TUGAS FISIKA
ENERGI TERBARUKAN
(ENERGI SURYA)
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 5 (X.6)
1. MUTIARA FAJRI ACHSA (32)
2. ANISA BAHAR (04)
3. ASTIANANDA (13)
4. AWAL SAPUTRA (17)
5. CHAERUNNISA MUSTARI (20)
6. NURMAGFIRA (35)
TAHUN 2021
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Yth Ibu Sappewati
Umar selaku guru pembimbing yang telah membantu penulis dalam mengerjakan
tugas ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah
Penulis menyadari ada kekurangan pada tugas ini. Oleh sebab itu, saran
dan kritik senantiasa diharapkan demi perbaikan. Penulis juga berharap semoga
tugas ini mampu memberikan pengetahuan kepada pembaca & menjadi sumber
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belaang
Energi adalah properti fisika dari suatu objek, dapat berpindah melalui interaksi fundamental,
yang dapat diubah bentuknya namun tak dapat diciptakan maupun dimusnahkan. Ada berbagai
macam bentuk-bentuk energi, tetapi semua tipe energi ini harus memenuhi berbagai kondisi seperti dapat
diubah ke bentuk energi lainnya, mematuhi hukum konservasi energi, dan menyebabkan perubahan pada
benda bermassa yang dikenai energi tersebut. Bentuk energi yang umum di antaranya energi kinetik dari
benda bergerak, energi radiasi dari cahaya dan radiasi elektromagnetik, energi potensial yang tersimpan
dalam sebuah benda karena posisinya seperti medan gravitasi, medan listrik atau medan magnet,
dan energi panas yang terdiri dari energi potensial dan kinetik mikroskopik dari gerakan-gerakan partikel
tak beraturan. Beberapa bentuk spesifik dari energi potensial adalah energi elastis yang disebabkan dari
pemanjangan atau deformasi benda padat dan energi kimia seperti pelepasan panas ketika bahan bakar
terbakar. Setiap benda yang memiliki massa ketika diam, memiliki massa diam atau sama dengan energi
diam, meski tidak dijelaskan dalam fenomena sehari-hari di fisika klasik. Dalam hal energy, sekarang
Energi terbarukan adalah sumber energi yang dapat dimanfaatkan secara terus menerus yang
tersedia di alam. Energi merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia selain sandang, pangan,
dan papan. Dengan energi, manusia bisa memasak, berkendara, dan menerangi rumah. Energi juga
merupakan ujung tombak berbagai sektor kehidupan manusia seperti untuk pertanian, pendidikan,
kesehatan, transportasi, dan ekonomi. Dari sisi pemanfaatan energi, dunia masih sangat tergantung
terhadap energi tak terbarukan alias energi fosil. Masifnya penggunaan energi fosil membuat bumi
diracuni polusi, lingkungan rusak akibat libah yang dihasilkan, dan emisi gas rumah kaca meningkat.
Oleh karena itu, pengembangan energi terbarukan sangat penting untuk ditingkatkan dan terus
digaungkan akhir-akhir ini. Energi terbarukan adalah sumber energi terbarukan yang bisa dimanfaatkan
2
terus menerus dan tersedia di alam. Energi terbarukan bisa dimanfaatkan secara bebas, bisa diperbarui
secara terus menerus, dan ketersediannya di alam melimpah. Ada banyak alasan mengapa energi
terbarukan harus dikembangkan dan dimanfaatkan secara luas. Alasannya adalah ketersediaannya yang
melimpah, tidak menghasilkan polusi serta emisi karbon, dan membuat masyarakat mandiri dalam
mengupayakan energi sendiri. Dalam hal energy terbarukan dalam makalah ini kami sebagai penulis akan
menjelaskan tenytang salah satu energy surya, yaitu energy surya. Energi surya adalah pemanfaatan
energi matahari dilakukan dengan mengubah sinar matahari menjadi energi panas atau listrik untuk
memenuhi kebutuhan energi manusia. Pemanfaatan tenaga surya dilakukan dengan mengubah sinar
matahari secara langsung menjadi panas atau energi listrik maka banyak hal yang dapat kita bahas dalam
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Makalah ini bertujuan mempelajari dan menggali informasi lebih dalam tentang hal hal yang
D. Manfaat
apa solusi mengatasi keterbatasan listrik dan energi terbarukan panel surya serta membuka ide-ide kepada
3
siswa/siswi untuk kiranya mengembangkan ide tentang energi terbarukan panel surya dan memajukan
BAB II
PEMBAHASAN
Energi surya adalah energi yang berupa sinar dan panas dari matahari. Energi ini dapat
dimanfaatkan dengan menggunakan serangkaian teknologi seperti pemanas surya, fotovoltaik surya,
listrik panas surya, arsitektur surya, dan fotosintesis buatan. Teknologi energi surya secara umum
dikategorikan menjadi dua kelompok, yakni teknologi pemanfaatan pasif dan teknologi pemanfaatan
aktif. Pengelompokan ini tergantung pada proses penyerapan, pengubahan, dan penyaluran energi surya.
Contoh pemanfaatan energi surya secara aktif adalah penggunaan panel fotovoltaik dan panel penyerap
panas. Contoh pemanfaatan energi surya secara pasif meliputi mengarahkan bangunan ke arah matahari,
memilih bangunan dengan massa termal atau kemampuan dispersi cahaya yang baik, dan merancang
Bumi sudah semakin panas, sehingga manusia sudah harus memikirkan untuk beralih dari bahan
bakar yang tidak ramah lingkungan ke bahan bakar yang ramah lingkungan. Pemanfaatan tenaga energy
surya bisa dijadikan pilihan. Energi surya umumnya merujuk pada penggunaan radiasi surya untuk
kebutuhan praktis. Tetapi, semua energi terbarukan, kecuali geotermal dan pasang surut, berasal dari
matahari.
Teknologi surya dikategorikan secara umum menjadi: teknologi pasif dan teknologi aktif,
tergantung pada cara penyerapan, konversi, dan penyaluran cahaya matahari. Teknologi aktif meliputi
penggunaan panel fotovoltaik, pompa, dan kipas untuk mengubah energi surya ke bentuk yang berguna.
Teknologi pasif meliputi pemilihan bahan konstruksi yang memiliki sifat termal yang bagus, perancangan
5
ruangan dengan sirkulasi udara secara alami, dan menghadapkan bangunan ke matahari. Teknologi aktif
meningkatkan persediaan listrik dan disebut sebagai teknologi sisi penawaran, sedangkan teknologi pasif
mengurangi kebutuhan sumber daya alam lain dan disebut sebagai teknologi sisi permintaan.
Cahaya matahari telah mempengaruhi rancang bangunan sejak permulaan sejarah arsitektur.
Arsitektur surya yang maju dan rencana tata ruang kota pertama kali digunakan oleh
bangsa Yunani dan Cina, yang mengarahkan bangunan mereka menghadap selatan untuk
meningkatkan produktivitas tanaman. Teknik seperti siklus penanaman yang diatur waktunya,
mengatur orientasi barisan, tinggi antar barisan yang berbeda, dan pencampuran varietas tanaman
dapat meningkatkan perolehan tanaman. Penerapan energi surya, selain untuk menumbuhkan
tanaman, meliputi memompa air, mengeringkan panen, beternak ayam, dan mengeringkan
kotoran ungags. Rumah kaca menggubah energi cahaya menjadi energi panas, yang
memperbolehkan produksi sepanjang tahun dan pertumbuhan tanaman khusus (dalam lingkungan
tertutup) dan tanaman lain yang tidak cocok tumbuh untuk iklim lokal.
Perkembangan mobil tenaga surya telah menjadi target perteknikan, beberapa kendaraan
menggunakan panel surya untuk tenaga pembantu, seperti untuk penyejuk udara, sehingga
menggurangi konsumsi bahan bakar. perkembangan tenaga surya ini juga mencakup pesawat
4) Termal surya
6
eknologi termal surya dapat digunakan untuk memanaskan air, memanaskan ruangan,
5) Pemanasan air
Sistem air panas surya menggunakan sinar matahari untuk memanaskan air. Di daerah dengan
lintang bujur geografis rendah (di bawah 40 derajat), 60% - 70% air panas untuk keperluan rumah
tangga dengan temperatur sampai dengan 60 °C dapat diperoleh dengan menggunakan sistem
pemanasan surya
Cerobong surya (atau cerobong termal, dalam konteks ini) adalah sistem ventilasi surya pasif,
yang terdiri dari terowongan vertikal yang menghubungkan bagian dalam dengan bagian luar dari
bangunan. Saat cerobong mulai hangat, udara di dalamnya memanas dan menyebabkan udara
bergerak ke atas dan menarik udara melewati bangunan. Performansi dapat ditingkatkan dengan
menggunakan kaca dan materi massa termal untuk meniru rumah kaca. Pohon dan tanaman
musiman telah digunakan sebagai cara mengendalikan pemanasan dan pendinginan surya. Ketika
tanaman ditanam pada bagian selatan bangunan, daun tanaman akan berfungsi sebagai peneduh
pada musim panas, dan pada musim dingin, daun tanaman akan rontok dan cahaya dapat lewat
lebih banyak
7) Pengolahan air
Distilasi surya dapat digunakan untuk membuat air asin atau air payau dapat diminum.
Penggunaan pertama yang tercatat dari distilasi Energi surya dapat digunakan di kolam stabilisasi
air untuk mengolah air limbah tanpa menggunakan bahan kimia ataupun listrik. Keuntungan
lingkungan bertambah saat alga tumbuh di kolam tersebut dan mengkonsumsi karbon
dioksida saat melakukan fotosintesis, walau alga mungkin memproduksi zat kimia beracun yang
8) panas proses
7
Teknologi pengumpulan energi surya seperti piringan parabola, cekung parabola, dan pemantul
Scheffler dapat menyediakan panas proses untuk aplikasi komersial dan industri. Kolam
evaporasi adalah kolam dangkal yang meningkatkankan kadar padatan terlarut melalui
penguapan. Penggunaan kolam evaporasi untuk memperoleh garam dari air laut adalah contoh
aplikasi tertua dari energi surya. Penggunaan modern meliputi peningkatkan kadar larutan garam
yang digunakan dalam penambangan ekstraksi dan memisahkan padatan terlarut dari aliran
limbah.
9) memasak
proses pasteurisasi. Pemasak surya dapat digolongkan menjadi 3 kategori umum: pemasak
berbentuk kotak, pemasak berbentuk papan, dan pemasak dengan pemantul. emasak berbentuk
papan menggunakan papan pemantul untuk mengarahkan cahaya matahari ke wadah terisolasi
dan mencapai temperatur setara dengan pemasak berbentuk kotak. Pemasak dengan pemantul
menggunakan berbagai bentuk geometri (piringan, cekungan, cermin Fresnel) yang memusatkan
cahaya ke wadah masak. namun perlu diarahkan cahayanya biar berfungsi baik dan harus
Tenaga surya adalah proses pengubahan cahaya matahari menjadi listrik, baik secara langsung
terpusat (concentrated solar power, CSP). Sistem CSP menggunakan lensa atau cermin dan
sistem lacak untuk memfokuskan paparan cahaya matahari yang luas menjadi seberkas sinar yang
Sistem tenaga surya terpusat (concentrated surya power, CSP) menggunakan lensa atau cermin
dan sistem lacak untuk memfokuskan paparan sinar matahari yang luas menjadi seberkas cahaya
kecil. Seberkas cahaya tersebut kemudian digunakan sebagai sumber panas untuk pembangkit
8
listrik konvensional. Terdapat sejumlah besar teknologi pemusatan; yang paling berkembang
adalah cekungan parabola, pemantul fresnel linear, piringan Stirling, dan menara tenaga surya. Di
sistem-sistem ini, fluida kerja dipanaskan oleh cahaya matahari yang dipusatkan, dan fluida kerja
ini kemudian digunakan untuk membangkitkan listrik atau sebagai penyimpan energi.
Sel surya, atau sel fotovoltaik, adalah peralatan yang menggubah cahaya menjadi aliran listrik
dengan menggunakan efek fotovoltaik. Selain tenaga surya terpusat dan fotovoltaik, ada teknik
lain yang dapat digunakan untuk menghasilkan listrik menggunakan tenaga surya. Teknik ini
meliputi:
Proses kimia surya menggunakan energi surya untuk menjalankan reaksi kimia. Proses ini
mengurangi kebutuhan energi yang berasal dari sumber bahan bakar fosil dan juga dapat
mengubah energi surya menjadi bahan bakar yang dapat disimpan dan dipindahkan. Reaksi kimia
yang dipengaruhi oleh surya dapat digolongkan menjadi termokimia atau fotokimia. Sejumlah
besar bahan bakar dapat diproduksi dengan menggunakan fotosintesis buatan. Kimia katalisis
multielektron yang digunakan untuk membuat bahan bakar dengan dasar karbon (seperti metanol)
dari reduksi karbon dioksida merupakan suatu tantanganalternatif yang lebih mudah adalah
produksi gas hidrogen dari proton, namun menggunakan air sebagai sumber elektron
molekul air ke satu molekul oksigen. Beberapa ahli meramalkan akan adanya pabrik bahan bakar
surya di kota besar yang berada di tepi laut menjelang tahun 2050 - pemecahan molekul air laut
untuk menghasilkan gas hidrogen yang digunakan untuk pembangkit listrik di sekitarnya dan
9
produk samping air murni yang akan disalurkan untuk kebutuhan air permukiman. Visi yang lain
adalah bangunan buatan manusia menutupi seluruh permukaan Bumi (seperti jalan, kendaraan,
Kelemahan utama dari energi surya adalah biaya awal yang tinggi. nergi surya membutuhkan
solusi penyimpanan energi murah dan efisien karena matahari adalah sumber energi intermiten (tidak
kontinyu). Proyek-proyek energi surya skala besar (pembangkit listrik tenaga surya yang besar) akan
membutuhkan lahan yang luas, dan banyak air untuk tujuan pendinginan.
Banyak daerah di dunia yang tidak memiliki cukup sinar matahari untuk menjadikan energi surya
bernilai ekonomis. Karena itu, solusi ilmiah yang lebih maju sangat diperlukan untuk membuat energi
Seperti yang telah disebutkan di atas, energi surya benar-benar memiliki banyak keunggulan
dibandingkan dengan kekurangannya, tetapi biaya awal yang tinggi dan masalah efisiensi tidak dapat
diabaikan.
10
BAB III
PENUTUP
A. kesimpulan
perkembangan teknologi energi surya yang terjangkau, tidak habis, dan bersih akan memberikan
keuntungan jangka panjang yang besar. Keuntungan-keuntungan ini berlaku global. Oleh sebab itu, biaya
insentif tambahan untuk pengembangan awal selayaknya dianggap sebagai investasi untuk pembelajaran;
inventasi ini harus digunakan secara bijak dan perlu dibagi bersama.
pemanfaatan sumber energi yang sudah ada, tidak habis, dan tidak tergantung pada impor, meningkatkan
kesinambungan, mengurangi polusi, mengurangi biaya mitigasi perubahan iklim, dan menjaga
B. saran
Berbeda dengan sumber energi lainnya, energi surya disebut sebagai sumber energi yang tidak habis, dan
dimanfaatkan sebagai energi terbarukan karena pasokannya yang tidak habis dan tidak menyebabkan
polusi serta memberikan manfaat bagi kehidupan manusia. diharapkan pengembangan dalam penggunaan
energy surya dalam keseharian dapat dilakukan oleh sebagai pihak, baik masyarakat perusahaan swasta
Daftar pustaka
https://id.wikipedia.org/wiki/Energi_surya
http://ditjenppi.menlhk.go.id/kcpi/index.php/inovasi/334-pemanfaatan-energi-surya-skala-rumah-tangga
https://internasional.kompas.com/read/2021/10/06/072921170/energi-terbarukan-pengertian-contoh-
manfaat-dan-kekurangannya?page=all