Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH

FISIKA ENERGI
ENERGI SURYA

Oleh :

HAMDA SHOUFI NADIAH ( 17034072)


HAADI FARROS HABIBI ( 17034071)

Dosen
Pembimbing :

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019

1
KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Segala puji bagi Allah SWT. yang telah memudahkan urusan dalam segala
perkara serta menghiaskan manusia dengan ilmu-Nya supaya dengan itu
berbedalah antara manusia dengan makhluk lain yang diciptakan Allah SWT. di
alam ini. Penulis dapat menyelesaikan tugas ini dalam bentuk makalah sesuai
dengan waktu yang tepat dengan topic ―Energi Surya”. Penyusunan makalah ini
merupakan salah satu langkah yang ditempuh oleh Tim untuk melengkapi
perkuliahan Fisika Energi.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak memiliki


kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat
diharapkan penulis demi kesempurnaan karya ini pada masa yang akan datang.
Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini ini dapat bermanfaat.

Padang, 10 Oktober 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………..................………….........…... 2

Daftar Isi……………………………………………..........…...................... 3

Bab I – Pendahuluan

A. Latar belakang………………………………………………………………… 5

B. Perumusan masalah …………………………………………………………. 5

C. Tujuan ………………………………………………………………………………. 5

D. manfaat…………………………………………………………………………….. 6

Bab II – Pembahasan

A.Pegertian Energi Surya…………………………………...................... 7

B.Energi Dari Matahari………………......…………………………… 9

C.Perkembangan EnergiSurya………………......……………………… 11

D.Penggunaan Massa Sekarang………………......……………………… 13

E.Perkembangan Potensi Energi Surya ………………......……………… 14

1. Konversi Energi

A.Konversi Energi Surya Menjadi Energi Listrik………………......…… 15

 Pembangkit Listrik Tenaga Termal………………......…………… 15

 Sel Surya Fotovoltaik…………………………………………… 16

 Perbedaan Pembangkit Listrik Tenaga Termal Dengan Sel Surya


Fotovoltaik……………………………………………….. 16

B.Konversi Energi Surya Sebagai Bahan Bakar………………......……… 19

3
 Mobil Tenaga Surya………………......………………………….... 19

 Kompor Tenaga Surya………………......………………………… 22

C. Konversi Energi Surya Sebagai Pemanas………………......………… 24

2. Efisiensi Energi Surya

A.Pengertian Efisiensi Energi………………......………………………… 28

B.Efisiensi Berbagai Jenis Sel Surya …………………………………….. 29

C.Penyebab Turunnya Efisiensi………………......……………………… 30

D.Keuntungan Energi Surya………………......………………………… 30

E.Kerugian Energi Surya………………......…………………………… 32

Bab III – Penutup


A. Kesimpuan …………………………………………………………………… 33
B. Saran ………………………………………………………………………………. 33

Daftar Pustaka………………......…………………................................ 35

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Energi adalah satu kata yang mempunyai makna sangat luas karena tidak ada
aktifitas di alam raya ini yang bergerak tanpa energi dan itulah sebabnya kata salah seorang
professor di Jepang bahwa hampir semua perselisihan di dunia ini dipicu, atau berpangkal
pada perebutan atas penguasaan sumber energi.
Secara umum sumber energi dikategorikan menjadi dua bagian yaitu conventional
energy dan non-conventional energy. Sumber energi fosil adalah termasuk kelompok yang
pertama, dan ternyata sebagaian besar aktivitas di dunia ini menggunakan energi
konvensional.
Dunia membutuhkan sumber energi alternatif ramah lingkungan yang
ketersediaannya berlimpah, serta dapat diperbarui (non-konvensional). Untuk memenuhi
kebutuhan energi yang terus meningkat itulah maka dikembangkan berbagai energi
alternatif, di antaranya energi terbarukan. Potensi energi terbarukan, seperti: biomassa,
panas bumi, energi surya, energi air, energi angin dan energi samudera, sampai saat ini
belum banyak dimanfaatkan, padahal potensi energi terbarukan di Indonesia sangatlah
besar.
B. Perumusan Masalah
Masalah yang dibahas dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Apakah yang dimaksud dengan Energi Surya?
b. Bagaimana pemanfaatan Energi Surya di Indonesia?
c. Bagaimana aplikasi/penerapan Energi Surya di Indonesia?
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
a. Mengetahui definisi Energi Surya
b. Mengetahui pemanfaatan Energi Surya di Indonesia
c. Mengetahui aplikasi/penerapan Energi Surya di Indonesia

5
D. Manfaat
Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua pihak,
khususnya kepada mahasiswa Program Studi Teknik Energi Polsri semester 4 untuk
memberi informasi dan menambah wawasan mengenai Energi Surya.

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN ENERGI SURYA

Energi surya adalah energi yang berupa sinar dan panas dari matahari
(radiasi energi dalam bentuk panas dan cahaya yang dipancarkan oleh
matahari). Didapat dengan mengubah energi panas surya melalui perlatan
tertentu menjadi sumberdaya dalam bentuk lain. Energi surya menjadi salah
satu sumber pembangkit daya selain air, uap, angin, biogas, batubara, dan
minyak bumi. Energi ini dapat dimanfaatkan dengan menggunakan
serangkaian teknologi seperti pemanas surya, fotovoltaik surya, listrik panas
surya, arsitektur surya, dan fotosintesis buatan. Tanpa energi yang datang
dari matahari, planet kita tidak akan mampu mendukung kehidupan dan
energi surya adalah bentuk energi paling berlimpah yang tersedia di planet
kita.

Jika dilihat pada proses penyerapan, pengubahan, dan penyaluran


energi surya, teknologi energi surya secara umum dikategorikan menjadi dua
kelompok, yakni teknologi pemanfaatan pasif dan teknologi pemanfaatan
aktif. Contoh pemanfaatan energi surya secara aktif adalah penggunaan
panel fotovoltaik dan panel penyerap panas. Contoh pemanfaatan energi
surya secara pasif meliputi mengarahkan bangunan ke arah matahari,
memilih bangunan dengan massa termal atau kemampuan dispersi cahaya
yang baik, dan merancang ruangan dengan sirkulasi udara alami.

Energi surya merupakan salah satu energi yang sedang giat


dikembangkan saat ini oleh Pemerintah Indonesia karena sebagai negara
tropis, Indonesia mempunyai potensi energi surya yang cukup besar.
Berdasarkan data penyinaran matahari yang dihimpun dari 18 lokasi di
Indonesia, radiasi surya di Indonesia dapat diklasifikasikan berturut-turut
sebagai berikut: untuk kawasan barat dan timur Indonesia dengan distribusi
penyinaran di Kawasan Barat Indonesia (KBI) sekitar 4,5 kWh/m2/hari
dengan variasi bulanan sekitar 10%, dan dikawasan Timur Indonesia (KTI)

7
sekitar 5,1 kWh/m2/hari dengan variasi bulanan sekitar 9%. Dengan

demikian, potensi energi surya rata-rata Indonesia sekitar 4,8 kWh/m2/hari


dengan variasi bulanan sekitar 9%.

Energi surya memiliki potensi besar dan sudah banyak teknologi


surya yang berkembang dengan sangat cepat. Namun, meskipun
pertumbuhan industri energi surya global berlangsung dengan cepat, masih
dibutuhkan banyak waktu sebelum energi surya menjadi pesaing yang nyata
untuk bahan bakar fosil sebagai sumber energi utama. Hal ini karena sektor
energi surya masih kalah dalam hal paritas biaya dibandingkan bahan bakar
fosil. Energi surya adalah sumber energi terbarukan yang paling penting
(energi angin pada dasarnya juga berasal dari energi surya), dan hanya
energi panas bumi dan pasang surut yang tidak memperoleh energi mereka
dari matahari. Banyak orang menggunakan istilah energi surya dan tenaga
surya sebagai sinonim meskipun hal ini mengandung kesalahan karena
tenaga surya mengacu pada konversi sinar matahari menjadi listrik (dalam
banyak kasus menggunakan photovoltaic). Pemanfaatan energi surya
memiliki potensi masa depan yang sangat besar, tidak hanya dalam
menyediakan listrik dan panas tetapi juga untuk digunakan pada proses
industri serta pengembangan kendaraan surya. Meskipun energi surya
adalah bentuk energi paling berlimpah yang tersedia di planet bumi, energi
surya tetap bukanlah sumber energi yang sempurna. Hal ini tidak hanya
merujuk pada kalahnya paritas biaya dibandingkan bahan bakar fosil tetapi
juga karena masalah intermitten (tidak kontinyu). Seperti yang kita ketahaui,
energi surya tidak tersedia pada malam hari dan karenanya membutuhkan
solusi penyimpanan energi yang memadai untuk menutup kekurangan ini

8
B. ENERGI DARI MATAHARI

Bumi menerima 174 petawatt (PW) radiasi surya yang datang


(insolasi) di bagian atas dari Atmosfer. Sekitar 30% dipantulkan kembali ke
luar angkasa, sedangkan sisanya diserap oleh awan, lautan, dan daratan.
Sebagian besar spektrum cahaya matahari yang sampai dipermukaan Bumi
berada pada jangkauan spektrum sinar tampak dan inframerah dekat.
Sebagian kecil berada pada rentang ultraviolet dekat. Permukaan darat,

samudra dan atmosfer menyerap radiasi surya, dan hal ini mengakibatkan
temperatur naik. Udara hangat yang mengandung uap air hasil penguapan
air laut meningkat dan menyebabkan sirkulasi atmosferik atau konveksi.
Ketika udara tersebut mencapai posisi tinggi, di mana temperatur lebih
rendah, uap air mengalami kondensasi membentuk awan, yang kemudian
turun ke Bumi sebagai hujan dan melengkapi siklus air. Panas laten
kondensasi air menguatkan konveksi, dan menghasilkan fenomena
atmosferik seperti angin, siklon, dan anti-siklon.

Cahaya matahari yang diserap oleh lautan dan daratan menjaga


temperatur rata-rata permukaan pada suhu 14 °C. Melalui proses
fotosintesis, tanaman hijau mengubah energi surya menjadi energi kimia,
yang menghasilkan makanan, kayu, dan biomassa yang merupakan
komponen awal bahan bakar fosil.

Fluks energi surya pertahun dan konsumsi energi manusia

Energi Surya 3.850.000 EJ

Angin 2.250 EJ

Potensi Biomassa 100-300 EJ

Penggunaan energi utama 539 EJ


(2010)

Listrik (2010) 66,5 EJ

9
Tabel 1.1 Fluks energi surya pertahun dan konsumsi energi manusia
Total energi surya yang diserap oleh atmosfer, lautan, dan
daratan
Bumi sekitar 3.850.000 Energi dari mataharieksajoule (EJ) per tahun. Pada

tahun 2002, jumlah energi ini dalam waktu satu jam lebih besar
dibandingkan jumlah energi yang digunakan dunia selama satu tahun.
Fotosintesis menyerap sekitar 3.000 EJ per tahun dalam bentuk biomassa.
Potensi teknis yang tersedia dari biomassa adalah 100-300 EJ per tahun.

Jumlah energi surya yang mencapai permukaan planet Bumi dalam


waktu satu tahun sangatlah besar. Jumlah ini diperkirakan dua kali lebih
banyak dibandingkan dengan semua sumber daya alam Bumi yang tidak
terbarukan yang bisa diperoleh digabungkan, seperti batubara, minyak bumi,

gas alam, dan uranium. Energi Surya dapat dimanfaatkan pada berbagai
tingkatan di seluruh dunia, yang utamanya bergantung pada jarak dari
khatulistiwa.

10
C. PERKEMBANGAN ENERGI SURYA

Tenaga listrik dari cahaya matahari pertama kali ditemukan oleh


Alexandre-Edmund Becquerel seorang ahli fisika Perancis pada tahun 1839.
Temuanya ini merupakan cikal bakal teknologi solar cell. Percobaanya
dilakukan dengan menyinari dua elektrode dengan berbagai macam cahaya.
Elektroda tersebut dibalut (coated) dengan bahan yang sensitif terhadap
cahaya, yaitu AgCl dan AgBr dan dilakukan pada kotak hitam yang dikelilingi
dengan campuran asam. Dalam percobaanya ternyata tenaga listrik
meningkat manakala intensitas cahaya meningkat. Selanjutnya penelitian
dari Becquerel dilanjutkan oleh peneliti-peneliti lain. Tahun 1873 seorang
insinyur Inggris Willoughby Smith menemukan Selenium sebagai suatu
elemen photo conductivity. Kemudian tahun 1876, William Grylls dan
Richard Evans Day membuktikan bahwa Selenium menghasilkan arus listrik
apabila disinari dengan cahaya matahari. Hasil penemuan mereka
menyatakan bahwa Selenium dapat mengubah tenaga matahari secara
langsung menjadi listrik tanpa ada bagian bergerak atau panas. Sehingga
disimpulkan bahwa solar cell sangat tidak efisien dan tidak dapat digunakan
untuk menggerakkan peralatan listrik. Tahun 1894 Charles Fris membuat
Solar Cell pertama yang seungguhnya yaitu suatu bahan semiconductor
(selenium) dibalut dengan lapisan tipis emas.

Embargo minyak pada tahun 1973 dan krisis energi pada tahun 1979
menyebabkan perubahan kebijakan energi di dunia dan teknologi surya
kembali dilirik. Strategi pemasangan difokuskan pada program insentif
seperti program pengunaan fotovoltaik di Amerika Serikat dan program
Sunshine di Jepang. Usaha lain yang dilakukan meliputi pembentukan
fasilitas riset di Amerika Serikat (SERI, sekarang NREL), Jepang (NEDO), dan
Perkembangan, penggunaan, dan ekonomiJerman (Institut Fraunhofer untuk
sistem energi surya). Pemanas air surya komersil mulai

11
dipasarkan di Amerika Serikat pada tahun 1890an. Penggunaan pemanas ini
meningkat sampai dengan tahun 1920 tapi kemudian digantikan oleh
pemanas berbahan bakar yang lebih murah dan diandalkan. Seperti
fotovoltaik, pemanas air surya kembali dilirik setalah krisis minyak tahun
1970, namun permintaan menurun pada tahun 1980an dikarenakan
menurunnya harga minyak Bumi. Perkembangan pemanasan air surya
berkembang secara berangsur selama tahun 1990an dan laju pertumbuhan
sekitar 20% per tahun sejak 1999.

Tingkat efisiensi yang dicapai baru 1% sehingga belum juga dapat


dipakai sebagai sumber energi, namun kemudian dipakai sebaga sensor
cahaya. Tahun 1905 Albert Einsten mempublikasikan tulisanya mengenai
photoelectric effect. Tuisanya ini mengungkapkan bahwa cahaya terdiri dari
paket-paket atau ―quanta of energy‖ ynag sekarang ini lazim disebut
―photon‖. Teorinya ini sangat sederhana namun revolusioner. Kemuian tahun
1916 pendapat Einsten megenai photoelectric effect dibuktikan oleh
percobaan Robert Andrew Millikan seorang ahli fisika berkebangsaan
Amerika dan ia mendapatkan Nobel Prize untuk karya photoelectric effect
yang dipublikasikan 18 tahun sebelumnya.

Pada tahun 1955 metode itu belum banyak dikembangkan. Selama


kurun waktu lebih dari satu abad itu, sumber energi yang banyak digunakan
adalah minyak bumi dan batu bara. Upaya pengembangan kembali cara
memanfaatkan energi surya baru muncul lagi pada tahun 1958. Sel silikon
yang dipergunakan untuk mengubah energi surya menjadi sumberdaya
mulai diperhitungkan sebagai metode baru, karena dapat digunakan sebagai
sumber daya bagi satelit angkasa luar.

Hingga tahun 1980 an efisien dari hasil penelitian terhadap solar cell
masih sangat rendah sehingga belum dapat digunakan sebagai sumber daya
listrik. Tahun 1982, Hans Tholstrup seorang Australia mengendarai mobil
berenaga surya pertama untuk jarak 4000 Km dalam waktu 20 hari dengan
kecepatan maksimum 72 Km/jam. Tahun 1985 University of South Wales
Australia memecahkan rekor efisiensi solar cell mencapai 20% dibawah

12
kondisi satu cahaya matahari. Tahun 2007 University of Delaware berhasil
menemukan solar cell technology yang efisiensinya mencapai 42,8%. Hal ini
merupakan rekor terbaru untuk ―thin film photovoltaicsolar cell‖.
Perkembangan dalam riset solar cell telah mendorong komersialisasi dan
produksi solar cell untuk penggunaanya sebagai sumber daya
listrik.Walaupun umumnya diremehkan, pemanas dan pendingin air surya
adalah teknologi surya yang paling banyak digunakan dengan perkiraan
kapasitas 154 GW pada tahun 2007.

D. PENGGUNAAN MASA SEKARANG

Banyak pakar energi serta ilmuwan percaya bahwa tinggal masalah


waktu sebelum energi surya menjadi sumber energi yang paling penting di
planet bumi. International Energy Agency (IEA) tahun 2011 telah
mengumumkan bahwa teknologi energi surya memiliki potensi untuk
memasok sepertiga energi dunia pada tahun 2060, mengingat bahwa para
pemimpin dunia telah berkomitmen untuk membatasi dampak perubahan
iklim. Memanfaatkan energi matahari dan tidak terus menerus
menggunakan bahan bakar fosil akan memperlambat dampak perubahan
iklim dan memberikan cukup waktu bagi banyak spesies untuk beradaptasi
dengan perubahan iklim dan karenanya akan membantu melestarikan
keanekaragaman hayati di planet bumi. Tidak hanya itu, energi surya akan
meningkatkan keamanan energi dan kemandirian energi di banyak negara
di dunia, serta memastikan kemajuan dalam keberlanjutan masa depan
energi bersih.

Pada tahun 2011, Badan Energi Internasional menyatakan bahwa


"perkembangan teknologi energi surya yang terjangkau, tidak habis, dan
bersih akan memberikan keuntungan jangka panjang yang besar.
Perkembangan ini akan meningkatkan keamanan energi negara-negara
melalui pemanfaatan sumber energi yang sudah ada, tidak habis, dan tidak
tergantung pada impor, meningkatkan kesinambungan, mengurangi polusi,
13
mengurangi biaya mitigasi perubahan iklim, dan menjaga harga bahan
bakar fosil tetap rendah dari sebelumnya. Keuntungan-keuntungan ini
berlaku global. Oleh sebab itu, biaya insentif tambahan untuk
pengembangan awal

selayaknya dianggap sebagai investasi untuk pembelajaran; inventasi ini


harus digunakan secara bijak dan perlu dibagi bersama.‖

E. PERKEMBANGAN POTENSI ENERGI SURYA

Badan Energi Internasional mengatakan energi surya dapat


membantu menyelesaikan permasalahan penting dunia: ―Perkembangan
teknologi energi surya yang terjangkau, tidak habis, dan bersih akan
memberikan keuntungan jangka panjang yang besar. Perkembangan ini akan
meningkatkan keamanan energi negara-negara melalui pemanfaatan
sumber energi yang sudah ada, tidak habis, dan tidak tergantung pada
impor, meningkatkan kesinambungan, mengurangi polusi, mengurangi biaya
mitigasi perubahan iklim, dan menjaga harga bahan bakar fosil tetap rendah
dari sebelumnya. Keuntungan- keuntungan ini berlaku global. Oleh sebab itu,
biaya insentif tambahan untuk pengembangan awal selayaknya dianggap
sebagai investasi untuk pembelajaran; inventasi ini harus digunakan secara
bijak dan perlu dibagi bersama‖.

Pada tahun 2011, Badan Energi Internasional mengatakan teknologi


energi surya seperti papan fotovoltaik, pemanas air surya, dan pembangkit
listrik dengan cermin dapat menyediakan sepertiga energi dunia pada tahun
2060 jika politikus mau mengatasi perubahan iklim. Energi dari matahari
dapat memainkan peran penting dalam de- karbonisasi ekonomi global
bersamaan dengan pengembangan efisiensi energi dan menerapkan biaya
pada produsen gas rumah kaca. "Kekuatan dari teknologi surya adalah
varietasnya yang luas dan fleksibilitas dari aplikasinya, mulai dari skala kecil
hingga ke skala besar‖.

14
―Kita telah buktikan... bahwa setelah persediaan minyak dan
batubara kita habis, manusia dapat menerima energi tak terbatas dari sinar
matahari.— Frank Shuman, New York Times, 2 Juli, 1916[103]―

1. KONVERSI ENERDI SURYA

A. KONVERSI ENERGI SURYA MENJADI ENERGI LISTRIK

 Pembangkit Listrik Surya Termal

Dalam pembangkit ini, energi cahaya matahari akan digunakan


untuk memanaskan suatu fluida yang kemudian fluida tersebut akan
memanaskan air. Air yang panas akan menghasilkan uap yang digunakan
untuk memutar turbin sehingga dapat menghasilkan energi listrik.

Pembangkit Listrik Termal Surya dapat bekerja dalam berbagai


cara. Pembangkit ini juga biasa dikenal sebagai pembangkit listrik surya
terkonsentrasi (concentrated solar power plants). Tipe yang paling
banyak digunakan adalah desain parabola cekung. Cermin parabola
dirancang untuk menangkap dan memfokuskan berkas cahaya ke satu
titik fokus, seperti seorang anak yang menggunakan kaca pembesar
untuk membakar kertas. Pada titik fokus tersebut terdapat pipa hitam
yang panjangnya sepanjang cermin tersebut. Didalam pipa tersebut
terdapat fluida yang dipanaskan hingga temperatur yang sangat tinggi,
seringkali diatas 300 derajad fahrenheit (150 derajad celcius). Fluida
panas tersebut dialirkan dalam pipa menuju ke ruang pembangkitan
energi listrik untuk memasak air, menghasilkan uap air dan
menghasilkan energi listrik.

15
 Sel Surya Fotovoltaik

Sel surya fotovoltaik merupakan suatu alat yang dapat mengubah


energi sinar matahari secara langsung menjadi energi listrik. Pada
dasarnya sel tersebut merupakan suatu diode semikonduktor yang
bekerja menurut suatu proses khusus yang dinamakan proses tidak
seimbang (non-equibilirium process) dan berlandaskan efek fotovoltaik
(photovoltaic effects). Efek fotovoltaik ini ditemukan oleh Becquerel
pada tahun 1839, dimana Becquerel mendeteksi adanya tegangan foto
ketika sinar matahari mengenai elektroda pada larutan elektrolit. Pada
tahun 1954 peneliti di Bell Telephone menemukan untuk pertama kali
sel

16
surya silikon berbasis p-n junction dengan efisiensi 6%. Sekarang ini, sel
surya silikon mendominasi pasar sel surya dengan pangsa pasar sekitar
82% dan efisiensi lab dan komersil berturut-turut yaitu 24,7% dan 15%.

Prinsip kerja sel surya silikon adalah berdasarkan konsep


semikonduktor p-n junction. Pada sel surya terdapat junction antara dua
lapisan tipis yang terbuat dari bahan semikonduktor yang masing-
masing diketahui sebagai semikonduktor jenis p ( positif ) dan
semikonduktor jenis n ( negatif ). Struktur sel surya konvensional silikon
p-n junction dapat dilihat pada Gambar dibawah ini.

Gambar Struktur sel surya Silikon p-n junction

Semikonduktor tipe-n didapat dengan mendoping silikon dengan unsur dari golongan V
sehingga terdapat kelebihan elektron valensi dibanding atom sekitar. Pada sisi lain
semikonduktor tipe-p didapat dengan doping oleh golongan III sehinggaelektron valensinya
defisit satu dibanding atom sekitar. Ketika semikonduktor tipe-p dan tipe-n disambungkan
maka akan terjadi difusi hole dari tipe-p menuju tipe-n dan difusi elektron dari tipe-n
menuju tipe-p. Difusi tersebut akan meninggalkan daerah yang lebih positif pada batas tipe-
n dan daerah

17
lebih negatif pada batas tipe-p. Batas tempat terjadinya
perbedaan muatan pada p-n junction disebut dengan daerah deplesi.
Adanya

perbedaan muatan pada daerah deplesi akan mengakibatkan munculnya


medan listrik yang mampu menghentikan laju difusi selanjutnya. Medan
listrik tersebut mengakibatkan munculnya arus drift. Namun arus ini
terimbangi oleh arus difusi sehingga secara keseluruhan tidak ada arus
listrik yang mengalir pada semikonduktor p-n junction. tersebut. Ketika
junction disinari, photon yang mempunyai energi sama atau lebih besar
dari lebar pita energi material tersebut akan menyebabkan eksitasi
elektron dari pita valensi ke pita konduksi dan akan meninggalkan hole
pada pita valensi. Elektron dan hole ini dapat bergerak dalam material
sehingga menghasilkan pasangan elektronhole. Apabila ditempatkan
hambatan pada terminal sel surya, maka elektron dari arean akan
kembali ke area-p sehingga menyebabkan perbedaan potensial dan arus
akan mengalir. Skema cara kerja sel surya silikon ditunjukkan pada
Gambar dibawah ini.

Skema Cara Kerja Sel Surya Silikon

18
Perbedaan Tenaga Surya Termal Dengan Sel Surya Fotovoltaik
Seperti yang telah di jelaskan diatas, maka dapat disimpulkan
Pembangkit listrik tenaga surya adalah pembangkit listrik yang

mengubah energi surya menjadi energi listrik. Pembangkitan listrik bisa


dilakukan dengan dua cara, yaitu secara langsung menggunakan
fotovoltaik dan secara tidak langsung dengan pemusatan energi surya.
Fotovoltaik mengubah secara langsung energi cahaya menjadi listrik
menggunakan efek fotoelektrik. Pemusatan energi surya menggunakan
sistem lensa atau cermin dikombinasikan dengan sistem pelacak untuk
memfokuskan energi matahari ke satu titik untuk menggerakan mesin
kalor.

B. KONVERSI ENERGI SURYA SEBAGAI BAHAN BAKAR

 Mobil Tenaga Surya

Mobil tenaga surya buatan anak bangsa


Mobil Tenaga Surya ―Solar Car‖ atau tenaga matahari, yaitu tipe kendaraan listrik yang
memakai tenaga matahari untuk sumber dayanya. Daya matahari di tangkap dengan
19
memakai panel cell surya lalu dipakai untuk menggerakkan motor listrik yang berperan
untuk memutar roda. Supaya bisa dipakai dengan cara stabil maka pada mobil surya
dilengkapi dengan area untuk menyimpan energy (energy storage) biasanya dipakai
accu/aki atau batterai. Dilengkapai dengan alat control pengatur

kecepatan maka mobil ini bisa melaju sesuai sama dengan


kecepatan sesuai sama dengan kecepatan yang dirancang.

Penggunaan tenaga surya dalam mobil bertenaga surya yaitu


untuk menyerap panas teriknya sinar matahari. Panas yang dihasilkan
dalam solar cell akan dialihkan ke Baterai Control Regulator (BRC). Untuk
menambah arus yang dipakai, bisa menggunakan aki untuk disalurkan ke
baterai. Tenaga yang dihasilkan dalam mobil diolah di power inverter
untuk mengubah dari arus AC ke DC. Dinamo AC yang ditentukan haruslah
sebesar 1PK atau 750 watt. Dalam sebuah mobil bertenaga surya bisa
dipakaikan 3 baterai yang masng-masing diberi kekuatan sebesar 100
ampere. Jadi, penggunaan 3 baterai dalam sebuah mobil bertenaga surya
ini bisa mencapai 300 ampere. Sebuah solar cell akan mampu bertahan
menyimpan tenaga sebanyak 6 ampere dalam mobil bertenaga surya. Jika
kekuatan baterai 100 ampere, maka mobil ini akan bisa menempuh jarak
100 km dalam 40 km/jam.

Salah satu kekurangan mobil ini yaitu hanya mampu bertahan


dimusim kemarau. Jika musim penghujan datang inilah kekurangan mobil
tenaga surya diuji. Tidak adanya sinar matahari yang cukup membuat
mobil ini susah bergerak. Jadi pemakaian mobil tenaga surya ini sangat
terbatas, bisa saja mobil ini melaju tanpa tenaga surya, tetapi belum
adanya perkembangan lebih lanjut dan belum adanya standarisasi dari
mobil ini.

Sebagian besar bensin tersusun dari hidrokarbon alifatik yang


diperkaya dengan iso-oktana atau benzena untuk menaikkan nilai oktan.
Salah satu bentuk pemanfaatan energi surya yaitu dengan panel surya.
Panel surya adalah perangkat rakitan sel-sel fotovoltaik yang
20
mengkonversi sinar matahari menjadi listrik. Ketika memproduksi panel
surya, produsen harus memastikan bahwa sel-sel surya saling terhubung
secara elektrik antara satu dengan yang lain pada sistem tersebut. Sel
surya juga perlu dilindungi dari kelembaban dan kerusakan mekanis
karena hal ini dapat merusak efisiensi panel surya secara signifikan dan
menurunkan masa pakai dari yang diharapkan. Contoh Lainnya adalah C-
MAX Solar Energy Concept Car

Mobil ini diproduksi oleh produsen mobil Ford Motors Amerika


Serikat. Mobil ini dapat memanfaatkan tenaga surya dengan
menggunakan konsentrator khusus yang bertindak seperti kaca
pembesar, mengarahkan sinar matahari ke panel-panel surya pada atap
mobil. Sebuah sel surya mengubah energi cahaya menjadi energi listrik.
Konversi ini didasarkan pada fenomena efek fotovoltaik. Sinar matahari
terdiri dari foton dengan tingkat energi yang berbeda, tergantung
darimana spektrum mereka berasal. Ketika sinar matahari datang,
permukaan bahan fotovoltaik menyemburkan elektron yang
menghasilkan generasi listrik. Fenomena ini dikenal sebagai efek
fotovoltaik.

21
Cara Kerja Mobil Tenaga Surya

 Kompor Tenaga Surya

Kompor tenaga surya adalah perangkat masak yang menggunakan


sinar matahari sebagai sumber energi. Berhubung kompor jenis ini tidak
menggunakan bahan bakar konvensional dan biaya operasinya rendah,
organisasi kemanusiaan mempromosikan penggunaannya ke seluruh
dunia untuk mengurangi penggundulan hutan dan penggurunan, yang
disebabkan oleh penggunaan kayu sebagai bahan bakar untuk memasak.
Kompor surya dapat digunakan di luar rumah, terutama dalam situasi
ketika konsumsi bahan bakar minimal atau resiko kebakaran menjadi
pertimbangan penting. Semuanya menggunakan panas dari dan caha

22
ya matahari untuk memasak makanan.

Desain Kompor tenaga surya

Beberapa prinsip dasar kompor surya adalah sebagai berikut:


Pemusatan cahaya matahari. Beberapa perangkat, biasanya berupa
cermin atau sejenis bahan metal/logam yang memantulkan cahaya,
digunakan untuk memusatkan cahaya dan panas matahari ke arah area
memasak yang kecil, membuat energi lebih terkonsentrasi dan lebih
berpotensi menghasilkan panas yang cukup untuk memasak. Mengubah
cahaya menjadi panas. Bagian dalam kompor surya dan panci, dari bahan
apapun asal yang berwarna hitam, dapat meningkatkan efektivitas
pengubahan cahaya menjadi panas. Panci berwarna hitam dapat
menyerap hampir semua cahaya matahari dan mengubahnya menjadi
panas, secara mendasar meningkatkan efektivitas kerja kompor surya.
Semakin baik kemampuan panci menghantarkan panas, semakin cepat
kompor dan oven bekerja.

Memerangkap panas. Upaya mengisolasi udara di dalam kompor dari


udara di luarnya akan menjadi penting. Penggunaan bahan yang keras
dan bening seperti kantong plastik atau tutup panci berbahan kaca
memungkinkan cahaya untuk masuk ke dalam panci. Setelah cahaya
terserap dan berubah jadi panas, kantong plastik atau tutup berbahan
gelas akan memerangkap panas di dalamnya seperti efek rumah kaca. Hal
ini memungkinkan kompor untuk mencapai temperatur yang sama ketika
hari dingin dan berangin seperti halnya ketika hari cerah dan panas.
Strategi memanaskan suatu barang dengan menggunakan tenaga
matahari menjadi kurang efektif jika hanya menggunakan salah satu
prinsip tersebut di atas. Pada umumnya kompor surya menggunakan
sedikitnya dua cara atau bahkan ketiga prinsip dasar kompor surya untuk
menghasilkan temperatur yang cukup untuk memasak. Terlepas dari
23
kebutuhan akan adanya cahaya matahari dan kebutuhan untuk
menempatkan kompor surya pada posisi yang tepat sebelum
menggunakannya, kompor ini tidak berbeda jauh dengan kompor
konvensional.

Namun demikian, salah satu kerugiannya adalah karena kompor


surya umumnya mematangkan makanan pada saat hari panas, ketika
orang-orang cenderung enggan memakan makanan yang panas.
Bagaimanapun, penggunaan panci tebal yang lambat menghantarkan
panas (seperti panci dari besi tuang/cor) dapat mengurangi kecepatan
hilangnya panas dan dengan menggabungkannya dengan penggunaan
pengisolasi panas, kompor dapat tetap menghangatkan makanan sampai
malam hari. Penutup kompor biasanya dapat dibuka untuk menempatkan
panci ke dalamnya. Kotak kompor umumnya mempunyai satu atau lebih
pemantul cahaya dari bahan kertas alumunium atau bahan reflektif
lainnya untuk memantulkan lebih banyak cahaya ke bagian dalam kotak.
Panci pemasak dan bagian dalam bawah kompor sebaiknya berwarna
gelap atau hitam. Dinding bagian dalam kompor harus dapat
memantulkan cahaya untuk mengurangi hilangnya panas dan
mengarahkan pantulan cahaya ke arah panci dan dasar kompor yang
berwarna gelap, yang bersentuhan langsung dengan panci.

C. KONVERSI ENERGI SURYA SEBAGAI PEMANAS

Pemanas air tenaga surya bekerja berdasarkan dua fenomena: Warna


hitam penyerap panas, dan air panas mengalir ke atas. Sistem ini sangat
sederhana dan bagian yang bergerak hanyalah air itu sendiri.

 Permukaan Selektif

Type dari suatu sistem yang dipasang tergantung pada penggunaan


air dan kondisi udara luar. Permukaan yang dicat hitam dapat
ditingkatkan dengan menggunakan permukaan 'selektif'. Permukaan
absorber diproses melalui dua tahap, dengan lapisan nickel dan
lapisan akhir menggunakan black chrome.Kinerja dari black chrome
24
sangat superior karena kemampuannya menyerap dan menahan
energi matahari. Permukaan selektif digunakan untuk kondisi dingin,
berawan untuk mengatasi radiasi matahari yang rendah.

 Prinsip Thermosiphon Langsung

Pada absorber yang diisi air dingin, pada waktu matahari


memanaskan kolektor, air panas mengalir keatas masuk kedalam
tangki. Air dingin turun kebagian bawah kolektor.Matahari
memanaskan air tersebut di dalam kolektor, dan sirkulasi
berlangsung terus menerus.Prinsip ini disebut effek Thermosiphon.
Makin besar beda temperatur air, makin cepat aliran air panas ke
tangki.Pada waktu tidak ada sinar matahari, maka effek
Thermosiphon berhenti, dan air disimpan dalam tangki, tetapi panas
karena adanya isolasi tangki yang tebal dan massif.

 Prinsip Thermosiphon Dengan Heat Exchanger

Pada daerah dengan temperatur mencapai titik beku. Sistem


konvensional dengan Open Circuit tidak cocok karena air beku akan
mengembang dan memecah pipa pada absorber yang memerlukan biaya
perbaikan yang tinggi dan tidak ditanggung sebagai garansi oleh

pabrikan. Solahart mengembagkan dan mem-paten-kan sistem Heat


Exchanger yang unik yang dikenal dengan nama 'Jacketed Solar
Water Heater'. Design ini meng-eliminir kemungkinan kerusakan

tersebut. Jacket dipasang sekeliling silinder penyimpan dan


dihubungkan dengan absorber. Prinsip Thermosiphon yang sama
berproses pada sistem ini. Panas yang dihasilkan kemudian ditransfer
ke air yang disimpan dalam tangki.

 Booster Pemanas Air Tenaga Surya

Jumlah air yang dipanaskan oleh matahari bervariasi pada kondisi


iklim suatu daerah. Bahkan pada waktu kondisi berawan dan hujan,
tetap ada sejumlah energi matahari yang diserap oleh absorber. Ada
25
beberapa daerah di dunia dimana Pemanas Air Tenaga Surya
memenuhi kebutuhan air panas tanpa memakai booster. Tetapi, bagi
kebanyakan orang, booster diperlukan untuk menutupi kekurangan
radiasi matahari pada musim dingin atau hujan. Booster listrik adalah
yang paling umum dipakai, walaupun booster yang paling efisien dan
bersih adalah gas booster buatan Solahart. Apapun jenis booster
yang dipakai, thermostat akan mengontrol secara otomatis
penggunaan energi booster. Pada gas booster, penyalaan api
sepenuhnya otomatis. Dengan booster listrik atau gas, pemakai dapat
mengatur pemakaiannya pada saat biayanya lebih murah.

 Pemanasan Kembali Air

Apabila semua air panas pada Solahart habis dipakai, maka


diperlukan hanya sebentar untuk memanaskan kembali. Waktu
pemanasan tergantung pada sinar matahari dan jenis booster. Dari
temperatus 20 C, booster listrik memerlukan kira-kira satu jam untuk
mengasilkan air panas untuk shower pada 45 C. Umumnya gas
booster lebih cepat. Pemanasan kembali akan lebih cepat pada saat
matahari mencapai puncaknya (jam 9.00 pagi sampai dengan jam
3.00 sore). Apabila air panas dipakai pada pagi hari, maka matahari
akan memanaskan kembali air dingin. Faktor ini menghemat biaya
dan menjamin lingkungan yang bersih.

 Prinsip Dasar Pengeringan

Proses pengeringan pada prinsipnya menyangkut proses pindah


panas dan pindah massa yang terjadi secara bersamaan (simultan).
Pertama- tama panas harus ditransfer dari medium pemanas ke
bahan. Selanjutnya setelah terjadi penguapan air, uap air yang
terbentuk harus dipindahkan melalui struktur bahan ke medium
sekitarnya. Proses ini akan menyangkut aliran fluida di mana cairan
harus ditransfer melalui struktur bahan selama proses pengeringan
26
berlangsung. Jadi panas harus disediakan untuk menguapkan air dan
air harus mendifusi melalui berbagai macam tahanan agar supaya
dapat lepas dari bahan dan berbentuk uap air yang bebas. Lama
proses pengeringan tergantung pada bahan yang dikeringkan dan
cara pemanasan yang digunakan. Pengeringan sederhana (dengan
cara penjemuran). Penjemuran adalah usaha pembuangan atau
penurunan kadar air suatu bahan untuk memperoleh tingkat kadar air
yangseimbang dengan kelembaban nisbi udara atmosfir.

 Rumah Pengering Surya

 Atap seluas 100 m2 dan berfungsi juga sebagai kolektor matahari.


Udara masuk ke kolektor sehingga menjadi panas. Dengan
menggunakan kipas angin (blower), udara panas tersebut
kemudian "ditarik" dan dihembus ke tempat pengering.
Pemasangan atap dibuat dengan kemiringan 10° pada arah
utara- selatan.

 Rumah pengering ini dirancang untuk memeroses 2-3 ton biji


kakao basah, menggunakan 4 buah blower aksial.
 Unit ini mampu berfungsi dengan efektif. Satu siklus pengolahan
berlangsung selama 5 hari. Dengan pengoperasian tungku pada
malam hari, waktu pengeringan lebih singkat yaitu sekitar 36-44
jam

Gambar: Rumah pengering menggunakan energi sinar matahari

27
2. EFISIENSI ENERGI SURYA

A. PENGERTIAN EFISIENSI ENERGI

Efisiensi energi didefinisikan sebagai semua metode, teknik, dan


prinsip-prinsip yang memungkinkan untuk dapat menghasilkan penggunaan
energi lebih efisien dan membantu penurunan permintaan energi global.
Contoh efisiensi energi adalah menggunakan lampu hemat energi dan
bukannya bola lampu pijar tradisional. Efisiensi energi menjadi topik energi
yang sangat populer karena kebutuhan dunia akan energi terus bertambah.
Dengan meningkatkan efisiensi energi global, berarti diperlukan lebih sedikit
energi untuk memenuhi permintaan energi global yang juga akan
mengakibatkan turunnya harga energi.

Ilmu pengetahuan terus mencari teknologi energi yang terbaru dan


lebih efisien, terutama di sektor energi terbarukan. Banyak sumber energi
terbarukan perlu meningkatkan efisiensi secara signifikan untuk dapat
kompetitif dengan bahan bakar fosil, dan ilmu pengetahuan sampai saat ini
belum menghasilkan solusi yang memadai untuk membuat energi
terbarukan lebih efisien. Berapa banyak peningkatkan efisiensi energi akan
memberikan kontribusi terhadap pengurangan penggunaan energi global?
Menurut International Energy Agency, meningkatnya efisiensi energi pada
bangunan, proses industri dan transportasi dapat mengurangi sepertiga
kebutuhan energi dunia pada tahun 2050. Tentu saja hal ini akan
mengurangi emisi gas rumah kaca yang berbahaya, yang berkontribusi
terhadap perubahan iklim.

Meningkatkan efisiensi energi juga dapat meningkatkan keamanan


energi dan kemandirian energi karena bisa mengurangi impor bahan bakar
asing bagi banyak negara di dunia, dan juga memperlambat laju penipisan
cadangan sumber daya energi dalam negeri. Efisiensi energi harus
diimplementasikan pada tingkat multidimensi agar mendapatkan efek
terbaik. Ini berarti bahwa kita harus berusaha untuk meningkatkan efisiensi
energi
28
semampu mungkin, di semua sektor (rumah kita, kantor, kendaraan dan
industri).

Efisiensi energi juga merupakan salah satu prasyarat utama untuk


perkembangan ekonomi dunia, skenario terbaik-nya adalah ledakan
pertumbuhan ekonomi yang besar tanpa diikuti konsumsi energi yang luar
biasa besar pula. Dalam dekade terakhir ini dunia telah meningkatkan
efisiensi energi meskipun dibayangi dengan pertumbuhan konsumsi energi
luar biasa di negara kekuatan baru seperti Cina dan India.

Setiap orang dari kita dapat melakukan sesuatu untuk meningkatkan


efisiensi energi, tidak hanya dengan menggunakan lampu hemat energi dan
bukan bola lampu pijar tradisional tetapi juga dengan membeli peralatan
modern yang hemat energi lainnya untuk mengganti yang lama. Hal ini tidak
hanya meningkatkan efisiensi energi tetapi juga merupakan salah satu
langkah yang paling efisien untuk mengurangi emisi gas rumah kaca yang
berkontribusi terhadap dampak perubahan iklim.

B. EFISIENSI BERBAGAI JENIS SEL SURYA

29
C. PENYEBAB TURUNNYA EFISIENSI

 Pantulan dari permukaan sel

 Cahaya yg tdk cukup energi utk memisahkan elektron dari ikatan


atomiknya. Besarnya energi yang diperlukan:

 Cahaya yg memiliki energi ekstra di atas yg diperlukan.

 Elektron dan lubang yg dibangkitkan bisa secara acak akan bergabung


sebelum menyumbang energi listrik.
 Elektron dan lubang yg dibangkitkan bisa bergabung kembali akibat dari
cacat material.
 Pembayangan yg dihasilkan dari kontak elektrik di permukaan atas.

 Degradasi unjuk kerja akibat suhu operasi.

Rerugi efisiensi berkaitan dengan cahaya yg energinya terlalu kecil atau


terlalu besar. Cahaya berfrekuensi rendah (aras kemerahan) energinya lebih
kecil dibanding cahaya berfrekuensi lebih tinggi. Cahaya yg memasuki sel
surya bisa :

 Menembus sel.

 Diserap, menimbulkan panas dalam bentuk getaran atomik.

 Memisahkan elektron dari ikatannya, menghasilkan


pasangan elektron.

 Menghasilkan pasangan elektron-lubang, tetapi kelebihan energi


sehingga menjadi panas.

D. KEUNTUNGAN ENERGI SURYA

 Tersedia bebas dan dapat diperoleh secara gratis di alam.


Matahari merupakan sumber energi yang benar-benar bebas untuk

30
digunakan oleh setiap orang. Tidak ada yang memiliki Matahari, jadi
setelah Anda menutupi biaya investasi awal, pemakaian energi
selanjutnya dapat dikatakan gratis.

 Persediaan energi surya hampir tak terbatas, yang bersumber dari


matahari (surya). Kita sudah mengetahui, bahwa energi surya
merupakan sumber energi terbarukan. Matahari hampir tak terbatas
sebagai sumber energi,

dan energi surya tidak dapat habis, tidak seperti bahan bakar fosil yang
akhirnya akan habis. Setelah bahan bakar fosil habis, dunia akan
memerlukan alternatif sumber energi yang baik, dan energi surya jelas
terlihat sebagai salah satu alternatif terbaik.
 Tanpa polusi dan emisi gas rumah kaca sehingga dapat mengurangi
pemanasan global. Energi surya merupakan sumber energi yang ramah
lingkungan karena tidak memancarkan emisi karbon berbahaya yang
berkontribusi terhadap perubahan iklim seperti pada bahan bakar fosil.
Setiap watt energi yang dihasilkan dari matahari berarti kita telah
mengurangi pemakaian bahan bakar fosil, dan dengan demikian kita
benar-benar telah mengurangi dampak perubahan iklim. Penelitian
terbaru melaporkan bahwa rata-rata sistem rumah surya mampu
mengurangi 18 ton emisi gas rumah kaca di lingkungan setiap tahunnya.
Energi surya juga tidak memancarkan oksida nitrogen atau sulfur
dioksida yang berarti tidak menyebabkan hujan asam atau kabut asap.
 Dapat dibangun di daerah terpencil karena tidak memerlukan transmisi
energi maupun transportasi sumber energi. Energi surya adalah salah
satu pilihan energi terbaik untuk daerah-daerah terpencil, bilamana
jaringan distribusi listrik tidak praktis atau tidak memungkinkan untuk
 di-instal.

31
E. KERUGIAN ENERGI SURYA

 Secara umum membutuhkan investasi awal yang besar (mahal).


Kelemahan utama dari energi surya adalah biaya awal yang tinggi. Panel
surya terbuat dari bahan mahal, bahkan dengan penurunan harga yang
terjadi hampir setiap tahun, harganya tetap terasa mahal.
 Untuk mencapai efisiensi rata-rata yang tinggi, pada umumnya tipe sel
surya memerlukan permukaan areal yang luas. Oleh karenanya anda
seringkali menjumpai panel-panel fotovoltaik berbentuk persegi empat
yang menyerupai lembaran papan kayu lapis. Panel surya juga perlu
untuk ditingkatkan efisiensinya. Untuk mencapai tingkat efisiensi yang
memadai dibutuhkan lokasi instalasi yang luas, dan panel surya ini
idealnya diarahkan ke matahari, tanpa hambatan seperti pohon dan
gedung tinggi,

untuk mencapai tingkat efisiensi yang diperlukan. Proyek-proyek energi


surya skala besar (pembangkit listrik tenaga surya yang besar) akan
membutuhkan lahan yang luas, dan banyak air untuk tujuan pendinginan.
 Efisiensi sel surya sangat dipengaruhi oleh polusi udara dan kondisi cuaca.

 Sel surya hanya mampu membangkitkan energi sepanjang siang hari saja.

 Pembuatan sel surya masih mahal.

32
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Energi matahari mempunyai potensi untuk menyediakan berbagai kebutuhan energi
di seluruh Indonesia. Selain untuk pembangkit listrik, energi matahari juga membantu
tumbuhan untuk berfotosintesis. Energi matahari bukan saja bisa digunakan untuk proses
pemanasan ataupun untuk energi listrik, energi matahari juga bisa digunakan untuk
pendingin. Jadi, energi matahari adalah energi yang paling penting untuk digunakan dalam
kehidupan.

B. SARAN
Energi surya sangat berpotensi di Indonesia karena wilayah Indonesia yang memiliki
iklim tropis dan matahari dapat muncul sepanjang tahun, oleh sebab itu kita harus lebih
mengembangkan lagi baik dari segi pemanfaatan ataupun pengaplikasiannya.

33
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous, 2009. Pemanfaatan PLTS Sebagai Energi Alternatif Potensial
di Indonesia

"Energy conversion by photosynthetic organisms" . Food and Agriculture


Organization of the United Nations. Diakses Pada Tanggal : 4 Oktober 2019

Energy (available energy) Flow Charts 2.7 YJ solar energy each year for
two billion years vs. 1.4 YJ non-renewable resources available once.

"Natural Forcing of the Climate System" . Intergovernmental Panel on


Climate. Change. Diakses Pada Tanggal : 4 Oktober 2019

"Radiation Budget" . NASA Langley Research Center. 2006-10-17.

Diakses Pada Tanggal : 6 Oktober 2019

Smil (2006), hal. 12 Archer, Cristina; Jacobson, Mark. "Evaluation of


Global Wind Power" . Stanford. Diakses Pada Tanggal : 6 Oktober 2019
"Renewable Energy Sources" (PDF). Renewable and Appropriate Energy
Laboratory. p. 12. Diakses Pada Tanggal : 6 Oktober 2019

"Total Primary Energy Consumption" . Energy Information


Administration. Diakses Pada Tanggal : 6 Oktober 2019

Powering the Planet: Chemical challenges in solar energy utilization retrieved. Diakses
Pada Tanggal : 9 Oktober 2019

PVWatts Viewer Weiss, Werner; Bergmann, Irene; Faninger, Gerhard.


"Solar Heat Worldwide -Markets and Contribution to the Energy Supply 2006"

Solar Fuels and Artificial Photosynthesis. Royal Society of Chemistry 2012.


http://www.rsc.org/ScienceAndTechnology/Policy/Documents/solar
-
fuels.asp. Smil (1991), hal. 240.
http://www.alpensteel.com/article/115-102-energi-matahari-surya-

solar/2250-pemanfaatan-energi-surya-dimulai. Diakses Pada Tanggal : 9


Oktober 2019

https://tenagamatahari.wordprees.com/beranda/sejarah-solar-cell/.
Diakses Pada Tanggal : 9 Oktober 20
34
35

Anda mungkin juga menyukai