Makalah ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memenuhi nilai UTS pada mata kuliah
Fisika Lingkungan yang diampuh oleh :
Disusun oleh :
Petrus Dangga
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan berkat karunia-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Pembangkit listrik tenaga surya. Dalam
penyelesaian makalah ini, kami banyak mengalami kesulitan, terutama disebabkan kurangnya
ilmu dan wawasan yang kami miliki. Namun, berkat kerja keras dan dukungan dari berbagai
pihak, kami dapat menyelesaikan dengan baik.
Kami menyadari kemampuan kami harus terus diasah agar dapat terus berkarya. Untuk itu,
kami mengharapkan pembaca untuk sedianya memberikan kritik dan saran yang dapat
membangun daya pikir agar makalah ini menjadi lebih baik .
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Semoga karya ini dapat
membuktikan adanya peran dan fungsi mahasiswa bagi agama, keluarga, masyarakat, bangsa,
dan negara.
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………….....iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………………….1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………
2
C. Tujuan……………………………………………………………………………..2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian tenaga surya……………………………………………………………3
B. Keuntungan Dari Pembagkit Listrik Tenaga
Surya………………………………...4
C. Kekurangan Dari pembangkit Listrik Tenaga
Surya……………………………….4
D. System kerja Dari pembangkit Listrik Tenaga Surya………………………………
6
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………………………...7
DAFTAR
PUSTAKA………………………………………………………………………….8
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Pembangkit listrik tenaga surya (Photovoltaic Farm) adalah pembangkit listrik yang
mengubah energi surya menjadi energi listrik. Photovoltaic mengubah secara
langsung energi cahaya menjadi listrik menggunakan efek fotoelektrik. Photovoltaic
merupakan salah satu distributed generation (DG) yang bersumberkan energi
terbarukan dengan memanfaatkan teknologi dalam mengubah sinar matahari untuk
menghasilkan energi listrik, sekumpulan panel surya berskala besar yang dirancang
untuk memasok tegangan kedalam jaringan listrik merupakan Photovoltaic Farm.
PLTS memiliki tiga tipe berdasarkan sistemnya. Tipe pertama yaitu PLTS Solar
Thermal, pembangkit listrik ini memanfaatkan energi panas matahari untuk
menggerakan heat engine, yaitu suatu sistem yang menggubah energi panas menjadi
energi gerak (kerja), energi gerak yang digunakan untuk memutar generator sehingga
menghasilkan listrik. Jenis PLTS yang kedua yaitu On Grid, jenis PLTS ini tidak
menggunakan energy power (penyimpanan arus listrik) yang dihasilkan oleh modul
surya, namum jenis on grid hanya bisa berfungsi bila telah ada jaringan listrik seperti
PLN. Terakhir adalah PLTS Off Grid (terpusat), PLTS ini merupakan sistem
pembangkit listrik yang hanya mengandalkan energi matahari sebagai satu-satunya
sumber energi listrik yang bisa disebut juga sistem independen. Energi listrik yang
dihasilkan oleh panel surya dapat digunakan langsung ke beban untuk kebutuhan
listrik yang ada dan selebihnya akan disimpan ke dalam baterai untuk dijadikan
sebagai cadangan energy. Sistem ini sangat cocok untuk daerah terpencil dan
pedesaan atau bisa disebut sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) komunal
yang sulit mendapatkan suplai bahan bakar minyak (BBM) ataupun ketidakadaaan
jaringan listrik PLN [1]. Photovoltaic bersifat intermittent artinya tidak selalu ada
iv
ketika diperlukan. Dimana keluaran bergantung pada kondisi musim, kelembaban,
suhu, pergerakan awan dan kondisi cuaca lainnya. Kondisi ini dapat memungkinkan
terjadinya gangguan pada keluaran arus listrik, seperti fluktuasi frekuensi pada sistem,
baik pada saat transmisi dan pendistribusian, Berdasarkan aturan operasi (Connection
Code) batas standar gangguan fluktuasi frekuensi dalam sistem yang aman dan andal
dinyatakan frekuensi dalam batas kisaran operasi normal adalah 50 ± 0,2 Hz, kecuali
penyimpangan dalam waktu singkat atau saat pelapasan beban (load shedding)
diperkenankan pada kisaran (50 ± 0,5 Hz). Sedangkan selama kondisi gangguan,
frekuensi boleh berada pada batas 47,5 Hz dan 52,0 Hz. Sistem dengan tegangan 150
kV harus di pertahankan dalam batasan yang diizinkan yaitu 135 kV sampai 157,5 kV
pada keadaan normal. Saat kondisi load shedding maka sistem secara otomatis akan
memutus beban. Apabila frekuensi belum berada pada batas normal maka pembangkit
primer akan segera dioperasikan untuk memenuhi kebutuhan beban sehingga
frekuensi kembali pada batas normal [2]. Dalam penelitian ini, gangguan pada sistem
yang disebabkan oleh karakteristik intermittency seperti kelembaban, suhu,
pergerakan perubahan awan dan kondisi cuaca lainnya menyebabkan perubahan
pasokan daya ke dalam sistem. Hal ini yang menyebabkan ketidakstabilan nilai
frekuensi pada sistem yang seharusnya bernilai konstan disekitar 50 Hz [2].
Berdasarkan kondisi tersebut penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja dan
seberapa besar fluktuasi frekuensi yang disebabkan oleh karakteristik intermittency
terhadap sistem kelistrikan yang dapat dianalisis oleh perangkat lunak analisis sistem
tenaga listrik
B Rumusan Masalah
1 Apa itu itu tenaga surya ?
2 Apa keuntungan dari pembangkit listrik tenaga surya ?
3 Apa kekurangan dari pembangkit listrik tenaga surya ?
4 Bagaimana system kerja dari pembangkit listrik tenaga surya ?
C Tujuan
1 Untuk mengetahui pengertian tenaga surya
2 Untuk mengetahui keuntungan dari pembangkit listrik tenaga surya
3 Untuk mengetahui kekurangan dari pembangkit listrik tenaga surya
4 Untuk mengetahui sistem kerja dari pembangkit listrik tenaga surya
v
BAB II
PEMBAHASAN
vi
Dilansir dari Center for Sustainable Systems, rata-rata radiasi sinar Matahari ke Bumi
adalah 1,73 x 10^5 terawatt, sedangkan rata-rata permintaan listrik global adalah 2,7
terawatt. Artinya, sinar matahari dalam beberapa jam saja dapat memenuhi kebutuhan
energi dunia selama setahun penuh bila dimanfaatkan secara efisien oleh PLTS.
vii
1) Biaya
Biaya awal untuk membeli tata surya cukup tinggi. Ini termasuk pembayaran
panel surya, inverter, baterai, kabel, dan untuk pemasangan. Namun demikian,
teknologi tenaga surya terus berkembang, jadi dapat diasumsikan bahwa harga
akan turun di masa mendatang.
2) Tergantung cuaca
Meskipun energi matahari masih dapat dikumpulkan selama hari mendung dan
hujan, efisiensi tata surya menurun. Panel surya bergantung pada sinar matahari
untuk mengumpulkan energi matahari secara efektif. Oleh karena itu, beberapa
hari hujan yang mendung dapat memberikan efek yang nyata pada sistem
energi. Kamu juga harus memperhitungkan bahwa energi matahari tidak dapat
dikumpulkan pada malam hari. Di sisi lain, jika kamu juga memerlukan solusi
pemanas air untuk bekerja di malam hari atau selama musim dingin, panel
termodinamika adalah alternatif untuk dipertimbangkan.
3) Penyimpanan Energi Surya Mahal
Energi matahari harus segera digunakan, atau dapat disimpan dalam baterai
besar. Baterai ini, yang digunakan dalam sistem tata surya off-the-grid, dapat diisi
daya pada siang hari sehingga energinya digunakan pada malam hari. Ini adalah
solusi yang bagus untuk menggunakan energi matahari sepanjang hari, tetapi juga
cukup mahal. Dalam kebanyakan kasus, akan lebih cerdas jika hanya
menggunakan energi matahari di siang hari dan mengambil energi dari jaringan
pada malam hari (kamu hanya dapat melakukan ini jika sistemmu terhubung ke
jaringan).
4) Menggunakan Banyak Ruang
Semakin banyak listrik yang ingin dihasilkan, semakin banyak panel surya yang di
butuhkan, karena ingin mengumpulkan sinar matahari sebanyak mungkin. Panel
surya PV membutuhkan banyak ruang dan beberapa atap tidak cukup besar untuk
memuat jumlah panel surya yang diinginkan.
5) Terkait dengan Polusi
Meskipun polusi yang terkait dengan sistem energi matahari jauh lebih sedikit
dibandingkan dengan sumber energi lain, energi matahari dapat dikaitkan dengan
polusi. Transportasi dan pemasangan tata surya telah dikaitkan dengan emisi gas
rumah kaca. Ada juga beberapa bahan beracun dan produk berbahaya yang
digunakan selama proses pembuatan sistem fotovoltaik surya, yang secara tidak
viii
langsung dapat mempengaruhi lingkungan. Namun demikian, polusi energi
matahari jauh lebih sedikit dibandingkan dengan sumber energi alternatif lainnya.
Cara kerja listrik tenaga surya ini cukup sederhana. Komponen utama dari sumber energi
ini adalah sel foltovotaik. Sel tersebut berperan untuk menangkap panas matahari yang
nantinya akan diubah menjadi sebuah energi listrik. Jika pembangkit listrik tenaga surya
ini dibandingkan dengan pembangkit listrik yang lain, jenis pembangkit listrik tenaga
surya ini diakui lebih ramah lingkungan, murah dan hampir tidak memiliki polusi ataupun
limbah dalam prosesnya. Itulah beberapa keuntungan dari listrik tenaga surya ini.
Bagimanakah cara kerja listrik tenaga surya ini? Setelah panas matahari ditangkap oleh
sel foltovotaik, kemudian panas matahari tersebut akan digunakan untuk memanaskan
cairan yang selanjutnya menjadi uap, uap tersebut akan dipanaskan oleh sebuah generator
yang akhirnya akan menghasilkan listrik. Secara umum, cara kerja kistrik tenaga surya ini
hampir sama seperti cara kerja pembakaran bahan bakar fosil dalam pengolahannya. Hal
yang membedakan pembangkit listrik bahan bakar fosil dan pembangkit listrik tenaga
surya ini adalah uap yang dihasilkan itu bukan dari pembakaran minyak fosil, akan tetapi
dari tenaga surya atau cahaya matahari.
ix
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keuntungan dari pembangkit listrik tenaga surya yaitu : PLTS mampu menghasilkan
energi listrik, sangat ramah lingkungan, dapat mengurangi biaya penggunaan listrik
harian, penggunaan listrik dapat di monitoring. Sedangkan kekurangan dari pembangkit
listrik tenaga surya yaitu biaya awal sangat mahal, tergantung dengan keadaan cuaca,
penyimpanan energi surya sangat mahal, menggunakan banyak ruang, terkait dengan
polusi.
Cara kerja listrik tenaga surya ini yaitu setelah panas matahari ditangkap oleh sel
foltovotaik, kemudian panas matahari tersebut akan digunakan untuk memanaskan cairan
yang selanjutnya menjadi uap, uap tersebut akan dipanaskan oleh sebuah generator yang
akhirnya akan menghasilkan listrik. Secara umum, cara kerja kistrik tenaga surya ini
hampir sama seperti cara kerja pembakaran bahan bakar fosil dalam pengolahannya.
x
DAFTAR PUSTAKA
https://www.sanspower.com/pembangkit-listrik-tenaga-surya-menggunakan-panel-
surya.html
http://ditjenppi.menlhk.go.id/kcpi/index.php/inovasi/334-pemanfaatan-energi-surya-
skala-rumah-tangga
xi