Anda di halaman 1dari 27

MODUL AJAR

TEKNIK ENERGI SURYA, HIDRO, dan ANGIN


SMK NEGERI 1 PRINGGABAYA

NAMA GURU : DIAN ASGAR, ST

NIP : 199207132022211004

FASE :F

KELAS : XI TESHA

SEMESTER : GANJIL

TAHUN PELAJARAN : 2022/2023


A. IDENTITAS MODUL

Disusun oleh Dian Asgar, ST


Instansi SMK Negeri 1 Pringgabaya
Tahun Ajaran 2022/2023
Jenjang Sekolah SMK/MA
Kelas/Semester XI/3
Fase F
Program Keahlian Teknik Energi Surya, Hidro, dan Angin
Mata Pelajaran Teknik Energi Surya, Hidro, dan Angin
Elemen Teknik Energi Hidro
Media Laptop, LCD Proyektor, Smart Phone
Sumber Belajar Modul, buku ajar, internet
Model Pembelajaran Projek Base Learning (PjBL)
Metode Pembelajaran Ceramah, Diskusi, Tanya Jawab, Pembuatan konten vidio
Tujuan Pembelajaran Memahami penerapan perencanaan PLTMH
Moda Pembelajaran Luar Jaringan (Luring)
Alokasi Waktu JP

B. PROFIL PELAJAR PANCASILA


1. Beriman, Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
dan Berakhlak Mulia.
2. Berkebinekaan Global
3. Mandiri
4. Bergotong Royong
5. Bernalar Kritis
6. Kreatif

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Memahami penerapan perencanaan PLTMH

D. Materi Ajar
1. Pengertian PLTMH
2. Klasifikasi PLTMH
3. Kapasitas Daya PLTMH
4. Produksi Energi Tahunan PLTMH
5. Tahapan Perencanaan PLTMH
6. Study awal PLTMH
7. Komponen-komponen Bangunan Sipil PLTMH
8. Komponen Mekanical dan Electrical PLTMH
9. Sistem transmisi dan distribusi PLTMH
E. Kegiatan Pembelajaran
Tujuan Pembelajaran Memahami penerapan perencanaan pembuatan PLTMH
Keriteria Ketercapaian Tujuan 1. Setelah melakukan diskusi peserta didik mampu
Pembelajaran (KKTP) menerapkan tahapan perencanaan PLTMH dengan
benar sesuai dengan kasus yang diberikan
2. Setelah mendengarkan pemaparan guru peserta
didik mampu menerapkan study awal perencanaan
PLTMH sesuai dengan kondisi daerah proyek
3. Dengan mempraktekkan LKPD peserta didik mampu
mengukur data debit dan head dengan metode
yang benar
4. Setelah Peserta didik memahami cara mengghitung
kapasitas daya PLTMH
5. Peserta didik mampu menghitung nilai produksi
energi tahunan PLTMH sesuai prosedur standar
dengan memanfaatkan data debit selama satu
tahun dan head dari sungai Kokok Babak
6. Peserta didik memahami cara menentukan
komponen bangunan sipil PLTMH
7. Peserta didik memahami sistem mekanikal elektrical
PLTMH
8. Peserta didik membuat gambar layout perencanaan
PLTMH
Assesmen Asesmen Awal
Instrumen Terlampir

Berisi 3 kelompok pertanyaan yang menjadi prasyarat


mengikuti pembelajaran
1. Pengetahuan dasar tentang prinsip kerja dan
komponen inti PLTMH
2. Pemahaman dasar menghitung dan penggunaan MS
Excel
3. Pemahaman dasar menggambar teknik baik manual
atau dengan Software CAD

Apabila peserta didik menjawab tidak pada salah satu


point dari 1 sampai 3 maka siswa akan ditugaskan untuk
mempelajari modul sesuai dengan kompetensi yang
belum dipahami.
Jika pada salah satu point terdapat minimal 50% peserta
didik menjawab tidak, maka pembelajaran harus diulang
terkait kompetensi tersebut.

Asesmen Formatif
Melalui soal pada setiap materi/tujuan pembelajaran baik
melalui platform Quizizz maupun Google Quiz dan
disematkan pada Google Classroom. (Soal Terlampir)
Keterangan:
1. Siswa yang BELUM KOMPETEN (Nilai <76) maka
harus mengikuti remidial.
2. Siswa yang KOMPETEN (Nilai >=75) dapat mengikuti
pengayaan untuk menambah nilai.
Kompetensi Awal 1. Peserta didik memiliki pengetahuan dasar tentang
prinsip kerja PLTMH
2. Peserta didik memiliki kemampuan yang baik dalam
menghitung baik manual ataupun dengan alat
hitung seperti calculator, MS Exel, dan lain-lain
3. Peserta didik memahami penerapan gambar teknik
baik gambar manual atau dengan Software CAD
Kegiatan Pembelajaran PENDAHULUAN (30 MENIT)
1. Peserta didik dan guru memulai dengan berdoa
bersama
2. Peserta didik disapa dan melakukan pemeriksaan
kehadiran bersama dengan guru
3. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang
harus dicapai baik berbentuk kemampuan proses
maupun kemampuan produk
4. Peserta didik dan guru membahas kesepakatan
yang akan diterapkan kedalam pembelajaran
5. Peserta didik dan guru berdiskusi melalui
pertanyaan pemantik
a. Tahukah anda air sungai, air yang mengaliri
sawah-sawah, bahkan air selokan didepan
rumah anda dapat menjadi listrik?
b. Tahukah anda seberapa besar prospek dan
benefit bisnis dibidang PLTMH
c. Apa harapan anda setelah mempelajari
penerapan perencanaan PLTMH?

KEGIATAN INTI ( 675 MENIT)


A. Pertanyaan Mendasar
1. Guru menayangkan foto-foto sumber energi air
yang termasuk ke dalam potensi daerah untuk
dijadikan PLTMH termasuk diantaranya sungai
Kokok Babak
2. Guru menayangkan dan menjelaskan vidio
tentang gambaran umum PLTMH. Peserta didik
mengamati dan mendengarkan serta
memberikan tanggapan secara kritis dan santun
dalam menjawab pertanyaan dari guru
 Apa yang ingin anda lakukan dengan potensi-
potensi yang ada pada sekitar kita?
 Bagaimana anda bisa memanfaatkan air
yang mengalir pada saluran irigasi
persawahan bahkan saluran depan rumah
anda?
 Tahukah anda tentang “Persetujuan Paris”
dimana persetujuan ini mengawal negara-
negara untuk mengurangkan emisi karbon
dioksida dan gas rumah kaca untuk
membatasi kenaikan suhu pemanasan
gelobal kepada “cukup dibawah 2.0 C0”
 Guru membimbing peserta didik agar
membuat kesimpulan bahwa “potensi energi
air harus segera dimanfaatkan dan dimulai
dengan tahapan perencanaan"
3. Guru menyampaikan kepada siswa materi-materi
yang harus dikuasai peseta didik dalam
perencanaan PLTMH diantaranya
 Gambaran umum dan prinsip kerja PLTMH
 Tahapan perencanaan PLTMH,
 Study awal perencanaan PLTMH
 Teknik pengukuran debit dan head
 Teknik menghitung kapasitas daya PLTMH
 Teknik memilih debit rencana dari data debit
tahunan
 Teknik menentukan kapasitas daya dan
jumlah generator yang akan digunakan
dalam pembangkitan
 Teknik menghitung produksi energi tahunan
PLTMH apabila direncanakan dengan 1 unit
generator atau 2 unit generator atau dengan
n generator
 Parameter-parameter yang diperlukan
dalam pemilihan jenis/kapasitas/tipe
peralatan-peralatan mekanikal-elektrikal
meliputi: turbin, generator, transmisi daya
mekanik, dan sistem kontrol.
 Kemampuan menerapkan gambar teknik
baik manual atau dengan software CAD
B. Mendesain Perencanaan Proyek
1. Guru memberi tugas proyek pada peserta didik
berupa “membuat dokumen perencanaan
PLTMH kokok babak” yang berada di Desa
Batukliang – Lombok Tengah
2. Guru membagi kelompok peserta didik menjadi 4
atau 5 siswa dalam satu kelompok dimana
peserta didik dengan level kompetensi rendah
dikelompokkan dengan peserta didik dengan
kompetensi yang baik
3. Guru memberikan berbagai tahapan dalam
penyusunan perencanaan PLTMH namun belum
tersusun secara sistematis
4. Peserta didik diminta berdiskusi dalam
kelompoknya untuk menyusun tahapan
perencanaan PLTMH secara sistematis dan logis
5. Guru mengkonfirmasi dan menguatkan langkah-
langkah dalam mengerjakan proyek PLTMH
secara sistematis dan logis sesuai dengan
tahapan berikut:
a. Peserta didik melakukan study awal
perencanaan PLTMH
b. Peserta didik melakukan pengukuran debit
air dan head Kokok Babak
c. Peserta didik menghitung kapasitas daya
PLTMH pada kondisi debit Q100%, Q50%,
dan Q30%
d. Peserta didik menghitung produksi energi
tahunan PLTMH apabila direncanakan
dengan satu unit pembangkitan dan dua unit
pembangkitan
e. Peserta didik membandingkan nilai produksi
energi tahunan PLTMH bila direncanakan
dengan 1 unit generator dengan
perencanaan 2 unit generator
f. Peserta didik menghitung diameter pipa
pesat
g. Peserta didik melakukan perencanaan turbin
dengan 1 unit pembangkit dengan
menghitung parameter: daerah batasan
cepat jenis turbin, kecepatan putar turbin,
spesific speed turbin, dan kecepatan lari
turbin
h. Peserta didik melakukan perencanaan turbin
dengan 2 unit pembangkit dengan
menghitung parameter: daerah batasan
cepat jenis turbin, kecepatan putar turbin,
spesific speed turbin, dan kecepatan lari
turbin
i. Peserta didik memilih turbin yang sesuai
dengan kebutuhan perencanaan
berdasarkan karaktristik turbin dan diagram
Q/H apabila direncanaan dengan 1 atau 2
unit pembangkitan
j. Peserta didik memilih generator sesuai
dengan kapasitas daya pembangkitan yang
disesuaikan dengan karaktristik turbin yang
digunakan dalam perencanaan apabila
menggunakan 1 unit pembangkitan
k. Peserta didik memilih generator sesuai
dengan kapasitas daya pembangkitan yang
disesuaikan dengan karaktristik turbin yang
digunakan dalam perencanaan apabila
menggunakan 1 unit pembangkitan
l. Peseta didik melakukan perencanaan
transmisi daya mekanik dimana peserta didik
diarahkan menggunakan transmisi daya
langsung dengan roda gigi
m. Peserta didik melakukan perencanaan sistem
kontrol dimana peserta didik diarahkan
menggunakan sistem pengaturan beban
menggunakan Digital Load Controller (DLC).
Pada tahap ini peserta didik menghitung
kapasitas dumy load untuk 1 unut
pembangkit dan 2 unit pembangkit
n. Peserta didik membuat gambar layout
perencanaan
C. Menyusun jadwal penyelesaian proyek
1. Guru memberikan batas penyelesaian proyek
2. Peserta didik membuat sendiri penjadwalan
penyelesaian proyek dibawah bimbingan guru
berdasarkan tahapan yang sudah disusun
sebelumnya
3. Guru memprefikasi jadwal yang telah dibuat
peserta didik
D. Penyelesaian proyek dengan fasilitasi dan
monitoring guru
a. Menentukan Kapasitas Daya PLTMH
1. Siswa mulai mengerjakan tugas proyek
dengan didampingi guru dimulai dengan
menghitung kapasitas daya PLTMH dengan
variasi debit yang ada yaitu Q100%, Q50%,
dan Q30%.
2. Peserta didik didampingi guru membuat
tabel hubungan daya pembangkitan
terhadap perubahan debit air
3. Peserta didik menganalis kemudian
membuat kesimpulan terkait hubungan daya
pembangkitan terhadap variasi debit
4. Guru menguatkan analisis dan kesimpulan
yang telah dibuat oleh peserta didik
5. Peserta didik dan guru berdiskusi apabila
peserta didik kesulitan dalam menentukan
kapasitas daya dan produksi energi PLTMH.
b. Menentukan Produksi Energi PLTMH selama 1
tahun
1. Peserta didik didampingi guru untuk
menganalisis kemudian memilih nilai debit
yang paling optimal untuk dijadikan sebagai
debit rencana dalam perencanaan PLTMH
2. Guru mengarahkan peserta didik untuk
melakukan langkah selanjutnya yaitu
menentukan produksi energi selama satu
tahun dengan alternatif perencanaan
menggunakan 1 unit pembangkitan dan 2
unit pembangkitan
3. Peserta didik dibawah bimbingan guru
membuat tabel hasil produksi energi selama
satu tahun baik untuk 1 unit dan 2 unit
pembangkitan
4. Peserta didik membandingkan besarnya
produksi energi yang dihasilkan antara
pembangkitan dengan 1 unit dengan
pembangkitan dengan 2 unit kemudian
membuat kesimpulan
5. Guru menguatkan kesimpulan yang telah
dibuat peserta didik
6. Peserta didik dan guru berdiskusi apabila
peserta didik kesulitan dalam menentukan
nilai produksi energi tahunan PLTMH.
c. Perencanaan Bangunan Sipil PLTMH
a. Peserta didik menentukan dimensi bangunan
intake dibawah bimbingan guru
b. Peserta didik menentukan ukuran luas lewat
air pada intake dibawah bimbinga guru
c. Peserta didik menentukan dimensi saluran
pembawa dibawah bimbingan guru
d. Peserta didik menentukan dimensi bak
pengendap dibawah bimbingan guru
e. Peserta didik menentukan kapasitas bak
pengendap dibawah bimbingan guru
f. Peserta didik menentukan diameter pipa
pesat dibawah bimbingan guru
d. Perencanaan Turbin
1. Peserta didik memilih turbin yang sesuai
kebutuhan perencanaan menggunakan grafik
debit terhadap head dengan perencanaan
pembangkitan menggunakan satu unit
pembangkitan
2. Peserta didik menghitung daerah batasan
cepat jenis turbin, kecepatan putar turbin,
sfecific speed turbin, dan kecepatan lari turbin
dengan perencanaan menggunakan satu unit
pembangkitan
3. Peserta didik menghitung daerah batasan
cepat jenis turbin, kecepatan putar turbin,
sfecific speed turbin, dan kecepatan lari turbin
dengan perencanaan menggunakan dua unit
pembangkitan
4. Peserta didik menyimpulkan jenis turbin yang
akan digunakan didalam perencanaan
dibawah bimbingan guru
e. Perencanaan Generator
E. Penyusunan (hasil gambar kerja) dan presentasi
1. Peserta didik mengerjakan tugas proyek
dengan baik dan benar
2. Dilaksanakan pada pertemuan berikutnya
F. Evaluasi proyek dan hasil proyek
Dilaksanakan pada pertemuan berikutnya

KEGIATAN PENUTUP (30 MENIT)


1. Guru memberikan evaluasi atas proses pekerjaan
siswa yang telah dilakukan. Selain itu, guru
memberikan hal-hal yang sudah dicapai dan yang
harus ditingkatkan.
2. Siswa melakukan refleksi atas proses pembelajaran
3. Menutup dengan doa
Refleksi 1. Apakah ada kendala pada saat kegiatan
pembelajaran
2. Apakah semua siswa aktif pada kegiatan
pembelajaran
3. Apa saja kesulitan siswa yang dapat diidentifikasi
pada kegiatan pembelajaran
4. Apakah siswa yang memiliki kesulitan pada saat
proses pembelajaran dapat teratasi dengan baik
5. Apakah seluruh siswa dapat dianggap tuntas pada
saat proses pembelajaran
6. Apa seterategi agar seluruh siswa dapat
menuntaskan seluruh pembelajaran
Remedial dan Pengayaan 1. Remedial
Siswa mengerjakan ulang asesmen hingga tujuan
pembelajaran tercapai. Bagi peserta didik yang
mengerjakan tes tulis pada akhir pembelajaran yang
belum memenuhi nilai ketuntasan minimal , maka
akan diberikan pembelajaran tambahan (Remidial
Teaching). Kemudian diberikan tes tulis pada akhir
pembelajaran lagi dengan ketentuan
a. Soal yang diberikan berbeda dengan soal
sebelumnya namun setara.
b. Nilai akhir yang akan diambil adalah nilai hasil
tes terakhir.
c. Peserta didik yang sudah tuntas (≥KBM)
dipersilakan untuk ikut bagi yang
berminat untuk memperbaiki nilai
2. Pengayaan
Peserta didik diberi tugas tambahan
Daftar Baca:
 Chudhori, dan Djoko Adi Widodo. 2021. Perencanaan Komponen-Komponen PLTMH.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

LAMPIRAN

ASESMEN DIAGNOSTIK
Nama
NIS/NISN
Estimasi Waktu
Jawaban
Soal
Ya Tidak
1. Apakah anda bisa menjaskan prinsip kerja PLTMH
2. Apakah anda bisa menyebutkan komponen PLTMH
3. Tahukah anda apa itu turbin
4. Tahukah anda apa itu generator
5. Apakah anda mampu mengaplikasikan operasi
dasar matematika
6. Apakah anda mampu melakukan operasi hitung
dengan calculator atau MS Excel
7. Apakah anda mampu menerapkan teknik gambar
baik manual atau dengan Software CAD

ASESMEN FORMATIF

ASESMEN SUMATIF

PENILAIAN SIKAP

Nama
No Waktu Kelas Catatan Perilaku Karakter
Peserta didik
1 Integritas
2 Religius
3 Nasionalis
4 Mandiri
5 Gotong-royong

Karakter Deskripsi
 Kesetiaan, Antikorupsi, Keteladanan, Keadilan, Menghargai martabat
Integritas
manusia
 Melindungi yang kecil dan tersisih, Taat beribadah, Menjalankan ajaran
Religius
agama, Menjauhi larangan agama
Nasionalis  Rela berkorban, Taat hukum, Unggul, Disiplin, Berprestasi, Cinta damai
 Tangguh, Kerja keras, Kreatif, Keberanian, Pembelajar, Daya juang,
Mandiri
Berwawasan informasi dan teknologi
Gotong-royong  Musyawarah, Tolongmenolong, Kerelawanan, Solidaritas, Antidiskriminasi
PERTEMUAN KE – 1
PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MINIHIDRO

DESKRIPSI UMUM SISTEM PLTMH


Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) adalah pembangkit listrik berskala kecil yang
memanfaatkan tenaga (aliran) air sebagai sumber penghasil energi. Klasifikasi Pembangkit
Listrik Tenaga Air Terlepas dari sejumlah klasifikasi teknis, pembangkit listrik tenaga air di
kelompokan berdasarkan ukuran kapasitasnya. Walaupun ada sejumlah definisi yang
berbeda, dalam hal ini kita akan memakai klasifikasi berdasarkan standard UNIDO dan
Permen ESDM tahun 2002.

Tabel 1.1 Klasifikasi pembangkit tenaga hidro.


Klasifikasi
Daya Keterangan
Pembangkit
Pemasok daya listrik pada sistem grid
Large hydro >100 MW
yang besar
Medium hydro 15 – 100 MW Pemasok daya listrik pada sistem grid
Small hydro 1 – 15 MW Pemasok daya listrik sistem grid
Pembangkit yang berdiri sendiri dalam
memasok daya listrik kepada konsumen
Minihydro 100 Kw < x < 1 MW
(stand alone schemes) atau sebagai
pemasok daya pada sistem grid
Sebagai pemasok daya yang berjumlah
Microhydro 5 – 100 kW sedikit atau industri perdesaan yang
terpisah jauh dari sistem grid
Pico hydro <5 kW
(Sumber: Kurniawan A., dkk, 2009)

PLTMH termasuk sumber energi terbarukan dan layak disebut clean energy karena ramah
lingkungan. Tenaga air berasal dari aliran sungai kecil atau danau yang dibendung dan
kemudian dari ketinggian tertentu dan memiliki debit yang sesuai akan menggerakkan
turbin yang dihubungkan dengan generator listrik. Semakin tinggi jatuhan air maka semakin
besar energi potensial air yang dapat diubah menjadi energi listrik.
PLTMH bekerja ketika air dalam jumkah dan ketinggian tertentu dijatuhkan dan
menggerakkan kincir yang ada di dalam turbin PLTMH. Putaran turbin yang bertenaga
tersebut digunakan untuk menggerakkan alternator atau generator hingga menghasilkan
listrik.
Gambar 1.1. Konsep beda tinggi (head) dalam PLTMH (Sumber: Harvey;1986)
Turbin pada PLTMH digerakan oleh energi kinetik air dengan memanfaatkan debit sungai-
sungai kecil atau saluran irigasi. (lihat gambar 1.2).

Gambar 1.2. Bagian-bagian dari PLTM. (Sumber: Wibowo, dkk, 2015)

TAHAP PERENCAAN PEMBANGKIT LISRIK TENAGA MINIHIDRO


Pelajaran mengenai perencanaan skema pembangkit tenaga air, baik untuk proyek
rehabilitasi dan proyek baru, biasanya terdiri dari beberapa tahapan. Isi aktual dari setiap
langkahnya hampir mirip bagaimanapun kedalaman dan akurasi dari investigasi analisa dan
perencanaan akan meningkat untuk setiap tahapnya. Tahap-tahap perencanaan dalam
pembangunan suatu pembangkit tenaga minihidro (PLTM) diantaranya sebagai berikut:
1. Desk study
Tujuannya adalah untuk lebih mengenal terhadap riwayat fisik, hidrologi dan sosial-
ekonomi dari daerah proyek tanpa mengunjungi lokasi dengan hanya menggunakan
peta, data hidrologi, dan lain-lain. Dalam banyak kasus lokasi-lokasi potensial dapat
segera dipersiapkan untuk diidentifikasi dan dilakukan kunjungan awal yang jauh lebih
efisien. Desk study juga dapat menyatakan ketiadaan potensi hidropower dan dapat
menghemat waktu dan pengeluaran untuk perjalanan ke lokasi yang diusulkan.
2. Penilaian awal lokasi
Kunjungan peninjauan lokasi merupakan kunjungan singkat (satu hari) ke lokasi yang
diusulkan untuk membuktikan temuan desk study untuk mengetahui bagaimana potensi
hydropower yang ada dan permintaan daya yang dibutuhkan. Sedangkan untuk
penilaian awal lokasi diperlukan beberapa syarat dalam penilaiaan awal yang normalnya
data dan informasi berikut ini diperlukan untuk penilaian awal untuk pembangunan
pembangkit minihidro:
 Debit dan head tekanan yang tersedia
 Peta topografi yang menunjukkan daerah tangkapan lokasi
 Kondisi-kondisi umum iklim dan hidrologi
 Permintaan listrik di lokasi proyek
 Jalan akses ke lokasi proyek
 Biaya konstruksi umum di lokasi proyek
Penilaian awal suatu lokasi yang akan dibangun pembangkit minihidro diperlukan
langkah-langkah dalam penilaian awal suatu penelitian diantaranya:
 Cari peta untuk daerah dan lokasi proyek yang potensial
 Tentukan apakah memungkinkan untuk interkoneksi pembangkit small hydropower
ke jaringan yang telah ada
 Jika interkoneksi tidak memungkinkan, hitung perkiraan permintaan daya dari calon
konsumen listrik
 Ukur daerah tangkapan (catchment area) hulu dari titik air di intake terpilih
 Cari data hidrologi (misalnya data pengukuran debit) dan perkirakan debit sungai
yang tersedia
3. Pre-feasibility study
Biasanya Pre-feasibility study akan dilaksanakan untuk menentukan dari beberapa
proyek yang diusulkan, lokasi atau pilihan-pilihan teknis yang paling menarik untuk
pengembangan pembangkit minihidro. Penilaian awal akan ditinjau ulang dan dikerjakan
dengan lebih rinci. Pilihan pengembangan dikerjakan dan kesimpulan dan rekomendasi
dilakukan terhadap pilihan yang akan dilanjutkan ke dalam tahap feasibility study.
4. Feasibility study
Penilaian terhadap suatu skema yang diusulkan apakah akan dilaksanakan atau tidak.
Dasar dari keputusan final feasibility study untuk dilanjutkan atau tidak dilanjutkan akan
ditentukan oleh developer dan membolehkannya untuk membawa dokumen penelitian
dengan analisa dan perincian yang cukup kepada institusi peminjaman yang potensial.
5. Disain Rinci
Persiapan untuk layout skema terperinci, saluran dan gambar struktur dalam bentuk
final yang rinci. Biasanya disain rinci termasuk ke dalam persiapan dokumen tender yang
diperlukan.

DEBIT AIR DAN TINGGI JATUH AIR (HEAD)


DEBIT AIR
Debit air adalah kecepatan aliran zat cair per satuan waktu. Untuk dapat menentukan debit
air maka kita harus mengetahui satuan ukuran volume dan satuan ukuran waktu terlebih
dahulu, karena debit air berkaitan erat dengan satuan volume dan satuan waktu dimana
satuan volume adalah m3 dan satuan waktu adalah detik. Pengukuran debit dapat dilakukan
secara langsung dan secara tidak langsung.
1. Pengukuran debit secara langsung
Besarya debit tergantung pada luas tampang aliran dan kecepatan aliran rerata.
Pendekatan nilai debit dapat dilakukan dengan mengukur tampang aliran dan mengukur
kecepatan aliran tersebut. Cara ini merupakan prosedur umum dalam pengukuran debit
sungai secara langsung.
Pengukuran luas tampang aliran dilakukan dengan mengukur tinggi muka air dan lebar
dasar alur sungai. Untuk mendapatkan hasil yang lebih teliti, pengukuran tinggi muka air
dapat dilakukan pada beberapa titik pada sepanjang tampang aliran. Selanjutnya debit
aliran dihitung sebagai penjumlahan dan semua luasan pias tampang aliran yang
terukur. Beberapa cara pengukuran kecepatan arus aliran sungai yang banyak digunakan
adalah Pengukuran kecepatan arus dengan Current Meter
Alat ini paling umum digunakan karena dapat menghasilkan ketelitian yang cukup baik.
Prinsip kerja alat ini adalah mencari hubungan antara kecepatan aliran dan kecepatan
putaran baling-baling current meter tersebut. Umumnya hubungan tersebut dinyatakan
dalam bentuk sebagai berikut:
V =an+b (2-5)
Dengan: V = kecepatan aliran,
n = jumlah putaran tiap waktu tertentu,
a dan b = tetapan yang ditentukan dengan kalibrasi alat di laboratorium

Gambar 2.2 Contoh alat ukur arus berporos horizontal. (Sumber: BSN, 2015)
2. Pengukuran debit secara tidak langsung
Pengukuran debit secara tidak langsung adalah pengukuran debit yang dilakukan dengan
menggunakan rumus hidrolika seperti Manning atau Chezy. Pengukuran dilakukan
dengaan cara mengukur parameter hidroulis yaitu luas penampang sungai, keliling
basah, dan kemiringan garis energi
TINGGI JATUH AIR (HEAD)
Tinggi Jatuh yang diukur tersebut merupakan head kotor (head gross), setelah di kurangi
dengan faktor gesekan dan faktor kehilangan (losses) lainnya ketika air mengalir maka akan
menjadi head bersih (head net). Pengukuran head ini menggunakan alat pengukuran
sederhana yaitu menggunakan sehelai benang nilon dan selang plastik. Cara kerja
pengukuran sebagai berikut:
1. Pengukuran dimulai di atas elevasi perkiraan permukaan air pada posisi forebay yang
telah ditentukan.

Gambar 2.4 Cara mengukur permukaan air dengan posisi forebay. (Sumber:
www.scribd.com/doc/311555328/BAB-III-pdf-Metode-Penelitian-Pltmh)
2. Pengukuran kedua dan selanjutnya dengan melanjutkan pada titik yang lebih rendah
dari pengukuran sebelumnya.

Gambar 2.5 Pengukuran dari titik tertinggi ke titik terendah. (Sumber:


www.scribd.com/doc/311555328/BAB-III-pdf-Metode-Penelitian-Pltmh).
3. Lanjutkan pengukuran sampai di lokasi turbin akan di tempatkan. Jumlahkan seluruh
hasil pengukuran untuk mendapatkan total head kotor.
Gambar 2.6 Jumlah dari hasil pengukuran seluruhnya. (Sumber:
www.scribd.com/doc/311555328/BAB-III-pdf-Metode-Penelitian-Pltmh).

KAPASITAS DAYA PLTM


Pembangkitan tenaga air adalah suatu bentuk perubahan tenaga dari tenaga air dengan
ketinggian dan debit tertentu menjadi tenaga listrik, dengan menggunakan turbin air dan
generator. Turbin pada proses pembangkitan listrik ini berputar karena adanya pengaruh
energi potensial air yang mengalir dari pipa pesat dan mengenai sudu-sudu turbin.
Berputarnya turbin kemudian akan mengakibatkan generator juga berputar sehingga
generator dapat menghasilkan listrik sebagai keluarannya.
Besarnya daya listrik sebelum masuk ke turbin secara matematis dalam Watt dapat
dituliskan sebagai berikut:
P¿turbin = ρ× g × Q× H
Sedangkan besar daya output turbin adalah sebagai berikut:
Pout turbin =ρ × g ×Q × H ×❑T
Sedangkan besarnya kapasitas daya PLTM dalam kW adalah (Arismunandar, dkk, 1972):
P=9,8× Q× H ×❑T ×❑G
Dengan:
Pin turbin = daya masukan ke turbin (Watt)
Pout turbin = daya keluaran dari turbin (Watt)
P = daya pembangkitan (kW)
g = konstanta gravitasi (m/s2)
ρ = massa jenis fluida (kg/m3)
Q = debit air (m3/s)
H = tinggi jatuh bersih (m)
T= efisiensi turbin
G = efisiensi generator
Umumnya debit yang besar membutuhkan fasilitas dengan ukuran yang besar untuk
misalnya, bangunan ambil air (intake) dan saluran air dan turbin. Oleh karena itu tinggi jatuh
yang besar dengan sendirinya lebih murah.

PRODUKSI ENERGI TAHUNAN PLTM


Energi tahunan merupakan besarnya energi yang dibangkitkan suatu pembangkitan
terhadap perubahan debit sepanjang tahun. Besarnya energi produksi pembangkitan dapat
diketahui dengan mengalikan besarnya daya pembangkitan dengan waktu operasi
pembanagkit atau dapat dinyatakan dengan persamaan (Indarto, dkk):
Energi produksi : E=9,8× Q× H ×❑T ×❑G × n ×24

E=P× n ×24

PERENCANAAN KOMPONEN BANGUNAN SIPIL PLTMH


KOMPONEN UTAMA PLTM
Sebuah PLTMH mempunyai empat sistem utama, yaitu:
a. Sistem Hidrolik, terdiri dari: bendung dan intake, bak pengendap, saluran pembawa,
bak penenang, saluran pelimpah, pipa pesat, turbin.
b. Sistem Pembangkitan (Generator dan Switch Gear)
c. Beban/ sistem konsumen (peralatan listrik)
d. Sistem kontrol (yang mensesuaikan output sistem dengan beban konsumen
Komponen pokok dalam sebuah instalasi PLTMH terdiri dari
a. Bangunan Sipil
1. Bendung (weir)
Bendung berfungsi untuk menaikkan muka air sungai dan menambah head
sehingga air dapat dialirkan menuju intake.

Gambar 1.3. Bendung non permanen (Sumber: JICA)


2. Bangunan Sadap (Intake)
Intake adalah bangunan di sisi kiri atau kanan bendung yang berfungsi untuk
menyadap air sungai dengan kebutuhan dan dialirkan ke saluran pembawa sesuai
dengan debit yang telah direncanakan. Ada 2 jenis intake yaitu tipe saringan dan
tipe tanpa saringan.
Gambar 1.4.
Menurut Harvey (1993), perhitungan dimensi intake dapat dihitung dengan
persamaan :
Q = d  w  vi
Pada kondisi normal digunakan d = hh sehingga lebar lubang intake (w) dapat
ditentukan. dengan :
Q = Debit masuk ke intake (m3/s)
Cd = Koefisien kecepatan (0,6 – 0,8)
hr = Kedalaman air pada bendung (m)
hh = Kedalaman air pada saluran
vi = Kecepatan aliran (m/s)
d = Tinggi lubang intake (m)
w = Lebar lubang intake (m)
g = gaya grafitasi (9,81 m/s)
3. Trashrack
Trashrack atau saringan digunakan untuk menyaring sampah yang dibawa oleh
aliran air. Selain dipasang pada konstruksi intake juga dipasang pada forebay atau
bak penenang. Dengan pemasangan trashrack maka gangguan kerja pada turbin
akibat sampah yang masuk dapat ditanggulangi.
Gambar 1.5. Trashrack (Pandey Bikash dan Karki Ajoy; 2017)
Menurut Inversin (1981), ukuran luas untuk lewat air yang direncanakan dari
trashrack dapat dihitung dengan persamaan :
Fn=V/Q
dengan :
Fn = Luas untuk air yang rencanakan (m2)
Q = Debit air (m3/s)
V = Kecepatan air masuk (0,6 m/s – 1 m/s)
4. Saluran Pembawa (Head Race)
Saluran pembawa adalah saluran yang berfungsi untuk mengalirkan air dari intake
ke bak penenang atau pengendap sesuai dengan debit yang direncanakan.

Gambar 1.6. Saluran pembawa (sumber:


https://listrikypt.wordpress.com/2013/07/23/panduan-sederhana-pembangunan-
pembangkit-listrik-tenaga-mikro-hidro-pltmh/)

Gambar 1.6. menunjukan tampang saluran terbuka berbentuk segi empat.


A = By
P = B + 2y
P = A/y + 2y
dengan :
A = Luas tampang lintang saluran (m2 )
y = Kedalaman air pada saluran (m)
B = Lebar dasar (m)
P = Keliling basah (m)
5. Bak Pengendap (Desilting Tank)
Bak pengendap adalah bangunan yang berfungsi untuk mengendapkan lumpur
yang terbawa oleh aliran air. Tidak semua sampah yang melewati intake dapat
disaring, terutama untuk sedimen yang berukuran kecil. Oleh karena itu perlu
adanya bak pengendap yang terletak pada saluran pembawa untuk meminimalisir
sedimen yang akan masuk ke bak penenang.
Gambar 1.7. Bak Pengendap (Sumber:
https://listrikypt.files.wordpress.com/2013/07/bak-pengendap.png)

Dimensi bak pengendap menurut Harvey dkk (1993), dapat dihitung dengan
persamaan :
Q
Ls=
Wxv
T
Dco=
WxLs
dengan :
Ls = Panjang bak pengendap (m)
Q = Debit air (m3/s)
W = Lebar bak pengendap (m)
v = Kecepatan turun endapan (m/s) diperlihatkan Tabel 1.1
Dco = Kedalaman penampung endapan (m)
T = Volume endapan (m3)
Tabel 1.1. Kecepatan turun buturan partikel
N Ukuran partikel (mm) Kecepatan turun butiran (m/s)
o
1 0,1 0,01
2 0,3 0,02
3 0,5 0,1
4 1 0,4

6. Bak Penenang (Forebay)


Bak penenang berfungsi untuk mengurangi kecepatan air yang masuk dari saluran,
sehingga turbulensi air pada saat masuk ke dalam pipa pesat berkurang untuk
dapat membangkitkan daya yang optimal.
Gambar 1.8. Bak penenang (sumber: JICA)
Ketersediaan air dalam bak penenang harus dijaga agar air yang dibutuhkan oleh
turbin dapat tercukupi. Jika ketersediaan air terganggu maka udara bisa masuk ke
dalam pipa pesat yangmenyebabkan turunnya kinerja turbin karena debit dan head
yang berkurang selain dapat menyebabkan kavitasi.
Menurut JICA (1990), persamaan untuk kapasitas bak penenang adalah :
Vsc = Asdsc
Vcs = B Ldsc
dengan :
Vsc = kapasitas bak penenang (m3)
As = Area bak penampang (m2)
B = Lebar bak penampang (m)
L = Panjang bak penampang (m)
Dsc = Kedalaman air dari kedalaman aliran yang sama ketika menggunakan
debit maksimum menuju kedalaman kritis (m)
7. Pipa Pesat (penstock)
Pipa pesat adalah pipa yang berfungsi untuk mengalirkan air dari bak penenang.
Pada pipa pesat air dari bak penenang dialirkan untuk menggerakan turbin.
Tekanan dalam pipa pesat cukup besar terutama jika kemasukan udara dan dapat
menyebabkan kejadian water hammer yang dapat merusak turbin. Oleh karena itu
kondisi dan ketersediaan air pada bak penenang harus selalu dipantau agar udara
tidak masuk 34 karena aliran air yang tidak stabil maupun pasokan air yang
terlambat.
Gambar 1.9. Pipa pesat (Sumber: JICA)

Pipa pesat dipilih dengan pertimbangan keamanan, kemudahan proses pembuatan,


ketersediaan material, dan tingkat rugi-rugi. Brikut adalah beberapa hal yang
diperlukan dalam perencanaan pipa pesat:
8. Rumah Pembangkit (Power House)
Rumah pembangkit berfungsi untuk melindungi alat-alat pembangkit serta
merupakan pusat kontrol dari sistem pembangkit.
9. Saluran Pembuangan (Tailrace)
Saluran pembawa adalah saluran yang berfungsi membawa air keluar dari rumah
turbin setelah memutar turbin.
F. LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
PERTEMUAN KE – 1
SOAL LATIHAN PERTEMUAN KE – 1
ESSAY
1. Sebutkan komponen-komponen bangunan sipil PLTMH
2. Sebutkan data-data yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan untuk membangun
sebuah PLTMH
3. Disajikan tabel nilai debit air sebuah sungai selama satu tahun dengan head 10 m 2
Prob. Freq. Flow
(%) Days (m3/s)
20 73 4
40 146 3
60 219 2
80 292 1,5
100 365 1
Jika pembangkitan direcanakan dengan 1 unit generator dengan efesiensi turbin dan
generator sebesar 100 persen. Pilihlah nilai debit dengan nilai produksi energi paling
besar kemudian hitunglah berapa besar nilai produksi energi yang dihasilkan selama
satu tahun.

PILIHAN GANDA
1. Energi hidro adalah energi yang bersumber dari
a. Angin
b. Matahari
c. Air
d. Panas bumi
e. Biogas
2. Berikut adalah pernyataan yang benar mengenai PLTM kecuali
a. PLTM tidak menimbulkan pecemaran lingkuangan
b. Kapasitas daya PLTM berbanding lurus terhadap debit dan head
c. PLTM dapat menggantikan energi fosil
d. Generator listrik PLTM menghasilkan limbah yang mengotori air
e. PLTM beroperasi 24 jam
3. Sebuah sungai memiliki tinggi jatuh air yaitu 5 m2 dengan debit 1 m3/s dengan lama
operasi selama 100 hari dalam satu tahun. Jika efesiensi turbin dan generator adalah
90 %.Berapakah kapasitas daya yang dihasilkan pembangkitan?
a. 39,69 Watt
b. 39, 69 KW
c. 39,69 Joule
d. 39,69 KWh
e. 39,69 Newton
4. Berapakah tinggi lubang intake apabila direncanakan debit mengalir sebesar 10 m 3/s
dengan lebar 2 meter dan kecepatan aliran dari bendung dengan kecepatan 2 m/s.
a. 5 m
b. 4 m
c. 3 m
d. 2 m
e. 1 m
5. Mengapa pada bak penenang volume air tidak boleh kurang dan harus sesuai dengan
kebutuhan turbin?
a. Volume air yang kurang masuk ke penstok akan menyebabkan turbulensi
b. Udara yang masuk karna volume air yang kurang akan menyebabkan kavitasi
c. Udara yang masuk ke penstok akan menyebabkan water hammer
d. Volume air yang kurang akan menyebabkan korosi
e. Tidak masalah, volume air yang kurang hanya mengurangi nilai debit air saja

Mengetahui, Pringgabaya, 23 September 2022


Kepala SMK Negeri 1 Pringgabaya Guru Mata Pelajaran

RUSLAN, ST., M.Pd. Dian Asgar, ST


NIP. 19780628 200604 1 017 NIP. 19920713 202221 1 004

Anda mungkin juga menyukai