Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI TERBARUKAN

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH


PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI TERBARUKAN

DISUSUN OLEH:

NAMA : REZA HENDRIANTO SAPUTRA

NIM : 061830311272

KELAS : 3LE

DOSEN PENGAJAR : BERSIAP GINTING, S.T., M.T.

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

TAHUN AKADEMIK 2019-2020


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI TERBARUKAN” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas bapak BERSIAP GINTING, S..T., M.T. pada mata kuliah PEMBANGKIT
LISTRIK ENERGI TERBARUKAN. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Energi Terbarukan bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak BERSIAP GINTING,


S..T., M.T. selaku dosen yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya
tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.

Palembang,21 Desember 2019

Reza Hendrianto Saputra

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………….…….…..…. i

KATA PENGANTAR ………………………………….………….………..….. ii

DAFTAR ISI ………………………………………………………….…….…. iii

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………...…….. 1

 Latar Belakang ……………………..…………………..…….………….. 1


 B. Rumusan Masalah ………………………………………….………… 1
 C. Tujuan Penulisan………………………………………….……….….. 2
 D. Manfaat Penulisan ………………………………………...…..……… 2

BAB II PEMBAHASAN ……………………………………..……………...…. 3

 A. Solar Cell ………………………………………..…..…….……… 3


 B. Panas Bumi……………………………………………...…..……..10
 C. FuelCell……………………………………………………..……. 16
 D.Air………………………………………………………..….……. 21

BAB III PENUTUP ……………………………………………….………...… 28

 A. Simpulan………………………………….……………………… 28
 B. Saran ………………………………………..………………….… 28

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………..…………...…… 29

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Energi terbarukan memang menjadi topik penting masyarakat dunia.


Mayoritas pemimpin dunia bersepakat untuk menahan laju kenaikan suhu bumi
agar tak lebih dari 2 derajat. Menurut definisi International Energi Agency (IEA),
energi terbarukan merupakan energi yang berasal dari proses alam yang diisi
ulang secara terus menerus. Contohnya seperti energi yang dihasilkan baik secara
langsung maupun tidak langsung dari matahari atau panas bumi.

Energi terbarukan merupakan energi yang bersumber dari alam dan secara
berkelanjutan dapat terus diproduksi tanpa harus menunggu waktu jutaan tahun
layaknya energi berbasis fosil. Sumber alam yang dimaksud bisa berasal dari
matahari, panas bumi (geothermal), angin, air (hydropower) serta berbagai bentuk
dari biomassa. Sumber energi tersebut tidak dapat habis dan bisa terus
diperbarukan. Terciptanya konsep energi terbarukan ini dimulai pada tahun 1970,
di mana konsep energi terbarukan sebagai upaya untuk menyeimbangkan
penggunaan energi yang berasal dari nuklir maupun fosil.

Terkait itu, pihak industri menyadari urgensi persoalan ini sehingga mulai
gencar mengkampanyekan energy terbarukan sebagai salah satu solusi masa
depan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian pengertian dari pembangkit energy terbarukan PLTA
(Pembangkit Listrik Tenaga Air), PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga
Surya), Fuel Cell, PLTPB (Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi?
2. Bagaimana prinsip kerja energy terbarukan Solar Cell, Panas Bumi, Fuel
Cell, Tenaga Air?
3. Apa keunggulan dan kekurangan dari energy terbarukan terbarukan Solar
Cell, Panas Bumi, Fuel Cell, Tenaga Air?

1
C. TUJUAN
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
A. Dapat mengetahui pengertian dari pembangkit energy terbarukan PLTA
(Pembangkit Listrik Tenaga Air), PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga
Surya), Fuel Cell, PLTPB (Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi.
B. Dapat mengetahui prinsip kerja energy terbarukan Solar Cell, Panas Bumi,
Fuel Cell, Tenaga Air.
C. Dapat mengetahui keunggulan dan kekurangan dari kerja energy
terbarukan Solar Cell, Panas Bumi, Fuel Cell, Tenaga Air.
D. MANFAAT
Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan
pembaca tentang apa saja energy terbarukan, prinsip kerja, serta kelebihan dan
kekurangan dari energy terbarukan. Disisi lain makalah ini dapat dijadikan
refrensi untuk menggali informasi tentang energy terbarukan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Solar Cell

Sel Surya atau Solar Cell adalah suatu perangkat atau komponen yang dapat
mengubah energi cahaya matahari menjadi energi listrik dengan menggunakan
prinsip efek Photovoltaic. Yang dimaksud dengan Efek Photovoltaic adalah suatu
fenomena dimana munculnya tegangan listrik karena adanya hubungan atau
kontak dua elektroda yang dihubungkan dengan sistem padatan atau cairan saat
mendapatkan energi cahaya. Oleh karena itu, Sel Surya atau Solar Cell sering
disebut juga dengan Sel Photovoltaic (PV). Efek Photovoltaic ini ditemukan oleh
Henri Becquerel pada tahun 1839.

Arus listrik timbul karena adanya energi foton cahaya matahari yang
diterimanya berhasil membebaskan elektron-elektron dalam sambungan
semikonduktor tipe N dan tipe P untuk mengalir. Sama seperti Dioda Foto
(Photodiode), Sel Surya atau Solar Cell ini juga memiliki kaki Positif dan kaki
Negatif yang terhubung ke rangkaian atau perangkat yang memerlukan sumber
listrik.

Pada dasarnya, Sel Surya merupakan Dioda Foto (Photodiode) yang memiliki
permukaan yang sangat besar. Permukaan luas Sel Surya tersebut menjadikan
perangkat Sel Surya ini lebih sensitif terhadap cahaya yang masuk dan
menghasilkan Tegangan dan Arus yang lebih kuat dari Dioda Foto pada
umumnya. Contohnya, sebuah Sel Surya yang terbuat dari bahan semikonduktor
silikon mampu menghasilkan tegangan setinggi 0,5V dan Arus setinggi 0,1A saat
terkena (expose) cahaya matahari.

Saat ini, telah banyak yang mengaplikasikan perangkat Sel Surya ini ke
berbagai macam penggunaan. Mulai dari sumber listrik untuk Kalkulator, Mainan,
pengisi baterai hingga ke pembangkit listrik dan bahkan sebagai sumber listrik
untuk menggerakan Satelit yang mengorbit Bumi kita.

Jenis-jenis sel surya digolongkan berdasarkan teknologi pembuatannya. Secara


garis besar sel surya dibagi dalam tiga jenis, yaitu:

3
1. Monocrystalline

Jenis ini terbuat dari batangan kristal silikon murni yang diiris tipis-tipis.
Kira-kira hampir sama seperti pembuatan keripik singkong. Satu singkong diiris
tipis-tipis, untuk menghasilkan kepingan-kepingan keripik yang siap digoreng.
(Ah...jadi ngilerrrr ingat keripik singkong).

Itu singkong yang mudah diiris tipis-tipis, beda dengan kristal silikon
murni yang membutuhkan teknologi khusus untuk mengirisnya menjadi kepingan-
kepingan kristal silikon yang tipis.

Dengan teknologi seperti ini, akan dihasilkan kepingan sel surya yang
identik satu sama lain dan berkinerja tinggi. Sehingga menjadi sel surya yang
paling efisien dibandingkan jenis sel surya lainnya, sekitar 15% - 20%.

Mahalnya harga kristal silikon murni dan teknologi yang digunakan,


menyebabkan mahalnya harga jenis sel surya ini dibandingkan jenis sel surya
yang lain di pasaran

Kelemahannya, sel surya jenis ini jika disusun membentuk solar modul
(panel surya) akan menyisakan banyak ruangan yang kosong karena sel surya
seperti ini umumnya berbentuk segi enam atau bulat, tergantung dari bentuk
batangan kristal silikonnya, seperti terlihat pada gambar berikut.

4
Keterangan gambar:

1. Batangan kristal silikon murni

2. Irisan kristal silikon yang sangat tipis

3. Sebuah sel surya monocrystalline yang sudah jadi

4. Sebuah panel surya monocrystalline yang berisi susunan sel surya


monocrystalline. Nampak area kosong yang tidak tertutup karena bentuk sel surya
jenis ini.

2. Polycrystalline

Jenis ini terbuat dari beberapa batang kristal silikon yang dilebur /
dicairkan kemudian dituangkan dalam cetakan yang berbentuk persegi.
Kemurnian kristal silikonnya tidak semurni pada sel surya monocrystalline,
karenanya sel surya yang dihasilkan tidak identik satu sama lain dan efisiensinya
lebih rendah, sekitar 13% - 16% .

Tampilannya nampak seperti ada motif pecahan kaca di dalamnya.


Bentuknya yang persegi, jika disusun membentuk panel surya, akan rapat dan
tidak akan ada ruangan kosong yang sia-sia seperti susunan pada panel surya
monocrystalline di atas. Proses pembuatannya lebih mudah dibanding
monocrystalline, karenanya harganya lebih murah. Jenis ini paling banyak dipakai
saat ini.

5
3. Thin Film Solar Cell (TFSC)

Jenis sel surya ini diproduksi dengan cara menambahkan satu atau
beberapa lapisan material sel surya yang tipis ke dalam lapisan dasar. Sel surya
jenis ini sangat tipis karenanya sangat ringan dan fleksibel.

Jenis ini dikenal juga dengan nama TFPV (Thin Film Photovoltaic).

Berdasarkan materialnya, sel surya thin film ini digolongkan menjadi:

3.1. Amorphous Silicon (a-Si) Solar Cells.

Sel surya dengan bahan Amorphous Silicon ini, awalnya banyak


diterapkan pada kalkulator dan jam tangan. Namun seiring dengan perkembangan
teknologi pembuatannya penerapannya menjadi semakin luas. Dengan teknik
produksi yang disebut "stacking" (susun lapis), dimana beberapa lapis Amorphous
Silicon ditumpuk membentuk sel surya, akan memberikan efisiensi yang lebih
baik antara 6% - 8%.

3.2. Cadmium Telluride (CdTe) Solar Cells.

Sel surya jenis ini mengandung bahan Cadmium Telluride yang memiliki
efisiensi lebih tinggi dari sel surya Amorphous Silicon, yaitu sekitar: 9% - 11%.

3.3. Copper Indium Gallium Selenide (CIGS) Solar Cells.

Dibandingkan kedua jenis sel surya thin film di atas, CIGS sel surya
memiliki efisiensi paling tinggi yaitu sekitar 10% - 12%. Selalin itu jenis ini tidak
mengandung bahan berbahaya Cadmium seperti pada sel surya CdTe.

6
Prinsip Kerja

Sinar Matahari terdiri dari partikel sangat kecil yang disebut dengan
Foton. Ketika terkena sinar Matahari, Foton yang merupakan partikel sinar
Matahari tersebut meghantam atom semikonduktor silikon Sel Surya sehingga
menimbulkan energi yang cukup besar untuk memisahkan elektron dari struktur
atomnya. Elektron yang terpisah dan bermuatan Negatif (-) tersebut akan bebas
bergerak pada daerah pita konduksi dari material semikonduktor. Atom yang
kehilangan Elektron tersebut akan terjadi kekosongan pada strukturnya,
kekosongan tersebut dinamakan dengan “hole” dengan muatan Positif (+).

Daerah Semikonduktor dengan elektron bebas ini bersifat negatif dan


bertindak sebagai Pendonor elektron, daerah semikonduktor ini disebut dengan
Semikonduktor tipe N (N-type). Sedangkan daerah semikonduktor dengan Hole
bersifat Positif dan bertindak sebagai Penerima (Acceptor) elektron yang
dinamakan dengan Semikonduktor tipe P (P-type).

Di persimpangan daerah Positif dan Negatif (PN Junction), akan


menimbulkan energi yang mendorong elektron dan hole untuk bergerak ke arah
yang berlawanan. Elektron akan bergerak menjauhi daerah Negatif sedangkan
Hole akan bergerak menjauhi daerah Positif. Ketika diberikan sebuah beban
berupa lampu maupun perangkat listrik lainnya di Persimpangan Positif dan
Negatif (PN Junction) ini, maka akan menimbulkan Arus Listrik.

Rangkaian Seri dan Paralel Sel Surya (Solar Cell)

Seperti Baterai, Sel Surya juga dapat dirangkai secara Seri maupun
Paralel. Pada umumnya, setiap Sel Surya menghasilkan Tegangan sebesar 0,45 ~
0,5V dan arus listrik sebesar 0,1A pada saat menerima sinar cahaya yang terang.
Sama halnya dengan Baterai, Sel Surya yang dirangkai secara Seri akan
meningkatkan Tegangan (Voltage) sedangkan Sel Surya yang dirangkai secara
Paralel akan meningkatkan Arus (Current).

7
Struktur Dasar dan Simbol Sel Surya (Solar Cell)

Berikut ini adalah Struktur Dasar, Bentuk dan Simbol Sel Surya (Solar Cell).

8
Kelebihan dan kekurangan

Kelebihannya yaitu:

1. Pertama adalah panel surya ini hemat dikarenakan jika Anda


menggunakan pabel surya, maka Anda tidak akan memerlukan bahan
bakar.
2. Dapat dipasang di mana saja dan dapat dipindahkan sesuai dengan yang
dibutuhkan. Jadi, kita bisa menempatkan panel surya ini sesuai dengan
kebutuhan kita. Inilah manfaat panel surya yang kedua.
3. Panel surya dapat diterapkan secara sentralisasi, yang berarti pembangkit
listrik tenaga surya ditetapkan di suatu area dan listrik yang dihasilkan
disalurkan melalui jaringan distribusi ketempat-tempat yang
membutuhkan, dan juga desentralisasi, yang berarti setiap sistem berdiri
sendiri atau individual, jadi sistem itu tidak memerlukan jaringan
distribusi.
4. Manfaat panel surya yang selanjutnya adalah bersifat moduler. Maksudnya
adalah kapasitas listrik yang dihasilkan dapat disesuaikan dengan cara
merangkai modul secara seri dan paralel.
5. Panel surya dapat dioperasikan secara otomatis maupun menggunakan
operasi.
6. Manfaat panel surya yang terakhir adalah tanpa suara dan tidak
menimbulkan operasi lingkungan.

Kelemahan Panel Surya:

1. Saat ini, panel surya masih relatif mahal. Meskipun panel surya banyak
mengalami penurunan harga, harga panel surya masih cenderung mahal,
yaitu sekitar $ 12000-18000.
2. Sekarang ini, panel surya ini perlu ditingkatkan efisiensinya. Rata-rata
panel surya mencapai efisiensi kurang dari 20%. Hal inilah yang menjadi
salah satu penyebab banyak orang tidak memilih panel surya.
3. Panel surya terbuat dari beberapa bahan yang tidak ramah lingkungan.
Contohnya terbuat dari material silikon.

9
4. Jika tidak berhati-hati, daur ulang panel surya dapat menyebabkan
kerusakan lingkungan, karena kandungan panel surya seperti silikon,
selenium, dan lainnya, dimana itu semua merupakan gas rumah kaca,
dapat ditemukan di panel surya. Hal ini berbahaya karena dapat menjadi
sumber pencemaran selama proses daur ulang.
B. Panas Bumi

Panas bumi adalah sumber energi panas yang terkandung di dalam air panas,
uap air, serta batuan bersama mineral ikutan dan gas lainnya yang secara genetik
tidak dapat dipisahkan dalam suatu sistem panas bumi. Sementara energi panas
bumi merupakan energi yang bersumber dari panas yang terkandung dalam perut
bumi dan pada umumnya berasosiasi dengan keberadaan gunung api.

Secara teknis, air yang bersumber diantaranya dari hujan akan meresap ke
dalam batuan di bawah tanah hingga mencapai batuan reservoir. Air ini kemudian
terpanaskan oleh magma yang menjadi sumber panas utama sehingga berubah
menjadi air panas atau uap panas (fluida thermal) dengan kisaran temperatur 240-
310'C. Fluida thermal tersebut dapat digunakan untuk membangkitkan energi
listrik dengan cara melakukan pengeboran (drilling) dan mengalirkan fluida
thermal untuk menggerakkan turbin dan memutar generator sehingga dihasilkan
energi listrik. Fluida thermal selanjutnya diinjeksikan kembali ke dalam reservoir
melalui sumur reinjeksi untuk menjaga keseimbangan fluida dan panas sehingga
sistem panas bumi berkelanjutan. Oleh sebab itu kebutuhan air bersih untuk
rumah tangga tidak akan terganggu oleh kegiatan panas bumi mengingat fluida
panas bumi yang digunakan untuk pembangkitan energi listrik bukan berasal dari
air permukaan melainkan berasal dari reservoir panas bumi dengan kedalaman
1.500 s.d. 2500 meter.

Energi panas bumi muncul ke permukaan melalui celah-celah di kerak bumi


yang relatif mengapung dan bergerak (setingkat pertumbuhan kuku manusia) di
atas lapisan bumi yang disebut mantel. Kerak bumi terbagi dari beberapa
lembaran besar, disebut lempeng tektonik. Bumi memiliki banyak lempeng
tektonik yang tersebar di seluruh dunia. Dan di mana lempeng-lempeng itu
bertemu (subduksi) di sana bisa terjadi aktivitas vulkanis dan kegempaan, yang

10
merupakan karaktersitik lokasi yang sering ditemukannya reservoir panas bumi.
Energi panas bumi juga dapat ditemukan di zona rifting. Zona ini identik dengan
pergerakan divergen lempeng tektonik. Contohnya termasuk East Africa rift di
Kenya dan Ethiopia, dan Rio Grande rift di New Mexico.

Sekitar 40% cadangan energi geothermal dunia terletak di bawah tanah


Indonesia atau sekitar 28.000 MW, maka negara ini diperkirakan memiliki
cadangan-cadangan energi geotermal terbesar di dunia dan karena itu memiliki
potensi tinggi untuk sumber energi terbarukan. Namun, sebagian besar dari
potensi ini belum digunakan. Saat ini, Indonesia hanya menggunakan 4-5% dari
kapasitas geothermalnya.

Faktor utama yang menghalangi investasi pengembangan geothermal di


Indonesia adalah hukum di Indonesia sendiri. Dulu aktivitas geothermal
didefinisikan sebagai aktivitas pertambangan (Undang-Undang No. 27/2003) yang
mengimplikasikan bahwa hal ini dilarang untuk dilaksanakan di wilayah hutan
lindung dan area konservasi (Undang-Undang No. 41/1999), walaupun faktanya
aktivitas-aktivitas tambang geothermal hanya memberikan dampak kecil pada
lingkungan (dibandingkan aktivitas-aktivitas pertambangan yang lain). Namun,
sekitar 80% dari cadangan geothermal Indonesia terletak di hutan lindung dan
area konservasi, oleh karena itu mustahil untuk memanfaatkan potensi ini. Pada
Agustus 2014, waktu periode kedua administrasi Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono hampir selesai, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Indonesia
mengesahkan Undang-Undang Geothermal No. 21/2014 (menggantikan Undang-

11
Undang No. 27/2003) yang memisahkan geotermal dari aktivitas-aktivitas
pertambangan yang lain dan karena itu membuka jalan untuk eksplorasi
geothermal di wilayah hutan lindung dan area konservasi. Pengesahan Undang-
Undang ini adalah gebrakan yang penting. Namun, pada saat tulisan ini dibuat
(Desember 2014), Undang-Undang baru ini masih perlu diatur pelaksanaannya
dengan peraturan-peraturan kementerian yang lain.

Pemerintah Indonesia juga telah melaksanakan berbagai upaya lain untuk


membuat investasi energi panas bumi lebih menarik. Geothermal Fund Facility
(GFF) menyediakan dukungan untuk memitigasi resiko-resiko dan menyediakan
informasi mengenai biaya pengembangan awal geothermal yang relatif tinggi.
Halangan lain di Indonesia adalah tarif listrik yang tidak kompetitif. Melalui
subsidi pemerintah, tarif listrik menjadi murah. Selain itu, Perusahaan Listrik
Negara (PLN) memiliki monopoli distribusi listrik di Indonesia dan karena itu
energi listrik dari produsen-produsen independen harus dijual kepada PLN.
Namun, di Juni 2014, Pemerintah Indonesia mengumumkan akan membuat harga
pembelian (dibayar oleh PLN) menjadi lebih menarik melalui kebijakan tarif feed-
in yang baru.Terakhir, eksplorasi geothermal di Indonesia dihalangi oleh keadaan
infrastruktur yang buruk di wilayah-wilayah terpencil, perlawanan masyarakat
lokal pada proyek-proyek ini, dan juga birokrasi yang buruk (prosedur perizinan
yang panjang dan mahal yang melibatkan pemerintah pusat provinsi, dan
kabupaten).

Cadangan energi panas bumi yang terbesar terletak di wilayah barat Indonesia
dimana ada permintaan energi yang paling tinggi: Sumatra, Jawa dan Bali.
Sulawesi Utara adalah provinsi yang paling maju dalam penggunaan geotermal
untuk energi listrik: sekitar 40% dari pasokan listriknya didapat dari energi
geothermal.

Prinsip kerja

Cara kerja Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP)

Prinsip kerja PLTP

12
 Uap di-supply dari sumur produksi melalui sistem transmisi uap yang
kemudian masuk ke dalam Steam Receiving Header sebagai media
pengumpul uap. Steam Receiving Header dilengkapi dengan Rupture Disc
yang berfungsi sebagai pengaman terakhir unit .Bila terjadi tekanan
berlebih (over pressure) di dalam Steam Receiving maka uap akan dibuang
melalui Vent Structure.Vent Structure berfungsi untuk warming-up di pipe
line ketika akan start unit dan sebagai katup pengaman yang akan
membuang tekanan bila sudden trip terjadi.

13
 Dari Steam Receiving Header uap kemudian dialirkan ke Separator
(Cyclone Type) yang berfungsi untuk memisahkan uap (pure steam) dari
benda-benda asing seperti partikel berat (Sodium, Potasium, Calsium,
Silika, Boron, Amonia, Fluor dll).
 Kemudian uap masuk ke Demister yang berfungsi untuk memisahkan
moisture yang terkandung dalam uap, sehingga diharapkan uap bersih
yang akan masuk ke dalam Turbin.
 Uap masuk ke dalam Turbin sehingga terjadi konversi energi dari Energi
Kalor yang terkandung dalam uap menjadi Energi Kinetik yang diterima
oleh sudu-sudu Turbin. Turbin yang dikopel dengan generator akan
menyebabkan generatkut berputar saat turbin berputar sehingga terjadi
konversi dari Energi Kinetik menjadi Energi Mekanik.
 Generator berputar menghasilkan Energi Listrik (Electricity)
 Exhaust Steam (uap bekas) dari Turbin dikondensasikan di dalam
Condensor dengan sistem Jet Spray (Direct Contact Condensor).
 NCG (Non Condensable Gas) yang masuk kedalam Condensor dihisap
oleh First Ejector kemudian masuk ke Intercondensor sebagai media
pendingin dan penangkap NCG. Setelah dari Intercondensor, NCG dihisap
lagi oleh Second Ejector masuk ke dalam Aftercondensor sebagai media
pendingin dan kemudian dibuang ke atmosfir melalui Cooling Tower.
 Dari Condensor air hasil condensasi dialirkan oleh Main Cooling Water
Pump masuk ke Cooling Tower. Selanjutnya air hasil pendinginan dari
Cooling Tower uap kering disirkulasikan kembali ke dalam Condensor
sebagai media pendingin.
 Primary Cooling System disamping sebagai pendingin Secondary Cooling
System juga mengisi air pendingin ke Intercondensor dan Aftercondensor.
 Overflow dari Cold Basin Cooling Tower akan ditampung untuk
kepentingan Reinjection Pump.
 River Make-Up Pump beroperasi hanya saat akan mengisi Basin Cooling
Tower.

14
Kelebihan dan kekurangan
Sebenarnya ada banyak keuntungan tenaga panas bumi. Berikut adalah kelebihan
dari tenaga panas bumi:
1. Pertama dan terpenting, energi panas bumi adalah energi yang terbarukan,
yang berarti bahwa selama kita tidak memompa air terlalu banyak energi
akan terus ada.
2. Energi panas bumi tidak menghasilkan polusi, dan pada saat yang sama,
tidak memberikan kontribusi pada efek rumah kaca.
3. Lokasi pembangkit listrik untuk energi panas bumi tidak memerlukan area
yang luas dan karenanya cenderung memiliki dampak yang sedikit
terhadap lingkungan sekitar.
4. Karena energi panas bumi adalah energi yang berasal dari dalam dan dari
dirinya sendiri, tidak ada sumber-sumber di luar bahan bakar yang
diperlukan untuk menjaga generator berjalan.
Meski memiliki banyak manfaat, masih ada beberapa kelemahan energi panas
bumi. Kekurangan ini dapat mempengaruhi atau semua tiga tahap produksi - pra-
produksi, produksi, dan pasca-produksi:
1. Mungkin kelemahan terbesar tenaga panas bumi adalah bahwa Anda tidak
membangun pembangkit listrik panas bumi di mana saja yang Anda
inginkan.Anda akan memerlukan lokasi yang tepat mengandung batuan
panas. Setelah itu tidak semua batuan ini bisa di bor karena terlalu
keras.Batuan ini juga harus memiliki kedalaman yang memungkinkan
untuk di bor.
2. Ada juga risiko lain untuk dipertimbangkan - kadang-kadang sebuah situs
panas bumi memungkinkan yntuk di bor akan tetapi sudah kehabisan
tenaga uap. Bisa jadi hal ini terjadi ketika musim kering berlangsung untuk
waktu yang lama.
3. Kerugian terakhir menyangkut potensi bahaya energi panas bumi. Ketika
dilakukan pengoboran kedalam tanah dan yang dapat ditambang bisa jadi
ini juga berarti bahwa ada kemungkinan zat-zat lain yang tidak ramah
lingkungan bisa juga terikut. Gas dan mineral berbahaya dapat merembes

15
dari bawah tanah dan sangat sulit menemukan cara untuk membuang zat
ini dengan aman ke lingkungan sekitar.
C. Fuel cell

Fuel cell telah didemonstrasikan oleh Sir William Robert Grove, seorang
ahli hokum merangkap sebagai ahli fisika amatir, pada tahun 1839, dengan
melakukan pembalikan elektrolisa air, elektrode yang digunakan adalah platina.
Pada tahun 1889, Charles Langer dan Ludwig Mond pertama kali menggunakan
istilah fuel cell, pada saat mencoba membuat mesin generator dengan
menggunakan udara dan gas arang. Pada tahun 1932 Francis Bacon berhasil
mengembangkan fuel cell. Untuk menerapkan fuel cell dalam penggunaan praktis
baru dapat dilakukan 27 tahun kemudian, yaitu sebagai penghasil tenaga listrik
untuk alat las dengan kapasitas 5 kW. Mulai tahun 1950 pihak NASA di Amerika
Serikat telah melakukan pemanfaatan untuk program angkasa luar mereka yaitu
untuk pesawat roket Appolo dan Gemini. Selama lebih dari 30 tahun, US
Department of Technology telah melakukan banyak penelitian dan pengembangan
dan pada tahun 1987 mereka mulai menerapkannya pada kendaraan.

16
Jenis dari pada fuel cell ditentukan oleh material yang digunakan sebagai
elektrolit yang mampu menghantar proton. Pada saat ini ada 6 jenis fuel cell yaitu:

 Alkaline (AFC)
 Proton exchange membrane, juga disebut proton elektrolyt
membrane(PEM)
 Phosphoric Acid(PAFC)
 Molten carbonate(MCFC)
 Solid oxide(SOFC)
 Direct methanol fuel cells(DMFC)
 Regenerative fuel cells

Fuel cell mempunyai kepekaan terhadap zatzat tertentu seperti CO2, CO,
korosi dan produk oksidasi. Penggunaan dari pada fuel cell ini terutama untuk
menghasilkan energi yang dipakai pada program angkasa luar, power station
penghasil listrik atau energi panas dan untuk kendaraan.

Alkaline fuel cells(AFC) menggunakan alkaline potassium, hydroxyde sebagai


elektrolit, dapat menghasilkan efisiensi sampai 70%. Banyak digunakan oleh
NASA untuk misi ulang-alik angkasa luar. Biayanya sangat mahal, sehingga tidak
dipakai untuk komersial. Proton exchange membrane(PEM) memiliki membran
yang terbuat dari plastik tipis yang pada kedua sisinya dilapisi dengan platina.

Jenis ini sangat sesuai untuk kendaraan, karena mampu beroperasi pada
temperature yang rendah. Harganya relatif murah, sehingga dapat digunakan
untuk alat listrik, kamera video dan telepon selular. Fuel cell PEM memiliki
kepadatan energy yang tinggi (high energy density). Gambar 3a dan 3b adalah
proton exchange membrane fuel cells dari beberapa produsen. Phosphoric acid
fuel cells (PAFC) sudah banyak digunakan untuk penghasil listrik di rumah sakit,
hotel, perkantoran, sekolah dan stasiun penghasil listrik. Fuel cell PEM memiliki
kepadatan energy yang tinggi (high energy density). Gambar 3a dan 3b adalah
proton exchange membrane fuel cells dari beberapa produsen. Phosphoric acid
fuel cells (PAFC) sudah banyak digunakan untuk penghasil listrik di rumah sakit,
hotel, perkantoran, sekolah dan stasiun penghasil listrik.

17
Prinsip Kerja

Fuel cell bekerja berdasar prinsip pembakaran listrik-kimiawi, cell ini akan
memproduk-si energi listrik arus searah. Fuel cell ini terdiri dari elektrolit yang
memisahkan katoda dari anoda, elektrolit hanya dapat menghantar ion saja,
sedangkan elektron tidak dapat melewati elektrolit, jadi elektrolit ini bukan
penghantar listrik dan juga menghindarkan terjadinya reaksi kimia. Pada anoda
akan dialirkan secara berkesinambungan bahan bakar dan pada kattode dialirkan
oksigen, pengaliran ini dilakukan secara terpisah. Karena pengaruh katalisator
pada elektroda, maka molekul-molekul dari gas yang dialirkan akan berubah
menjadi ion. Reaksi pada anoda menghasilkan elektron yang bebas, sedang pada
katoda elektron yang bebas akan diikat. Elektron-elektron bebas yang terjadi harus
dialirkan keluar melalui penghantar menuju ke anoda, agar proses listrik-kimiawi
dapat berlangsung. Panas yang timbul dari hasil reaksi kimia harus terus menerus
dibuang, agar energy listrik dapat terbentuk secara kontinyu.

Reaksi kimia pada fuel cell.

2H2 + O2 Þ 2H2O

Pada anoda hidrogen di oksidasi menjadi proton: 2H2 Þ 4H+ + 4 eSetiap


molekul H2 terpecah menjadi dua atom H+(proton), sedang setiap atom hydrogen
melepaskan elektronnya. Proton ini akan bergerak menuju katoda melewati
membran. Elektron yang terbentuk akan menghasilkan arus listrik kalau
dihubungkan dengan penghantar listrik menuju katoda. Pada katoda oksigen
dirubah :

O2 + 4H+ + 4 e-Þ 2H2O

Molekul oksigen akan bergabung dengan empat elektron, menjadi ion


oksigen yang bermuatan negatif untuk selanjutnya bergabung lagi dengan proton
yang mengalir dari anoda. Setiap ion oksigen akan melepaskan kedua muatan
negatifnya dan bergabung dengan dua proton, sehingga terjadi oxidasi menjadi
air.

18
Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihan :

1. Sistem ini juga tidak mengeluarkan suara (tidak berisik), kecuali suara dari
beberapa peralatan pendukung seperti pompa, kipas, kompresor.
2. Efisiensi Tinggi (High efficiency), oleh sebab fuel cell tidak menggunakan
proses pembakaran dalam konversi energi, maka efisiensinya tidak
dibatasi oleh batas maksimum temperatur operasional (tidak dibatasi oleh
efisiensi siklus Carnot). Hasilnya, efisiensi konversi energi pada fuel
cellmelalui reaksi elektrokimia lebih tinggi dibandingkan efisiensi
konversi energi pada mesin kalor (konvensional) yang melalui reaksi
pembakaran.
3. Cepat Mengikuti Perubahan Pembebanan (Rapid load following) Fuel cell
memperlihatkan karakteristik yang baik dalam mengikuti perubahan
beban. Sistem Fuel cell yang menggunakan hidrogen murni dan digunakan
pada sebagian besar peralatan mekanik (misal: motor listrik) memiliki
kemampuan untuk merespon perubahan pembebanan dengan cepat.
4. Temperatur Operasional Rendah, sistem fuel cell sangat baik diaplikasikan
pada industri otomotif yang beroperasi pada temperatur rendah.
Keuntungannya adalah fuel cellhanya memerlukan sedikit waktu
pemanasan (warm up time), resiko operasional pada temperatur tinggi
dikurangi, dan efisiensi termodinamik dari reaksi elektrokimia lebih baik.
5. Reduksi Transformasi Energi Ketika fuel cell digunakan untuk
menghasilkan energi listrik maka fuel cell hanya membutuhkan sedikit
transformasi energi, yaitu dari energi kimia menjadi energi listrik.
Bandingkan dengan mesin kalor yang harus mengubah energi kimia
menjadi energi panas kemudian menjadi energi mekanik yang
akanmemutar generator untuk menghasilkan energi listrik. Fuel cellyang
diaplikasikan untuk menggerakkan motor listrik memiliki jumlah
transformasi energi yang sama dengan mesin kalor, tetapi transformasi
energi pada fuel cell memiliki efisiensi yang lebih tinggi.

19
Kekurangan :

1. Hidrogen

Hidrogen sulit untuk diproduksi dan disimpan. Saat ini proses produksi
hidrogen masih sangat mahal dan membutuhkan input energi yang besar (artinya:
efisiensi produksi hidrogen masih rendah). Untuk mengatasi kesulitan ini, banyak
negara menggunakan teknologi reforming hidrokarbon/fosil untuk memperoleh
hidrogen. Tetapi cara ini hanya digunakan dalam masa transisi untuk menuju
produksi hidrogen dari air yang efisien.

2. Sensitif pada Kontaminasi Zat-asing

Fuel cell membutuhkan hidrogen murni, bebas dari kontaminasi zat-asing.


Zat-asing yang meliputi sulfur, campuran senyawa karbon, dll dapat
menonaktifkan katalisator dalam fuel cell dan secara efektif akan
menghancurkannya. Pada mesin kalor pembakaran dalam (internal combustion
engine), masuknya zat-asing tersebut tidak menghalangi konversi energi melalui
proses pembakaran.

3. Harga Katalisator Platinum Mahal

Fuel cell yang diaplikasikan pada industri otomotif memerlukan katalisator


yang berupa Platinum untuk membantu reaksi pembangkitan listrik. Platinum
adalah logam yang jarang ditemui dan sangat mahal. Berdasarkan survei geologis
ahli USA, total cadangan logam platinum di dunia hanya sekitar 100 juta kg
(Bruce Tonn and Das Sujit, 2001). Dan pada saat ini, diperkirakan teknologi fuel
cell berkapasitas 50 kW memerlukan 100 gram platinum sebagai katalisator
(DEO, 2000). Misalkan penerapan teknologi fuel cell berjalan baik (meliputi:
penghematan pemakaian platinum pada fuel cell, pertumbuhan pasar fuel cell
rendah, dan permintaan platinum rendah) maka sebelum tahun 2030 diperkirakan
sudah tidak ada lagi logam platinum (Anna Monis Shipley and R. Neal Elliott,
2004). Untuk itulah diperlukan penelitian untuk menemukan jenis katalisator
alternatif yang memiliki kemampuan mirip katalisator dari platinum.

20
4. Pembekuan

Selama beroperasi, sistem fuel cell menghasilkan panas yang dapat


berguna untuk mencegah pembekuan pada temperatur normal lingkungan. Tetapi
jika temperatur lingkungan terlampau sangat dingin (-10 s/d -20 C) maka air
murni yang dihasilkan akan membeku di dalam fuel cell dan kondisi ini akan
dapat merusak membran fuel cell (David Keenan, 10/01/2004). Untuk itu harus
didesain sebuah sistem yang dapat menjaga fuel cell tetap berada dalam kondisi
temperatur normal operasi.

D. PLTA

Energi air adalah satu dari lima sumber terbesar energi terbarukan. Energi
ini dapat dimanfaatkan dan diubah menjadi listrik dan pembangkit listrik Tenaga
air tanpa meninggalkan emisi gas rumah kaca seperti yang dihasilkan oleh
pembangkit listrik yang menggunakan energi fosil. Berbeda dengan sumber energi
terbarukan lainnya air akan terus menghasilkan tenaga non-stop dan
ketersediaannya terus dihasilkan oleh adanya siklus hidrologi. Pembangkit listrik

21
tenaga air (PLTA) dihasilkan dari energi potensial air yang diubah menjadi energi
mekanik oleh turbin dan energi tersebut yang selanjutnya diubah untuk menjadi
energi listrik oleh generator dengan memanfaatkan ketinggian dan kecepatan air.

Berdasarkan dari daya listrik yang dihasilkan, pembangkit listrik tenaga air
dibedakan menjadi: (1) pico hydro yang menghasilkan 5 kW, (2) micro hydro
yang menghasilkan 5-100 kW, (3) mini hydro yang menghasilkan daya di atas
100 kW, namun tetap di bawah 1MW dan (4) Bendungan/ dam/ large hydro
dengan daya yang dihasilkan sebesar lebih dari 100 MW. Indonesia telah
memanfaatkan air sebagai pembangkit listrik, salah satunya adalah PLTA Cirata,

Selain menjadi pembangkit, PLTA juga bermanfaat bagi sektor pariwisata.


Pemandangan alam berupa gunung, danau dan wisata kulinernya menjadi daya
tarik pariwisata. Pemandangan alam tidak hanya menjadi objek wisata di kawasan
bendungan Jatiluhur, terdapat pula objek pariwisata lain yang tersedia di sana
seperti kolam renang dan ski air yang secara langsung menghadap ke danau.

Meskipun mendatangkan banyak manfaat, pemanfaatan air dengan


membangun bendungan memiliki dampak lain seperti dapat mengganggu
keseimbangan ekosistem sungai atau danau, pembangunan yang memakan biaya
dan waktu yang cukup lama dan kerusakan pada bendungan yang dapat
menyebabkan risiko kecelakaan dan kerugian lain yang besar. Oleh karena itu
perlu diperhatikan aspek-aspek kelingkungan serta keselamatan agar pemanfaatan
bendungan dapat dilakukan secara maksimal.

Berdasarkan output yang dihasilkan, pembangkit listrik tenaga air dibedakan atas:

1. Large-hydro : lebih dari 100 MW

2. Medium-hydro : antara 15-100 MW

3. Small-hydro : antara 1-15 MW

4. Mini-hydro : Daya diatas 100 kW, tetapi dibawah 1 MW

5. Micro-hydro : antara 5kW-100kW

6. Pico-hydro : daya yang dikeluarkan 5kW

22
Jenis – Jenis Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)

Berdasarkan Tinggi Terjun PLTA

 PLTA jenis terusan air (water way)

Pusat listrik yang mempunyai tempat ambil air (intake) di hulu sungai dan
mengalirkan air ke hilir melalui terusan air dengan kemiringan (gradient)
yang agak kecil.Tenaga listrik dibangkitkan dengan cara memanfaatkan tinggi
terjun dan kemiringan sungai.

 PLTA jenis DAM / bendungan

Pembangkit listrik dengan bendungan yang melintang disungai,


pembuatan bendungan ini dimaksudkan untuk menaikkan permukaan air
dibagian hulu sungai guna membangkitkan energy potensial yang lebih besar
sebagai pembangkit listrik.

 PLTA jenis terusan dan DAM (campuran)

Pusat listrik yang menggunakan gabungan dari dua jenis sebelumnya, jadi
energi potensial yang diperoleh dari bendungan dan terusan.

PLTA Berdasarkan Aliran Sungai

 PLTA jenis aliran sungai langsung (run of river)

Banyak dipakai dalam PLTA saluran air / terusan, jenis ini


membangkitkan listrik dengan memanfaatkan aliran sungai itu sendiri secara
alamiah.

 PLTA dengan kolam pengatur (regulatoring pond)

Mengatur aliran sungai setiap hari atau setiap minggu dengan


menggunakan kolam pengatur yang dibangun melintang sungai dan
membangkitkan listrik sesuai dengan beban. Disamping itu juga dibangun
kolam pengatur di hilir untuk dipakai pada waktu beban puncak (peaking
power plant) dengan suatu waduk yang mempunyai kapasitas besar yang akan

23
mengatur perubahan air pada waktu beban puncak sehingga energy yang
dihasilkan lebih maksimal.

 Pusat listrik jenis waduk

Dibuat dengan cara membangun suatu waduk yang melintang sungai,


sehingga berbentuk seperti danau buatan, atau dapat dibuat dari danau asli
sebagai penampung air hujan sebagai cadangan untuk musim kemarau

 PLTA jenis pompa (pumped storage)

PLTA yang memanfaatkan tenaga listrik yang berlebihan ketika musim


hujan atau pada saat pemakaian tenaga listrik berkurang saat tengah malam,
pada waktu ini seabgian turbin berfungsi sebagai pompa untuk memompa air
yang di hilir ke hulu, jaman dulu pembangkit ini memanfaatkan kembali air
yang dipakai saat beban puncak dan dipompa ke atas lagi saat beban puncak
terlewati.

Untuk menghasilkan listrik, PLTA harus memiliki beberapa komponen yang


berupa alat dan bahan untuk menciptakan listrik bagi masyarakat . Beberapa
komponen yang digunakan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Hidro (PLTA) baik
komponen utama maupun bangunan penunjang antara lain:

Alat :

 Dam/Bendungan Pengalih (intake). Dam pengalih berfungsi untuk


mengalihkan air melalui sebuah pembuka di bagian sisi sungai ke dalam
sebuah bak pengendap.
 Bak Pengendap (Settling Basin). Bak pengendap digunakan untuk
memindahkan partikel-partikel pasir dari air. Fungsi dari bak pengendap
adalah sangat penting untuk melindungi komponen-komponen berikutnya
dari dampak pasir.
 Saluran Pembawa (Headrace). Saluran pembawa mengikuti kontur dari
sisi bukit untuk menjaga elevasi dari air yang disalurkan.
 Pipa Pesat (Penstock). Penstock dihubungkan pada sebuah elevasi yang
lebih rendah ke sebuah roda air, dikenal sebagai sebuah turbin.

24
 Turbin. Turbin berfungsi untuk mengkonversi energi aliran air menjadi
energi putaran mekanis.
 Pipa Hisap. Pipa hisap berfungsi untuk menghisap air, mengembalikan
tekanan aliran yang masih tinggi ke tekanan atmosfer.
 Generator. Generator berfungsi untuk menghasilkan listrik dari putaran
mekanis.
 Panel kontrol. Panel kontrol berfungsi untuk menstabilkan tegangan.
 Pengalih Beban (Ballast load). Pengalih beban berfungsi sebagai beban
sekunder (dummy) ketika beban konsumen mengalami penurunan. Kinerja
pengalih beban ini diatur oleh panel kontrol.

Bahan

 Air , terutama air sungai .

Penggunaan beberapa komponen disesuaikan dengan tempat instalasi (kondisi


geografis, baik potensi aliran air serta ketinggian tempat) serta budaya
masyarakat. Sehingga terdapat kemungkinan terjadi perbedaan desain mikrohidro
serta komponen yang digunakan antara satu daerah dengan daerah yang lain.

Prinsip Kerja

25
Pada dasarnya PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air) bekerja dengan
cara mengubah energi potensial (dari DAM atau air terjun) menjadi energi
mekanik (dengan bantuan turbin air), kemudian dari energi mekanik tersebut
dikonversi menjadi energi listrik (dengan bantuan generator). Di wilayah yang
bergunung-gunung dengan banyak sumber air, PLTA sangat ideal. Pembangkit
listrik ini biasanya disatukan dengan waduk yang digunakan untuk  pertanian dan
penanggulangan banjir.

Kelebihan dan Kelemahan

Beberapa keuntungan/kelenihan yang terdapat pada pembangkit listrik tenaga


listrik mikrohidro adalah sebagai berikut:

 Dibandingkan dengan pembangkit listrik jenis yang lain, PLTA ini cukup
murah karena menggunakan energi alam.
 Memiliki konstruksi yang sederhana dan dapat dioperasikan di daerah
terpencil dengan tenaga terampil penduduk daerah setempat dengan sedikit
latihan.
 Tidak menimbulkan pencemaran.
 Dapat dipadukan dengan program lainnya seperti irigasi dan perikanan.
 Dapat mendorong masyarakat agar dapat menjaga kelestarian hutan
sehingga ketersediaan air terjamin.

Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) juga mempunyai kelemahan-kelemahan


dalam melayani penguna listrik dalan jumlah besar, antara lain :

 Konsumen pengguna listrik dalam jumlah besar dan terlalu jauh dari pusat
Pembangkit membutuhkan sarana jaringan tower transmisi tegangan tinggi
yang panjang juga memerlukan sarana traffo peningkat tengangan yang
banyak.
 Dari sisi keamanan maupun keselamatan terhadap sanara dan
perlengkapan tranmisi harus mendapat perhatian khusus.
 Bila kita mengalami musim kemarau panjang PLTA yang mengunakan
tenaga air dari danau alam dan danau buatan maka cadanagan air akan
sangat berkurang dan berdampak pada penurunan kuantitas produksi daya

26
listrik yang disalurkan ke konsuman. Maka hal ini yang dirugikan adalah
konsuman baik rumah tangga maupun pihak industri.
 Sumber Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang menggunakan air
terjun tidak selalu berada dilokasi yang dikehendaki, selain debit airnya
kecil juga berada jauh dari kota sehingga membutuhkan biaya yang sangat
besar.

27
BAB III

PENUTUP

1. KESIMPULAN

Energi adalah suatu bentuk kekuatan yang dihasilkan atau dimiliki oleh
suatu benda.Energi menjadi komponen penting bagi kelangsungan hidup manusia
karena hampir semua aktivitas kehidupan manusia sangat tergantung pada
ketersediaan energi yang"ukup. ;ntuk menghindari krisis energi yang dikarenakan
keterbatasan energi di alam di perlukanlan energi terbarukan. Energi terbarukan
adalah adalah energi yang berasal dari7proses alam yang berkelanjutan7,
sepertitenaga surya,tenaga angin,arus air proses biologi,dan panas bumi. Dengan
adanya energi terbarukan diharapkan kebutuhan manusia akansumber energi tidak
akan berkurang.

2. SARAN

Untuk memenuhi kebutuhan manusia akan sumber energi maka energi terbarukan
harus lebih dikembangkan. Namun dalam pengembangannya harus ada aspek
-aspek yang perlu di perhatikan, salah satunya adalah lingkungan. Pengembangan
terhadap energy terbarukan harus mempertimbangkan dampak-dampaknya
terhadap lingkungan. Selain itu, penggunaan terhadap energi pun harus
diperhatikan. Hemat energi berarti mencegah terjadinya krisis energy.

28
DAFTAR PUSTAKA

https://tirto.id/bersama-industri-dorong-pertumbuhan-energi-terbarukan-di-
indonesia-efCF

https://www.cnbcindonesia.com/news/20191018161700-4-108187/4-alternatif-
energi-terbarukan-ini-bakal-bikin-papua-terang

https://bobo.grid.id/read/081603670/apa-itu-energi-terbarukan-kenali-
beberapa-sumber-energi-terbarukan-yuk?page=all

https://teknikelektronika.com/pengertian-sel-surya-solar-cell-prinsip-kerja-sel-
surya/

https://www.solarcellsurya.com/manfaat-panel-surya/

https://sanfordlegenda.blogspot.com/2013/10/Solar-cells-Jenis-jenis-sel-
surya.html

http://ebtke.esdm.go.id/post/2017/08/22/1733/energi.panas.bumi.ramah.terha
dap.lingkungan.sekitar

https://rakhman.net/power-plants-id/prinsip-kerja-pltp/

https://www.indonesia-investments.com/id/bisnis/komoditas/energi-panas-
bumi/item268?

http://www.efbumi.net/2016/08/geothermal-energy-panas-bumi.html

https://media.neliti.com/media/publications/134810-ID-fuel-cell-sebagai-
penghasil-energi-abad.pdf

https://netl.doe.gov/sites/default/files/netl-file/FCHandbook7.pdf

https://coaction.id/air-sebagai-sumber-energi-terbarukan/

29

Anda mungkin juga menyukai