Anda di halaman 1dari 19

ANALISIS SISTEM

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA PULAU SAUGI

KELOMPOK 3 :

Rizka Ananda Marwan (421 17 003)

Braymand Beril Leko (421 17 009)

Muh.Zulfikar Budi (421 17 012)

Nur Fauzi Pais (421 17 015)

Resky Tulfaidah (421 17 024)

2A D4 TEKNIK LISTRIK

PROGRAM STUDI D4 TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
2018 – 2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT sehingga

kami dapat menyelesaikan tugas skripsi mata kuliah Bahasa Indonesia dengan

judul “Analisis Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya Pulau Saugi” yang telah

kami lakukan.

Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan

pendidikan Diploma 4 di Jurusan Teknik Elektro Program Studi Teknik Listrik

Politeknik Negeri Ujung Pandang.

Rasa terima kasih yang dalam penulis ucapkan kepada semua pihak yang

telah membantu pelaksanaan tugas akhir ini.

1. Bapak Dr. Ir. Anshar selaku Direktur Politeknik Negeri Ujung Pandang.

2. Ibu Dr. Ir. Hafsah Nirwana, M.T, selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro

Politeknik Negeri Ujung Pandang.

3. Bapak Sofyan, S.T., M.T, selaku Ketua Program Studi D4 Teknik Listrik.

4. Bapak Ahmad Rosyid Idris S.T., M.T sebagai Pembimbing I dan Ibu

Kurniawati Naim, S.T., M.T sebagai Pembimbing II, yang telah mencurahkan

waktu dan kesempatannya untuk mengarahkan penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini..

5. Bapak dan Ibu yang tiada henti mendoakan untuk kelancaran skripsi ini.

6. Segenap Dosen dan Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri

Ujung Pandang.

ii
7. Teman-teman seperjuangan 2A D4 Teknik Listrik, yang telah menjadi bagian

suka duka selama perkuliahan.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini, masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

diharapkan demi peningkatan wawasan pengetahuan.

Semoga Tugas Skripsi ini dapat bermanfaat untuk semua pihak. Terima kasih

atas perhatiannya, semoga Allah SWT senantiasa memberikan perlindungan

kepada kita semua.

Makassar, April 2019

Penulis

iii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pembangkit energi fotovoltaik atau Pembangkit Listrik Tenaga Surya
(PLTS) adalah perangkat yang mengubah energi cahaya menjadi energi listrik
dengan menggunakan efek foto listrik. Sistem PLTS sebagai pembangkit listrik
diarahkan agar dapat dimanfaatkan oleh para pemakai daerah terpencil yang tidak
mungkin dijangkau oleh jaringan PLN.
Energi surya merupakan energi yang dapat dikonversikan menjadi energi
listrik untuk dimanfaatkan oleh manusia dalam memenuhi kebutuhan energi yang
sangat diperlukan pada masa-masa sekarang ini. Seperti yang telah kita sadari
bahwa negara Indonesia terletak pada daerah khatulistiwa yang kaya akan
pancaran energi matahari, sehingga kita dapat memanfaatkan kondisi tertentu
untuk membangkitkan energi listrik salah satunya melalui solar cell.
Pulau Saugi adalah gugusan pulau-pulau kecil dari kepulauan Spermonde,
yang berada dalam wilayah administratif Kabupaten Pangkep, Desa Mattiro Baji,
Kecamatan Liukang, Kelurahan Tupabbiring, yang terletak ±3 km dari daerah
pesisir. Luas wilayah 2,3 ha dan luas pemukiman 1,9 ha. Tidak tersedianya energi
listrik di pulau tersebut menyebabkan pulau tersebut agak terbelakang dari segi
perekonomian. PLTS pada Pulau Saugi hanya menyuplai pada rumah ibadah,
bagan apung, dan kapal penangkap ikan.
Sebelum adanya PLTS di Pulau Saugi, khususnya pada rumah ibadah, bagan
apung, dan kapal penangkap ikan hanya menggunakan generator yang mereka beli
sendiri. Generator itu dinyalakan dari pukul 6 sore sampai 10 malam, kecuali hari
minggu generator dijalankan dari pukul 7 pagi sampai 4 sore dan malamnya
seperti biasa. Mereka menyewa dengan harga Rp 20.000/bulan atau Rp
4.000/lampu/bulan hanya untuk penerangan dengan beberapa lampu pijar tanpa
beban peralatan elektronik, suatu hal yang tidak efisien untuk dipergunakan dalam
jangka panjang.

1
PLTS digunakan sebagai energi terbarukan yang murah, mudah, dan yang
paling penting adalah ramah lingkungan. Hasil pemanfaatan energi surya tidak
menghasilkan limbah industri yang menyebabkan kerusakan pada peralatan atau
menurunkan masa lifetime peralatan tersebut. Instalasi dan pemeliharaan panel
surya termasuk mudah sehingga pengelola mampu melakukan maintenance
sendiri untuk panel surya tersebut.
Dengan adanya pemanfaatan energi surya yang telah dilaksanakan dapat
memenuhi kebutuhan listrik Pulau Saugi. Namun, bagian yang penting dalam
sebuah pembangkit adalah sistem, di mana sistem berhubungan dengan
komponen-komponen lainnya. Dalam sebuah sistem tentunya memiliki
permasalah atau gangguan yang tidak dapat diprediksi yang dapat menyebabkan
sistem tersebut tidak berfungsi secara optimal.
Penulis akan mengangkat penelitian yang berkenaan dengan sistem yang
terdapat dalam sistem operasional PLTS di Pulau Saugi. Pada penelitian ini
penulis mengangkat judul “Analisis Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya
Pulau Saugi” karena penulis ingin mengetahui sistem PLTS Pulau Saugi untuk
mencegah terjadinya kerusakan dan apabila terjadi kerusakan dapat diatasi dengan
baik oleh pengelola PLTS Pulau Saugi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang ada maka rumusan masalah yang
timbul dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
Bagaimana sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya Pulau Saugi ?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini antara lain :


Mengetahui sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya Pulau Saugi.

2
1.4 Manfaat Penelitian

Melalui skripsi yang berjudul “Analisis Sistem Pembangkit Listrik Tenaga


Surya Pulau Saugi”, penulis mengharapkan beberapa manfaat yang dapat berguna.
Manfaat yang diharapkan penulis antara lain :
1. Memberikan masukan kepada pengelola dan masyarakat Pulau Saugi mengenai
hal-hal yang terjadi pada sistem PLTS Pulau Saugi.
2. Penulis mampu menganalisis sistem yang ada pada PLTS Pulau Saugi.
3. Penulis mampu mengaplikasikan ilmu yang telah didapat selama proses
perkuliahan pada saat menganalisis sistem PLTS Pulau Saugi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

3
2.1 Pengertian Pembangkit dan Energi

Pembangkit adalah bagian dari alat industri yang digunakan untuk


memproduksi dan membangkitkan tenaga listrik dari berbagai sumber tenaga.
“ energi adalah tenaga, atau gaya untuk berbuat sesuatu.” (W.J.S. Purwadarminta
dalam buku Energi, 1976 : 27). Definisi ini merupakan perumusan yang lebih luas
daripada pengertian-pengertian mengenai energi yang pada umumnya dianuit di
dunia ilmu pengetahuan. Dalam pengertian sehari-hari energi dapat didefinisikan
sebagai kemampuan untuk melakukan suatu pekerjaan.

2.2 Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)

Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) adalah pembangkit listrik yang


mengubah energi surya menjadi energi listrik. (Kadir, A, dalam buku Energi
Sumberdaya, Inovasi, Tenaga Listrik, dan Potensi Ekonomi, Penerbit Universitas
Indonesia, 2010). Pembangkitan listrik bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu
secara langsung menggunakan fotovoltaic dan secara tidak langsung dengan
pemusatan eneri surya. Fotovoltaic mengubah secara langsung energi cahaya
menjadi listrik menggunakan efek fotoelectric. Pemusatan energi surya
menggunakan sistem lensa atau cermin dikombinasikan dengan sistem pelacak
untuk memusatkan energi matahari ke satu titik untuk menggerakan mesin kalor.
(Jatmiko, 2011). Komponen utama dari sistem PLTS yaitu:

1. Panel surya
2. Kontroler
3. Baterai
4. Inverter

Susunan diagram DC dan AC sistem PLTS dapat dilihat pada gambar ini :

4
Gambar 1. Diagram sistem PLTS
(Sumber : /https://tenagamatahari.wordpress.com/beranda/konsep-kerja-sistem-
plts/)

2.3 Prinsip Kerja Komponen PLTS

2.3.1 Panel Surya

Sel surya atau juga sering disebut fotovoltaic adalah divais yang mampu
mengonversi langsung cahaya matahari menjadi listrik. Sel surya bisa disebut
sebagai pemeran utama untuk memaksimalkan potensi sangat besar energi cahaya
matahari yang sampai ke bumi, selain digunakan untuk menghasilkan listrik,
energi dari matahari juga bisa dimaksimalkan energi panasnya melalui sistem
solar termal.

Sel surya konvensional bekerja menggunakan prinsip p-n junction, yaitu


junction antara semikonduktor tipe-p dan tipe-n. Semikonduktor ini terdiri dari
ikatan-ikatan atom yang terdapat elektron sebagai penyusun
dasar. Semikonduktor tipe-n mempunyai kelebihan elektron (muatan
negatif), sedangkan semikonduktor tipe-p mempunyai kelebihan hole (muatan
positif) dalam struktur atomnya. Kondisi kelebihan elektron dan hole tersebut
bisa terjadi dengan mendoping material dengan atom dopant. Sebagai contoh
untuk mendapatkan material silikon tipe-p, silikon didoping oleh atom boron,

5
sedangkan untuk mendapatkan material silikon tipe-n, silikon didoping oleh atom
fosfor.

Peran dari p-n junction ini adalah untuk membentuk medan listrik sehingga
elektron dan hole bisa diekstrak oleh material kontak untuk menghasilkan listrik.
Ketika semikonduktor tipe-p dan tipe-n terkontak, maka kelebihan elektron akan
bergerak dari semikonduktor tipe-n ke tipe-p sehingga membentuk kutub positif
pada semikonduktor tipe-n, dan sebaliknya kutub negatif pada semikonduktor
tipe-p. Akibat dari aliran elektron dan hole ini maka terbentuk medan listrik yang
mana ketika cahaya matahari mengenai susuna p-n junction ini maka akan
mendorong elektron bergerak dari semikonduktor menuju kontak negatif, yang
selanjutnya dimanfaatkan sebagai listrik, dan sebaliknya hole bergerak menuju
kontak positif menunggu elektron datang. (Visnu Semara Putra, 2015).

2.3.2 Kontroler

Kontroler adalah suatu komponen, alat, atau peralatan (terdiri dari mekanis,
pneumatik, hidrolik, elektronik atau gabungan darinya) yang mampu mengolah
data masukan dari membandingkan respons tanaman (hasil pembacaan dari pabrik
pembaruan) dan referensi yang dikehendaki untuk digunakan sebagai data
permintaan atau disebut kontrol sinyal. (Visnu Semara Putra, 2015).

2.3.3 Baterai

Baterai adalah alat untuk menyimpan muatan listrik. Jadi, pada saat sel
surya mengkonversikan energi cahaya matahari menjadi energi listrik, energi
listrik tersebut kemudian disimpan pada baterai yang kemudian akan digunakan.
Baterai adalah alat penyimpanan energy yang diisi oleh aliran DC dari panel
surya. Di samping menyimpan tenaga DC, aki juga befungsi mengubah energy
kimia menjadi aliran listrik. (Asri, Pauzan, dalam buku Perancangan Simulasi
Pembangkit Listrik Energi Terbarukan Sebagai Energi Alternatif,” Makassar,
2018).

6
Pada umumnya, hanya dua jenis aki yang diketahui yaitu, aki primer dan aki
sekunder. Baterai ABC adalah salah satu contoh alat penyimpanan energi primer.
Baterai primer ini biasanya tidak bias dicas ulang. Baterai sekunder adalah baterai
yang bias diisi kembali, contohnya aki merek Yuasa yang terpasang pada
kendaraan bermotor. Untuk sistem PLTS, hanya aki sekunder yang sering
digunakan. Tanpa menggunakan aki, suplai aliran listrik sumber surya ke alat-alat
pemakaian listrik akan berhenti pada malam hari atau ketika sinar matahari lenyap
karena ditutupi oleh awan. (Rafael Sianipar, 2014).

2.3.4 Inverter

Inverter adalah perangkat yang digunakan untuk mengubah arus DC dari sel
surya dan baterai menjadi arus AC dengan tegangan 220 Volt yang kemudian
akan digunakan pada listrik komersial seperti lampu dan televisi. Alat ini
diperlukan untuk PLTS karena menyangkut instalasi kabel yang banyak dan
panjang. Apabila beban bukan untuk instalasi rumah, misalnya hanya untuk
menghidupkan satu lampu atau alat dengan voltase 12 Volt Direct current (VDC)
dan tidak menggunakan kabel yang panjang seperti penerangan jalan umum
inverter tidak diperlukan.

Apabila jumlah beban banyak dan kabel panjang dan ettap menggunakan
tegangan 12 Volt DC tanpa menggunakan inverter maka adak terdapat rugi-rugi
daya dan listrik yang hilang (losses). Selain itu penggunakan inverter dirasa
penting karena akan mengubah arus menjadi arus yang sama pada PLN sehingga
tidak perlu memodifikasi kembali instalasi yang ada dirumah. Inverter terbaik
dalam mengaplikasikan solar sel sistem adalah inverter pure sine wave
yang mempunyai bentuk gelombang sineus murni seperti listrik dari PLN. Bentuk
gelombang ini merupakan bentuk paling ideal untuk peralatan elektronik pada
umumnya sehingga tidak akan menyebabkan kerusakan.

Inverter mengubah arus searah (DC) dari panel surya (on-grid) maupun
baterai atau aki (off-grid) menjadi arus bolak balik layaknya jaringan PLN sebuah
inverter berkualitas baik akan memiliki oksigen yang lebih tinggi sehingga akan

7
memaksimalkan listrik yang di hasilkan model inverter haruslah tepat untuk
sebuah sistem PLTS. Inverter adalah Rangkaian elektronika daya yang digunakan
untuk mengkonversikan tegangan searah (DC) ke suatu tegangan bolak-balik
(AC). Ada beberapa topologi inverter yang ada sekarang ini, dari yang hanya
menghasilkan tegangan keluaran kotak bolak-balik (push-pull inverter) sampai
yang sudah bisa menghasilkan tegangan sinus murni (tanpa harmonisa). Inverter
satu fasa, tiga fasa sampai dengan multifasa dan ada juga yang namanya inverter
multilevel (kapasitor split, diode clamped dan susunan kaskade).
Ada beberapa cara teknik kendali yang digunakan agar inverter mampu
menghasilkan sinyal sinusoidal, yang paling sederhana adalah dengan cara
mengatur keterlambatan sudut penyalaan inverter di tiap lengannya. (Visnu
Semara Putra, 2015).

Gambar 2 Inverter sinyal sinusoidal


(Sumber : https://tenagasurya.weebly.com/penjelasan-plts.html)

Cara yang paling umum digunakan adalah dengan modulasi lebar pulsa
(PWM). Sinyal kontrol penyaklaran di dapat dengan cara membandingkan sinyal
referensi (sinusoidal) dengan sinyal carrier (digunakan sinyal segitiga). Dengan
cara ini frekuensi dan tegangan fundamental mempunyai frekuensi yang sama
dengan sinyal referensi sinusoidal.

8
Dalam industri, inverter merupakan alat atau komponen yang cukup banyak
digunakan karena fungsinya untuk mengubah listrik DC menjadi AC. Meskipun
secara umum kita menggunakan tegangan AC untuk tegangan masukan dari
inverter tersebut. Inverter digunakan untuk mengatur kecepatan motor-motor
listrik atau bisa disebut converter drive. Dengan menggunakan inverter, motor
listrik menjadi variable speed. Kecepatannya bisa diubah-ubah atau diatur sesuai
dengan kebutuhan. Inverter seringkali disebut sebagai Variabel Speed Drive
(VSD) atau Variable Frequency Drive (VFD). Pada dunia otomatisasi industri,
inverter sangat banyak digunakan. Aplikasi ini biasanya terpasang untuk proses
linear (parameter yang bisa diubah-ubah). Linearnya seperti grafik sinus, atau
untuk sistem axis (servo) yang membutuhkan putaran atau aplikasi yang presisi.

Prinsip kerja inverter adalah mengubah input motor (listrik AC) menjadi
DC dan kemudian dijadikan AC lagi dengan frekuensi yang dikehendaki sehingga
motor dapat dikontrol sesuai dengan kecepatan yang diinginkan. Fungsi inverter
adalah untuk mengubah kecepatan motor AC dengan cara mengubah Frekuensi
outputnya dan jumlah kutub jika sebelumnya banyak menggunakan sistem
mekanik, kemudian beralih ke motor slip maka saat ini banyak menggunakan
semikonduktor. Tidak seperti softstarter yang mengolah level tegangan, inverter
menggunakan frekuensi tegangan keluaran untuk mengatur kecepatan motor pada
kondisi ideal (tanpa slip). Mengubah kecepatan motor dengan Inverter akan
membuat:
a. Torsi lebih besar.
b. Presisi kecepatan dan torsi yang tinggi.
c. Kontrol beban menjadi dinamis untuk berbagai aplikasi motor.
d. Dapat berkombinasi dengan PLC (Programmable Logic Control) untuk
fungsi otomasi dan regulasi.
e. Menghemat energi.
f. Menambah kemampuan monitoring.
g. Hubungan manusia dengan mesin (interface) lebih baik.

9
h. Sebagai pengaman dari motor, mesin (beban) bahkan proses dan lain-lain.

Semakin besar daya motor maka makin besar torsi yang dihasilkan dan makin
kuat motor menggerakkan beban, Torsi dapat ditambah dengan menggunakan
gear box (cara mekanis) dan inverter (cara elektronik).
a. Dinamika gerakan rendah (tidak memungkinkan gerakan beban yg kompleks.
b. Motor sering overload (motor rusak atau thermal overload relay trip).
c. Hentakan mekanis (mesin/beban rusak, perlu perawatan intensif).
d. Lonjakan arus (motor rusak atau breaker trip).
e. Presisi dalam proses hilang
f. Proteksi tidak terjamin (n = 120f/p)
keterangan : n = putaran per menit.

Proses di industri sering kali memerlukan tenaga penggerak dari motor listrik
yang perlu diatur kecepatan putarnya untuk menghasilkan torsi dan tenaga yang
diinginkan. Torsi adalah gaya putar yang dihasilkan oleh motor listrik untuk
memutar beban. Kelebihan torsi (over torque) terjadi jika torsi beban lebih besar
dari torsi nominal, pada 80% aplikasi terjadi pada saat kecepatan rendah atau saat
start awal. Peranan inverter dalam proses suatu industri cukup penting. Karena
dalam proses di industri sering kali memerlukan tenaga penggerak dari motor
listrik yang perlu diatur kecepatan putarnya untuk menghasilkan torsi dan
tenaga/daya yang diinginkan.

Adapun faktor dan sistem pengoperasian sel surya, antara lain:


1. Faktor Pengoperasian Sel Surya
Beberapa faktor dari pengoperasian sel surya agar mendapatkan nilai yang
maksimum sangat tergantung pada:
1. Ambient air temperature.
2. Radiasi solar matahari (insolation).
3. Kecepatan angin bertiup.
4. Keadaan atmosfir bumi.

10
5. Orientasi panel kearah matahari secara optimum.
6. Posisi letak sel surya terhadap matahari (tilt engle).
2. Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya
Secara garis besar sistem kelistrikan tenaga surya dapat dibagi menjadi :
a. Sistem Terintegrasi
Keuntungan dari sistem ini adalah tidak diperlukan lagi baterai. Biaya
baterai dapat dikurangi. Selain dari itu bagi rumah atau kantor yang memasang
solar panel, mereka akan mendapatkan keuntungan dengan penjualan listrik.
b. Sistem Independensi
Selain sistem terintegrasi yang diterangkan di atas terdapat pula sistem
independensi yang merupakan sistem yang selama ini banyak dipakai.Sistem
independensi dapat dibagi lagi yaitu yang dihubungkan dengan DC load dan yang
dihubungkan dengan AC load.Dalam pemasangannya, sel surya dapat dibedakan
menjadi:
1. Tipe stand-alone, Dimana tipe ini biasanya digunakan untuk beban listrik
terisolasi atau di daerah terpencil, dengan kapasitas kecil.
2. Tipe isolated grid, tipe ini biasanya digunakan untuk beban listrik besar
terisolasi dan terkonsentrasi, bisa dikombinasikan dengan sumber energi
lain dalam operasi hybrid.
3. Tipe grid connected, tipe ini digunakan pada daerah yang telah memiliki
sistem jaringan listrik komersial dan sistem langsung output energi surya
dalam jaringan listrik.
3. Perhitungan Kapasitas PLTS
Dibawah ini perhitungan dilakukan untuk menetukan kapasitas dari suatu
pembangkit listrik tenaga surya:
1. Menentukan Beban Total dalam Watt Hour (Wh).
EB = Wtot x lama penggunaan PLTS
EB = beban total (Wh)
Wtot = daya reaktif (W)
2. Beban Sistem Yang disuplai
EA = 33,3 % x EB

11
EA = beban sistem (Wh)
EB = beban total (Wh)
3. Menentukan jam Matahari Ekivalen
(Equivalent Sun Hours, ESH) terburuk jam matahari ekivalen suatu tempat
ditentukan berdasarkan peta insolasi matahari dunia yang dikeluarkan oleh
Solarex (Solarex,1996). Berdasarkan peta insolasi matahari dunia, diperoleh: ESH
untuk Wilayah Katulistiwa = 4,5.

4. Asumsi rugi-rugi (losses).


Asumsi rugi-rugi (losses) pada sistem dianggap sebesar 15%, karena
keseluruhan komponen sistem yang digunakan masih baru (Mark Hankins, 1991:
68). Total energi (ET) sistem yang disyaratkan adalah sebesar
ET = EA + rugi-rugi sistem
ET = energi sistem (Wh)
5. Perhitungan Kapasitas Modul Surya
Kapasitas modul surya = ET x factor penyusunan / isolasi matahari
6. Menentukan Kapasitas Baterai untuk Waktu Cadangan Yang Dianjurkan
(Cb)
Ah = ET / VS
Ah = kuat arus per jam (Ah)
ET = energi sistem (Wh)
Vs = tegangan sistem baterai (V)
7. Perhitungan besar arus Battery Charge Regulator (BCR)
I maks = P maks / Vs
8. Perhitungan kapasitas inverter
Jika Inverter yang dipakai adalah kapasitasnya sama dengan daya
maksimal modul surya. Maka perhitungannya sama dengan perhitungan kapasitas
daya modul surya.

12
BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), yang
terletak di Kecamatan Liukang, Kabupaten Pangkep, Provinsi Sulawesi Selatan.
Penelitian dan pengambilan data selama dua bulan yang dilakukan pada bulan
April sampai Mei 2019.

3.2 Prosedur Penelitian


Prosedur penelitian yang dilakukan peneliti mengikuti langkah-langkah yang
terstruktur dan sistematis agar dalam menganalisis sistem PLTS Pulau Saugi
dengan baik dan benar. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dapat dilihat
pada Gambar 3.

Gambar 3. Bagan alur proses penelitian

13
Pada Gambar 3 dapat dijelaskan teknik sampling yang akan dilakukan
sebagai berikut :
a. Studi literatur dilakukan dengan mempelajari buku-buku, e-book, jurnal,
dan laporan sebagai penunjang dalam penyusunan skripsi
b. Observasi dan pengumpulan data dilakukan untuk memudahkan proses
penelitian. Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Data Layout PLTS Pulau Saugi
2. Data keadaan panel surya Pulau Saugi
3. Data hasil energi yang dihasilkan selama tahun 2016 dan 2017
4. Data waktu operasi selama tahun 2016 dan 2017
5. Data waktu perawatan selama tahun 2016 dan 2017
6. Data waktu gangguan selama tahun 2016 dan 2017.
c. Pengolahan data dilakukan setelah data yang dilakukan telah lengkap,
data diolah dengan mengacu pada tinjauan pustaka. Proses pengolahan
data yang dilakukan, yaitu:
1. Mengumpulkan data-data yang diperukan
2. Mengolah data dengan menggunakan rumus
3. Hasil yang diperoleh dari rumus kemudian dibandingkan dengan data
nyata sehingga dapat diperoleh hasil energi dan efisiensi pada PLTS.
d. Dari proses pengolahan data didapatkan hasil dan pembahasan,
sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai hasil analisis.

3.3 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini secara
sistematis adalah sebagai berikut:
1. Studi Literatur
Mahasiswa menggunakan literatur yang bisa memperkuat isi tulisan seperti
buku, jurnal, halaman web, dan berbagai literatur lain yang berkaitan dengan ilmu
pengetahuan tentang Pembangkit Listrik Tenaga Surya Pulau Saugi.

14
2. Observasi
Penulis melakukan kunjungan atau pengamatan langsung pada PLTS Pulau
Saugi, untuk mengetahui kondisi sistem PLTS Pulau Saugi dan mendapatkan
data-data yang akan dianalisis mengenai sistem PLTS Pulau Saugi yang
diperlukan dan informasi penting lainnya dalam penyusunan tugas ini.
3. Wawancara
Pada pengumpulan data penulis mengadakan tatap muka atau wawancara
secara langsung dengan pengelola dan masyarakat yang mempunyai pengetahuan
mengenai PLTS Pulau Saugi.

3.4 Analisis Data


Analisis data yang penulis gunakan dalam penelitian ini merujuk pada tujuan
penelitian yang telah dirumuskan. Berdasarkan tujuan penelitian, maka analisis
data yang digunakan adalah analisis data kualitatif dan kuantitatif , yaitu :
1. Mengamati secara langsung sistem PLTS Pulau Saugi
2. Memasukkan data yang diperoleh pada sistem PLTS Pulau Saugi lalu
memasukannya pada rumus yang digunakan
3. Menghitung energi yang dihasilkan secara teori yang merupakan standar
yang perlu dicapai sel surya, diperoleh dari spesifikasi komponen (Panel
Surya)
4. Membandingkan hasil teori dengan hasil nyata, dari perbandingan
tersebut dapat diperoleh efisiensi energi pada PLTS Pulau Saugi
5. Menghitung nilai persentase waktu operasi, waktu perawatan dan waktu
gangguan. Hasil perhitungan yang didapat merupakan hasil kinerja
operasi yang akan menentukan tingkat keandalan sistem tenaga listrik.
6. Menyajikan data yang sudah diperoleh dalam bentuk tabel dan grafik.

15
DAFTAR PUSTAKA

Asri, Pauzan., “Perancangan Simulasi Pembangkit Listrik Energi Terbarukan


Sebagai Energi Alternatif,” Makassar, 2018.

Jatmiko, 2011.

Kadir, A., “Energi Sumberdaya, Inovasi, Tenaga Listrik, dan Potensi Ekonomi,”
Penerbit Universitas Indonesia, 2010.

Rafael Sianipar, 2014.

Rahma, Aulia W., “Evaluasi Kinerja Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro


Bungin Kecamatan Bungin Kabupaten Enrrekang Provinsi Sulawesi Selatan,”
Makassar, 2018.

Visnu Semara Putra, 2015.

W.J.S. Purwadarminta “Energi,” 1976 : 27

/https://tenagamatahari.wordpress.com/beranda/konsep-kerja-sistem-plts/

https://tenagasurya.weebly.com/penjelasan-plts.html

16

Anda mungkin juga menyukai