study,” Asmac Limited, 16 November
2013. [Online]. Available:
http://www.asmac.com.hk/thin-film-solar-cell.php.
[Diakses 2 Oktober 2019].
[5] ICA SOLAR, “Sistem On-Grid,” PT. Indodaya Surya
Lestari, 11 Maret 2019. [Online]. Available:
https://icasolar.com/sistem-on-grid/. [Diakses 2019
Agustus 23].
[6] Fungsi Teknik, “Load Profile SPBU,” PT. Pertamina
Retail, Jakarta, 2019.
[7] European Commission, “Performance of Grid-
Connected PV,” European Union, London, 2019.
[8] Indonesia Clean Energy Development II, Panduan
Studi Kelayakan Pembangkit Listrik (PLTS) Terpusat,
Jakarta: Tetra Tech ES, Inc, 2018.
[9] Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik
Indonesia, “Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya
Mineral Republik Indonesia Nomor 49 Tahun 2018
Tentang Penggunaan Sistem Pembangkit Listrik
Tenaga Surya Atap Oleh Konsumen PT Perusahaan
Listrik Negara (Persero),” Menteri Energi dan Sumber
Daya Mineral Republik Indonesia, Jakarta, 2018.
[10] PLN (Persero), “Pedoman Penyambungan Pembangkit
Listrik Energi Terbarukan ke Sistem Distribusi PLN,”
PT. PLN (Persero), Jakarta, 2014.
[11] M. Hariansyah, “Penerapan Pembangkit Listrik Tenaga
Surya Kapasitas 50 kWp, Dihibridkan Dengan PLTD,”
Elektriese, vol. VI, no. 3, pp. 1-39, 2011.

Anda mungkin juga menyukai