Disusun oleh :
Rizky Wahai
2212120181154495
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN S1 MESIN
UNIVERSITAS WIDYAGAMA MALANG
2022
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Manusia dan semua mahluk hidup yang ada di bumi sangat bergantung
terhadap energi. Energi yang saat ini banyak digunakan adalah energi fosil.
Ketergantungan terhadap energi fosil menjadi bom waktu yang dapat meledak
seketika. Energi fosil, seperti yang sudah kita ketahui sejak duduk di bangku
sekolah dasar, adalah energi yang tidak dapat diperbarui. Artinya suatu saat akan
habis sehingga diperlukan upaya pencarian sumur minyak baru sebagai cadangan
dan mencari alternatif - alternatif lainnya selain fosil yang sifatnya dapat
diperbaharui untuk mencukupi kebutuhan energi masa depan.
1
diatas penggunaan energi melalui solar cell atau sel surya merupakan alternatif
yang paling potensial untuk diterapkan di wilayah Indonesia.
Energi surya merupakan salah satu energi yang sedang giat dikembangkan
saat ini oleh pemerintah Indonesia karena sebagai negara tropis, Indonesia
mempunyai potensi energi surya yang cukup besar. Berdasarkan data penyinaran
matahari yang dihimpun dari 18 lokasi di Indonesia, radiasi surya di Indonesia
dapat diklasifikasikan berturut-turut sebagai berikut: untuk kawasan barat dan
timur Indonesia dengan distribusi penyinaran di Kawasan Barat Indonesia (KBI)
sekitar 4,5 kWh/m 2 /hari dengan variasi bulanan sekitar 10%; dan di Kawasan
Timur Indonesia (KTI) sekitar 5,1 kWh/m 2 /hari dengan variasi bulanan sekitar
9%. Dengan demikian, potesi penyinaran matahari rata-rata Indonesia sekitar 4,8
kWh/m 2 /hari dengan variasi bulanan sekitar 9%.
Melihat besarnya potensi tersebut maka perlu adanya perhatian yang lebih
dalam upaya pengembangannya. Sehingga dengan demikian, pemakaian energi
dalam kehidupan dapat dapat dimaksimalkan.
1. Apa yang dimaksud dengan energi surya serta bagaimana potensi energi
surya di Indonesia?
2. Apa saja jenis-jenis pemanfaatan energi surya tersebut di Indonesia?
3. Bagaimana pemanfaatan energi surya bagi daerah sekitar?
4. Apa dampak positif dan negatif dari pemanfaatan energi surya tersebut?
2
BAB II
PEMBAHASAN
Energi surya merupakan energi yang sedang giat dikembangkan saat ini
oleh pemerintah Indonesia karena sebagai negara tropis, Indonesia mempunyai
potensi energi surya yang cukup besar. Energi surya adalah energi yang sangat
luar biasa karena tidak bersifat polutif, tidak dapat habis, dapat dipercaya dan
tidak membeli. Ada banyak cara untuk memanfaatkan energi dari matahari.
Embargo minyak pada tahun 1973 dan krisis energi pada tahun 1979
menyebabkan perubahan kebijakan energi di dunia dan teknologi surya kembali
dilirik. Strategi pemasangan difokuskan pada program insentif seperti program
pengunaan fotovoltaik di Amerika Serikat dan program Sunshine di Jepang.
Usaha lain yang dilakukan meliputi pembentukan fasilitas riset di Amerika Serikat
(SERI, sekarang NREL), Jepang (NEDO), dan Perkembangan, penggunaan, dan
ekonomiJerman (Institut Fraunhofer untuk sistem energi surya). Pemanas air
surya komersil mulai dipasarkan di Amerika Serikat pada tahun 1890an.
Penggunaan pemanas ini meningkat sampai dengan tahun 1920 tapi kemudian
digantikan oleh pemanas berbahan bakar yang lebih murah dan diandalkan.
Seperti fotovoltaik, pemanas air surya kembali dilirik setalah krisis minyak tahun
1970, namun permintaan menurun pada tahun 1980an dikarenakan menurunnya
harga minyak Bumi. Perkembangan pemanasan air surya berkembang secara
berangsur selama tahun 1990an dan laju pertumbuhan sekitar 20% per tahun sejak
1999.
Tingkat efisiensi yang dicapai baru 1% sehingga belum juga dapat dipakai
sebagai sumber energi, namun kemudian dipakai sebaga sensor cahaya. Tahun
1905 Albert Einsten mempublikasikan tulisanya mengenai photoelectric effect.
4
Tuisanya ini mengungkapkan bahwa cahaya terdiri dari paket-paket atau quanta
of energy yang sekarang ini lazim disebut photon. Teorinya ini sangat
sederhana namun revolusioner. Kemuian tahun 1916 pendapat Einsten megenai
photoelectric effect dibuktikan oleh percobaan Robert Andrew Millikan seorang
ahli fisika berkebangsaan Amerika dan ia mendapatkan Nobel Prize untuk karya
photoelectric effect yang dipublikasikan 18 tahun sebelumnya.
Pada tahun 1955 metode itu belum banyak dikembangkan. Selama kurun
waktu lebih dari satu abad itu, sumber energi yang banyak digunakan adalah
minyak bumi dan batu bara. Upaya pengembangan kembali cara memanfaatkan
energi surya baru muncul lagi pada tahun 1958. Sel silikon yang dipergunakan
untuk mengubah energi surya menjadi sumberdaya mulai diperhitungkan sebagai
metode baru, karena dapat digunakan sebagai sumber daya bagi satelit angkasa
luar.
Hingga tahun 1980 an efisien dari hasil penelitian terhadap solar cell
masih sangat rendah sehingga belum dapat digunakan sebagai sumber daya listrik.
Tahun 1982, Hans Tholstrup seorang Australia mengendarai mobil berenaga surya
pertama untuk jarak 4000 Km dalam waktu 20 hari dengan kecepatan maksimum
72 Km/jam. Tahun 1985 University of South Wales Australia memecahkan rekor
efisiensi solar cell mencapai 20% dibawah kondisi satu cahaya matahari. Tahun
2007 University of Delaware berhasil menemukan solar cell technology yang
efisiensinya mencapai 42,8%. Hal ini merupakan rekor terbaru untuk thin film
photovoltaicsolar cell. Perkembangan dalam riset solar cell telah mendorong
komersialisasi dan produksi solar cell untuk penggunaanya sebagai sumber daya
listrik. Walaupun umumnya diremehkan, pemanas dan pendingin air surya adalah
teknologi surya yang paling banyak digunakan dengan perkiraan kapasitas 154
GW pada tahun 2007.
5
terbarukan yang dapat dikembangkan di Indonesia yaitu energi surya. Potensi
energi surya di Indonesia sebesar 207,8 GWp.
2.4 Peran Sumber Energi Surya Sebagai Sumber Energi Masa Depan
Cahaya atau sinar matahari dapat dikonversi menjadi listrik dengan
menggunakan teknologi sel surya atau fotovoltaik. Potensi energi surya di
Indonesia sangat besar yakni sekitar 4.8 KWh/m2 atau setara dengan 112.000
GWp, namun yang sudah dimanfaatkan baru sekitar 10 MWp. Saat ini pemerintah
telah mengeluarkan roadmap pemanfaatan energi surya yang menargetkan
kapasitas PLTS terpasang hingga tahun 2025 adalah sebesar 0.87 GW atau sekitar
50 MWp/tahun. Jumlah ini merupakan gambaran potensi pasar yang cukup besar
dalam pengembangan energi surya di masa datang.
6
2.5.2 Sel Surya Fotovoltaik
Sel surya fotovoltaik merupakan suatu alat yang dapat mengubah energi
sinar matahari secara langsung menjadi energi listrik. Pada dasarnya sel tersebut
merupakan suatu diode semikonduktor yang bekerja menurut suatu proses khusus
yang dinamakan proses tidak seimbang (non-equibilirium process) dan
berlandaskan efek fotovoltaik (photovoltaic effects). Efek fotovoltaik ini
ditemukan oleh Becquerel pada tahun 1839, dimana Becquerel mendeteksi adanya
tegangan foto ketika sinar matahari mengenai elektroda pada larutan elektrolit.
Pada tahun 1954 peneliti di Bell Telephone menemukan untuk pertama kali sel
7
surya silikon berbasis p-n junction dengan efisiensi 6%. Sekarang ini, sel
surya silikon mendominasi pasar sel surya dengan pangsa pasar sekitar 82% dan
efisiensi lab dan komersil berturut-turut yaitu 24,7% dan 15%.
8
arus difusi sehingga secara keseluruhan tidak ada arus listrik yang mengalir pada
semikonduktor p-n junction. tersebut. Ketika junction disinari, photon yang
mempunyai energi sama atau lebih besar dari lebar pita energi material tersebut
akan menyebabkan eksitasi elektron dari pita valensi ke pita konduksi dan akan
meninggalkan hole pada pita valensi. Elektron dan hole ini dapat bergerak dalam
material sehingga menghasilkan pasangan elektronhole. Apabila ditempatkan
hambatan pada terminal sel surya, maka elektron dari arean akan kembali ke area-
p sehingga menyebabkan perbedaan potensial dan arus akan mengalir. Skema cara
9
2.6 Konversi Energi Surya Sebagai Bahan Bakar
Mobil Tenaga Surya Solar Car atau tenaga matahari, yaitu tipe
kendaraan listrik yang memakai tenaga matahari untuk sumber dayanya. Daya
matahari di tangkap dengan memakai panel cell surya lalu dipakai untuk
menggerakkan motor listrik yang berperan untuk memutar roda. Supaya bisa
dipakai dengan cara stabil maka pada mobil surya dilengkapi dengan area untuk
menyimpan energy (energy storage) biasanya dipakai accu/aki atau batterai.
Dilengkapai dengan alat control pengatur kecepatan maka mobil ini bisa melaju
sesuai sama dengan kecepatan sesuai sama dengan kecepatan yang dirancang.
10
Salah satu kekurangan mobil ini yaitu hanya mampu bertahan dimusim
kemarau. Jika musim penghujan datang inilah kekurangan mobil tenaga surya
diuji. Tidak adanya sinar matahari yang cukup membuat mobil ini susah bergerak.
Jadi pemakaian mobil tenaga surya ini sangat terbatas, bisa saja mobil ini melaju
tanpa tenaga surya, tetapi belum adanya perkembangan lebih lanjut dan belum
adanya standarisasi dari mobil ini.
Mobil ini diproduksi oleh produsen mobil Ford Motors Amerika Serikat.
Mobil ini dapat memanfaatkan tenaga surya dengan menggunakan konsentrator
khusus yang bertindak seperti kaca pembesar, mengarahkan sinar matahari ke
panel-panel surya pada atap mobil. Sebuah sel surya mengubah energi cahaya
menjadi energi listrik. Konversi ini didasarkan pada fenomena efek fotovoltaik.
Sinar matahari terdiri dari foton dengan tingkat energi yang berbeda, tergantung
darimana spektrum mereka berasal. Ketika sinar matahari datang, permukaan
11
bahan fotovoltaik menyemburkan elektron yang menghasilkan generasi listrik.
Fenomena ini dikenal sebagai efek fotovoltaik.
12
dan cahaya matahari untuk memasak makanan.
13
Memerangkap panas. Upaya mengisolasi udara di dalam kompor dari udara di
luarnya akan menjadi penting. Penggunaan bahan yang keras dan bening seperti
kantong plastik atau tutup panci berbahan kaca memungkinkan cahaya untuk masuk
ke dalam panci. Setelah cahaya terserap dan berubah jadi panas, kantong plastik atau
tutup berbahan gelas akan memerangkap panas di dalamnya seperti efek rumah kaca.
Hal ini memungkinkan kompor untuk mencapai temperatur yang sama ketika hari
dingin dan berangin seperti halnya ketika hari cerah dan panas. Strategi memanaskan
suatu barang dengan menggunakan tenaga matahari menjadi kurang efektif jika hanya
menggunakan salah satu prinsip tersebut di atas. Pada umumnya kompor surya
menggunakan sedikitnya dua cara atau bahkan ketiga prinsip dasar kompor surya
untuk menghasilkan temperatur yang cukup untuk memasak. Terlepas dari kebutuhan
akan adanya cahaya matahari dan kebutuhan untuk menempatkan kompor surya pada
posisi yang tepat sebelum menggunakannya, kompor ini tidak berbeda jauh dengan
kompor konvensional.
1
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan beberapa hal
sebagai berikut :
1. Energi surya adalah energi yang berupa sinar dan panas dari matahari (radiasi
energi dalam bentuk panas dan cahaya yang dipancarkan oleh matahari).
2. Energi surya dapat dimanfaatkan dengan menggunakan serangkaian teknologi
seperti pemanas surya, fotovoltaik surya, listrik panas surya, arsitektur surya,
dan fotosintesis buatan.
3. Energi surya merupakan energi yang sedang giat dikembangkan oleh
pemerintah Indonesia karena sebagai negara tropis, Indonesia mempunyai
potensi energi surya yang cukup besar yaitu sebesar 207,8 GWp.
4. Konversi energi surya menjadi energi listrik meliputi ; pembangkit listrik
surya termal, sel surya fotovoltaik.
5. Konversi energi surya sebagai bahan bakar meliputi ; mobil tenaga surya,
kompor tenaga surya.