Anda di halaman 1dari 9

Penyearah Terkendali 1 Fasa

Penyearah terkendali (controlled rectifier) atau sering juga disebut dengan konverter
merupakan rangkaian elektronika daya yang berfungsi untuk mengubah tegangan sumber
AC dalam bentuk sinusoida menjadi tegangan DC output yang dapat diatur/ dikendalikan.

Konsep Penyearah

Dalam penyearah satu fasa terkendali konsep penyearahnya dibagi menjadi :

- Penyearah setengah gelombang

- Penyearah gelombang penuh

Penyearah 1 fasa setengah gelombang Terkontrol

Perbedaan antara rangkaian terkontrol dengan tak terkontrol adalah Komponen penyearah
yang digunakannya

Penyearah ini menggunakan komponen penyearah terkontrol diantaranya:

 Thyristor atau SCR (Silicon Controlled Rectifier)


 IGBT (Insulated Gate Bipolar Transistor)
 MOSFET (Metal Oxide Silicon Field Effect Transistor)
 Dll.

Terkontrol dalam hal ini maksudnya adalah penyearah ini dapat dipicu pada sudut tertentu
sehingga dapat menghasilkan keluaran sesuai dengan yang diinginkan.

Untuk memicu komponen penyearah. Harus ditentukan terlebih dahulu karakteristik dari
masing-masing komponennya. Seperti:

 Untuk memicu Thyristor dibutuhkan arus pemicuan.


 Untuk memicu IGBT dibutuhkan tegangan pemicuan.

Komponen yang satu dengan yang lainnya memiliki jenis dan besar pemicuan yang
berbeda-beda.

Hasil output dari rangkaian penyearah 1 fasa setengah gelombang terkontrol adalah hanya
bagian positif dalam satu panjang gelombang.

Lalu hasil inputnya adalah gelombang sinus yang memiliki bagian positif dan bagian negatif
dalam satu panjang gelombangnya, namun dapat dipicu pada sudut tertentu.
Gambar diatas merupakan rangkaian penyearah satu fasa setengah gelombang terkontrol
dengan beban resistif. Garis putus-putus merupakan input, sedangkan garis tak putus-putus
merupakan output.

Dari gambar tersebut, dapat diketahui bahwa kerja dari rangkaian tersebut dapat dibagi
menjadi 2, yaitu :

Ketika arus input adalah positif, maka dioda dibias maju, ketika terdapat arus pemicuan
yang memicu komponen penyearah, maka terdapat arus yang mengalir dari sumber ke
beban.

Pada gambar kurva kanan, tampak bahwa terdapat arus yang mengalir pada beban. Kurva
kanan bawah merupakan kurva pemicuan. Dari kurva tersebut dapat dilihat bahwa thyristor
dipicu dengan arus pemicu ketika sudut alfa. Sehingga arus mulai mengalir dari sumber ke
beban ketika sudut alfa tersebut.
Ketika arus input adalah negatif, maka dioda akan dibias mundur, sehingga arus tidak dapat
mengalir pada beban karena dioda memblok aliran arus.

Pada gambar kurva paling bawah, tampak bahwa tidak ada arus yang mengalir pada beban.
Ditunjukkan dengan garis lurus nol.

Tegangan keluaran dari rangkaian ini dapat dicari dengan menggunakan persamaan:

Jika: 𝑉𝑠𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 = 𝑉𝑚. 𝑆𝑖𝑛 𝜔𝑡

Maka:

𝑉𝑑𝑐 = 𝑉𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎


1 𝑇
𝑉𝑑𝑐 = 𝑇
. ∫0 𝑉(𝑡)𝑑𝑡

1 2𝜋
𝑉𝑑𝑐 = . ∫0 𝑉(𝜔𝑡) 𝑑(𝜔𝑡)
2𝜋

1 𝜋 2𝜋
𝑉𝑑𝑐 = 2𝜋
. [ ∫𝑎 𝑉𝑚 sin 𝜔𝑡 𝑑(𝜔𝑡) + ∫𝜋 0 𝑑(𝜔𝑡)

1
𝑉𝑑𝑐 = 2𝜋
. [−𝑉𝑚. cos 𝜔𝑡 + 0]𝜋𝑎

𝑉𝑚
𝑉𝑑𝑐 = . [− cos 𝜋 + cos 𝛼]
2𝜋

𝑉𝑚
𝑉𝑑𝑐 = 2𝜋
. [1 + 𝑐𝑜𝑠𝛼]
Tujuan digunakannya Penyearah satu fasa setengah gelombang

Penyearah setengah gelombang bertujuan untuk menyederhanakan komponen yang


digunakan

Rangkaian konverter ini biasanya memerlukan kapasitor yang cukup besar agak didapatkan
penyearah yang ideal. Biasanya faktor daya dari penyearah setengah gelombang tidak bisa
mendekati satu, walaupun beban yang digunakan merupakan resistor murni

Penyearah satu fasa gelombang penuh

Penyearah ini memiliki 2 jenis, yaitu penyearah dengan tap tengah (2 dioda) dan penyearah
jembatan (bridge / 4 dioda)

Yang membedakan antara Penyearah terkontrol dan tidak terkontrol gelombang penuh
adalah komponen penyearah yang digunakannya.

Penyearah jenis ini menggunakan komponen penyearah terkontrol seperti:

 Thyristor atau SCR (Silicon Controlled Rectifier)


 IGBT (Insulated Gate Bipolar Transistor)
 MOSFET (Metal Oxide Silicon Field Effect Transistor)
 Dll.

Maksud dari Terkontrol ialah penyearah ini dapat dipicu pada sudut tertentu sehingga
dapat menghasilkan keluaran sesuai dengan yang diinginkan. Untuk memicu komponen
penyearah tersebut, kita harus mengetahui terlebih dahulu karakteristik dari masing-masing
komponennya.

Untuk memicu Thyristor dibutuhkan arus pemicuan, sedangkan untuk memicu IGBT
dibutuhkan tegangan pemicuan.

Komponen yang satu dengan yang lain memiliki jenis dan besar pemicuan yang berbeda-
beda.

Hasil Output dari penyearah ini adalah berupa dua buah bagian positif dalam satu panjang
gelombang dari yang inputnya adalah berupa setengah bagian positif dan setengah bagian
negatif dalam satu panjang gelombang, namun dapat dipicu pada sudut tertentu.

Berikut adalah rangkaian dari penyearah satu fasa gelombang penuh terkontrol.
Gambar diatas merupakan penyearah gelombang penuh terkontrol dengan beban resistif.
Proses kerja utama dari rangkaian ini sama dengan penyearah gelombang penuh tak
terkontrol. Yang membedakan adalah rangkaian ini dapat dipicu pada sudut tertentu.

Tegangan keluaran dari rangkaian ini dapat dicari dengan menggunakan persamaan seperti
dibawah ini :

Jika :

𝑉𝑠𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 = 𝑉𝑚 . sin 𝜔𝑡

Maka:

𝑉𝑑𝑐 = 𝑉𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎


𝑇
1
𝑉𝑑𝑐 = . ∫ 𝑉(𝑡) 𝑑𝑡
𝑇
0

2𝜋
1
𝑉𝑑𝑐 = . ∫ 𝑉(𝜔𝑡) 𝑑(𝜔𝑡)
2𝜋
0

𝜋
1
𝑉𝑑𝑐 = . [2 . ∫ 𝑉𝑚 . sin 𝜔𝑡 𝑑(𝜔𝑡)
2𝜋
𝛼

2 𝜋
𝑉𝑑𝑐 = . [−𝑉𝑚 . cos 𝜔𝑡 ]
2𝜋 𝛼
𝑉𝑚
𝑉𝑑𝑐 = . [− cos 𝜋 + cos 𝛼 ]
𝜋
𝑉𝑚
𝑉𝑑𝑐 = . [1 + cos 𝛼]
𝜋

Perbedaan Gelombang 1 fasa Terkendali dan Tak Terkendali

Terkendali Tidak Terkendali


Menggunakan komponen Menggunakan komponen Dioda, Thrystor dll.
SCR,IGBT,MOSFET
Tegangan keluaran yang dikeluarkan bisa Tegangan keluaran yang dikeluarkan belum
diatur bisa diatur

Dapat dipicu pada sudut tertentu agar bisa Tidak dapat dipicu menggunakan sudut
diatur tegangannya
Aplikasi Penyearah satu fasa terkendali

• Sistem Uninterruptible Power Supply (UPS) pada komputer

• Adaptor

• Konverter sumber DC (daya kecil)

Contoh Soal

• Suatu konverter setengah gelombang satu fasa pada gambar dibawah ini
dioperasikan dengan sumber 120 V, 60 Hz dengan beban resistif dengan resistansi
beban R = 10 Ω. Jika tegangan keluaran rata-rata 25% dari tegangan keluaran rata-
rata maksimum yang mungkin, hitung

• (a) sudut penyalaan, (b) arus keluaran rata-rata dan rms

Diketahui bahwa untuk menghitung tegangan keluaran rata-rata penyearah terkontrol adalah
:
𝑉𝑚
• 𝑉𝐷𝐶 = 2𝜋
(1 + cos 𝛼)

Dan, tegangan keluaran rata-rata maksimum didapatkan jika 𝛼 = 0𝑜 , sehingga dapat


dihitung:
𝑉𝑚
• 𝑉𝐷𝐶𝑚 = (1 + cos 𝛼)
2𝜋

Dengan :

• 𝑉𝑚 = √2 . 120 = 169.7 𝑉

Maka :
169,7
• 𝑉𝐷𝐶𝑚 = 2𝜋
(1 + cos 0)

169,7
• 𝑉𝐷𝐶𝑚 = 2𝜋
(1 + 1)

169,7
• 𝑉𝐷𝐶𝑚 = 𝜋

• 𝑉𝐷𝐶𝑚 = 54,017 𝑉

• Tegangan dc keluaran yang akan dicari sudut penyalaannya memiliki tegangan


keluaran rata-rata
1
𝑉𝐷𝐶 = 𝑉𝐷𝐶𝑚
4
1
• 𝑉𝐷𝐶 = 𝑥 54,017
4

• 𝑉𝐷𝐶 = 13,5 𝑉
• Dari nilai ini, didapatkan :

• 𝑉𝐷𝐶 = 13,5 𝑉
𝑉
• 𝑚
13,5 = 2𝜋 (1 + cos 𝛼)

169,7
• 13,5 = (1 + cos 𝛼)
2𝜋

• 13,5 = 27. (1 + cos 𝛼)


13,5
• 27
= (1 + cos 𝛼)

• 0,499 = (1 + cos 𝛼)

• cos 𝛼 = 0,499 − 1

• cos−1 𝛼 = − 0,5

• 𝛼 = 1200

• Didapatkan sudut penyalaan thyristor adalah saat 𝛼 = 1200

• Arus keluaran rata-rata didapatkan :


𝑉𝐷𝐶
• IDC = 𝑅

• Dengan mengingat bahwa :

• 𝑉𝐷𝐶 = 13,5 𝑉

• Dan didapatkan arus keluaran rata-rata :


𝑉𝐷𝐶 13,5
• IDC = 𝑅
= 10
= 1,35 A

• Sedangkan arus
keluaran rms dapat dihitung dengan menentukan tegangan rms terlebih dahulu, yaitu
:

𝑉𝑚 𝛼 sin 2𝛼
• 𝑉𝑟𝑚𝑠 = . √1 − +
√2 𝜋 2𝜋

2𝜋 2𝜋
• 𝑉𝑟𝑚𝑠 =
169,7
. √1 − ( 3 ) + sin 2( 3 )
√2 𝜋 2𝜋


169,7
• 𝑉𝑟𝑚𝑠 = . √0.1955
√2

• 𝑉𝑟𝑚𝑠 = 53,06 𝑉

• Sehingga, nilai arus keluaran rms yang didapatkan adalah :


𝑉𝑟𝑚𝑠 53,06
• Irms = = = 5,306 A
𝑅 10

Latihan Soal

Suatu konverter setengah gelombang satu fasa dan dioperasikan dengan sumber 120 V, 60
Hz dengan beban resistif dengan resistansi beban R = 15 Ω. Jika tegangan keluaran rata-
rata 50% dari tegangan keluaran rata-rata maksimum yang mungkin, hitunglah :

(a) sudut penyalaan,

(b) arus keluaran rata-rata dan rms.

Penyelesaian :

a) Diketahui bahwa untuk


menghitung tegangan keluaran rata-rata penyearah terkontrol adalah :

𝑉𝑚
𝑉𝐷𝐶 = (1 + cos 𝛼)
2𝜋

Dan, tegangan keluaran rata-rata maksimum didapatkan jika 𝛼 = 0𝑜 , sehingga dapat


dihitung:

𝑉𝑚
𝑉𝐷𝐶𝑚 = (1 + cos 𝛼)
2𝜋

• Dengan :

𝑉𝑚 = √2 . 120 = 169.7 𝑉

• Maka :

169,7
𝑉𝐷𝐶𝑚 = (1 + cos 0)
2𝜋
169,7
𝑉𝐷𝐶𝑚 = (1 + 1)
2𝜋
169,7
𝑉𝐷𝐶𝑚 =
𝜋

𝑉𝐷𝐶𝑚 = 54,017 𝑉

• Tegangan dc keluaran yang akan dicari sudut penyalaannya memiliki tegangan


keluaran rata-rata
1
𝑉𝐷𝐶 = 𝑉𝐷𝐶𝑚
2
1
𝑉𝐷𝐶 = 𝑥 54,017
2

𝑉𝐷𝐶 = 27,0085 𝑉
• Dari nilai ini, didapatkan :

𝑉𝐷𝐶 = 27,0085 𝑉

𝑉𝑚
27,0085 = (1 + cos 𝛼)
2𝜋
169,7
27,0085 = (1 + cos 𝛼)
2𝜋

27,0085 = 27.02(1 + cos 𝛼)

27,0085
= (1 + cos 𝛼)
27.02

0,9995 = (1 + cos 𝛼)

cos 𝛼 = 0,9995 − 1

cos−1 𝛼 = − 0,0051

𝛼 = 900

Didapatkan sudut penyalaan thyristor adalah saat 𝛼 = 90

b) Arus keluaran rata-rata didapatkan :

𝑉𝐷𝐶
IDC = 𝑅

• Dengan mengingat bahwa :

𝑉𝐷𝐶 = 27,0085 𝑉

• Dan didapatkan arus keluaran rata-rata :


𝑉𝐷𝐶 27,0085
IDC = 𝑅
= 15
= 1.8 A

• Sedangkan arus keluaran rms dapat dihitung dengan menentukan tegangan rms
terlebih dahulu, yaitu :

𝑉𝑚 𝛼 sin 2𝛼
𝑉𝑟𝑚𝑠 = . √1 − +
√2 𝜋 2𝜋

1𝜋 1𝜋
169,7 √ ( 2 ) sin 2( 2 )
𝑉𝑟𝑚𝑠 = . 1− +
√2 𝜋 2𝜋

169,7
𝑉𝑟𝑚𝑠 = . (0,7132)
√2
𝑉𝑟𝑚𝑠 = 85,587 𝑉

• Sehingga, nilai arus keluaran rms yang didapatkan adalah :


𝑉𝑟𝑚𝑠 85,587
Irms = 𝑅
= 15
= 5,706 A

Anda mungkin juga menyukai