LANDASAN TEORI
5
6
sampai ke permukaan bumi besarnya sekitar 500 Watt. Tapi karena daya
guna konversi energi radiasi menjadi energi listrik berdasarkan efek
fotovoltaik baru mencapai 25%, maka produksi listrik maksimal yang
dihasilkan sel surya baru mencapai 250 Watt/m2. (Mulyadi, 1995)
2.3.2 Roda
Roda berfungsi untuk mempermudah pengguna alat PLTS 50
WP ini untuk memindahkan kemanapun yang pengguna diinginkan
dan juga roda ini digunakan sebagai titik tumpu kerangka terhadap
beban. Dengan adanya roda dibeberapa titik yang di pasang maka
perlu dilakukan pemilihan roda dengan spesifikasi yang sesuai dengan
beban keseluruhan dari alat PLTS tersebut, dalam hal ini maka perlu
dilakukan yang tepat agar roda tersebut dapat berfungsi sebagaimana
mestinya.
(konduktor) saat terdapat energi dan suhu panas. Sebuah silikon sel
surya merupakan diode yang berasal dari lapisan atas silikon tipe
negatif (-) dan lapisan bawah silikon tipe positif (+) doping of
baron. (Pahlevi, 2014).
1) Shunt PV Controller
Shunt PV controller diciptakan untuk sistem yang sangat
kecil. Mereka menghindari pengisian ulang yang berlebihan
dengan shunting atau sirkuit/lingkaran pendek solar cellssaat
baterai sudah terisi penuh. Shunt controller mengawasi tegangan
baterai dan mengalihkan arus dari solar cells melalui power
transistor saat nilai pre-set tegangan tercapai.
Transistor bertindak sebagai resistant dan mengubah arus
dari solar cells menjadi panas. Shunt controller memiliki heat
sinks untuk membantu menghilangkan produksi panas. Shunt
controller juga memiliki blocking diode untuk menghindari arus
dari arus balik dari baterai ke solar cells pada malam hari.
2) Single Stage Controller
Single stage controller menghindari pengisian baterai secara
berlebihan dengan mematikan sakelar dari solar cells ketika
tegangan baterai mencapai nilai yang telah ditentukan. Di luar dari
nilai tersebut, arus dari solar cells akan mengisi baterai.Single
stage controller menggunakan relay atau transistor untuk
memutuskan aliran arus pada saat pengisian baterai dan
menghindari arus balik pada malam hari, dari baterai ke solar cells.
16
Single stage controller ini kecil dan tidak mahal, dan mempunyai
kapasitas muatan yang lebih besar dari tipe shunt. controller.
3) Diversion Controller
Controller ini otomatis mengatur arus yang mengalir ke
baterai dengan memonitor tegangan baterai yang sedang diisi, arus
yang berlebih dialihkan ke resistor load. Arus dari solar cells dapat
mengalir ketika tegangan baterai rendah. Saat baterai mendekati
penuh, controller mengalihkan sebagaian arus ke muatan resistors.
4) Pulse Width Modulation (PWM) Controller
PWM controller adalah pengontrol yang saat ini tersedia di
pasaran. seperti namanya menggunakan 'lebar' pulse dari on dan
off elektrikal, sehingga menciptakan seakan-akan sine wave
electrical form. Lamanya arus pulse yang sedang diisi ulang
secara perlahanlahan berkurang sebagaimana tegangan baterai
meningkat, mengurangi rata-rata arus ke dalam baterai. Pada
perancangan ini menggunakan Charge Controller tipe Pulse
Width Modukation (PWM) Controller.
2.3.5 Inverter
Daya Inverter
Inverter = (𝐴𝑚𝑝𝑒𝑟𝑒 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟)............................... (2.2)
Daya Accu
1) Model : SDA-1000
2) Voltase Input : 12V
3) Voltase Output : 220V – 240V
4) Rated Power : 1000W
5) Efisiensi : 50%
6) Ukuran : 100 x 95 x 54 mm
7) Berat : 0.8 kg
18
2.3.6 Baterai
𝑃
I = 𝑉 (Ampere) ........................................................................ (2.3)
P= VxI (Watt).......................................................................(2.4)
Dimana :
I = Kuat Arus (A)
P = Daya (W)
V = Tegangan (v)
2.3.7 Aktuator
Bagian-Bagian Aktuator
1) Motor / Dynamo
Ini merupakan motor DC jenis Brushed 36V, terdiri dari
magnet, kumparan dan brush.
2) Gearbox
Sistem gearbox terdapat dua arah yaitu gerakan dari motor
menuju final gear dan dari motor menuju ke limit switch. Final
gear berfungsi untuk memanjangkan stik aktuator dan limit switch
22
3) Stik Aktuator
Pada stik aktuator ini juga terdapat 2 buah ball join yang
berfungsi sebagai dudukan yang fleksible pada mounting
parabola. Bagian dalam stik aktuator ini terdapat drat panjang
yang berfungsi memanjangkan dan memendekkan stik. Dudukan
drat ini dimounting oleh laker yang sudah dipaten dengan housing
stik aktuator.
4) Sistem Sensor
1) pinout: ditambahkan pin SDA dan SCL di dekat pin AREF dan
dua pin lainnya diletakkan dekat tombol RESET, fungsi IOREF
melindungi kelebihan tegangan pada papan rangkaian.
Keunggulan perlindungan ini akan kompatibel juga dengan dua
jenis board yang menggunakan jenis AVR yang beroperasi pada
tegangan kerja 5V dan Arduino Due tegangan operasi 3.3V.
2) Rangkaian RESET yang lebih mantap.
3) Penerapan ATmega 16U2 pengganti 8U2.
25
Keterangan :
1) 14 Pin Input/Output Digital (0-13)
Berfungsi sebagai input atau output, dapat diatur oleh
program. Khusus untuk 6 buah pin 3, 5, 6, 9, 10 dan 11, dapat juga
berfungsi sebagai pin analog output dimana tegangan output nya
dapat diatur. Nilai sebuah pin output analog dapat deprogram
antara 0 – 255, dimana hal itu mewakili nilai tegangan 0 – 5V.
2) USB
Memuat program dari komputer ke dalam papan
Komunikasi serial antara papan dan computer
Memberi daya listrik kepada papan
Sambungan SV1
Saat mendapat suplai daya, lampu LED indikator daya pada papan
Arduino akan menyala menandakan bahwa ia siap bekerja.
Software Arduino
Karakterisik :
1) Stabil di arus 3A
2) Dapat memilih semi-flow control function, mengurangi motor
stepper terkunci (lock) saat driver mengalami kenaikan suhu.
3) Menggunakan 5Volt DC sebagai tegangan kerja IC.
4) Signal diteruskan menggunakan isolasi optik, sehingga terhidar
dari electromagnetic iterference (CE).
Keterangan:
1) Drive power: input 24V (12V ~ 32V, 60W / per axis) DC power
(perhatikan : kutub positif dan negatif), menaikkan tegangan power
dapat meningkatkan torsi/ kekuatan motor.
Control signal :
EN – Enable, saat High maka output driver baru dapat keluar
ke stepper motor, saat low, maka tidak ada output yang keluar
dari driver.
DIR – Positif/ Negatif control : arah putaran searah/berlawanan
jarum jam.
CP – Input Pulse/ clock/ OSC (oscillator) pulse signal.
COM – Common, Ground daripada Controller. (*)Control
signal input menggunakan signal optik sehingga aman terhidar
dari electromagnetic / noise
2) LED Status Indicator: D1 - Power Indicator, D2 - Automatic Half
Flow Indicator, D3- Overcurrent Protection Indicator, D4-
Operating Status Indicator.
3) Pengaturan Penggunaan Arus : DIP Switch no. 5 dan no. 6
(Maximum Current Setting Circuit/ Besar Arus ~ Besar Torsi)
31