Anda di halaman 1dari 7

SISTEM LISTRIK MEMANFAATKAN ENERGI RADIASI

MATAHARI

Disusun oleh Kelompok 4 :


 Aisyah Devanda
 Denia Mika song janan
 Martha Novita
 Kezia Permata Baginda
 Sukainah
DAFTAR ISI

BAB I …………………………………………………………………………..
1.1 Latar belakang …………………………………………………………
1.2 Tujuan penelitian………………………………………………………
BAB II …………………………………………………………………………..
1.1 Teori dasar……………………………………………………………….
BAB III…………………………………………………………………………...
1.1 Pembahasan…………………………………………………………….
BAB IV…………………………………………………………………………..
1.1 Kesimpulan……………………………………………………………...

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pembangkit listrik tenaga surya(Photovoltaic Farm) adalah pembangkit


listrik yang mengubah energi surya menjadi energi listrik.Photovoltaic mengubah
secara langsung energi cahaya menjadi listrik menggunakan efek
fotoelektrik.Photovoltaic merupakan salah satu distributed generation (DG) yang
bersumberkan energi terbarukan dengan memanfaatkan teknologi dalam
mengubah sinar matahari untuk menghasilkan energi listrik, sekumpulan panel
surya berskala besar yang dirancang untuk memasok tegangan kedalam
jaringan listrik merupakan Photovoltaic Farm.

PLTS memiliki tiga tipe berdasarkan sistemnya. Tipe pertama yaitu PLTS Solar Thermal,
pembangkit listrik ini memanfaatkan energi panas matahari untuk menggerakan heat engine,
yaitu suatu sistem yang menggubah energi panas menjadi energi gerak (kerja), energi gerak
yang digunakan untuk memutar generator sehingga menghasilkan listrik. Jenis PLTS yang kedua
yaitu On Grid, jenis PLTS ini tidak menggunakan energy power (penyimpanan arus listrik) yang
dihasilkan oleh modul surya, namum jenis on grid hanya bisa berfungsi bila telah ada jaringan
listrik seperti PLN. Terakhir adalah PLTS Off Grid (terpusat), PLTS ini merupakan sistem
pembangkit listrik yang hanya mengandalkan energi matahari sebagai satu-satunya sumber
energi listrik yang bisa disebut juga sistem independen. Energi listrik yang dihasilkan oleh panel
surya dapat digunakan langsung ke beban untuk kebutuhan listrik yang ada dan selebihnya akan
disimpan ke dalam baterai untuk dijadikan sebagai cadangan energy.
1.2 Tujuan Penelitian

1.Mengetahui dampak pengaruh gangguan pada sistem kelistrikan akibat


karakteristik intermittency pembangkit listrik Tenaga Surya (PLTS), sesuai
dengan aturan jaringan sistem tenaga listrik Jawa-Madura-Bali.
2. Mensimulasikan dan menganalisis dampak yang disebabkan oleh karakteristik
intermittency pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) pada sistem kelistrikan.
BAB II

1.1 Teori Dasar

Pembangkit listrik tenaga surya adalah pembangkit listrik yang mengubah


energi surya menjadi energi listrik. Pembangkitan listrik dengan energi surya
dapat dilakukan secara langsung menggunakan fotovoltaik, atau secara tidak
langsung dengan pemusatan energi surya. Panel surya juga adaalah sebuah
alat yang terdiri dari sel surya yang terbuat dari bahan semikonduktor untuk
mengubah energi surya menjadi energi listrik. Prinsip kerjanya didasari oleh
pertemuan semikonduktor jenis P dan semikonduktor jenis N.

Pembangkit listrik dengan sumber energi dari PLTS pertama di Indonesia


adalah Provinsi Bali, tepatnya di Kabupaten Karangasem dan Kabupaten
Bangli.

PLTS dibuat agar lebih efisien dan lebih murah sehingga bisa dimanfaatkan
untuk menghasilkan listrik di rumah dan bisnis mereka. Pada tahun 2021,
harga PLTS di pasaran Indonesia berkisar antara Rp 500.000 hingga
puluhan juta, tergantung merek dan watt peak (WP) yang dihasilkan

Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) adalah mengubah (konversi) energi


elektromagnetik dari sinar matahari menjadi energi listrik. Konversi ini terjadi
pada panel surya yang terdiri dari sel-sel surya. Energi listrik yang dihasilkan
PLTS berbentuk DC (Direct Current).Prinsip kerja PLTS bisa dilakukan
dengan dua cara, yaitu secara langsung menggunakan fotovoltaik dan
secara tidak langsung dengan pemusatan energi surya. Fotovoltaik
merupakan mekanisme mengubah secara langsung energi cahaya menjadi
listrik menggunakan efek fotoelektrik.
BAB III

PEMBAHASAN

 Yang menjadi alasan utama sehingga perlu penerapan PLTS yaitu,PLTS mampu
mengolah foton matahari dan mengubahnya menjadi energi listrik. Listrik ini yang
kemudian bisa dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari untuk menyalakan
peralatan elektronik dan sebagainya. PLTS juga ramah lingkungan sehingga
ekosistem bumi bisa lebih terjaga.

 Kelebihan pembangkit listrik tenaga matahari adalah tidak merusak lingkungan,


merngurangi dampak globalisasi, dan tidak akan habis meski digunakan terus
menerus. PLTS ini bermanfaat sebagai pembangkit listrik dan menjaga
kebersihan lingkungan dengan meminimalisir jumlah sampah, dan mengurangi
emisi gas karbon. Saat ini penerapan PLTS ini sudah direalisasikan di beberapa
kota di Indonesia. PLTS adalah pembangkit listrik yang menggunakan bahan
utama sampah. Kekurangannya adalah biaya yang dibutuhkan untuk panel surya
mahal dan panas matahari hanya ada di musim tertentu.

 Cara kerjanya juga, sederhananya ketika sel surya menyerap cahaya, maka
akan ada pergerakan antara elektron di sisi positif dan negatif. Adanya
pergerakan ini menciptakan arus listrik sehingga dapat digunakan sebagai energi
bagi alat-alat elektronik.

 Dampak positif dari panel surya yaitu


1. mengurangi polusi udara
2. menghasilkan energi biaya yang murah
3. tidak menimbulkan polusi suara

 Dampak negatif dari panel surya yaitu


1. panel surya dapat berbahaya bagi lalu lintas karena tidak menyerap sinar
matahari secara meluruh
2. dapat mengurangi pasokan air yang ada
3. panel surya bersifat beracun Karen proses pembuatan nya menggunakan
bahan beracun seperti polysilicon
BAB IV

KESIMPULAN

PLTS banyak digunakan berbagai masyarakat karen punya banyak manfat untuk
sehari hari untuk menyalakan peralatan listrik . selain itu ramah lingkugan. Tetapi
juga punya kelebihan, kekurangan, dan juga dampak positif dan dampak
negative
DAFTAR PUSTAKA

https://etheses.uinsgd.ac.id/15597/4/4_bab1.pdf
https://id.wikipedia.org/wiki/Pembangkit_listrik_tenaga_surya
https://kumparan.com/narsihsukmawati/pembangkit-solar-panel-pertama-di-
indonesia-1z54wWQRO9B

penemu plts pada tahun 1839 oleh  Edmund Becquere di prancis , dan juga PLTS terbesar
di Indonesia yaitu PLTS di KEK Karimun, Kepulauan Riau

Anda mungkin juga menyukai