TUJUAN
1. Memerikan jenis tanah atau permukaan lahan lokasi pengamatan.
2. Memerikan sifat fisik klimatik (suhu & kelembaban tanah, suhu &
kelembaban udara, intensitas cahaya) tanah atau permukaan lahan
lokasi pengamatan.
3. Memerikan sifat khemis (Ph dsb.) tanah atau permukaan lahan lokasi
pengamatan.
4. Menyebutkan jenis-jenis dan spesifikasi vegetasi yang ada didalam
lokasi pengamatan.
5. Menyebutkan jenis-jenis dan spesifikasi hewan yang ada didalam
lokasi pengamatan.
6. Menjelaskan jenis-jenis asosiasi yang ada dilokasi pengamatan.
7. Mengaitkan sifat spesifik organisme dengan spesifikasi lingkungannya.
B. DASAR TEORI
Pengertian Ekologi
Ekologi ialah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik organisme
dengan alam sekitarnya. Istilah ekologi mula-mula dipakai oleh sarjana
Jerman, Ernest Haeckel (1869), berasal dari kata yunani oikos berarti
rumah dan logos berarti ilmu/pengetahuan. Sehingga ekologi mengkaji
hubungan timbal balik organisme dengan ligkungannya (Suwasono. 1994:
1). Pada dasarnya ekologi adalah studi yang mempelajari organisme hidup
yang berinteraksi dengan lingkungan. Interaksi terjadi antara faktor abiotik
dan biotik. Faktor abiotik meliputi curah hujang, angin, suhu, pH, dan
nutrisi kimia ( Solomon. 2008: 1126). Ekologi sendiri terbagi atas tingkatan
hierarki sebagai berikut:
Ekologi organismal
Ekologi komunitas
Ekologi ekosistem
Ekologi bentang alam
Ekologi global
(Campbell. 2010:326).
Organisme dalam suatu lingkunan
bertautan erat sekali dengan sekelilingnya,
sehingga mereka membentuk bagian dari
lingkungannya sendiri. Akan jelas pada
pengamat biasa bahwa tumbuhan dan hewan
sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor
lingkungan seperti iklim dan substrat. Interaksi
bolak-balik ini, karena lingkungan diubah oleh
aktivitas biota yang menunjang.
Komponen Abiotik
Ada pun faktor-faktor yang dipertimbangkan di sini adalah
faktor-faktor udara, tanah, organisme lain dan beberapa stabil
yang mempengaruhi ekosistem. Faktor-faktor stabil adalah
kemirinngan tanah, arah-hadapan, ketinggian, lintang, letak,
dan pH. Ini mempengaruhi tanaman dan tumbuhan secara
tidak langsung melalui pegaruhnya terhadap faktor sebagai
faktor abiotik. Komponen hidup suatu daerah biasanya
diketahui sebagai faktor-faktor lingkungan tersebut.
1. Tanah
Tanah merupakan hasil evolusi yang mempunyai teratur
yang unik yang terdiri dari lapisan-lapisan atau horizon-horizon
yang berkembang secara genetik atau faktor yang dapat
menghasilkan berbagai produk (Henry.1995:3). Tanah berperan
sebagai tempat berdirinya tanaman, sebagai gudang tempat
unsur-unsur hara yang diperlukan tanaman, tempat persediaan
air, dan bagi hewan, tanah merupakan tempatnya berpijak atau
lingkungan sebagai tempat bertumbuh dan berkembang dalam
kehidupannya (Titiek.1995:3).
2. Udara
Pada faktor-faktor udara ada suhu, sinar, angin,
dan hubungan kebasahan seperti kelembapan,
pengupan, dan pengendapan. Sejumlah besar
peralatan telah dikembangkan untuk mengukur
faktor-faktor lingkungan.
3. Air
Variasi drastis dalam ketersediaan air di antara di
antara habitat habitat yang berbeda merupakan
sebuah faktor penting lain dalam distribusi spesies.
4. Salinitas
Kadar garam air di ligkungan mempengaruhi
keseimbangan air organisme melalui osmosis.
5. Intensitas cahaya
Sinar matahari yang diserap oleh organisme
organism fotosintetik menyediaka energi yang menjadi
pendorong kebanyakan ekosistem. Terlalu banyak sinar
juga dapat membatasi kesintasan organisme.
Intensitas cahaya tergantung pada sudut jatuhnya
sinar. Apabila di waktu pagi hari dan sore hari sudut
jatuhnya sinar kecil sehingga intensitas cahaya yang
mengenai permukaan tanah kecil. Begitu pula pada
waktu siang hari. Sudut jatuhnya sinar matahari tegak
lurus dengan permukaan bumi sehingga intensitas
cahaya yang diterima oleh permukaan bumi tinggi.
Komponen Biotik
Komponen biotik sendiri terbagi atas :
Produsen: organisme yang memproduksi materi
organik dengan bantuan sinar matahari.
Konsumen: organisme yang mendapatkan energi/
makanan dari produsen dan biasanya merupakan
organisme heterotrof.
Pengurai : organisme yang mendapatkan energi
dengan mengubah bahan organik dari produk
atau sisa tubuh organisme lain (Kurniawan. 2008:
214-219).
C. METODE PRAKTIKUM
a. Tempat dan Waktu Praktikum
Tempat : Halaman Laboratorium FMIPA
Waktu : Kamis, 22 Oktober 2015
Jam : 14.15 15.00 WIB
b. Bentuk Kegiatan
Observasi dan studi pustaka
c. Objek Pengamatan
- Komponen abiotik :
struktur tanah, kelembaban udara, suhu udara, pH tanah, intensitas
cahaya, kecepatan angin, tekstur tanah
- Komponen biotik :
rumput, semut, laba-laba
d. Alat dan Bahan
termometer ruang, higrometer, pH meter, luxmeter, roll meter, cetok,
akuades, anemometer, rafia, tabung reaksi, penggaris
D. LANGKAH KERJA
Membuat plot 1x1 m2 untuk membatasi lokasi pengamatan
Mengambil sampel tanah di beberapa sudut lokasi bagian top sil kedalaman
15 cm dengan menggunakan cetok. Kemudian menentukan tekstur dan
struktur tanah (presentase masing-masing komponen liat, berpasir, berdebu,
berhumus, dsb.)
Mengukur pH, struktur, dan tekstur dalam tanah pada lokasi pengamatan.
Mengukur suhu dan kelembaban udara, kecepatan angin, dan intesitas cahaya
pada lokasi pengamatan
Mengamati jenis vegetasi, hewan yang ada pada plot lokasi pengamatan,
menghitung jumlahnya, dan mengamati atau menentukan bentuk interaksi antar
komponen biotik ataupun antara biotik dengan abiotik
Jenis
Komponen Jumlah Kepadatan Cara Hidup Bentuk Interaksi
Biotik
Keterangan :
+ : jumlahnya sedikit
++ : jumlahnya banyak
+++: jumlahnya banyak sekali
c. Jenis Asosiasi atau Interaksi
Sekelompok populasi
Semut mencari makan Kompetisi
semut
Kepadatan Organisme
Rumput
Semut
Laba-laba
G. PEMBAHASAN
1. Struktur tanah
Struktur tanah yang berada pada plot lokasi
pengamatan tersusun dari pasir, liat dan debu.
Persentase masing-masing lapisan, pasir sebesar
72%, liat 22%, dan debu 6%. Jenis tanah atau
permukaan lahan lokasi pengamatan termasuk
ke dalam jenis tanah tanah geluh lempung
pasiran (sandy clay loam).
2. Kelembaban udara
Berdasarkan pengukuran yang dilakukan
praktikan menggunakan hygrometer didapatkan
kelembaban udara di lokasi pengamatan sebesar
52 mmHg.
3. Suhu udara
Suhu udara di lokasi pengamatan adalah C.
Suhu tersebut merupakan suhu normal,
dikarenakan rata-rata suhu normal pada cuaca
panas berkisar antara 30-37 C. Suhu udara juga
mempengaruhi kelembaban udara, yaitu apabila
suhu semakin rendah, maka kelembaban udara
semakin tinggi.
4. pH tanah
pH meter tanah menunjukkan hasil sebesar 7,
hal tersebut berarti bahwa tanah pada lokasi
pengamatan memiliki pH tanah yang netral
sehingga baik untuk kelangsungan organisme di
dalamnya baik tumbuhan maupun hewan.
5. Intensitas cahaya
Besar intensitas cahaya berdasarkan
pengukuran menggunakan luxmeter adalah
107,06 Cd. Hal tersebut sesuai dengan kondisi di
lokasi pengamatan yang tidak terlalu gelap dan
tidak terlalu panas (teduh).
6. Kecepatan angin
Pengukuran kecepatan angin
menggunakan anemometer diperoleh hasil
sebesar 0,53 m/s.
7. Tekstur tanah
Tekstur tanah pada galian plot termasuk
tanah berpasir karena didominasi oleh partikel
kerikil dengan diameter antara 2mm sampai
20 mm. Hal tersebut dibuktikan dengan ketika
mengepal dan meremas tanah, tanah mudah
menyebar, tidak dapat dikepal, kasar dan
terdapat banyak kerikil.
b. Komponen Biotik