Anda di halaman 1dari 28

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

Pada kesempatan kali ini kami bermaksud untuk memodifikasi


sistem panel surya yang sebelumnya sudah dirancang oleh saudara Zaka
Dwi Andilo Disti dkk. Mahasiswa jurusan teknik mesin angkatan 2014 IST
AKPRIND YOGYAKARTA. Panel surya tersebut masih beroperasi
manual, hal ini kami anggap kurang efektif karena harus merubah sudut
kemiringan panel surya secara manual. Semoga dengan memodifikasi
sistem panel surya ini secara otomatis dapat lebih efisien baik daya yang
dihasilkan ataupun cara pengoperasianya.

Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Fotovoltaik


(biasanya disebut juga sel surya) adalah piranti semikonduktor yang dapat
mengubah cahaya secara lansung menjadi menjadi arus listrik searah (DC)
dengan menggunakan kristal silicon (Si) yang tipis. Sebuah kristal silicon
(Si) diperoleh dengan cara memanaskan Si itu dengan tekanan yang diatur
sehingga Si itu berubah menjadi penghantar. Bila kristal silicon itu dipotong
stebal 0,3 mm, akan terbentuklah sel-sel silikon yang tipis atau yang disebut
juga dengan sel surya (fotovoltaik). Sel-sel silicon itu dipasang dengan
posisi sejajar/seri dalam sebuah panel yang terbuat dari alumunium atau
baja anti karat dan dilindungi oleh kaca atau plastik. Kemudian pada tiap-
tiap sambungan sel itu diberi sambungan listrik. Bila sel-sel itu terkena sinar
matahari maka pada sambungan itu akan mengalir arus listrik. Besarnya
arus/tenaga listrik itu tergantung pada jumlah energi cahaya yang mencapai
silikon itu dan luas permukaan sel itu. (Alamanda, 1997)

Pada asasnya sel surya fotovoltaik merupakan suatu dioda


semikonduktor yang berkerja dalam proses tak seimbang dan berdasarkan
efek fotovoltaik. Dalam proses itu sel surya menghasilkan tegangan 0,5-1
Volt tergantung intensitas cahaya dan jenis zat semikonduktor yang dipakai.
Sementara itu intensitas energi yang terkandung dalam sinar matahari yang

5
6

sampai ke permukaan bumi besarnya sekitar 500 Watt. Tapi karena daya
guna konversi energi radiasi menjadi energi listrik berdasarkan efek
fotovoltaik baru mencapai 25%, maka produksi listrik maksimal yang
dihasilkan sel surya baru mencapai 250 Watt/m2. (Mulyadi, 1995)

Komponen utama sistem surya fotovoltaik adalah modul yang


merupakan unit rakitan beberapa sel surya fotovoltaik. Modul fotovoltaik
tersusun dari beberapa sel fotovoltaik yang dihubungkan secara seri dan
paralel. Teknologi ini cukup canggih dan keuntungannya adalah harganya
murah, bersih, mudah dipasang dan dioperasikan dan mudah dirawat.
Sedangkan kendala utama yang dihadapi dalam pengembangan energi surya
fotovoltaik adalah investasi awal yang besar dan harga per kWh listrik yang
dibangkitkan relatif tinggi, karena memerlukan subsistem yang terdiri atas
baterai, unit pengatur dan inverter sesuai dengan kebutuhannya. Cara kerja
photovoltaic diperlihatkan pada gambar 2.1. (Supriyanto,2011)

Gambar 2.1 Diagram Pembangkit Listrik Tenaga Surya


(Sumber : Najmurrokhman, 2014)

Salah satu alat pemanfaatan energi matahari yang paling populer


adalah panel surya. Untuk meminimalisir penggunaan PLN khusus untuk
bangku penerangan. Untuk sistem PLTS dengan daya 500 Watt ke bawah,
factor 20% harus ditambahkan ke pembebanan sebagai pengganti rugi-rugi
sistem dan untuk factor keamanan. (Najmurrokhman, 2014)
7

Gambar 2.2 Simulasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya


(Sumber : Najmurrokhman, 2014)

Salah satu alat pemanfaatan energi matahari yang paling populer


adalah panel surya. Untuk meminimalisir penggunaan PLN khusus untuk
bangku penerangan. Untuk sistem PLTS dengan daya 500 Watt ke bawah,
factor 20% harus ditambahkan ke pembebanan sebagai pengganti rugi-rugi
sistem dan untuk factor keamanan. (Najmurrokhman, 2014)
Intensitas radiasi surya dipengaruhi oleh waktu siklus perputaran
bumi, kondisi cuaca meliputi kualitas dan kuantitas awan, pergantian musim
dan posisi garis lintang. Intensitas radiasi sinar matahari di Indonesia
berlangsung 4 - 5 jam per hari. (Wenas,1996)

Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dapat dirancang sesuai


kebutuhan dari skala rumah tangga sampai dari skala besar dengan
teknologi yang mudah diadopsi oleh masyarakat. Permasalahan yang ada
sekarang ini adalah solar cell yang terpasang kebanyakan masih bersifat
statis. Hal ini menyebabkan penerimaan energi matahari tidak optimal,
sehingga mendorong penulis untuk merancang suatu alat yang dapat
membantu kapasitas penyerapan sinar matahari dengan menggunakan
Tracking Waktu otomatis untuk Pembangkit Listrik Tenaga Surya(PLTS)
yang bersifat dinamis dengan menggunakan panel surya yang mampu
8

mengikuti arah datangnya sinar matahari menggunakan multi timer dengan


relay.
Modifikasi yang akan dirancang yaitu panel surya akan ditracking
sebanyak 3x setiap jam 09.00, 12.00, dan 15.00. Gerakan motor
dikendalikan oleh microcontroller yang diprogram sesuai dengan tujuan
penempatan posisi bidang panel surya terhadap sinar datang, pengukuran
sudut sinar datang pada permukaan panel dilakukan sebagai upaya verifikasi
fungsi kinerja mikrokontroler. Sistem pengaturan posisi permukaan panel
terhadap sinyal datang disebut dengan timer tracking.
Matahari atau juga disebut Surya adalah bintang terdekat dengan
Bumi dengan jarak rata-rata 149.680.000 kilometer (93.026.724 mil) dan
dia menyediakan energy yang dibutuhkan oleh kehidupan di bumi ini secara
terus- menerus. Matahari serta kedelapan buah planet (Merkurius, Venus,
Bumi. Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus) membentuk Tata
Surya. (Daryanto, 2007)
Energi yang dibebaskan oleh matahari setiap detiknya menurut
perhitungan para ahli adalah ekuivalen dengan konversi massa hidrrogen
yang besarnya adalah 4,2 x 106Ton/detik, yang ekuivalen dengan 1,2 x
1016kW. Matahari adalah sebuah bola gas yang terbentuk oleh kondensasi
hidrogen di dalam galaxy di bawah efek gaya tarik gravitasi, karena inilah
maka terjadi benturan antar molekul yang mengakibatkan kenaikan
temperatur.
Matahari mempunyai diameter 1,39 x 109m dan mempunyai jarak
rata-rata dari bumi sekitar 1,5 x 1011m. Matahari menghasilkan daya
sebesar 3,8 x 1023kW secara berkelanjutan dan hanya 1,73 x 1014kW yang
diterima bumi dalam bentuk radiasi sinar ultraviolet. Permukaan matahari
bersuhu ± 5762K, sedangkan suhu pada pusatnya berada pada kisaran 8 x
106K sampai 40 x 106K dan kerapatannya 80 sampai 100 kali kerapatan air
dengan density sebesar 105Kg/m3 Energi yang diradiasikan akibat
transformasi hidrogen menjadi helium yang kemudian menjadi energi.
(Daryanto, 2007)
9

Sebagian energi tersebut ditransmisikan ke bumi dengan cara radiasi


gelombang elektromagnetik. Radiasi menjalar dengan kecepatan cahaya (3
x 108m/s) dalam bentuk gelombang yang mempunyai panjang gelombang
yang berbeda-beda. Peristiwa ini akan berhenti jika hidrogen dalam reaksi
inti habis. Radiasi surya yang diterima di bumi ini 99% berupa radiasi panas
(thermal) dengan panjang gelombang 0,276µm sampai 4,69µm. (Daryanto,
2007)

2.2 Prinsip Kerja


Cara kerja dari alat ini yaitu apabila sinar matahari mengenai solar
panel, masuk kedalam charger controller, arus disini masih dalam keadaan
DC. Kemudian dialirkan ke baterai, disini masuk kedalam inverter untuk
mengubah arus DC menjadi AC.
Proses pentrackingan ini akan memudahkan penggunanya, karena
dengan sistem ini pengguna tidak perlu merubah posisi panel. Posisi awal
sudut panel pada jam 09:00 menghadap ke timur dengan sendirinya akan
berubah 3x sehari yaitu pada jam 12;00, 15:00, dan 18:00. Gerakan motor
dikendalikan oleh microcontroller yang diprogram sesuai dengan tujuan
penempatan posisi bidang panel surya terhadap sinar datang, pengukuran
sudut sinar datang pada permukaan panel dilakukan sebagai upaya verifikasi
fungsi kinerja mikrokontroler.

2.3 Komponen-komponen yang harus Diperhatikan dalam Perancangan


2.3.1 Rangka
Dalam rangka yang ada, rangka dengan desain model yang
terbaik untuk acuan pembuatan PLTS ini. Karena pembuatannya lebih
mudah dan mengutamakan kekokohan pada kerangka dan safety
mengingat beban yang akan diterima antara lain, panel surya,
regulator controler, inverter dan baterai. Komponen-komponen yang
ditopang rangka tersebut merupakan komponen yang cukup berat dan
maka desain rangka harus benar-benar kuat dan safety untuk
menopang beban yang diterima.
10

2.3.2 Roda
Roda berfungsi untuk mempermudah pengguna alat PLTS 50
WP ini untuk memindahkan kemanapun yang pengguna diinginkan
dan juga roda ini digunakan sebagai titik tumpu kerangka terhadap
beban. Dengan adanya roda dibeberapa titik yang di pasang maka
perlu dilakukan pemilihan roda dengan spesifikasi yang sesuai dengan
beban keseluruhan dari alat PLTS tersebut, dalam hal ini maka perlu
dilakukan yang tepat agar roda tersebut dapat berfungsi sebagaimana
mestinya.

Gambar 2.3 Roda Rangka Pembangkit Listrik Tenaga Surya.


(Sumber: www.IlmuTeknik.com)

2.3.3 Panel Surya

Solar cell atau sel photovoltaic adalah sebuah alat


semikonduktor yang terdiri dari sebagian besar dioda p-n junction dan
dengan adanya cahaya matahari mampu menciptakan energi listrik.
Perubahan ini disebut efek photovoltaic. Bidang riset berhubungan
dengan sel surya dikenal sebagai photovoltaics. (Patel, 2006).

Bahan dasar sel surya terbuat dari silicon yang merupakan


bahan dengan cara kerjanya seperti tabunf elektron (semikonduktor).
Pada sel surya, silikon mampu berperan sebagai penghambat aliran
listrik (isolator) pada suhu rendah dan menjadi penghantar arus listrik
11

(konduktor) saat terdapat energi dan suhu panas. Sebuah silikon sel
surya merupakan diode yang berasal dari lapisan atas silikon tipe
negatif (-) dan lapisan bawah silikon tipe positif (+) doping of
baron. (Pahlevi, 2014).

Sel surya adalah suatu komponen elektronika yang dapat


mengubah energi surya menjadi energi listrik dalam bentuk arus
searah (DC). Modul surya adalah unit rangkaian lengkap (dilapisi
bahan kedap air dan tahan terhadap perubahan cuaca), tersusun dari
sejumlah sel surya yang dirangkai secara seri dan paralel.Hal ini
bertujan untuk meningkatkan tegangan dari arus yang dihasilkan
sehingga cukup untuk pemakaian system satu daya beban.

Bila foton yang terdiri dari jutaan partikel berenergi tinggi


akibat radiasi sinar matahari menumbuk atom silikon dari sel surya
dan menghasilkan energi yang cukup mendorong elektron terluar
keluar dari orbitnya, maka akan timbul elektron-elektron bebas yang
siap mengalir di ujung-ujung terminal sel surya. Kemudian bila beban
seperti lampu dipasang di antara terminal negatif dan positif dari sel
surya, maka elektron-elektron akan mengalir sebagai arus Iistrik
searah yang dapat menghidupkan lampu tersebut, Energi matahari
tersedia terus- menerus, maka arus listrik akan dialirkan ke beban
terus menerus.

Semakin besar radiasi matahari yang mengenai sel surya,


maka semakin besar pula arus yang dihasilkan oleh sel surya tersebut.
Sel surya akan selalu memproduksi energi listrik bila disinari oleh
matahari. Oleh karenanya sel surya tidak akan pernah habis atau rusak
dalam membangkitkan listrik. Biasanya kerusakan terjadi disebabkan
karena sel surya tersebut pecah atau karena faktor lain, sehingga bila
sel surya dilindungi dengan baik, maka usianya bisa mencapai dua
puluh tahun (Sihombing, 2013).
12

Prinsip Kerja Panel Surya

Secara sederhana solar cell terdiri dari persambungan bahan


semikonduktor bertipe p dan n (p-n junction semiconductor) yang jika
tertimpa sinar matahari maka akan terjadi aliran electron, aliran
electron inilah yang disebut sebagai aliran arus listrik. Bagian utama
perubah energi sinar matahari menjadi listrik adalah absorber
(penyerap), meskipun demikian, masingmasing lapisan juga sangat
berpengaruh terhadap efisiensi dari solar cell. Sinar matahari. terdiri
dari bermacam-macam jenis gelombang elektromagnetik yang secara
spectrum.

Lebih detail lagi bisa dijelaskan sinar matahari yang terdiri


dari photon-photon, jika menimpa permukaaan bahan solar sel
(absorber) akan diserap, dipantulkan atau dilewatkan begitu saja dan
hanya foton dengan level energi tertentu yang akan membebaskan
elektron dari ikatan atomnya, sehingga mengalirlah arus listrik. Level
energi tersebut disebut energi band-gap yang didefinisikan sebagai
sejumlah energi yang dibutuhkan utk mengeluarkan electron dari
ikatan kovalennya sehingga terjadilah aliran arus listrik.

Untuk membebaskan electron dari ikatan kovalennya, energi


foton (hc/v harus sedikit lebih besar atau diatas dari pada energi band-
gap. Jika energi foton terlalu besar dari pada energi band-gap, maka
extra energi tersebut akan dirubah dalam bentuk panas pada solar sel.
Karenanya sangatlah penting pada solar sel untuk mengatur bahan
yang dipergunakan, yaitu dengan memodifikasi struktur molekul
darisemikonduktor yang dipergunakan. Tentu saja agar efisiensi dari
solar cell bisa tinggi maka foton yang berasaldari sinar matahari harus
bisa diserap yang sebanyak banyaknya, kemudian memperkecil
refleksi dan rekombinasi serta memperbesar konduktivitas dari
bahannya.
13

Produk yang dikeluarkan oleh industri-industri solar cell


adalah dalam bentuk module yang ditunjukan pada Gambar 2.4. Pada
aplikasinya, tenaga listrik yang dihasilkan oleh satu modul masih
cukup kecil (rata-rata maksimum tenaga listrik yang dihasilkan 130
W) maka dalam pemanfaatannya beberapa modul digabungkan dan
terbentuklah apa yang disebut array. Pada perancangan ini
menggunakan panel surya 50Wp dengan dimensi 700mm x 510mm
seperti terlihat pada gambar 2.4.

Gambar 2.4 Panel Surya


(Sumber: http://id.solarsystem-supplier.com)

Untuk mengetahui kapasitas yang diketahui di solar panel


sebagai berikut :

Daya yang dihasilkan = Kapasitas Solar Panel x Waktu (Wh)... (2.1)

Untuk bisa membuat agar foton yang diserap dapat sebanyak


banyaknya, maka absorber harus memiliki energi band-gap dengan
range yang lebar, sehingga memungkinkan untuk bisa menyerap sinar
matahari yang mempunyai energi sangat bermacam-macam tersebut.
14

2.3.4 Charger Controller

Charger Controller adalah panel pengendali atau pengatur


atau controller. Controller ini biasanya ter-integrasi dengan sebuah
kotak Baterai. Controller adalah sebuah perangkat elektronik
berbentuk kotak yang berfungsi untuk mengatur aliran listrik dari
panel surya ke Batere atau aki menuju ke perangkat elektronik yang
ada di rumah. bekerja seperti alat pengatur tegangan.

Fungsi utama dari PV controller ini adalah untuk menghindari


baterai dari pengisian ulang yang berlebihan (overcharged) dari solar
cells. Beberapa PV controller juga melindungi baterai dari kehabisan
dini (overdrain) oleh beban (alat listrik). Overcharger dan overdrain
mengurangi umur baterai. PV Controller menghindari
overdischarging dengan.

 Mengaktifkan indikator ataupun buzzer untuk menyatakan


tegangan baterai yang rendah.
 Memutuskan beban pada nilai tegangan baterai tertentu.

Charger Controller secara konstan mengawasi tegangan


baterai. Ketika baterai sudah terisi penuh, pengontrol akan berhenti
atau mengurangi jumlah arus yang mengalir dari solar cells ke dalam
baterai. Ketika baterai sudah habis sampai tingkat terendah, PV
controller akan mematikan arus yang mengalir dari baterai ke beban
(alat listrik).
Charger Controller tersedia dalam berbagai ukuran, dari
beberapa ampere sampai dengan 80amps. Untuk arus yang tinggi, dua
atau lebih pengontrol PV dapat digunakan. Saat menggunakan lebih
dari satu PV controller, diperlukan untuk membagi solar cells dalam
beberapa kelompok. Berikut diagram kerja controller seperti
ditunjukkan pada Gambar 2.5.
15

Gambar 2.5 Diagram Kerja Charger Controller.


(Sumber: http://id.solarsystem-supplier.com)

Jenis Charge Controller

1) Shunt PV Controller
Shunt PV controller diciptakan untuk sistem yang sangat
kecil. Mereka menghindari pengisian ulang yang berlebihan
dengan shunting atau sirkuit/lingkaran pendek solar cellssaat
baterai sudah terisi penuh. Shunt controller mengawasi tegangan
baterai dan mengalihkan arus dari solar cells melalui power
transistor saat nilai pre-set tegangan tercapai.
Transistor bertindak sebagai resistant dan mengubah arus
dari solar cells menjadi panas. Shunt controller memiliki heat
sinks untuk membantu menghilangkan produksi panas. Shunt
controller juga memiliki blocking diode untuk menghindari arus
dari arus balik dari baterai ke solar cells pada malam hari.
2) Single Stage Controller
Single stage controller menghindari pengisian baterai secara
berlebihan dengan mematikan sakelar dari solar cells ketika
tegangan baterai mencapai nilai yang telah ditentukan. Di luar dari
nilai tersebut, arus dari solar cells akan mengisi baterai.Single
stage controller menggunakan relay atau transistor untuk
memutuskan aliran arus pada saat pengisian baterai dan
menghindari arus balik pada malam hari, dari baterai ke solar cells.
16

Single stage controller ini kecil dan tidak mahal, dan mempunyai
kapasitas muatan yang lebih besar dari tipe shunt. controller.
3) Diversion Controller
Controller ini otomatis mengatur arus yang mengalir ke
baterai dengan memonitor tegangan baterai yang sedang diisi, arus
yang berlebih dialihkan ke resistor load. Arus dari solar cells dapat
mengalir ketika tegangan baterai rendah. Saat baterai mendekati
penuh, controller mengalihkan sebagaian arus ke muatan resistors.
4) Pulse Width Modulation (PWM) Controller
PWM controller adalah pengontrol yang saat ini tersedia di
pasaran. seperti namanya menggunakan 'lebar' pulse dari on dan
off elektrikal, sehingga menciptakan seakan-akan sine wave
electrical form. Lamanya arus pulse yang sedang diisi ulang
secara perlahanlahan berkurang sebagaimana tegangan baterai
meningkat, mengurangi rata-rata arus ke dalam baterai. Pada
perancangan ini menggunakan Charge Controller tipe Pulse
Width Modukation (PWM) Controller.

Gambar 2.6 Charger controller


(Sumber: http://id.solarsystem-supplier.com)
17

2.3.5 Inverter

Inverter adalah seperangkat alat yang merupakan rangkaian


komponen elektronika yang di gunakan untuk mengubah arus DC
(Direct curent) menjadi arus AC (alternating curent). Inverter ini dapat
kita jumpai pada berbagai macam jenis paralatan elektronika. Tanpa
alat ini arus DC yang dihasilkan oleh panel surya tidak akan dapat
digunakan secara langsung oleh alat alat ekektronika yang biasanya
membutuhkan arus AC sebagai daya utamanya. (Asnal Effendi,
2012)

Dengan digunakan rumus :

Daya Inverter
Inverter = (𝐴𝑚𝑝𝑒𝑟𝑒 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟)............................... (2.2)
Daya Accu

Gambar 2.7 Inverter


(Sumber: http://id.solarsystem-supplier.com)

Spesifikasi inverter yang digunakan yaitu:

1) Model : SDA-1000
2) Voltase Input : 12V
3) Voltase Output : 220V – 240V
4) Rated Power : 1000W
5) Efisiensi : 50%
6) Ukuran : 100 x 95 x 54 mm
7) Berat : 0.8 kg
18

2.3.6 Baterai

Baterai adalah sebuah alat yang digunakan untuk menyimpan


tenaga listrik yang dihasilkan dari pembangkit tenaga surya sehinga
bisa di gunakan kapan saja selama dibutuhkan. Tanpa baterai maka
energi surya hanya dapat digunakan pada saat ada sinar matahari saja
karena tidak ada alat penyimpan energinya. baterai adalah alat yang
menyimpan daya yang dihasilkan oleh panel surya yang tidak segera
digunakan oleh beban.

Daya yang disimpan dapat digunakan saat periode radiasi


matahari rendah atau pada malam hari. Komponen baterai kadang-
kadang dinamakan akumulator. Baterai menyimpan listrik dalam
bentuk daya kimia. Baterai yang paling biasa digunakan dalam
aplikasi surya adalah baterai yang bebas pemeliharaan bertimbal
asam (maintenance-free lead-acid batteries), yang juga dinamakan
baterai recombinant atau VRLA (klep pengatur asam timbal atau valve
regulated lead acid).

Baterai memenuhi dua tujuan penting dalam sistem


fotovoltaik, yaitu untuk memberikan daya listrik kepada sistem
ketika daya tidak disediakan oleh array panel-panel surya, dan
untuk menyimpan kelebihan daya yang ditimbulkan oleh panel-panel
setiap kali daya itu melebihi beban. Baterai tersebut mengalami
proses siklis menyimpan dan mengeluarkan, tergantung pada ada
atau tidak adanya sinar matahari. Selama waktu adanya matahari,
array panel menghasilkan daya listrik. Baterai tersedia dalam berbagai
jenis dan ukuran. Ada dua jenis baterai yaitu "disposable" dan
rechargeable. Baterai rechargeable digunakan oleh sistem solar
cell.(Daryono Restu Wahono, 2015) baterai yang digunakan pada
perancangan ini adalah baterai basah dengan kapasitas 12 Volt, 65
Ampere seperti terlihat pada Gambar 2.8 di bawah ini :
19

Gambar 2.8 Baterai

(Rochman dkk, 2014) mengatakan bahwa akumulator (accu,


aki) adalah sebuah alat yang dapat menyimpan energi (umumnya
energi listrik) dalam bentuk energi kimia. Di dalam standar
internasional setiap satu cell akumulator memiliki tegangan sebesar
2volt. Sehingga aki 12volt, memiliki 6cell sedangkan aki 24volt
memiliki 12cell. Dengan menggunakan spesifikasi daya panel surya
= 50Wp, tegangan output 21,5volt, Output rangkaian kontrol
13.5Volt, 55 A/h Kapasitas aki 12volt, 55Ah dapat di peroleh hasil
pengisian baterai dengan menggunakan rumus :

𝑃
I = 𝑉 (Ampere) ........................................................................ (2.3)

P= VxI (Watt).......................................................................(2.4)

Dimana :
I = Kuat Arus (A)
P = Daya (W)

V = Tegangan (v)

2.3.7 Aktuator

Actuator adalah suatu peralatan yang terdiri dari perangkat


elektronik dan mekanik yang terletak pada tiang penyanggah, yang
berfungsi untuk menggerakkan dan mengarahkan antena parabola
20

agar didapatkan posisi yang mengarah tepat kesatelit yang


dikehendaki, namun pada penelitian ini Actuator berfungsi sebagai
penggerak panel surya pada saat mencari posisi cahaya atau panas
matahari. Spesifikasi aktuator yang digunakan yaitu menggunakan
aktuator parabola 18inch DC 12-36 Volt.

Cara kerja aktuator:

1) Pada aktuator terdapat 2 sistem kabel yang terhubung ke aktuator.


Yaitu ke motor dan ke sensor. Masing-masing memiliki 2 buah
kabel + dan - . jadi keseluruhan terdapat 4 kabel.
2) Ketika positioner memerintahkan aktuator untuk bergerak, maka
dinamo/motor akan berputar dan memutar gearbox hingga menuju
final gear. Perbandingan gear ratio gearbox ini sangat redusi,
skitar 1:24.
3) Pada final gear ini terdapat magnet yang turut berputar. Selain
terdapat magnet final gear terhubung ke drat panjang pada stik
aktuator. Drat ini diputar oleh final gear untuk memanjang atau
memendekkan stik aktuator.
4) Magnet disensor oleh reet switch position sensor, lalu apabila reet
switch menerima sensor perpindahan magnet maka sinyal akan
dikirimkan ke positioner melalui 2 kabel sensor.
5) Positioner merespon dengan menampilkan perubahan digit pada
display positoner. Tiap perpindahan magnet yang disensor oleh
reet switch akan menampilkan perpindahan 1 digit pada display.
Idealnya satu digit positioner dari sensor adalah sekitar 1/16
putaran final gear.
6) Apabila positoner menerima sinyal balikan dari sensor maka
positioner akan melanjutkan eksekusi memutar dinamo, Namun
apabila aktuator tidak menerima sinyal balikan maka positioner
akan menampilkan kode error E-2 pada display dan tidak
melanjutkan memutar dynamo. Apabila yang putus adalah kabel
motor? maka otomatis E-2 juga akan muncul, artinya apabila ada
salah satu kabel dari 4 kabel putus maka E-2 pasti tampil.
21

Gambar 2.9 Block Diagram Cara Kerja Aktuator


(Sumber: www.electricisart-bogipower.com)

Bagian-Bagian Aktuator

1) Motor / Dynamo
Ini merupakan motor DC jenis Brushed 36V, terdiri dari
magnet, kumparan dan brush.

Gambar 2.10 Magnet dan Rotor Kumparan


(Sumber: www.electricisart-bogipower.com)

2) Gearbox
Sistem gearbox terdapat dua arah yaitu gerakan dari motor
menuju final gear dan dari motor menuju ke limit switch. Final
gear berfungsi untuk memanjangkan stik aktuator dan limit switch
22

berfungsi untuk memutuskan arus pada dinamo apabila aktuator


sudah limit atas ataupun limit bawah.

Gambar 2.11 Gearbox Aktuator


(Sumber: www.electricisart-bogipower.com)

3) Stik Aktuator
Pada stik aktuator ini juga terdapat 2 buah ball join yang
berfungsi sebagai dudukan yang fleksible pada mounting
parabola. Bagian dalam stik aktuator ini terdapat drat panjang
yang berfungsi memanjangkan dan memendekkan stik. Dudukan
drat ini dimounting oleh laker yang sudah dipaten dengan housing
stik aktuator.

Gambar 2.12 Stik aktuator


(Sumber: www.electricisart-bogipower.com)

4) Sistem Sensor

Hanya terdapat reet switch sensor dan magnet saja pada


sistem ini. Magnet berfungsi dipasangkan pada final gear agar
23

mengikuti pergerakan putaran final gear. Reet switch sendiri


berfungsi menyensor perpindahan putaran magnet itu.

Gambar 2.13 Magnet dan sensor magnet


(Sumber: www.electricisart-bogipower.com)

2.3.8 Ardiono Uno

Arduino Uno Arduino adalah sebuah board mikrokontroller


yang berbasis ATmega328.Arduino memiliki 14 pin input/output
yang mana 6 pin dapat digunakan sebagai output PWM, 6 analog
input, crystal osilator 16 MHz, koneksi USB, jack power, kepala
ICSP, dan tombol reset. Arduino mampu men-
supportmikrokontroller; dapat dikoneksikan dengan komputer
menggunakan kabel USB.

Arduino merupakan pengendali mikro single-board yang


bersifat open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang
untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai bidang.
Hardwarenya memiliki prosesor Atmel AVR dan softwarenya
memiliki bahasa pemrograman sendiri. Hardware Arduino diprogram
menggunakan bahasa pemrograman C/C++, yang sudah
disederhanakan dan dimodifikasi. Arduino mengikuti pola
pemrograman Wiring (syntax & library). Sementara untuk editor
pemrograman nya (IDE – Intergrated Development Enviroment)
24

dikembangkan dari Processing. Pada modifikasi ini menggunakan


Arduino Uno R3 Atmega328P.

Arduino merupakan rangkaian elektronik yang


bersifatopensource, serta memiliki perangkat keras dan lunak yang
mudah untuk digunakan. Arduino dapat mengenali lingkungan
sekitarnya melalui berbagai jenis sensor dan dapat mengendalikan
lampu, motor, dan berbagai jenis aktuator lainnya. Arduino
mempunyai banyak jenis, di antaranya Arduino Uno, Arduino Mega
2560, Arduino Fio, dan lainnya.

Gambar 2.14 Arduino Uno Atmega328P


(sumber: www.caratekno.com)

Untuk keunggulan board Arduino Uno Revision 3 antara lain:

1) pinout: ditambahkan pin SDA dan SCL di dekat pin AREF dan
dua pin lainnya diletakkan dekat tombol RESET, fungsi IOREF
melindungi kelebihan tegangan pada papan rangkaian.
Keunggulan perlindungan ini akan kompatibel juga dengan dua
jenis board yang menggunakan jenis AVR yang beroperasi pada
tegangan kerja 5V dan Arduino Due tegangan operasi 3.3V.
2) Rangkaian RESET yang lebih mantap.
3) Penerapan ATmega 16U2 pengganti 8U2.
25

Bagian-bagian Arduino Uno R3 Atmega328P

Gambar 2.15 Bagian-bagian Arduino Uno R3 Atmega328P


(Sumber: (sumber: www.caratekno.com)

Keterangan :
1) 14 Pin Input/Output Digital (0-13)
Berfungsi sebagai input atau output, dapat diatur oleh
program. Khusus untuk 6 buah pin 3, 5, 6, 9, 10 dan 11, dapat juga
berfungsi sebagai pin analog output dimana tegangan output nya
dapat diatur. Nilai sebuah pin output analog dapat deprogram
antara 0 – 255, dimana hal itu mewakili nilai tegangan 0 – 5V.
2) USB
 Memuat program dari komputer ke dalam papan
 Komunikasi serial antara papan dan computer
 Memberi daya listrik kepada papan
 Sambungan SV1

Sambungan atau jumper untuk memilih sumber daya papan,


apakah dari sumber eksternal atau menggunakan USB. Sambungan ini
tidak diperlukan lagi pada papan Arduino versi terakhir karena
pemilihan sumber daya eksternal atau USB dilakukan secara otomatis.
26

3) Q1 – Kristal (Quartz Crystal Oscillator)


Jika microcontroller dianggap sebagai sebuah otak, maka
kristal adalah jantungnya karena komponen ini menghasilkan
detak-detak yang dikirim kepada microcontroller agar melakukan
sebuah operasi untuk setiap detak-nya. Kristal ini dipilih yang
berdetak 16 juta kali per detik (16MHz).
4) Tombol Reset S1
Untuk me-reset papan sehingga program akan mulai lagi dari
awal. Perhatikan bahwa tombol reset ini bukan untuk menghapus
program atau mengosongkan microcontroller.
5) In-Circuit Serial Programming (ICSP)
Port ICSP memungkinkan pengguna untuk memprogram
microcontroller secara langsung, tanpa melalui bootloader.
Umumnya pengguna Arduino tidak melakukan ini sehingga ICSP
tidak terlalu dipakai walaupun disediakan.
6) IC 1 – Microcontroller Atmega
Komponen utama dari papan Arduino, di dalamnya terdapat
CPU, ROM dan RAM.
7) X1 – Sumber Daya Eksternal
Jika hendak disuplai dengan sumber daya eksternal, papan
Arduino dapat diberikan tegangan DC antara 9-12V.
8) 6 Pin Input Analog (0-5)
Pin ini sangat berguna untuk membaca tegangan yang
dihasilkan oleh sensor analog, seperti sensor suhu. Program dapat
membaca nilai sebuah pin input antara 0 – 1023, dimana hal itu
mewakili nilai tegangan 0–5V. Tanpa melakukan konfigurasi
apapun, begitu sebuah papan Arduino dikeluarkan dari kotak
pembungkusnya ia dapat langsung disambungkan ke sebuah
komputer melalui kabel USB.
Selain berfungsi sebagai penghubung untuk pertukaran data,
kabel USB ini juga akan mengalirkan arus DC 5Volt kepada papan
Arduino sehingga praktis tidak diperlukan sumber daya dari luar.
27

Saat mendapat suplai daya, lampu LED indikator daya pada papan
Arduino akan menyala menandakan bahwa ia siap bekerja.

Software Arduino

Sehubungan dengan pembahasan untuk saat ini software


Arduino yang akan digunakan adalah driver dan IDE, walaupun masih
ada beberapa software lain yang sangat berguna selama
pengembangan Arduino. IDE Arduino adalah software yang sangat
canggih ditulis dengan menggunakan Java.

IDE Arduino terdiri dari :


1) Editor program, sebuah window yang memungkinkan pengguna
menulis dan mengedit program dalam bahasa Processing.
2) Compiler, sebuah modul yang mengubah kode program (bahasa
Processing) menjadi kode biner. Bagaimanapun sebuah
microcontroller tidak akan bisa memahami bahasa Processing.
Yang bisa dipahami oleh microcontroller adalah kode biner. Itulah
sebabnya compiler diperlukan dalam hal ini.
3) Uploader, sebuah modul yang memuat kode biner dari Jomputer
ke dalam memory di dalam papan Arduino.
28

Berikut ini adalah contoh tampilan IDE Arduino

Gambar 2.16 Tampilan IDE Arduino


(Sumber: teknojurnal.com)

2.3.9 Driver Motor


Driver Motor merupakan komponen yang berfungsi untuk
mengkomunikasikan antara kontroler dengan aktuator serta
memperkuat sinyal keluaran dari kontroler sehingga dapat dibaca oleh
aktuator. Dalam perancangan elemen kontrol ini Driver Motor DC
yang akan digunakan adalah tipe L293D seperti terlihat pada Gambar
2.17.
29

Gambar 2.17 Driver Motor DC L293D


(Sumber: www.indiamart.com)

Karakterisik :
1) Stabil di arus 3A
2) Dapat memilih semi-flow control function, mengurangi motor
stepper terkunci (lock) saat driver mengalami kenaikan suhu.
3) Menggunakan 5Volt DC sebagai tegangan kerja IC.
4) Signal diteruskan menggunakan isolasi optik, sehingga terhidar
dari electromagnetic iterference (CE).

L293D adalah IC yang didesain khusus sebagai driver motor


DC dan dapat dikendalikan dengan rangkaian TTL maupun
mikrokontroler. Motor DC yang dikontrol dengan driver IC L293D
dapat dihubungkan ke ground maupun ke sumber tegangan positif
karena di dalam driver L293D sistem driver yang digunakan adalah
totem pool. Dalam 1 unit chip IC L293D terdiri dari 4 buah driver
motor DC yang berdiri sendiri sendiri dengan kemampuan
mengalirkan arus 1 Ampere tiap drivernya.
30

Rangkaian Aplikasi Driver Motor

Gambar 2.18 Rangkaian Aplikasi Driver Motor DC IC L293D


(Sumber: : https://elektronika-dasar.driver-motor-dc-l293d/)

Keterangan:
1) Drive power: input 24V (12V ~ 32V, 60W / per axis) DC power
(perhatikan : kutub positif dan negatif), menaikkan tegangan power
dapat meningkatkan torsi/ kekuatan motor.
Control signal :
 EN – Enable, saat High maka output driver baru dapat keluar
ke stepper motor, saat low, maka tidak ada output yang keluar
dari driver.
 DIR – Positif/ Negatif control : arah putaran searah/berlawanan
jarum jam.
 CP – Input Pulse/ clock/ OSC (oscillator) pulse signal.
 COM – Common, Ground daripada Controller. (*)Control
signal input menggunakan signal optik sehingga aman terhidar
dari electromagnetic / noise
2) LED Status Indicator: D1 - Power Indicator, D2 - Automatic Half
Flow Indicator, D3- Overcurrent Protection Indicator, D4-
Operating Status Indicator.
3) Pengaturan Penggunaan Arus : DIP Switch no. 5 dan no. 6
(Maximum Current Setting Circuit/ Besar Arus ~ Besar Torsi)
31

4) DIP Switch no. 3 dan no. 4 (Excitation mode setting


input/Kehalusan Step Putaran As Motor)
5) DIP Switch no. 1 dan no. 2 (Pengaturan Delay Arus/ Decay Mode
Setting) Pengaturan delay arus bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan kesesuaian antara driver dengan berbagai jenis motor
stepper. Ketika tidak sesuai, maka akan terdengar suara noise/
berdenging (bisa sampai frekuensi cukup tinggi).
6) Koneksi Modul ke Stepper Motor
7) Chip utama : TB6560AHQ
8) Aluminium Heatsink : meningkatakn pendinginan IC
9) Fuse : pelindung dari kelebihan arus

2.3.10 Module RTC (Real Team Clock)

Komponen Realtime clock adalah komponen IC penghitung


yang dapat difungsikan sebagai sumber data waktu baik berupa data
jam, hari, bulan maupun tahun. Komponen DS1307 berupa IC yang
perlu dilengkapi dengan komponen pendukung lainnya seperti crystal
sebagai sumber clock dan Battery External 3,6 Volt sebagai sumber
energy cadangan agar fungsi penghitung tidak berhenti. Pada
perancangan ini menggunakan Module RTC tipe DS1307 seperti
terlihat pada gambar 2.19.

Gambar 2.19. Module RTC (Real Time Clock) DS1307


(Sumber: www. https://proyekarduino.wordpress.com/)
32

Bentuk komunikasi data dari IC RTC adalah I2C yang


merupakan kepanjangan dari Inter Integrated Circuit. Komunikasi
jenis ini hanya menggunakan 2 jalur komunikasi yaitu SCL dan SDA.
Semua microcontroller sudah dilengkapi dengan fitur komunikasi 2
jalur ini, termasuk diantaranya Arduino Microcontrolle.

Fungsi pin dari komponen RTC DS1307 adalah sebagai berikut :

1) Pin Vcc (Nomor 8) berfungsi sebagai sumber energy listrik


Utama. Tegangan kerja dari komponen ini adalah 5 volt, dan ini
sesuai dengan tegangan kerja dari microcontroller Arduino Board
2) Pin GND (Nomor 4) Anda harus menghubungkan ground yang
dimiliki oleh komponen RTC dengan ground dari battery back-up
3) SCL berfungsi sebagai saluran clock untuk komunikasi data antara
Microcontroller dengan RTC
4) SDA berfungsi sebagai saluran Data untuk komunikasi data antara
Microcontroller dengan RTC
5) X1 dan X2 berfungsi untuk saluran clock yang bersumber dari
crustal external
6) Vbat Berfungsi sebagai saluran energy listrik dari Battery
external.

Anda mungkin juga menyukai