Anda di halaman 1dari 14

Daftar Isi

Daftar Isi....................................................................................................................................1
Kata Pengantar..........................................................................................................................2
Pendahuluan.............................................................................................................................3
Latar Belakang...........................................................................................................................3
Rumusan Masalah.....................................................................................................................3
Tujuan Pembahasan..................................................................................................................3
Isi Materi...................................................................................................................................4
Pembahasan..............................................................................................................................5
Komponen-komponen energi surya/Pembangkit Listrik Tenaga Surya....................................5
Modul Sel Surya (modul photovoltaics).................................................................................................5
Teori Dasar Semikonduktor....................................................................................................................6
Semikonduktor Silikon tipe P dan tipe N................................................................................................6
Junction Semikonduktor........................................................................................................................6
Prinsip Kerja Sel Surya............................................................................................................................7
Baterai....................................................................................................................................................7
Penyimpanan yang berlebihan (Overcharge).........................................................................................8
Pengeluaran daya yang berlebihan........................................................................................................9
Regulator................................................................................................................................................9
Konverter................................................................................................................................................9
Beban (Load).........................................................................................................................................10
Pemanfaatan Energi Surya....................................................................................................................10
Pemanfaatan Tenaga Surya sebagai Sumber Listrik..............................................................................10
Pemanfaatan Energi Surya Skala Rumah
Tangga...................................................................................12

Kesimpulan..............................................................................................................................13
Penutup...................................................................................................................................14
Daftar Pustaka.........................................................................................................................15

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama
nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah mata kuliah
Tekhnologi Lingkungan tentang Pemanfaatan Energi Surya. Shalawat serta salam tak lupa penulis
sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni
Al-Qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia. Makalah ini merupakan salah satu tugas
fisika. Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada bapak/ibu selaku
guru fisika SMAN 7 Surabaya. Penulis menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam
penulisan makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
surabaya, 20 Januarit 2023

2
BAB 1
Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Energi surya adalah energi yang didapat dengan mengubah energi panas surya (matahari)
melalui peralatan tertentu menjadi sumber daya dalam bentuk lain. Energi surya menjadi salah satu
sumber pembangkit daya selain air, uap, angin, biogas, batu bara, dan minyak bumi. Teknik
pemanfaatan energi surya mulai muncul pada tahun 1839, ditemukan oleh A.C. Becquerel. Ia
menggunakan kristal silikon untuk mengkonversi radiasi matahari, namun sampai tahun 1955 metode
itu belum banyak dikembangkan. Selama kurun waktu lebih dari satu abad itu, sumber energi yang
banyak digunakan adalah minyak bumi dan batu bara. Upaya pengembangan kembali cara
memanfaatkan energi surya baru muncul lagi pada tahun 1958. Sel silikon yang dipergunakan untuk
mengubah energi surya menjadi sumber daya mulai diperhitungkan sebagai metode baru, karena dapat
digunakan sebagai sumber daya bagi satelit angkasa luar. Pada tahun 2011, Badan Energi
Internasional menyatakan bahwa "perkembangan teknologi energi surya yang terjangkau, tidak habis,
dan bersih akan memberikan keuntungan jangka panjang yang besar. Perkembangan ini akan
meningkatkan keamanan energi negara-negara melalui pemanfaatan sumber energi yang sudah ada,
tidak habis, dan tidak tergantung pada impor, meningkatkan kesinambungan, mengurangi polusi,
mengurangi biaya mitigasi perubahan iklim, dan menjaga harga bahan bakar fosil tetap rendah dari
sebelumnya.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan energi surya?
2. Komponen-komponen apa saja yang terdapat dalam energi surya?
3. Bagaimana cara memanfaatkan energi surya?

1.3. Tujuan Pembahasan


1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan energi surya
2. Mengetahui komponen-komponen yang terdapat dalam energi surya
3. Mengetahui manfaat dari energi surya

3
BAB 2
Isi Materi
2.1. Energi Surya

Energi surya adalah energi yang berupa sinar dan panas dari matahari. Energi ini dapat
dimanfaatkan dengan menggunakan serangkaian teknologi seperti pemanas surya, fotovoltaik
surya, listrik panas surya, arsitektur surya, dan fotosintesis buatan. Teknologi energi surya
secara umum dikategorikan menjadi dua kelompok, yakni teknologi pemanfaatan pasif dan
teknologi pemanfaatan aktif. Pengelompokan ini tergantung pada proses penyerapan,
pengubahan, dan penyaluran energi surya. Contoh pemanfaatan energi surya secara aktif
adalah penggunaan panel fotovoltaik dan panel penyerap panas. Contoh pemanfaatan energi
surya secara pasif meliputi mengarahkan bangunan ke arah matahari, memilih bangunan
dengan massa termal atau kemampuan dispersi cahaya yang baik, dan merancang ruangan
dengan sirkulasi udara alami.
Pada tahun 2011, Badan Energi Internasional menyatakan bahwa "perkembangan
teknologi energi surya yang terjangkau, tidak habis, dan bersih akan memberikan keuntungan
jangka panjang yang besar. Perkembangan ini akan meningkatkan keamanan energi negara-
negara melalui pemanfaatan sumber energi yang sudah ada, tidak habis, dan tidak tergantung
pada impor, meningkatkan kesinambungan, mengurangi polusi, mengurangi biaya mitigasi
perubahan iklim, dan menjaga harga bahan bakar fosil tetap rendah dari sebelumnya.
Keuntungan-keuntungan ini berlaku global. Oleh sebab itu, biaya insentif tambahan untuk
pengembangan awal selayaknya dianggap sebagai investasi untuk pembelajaran; inventasi ini
harus digunakan secara bijak dan perlu dibagi bersama.

4
Pembahasan
2.2. Komponen-komponen yang terdapat dalam enegi surya / Pembangkit
Listrik Tenaga Surya (PLTS)
2.2.1. Modul Sel Surya (modul photovoltaics)
Sel surya atau sel photovoltaic merupakan suatu alat yang dapat mengubah energi radiasi
matahari secara langsung menjadi energi listrik. Sel surya photovoltaic yang dibuat dari bahan semi
konduktor yang diproses sedemikian rupa, yang dapat menghasilkan listrik arus searah (DC). Dalam
penggunaannya, sel-sel surya itu dihubungkan satu sama lain, sejajar atau seri, tergantung dari
penggunaannya, guna menghasilkan daya dengan kombinasi tegangan dan arus yang dikehendaki. Sel
surya memiliki banyak aplikasi. Mereka terutama cocok untuk digunakan bila tenaga listrik dari grid
tidak tersedia, seperti di wilayah terpencil, satelit pengorbit [bumi], kalkulator genggam, pompa air,
dan lain-lain. Sel surya (dalam bentuk modul atau panel surya) dapat dipasang di atap gedung di mana
mereka berhubungan dengan inverter ke grid listrik dalam sebuah pengaturan net metering. Sebuah
panel surya terbuat dari banyak sel surya. Sel tersambung secara elektrik untuk memberikan arus dan
tegangan tertentu. Masing-masing sel di enkapsulasi untuk mengisolasi dan melindungi dari
kelembaban dan korosi.
Ada perbedaan tipe modul yang tersedia di pasaran, tergantung pada kebutuhan daya yang
dibutuhkan. Modul yang paling umum digunakan terbuat dari 32 atau 36 crystalline silicon sel surya.
Sel-sel ini berukuran sama, tersambung secara seri, dan terbungkus diantara bahan kaca dan plastik,
menggunakan polymer resin (EVA) sebagai insulator termal (thermal insulator). Bagian muka modul
biasanya antara 0,1 dan 0,5 m^2. Panel surya biasanya memiliki dua kontak listrik, satu positif dan
satu negatif. Beberapa panel menyertakan kontak ekstra yang memungkinkan instalasi dioda
penyingkat atau bypass diode di antara masing-masing sel. Sebuah hot spot terjadi ketika beberapa sel
berada dalam bayangan sedangkan sisa panel berada di bawah matahari penuh. Daripada
menghasilkan daya, sel yang terteduh bertingkah laku sebagai beban yang membuang daya. Dalam
situasi ini, sel yang terteduh dapat mengalami peningkatan suhu yang luar biasa (sekitar 85 sampai
100 derajat Celsius.) Dioda penyingkat akan mencegah hot spot di sel yang terteduh, tetapi
mengurangi tegangan maksimum panel. Mereka sebaiknya hanya digunakan kalau peneduhan tak
dapat dielakkan. Adalah solusi yang jauh lebih baik untuk menggelar seluruh panel di bawah matahari
penuh sebisa mungkin.
Kinerja modul surya yang direpresentasikan oleh kurva karakteristik IV atau IV characteristic
curve, yang merepresentasikan arus yang disediakan berdasarkan tegangan yang ditimbulkan oleh
tingkat radiasi surya tertentu. Kurva merepresentasikan semua nilai tegangan-arus yang mungkin.
Kurva bergantung pada dua faktor utama: suhu dan radiasi surya yang diterima oleh sel. Untuk sebuah
area sel surya, arus yang dihasilkan secara langsung sebanding dengan penyinaran surya (G),
sedangkan tegangan berkurang dengan kenaikan suhu. Sebuah pengatur yang baik akan berusaha
memaksimalkan jumlah daya yang disediakan oleh panel dengan mengikuti titik yang menyediakan
daya maksimum (V x I). Daya maksimum berkaitan dengan lutut kurva IV.

5
2.2.1.1. Teori Dasar Semikonduktor
Energi radiasi matahari dapat diubah menjadi arus listrik searah dengan menggunakan
lapisan-lapisan tipis silikon (Si) murni atau bahan semikonduktor lainnya. Untuk pemakaian sebagai
semikonduktor, sislikon harus dimurnikan hingga kurang dari satu atom pengotoran per 1010 atom
silicon. Bentuk kristalisasi demikian akan terjadi bilamana silikon cair menjadi padat disebabkan
karena tiap atom mempunyai elektron valensi, demikian terjadinya suatu bentuk kristal dimana tiap
atom silikon yang bertegangan saling memiliki salah satu elektron valensinya. Semikonduktor adalah
suatu bahan yang dapat berfungsi sebagai konduktor dan juga dapat bersifat sebagai isolator
tergantung tempat dan kondisi bahan tersebut. Semikonduktor terdiri dari dua macam yaitu
semikonduktor intrinsik dan semikonduktor ektrinsik. Yang dimaksud dengan semikonduktor
intrinsik adalah semikonduktor yang murni yaitu semikonduktor yang belum dikotori oleh atom-atom
yang lain, seperti atom silikon atau getmanium. Semikonduktor ektrinsik adalah semikonduktor yang
telah dicampur atau dikotori dengan atom-atom penghantar yang mempunyai kekurangan elektron
disebut atom apsektor, sedangkan atom-atom penghantar yang mempunyai kelebihan elektron disebut
atom donor. Perubahan atom-atom penghantar pada bahan semikonduktor disebut doping.
Semikonduktor ini terdiri atas dua jenis tipe, yaitu tipe P dan tipe N.

Semikonduktor Silikon tipe P dan tipe N


Pada kristal silikon murni tidak terdapat elektron bebas, sehingga merupakan konduktor
listrik yang buruk. Untuk melepaskan elektron dari ikatannya diperlukan energi yang besar. Untuk
membentuk semikonduktor tipe P, maka semikonduktor dengan valensi 4 ditambahkan dengan bahan
bervalensi 3, biasanya dikenal dengan bahan ketidakmurnian. Jenis bahan seperti ini antara lain
boroen, aluminium, kalsium, indium. Penambahan bahan ketidakmurnian ini akan menjadikan
berkurang satu buah dalam ikatan sehingga berbentuk hole/lubang. Lubang ini dapat berpindah dari
suatu tempat ke tempat lain di dalam kristal. Yang terjadi selamanya adalah bahwa elektron-elektron
kristal mengisi lubang yang kosong sehingga timbul lubang yang baru. Lubang tersebut berpindah
disebabkan karena ada elektron yang mengisinya, maka setiap lubang akan memiliki muatan posistif
yang sama dan berlawanan dengan muatan negatif dari elektron. Demikian juga untuk membentuk
semikonduktor silikon tipe N, yaitu ditambah bahan yang bervalensi 5 yang biasa digunakan antara
lain fosfor disebut semikonduktor silikon tipe N.
Junction Semikonduktor
Gabungan antara semikonduktor tipe P dan tipe N menyebabkan perbedaan potensial yang
disebut dengan tegangan penghalang dan batas antara kedua sambungan itu disebut junction.

2.2.1.2. Prinsip Kerja Sel Surya


Secara sederhana prinsip kerja solar Sel photovoltaic dapat dijelaskan dengan memisalkan
sebagai dioda. Diode ini terdiri dari semikonduktor tipe N dan semikonduktor tipe P. Untuk
membentuk semikonduktor silicon tipe N, yaitu ditambahkan bahan yang bervalensi 5 yang biasa
digunakan antara lain Foster dan Arenakum. Sedangkan untuk membentuk semikonduktor tipe P
maka semikonduktor dengan valensi 4 ditambah dengan bahan yang bervalensi 3 biasanya dikenal
dengan bahan ketidakmurnian. Jenis bahan ini adalah Boron, aluminium, kalsium, dan indium.
Penambahan bahan ketidakmurnian ini akan menyebabkan satu bahan electron sehingga berbentuk
lubang (hole). Lubang ini dapat berpindah tempat yang satu ke tempat yang lain di dalam kristal.
Yang terjadi adalah electron-elektron Kristal mengisi lubang yang kosong, sehingga timbul lubang
baru.

6
Lubang baru tersebut berpindah disebabkan karena ada electron yang mengisinya, maka
setiap lubang akan memiliki muatan positif yang sama dan berlawanan dengan muatan negatif
electron. Bila cahaya matahari yang berupa energy foton datang mengenai sisi permukaan lebih besar
dari energy ceah atau gap yang memisahkan pita valensi dan pita konduksi, maka elektron-elektron
bergerak dari pita valensi ke pita konduksi melalui hubungan (junction) P-N. Lubang yang berada
pada sisi tipe N bergerak ke posisi tipe P, dan sebaliknya elektron yang berada pada sisi tipe P
bergerak ke sisi tipe N. Jika energy foton yang diterima dan diserap cukup besar, maka lubang akan
bertahan di sisi tipe P dan elektron bertahan di sisi tipe N, sehingga mengakibatkan perbedaan
tegangan antara kedua sisi tersebut (sisi tipe P dan tipe N). Bila sisi P dan N dihubungkan dengan
suatu beban tersebut sehingga dapat diperoleh energi listrik. Karena cahaya menembus kedua lapisan
ini, maka akan berbentuk hole elektron. Medan elektrik yang terdapat pada batas lapisan menghalangi
lubang (hole) dan elektron yang berkombinasi kembali, dengan demikian alat ini merupakan suatu
alat pembangkit listrik kecil yang energinya diperoleh dari cahaya matahari.

2.2.2. Baterai
Baterai adalah alat yang menyimpan daya yang dihasilkan oleh panel surya yang tidak segera
digunakan oleh beban. Daya yang disimpan dapat digunakan saat periode radiasi matahari rendah atau
pada malam hari. Komponen baterai kadang-kadang dinamakan akumulator (accumulator). Baterai
menyimpan listrik dalam bentuk daya kimia. Baterai yang paling biasa digunakan dalam aplikasi
surya adalah baterai yang bebas pemeliharaan bertimbal asam (maintenance-free lead-acid batteries),
yang juga dinamakan baterai recombinant atau VRLA (klep pengatur asam timbal atau valve
regulated lead acid). Baterai terbentuk oleh sekelompok elemen atau sel yang diletakan secara seri.
Baterai timbal-asam terdiri dari dua elektroda timbal yang berada dalam larutan elektrolit air dan
asam sulfat. Perbedaan potensial sekitar 2 volt terjadi di antara elektroda, tergantung pada nilai
seketika kondisi penyimpanan baterai. Baterai yang paling umum dalam aplikasi surya fotovoltaik
mempunyai tegangan nominal sebanyak 12 atau 24 volt. Maka sebuah baterai 12 V berisi 6 sel secara
seri. Baterai memenuhi dua tujuan penting dalam sistem fotovoltaik, yaitu untuk memberikan daya
listrik kepada sistem ketika daya tidak disediakan oleh array panel-panel surya, dan untuk menyimpan
kelebihan daya yang ditimbulkan oleh panel-panel setiap kali daya itu melebihi beban. Baterai
tersebut mengalami proses siklis menyimpan dan mengeluarkan, tergantung pada ada atau tidak
adanya sinar matahari. Selama waktu adanya matahari, array panel menghasilkan daya listrik. Daya
yang tidak digunakan dengan segera dipergunakan untuk mengisi baterai. Selama waktu tidak adanya
matahari, permintaan daya listrik disediakan oleh baterai, yang oleh karena itu akan
mengeluarkannya.
Siklus menyimpan dan mengeluarkan ini terjadi setiap kali daya yang dihasilkan oleh panel
tidak sama dengan daya yang dibutuhkan untuk mendukung beban. Kalau ada cukup matahari dan
bebannya ringan, baterai akan menyimpan daya. Tentunya, baterai akan mengeluarkan daya pada
malam hari setiap kali sejumlah daya diperlukan. Baterai juga akan mengeluarkan daya ketika
penyinaran tidak cukup untuk menutupi kebutuhan beban (karena variasi alami kondisi keikliman,
awan, debu, dan lain-lain). Jika baterai tidak menyimpan cukup daya untuk memenuhi permintaan
selama periode tidak adanya matahari, sistem akan kehabisan daya dan tidak siap memenuhi
konsumsi. Di sisi lainnya, memperbesar sistem (dengan menambahkan terlalu banyak panel dan
baterai) mahal dan tidak efisien. Ketika mendesain sistem yang mandiri, kita perlu
mengkompromikan antara biaya komponen dengan ketersediaan daya dari sistem. Satu cara untuk
melakukan ini adalah memperkirakan jumlah hari dimana sistem beroperasi secara mandiri.
Sebaliknya, jika sistem surya bertanggung jawab atas daya yang menyediakan ke peralatan
pelanggan anda mungkin dapat mengurangi jumlah hari otonomi sampai dua atau tiga. Di daerah
dengan penyinaran yang rendah, nilai ini mungkin perlu ditambah semakin banyak. Dalam kasus

7
apapun, anda harus selalu menemukan keseimbangan yang baik antara biaya dan kehandalan. Ada dua
kondisi istimewa penyimpanan yang dapat terjadi selama siklus penyimpanan dan pengeluaran daya
dari baterai. Keduanya sebaiknya dihindari guna memperpanjang umur kegunaan baterai.

2.2.2.1. Penyimpanan yang berlebihan (Overcharge)


Penyimpanan yang berlebihan atau overcharge terjadi pada saat baterai berada pada kondisi
keterbatasan kapasitasnya. Jika daya yang dimasukan di luar batas titik penyimpanan maksimum,
elektrolit mulai hancur. Ini menghasilkan gelembung oksigen dan hidrogen, dalam proses yang
diketahui sebagai pembuatan gas atau gasification. Ini berakibat hilangnya air, oksidasi di elektroda
positif, dan dalam kasus ekstrim, terjadi bahaya ledakan. Di sisi lainnya, keberadaan gas menghindari
stratifikasi asam. Setelah beberapa siklus penyimpanan dan pengeluaran yang terus menerus, asam
cenderung terpusat di bagian bawah baterai, sehingga mengurangi kapasitas efektifnya. Proses
gasifikasi menggerakan elektrolit dan menghindari stratifikasi. Sekali lagi, adalah perlu untuk
menemukan kompromi antara keuntungan (menghindari stratifikasi elektrolit) dan keadaan merugikan
(kehilangan air dan produksi hidrogen). Satu pemecahannya adalah lebih sering membiarkan
penyimpanan yang sedikit berlebihan. Satu metode yang umum adalah membiarkan tegangan
sebanyak 2,35 sampai 2,4 Volt untuk masing-masing elemen baterai sekali dalam beberapa hari, di
suhu 25o C. Regulator sebaiknya menjamin penyimpanan berlebihan yang berkala dan terkontrol.

2.2.2.2. Pengeluaran daya yang berlebihan


Dengan cara yang sama dimana ada batas atas, ada juga batas bawah dari kondisi
penyimpanan baterai. Mengeluarkan melebihi batas itu akan menimbulkan pengrusakan pada baterai.
Ketika persediaan baterai yang efektif habis, pengatur mencegah daya yang tersisa agar tidak diambil
dari baterai. Kalau tegangan baterai mencapai batas minimum 1,85 Volt setiap selnya di suhu 25° C,
pengatur memutuskan beban dari baterai. Jika pengeluaran baterai sangat mendalam dan baterai tetap
dalam kondisi pengeluaran untuk jangka waktu yang lama, akan terjadi tiga efek: pembentukan sulfat
yang terkristal pada pelat baterai, bahan aktif pada pelat baterai akan lepas / berguguran, dan pelat
baterai akan melengkung. Proses membentuk kristal sulfat yang stabil dinamakan sulfasi keras. Ini
benar-benar tidak baik karena akan membentuk kristal besar yang tidak turut serta dalam reaksi kimia
dan dapat membuat baterai anda tidak dapat digunakan.

2.2.3. Regulator
Regulator (atau lebih formalnya pengatur penyimpanan daya surya atau Solar power charge
regulator) memastikan bahwa baterai berkerja dalam kondisi yang seharusnya. Pengatur ini
menghindari penyimpanan (charge) atau pengeluaran (discharge) baterai yang berlebihan, yang
keduanya sangat merusak umur baterai. Untuk menjamin charging dan discharging baterai yang baik,
pengatur tersebut menjaga informasi kondisi penyimpanan daya (State of Charge atau SoC) baterai.
SoC diukur berdasarkan pada tegangan sebenarnya dari baterai. Dengan mengukur tegangan baterai
dan diprogram dengan tipe teknologi penyimpanan yang digunakan oleh baterai, pengatur bisa
mengetahui titik tepat di mana baterai akan mengalami charge atau discharge yang berlebihan.
Pengatur dapat meliputi fitur lain yang menambahkan informasi berharga dan keamanan kontrol
kepada peralatan. Fitur ini termasuk amperemeter, voltmeter, pengukuran ampere-jam, pengatur
waktu, alaram, dan lain-lain. Walaupun terkesan nyaman, tidak satupun dari fitur ini diperlukan untuk
photovoltaic sistem yang berfungsi.

8
2.2.4. Konverter
Listrik yang disediakan oleh sekumpulan panel dan baterai adalah DC pada tegangan yang
tetap. Tegangan yang disediakan mungkin tidak sesuai dengan apa yang diperlukan oleh beban anda.
Sebuah konverter DC/AC, yang juga dikenal sebagai inverter, mengubah arus DC dari baterai anda
menjadi AC. Ini diikuti dengan kehilangan suatu daya selama konversi. Jika perlu, anda juga dapat
menggunakan konverter untuk mendapatkan DC di tingkat tegangan yang berbeda dengan apa yang
disediakan oleh baterai. Konverter DC/DC juga kehilangan suatu daya selama konversi. Untuk
pelaksanaan optimal, sebaiknya mendesain sistem yang berdaya surya agar sesuai dengan tegangan
DC yang dihasilkan agar sesuai dengan beban. Jumlah daya yang diperlukan untuk peralatan AC
dihitung dengan memasukkan semua loss yang disebabkan oleh konverter DC/AC atau inverter
DC/AC. Ketika memilih inverter, selalu ingat bahwa kinerja inverter bervariasi berdasarkan
banyaknya daya yang dibutuhkan. Sebuah inverter mempunyai karakteristik kinerja yang lebih baik
ketika beroperasi dekat kemampuan dayanya. Menggunakan inverter 1500 Watt untuk menghidupkan
beban 25 Watt sangatlah tidak efisien. Untuk menghindari daya yang terbuang ini, sangatlah penting
untuk menganggap bukan daya tertinggi seluruh peralatan anda, tetapi puncak daya peralatan yang
diharapkan untuk beroperasi secara bersamaan.

2.2.5. Beban (Load)


Beban adalah peralatan yang mengkonsumsi daya yang dihasilkan oleh sistem daya anda.
Beban mungkin termasuk peralatan komunikasi nirkabel, lampu jalan, lampu penerangan rumah atau
gedung, TV, radio, dan lain-lain. Walaupun tidak mungkin secara persis memperhitungkan jumlah
persis konsumsi peralatan, sangat penting untuk membuat perkiraan yang baik. Dalam sistem sejenis
ini, sangatlah penting untuk mempergunakan peralatan yang efisien dan berdaya rendah untuk
menghindari daya yang terbuang.

2.3. Pemanfaatan Energi Surya


2.3.1. Pemanfaatan Tenaga Surya sebagai Sumber Listrik
Kehidupan modern tidak terlepas dari kebutuhan kita akan energi, khususnya listrik. Apalagi
saat ini, tidak ada listrik berarti tidak terhubung ke internet. Sebuah bencana bagi banyak orang,
khususnya millennials. Dalam satu hari penuh kita umumnya akan membutuhkan listrik sejak bangun
tidur, dan khususnya malam hari. Tidak jarang kita merasakan penggunaan listrik kita mungkin
termasuk banyak dan bahkan berlebihan. Hal ini mungkin kita sadari ketika melihat tagihan listrik per
bulannya. Namun apakah kita juga menyadari aspek lain dari penggunaan listrik berlebihan tersebut,
misalnya seperti sustainability dari sumber listrik kita? Sejak dulu diketahui kalau di dunia terdapat
sumber energi terbarukan dan tidak terbarukan. Ketersediaan sumber daya alam yang tidak terbarukan
seperti batubara, dan minyak bumi sudah sejak lama dipahami tidak akan bertahan lama bagi manusia
sehingga energi terbarukan semakin diperlukan. Sekarang ini teknologi sudah memampukan manusia
untuk memanfaatkan sumber daya alam terbarukan yang digunakan untuk memperoleh listrik, seperti
air, angin, sinar matahari dan biofuel. Memang, harga listrik yang diperoleh dari energi tak terbarukan
ini jauh lebih mahal dalam jangka waktu pendek, namun jauh lebih berharga ketika dihitung dalam
jangka waktu panjang khususnya dari aspek perlindungan lingkungan hidup. 'Zaman now' sudah
selayaknya kita memahami lebih lanjut isu energi terbarukan, salah satunya energi panas matahari
atau tenaga surya.
Listrik dari sinar matahari didapatkan melalui energy conversion, atau perubahan bentuk
energi melalui perantara. Panel-panel solar atau sel photovoltaic akan menangkap energi panas dari

9
sinar matahari, panas tersebut kemudian akan dikonversikan menjadi arus direct current (DC) yang
kemudian akan menjadi arus alternative current (AC) yang bisa digunakan untuk kebutuhan listrik
rumah tangga.Energi panas matahari sangat baik karena mudah didapat dan bersih dalam arti ramah
lingkungan karena tidak ada emisi gas buang. Di Indonesia juga sumber energinya sangat melimpah.
Sayangnya teknologi untuk tenaga surya masih relatif mahal, karena diperlukan investasi yang cukup
besar di awal untuk perangkatnya. Di samping itu, persiapan instalasi yang cukup rumit dan terdapat
kebutuhan akan baterai sebagai media penyimpan energi listrik yang dihasilkan.

Sumber: wikimedia.commons

Saat ini pemerintah sudah turut mendukung pemanfaatan tenaga surya secara lebih luas dalam
rangka memenuhi kebutuhan listrik dengan bahan bakar non-BBM dan mengupayakan pemerataan
akses listrik. Bukti nyatanya terlihat dari upaya pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS)
yang sudah dilakukan sejak tahun 2010 dan penyediaan solar home system bagi warga di wilayah
terpencil khususnya di wilayah Timur Indonesia. PLTS terbesar di Indonesia berada di Dusun
Bajaneke, Desa Oelpuah, Kupang, NTT yang beroperasi sejak bulan Desember 2016. Sementara itu,
pada awal tahun 2018, pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)
menargetkan pemberian lampu tenaga surya hemat energi (LTSHE) untuk lebih dari 175 ribu rumah
di 15 propinsi. Tentunya, penggunaan energi listrik dari tenaga surya ini kedepannya akan sangat
diminati oleh banyak orang khususnya daerah terpencil yang minim listrik dengan cadangan
sumberdaya alam yang kurang untuk menyediakan energi listriknya. Tapi tidak hanya di wilayah
terpencil, di banyak negara lain, pemanfaatan energi matahari atau tenaga surya juga sangat diminati
karena minimnya dampak ekologis dari solar panels dan sumbernya yang tidak terbatas. Beberapa
solar power plant terbesar di dunia adalah Kamuthi di Tamil Nadu, India dan Longyangxia Solar Park
di RRT. Sebagai negara tropis yang terletak di khatulistiwa, teknologi pemanfaatan energi surya
seharusnya bisa menjadi salah satu pilihan utama bagi masyarakat Indonesia untuk memenuhi
kebutuhan energi terbarukan.

10
2.3.2. Pemanfaatan Energi Surya Skala Rumah Tangga
Energi telah menjadi kebutuhan vital masyarakat yang sangat dibutuhkan untuk menopang
kehidupannya dan mendukung kegiatannya sehari-hari. Misal, untuk memasak makanannya, manusia
membutuhkan energi panas atau untuk memenuhi kebutuhan air di perkotaan, masyarakat
membutuhkan energi listrik untuk menyalakan dan menjalankan pompa air. Energi listrik yang
umumnya dipakai oleh masyarakat Indonesia berasal dari pembangkit tenaga listrik yang
menggunakan bahan bakar fosil. Kelemahan penggunaan bahan bakar fosil adalah pembakarannya
menghasilkan gas rumah kaca sehingga menambah konsentrasi gas rumah kaca di bumi penyebab
peningkatan suhu bumi dan pemanasan global. Bumi sudah semakin panas, sehingga manusia sudah
harus memikirkan untuk beralih dari bahan bakar yang tidak ramah lingkungan ke bahan bakar yang
ramah lingkungan. Pemanfaatan tenaga panas mMatahari adalah sumber energi yang berjumlah besar
dan bersifat terus-menerus (tidak habis), khususnya energi elektro magnetik yang dipancarkan oleh
matahari. Penggunaan tenaga surya tidak membutuhkan pembakaran sehingga tidak menghasilkan gas
buang berupa gas rumah kaca.
Pemanfaatan energi matahari dilakukan dengan mengubah sinar matahari menjadi energi
panas atau listrik untuk memenuhi kebutuhan energi manusia. Pemanfaatan tenaga surya dilakukan
dengan mengubah sinar matahari secara langsung menjadi panas atau energi listrik. Dua tipe dasar
tenaga matahari adalah sinar matahari dan photovoltaic, yaitu tenaga matahari. Bahan dasar untuk
menangkap sinar matahari dan mengubahnya menjadi energi adalah bahan semi konduktor.
Umumnya bahan yang digunakan adalah bahan silikon. berwarna hitam. Bahan dasar silikon ini
dibuat menjadi lempengan dan dipasangi tiang agar bisa diarahkan langsung pada matahari. Silikon
adalah bahan yang dapat merefleksikan matahari seperti kaca. Cara kerja lempengan silikon kaca atau
yang bidas disebut sebagai solar panel adalah kaca-kaca silikon besar mengkonsentrasikan cahaya
matahari ke satu garis atau titik. Konsentrasi cahaya matahari akan menghasilkan panas. Lalu, panas
yang dihasilkan digunakan untuk menghasilkan uap panas. Panasnya tekanan uap digunakan untuk
menjalankan turbin yang kemudian menghasilkan listrik.atahari bisa dijadikan pilihan.

Sumber : mobnasesemka.com
Pada awal penelitian pemanfaatan tenaga surya, solar panel biasanya digunakan untuk
penggunaan energi dalam jumlah besar seperti industri. Tetapi, semakin hari masyarakat semakin
sadar bahwa mereka tidak dapat mengandalkan energi yang berasal dari bahan bakar fosil. Hal ini
yang mendasari ide solar panel dibuat dalam ukuran kecil untuk penggunaan rumah tangga. Saat ini
sudah banyak penyedia solar panel untuk penggunaan skala rumah tangga. Untuk penggunaan jangka
panjang, penggunaan solar panel ini terhitung sangat murah. Dengan menggunakan solar panel,
msayarakat dapat menghemat energi listrik.

11
Kesimpulan
Energi surya adalah salah satu sumber pembangkit daya selain air, uap, angin, biogas,
batu bara, dan minyak bumi. Energi yang didapat dengan mengubah energi panas surya
(matahari) melalui peralatan tertentu menjadi sumber daya dalam bentuk lain. Energi surya
dapat dimanfaatkan sebagai energi listrik baik untuk kebutuhan dalam perkantoran maupun
dalam perumahan agar dapat menghemat lebih dari biasanya, komponen-komponen yang
terdapat dalam energi surya / Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) antara lain adalah
modul sel surya, baterai, regulator, konverter, beban (Load).

12
BAB 3
Penutup
Semoga kita dapat memahami isi yang terdapat dalam makalah ini serta ilmu
pengetahuan kita bertambah lebih luas lagi dan juga bermanfaat dalam kehidupan kita, dalam
makalah ini kita dapat mengetahui apa itu yang di maksud dengan energi surya, mengetahui
manfaat dari energi surya, serta mengetahui komponen-komponen yang terdapat dalam
energi surya / Pembangkit Listrik Tenaga Surya. Sekian makalah dari saya, mohon maaf bila
ada kesalahan dalam makalah ini, mohon berikan saran agar dapat saya perbaiki lagi, terima
kasih.

13
Daftar Pustaka

https://id.wikipedia.org/wiki/Energi_surya

http://alpensteel.com/article/115-102-energi-matahari--surya--solar/606--pemanfaatan-energi-
surya-

http://ditjenppi.menlhk.go.id/kcpi/index.php/inovasi/334-pemanfaatan-energi-surya-skala-rumah-
tangga

https://kumparan.com/mia-padma/matahari-yang-menghidupi-pemanfaatan-tenaga-surya-sebagai-
sumber-listrik

https://mobnasesemka.com/cara-kerja-plts-untuk-menghasilkan-listrik/

14

Anda mungkin juga menyukai