Disusun oleh :
Kelompok II / IIC
Rakisa 03190217
Rita Meslina 03190223
Siti Munawaroh 03190233
Varantika Dwi 03190245
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS JAKARTA
2020
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................................................ i
KATA PENGANTAR......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ......................................................................................... 2
1.3. Batasan Masalah ............................................................................................ 2
1.4. Tujuan ............................................................................................................ 3
1.5. Manfaat ........................................................................................................... 3
BAB II LANDASAN TEORI .............................................................................. 4
2.1. Energi Surya di Indonesia .............................................................................. 4
BAB III PEMBAHASAN .................................................................................... 5
3.1. Kegunaan Energi Matahari ............................................................................. 5
3.2. Potensi Energi Matahari .................................................................................. 9
3.3. Kelebihan dan Kekurangan Energi Matahari .................................................. 13
BAB IV PENUTUP............................................................................................... 16
4.1............................................................Kesimpulan..........................................................................
16
4.2.............................................................Saran....................................................................................
16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 17
KATA PENGANTAR
i
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
anugrah dari-Nya sehinggga kami dapat menyelesaikan Tugas Kelompok Mata
Kuliah Ilmu Alamiah Dasar (IAD) ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca. Kami mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini agar
kedepannya dapat kami perbaiki. Karena kami sadar, makalah yang kami buat ini
masih banyak terdapat kekurangannya.
Penyusun
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
walaupun digunakan secara terus menerus tidak akan pernah habis. Selain itu
energi matahari dapat dimanfaatkan tanpa memerlukan harga yang mahal.
Potensi energi surya di Indonesia sangat besar yakni sekitar 4.8 KWh/m2
atau setara dengan 112.000 GWp, namun yang sudah dimanfaatkan baru sekitar
10 MWp. Saat ini pemerintah telah mengeluarkan roadmap pemanfaatan energi
surya yang menargetkan kapasitas PLTS terpasang hingga tahun 2025 adalah
sebesar 0.87 GW atau sekitar 50 MWp/tahun. Jumlah ini merupakan gambaran
potensi pasar yang cukup besar dalam pengembangan energi surya di masa
datang. Komponen utama sistem pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dengan
menggunakan teknologi fotovoltaik adalah sel surya.( Ery Diniardi, 2016)
Energi matahari merupakan energi yang berlimpah di bumi. Mungkin saja
jika kita bisa memanfaatkan dan mengolah dengan baik energi yang dihasilkan
dari matahari, energi matahari akan menjadi energi utama di dunia. Energi
matahari juga sangat menguntungkan dibandingkan energi dari fosil, yaitu karena
karakter energi surya lebih ramah lingkungan. Agar mengurangi kerusakan
lapisan ozon yang semakin hari memprihatinkan.
1.5. Manfaat
Adapun beberapa manfaat dari tugas ini adalah sebagai berikut:
1. Mendapatkan pengetahuan tentang energi matahari.
2. Menerapkan prinsip-prinsip dasar pemanafaatan energi matahari dalam
kehidupan sehari-hari.
3. Mendapatkan pengetahuan potensi energi matahari sebagai energi alternatif.
BAB II
LANDASAN TEORI
Salah satu cara untuk memanen radiasi panas dan cahaya yang dipancarkan
matahari menjadi listrik adalah dengan memanfaatkan teknologi termal dan
teknologi sel surya atau sel photovoltaic. Teknologi termal biasanya digunakan
untuk mengeringkan hasil pertanian dan perikanan, memasak (kompor surya), dan
memanaskan air. Sedangkan sel surya merupakan alat untuk mengonversi cahaya
matahari menjadi energi listrik menggunakan efek fotoelektrik. Dengan teknologi
sel surya (photovoltaic) energi surya diubah menjadi energi listrik yang bisa
digunakan untuk berbagai hal.
Dengan potensinya yang sangat besar tersebut, energi surya diyakini
menjadi sumber energi utama di masa depan. Apalagi dengan beberapa
keunggulan energi surya seperti energi surya merupakan sumber yang hampir tak
terbatas dan ramah lingkungan. Yang hingga kini masih menjadi kendala adalah
teknologi sel surya dan media penyimpanan yang masih sangat mahal dan
memiliki kemampuan yang terbatas.
Sebagai negara yang berada di kawasan khatulistiwa, potensi energi surya di
Indonesia sangat besar. Indonesia memiliki sekitar 4.8 KWh/m2 atau setara
dengan 112.000 GWp energi surya. Sayangnya, seperti berbagai energi terbarukan
lainnya, energi surya ini belum dimanfaatkan secara optimal. Dari total potensi
energi surya tersebut, Indonesia baru memanfaatkan sekitar 10 MWp.
Gambar 2.2 PLTS Bangli, Bali, Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terbesar di
Indonesia.
Bagi Indonesia, energi surya menjadi salah satu alternatif energi terbaik.
Dengan potensinya yang besar akan mampu melepaskan Indonesia dari
ketergantungan terhadap sumber energi konvensional. Energi surya pun cocok
diterapkan pada daerah-daerah terpencil maupun pulau-pulau kecil di Indonesia.
Pemanfaatan energi surya menjadi salah satu sumber energi alternatif ini bisa
dilakukan dengan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) maupun
Solar Home System (SHS), yaitu pemanfaatan skala rumahan.
BAB III
PEMBAHASAN
Kapasitas Pemanfaatan
Jenis Energi Terbarukan Potensi (MW)
Terpasang (MW) (%)
Sebagai negara yang kaya akan energi surya, sudah selayaknyalah untuk
mengembangkan dan memanfaatkan energi yang melimpah tersebut. Namun
demikian pemanfaatan energi surya di Indonesia baru sekitar 882,5 kw, jauh di
bawah 1% dari energi yang tersedia. Jika dibandingkan dengan ketersedianya
energi surya maka pencapaian pemakaian ini masih sangat kecil. Nilai rata-rata
energi radiasi harian adalah 4,815 kWh/m2. Untuk seluruh Indonesia dengan luas
daratan kurang lebih 2 juta km2, potensi energi radiasi harian adalah: 2 x 10 12 m2
x 4,815 kWh/m2 = 9,63 . 1012 kwh.
Tabel 3.2. Potensi Sumber Daya Energi Surya di Beberapa Kota di Indonesia.
Tahun Radiasi
No Kota Provinsi
Pengukuran rata- rata
1 Banda Aceh Aceh 1980 4.1
2 Palembang Sumatera Selatan 1979 – 1981 4.95
3 Menggala Lampung 1972 – 1979 5.23
4 Rawasragi Lampung 1965 – 1979 4.13
5 Jakarta Jakarta 1965 – 1981 4.19
6 Bandung Jawa Barat 1980 4.15
7 Lembang Jawa Barat 1980 5.15
8 Citius, Tangerang Jawa Barat 1980 4.32
9 Darmaga, Bogor Jawa Barat 1980 2.56
Serpong,
10 Jawa Barat 1991 – 1995 4.45
Tangerang
11 Semarang Jawa Tengah 1979 – 1981 5.49
12 Surabaya Jawa Timur 1980 4.30
Kenteng,
13 Yogyakarta 1980 4.50
Yogyakarta
14 Denpasar Bali 1977 – 1979 5.26
15 Pontianak Kalimantan Barat 1991 – 1993 4.55
Kalimantan
16 Banjarbaru 1979 – 1981 4.80
Selatan
Kalimantan
17 Banjarmasin 1991 – 1995 4.57
Selatan
18 Samarinda Kalimantan Timur 1991 – 1995 4.17
19 Menado Sulawesi Utara 1991 – 1995 4.91
20 Palu Sulawesi Tenggara 1991 – 1994 5.51
Nusa Tenggara
21 Kupang 1975 – 1978 5.12
Barat
Waingapu, Sumba NusaTenggara
22 1991 – 1995 5.75
Timur Timur
Nusa Tenggara
23 Maumere 1992 – 1994 5.7
Timur
Dari tabel masih kelihatan bahwa antara kelebihan dan kelemahan masih
berimbang sehingga jika PLTS ini diaplikasikan belum memberikan keuntungan
yang signifikan. Namun melihat permintaan tenaga listrik yang tumbuh rata-rata
8,2 % pertahun (meningkat dari 51,2 TWh pada th 1990 menjadi 555 TWh pada
2021) dengan jumlah pembangkit yang sangat terbatas (Jawa Bali) maka
pengembangan PLTS adalah sangat strategis.
Selain itu, pembangkit listrik panas matahari yang besar dapat merusak
ekosistem gurun jika tidak dikelola dengan baik. Burung dan serangga dapat
terbunuh jika mereka terbang melewati konsentrasi sinar matahari, seperti yang
diciptakan oleh "menara tenaga surya." Beberapa sistem pembangkit panas
matahari menggunakan cairan berbahaya (untuk mentransfer panas) yang
memerlukan penanganan dan pembuangan khusus.
Sistem tenaga surya mungkin memerlukan air untuk pembersihan
konsentrator dan reciever secara rutin; begitu juga dengan pendinginan turbin-
generator. Menggunakan air dari sumur bawah tanah dapat mempengaruhi
ekosistem di beberapa lokasi yang gersang.
3.3. Kelebihan dan Kekurangan Energi Matahari
Energi surya merupakan sumber daya yang tidak hanya berkelanjutan
(sustainable), akan tetapi juga dapat diperbaharui terus menerus (setidaknya
sampai matahari habis dalam miliaran tahun). Tenaga surya dapat digunakan
untuk menghasilkan listrik, juga digunakan dalam teknologi yang relatif
sederhana untuk memanaskan air (pemanas air matahari). Penggunaan skylight
dalam konstruksi rumah juga dapat mengurangi pengeluaran energi yang
dibutuhkan untuk penerangan kamar dalam rumah di siang hari.Panel surya juga
membutuhkan sedikit perawatan. Setelah instalasi dan dioptimasi, panel ini sangat
handal, karena faktanya mereka secara aktif menciptakan listrik dengan luasan
hanya beberapa milimeter dan tidak memerlukan jenis bagian mekanis yang
kemungkinan bisa gagal. Panel surya juga memproduksi energi dalam diam, tak
usah khawatir tetangga protes karena kebisingan. Keuntungan lainnya adalah
operasional tenaga surya sangat minim polusi udara sehingga sangat ramah
lingkungan.
Berikut ini ada beberapa kelebihan energi Surya yang dapat Anda ketahui:
a. Ramah lingkungan
Kelebihan energi alternatif surya atau matahari yaitu ramah lingkungan.
Energi matahari tidak menghasilkan limbah atau sisa pembuangan yang berbahaya
bagi lingkungan. Tidak hanya dalam jangka yang pendek semata tetapi dalam
jangka panjang.
b. Gratis
Selain tidak terbatas, energi matahari ini tersedia dalam jumlah banyak dan
dapat digunakan secara gratis. Dengan begitu, untuk dapat menggunakannya tidak
perlu mengeluarkan biaya untuk membelinya. Anda hanya perlu
menggunakannyasesuai dengan kebutuhan dan mengolahnya menjadi energi yang
siap pakai. Berbeda dengan minyak bumi yang dijual dengan harga yang relatif
mahal.
c. Melimpah
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, energi alternatif dari matahari ini
tidak akan habis. Namun selain itu, energi matahari ini juga tersedia dalam jumlah
yang sangat banyak atau melimpah. Itulah beberapa kelebihan yang dimiliki oleh
energi alternatif matahari. Namun selain kelebihan, energi alternatif ini juga
memiliki kekurangan yang wajib Anda ketahui. Salah satunya yaitu tidak dapat
diandalkan setiap saat, contohnya yaitu ketika musim hujan tiba. Ketika hujan,
langit akan mendung dan menutupi sinar matahari. Akibatnya energi matahari
tidak dapat digunakan, kebutuhan akan energi pun juga tidak akan terpenuhi. Oleh
sebab itu dapat dikatakan bahwa energi matahari tidak dapat diandalkan,
mengingat ada banyak hal yang membutuhkan energi untuk mengerjakannya.
Selain tidak dapat diandalkan, energi matahari juga termasuk energi yang belum
efisien serta penyimpanannya mengalami beberapa kendala. Karena alasan-alasan
tersebutlah kenapa energi matahari masih belum digunakan atau dimanfaatkan
secara optimal. Bagaimanapun, energi matahari ini tetap dimanfaatkan oleh
masyarakat Indonesia sebaik mungkin. Contohnya yaitu adanya PLTS atau
Pembangkit Listrik Tenaga Surya. Ada beberapa PLTS di Indonesia, antara lain
yaitu di Bali dan Flores. Dengan mengandalkan energi alternatif matahari
tersebut, kebutuhan listrik dapat terpenuhi.
Kerugian utama dari tenaga surya adalah bahwa jelas energinya tidak dapat
diproduksi di malam hari. Daya yang dihasilkan juga berkurang pada saat
mendung (meskipun energi masih diproduksi pada saat mendung). Keluaran
energi panel surya maksimal ketika panel langsung menghadap matahari. Ini
berarti bahwa panel di lokasi yang tetap, seperti gedung di atas, akan berkurang
produksinya ketika matahari tidak pada sudut yang optimal. Banyak PLTS skala
besar yang mengatasi masalah ini dengan panel yang dapat melacak matahari
untuk menjaga panel di sudut yang optimal sepanjang hari.
Hingga sekarang sel surya yang paling efisien hanya mampu mengkonversi
lebih dari 20% dari sinar matahari menjadi listrik. Dengan meningkatnya
kemajuan teknologi sel surya nomor ini cenderung meningkat. Selain efisiensi
konversi yang rendah, panel surya dapat menjadi investasi awal yang cukup besar.
Namun, biaya panel surya yang dikeluarkan hanya biaya awal, setelah membeli
dan instalasi mereka menciptakan energi bebas untuk digunakan.
KELEBIHAN KELEMAHAN
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Matahari merupakan anggota Tata Surya yang paling besar, karena 98% massa
tata surya terkumpul pada matahari. Di samping sebagai pusat peredaran, matahari
juga merupakan pusat sumber tenaga di lingkungan tata surya. Untuk terus
bersinar, matahari, yang terdiri dari gas panas menukar zat hidrogen dengan zat
helium melalui reaksi fusi nuklir pada kadar 600 juta ton, dengan itu kehilangan
empat juta ton massa setiap saat. Kepadatan massa matahari adalah 1,41
berbanding massa air. Jumlah tenaga matahari yang sampai ke permukaan bumi
menyamai 1.370 watt per meter persegi setiap saat. (Alfanz R, 2015)
Pemanfaatan energi matahari sebagai sumber energi alternatif untuk
mengatasi krisis energi, khususnya minyak bumi, yang terjadi sejak tahun 1970-an
mendapat perhatian yang cukup besar dari banyak negara di dunia. Di samping
jumlahnya yang tidak terbatas, pemanfaatannya juga tidak menimbulkan polusi
yang dapat merusak lingkungan. Cahaya atau sinar matahari dapat dikonversi
menjadi listrik dengan menggunakan teknologi sel surya atau fotovoltaik.
Dengan jumlah pulau yang ada di indonesia yaitu sebanyak 17.500 pulau,
ditambah jarak antar pulau yang jauh dan rumitnya pemasangan kabel antar pulau
sehingga dibutuhkan energi alternatif yang lain.
4.2. Saran
Indonesia mempunyai potensi energi surya yang cukup besar. Berdasarkan
data penyinaran matahari yang dihimpun dari 18 lokasi di Indonesia, radiasi surya
di Indonesia dapat diklasifikasikan berturut-turut sebagai berikut: untuk kawasan
barat dan timur Indonesia dengan distribusi penyinaran di Kawasan Barat
Indonesia (KBI) sekitar 4,5 kWh/m 2 /hari dengan variasi bulanan sekitar 10%;
dan di Kawasan Timur Indonesia (KTI) sekitar 5,1 kWh/m 2 /hari dengan variasi
bulanan sekitar 9%.
Dengan demikian, potesi penyinaran matahari rata-rata Indonesia sekitar 4,8
kWh/m 2 /hari dengan variasi bulanan sekitar 9%.Matahari adalah sumber energi
utama yang memancarkan energi yang luar biasa besarnya ke permukaan bumi.
Pada keadaan cuaca cerah, permukaan bumi menerima sekitar 1000 watt energi
matahari per-meter persegi. Kurang dari 30 % energi tersebut dipantulkan kembali
ke angkasa, 47% dikonversikan menjadi panas, 23 % digunakan untuk seluruh
sirkulasi kerja yang terdapat di atas permukaan bumi, sebagaian kecil 0,25 %
ditampung angin, gelombang dan arus dan masih ada bagian yang sangat kecil
0,025 % disimpan melalui proses fotosintesis di dalam tumbuh-tumbuhan yang
akhirnya digunakan dalam proses pembentukan batu bara dan minyak bumi
(bahan bakar fosil, proses fotosintesis yang memakan jutaan tahun) yang saat ini
digunakan secara ekstensif dan eksploratif bukan hanya untuk bahan bakar tetapi
juga untuk bahan pembuat plastik, formika, bahan sintesis lainnya.
DAFTAR PUSTAKA