Anda di halaman 1dari 18

PENGENALAN PABRIK

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA

Kelompok 9

1. Ega Assyifa Ghefirananda (061940411982)

2. M. Merlis Saipudin Malik (

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN TEKNIK ENERGI

JURUSAN TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Allah SWT karena
berkat rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah
Pengenalan Pabrik tentang “Pembangkit Listrik Tenaga Surya” ini tepat waktu. Makalah ini
dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Pengenalan Pabrik. Penulis membuat makalah
ini dengan sungguh-sungguh dan penuh semangat.
Tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen Pengenalan Pabrik 3EGB,
Bapak Ir. Sahrul Effendy A, M.T., yang telah memberikan ilmu, arahan, serta bimbingan dan
juga telah memberikan tugas ini kepada penulis. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada
semua orang yang terlibat dalam pembuatan makalah.
Penulis sangat berharap dengan adanya makalah ini dapat memberikan manfaat dan
edukasi. Namun, tidak dapat dipungkiri dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak
kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran membangun
dari pembaca untuk kemudian makalah ini dapat diperbaiki dalam pembuatan makalah
selanjutnya.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat
menambah wawasan kita semua.

Palembang, Januari 2021

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Energi listrik merupakan energi yang  digunakan untuk kepentingan sehari-hari. Terutama


alat – alat eletronik. Energi listrik merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui
(energi listrik PLN). Energi listrik sekarang ini sudah semakin menipis, untuk itu  harus
menggunakan energi listrik tersebut secara hemat dan efisien. Di dunia, terutama di Indonesia
pemerintah telah menyarankan agar masyarakat dapat menghemat listrik. Misalnya saja pada
siang hari  tidak perlu menyalakan lampu, mengganti lampu pijar dengan lampu hemat energi,
mengurangi pemakaian listrik dari pukul 17:00 hingga 22:00.

Indonesia adalah negara tropis yang hanya mengalami dua musim, panas dan hujan.
Matahari akan bersinar sepanjang tahun, meskipun pada musim hujan intensitasnya berkurang.
Kondisi iklim ini menyebabkan matahari dapat menjadi alternatif sumber energi masa depan di
Indonesia. Selain matahari, Indonesia juga mempunyai cadangan minyak dan gas bumi yang
relatif banyak. Sebagian telah dieksploitasi. Masalahnya minyak dan gas bumi adalah sumber
energi yang tidak terbaharui. Tanpa pemakaian yang bijaksana suatu saat sumber tersebut akan
habis.

Selain itu, pembakaran minyak dan gas bumi menimbulkan polusi udara. Ketika isu
lingkungan makin keras disuarakan oleh kelompok ‘hijau’, sumber energi yang ramah
lingkungan dan terbarui menjadi aset berharga. Apalagi penggunaan energy surya Indonesia saat
ini masih kurang dari 5% total pemakaian energi nasional. Kondisi bumi kita kian lama kian
mengenaskan karena tercemarnya lingkungan dari efek rumah kaca (green house effect) yang
menyebabkan global warming, hujan asam, rusaknya lapisan ozon hingga hilangnya hutan tropis.
Semua jenis polusi itu rata-rata akibat dari penggunaan bahan bakar fosil seperti minyak bumi,
uranium, plutonium, batu bara dan lainnya yang tiada hentinya. Padahal kita tahu bahwa bahan
bakar dari fosil tidak dapat diperbaharui, tidak seperti bahan bakar non-fosil.

Dengan kondisi yang sudah sedemikian memprihatinkan, gerakan hemat energi sudah
merupakan keharusan di seluruh dunia. Salah satunya dengan hemat bahan bakar dan
menggunakan bahan bakar dari non-fosil yang dapat diperbaharui seperti tenaga angin, tenaga
air, energi panas bumi, tenaga matahari, dan lainnya. Duniapun sudah mulai merubah tren
produksi dan penggunaan bahan bakarnya, dari bahan bakar fosil beralih ke bahan bakar non-
fosil, terutama tenaga surya yang tidak terbatas.

Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) akan lebih diminati karena dapat
digunakan untuk keperluan apa saja dan di mana saja : bangunan besar, pabrik, perumahan, dan
lainnya. Selain persediaannya tanpa batas, tenaga surya nyaris tanpa dampak buruk terhadap
lingkungan dibandingkan bahan bakar lainnya. Di negara-negara industri maju seperti Jepang,
Amerika Serikat, dan beberapa negara di Eropa dengan bantuan subsidi dari pemerintah telah
diluncurkan program-program untuk memasyarakatkan listrik tenaga surya ini. Tidak itu saja di
negara-negara sedang berkembang seperti India, Mongol promosi pemakaian sumber energi
yang dapat diperbaharui ini terus dilakukan.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa itu Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) ?


2. Apa saja komponen yang terdapat pada PLTS ?
3. Bagaimana prinsip kerja PLTS ?
4. Apa saja pembagian sistem pada PLTS ?
5. Bagaimana menyusun perencanaan kebutuhan sistem PLTS ?
6. Apa saja kelebihan dan kekurangan PLTS ?

1.3. Tujuan

1. Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pengenalan Pabrik


2. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai Pembangkit Listrik Tenaga Surya
3. Untuk mengetahui komponen apa saja yang tedapat pada PLTS
4. Untuk memahami prinsip kerja PLTS
5. Untuk mengetahui pembagian sistem pada PLTS
6. Untuk mengetahui bagaimana penyusunan perencanaan PLTS yang baik
7. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari PLTS
BAB II
PEMBAHASAN
(PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA)

2.1. Pembangkit Listrik Tenaga Surya

Pembangkit listrik tenaga surya atau disingkat PLTS adalah pembangkit listrik yang


mengubah energi surya menjadi energi listrik. Pembangkitan listrik bisa dilakukan dengan dua
cara, yaitu secara langsung menggunakan fotovoltaik dan secara tidak langsung
dengan pemusatan energi surya. Fotovoltaik mengubah secara langsung energi cahaya menjadi
listrik menggunakan efek fotoelektrik. Pemusatan energi surya menggunakan sistem lensa atau
cermin dikombinasikan dengan sistem pelacak untuk memfokuskan energi matahari ke satu titik
untuk menggerakan mesin kalor.
2.1.1. Pemusatan Energi Surya
Sistem pemusatan energi surya (concentrated solar power, CSP) menggunakan lensa atau
cermin dan sistem pelacak untuk memfokuskan energi matahari dari luasan area tertentu ke satu
titik. Panas yang terkonsentrasikan lalu digunakan sebagai sumber panas untuk pembangkitan
listrik biasa yang memanfaatkan panas untuk menggerakkan generator. Sistem cermin parabola,
lensa reflektor Fresnel, dan menara surya adalah teknologi yang paling banyak digunakan. Fluida
kerja yang dipanaskan bisa digunakan untuk menggerakan generator (turbin uap konvensional
hingga mesin Stirling) atau menjadi media penyimpan panas.
Ivanpah Solar Plant yang terletak di Gurun Mojave akan menjadi pembangkit listrik
tenaga surya tipe pemusatan energi surya terbesar dengan daya mencapai 377 MegaWatt. Meski
pembangunan didukung oleh pendanaan Amerika Serikat atas visi Barrack Obama mengenai
program 10000 MW energi terbarukan, namun pembangunan ini menuai kontroversi karena
mengancam keberadaan satwa liar di gurun.
2.1.2. Photovoltaic
          Energi surya atau matahari telah dimanfaatkan di banyak belahan dunia dan jika
dieksplotasi dengan tepat, energi ini berpotensi mampu menyediakan kebutuhan konsumsi energi
dunia saat ini dalam waktu yang lebih lama. Matahari dapat digunakan secara langsung untuk
memproduksi listrik atau untuk memanaskan bahkan untuk mendinginkan. Potensi masa depat
energi surya hanya dibatasi oleh keinginan  untuk menangkap kesempatan. Ada banyak cara
untuk memanfaatkan energi dari matahari. Tumbuhan mengubah sinar matahari menjadi energi
kimia dengan menggunakan fotosintesis.  memanfaatkan energi ini dengan memakan dan
membakar kayu. Bagimanapun, istilah “tenaga surya” mempunyai arti mengubah sinar matahari
secara langsung menjadi panas atau energi listrik untuk kegunaan . dua tipe dasar tenaga
matahari adalah “sinar matahari” dan “photovoltaic” (photo = cahaya,
voltaic = tegangan). Photovoltaic tenaga matahari melibatkan pembangkit listrik dari cahaya.
Rahasia dari proses ini adalah penggunaan bahan semi konduktor yang dapat disesuaikan untuk
melepas elektron, pertikel bermuatan negative yang membentuk dasar listrik.
Bahan semi konduktor yang paling umum dipakai dalam sel photovoltaic adalah silikon,
sebuah elemen yang umum ditemukan di pasir. Semua sel photovoltaic mempunyai paling tidak
dua lapisan semikonduktor seperti itu, satu bermuatan positif dan satu bermuatan negatif. Ketika
cahaya bersinar pada semi konduktor, lading listrik menyeberang sambungan diantara dua
lapisan menyebabkan listrik mengalir, membangkitkan arus DC.  Semakin kuat cahaya yang
diterima, semakin kuat pula aliran listik yang  didapatkan.  
Sistem photovoltaic tidak membutuhkan cahaya matahari yang terang untuk beroperasi.
Sistem ini juga membangkitkan listrik di saat hari mendung, dengan energi keluar yang
sebanding ke berat jenis awan. Berdasarkan pantulan sinar matahari dari awan, hari-hari
mendung dapat menghasilkan angka energi yang lebih tinggi dibandingkan saat langit biru
sedang yang benar-benar cerah.
Saat ini, sudah menjadi hal umum piranti kecil, seperti kalkulator,
menggunakan solar cell yang sangat kecil. Photovoltaic juga digunakan untuk menyediakan
listrik di wilayah yang tidak terdapat jaringan pembangkit tenaga listrik. Para peneliti telah
mengembangkan lemari pendingin, yang bernama Solar Chill yang dapat berfungsi dengan
energi matahari. Setelah dites, lemari pendingin ini akan digunakan oleh organisasi kemanusiaan
untuk membantu menyediakan vaksin di daerah tanpa listrik, dan oleh setiap orang yang tidak
ingin bergantung dengan tenaga listrik  untuk mendinginkan makanan mereka. Penggunaan
sel photovoltaic sebagai desain utama oleh para arsitek semakin meningkat. Sebagai contoh, atap
ubin atau slites solar dapat menggantikan bahan atap konvensional. Modul film yang fleksibel
bahkan dapat diintegrasikan menjadi atap vaulted, ketika modul semi transparan menyediakan
percampuran yang menarik antara bayangan dengan sinar matahari. Sel photovoltaic juga dapat
digunakan untuk menyediakan tenaga maksimum ke gedung pada saat hari di musim panas
ketika sistem AC membutuhkan energi yang besar, hal itu membantu mengurangi beban
maskimum elektrik. Baik dalam skala besar maupun skala kecil photovoltaic dapat
mengantarkan tenaga ke jaringan listrik, atau dapat disimpan dalam sel-nya.

2.2. Komponen Pembangkit Listrik Tenaga Surya

a. Panel Surya :
Berfungsi merubah cahaya matahari menjadi listrik. Bentuk moduler dari panel surya
memberikan kemudahan pemenuhan kebutuhan pemenuhan listrik untuk berbagai skala
kebutuhan.

Gambar 1. Panel surya

Komponen utama panel surya adalah modul yang merupakan unit rakitan beberapa sel
surya fotovoltaik. Untuk membuat modul fotovoltaik secara pabrikasi bisa menggunakan
teknologi kristal dan thin film. Modul fotovoltaik kristal dapat dibuat dengan teknologi yang
relatif sederhana, sedangkan untuk membuat sel fotovoltaik diperlukan teknologi tinggi. Modul
fotovoltaik tersusun dari beberapa sel fotovoltaik yang dihubungkan secara seri dan paralel.
Biaya yang dikeluarkan untuk membuat modul sel surya yaitu sebesar 60ari biaya total. Jadi, jika
modul sel surya itu bias diproduksi di dalam negeri berarti akan bisa menghemat biaya
pembangunan PLTS. Untuk itulah, modul pembuatan sel surya di Indonesia tahap pertama
adalah membuat bingkai (frame), kemudian membuat laminasi dengan sel-sel yang masih
diimpor.
Jika permintaan pasar banyak maka pembuatan sel dilakukan di dalam negeri. Hal ini
karena teknologi pembuatan sel surya dengan bahan silikon single dan poly cristal secara teoritis
sudah dikuasai. Dalam bidang fotovoltaik yang digunakan pada PLTS, Indonesia ternyata telah
melewati tahapan penelitian dan pengembangan dan sekarang menuju tahapan pelaksanaan dan
instalasi untuk elektrifikasi untuk pedesaan. Teknologi ini cukup canggih dan keuntungannya
adalah harganya murah,bersih, mudah dipasang dan dioperasikan dan mudah dirawat. Sedangkan
kendala utama yang dihadapi dalam pengembangan energi surya fotovoltaik adalah investasi
awal yang besar dan harga per kWh listrik yang dibangkitkan relatif tinggi, karena memerlukan
subsistem yang terdiri atas baterai, unit pengatur dan inverter sesuai dengan kebutuhannya.
b. Controller regulator
Controller regulator adalah alat elektronik pada system Pembangkit Listrik Tenaga Surya
(PLTS). Berfungsi mengatur lalu lintas listrik dari modul surya ke battery/accu (apabila
battery/accu sudah penuh maka listrik dari modul surya tidak akan dimasukkan ke battery/accu
dan sebaliknya), dan dari battery/accu ke beban (apabila listrik dalam battery/accu tinggal 20-
30%, maka listrik ke beban otomatis dimatikan.

Gambar 2. Controller regulator

c. Battrey ACCU
Berfungsi menyimpan arus listrik yang dihasilkan oleh Panel Surya (Solar Panel) sebelum
dimanfaatkan untuk menggerakkan beban. Beban dapat berupa lampu penerangan atau peralatan
elektronik dan peralatan lainnya yang membutuhkan listrik.
Gambar 3. Battrey ACCU

d. Inverter AC
Berfungsi merubah arus DC dari battrey ACCU 12 volt menjadi arus AC bertegangan
220V,arus yang di hasilkan oleh inverter sangatlah stabil, sehingga sudah tidak memerlukan alat
stabilizer lagi, serta aman dan berprotexion tinggi. Sangat fleksibel dalam penempatan Design
Pembangkit Listrik Tenaga Matahari yang praktis dan fleksibel.

Gambar 4. Inverter AC
2.3. Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Surya

Menurut Anya P. Damastuti, dalam cahaya matahari terkandung ystem dalam bentuk
foton. Pada siang hari modul surya menerima cahaya matahari yang kemudian diubah menjadi
listrik melalui proses fotovoltaik. Ketika foton ini mengenai permukaan sel surya, ysteme-
elektronnya akan tereksitasi dan menimbulkan aliran listrik. Prinsip ini di kenal sebagai prinsip
photoelectric. Sel surya dapat tereksitasi karena terbuat dari material semikonduktor; yang
mengandung ystem ystem. Silikon ini terdiri atas dua jenis lapisan sensitive : lapisan ysteme
(tipe-n) dan lapisan positif (ti pe-p). Listrik yang dihasilkan oleh modul dapat langsung
disalurkan ke beban ataupun disimpan dalam baterai sebelum digunakan ke beban: lampu, radio,
dll. Pada malam hari, dimana modul surya tidak menghasilkan listrik, beban sepenuhnya dicatu
oleh baterai. Demikian pula apabila hari mendung, dimana modul surya menghasilkan listrik
lebih rendah dibandingkan pada saat matahari benderang.
Secara skematis sistem PLTS digambarkan sebagai berikut :

Gambar 6. Skema Sistem PLTS

2.4. Sistem PLTS

Sistem PLTS berdasarkan aplikasi dan konfigurasinya, PLTS diklasifikasi menjadi dua
yaitu. Sistem PLTS yang tidak terhubung dengan jaringan (off-grid system), atau lebih dikenal
dengan sebutan PLTS berdiri sendiri (stand-alone), dan sistem PLTS terhubung dengan jaringan
(grid-connected system) atau lebih dikenal dengan sebutan PLTS On-grid. Sedangkan apabila
PLTS dalam penggunannya digabung dengan jenis pembangkit listrik lain disebut sistem hybrid.

2.4.1 Off Grid System


Off Grid System merupakan sistem pembangkit listrik alternatif untuk daerah - daerah
terpencil/pedesaan yang tidak terjangkau oleh jaringan PLN. Off Grid System disebut juga
Stand-Alone PV system yaitu sistem pembangkit listrik yang hanya mengandalkan energi
matahari sebagai satu-satunya sumber energi utama dengan menggunakan rangkaian
photovoltaik modul untuk menghasilkan energi listrik sesuai dengan kebutuhan.

Gambar Off Grid System

2.4.2 On Grid System


On Grid System menggunakan solar panel (panel photovoltaik) untuk menghasilkan
listrik yang ramah lingkungan dan bebas emisi. Dengan adanya sistem ini akan mengurangi
tagihan listrik rumah tangga, dan memberikan nilai tambah pada pemiliknya. Rangkaian sistem
ini akan tetap berhubungan dengan jaringan PLN dengan mengoptimalkan pemanfaatan energi
dari panel surya untuk menghasilkan energi listrik semaksimal mungkin.

Gambar On Grid System


2.4.3 Hybrid System
Hybrid System adalah penggunaan 2 sistem atau lebih pembangkit listrik dengan sumber
energi yang berbeda. Umumnya sistem pembangkit yang banyak digunakan untuk hybrid adalah
genset, PLTS, mikrohydro, tenaga angin. Sistem ini merupakan salah satu alternatif sistem
pembangkit yang tepat diaplikasikan pada daerah - daerah yang sukar dijangkau oleh sistem
pembangkit besar seperti jaringan PLN atau Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD). Sistem
hybrid ini memanfaatkan energi terbarukan sebagai sumber utama (primer) yang dikombinasikan
dengan genset atau lainnya sebagai sumber energi cadangan (sekunder).

Gambar Hybrid System

2.5. Perencanaan Kebutuhan Sistem PLTS


Sistem PLTS terdiri dari beberapa blok meliputi: panel surya, solar charge controller,
baterai, dan inverter. Dibawah ini  menunjukkan digram blok keseluruhan sistem.

(a) (b)
(d) Beban
Panel Solar
inverter
Surya Charge
Controll
er

(c)
Baterai

Gambar 5. Blok Diagram Sistem PLTS


Berdasarkan gambar diatas, dapat dijelaskan fungsi masing-masing blok diagram sebagai
berikut: (a) panel Surya adalah komponen PLTS yang fungsinya merubah cahaya matahari
menjadi energi listrik, (b) solar charge controller adalah komponen PLTS yang fungsinya
mengatur pengisian arus ke baterai dan mengatur arus yang diambil dari baterai ke beban, (c)
baterai adalah komponen PLTS yang fungsinya sebagai penyimpan tenaga listrik arus searah
(DC) dari tenaga surya sebelum dimanfaatkan untuk beban, dan (d) inverter adalah komponen
PLTS yang fungsinya mengkonversikan tegangan searah (DC) menjadi tegangan bolak balik
(AC).

Pembangkit   listrik   tenaga   surya   sangat   tergantung   kepada   sinar matahari,  maka
diperlukan perencanaan yang baik. Perencanaan kebutuhan PLTS dihitung dari sisi listrik yang
dihasilkan panel surya atau dari sisi listrik yang akan dipakai oleh beban. Perencanaan dari sisi
panel surya akan menghasilkan listrik yang penggunaannya pada sisi beban harus menyesuaikan
listrik yang dihasilkan panel surya, sedangkan perencanaan dari sisi beban penyesuaian terjadi
pada panel surya maksudnnya panel surya harus mampu menghasilkan listrik sesuai dengan
beban yang terpasang.

Perencanaan dari sisi beban langkah awalnya adalah menentukan jumlah daya yang
dibutuhkan dalam pemakaian sehari-hari (wattjam). Karena dengan menghitung besarnya daya
yang dibutuhkan, pihak perencana dapat mempersiapkan PLTS yang ideal sesuai dengan
kebutuhan beban. Setelah mendapat seluruh kebutuhan daya listrik, selanjutnya perhitungan
terhadap jumlah panel surya.

Kemudian adalah menentukan berapa banyak baterai yang digunakan. Untuk mengetahui
berapa daya yang mampu disimpan. Untuk mengetahui berapa banyak baterai yang digunakan,
harus ditentukan berapa daya yang dibutuhkan dalam pemakaian sehari-hari dan berapa lama
PLTS ini digunakan untuk mensuplai beban tanpa penyinaran matahari. Dengan begitu dapat
ditentukan berapa besar kapasitas dan banyaknya baterai yang dibutuhkan oleh PLTS.
Berikutnya pemilihan Solar Charge Controller (SCC).

Beban pada sistem PLTS mengambil energi dari baterai melalui SCC. Jadi tegangan kerja
SCC harus sama dengan tegangan pada baterai dan SCC harus dapat dilalui arus maksimal sesuai
dengan beban maksimal yang terpasang. Selanjutnya pemilihan inverter. Spesifikasi inverter
harus sesuai dengan SCC yang digunakan. Berdasarkan tegangan ystem dan perhitungan SCC,
maka tegangan masuk (input) dari inverter 12 VDC. Tegangan keluaran dari inverter yang
tersambung ke beban adalah 220 VAC. Arus yang mengalir melewati inverter juga harus sesuai
dengan arus yang melalui SCC.

Perencanaan dari sisi panel surya langkah awalnya adalah menentukan kapasitas panel
surya yang akan dipasang, selanjutnya adalah menentukan beban yang akan dipasang sesuai
dengan kapasitas panel surya yang terpasang, kemudian adalah menentukan berapa banyak
baterai yang digunakan. Untuk mengetahui berapa daya yang mampu disimpan. Untuk
mengetahui berapa banyak baterai yang digunakan, harus ditentukan berapa daya yang
dibutuhkan dalam pemakaian sehari-hari dan berapa lama PLTS ini digunakan untuk mensuplai
beban tanpa penyinaran matahari. Dengan begitu dapat ditentukan berapa besar kapasitas dan
banyaknya baterai yang dibutuhkan oleh PLTS.

Berikutnya pemilihan Solar Charge Controller (SCC). Beban pada sistem PLTS
mengambil energi dari baterai melalui SCC. Jadi tegangan kerja SCC harus sama dengan
tegangan pada baterai dan SCC harus dapat dilalui arus maksimal sesuai dengan beban maksimal
yang terpasang. Selanjutnya pemilihan inverter. Spesifikasi inverter harus sesuai dengan SCC
yang digunakan. Berdasarkan tegangan ystem dan perhitungan SCC, maka tegangan masuk
(input) dari inverter 12 VDC. Tegangan keluaran dari inverter yang tersambung ke beban adalah
220 VAC. Arus yang mengalir melewati inverter juga harus sesuai dengan arus yang melalui
SCC.

2.6. Kelebihan dan Kekurangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya

a. Kelebihan Energi Surya


 Tersedia bebas dan dapat diperoleh secara gratis di alam.
 Persediaan energi surya hampir tak terbatas, yang bersumber dari matahari (surya).
 Tanpa polusi dan emisi gas rumah kaca sehingga dapat mengurangi pemanasan global.
 Dapat dibangun di daerah terpencil karena tidak memerlukan transmisi energi maupun
transportasi sumber energi.
b. Kekurangan Energi Surya
 Secara umum membutuhkan investasi awal yang besar (mahal).
 Untuk mencapai efisiensi rata-rata yang tinggi, pada umumnya tipe sel surya memerlukan
permukaan areal yang luas. Oleh karenanya anda seringkali menjumpai panel-panel
fotovoltaik berbentuk persegi empat yang menyerupai lembaran papan kayu lapis.
 Efisiensi sel surya sangat dipengaruhi oleh polusi udara dan kondisi cuaca.
 Sel surya hanya mampu membangkitkan energi sepanjang siang hari saja.
 Pembuatan sel surya masih mahal.
Karena berbagai kekurangan tersebut, kemampuan sel surya dalam menghasilkan tenaga
listrik belum dapat mencapai efisiensi tertinggi. Tambahan pula sel-sel surya tersebut jika belum
dapat diproduksi sendiri maka harus diadakan dengan cara impor. Maka pemanfaatannya
menjadi lebih mahal dibandingkan dengan pemanfaatan energi fosil (minyak, gas dan batubara).
Saat ini biaya energi surya diperkirakan mencapai dua kali lipat biaya energi fosil.
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

3.2. Saran
Panel surya belum bisa menjadi energi alternatif bagi masyarakat Indonesia dikarenakan
biaya alat dan instalasinya yang  masih mahal. Oleh karena itu panel surya untuk saat ini lebih
cocok untuk digunakan pada instansi, kantor pemerintahan, sekolah atau badan – badan
pelayanan masyarakat. Dengan begitu meskipun terjadi pemadaman listrik, kegiatan pelayanan
masyarakat, belajar mengajar dan pemerintahan tidak mengganggu seperti yang sering dialami
sekarang ini.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Pembangkit_listrik_tenaga_surya#:~:text=Pembangkit%20listrik
%20tenaga%20surya%20atau,langsung%20dengan%20pemusatan%20energi%20surya.

https://sinta.unud.ac.id/uploads/dokumen_dir/ca22191338141d06c58798b16747597e.pdf

https://studylibid.com/doc/111703/pembangkit-listrik-tenaga-surya

https://www.academia.edu/9106342/
Pembangkit_Listrik_Tenaga_Surya_PLTS_Energi_Terbarukan

http://digilib.uinsgd.ac.id/15597/4/4_bab1.pdf

https://id.scribd.com/doc/125886545/Makalah-Pembangkit-Listrik-Tenaga-Surya-Pte-s1

Anda mungkin juga menyukai