Disusun Oleh :
Puji dan Syukur Kami Panjatkan ke Hadirat Allah SWT Yang telah melimpahankan Rahmat dan
Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas
tentang Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat
bantuan, dorongan, dan bimbingan bapak dosen dan teman–teman kami , sehingga kendala-
kendala yang kami hadapi bisa teratasi dengan baik.
Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun
materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah
selanjutnya.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan pembangkit listrik tenaga surya
2. Menjelaskan prinsip kerja dari pembangkit listrik tenaga surya
3. Mendeskripsikan kelebihan dan kekurangan pembangkit listrik tenaga surya.
4. Menjelaskan potensi PLTS di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
Energi surya atau matahari telah dimanfaatkan di banyak belahan dunia dan jika dieksplotasi dengan tepat,
energi ini berpotensi mampu menyediakan kebutuhan konsumsi energi dunia saat ini dalam waktu yang lebih lama.
Matahari dapat digunakan secara langsung untuk memproduksi listrik atau untuk memanaskan bahkan untuk
mendinginkan. Potensi masa depat energi surya hanya dibatasi oleh keinginan untuk menangkap kesempatan. Ada
banyak cara untuk memanfaatkan energi dari matahari. Tumbuhan mengubah sinar matahari menjadi energi kimia
dengan menggunakan fotosintesis. memanfaatkan energi ini dengan memakan dan membakar kayu. Bagimanapun,
istilah “tenaga surya” mempunyai arti mengubah sinar matahari secara langsung menjadi panas atau energi listrik
untuk kegunaan . dua tipe dasar tenaga matahari adalah “sinar matahari” dan “photovoltaic” (photo = cahaya,
voltaic = tegangan). Photovoltaic tenaga matahari melibatkan pembangkit listrik dari cahaya. Rahasia dari proses ini
adalah penggunaan bahan semi konduktor yang dapat disesuaikan untuk melepas elektron, pertikel
bermuatan negative yang membentuk dasar listrik.
Bahan semi konduktor yang paling umum dipakai dalam sel photovoltaic adalah silikon, sebuah elemen yang
umum ditemukan di pasir. Semua sel photovoltaic mempunyai paling tidak dua lapisan semikonduktor seperti itu,
satu bermuatan positif dan satu bermuatan negatif. Ketika cahaya bersinar pada semi konduktor, lading listrik
menyeberang sambungan diantara dua lapisan menyebabkan listrik mengalir, membangkitkan arus DC. Semakin
kuat cahaya yang diterima, semakin kuat pula aliran listik yang didapatkan.
Sistem photovoltaic tidak membutuhkan cahaya matahari yang terang untuk beroperasi. Sistem ini juga
membangkitkan listrik di saat hari mendung, dengan energi keluar yang sebanding ke berat jenis awan. Berdasarkan
pantulan sinar matahari dari awan, hari-hari mendung dapat menghasilkan angka energi yang lebih tinggi
dibandingkan saat langit biru sedang yang benar-benar cerah.
2.2 Gambar
Gambar 2.1 Foto Bersama Teknisi PLTS Kementrian ESDM Di Bawah PLTS
Sebuah solar cells/ sel surya menghasilkan kurang lebih tegangan 0.5 Volt.
Jadi sebuah panel surya 12 Volt terdiri dari kurang lebih 36 sel surya (untuk
menghasilkan 17 Volt tegangan maksimun).
Perbedaan dari sel surya adalah dari materi pembuatannya:
a) Polikristal (Poly-crystalline)
Merupakan panel surya yang memiliki susunan kristal acak. Type Polikristal
memerlukan luas permukaan yang lebih besar dibandingkan dengan jenis monokristal
untuk menghasilkan daya listrik yang sama, akan tetapi dapat menghasilkan listrik
pada saat mendung.
b) Monokristal (Mono-crystalline)
Merupakan panel yang paling efisien, menghasilkan daya listrik persatuan luas yang
paling tinggi. Kelemahan dari panel jenis ini adalah tidak akan berfungsi baik
ditempat yang cahaya mataharinya kurang (teduh), efisiensinya akan turun drastis
dalam cuaca berawan.
c) Amorphous
Amorphous atau juga disebut thin film, adalah jenis yang paling tidak efisien. Untuk
menghasilkan daya yang sama dengan crystalline, memerlukan permukaan sebesar
dua kali.
Gambar 2.11 Cara Kerja PLTS