Disusun Oleh:
1. Reyhan Zakaria 1431010045
2. Raininta Juliantika 1431010046
3. Anis Zaenuwar Sabichi 1431010049
4. Adi Gumelar Cakra Prabowo 1431010055
5. Kurnia Arifiani Kusuma 1431010060
6. Restia Eka Puspita 1431010066
7. Enik Eliyawati 1431010068
8. Leonard Alvin Tanan 1431010072
9. Muhamad Fikri Salim 1431010077
FAKULTAS TEKNIK
SURABAYA
2017
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan Makalah Teknik Energi tentang Energi Alternatif Tenaga Surya.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah pengolahan limbah pabrik
tentang limbah industri tekstil dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap
pembaca.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan tambahan
pengetahuan tentang pentingnya pemanfaatan energi matahari sebagai salah satu
energi alternatif pengganti energi fosil serta menjelaskan bagaimana cara dan
proses pengkonversian energi matahari menjadi energi listrik sehingga dapat
dimanfaatkan dalam kehidupan manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
Untuk memanfaatkan potensi energi surya tersebut, ada 2 (dua) macam teknologi
yang sudah diterapkan, yaitu:
1) Teknologi energi surya fotovoltaik, energi surya fotovoltaik digunakan untuk
memenuhi kebutuhan listrik, pompa air, televisi, telekomunikasi, dan lemari
pendingin di Puskesmas dengan kapasitas total 6 MW.
2) Teknologi energi surya termal, energi surya termal pada umumnya digunakan
untuk memasak (kompor surya), mengeringkan hasil pertanian (perkebunan,
perikanan, kehutanan, tanaman pangan) dan memanaskan air.
Modul surya (fotovoltaic) adalah sejumlah sel surya yang dirangkai secara
seri dan paralel, untuk meningkatkan tegangan dan arus yang dihasilkan sehingga
cukup untuk pemakaian sistem catu daya beban.Untuk mendapatkan keluaran
energi listrik yang maksimum maka permukaan modul surya harus selalu mengarah
ke matahari. Di Indonesia, energi listrik yang optimum akan didapat apabila modul
surya diarahkan dengan sudut kemiringan sebesar lintang lokasi PLTS tersebut
berada. Sebagai contoh, untuk daerah yang berada di sebelah utara katulistiwa maka
modul surya harus dihadapkan ke Selatan, dan sebaliknya.
Selanjutnya energi listrik tersebut disimpan dalam Baterai. Baterai disini
berfungsi sebagai penyimpan energi listrik secara kimiawi pada siang hari dan
berfungsi sebagai catu daya listrik pada malam hari. Untuk menjaga kesetimbangan
energi di dalam baterai, diperlukan alat pengatur elektronik yang disebut Battery
Charge Regulator.
Alat ini berfungsi untuk mengatur tegangan maksimal dan minimal dari
baterai dan memberikan pengamanan terhadap sistem, yaitu proteksi terhadap
pengisian berlebih (overcharge) oleh penyinaran matahari, pemakaian berlebih
(overdischarge) oleh beban, mencegah terjadinya arus balik ke modul surya,
melindungi terjadinya hubung singkat pada beban listrik dan sebagai interkoneksi
dari komponen-komponen lainnya.
KELEBIHAN KELEMAHAN
Jika kita melihat tingkat konsumsi energi di seluruh dunia saat ini,
penggunaan energi diprediksikan akan meningkat sebesar 70 persen antara tahun
2000 sampai 2030. Sumber energi yang berasal dari fosil, yang saat ini
menyumbang 87,7 persen dari total kebutuhan energi dunia diperkirakan akan
mengalami penurunan disebabkan tidak lagi ditemukannya sumber cadangan baru.
Cadangan sumber energi yang berasal dari fosil diseluruh dunia
diperkirakan hanya sampai 40 tahun untuk minyak bumi, 60 tahun untuk gas alam,
dan 200 tahun untuk batu bara. Kondisi keterbatasan sumber energi di tengah
semakin meningkatnya kebutuhan energi dunia dari tahun ketahun (pertumbuhan
konsumsi energi tahun 2004 saja sebesar 4,3 persen), serta tuntutan untuk
melindungi bumi dari pemanasan global dan polusi lingkungan membuat tuntutan
untuk segera mewujudkan teknologi baru bagi sumber energi yang terbaharukan.
Di antara sumber energi terbaharukan yang saat ini banyak dikembangkan
seperti turbin angin, tenaga air (hydro power), energi gelombang air laut, tenaga
surya, tenaga panas bumi, tenaga hidrogen, dan bio-energi, tenaga surya atau solar
sel merupakan salah satu sumber yang cukup menjanjikan.
Energi yang dikeluarkan oleh sinar matahari sebenarnya hanya diterima
oleh permukaan bumi sebesar 69 persen dari total energi pancaran matahari. Suplai
energi surya dari sinar matahari yang diterima oleh permukaan bumi sangat luar
biasa besarnya yaitu mencapai 3 x 1024 joule pertahun, energi ini setara dengan 2
x 1017 Watt.
Jumlah energi sebesar itu setara dengan 10.000 kali konsumsi energi di
seluruh dunia saat ini. Dengan kata lain, dengan menutup 0,1 persen saja permukaan
bumi dengan divais solar sel yang memiliki efisiensi 10 persen sudah mampu untuk
menutupi kebutuhan energi di seluruh dunia saat ini.
III.1 Kesimpulan
Energi Surya merupakan salah satu energi alternatif yang tiada habisnya dan
dapat dimanfaatkan untuk menggantikan sumber energi utama. Sebagai negara
tropis, Indonesia mempunyai potensi energi surya yang cukup besar, sehingga
Pemerintah Indonesia sedang giat mengembangkan energi ini. Sebagian besar
wilayah Indonesia terdiri atas pulau-pulau kecil yang tidak terjangkau oleh jaringan
PLN dan tergolong sebagai kawasan terpencil. Untuk memenuhi kebutuhan energi
di daerah-daerah semacam ini, salah satu jenis energi yang potensial untuk
dikembangkan adalah energi surya. Di sisi lain, dalam sistemnya energi surya
mudah dioperasikan, tidak menyebabkan pencemaran lingkungan, serta
membutuhkan biaya pemeliharaan maupun operasi yang rendah.
III.2 Saran