Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH WAWASAN DAN KAJIAN MIPA

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS)

Disusun oleh:

Yulia Lestari (15312241014)


Andyta Marifatul U (15312241016)
Haedar Ahmad H (15312241025)
Ria Novita (15312244006)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2016
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah wawasan dan kajian MIPA yang berjudul
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan baik.
Makalah ini dibuat supaya dapat menambah dan memperdalam wawasan pembaca
mengenai perkembangan teknologi dalam sains. Makalah ini juga dibuat untuk memenuhi
tugas mata kuliah wawasan dan kajian MIPA.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
terselesaikannya makalah ini. Penulis juga menyadari bahwa makalah yang dibuat masih jauh
dari sempurna dan masih banyak memiliki kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan dalam pembuatan
makalah di masa mendatang.

Yogyakarta, 27 Desember 2016

Tim Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Cadangan sumber energi yang berasal dari fosil di seluruh dunia diperkirakan
semakin menipis. Kondisi keterbatasan sumber energi, semakin meningkatnya
kebutuhan energi dunia dari tahun ke tahun, serta tuntutan untuk melindungi bumi dari
pemanasan global dan polusi lingkungan membuat tuntutan untuk segera mewujudkan
teknologi baru bagi sumber energi yang terbaharukan.
Energi surya merupakan sumber energi yang tidak akan pernah habis, selama
matahari masih memancarkan sinarnya ke bumi. Perkembangan penelitian dan
aplikasi sel surya berjalan sangat pesat hingga saat ini. Pada awal-awal
perkembangannya, sel surya hanya diperuntukkan untuk tujuan tertentu, namun,
seiring perkembangan zaman dan kesadaran manusia akan perlunya energi alternatif,
sel surya banyak diterapkan pada berbagai kebutuhan manusia. Diperkirakan bahwa
sel surya akan menjadi sumber pembangkit listrik andalan di masa datang, karena
penggunaannya yang sangat praktis terutama untuk suplai energi di daerah-daerah
terpencil yang sulit terjangkau. Untuk itu, masyarakat memerlukan pengetahuan
mengenai sel surya.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah contoh perkembangan teknologi yang didasari oleh sains yang
digunakan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Surya?
2. Bagaimanakah cara kerja, kelebihan dan kekurangan panel surya sebagai
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) ?
C. Tujuan
1. Mengetahui perkembangan teknologi yang didasari oleh sains yang
digunakan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Surya.
2. Mengetahui cara kerja, kelebihan dan kekurangan panel surya sebagai
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
BAB II
ISI
Cadangan sumber energi yang berasal dari fosil diseluruh dunia diperkirakan hanya
sampai 40 tahun untuk minyak bumi, 60 tahun untuk gas alam, dan 200 tahun untuk batu
bara. Kondisi keterbatasan sumber energi di tengah semakin meningkatnya kebutuhan energi
dunia dari tahun ketahun (pertumbuhan konsumsi energi tahun 2004 saja sebesar 4,3 persen),
serta tuntutan untuk melindungi bumi dari pemanasan global dan polusi lingkungan membuat
tuntutan untuk segera mewujudkan teknologi baru bagi sumber energi yang terbaharukan.
Di antara sumber energi terbaharukan yang saat ini banyak dikembangkan seperti
turbin angin, tenaga air (hydro power), energi gelombang air laut, tenaga surya, tenaga panas
bumi, tenaga hidrogen, dan bio-energi. Tenaga surya atau solar sel merupakan salah satu
sumber yang cukup menjanjikan (Holladay, 2005:12).
Energi yang dikeluarkan oleh sinar matahari sebenarnya hanya diterima oleh
permukaan bumi sebesar 69 persen dari total energi pancaran matahari. Suplai energi surya
dari sinar matahari yang diterima oleh permukaan bumi sangat luar biasa besarnya yaitu
mencapai 3 x 1024 joule pertahun, energi ini setara dengan 2 x 1017 Watt.
Jumlah energi sebesar itu setara dengan 10.000 kali konsumsi energi di seluruh dunia
saat ini. Dengan kata lain, dengan menutup 0,1 persen saja permukaan bumi dengan divais
solar sel yang memiliki efisiensi 10 persen sudah mampu untuk menutupi kebutuhan energi di
seluruh dunia saat ini.
Panel surya adalah alat yang terdiri dari sel surya yang mengubah cahaya menjadi
listrik. Matahari merupakan sumber cahaya terkuat yang dapat dimanfaatkan. Panel surya
sering kali disebut sel photovoltaic, photovoltaic dapat diartikan sebagai "cahaya-listrik". Sel
surya atau sel PV bergantung pada efek photovoltaic untuk dapat menyerap energi matahari
dan menyebabkan arus mengalir antara dua lapisan bermuatan yang berlawanan (Holladay,
2005: 12).
Dalam penggunaan panel surya atau solar cell untuk membangkitkan listrik di
rumah, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan salah satunya adalah karakteristik dari
panel surya atau solar cell itu sendiri. Karakteristik dari panel surya atau solar cell menurut
Demastuti (1997: 9) antara lain :
1. Panel surya atau solar cell memerlukan sinar matahari.
a. Tempatkan panel surya / solar cell pada posisi dimana tidak terhalangi oleh objek
sepanjang pagi sampai sore.
b. Panel surya - solar cell menghasilkan listrik arus searah DC.
c. Untuk efisiensi yang lebih tinggi, gunakan lampu seperti lampu LED.
d. Instalasi kabel baru khusus untuk arus searah DC untuk perangkat
berikut ini misalnya: lampu penerangan berbasis LED (Light Emiting Diode),
kamera CCTV, wifi (wireless fideliity), dll.

Gambar 1. Panel Surya


Sumber: http://solarsuryaindonesia.com/catalog/panel-surya

Menurut Demastuti (1997:9), untuk memanfaatkan potensi energi surya tersebut,


terdapat dua macam teknologi yang sudah diterapkan, yaitu:

1. Teknologi energi surya fotovoltaik, energi surya fotovoltaik digunakan untuk


memenuhi kebutuhan listrik, pompa air, televisi, telekomunikasi, dan lemari pendingin
di Puskesmas dengan kapasitas total 6 MW.
2. Teknologi energi surya termal, energi surya termal pada umumnya digunakan untuk
memasak (kompor surya), mengeringkan hasil pertanian (perkebunan, perikanan,
kehutanan, tanaman pangan) dan memanaskan air.

Komponen Panel Tenaga Surya

1. Panel surya / solar panel


Solar panel / panel surya mengkonversikan tenaga matahari menjadi listrik. Sel silikon
(disebut juga solar cells) yang disinari matahari/ surya, membuat photon yang menghasilkan
arus listrik. Sebuah solar cells menghasilkan kurang lebih memiliki tegangan 0.5 Volt. Jadi
sebuah panel surya 12 Volt terdiri dari kurang lebih 36 sel (untuk menghasilkan 17 Volt
tegangan).
Umumnya kita menghitung maksimum sinar matahari yang diubah menjadi tenaga
listrik sepanjang hari adalah 5 jam. Tenaga listrik pada pagi sore disimpan dalam baterai,
sehingga listrik bisa digunakan pada malam hari, dimana tanpa sinar matahari.
2. Solar charge controller
Solar charge controller berfungsi mengatur lalu lintas dari solar cell ke baterai dan
beban. Alat elektronik ini juga mempunyai banyak fungsi yang pada dasarnya ditujukan untuk
melindungi baterai.
3. Inverter
Inverter dalah perangkat elektrik yang mengkonversikan tegangan searah (DC direct
current) menjadi tegangan bolak balik (AC alternating current).
4. Baterai
Baterai berfungsi menyimpan arus listrik yang dihasilkan oleh panel surya sebelum
dimanfaatkan untuk menggerakkan beban. Beban dapat berupa lampu penerangan atau
peralatan elektronik lainnya yang membutuhkan listrik. Instalasi pembangkit listrik dengan
tenaga surya membutuhkan perencanaan mengenai kebutuhan daya.
Dari ke empat komponen diatas setelah dirangkai sedemikian rupa akhirnya siap
digunakan untuk mensuplai listrik ke peralatan peralatan rumah tangga (Demastuti, 1997: 11).

Cara kerja sel surya sendiri sebenarnya identik dengan piranti semikonduktordioda.
Ketika cahaya bersentuhan dengan sel surya dan diserap oleh bahan semi- konduktor, terjadi
pelepasan elektron. Apabila elektron tersebut bisa menempuh perjalanan menuju bahan semi-
konduktor pada lapisan yang berbeda, terjadi perubahan sigma gaya-gaya pada bahan. Gaya
tolakan antar bahan semi-konduktor, menyebabkan aliran medan listrik. Dan menyebabkan
elektron dapat disalurkan ke saluran awal dan akhir untuk digunakan pada perabot listrik
(Mulyanto, 2008: 18).
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) mempunyai beberapa keuntungan menurut
Mulyanto (2008:18) yaitu:
1. Sumber energi yang digunakan sangat melimpah
2. Sistem yang dikembangkan bersifat modular sehingga dapat dengan mudah
diinstalasidan diperbesar kapasitasnya.
3. Perawatannya mudah
4. Tidak menimbulkan polusi
5. Dirancang bekerja secara otomatis sehingga dapat diterapkan ditempat terpencil
6. Relatif aman
7. Keandalannya semakin baik
8. Adanya aspek masyarakat pemakai yang mengendalikan sistem itu sendiri
9. Mudah untuk diinstalasi
10. Radiasi matahari sebagai sumber energi tak terbatas
11. Tidak menghasilkan CO2 serta emisi gas buang lainnya. Salah satu kendala yang
dihadapi dengan dalam pengembangan Pembangkit ListrikTenaga Surya adalah
Investasi awalnya yang tinggi dan harga per kWh listrik yang dibangkitkan juga masih
relatif tinggi yaitu Sekitar ($ USD 35 /Wp).Untuk beberapa kondisi pembangkit
listrik tenaga surya (PLTS) dapat bersaing dengan pembangkit Konvensional
Diesel/Mikrohydro, yaitu pada tempat-tempat terpencil yang sarana perhubungannya
masih belum terjangkau jaringan listrik umum (PLN).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Perkembangan teknologi yang didasari oleh sains salah satunya yaitu panel surya
yang digunakan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Surya.
2. Cara kerja sel surya sendiri sebenarnya identik dengan piranti semikonduktordioda.
Ketika cahaya bersentuhan dengan sel surya dan diserap oleh bahan semi-
konduktor, terjadi pelepasan elektron. Apabila elektron tersebut bisa menempuh
perjalanan menuju bahan semi-konduktor pada lapisan yang berbeda, terjadi
perubahan sigma gaya-gaya pada bahan. Gaya tolakan antar bahan semi-konduktor,
menyebabkan aliran medan listrik. Dan menyebabkan elektron dapat disalurkan ke
saluran awal dan akhir untuk digunakan pada perabot listrik.
DAFTAR PUSTAKA

Demastuti, Anya. 1997. Pembangkit Listrik Tenaga Surya. Bandung: Wacana.

Holladay, April. 2005. Solar Energy .Redmond, WA: Microsoft Corporation.

Mulyanto Agus dkk. 2008. Lalu Lintas Tenaga Surya. Provinsi Lampung: Buletin
Pembangunan.

Sumber gambar:
Diunduh dari laman http://solarsuryaindonesia.com/catalog/panel-surya pada hari Senin, 26
Desember 2016 pukul 13.35 WIB.

Anda mungkin juga menyukai