Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KONVERSI ENERGI

Disusun Oleh

Nama : M. Ashary Saputra

NPM : 17010024

Kelas : 2A

Dosen Pembimbing : Fitriono, S.T., M.pdt

FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMPUNG
TAHUN AJARAN 2017 – 2018
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat kasih dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah konversi energy dan berkonsentrasi
pada konversi energy solar cell.
Makalah ini dimaksudkan untuk mengetahui pengertian konversi energy,cara
pembuatan konversi energy solar cell, dan kegunaan solar cell terhadap masyarakat
umum dan instalasi perusahaan. Adapun penjelasan-penjelasan  pada makalah ini
kami ambil dari beberapa sumber buku dan website.
Kami ucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah membantu
menyelesaikan makalah ini, akan tetapi kami juga menyadari bahwa terdapat
kekurangan di dalam makalah ini. Untuk itu dengan senang hati kami senantiasa
menerima kritik dan saran yang bersifat membangun para pembaca. Akhir kata,
semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, 12 April 2018

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................. 1

KATA PENGANTAR ............................................................................................... 2

DAFTAR ISI .............................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................... 4


1.2 Tujuan ...................................................................................................... 5
1.3 Rumusan Masalah .................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengenalan solar cell ............................................................................... 6


2.2 Manfaat solar cell ………........................................................................ 9
2.3 Prinsip kerja solar cell ............................................................................. 9
2.4 Kelebihan solar cell …............................................................................13
2.5 Kelemahan solar cell ...............................................................................14

BAB III PEMBUATAN SOLAR CELL

3.1 Alat dan bahan…………………........................................................... 17


3.2 Cara buat…………………………….................................................... 17

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan ........................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Energi merupakan salah satu masalah utama yang dihadapi oleh hampir
seluruh negara didunia. Hal ini mengingat energi merupakan salah satu faktor utama
bagi terjadinya pertumbuhan ekonomi suatu negara. Permasalahan energi
menjadisemakin kompleks ketika kebutuhan yang meningkat akan energi dari seluruh
negara di dunia untuk menopang pertumbuhan ekonominya justru membuat
persediaan cadangan energi konvensional menjadi semakin sedikit.
Saat ini total kebutuhan energy di seluruh dunia mencapai 10 Terra Watt
(setaradengan 3x 1020Joule/ tahun) dan diprediksi jumlah ini akan terus meningkat
hingga mencapai 30 TerraWatt pada tahun 2030. Kebutuhan yang meningkat
terhadap energi juga pada kenyataanya bertabrakan dengan kebutuhan umat manusia
untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan bebas dari polusi. Berbagai
konsideran ini menuntut perlunya dikembangkan sumber energi alternatif yang dapat
menjawab tantangan di atas tersebut. Solar cell merupakan pembangkit listrik yang
mampu mengkonversi sinar matahari menjadi arus listrik. Energi matahari
sesungguhnya merupakan sumber energi yang paling menjanjikan mengingat sifatnya
yang berkelanjutan (sustainable) serta jumlahnya yang sangat besar.
Matahari merupakan sumber energi yang diharapkan dapat mengatasi
permasalahan kebutuhan energi masa depan setelah berbagai sumber energi
konvensional berkurang jumlahnya serta tidak ramah terhadap lingkungan. Total
kebutuhan energi yang berjumlah 10 TW tersebut setara dengan 3 x 1020 J setiap
tahunnya. Sementara total energi matahari yang sampai di permukaan bumi adalah
2,6 x 1024 Joule setiap tahunnya. Sebagai perbandingan, energi yang bisa dikonversi
melalui proses fotosintesis di seluruh permukaan bumi mencapai 2,8 x 1021J setiap
tahunnya. Jika kita lihat jumlah energi yang dibutuhkan dan dibandingkan dengan
energi matahari yang tiba di permukaan bumi, maka sebenarnya dengan menutup
0,05% luas permukaan bumi (total luas permukaan bumi adalah 5,1 x 108 km2)
dengan solar cell yang memiliki efisiensi 20%, seluruh kebutuhan energi yang ada di
bumi sudah dapat terpenuhi.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah mengetahui beberapa hal
tentang PLTS (Pembangkit listrik tenaga surya) yakni:
a. Memenuhi tugas matakuliah konversi energi elektrik 2011 dari bapak Ir. Herry
Purnomo, M.T.
b. Mengetahui kelebihan dan kekurangan solar cell
c. Mengetahui cara kerja dari solar cell

1.3. Rumusan Masalah


Dalam pemanfaatan energi matahari sebagai PLTS khususnya Solar cell, ada
beberapa masalah. Akan tetapi penyusun hanya membahas berdasarkan batasan
masalah yang dibawah ini:
1. Pengenalan Solar Cell
2. Manfaat Solar cell
3. Kelebihan solar cell
4. Kekurangan solar cell

1.4. Metode Penulisan


Metode yang kami gunakan dalam penyusunan makalah ini adalah dengan
cara metode studi pustaka yaitu mengambil sumber yang berkaitan dengan judul dari
buku dan internet.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengenalan Solar Cell


Sebuah sel surya (sel photovoltaic) adalah sebuah peralatan semikonduktor
yang dapat mengkonversi energi foton menjadi energi listrik. Kebutuhan akan energi
yang terus meningkat dan semakin menipisnya cadangan minyak bumi memaksa
manusia untuk mencari sumber-sumber energi alternatif. Negara-negara maju juga
telah bersaing dan berlomba membuat terobosan-terobosan baru untuk mencari dan
menggali serta menciptakan teknologi baru yang dapat menggantikan minyak bumi
sebagai sumber energi. Semakin menipisnya persediaan energi dan juga
ketergantungan pada salah satu jenis energi dimana hingga saat ini pemakaian bahan
bakar minyak sangat besar sekali dan hampir semua sektor kehidupan menggunakan
bahan bakar ini, sementara itu bahan bakar minyak merupakan komoditi ekspor yang
dominan untuk pendapatan negara.
Dalam upaya pencarian sumber energi baru sebaiknya memenuhi syarat yaitu
menghasilkan jumlah energi yang cukup besar, biaya ekonomis dan tidak berdampak
negatif terhadap lingkungan. Oleh karena itu pencarian tersebut diarahkan pada
pemanfaatan energi matahari baik secara langsung maupun tidak langsung dengan
menggunakan panel sel surya yang dapat merubah energi matahari menjadi energi
listrik yang dinamakan solar cell. Solar cell merupakan suatu panel yang terdiri dari
beberapa sel dan beragam jenis. Penggunaan solar cell ini telah banyak di gunakan di
negara-negara berkembang dan negara maju dimana pemanfaatannya tidak hanya
pada lingkup kecil tetapi sudah banyak digunakan untuk keperluan industri sehingga
energi matahari dapat dijadikan sebagai sumber energi alternatif.
Solar cell adalah suatu element aktif yang mengubah cahaya matahari menjadi
energi listrik. Dimana bentuk fisik dari sensor yang digunakan pada perancangan alat
ini dapat dilihat pada gambar 2.1 dibawah ini:
Gambar 2.1 Solar cell sensor cahaya matahari

Spesifikasi keseluruhan dari solar cell yang digunakan adalah:


a. Kekuatan daya maximum : 10Watt
b. Kekuatan arus yang mengalir maximum : 0.59 Ampere
c. Kekuatan tegangan yang mengalir maximum : 18.8 Volt
d. Berat secara fisik : 1.8 Kg
e. Ukuran fisik : 450x 240x 40 mm
f. Tegangan maximum dalam sistem : 200V
Kondisi keseluruhan : AM =1.5 E=1000W/m2Tc=250C

Solar cell pada umumnya memiliki ketebalan 0.3 mm, yang terbuat dari irisan
bahan semikonduktor dengan kutub (+) dan kutub (-). Apabila suatu cahaya jatuh
padanya maka pada kedua kutubnya timbul perbedaan tegangan yang tentunya dapat
menyalakan lampu, menggerakan motor listrik yang berdaya dc. Untuk mendapatkan
daya yang lebih besar bisa menghubungkan solar cell secara seri atau paralel
tergantung sifat penggunaannya. Prinsip dasar pembuatan solar cell adalah
memanfaatkan efek fotovoltaik yakni suatu efek yang dapat merubahlangsung cahaya
matahari menjadi energi listrik. Cara kerja solar cell adalah suatu element elektroda
yang terjadi dua lapisan yaitu lapisan N dan P. Apabila elektroda N diberi cahaya
maka antara kedua elektroda tersebut akan memberikan tegangan listrik atau
tegangan dc. Energi matahari mempunyai banyak keuntungan dibandingkan dengan
energi lain. Keuntungan yang dapat diperoleh adalah jumlahnya cukup besar,
kontinyu, tidak menimbulkan polusi, terdapat dimana-mana dan tidak mengeluarkan
biaya.
a. Klasifikasi Energi Matahari.
Solar Energy Panel dari NASA National Aeronautic and Space
Administration) tahun 1997 mengklasifikasikan penggunaan energi matahari ke
dalam dua sistem koleksi yaitu sistem koleksi alamiah dan sistem koleksi teknologi.
Dari pengklasifikasian diatas untuk koleksi alamiah yaitu air, angin, bahan bakar
organik dan perbedaan temperatur lautan sedangkan untuk koleksi teknologi terdapat
dua aplikasi utama dari energi matahari yaitu produksi listrik (fotovoltaik) dan
produksi panas thermal.
Fotovoltaik digunakan untuk mengkonversikan intensitas radiasi matahari
menjadi energy listrik. Energi panas dihasilkan juga dari radiasi matahari dan dapat
dikumpulkan atau dipusatkan dengan pengumpul (kolektor). Energi panas ini
biasanya digunakan untuk kolektor matahari, pompa-pompa pemanas dan lain-lain.

b. Radiasi Surya.
Intensitas radiasi matahari akan berkurang oleh penyerapan dan pemantulan
oleh atmosfer saat sebelum mencapai permukaan bumi. Ozon di atmosfer menyerap
radiasi dengan panjang gelombang pendek (Ultraviolet) sedangkan karbondioksida
dan uap air menyerap sebagian radiasi dengan panjang gelombang yang lebih panjang
(Infra Merah). Selain pengurangan radiasi bumi langsung (Sorotan) oleh penyerapan
tersebut, masih ada radiasi yang dipancarkan oleh molekul-molekul gas, debu dan uap
air dalam atmosfer.

2.2. Manfaat Solar Cell


Keuntungan dari sisi ekonomi pemanfaatan solar cell antara lain :
1.Hemat, karena tidak perlu memerlukan bahan bakar;
2.Dapat dipasang dimana saja dan dapat dipindahkan sesuai dengan yang dibutuhkan;
3. Dapat diterapkan secara sentralisasi (PLTS ditetapkan di suatu area dan listrik yang
dihasilkan disalurkan melalui jaringan distribusi ketempat-tempat yang
membutuhkan) maupun desentralisasi (setiap system berdiri sendiri/individual,
tidak memerlukan jaringan distribusi);
4. Bersifat moduler. Kapasitas listrik yang dihasilkan dapat disesuaikan dengan cara
merangkai modul secara seri dan parallel;
5. Dapat dioperasikan secara otomatis maupun menggunakan operasi;
6. Tanpa suara dan tidak menimbulkan operasi lingkungan.

2.3. Prinsip Kerja Solar Cell


Listrik tenaga surya memanfaatkan sinar matahari sebagai sumber penghasil
listrik. Energi matahari yang dianugerahkan Tuhan untuk kita. Alat utama untuk
menangkap, perubah dan penghasil listrik adalah Photovoltaic atau yang disebut
secara umum Modul / Panel Solar Cell. Dengan alat tersebut sinar matahari dirubah
menjadi listrik melalui proses aliran-aliran elektron negatif dan positif didalam cell
modul tersebut karena perbedaan electron. Hasil dari aliran elektron-elektron akan
menjadi listrik DC yang dapat langsung dimanfatkan untuk mengisi battery / aki
sesuai tegangan dan ampere yang diperlukan.Instalasi, untuk memasang PLTS,
sebenarnya tidak terlalu susah, dapat dikerjakan sendiri, komponen utama Solar Panel
dipasang menghadap sinar matahari dengan intensitas tinggi, selanjutnya hubungkan
dengan Battery untuk media penyimpan energi (arus DC), untuk pemakaian arus AC
kita bisa menghubungkan dengan DC to AC Converter dan siap digunakan untuk
keperluan rumah tangga (Lampu, TV, Kulkas, dsb). Ingat besaran dayanya, jangan
sampai overload. Sel surya dapat digunakan tanpa polusi, baik polusi udara maupun
suara, dan di segala cuaca. Sel surya juga telah lama dipakai untuk memberi tenaga
bagi semua satelit yang mengorbit bumi nyaris selama 30 tahun. Sel surya tidak
memiliki bagian yang bergerak, namun mudah dipindahkan sesuai dengan kebutuhan.
Semua keunggulan sel surya di atas disebabkan oleh karakteristik khas sel surya yang
mengubah cahaya matahari menjadi listrik secara langsung.
Proses konversi Proses pengubahan atau konversi cahaya matahari menjadi
listrik ini dimungkinkan karena bahan material yang menyusun sel surya berupa
semikonduktor. Lebih tepatnya tersusun atas dua jenis semikonduktor; yakni jenis n
dan jenis p. Semikonduktor jenis n merupakan semikonduktor yang memiliki
kelebihan elektron, sehingga kelebihan muatan negatif, (n = negatif). Sedangkan
semikonduktor jenis p memiliki kelebihan hole, sehingga disebut dengan p ( p =
positif) karena kelebihan muatan positif. Caranya, dengan menambahkan unsur lain
ke dalam semkonduktor, maka kita dapat mengontrol jenis semikonduktor tersebut.
Pada awalnya, pembuatan dua jenis semikonduktor ini dimaksudkan untuk
meningkatkan tingkat konduktifitas atau tingkat kemampuan daya hantar listrik dan
panas semikonduktor alami. Di dalam semikonduktor alami (disebut dengan
semikonduktor intrinsik) ini, elektron maupun hole memiliki jumlah yang sama.
Kelebihan elektron atau hole dapat meningkatkan daya hantar listrik maupun panas
dari sebuah semikonduktor Misal semikonduktor intrinsik yang dimaksud ialah
silikon (Si). Semikonduktor jenis p, biasanya dibuat dengan menambahkan unsur
boron (B), aluminum (Al), gallium (Ga) atau Indium (In) ke dalam Si. Unsur-unsur
tambahan ini akan menambah jumlah hole. Sedangkan semikonduktor jenis n dibuat
dengan menambahkan nitrogen (N), fosfor (P) atau arsen (As) ke dalam Si. Dari sini,
tambahan elektron dapat diperoleh. Sedangkan, Si intrinsik sendiri tidak mengandung
unsur tambahan. Usaha menambahkan unsur tambahan ini disebut dengan doping
yang jumlahnya tidak lebih dari 1 % dibandingkan dengan berat Si yang hendak di
doping.
Dua jenis semikonduktor n dan p ini jika disatukan akan membentuk
sambungan p-n atau dioda p-n (istilah lain menyebutnya dengan sambungan
metalurgi / metallurgical junction). Sesaat setelah dua jenis semikonduktor ini
disambung, terjadi perpindahan elektron-elektron dari semikonduktor n menuju
semikonduktor p, dan perpindahan hole dari semikonduktor p menuju semikonduktor
n. Perpindahan elektron maupun hole ini hanya sampai pada jarak tertentu dari batas
sambungan awal. Elektron dari semikonduktor n bersatu dengan hole pada
semikonduktor p yang mengakibatkan jumlah hole pada semikonduktor p akan
berkurang. Daerah ini akhirnya berubah menjadi lebih bermuatan positif. Pada saat
yang sama. hole dari semikonduktor p bersatu dengan elektron yang ada pada
semikonduktor n yang mengakibatkan jumlah elektron di daerah ini berkurang.
Daerah ini akhirnya lebih bermuatan positif.Daerah negatif dan positif ini disebut
dengan daerah deplesi (depletion region) ditandai dengan huruf W. Baik elektron
maupun hole yang ada pada daerah deplesi disebut dengan pembawa muatan
minoritas (minority charge carriers) karena keberadaannya di jenis semikonduktor
yang berbeda.
Dikarenakan adanya perbedaan muatan positif dan negatif di daerah deplesi,
maka timbul dengan sendirinya medan listrik internal E dari sisi positif ke sisi
negatif, yang mencoba menarik kembali hole ke semikonduktor p dan elektron ke
semikonduktor n. Medan listrik ini cenderung berlawanan dengan perpindahan hole
maupun elektron pada awal terjadinya daerah deplesi (nomor 1 di atas). Adanya
medan listrik mengakibatkan sambungan pn berada pada titik setimbang, yakni saat
di mana jumlah hole yang berpindah dari semikonduktor p ke n dikompensasi dengan
jumlah hole yang tertarik kembali kearah semikonduktor p akibat medan listrik E.
Begitu pula dengan jumlah elektron yang berpindah dari smikonduktor n ke p,
dikompensasi dengan mengalirnya kembali elektron ke semikonduktor n akibat
tarikan medan listrik E. Dengan kata lain, medan listrik E mencegah seluruh elektron
dan hole berpindah dari semikonduktor yang satu ke semiikonduktor yang lain.
Pada sambungan p-n inilah proses konversi cahaya matahari menjadi listrik
terjadi. Untukkeperluan sel surya, semikonduktor n berada pada lapisan atas
sambungan p yang menghadap kearah datangnya cahaya matahari, dan dibuat jauh
lebih tipis dari semikonduktor p, sehingga cahaya matahari yang jatuh ke permukaan
sel surya dapat terus terserap dan masuk ke daerah deplesi dan semikonduktor p.
Ketika sambungan semikonduktor ini terkena cahaya matahari, maka elektron
mendapat energi dari cahaya matahari untuk melepaskan dirinya dari semikonduktor
n, daerah deplesi maupun semikonduktor. Terlepasnya elektron ini meninggalkan
hole pada daerah yang ditinggalkan oleh elektron yang disebut dengan fotogenerasi
elektron-hole (electron-hole photogeneration) yakni, terbentuknya pasangan elektron
dan hole akibat cahaya matahari.
Cahaya matahari dengan panjang gelombang (dilambangkan dengan simbol
“lambda” sbgn di gambar atas) yang berbeda, membuat fotogenerasi pada sambungan
pn berada pada bagian sambungan pn yang berbeda pula. Spektrum merah dari
cahaya matahari yang memiliki panjang gelombang lebih panjang, mampu menembus
daerah deplesi hingga terserap di semikonduktor p yang akhirnya menghasilkan
proses fotogenerasi di sana. Spektrum biru dengan panjang gelombang yang jauh
lebih pendek hanya terserap di daerah semikonduktor n. Selanjutnya, dikarenakan
pada sambungan pn terdapat medan listrik E, elektron hasil fotogenerasi tertarik ke
arah semikonduktor n, begitu pula dengan hole yang tertarik ke arah semikonduktor
p. Apabila rangkaian kabel dihubungkan ke dua bagian semikonduktor, maka
elektron akan mengalir melalui kabel. Jika sebuah lampu kecil dihubungkan ke kabel,
lampu tersebut menyala dikarenakan mendapat arus listrik, dimana arus listrik ini
timbul akibat pergerakan elektron.
Pada umumnya, untuk memperkenalkan cara kerja sel surya secara umum,
ilustrasi di bawah ini menjelaskan segalanya tentang proses konversi cahaya matahari
menjadi energi listrik.

2.4. Kelebihan dari Solar Cell (Menggunakan Panel Surya)


Beberapa kelebihan dari penggunaan solar cell adalah :
1. Tersedia bebas dan dapat diperoleh secara gratis di alam
2. Persediaan energi surya hampir tak terbatas, yang bersumber dari matahari
(surya)Sumber energi ini tidak mungkin habis. Kalau kita bandingkan dengan
batu bara dan minyak bumi. Maka sesungguhnya energi surya lebih efisien.
Bayangkan bila kita tergantung pada sumber enrgi dari batu bara seperti yang
terjadi sekarang di negara kita. Bukan tidak mungkin pada tahun2 selanjutnya
kita tidak siap menghadapi krisis energy. Tapi lain halnya bila kita sudah
membiasakan diri dengan energi yang terbarukan. Bahkan bukan hal yang tak
mungkin suatu saat pembuatan dan perawatan teknologi ini jauh lebih murah
dan mudah dari pada kita menggunakan energi fosil.
3. Tanpa polusi dan emisi gas rumah kaca sehingga dapat mengurangi
pemanasan global.Isu tentang pemanasan global atau yang lebih dikenal
dikenal dengan "Global Warming" sekarang sedang hangat-hangatnya
dibicarakan oleh masyarakat dunia. Bumi semakin panas katanya, dan yang
menjadi penyebab utama terjadinya global warming ini adalah karena
produksi polusi sekarang sudah mulai tak terkendali. Alhasil efek rumah kaca
pun terjadi. Tapi solar cell adalah salah satu solusinya, teknologi ini ramah
lingkungan, tidak menghasilkan emisi yang membuat polusi udara kita.
Tinggal sekarang bagaimana kita memanfaatkan keunggulan dari solar cell
ini.
4. Dapat dibangun di daerah terpencil karena tidak memerlukan transmisi energi
maupun transportasi sumber energy Perlu digaris bawahi Indonesia
merupakan negara yang memiliki banyak sekali daerah terpencilnya. Hal ini
terjadi karena Indonesia terlalu besar, jadi mungkin sedikit susah dalam
mengurusnya. Kebanyakan dari daerah terpencil tersebut sampai saat ini
belum juga teraliri oleh listrik. Ironis, inilah kenyataannya. Maka
pengembangan Solar cell untuk desa sangat bermanfaat. Kami rasa teknologi
ini yang paling cocok untuk wilayah pedesaan. Karena biasanya daerah
pedesaan jauh dari polusi yang bisa mengurangi efektifitas dari solar cell itu
sendiri. Dan sekali lagi kami tegaskan solar cell tidak memerlukan transmisi
energi maupun transportasi sumber energi. Jadi tidak perlu repot repot untuk
transmisi energi dan transportasinya.
5. Kondisi Indonesia dengan intensitas radiasi surya 4,5 kWh/m2/hari membuat
pemanfaatan energi surya yang direkomendasikan. Nah inilah yang paling
memberatkan argumen kami. Indonesia paling potensial. Dari segi posisi
sudah strategis, dan juga posisi geografisnya menyebabkan Indonesia
mendapatkan pencahayaan matahari yang sempurna.

2.5. Kelemahan dari Solar cell


Beberapa kelemahan dari solar cell yaitu sebagai berikut:
1. Masih relatif mahal
Memang teknologi tenaga surya memang pada saat ini masih tergolong
kedalam teknologi yang mahal, yang membuat teknologi ini mahal adalah karena
negara kita belum mampu membuat peralatan/perlengkapan instalasi solar cell
tanpa membeli keluar negeri. Kalau semua peralatan/perlengkapan instalasi nya
bisa diusahakan di dalam negeri, bisa saja alat ini murah Sebagai gambaran,
sekarang spanyol termasuk negara yang cukup konsen untuk pengembangan
teknologi surya ini. Terbukti dengan ada nya pembangkit listrik tenaga surya
yang ada di negara tersebut. PL tersebut memiliki kapasitas pembangkitannya
sebesar 60 MW, pembangkit memakan waktu 16 bulan serta biaya sebesar 384
juta EURO atau sekitar Rp 4,7 trilliun untuk pembangunannya. Nilai investasi ini
memang terlampau mahal jika dibandingkan dengan pembangunan PLTU 1
Banten (termasuk ke dalam proyek 10,000 MW-nya PLN) berkapasitas 625 MW
yang memakan biaya sebesar Rp 3,9 trilliun.
Jadi, penggunaan solar cell untuk pembangkitan skala besar masih terlalu
mahal untuk daya yang dihasilkan. Nah hal inilah yang selalu memberatkan
pemerintah kita dalam mengembangkan teknologi yang satu ini. Tidak jauh beda
dengan penggunaan solar panel pada skala rumah tangga. Untuk daya sebesar 60
W, biaya yang kira-kira harus dikeluarkan sekitar $ 72 atau Rp 720,000 (dengan
kurs $ 1 =Rp 10,000). Dengan mengambil sampel kebutuhan listrik yang paling
minimal, yaitu sekitar 450 W (di daerah pedesaan), maka biaya yang diperlukan
kira-kira Rp 5 juta. Namun, di Bangladesh, terutama di daerah pedesaan, hampir
320,000 rumah terinstalasi PV untuk kebutuhan listriknya.
2. Biaya perawatan mahal
Lagi, lagi masalah harga, solar cell termasuk jenis pembangkit yang rentan
terhadap kerusakan. Jadi harus di chek keadaannya minimal 1 kali seminggu,
direkomendasikan untuk lebih sering mengecek keadaan pembangkit yang satu
ini. Selalu saja masalah harga jadi masalah.
3. Sangat tidak efisien bila dikembangkan di daerah yang berpolusi
Polusi juga menjadi faktor yang menghambat pengembangan teknologi ini.
Sangat tdak direkomendasikan pengembangan nya di daerah yang berpolusi
tinggi karena dapat mengurangi intensitas cahaya yang dapat diterima oleh
panel/cell surya. Jadi dengan kata lain energi yang dihasilkan relatif kecil.
BAB III
PEMBUATAN SOLAR CELL

3.1 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang dibutuhkan untuk membuat solar cell ini antara lain:
1. Sebuah lembaran tembaga berkilat;
2. Dua buah capit buaya;
3. Sebuah Micro ammeter yang dapat membaca arus antara 10 - 50 microamper;
4. Sebuah kompor listrik, atau kompor gas;
5. Sebuah botol pelastik bening, dengan memotong bagian atasnya;
6. Garam meja, kami menggunakan 2 sendok garam meja;
7. Air Keran;
8. Ampelas atau dapat juga menggunakan sikat kawat;
9. Gunting (untuk memotong kawat tembaga).

3.2 Cara Membuat


1. Persiapkan alat dan bahan;
2. Mencuci tangan terlebih dahulu agar tidak ada minyak atau lemak yang
menempel pada tembaga tersebut;
3. Memotong kawat tembaga seukuran dengan panel pemanas pada kompor
listik;
4. Bersihkan tembaga yang telah dipotong dengan sikat kawat atau ampelas agar
tidak ada kotoran atau hal lain yang menghalangi energy matahari yang akan
diserap;
5. Setelah tembaga bersih dan kering, tempatkan tembaga tersebut diatas kompor
listrik,kemudian bakar dengan voltase paling tinggi;
6. Alat tembaga mulai memanas Anda akan melihat pola oksidasi mulai
terbentuk dengan warna yang indah perpaduan antara warna kuning dan warna
orange. Sebagian tembaga akan lebih panas dan menampilkan warna hitam;
7. Setelah dibakar selama 30 menit, matikan kompor. Tinggalkan tembaga diatas
kompor dan biarkan dingin. Biarkan dingin secara alami karena mendinginkan
terlalu cepat akan lapisan oksida hitam tetap akan menempel pada tembaga.
8. Setelah tembaga di dinginkan (memakan waktu sekitar 20 menit) sebagain
besar oksida hitam akan menghilang. Cuci dan gosok perlahan dengan tangan
pada air yang mengalir untuk membersihkan butiran-butiran kecil. Cuci secara
perlahan dan jangan meregangkan tembaga karena akan merusak lapisan
oksida corpus merah yang kita butuhkan untuk menghasilkan energy;
9. Potong lembaran tembaga lainnya seukuran dengan tembaga pertama yang
telah kita bakar tadi. Tekuk kedua potongan dengan lembut kemudian
masukan ke dalam botol pelastik tanpa menyentuh satu sama lain. Tembaga
yang tadi dibakar adalah sisi yang paling baik untuk menghadap keluar botol
karena permukaannya halus dan bersih.;
10.Pasangkan 2 capit buaya, satu ke tembaga yang baru dan satu lagi ke tembaga
yang telah dibakar. Pasang ujung kabel dari plat tembaga yang bersih ke
terminal positif dari meter dan tembaga yang telah dibakar pada terminal
negatif pada meter;
11.Kemudian campurkan 2 sendok garam meja kedalam air yang telah
dipanaskan, aduk hingga garam larut pada air. Masukan air garam kedalam
botol dengan hati-hati, jangan sampai membasahi capit buaya yang telah kita
pasang. Air garam yang dimasukan tidak boleh menenggelamkan seluruh plat
tembaga, Anda tinggalkan minimal 1 inci tembaga yang tidak terendam air,
hal ini untuk mengurangi resiko capit buaya terkena air saat memindahkan
solar cell;
12. Dan lihatlah tenaga yang dihasilkan.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Solar cell mampu menyaplai listrik untuk lokasi yang belum dijangkau
jaringan listrik PLN, yakni :
1. Potensi pemanfaatan energi surya tersebar secara merata sehingga dapat digunakan
untuk daerah yang terpencil.
2. Listrik surya merupakan solusi yang cepat, karena proses instalasi yang relatif
cepat untuk menghasilkan listrik penerangan.
3. Tenaga Surya merupakan energi yang sangat bersih, karena sifatnya secara fisika
dapat Mengabsorbsi UV radiasi (dari matahari), tidak menghasilkan emisi
sedikitpun, tidak menimbulkan suara berisik dan tidak memerlukan bahan bakar
yang perlu dibeli setiap harinya.
4. Sistem tenaga Surya sudah terbukti handal lebih dari 50 tahun mendukung program
luarangkasa, dimana tidak ada sumber energi lain, tidak juga juga nuklir, yang
mampu bertahan dalam keadaan extrim di luar angkasa.
5. Panel Surya merupakan salah satu alat yang dapat memanfaatkan potensi energi
radiasi matahari sebesar 4,8 Kwh/ m2 / hari (Data BPPT tahun 2005) yang
merupakan potensial daya yang cukup besar dan belum maksimal dimanfaatkan di
Indonesia.
6. Panel Surya mempunyai kesan modern dan futuristik, tetapi juga mempunyai kesan
peduli lingkungan dan bersih. Sangat cocok untuk dunia arsitektur modern yang
memadukan unsur-unsur penting tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

1. Anonymous. Sejarah Teknologi Solar Cell. Avalaible at URL :


(www.bunyu-online.com/2009/05/sejarah-teknologi-solar-cell.html)
2. Rusdi, Putu. 2010. TEKNOLOGI SEL SURYA SEBAGAI PEMBANGKIT
ENERGI LISTRIK. Denpasar: Universitas Udayana Bali.
3. Thole. Macan dan Tipe Solar Cell. Avalaible at URL:
(http://xteknologi.blogspot.com/2010/11/macam-dan-tipe-solar-cell.html).
4. Wibowo, Adhi. Melihat Prinsip Kerja Sel Surya Lebih Dekat Updated (Bagian
Pertama). Avalaible at URL:
(http://energisurya.wordpress.com/2008/07/10/melihat-prinsip-kerja-sel-surya-
lebih-dekat/).
5. Septina, Wilma dkk. Pembuatan Prototipe Solar Cell Murah dengan Bahan
Organik-Inorganik.Bandung: Institut Teknologi Bandung.
6. Fauzan, Heri. Kekurangan Solar Cell. Avalaible at URL :
(http://chemie08.blogspot.com/2010/06/kekurangan-solar-cell.html)
7. Fauzan, Heri. Kelebihan Solar Cell. Avalaible at URL :
(http://chemie08.blogspot.com/2010/06/keunggulan-solar-cell.html)

Anda mungkin juga menyukai