Anda di halaman 1dari 20

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Teknik Tenaga Listrik
yang dibina oleh Bapak Marsono, S.Pd.T, M.Pd, Ph.D

oleh
Alfan Dio Prama 160514610100
Aljabar Akhmad Bagas Karmawan 160514610073
Amin Gustilana 160514610097

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK MESIN
Mei 2017

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang mana
telah memberikan kami kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan tugas
mata kuliah Teknik Tenaga Listrik yang berjudul “Pembangkit Listrik Tenaga
Surya” dapat selesai seperti waktu yang telah kami rencanakan. Tersusunnya
karya ilmiah ini tentunya tidak lepas dari peran serta berbagai pihak yang telah
memberikan bantuan secara materil dan spiritual, baik secara langsung maupun
tidak langsung. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dosen Pengampu mata kuliah Teknik Tenaga Listrik Universitas Negeri


Malang.
2. Orang tua yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
3. Teman-teman yang telah membantu dan memberikan dorongan semangat
agar makalah ini dapat kami selesaikan.

Semoga Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang membalas budi baik yang
tulus dan ihklas kepada semua pihak yang penulis sebutkan di atas. Tak ada
gading yang tak retak, untuk itu kamipun menyadari bahwa makalah yang telah
kami susun dan kami kemas masih memiliki banyak kelemahan serta kekurangan-
kekurangan baik dari segi teknis maupun non-teknis. Untuk itu kami membuka
pintu yang selebar-lebarnya kepada semua pihak agar dapat memberikan saran
dan kritik yang membangun demi penyempurnaan penulisan-penulisan
mendatang. Dan apabila di dalam makalah ini terdapat hal-hal yang dianggap
tidak berkenan di hati pembaca mohon dimaafkan.

Malang, 01 Mei 2017


Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................................i


KATA PENGANTAR ............................................................................................ii
DAFTAR ISI ..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................1
1.3 Tujuan ..........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan Cara Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Surya ....................2
2.2 Jenis-jenis dan Mekanisme Pembangkit Listrik Tenaga Surya ...................4
2.3 Pembangkit Listrik Tenaga Surya di Indonesia ..........................................6
2.4 Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terapung ...............................................9
2.5 Daya Yang Dihasilkan Panel Surya ..........................................................12
2.6 Pembaharuan Pembangkit Listrik Tenaga Surya ......................................13
2.7 Kelebihan dan Kekurangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya ................14
BAB III PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan .............................................................................................. 15
3.2 Saran ........................................................................................................ 15
3.3 Pertanyaan dan Jawaban Diskusi ............................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................17

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada masa ini energi merupakan hal yang paling utama dari semua aspek
kehidupan, energi memudahkan segala aktifitas manusia dalam menjalani
kehidupan. Kebutuhan akan energi kian hari semakin meningkat terutama
listrik, tuntutan listrik yang kian hari kian meningkat pada memunculkan
sebuah terobosan terbaru pembangkit listrik yang juga ramah lingkungan,
yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Surya. PLTS tidak terlepas dari penemuan
teknologi sel surya (solar cell) berbasis silikon pada tahun 1941. Ketika itu
Russell Ohl dari Bell Laboratory mengamati silikon polikristalin akan
membentuk buit in junction, karena adanya efek segregasi pengotor yang
terdapat pada leburan silikon. Jika berkas foton mengenai salah satu sisi
junction, maka akan terbentuk beda potensial di antara junction, dimana
elektron dapat mengalir bebas. Sejak itu penelitian untuk meningkatkan
efisiensi konversi energi foton menjadi energi listrik semakin intensif
dilakukan. Berbagai tipe sel surya dengan beraneka bahan dan konfigurasi
geometri pun berhasil dibuat. Saat ini PLTS berkembang pesat sebagai
sebuah penemuan terbarukan yang sangat diterima masyarakat karena cara
kerjanya yang sangat ramah lingkungan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu Pembangkit Listrik Tenaga Surya?
2. Bagaimana PLTS di Indonesia?
3. Bagaimanakah PLTS Terapung itu?
4. Berapa daya yang dihasilkan panel surya?
5. Apakah kurang dan lebihnya PLTS dan adakah pembaharuannya?

1.3 Tujuan
Penulisan ini selain untuk menyelesaikan tugas juga bertujuan untuk
mengenalkan apa itu Pembangkit Listrik Tenaga Surya, bagaimana
penggunaan dan cara kerjanya agar pembaca dan khususnya para penulis
mengetahui lebih mendalam tentang Pembangkit Listrik Tenaga Surya.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Cara Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Surya


Pembangkit listrik tenaga surya adalah pembangkit listrik yang mengubah
energi surya menjadi energi listrik. Pembangkitan listrik bisa dilakukan
dengan dua cara, yaitu secara langsung menggunakan fotovoltaik dan secara
tidak langsung dengan pemusatan energi surya. Fotovoltaik mengubah secara
langsung energi cahaya menjadi listrik menggunakan efek fotoelektrik.
Pemusatan energi surya menggunakan sistem lensa atau cermin
dikombinasikan dengan sistem pelacak untuk memfokuskan energi matahari
ke satu titik untuk menggerakan mesin kalor. (Julian: 2011) Berdasarkan
penelitian, rata rata daya masa jenis dari energy matahari radiasi yang
menembus atmosfer sebesar 1336 W/m2. Kebutuhan energi akhir-akhir ini
sangatlah besar dikarenakan pesatnya perkembangan teknologi disemua
bidang. Dengan kebutuhan energi yang begitu banyak bahan bakar fosil dan
gas bumi tidak mampu mencukupi semua kebutuhan, maka untuk memenuhi
kebutuhan tersebut dimanfaatkan energi terbarukan yaitu energi yang tidak
akan ada habisnya. Pemanfaatan energi terbarukan diantaranya dengan
memanfaatkan tenaga radiasi matahari dengan menggunakan sel surya
sebagai pengkonversi energy matahari menjadi energi listrik yang kita kenal
dengan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).

Gambar 1. Fotovoltaik

2
(Suriadi: 2010) Radiasi dan sinar Matahari Melaporkan bahwa Indonesia
terletak di garis khatulistiwa, sehingga Indonesia mempunyai sumber energi
Matahari yang berlimpah dengan intensitas radiasi Matahari rata-rata sekitar
4,5 kWh/m2/hari diseluruh wilayah Indonesia. Dalam kondisi puncak atau
posisi Matahari tegak lurus, sinar Matahari di Indonesia seluas 1 m2 akan
mampu mencapai 900 hingga 1000 W. Total Intensitas penyinaran
perharinya di Indonesia mampu mencapai 4500 W jam/m2 yang membuat
Indonesia tergolong kaya sumber energi Matahari. Salah satu cara sederhana
dan efektif untuk memanfaatkan energi yang diperlukan untuk memasak
adalah kompor tenaga surya. Kompor berkonsentrasi energi Matahari dengan
merefleksikan cahaya Matahari melalui lapisan. Teknologi yang digunakan
pada kompor ini disebut teknologi energi termal dengan mengubah energi
Matahari menjadi energi panas pada panci. Kompor energi surya mengurangi
ketergantungan terhadap listrik dan bahan bakar minyak, sehingga
mengurangi pencemaran lingkungan. Sinar Matahari yang melimpah di
daerah tropis, termasuk Indonesia merupakan sumber energi potensial yang
hingga kini belum dieksplorasi secara maksimal untuk memberikan manfaat
yang tinggi.
Matahari merupakan sumber energi dengan jumlah yang melimpah,
murah, bersih, dan berkesinambungan. Indonesia menerima sinar Matahari
tidak kurang dari 10 jam tiap harinya karena letaknya di khatulistiwa.
Pemanfaatannya di Indonesia belum optimal dalam bentuk teknologi maju,
baru sebatas untuk pengeringan dan penerangan secara tradisional. Energi
radiasi Matahari berbentuk sinar dan gelombang elektromagnetik. Spektrum
radiasi Matahari sendiri terdiri dari dua yaitu, sinar bergelombang pendek dan
sinar bergelombang panjang. Sinar yang termasuk gelombang pendek adalah
sinar x, sinar gamma, sinar ultra violet, sedangkan sinar gelombang panjang
adalah sinar infra merah. (Peter: 2005) Jumlah total radiasi yang diterima di
permukaan bumi tergantung 4 (empat) faktor yaitu:
1. Jarak Matahari, Setiap perubahan jarak bumi dan Mataharimenimbulkan
variasi terhadap penerimaan energi Matahari

3
2. Intensitas radiasi Matahari yaitu besar kecilnya sudut datang sinar
Matahari pada permukaan bumi. Jumlah yang diterima berbanding lurus
dengan sudut besarnya sudut datang. Sinar dengan sudut datang yang
miring kurang memberikan energi pada permukaan bumi disebabkan
karena energinya tersebar pada permukaan yang luas dan juga karena
sinar tersebut harus menempuh lapisan atmosphir yang lebih jauh
ketimbang jika sinar dengan sudut datang yang tegak lurus.
3. Panjang hari (sun duration), yaitu jarak dan lamanya antara Matahari
terbit dan Matahari terbenam.
4. Pengaruh atmosfer. Sinar yang melalui atmosfer sebagian akan
diadsorbsi oleh gas-gas, debu dan uap air, dipantulkan kembali,
dipancarkan dan sisanya diteruskan ke permukaan bumi.

2.2 Jenis-Jenis dan Mekanisme Pembangkit Listrik Tenaga Surya


Terdapat dua macam pembangkit listrik tenaga surya, yaitu pembangkit
listrik tenaga surya yang dilakukan dengan pemusatan dari sinar matahari dan
pembangkit listrik tenaga matahari dengan menggunakan sel fotovoltaik.

A. Pemusatan Energi Surya


Sistem pemusatan energi surya (concentrated solar power, CSP)
menggunakan lensa atau cermin dan sistem pelacak untuk memfokuskan
energi matahari dari luasan area tertentu ke satu titik. Panas yang
terkonsentrasikan lalu
digunakan sebagai
sumber panas untuk
pembangkitan listrik
biasa yang memanfaatkan

panas untuk menggerakkan


Gambar 2. Pemusatan energi
generator. Sistem cermin
parabola, lensa reflektor Fresnel, dan menara surya adalah teknologi yang
paling banyak digunakan. Fluida kerja yang dipanaskan bisa digunakan untuk

4
menggerakan generator (turbin uap konvensional hingga mesin Stirling) atau
menjadi media penyimpan panas.

Ivanpah Solar Plant yang terleak di Gurun Mojave akan menjadi pembangkit
listrik tenaga surya tipe pemusatan energi surya terbesar dengan daya
mencapai 377 MegaWatt. Meski pembangunan didukung oleh pendanaan
Amerika Serikat atas visi Barrack Obama mengenai program 10000 MW
energi terbarukan, namun pembangunan ini menuai kontroversi karena
mengancam keberadaan satwa liar di sekitar gurun.

B. Fotovoltaik
Sel surya atau sel fotovoltaik
adalah alat yang mengubah energi
cahaya menjadi energi listrik
menggunakan efek fotoelektrik. Dibuat
pertama kali pada tahun 1880 oleh
Charles Fritts. Pembangkit listrik
Gambar 4. Sel Fotovoltaik
tenaga surya tipe fotovoltaik adalah
pembangkit listrik yang menggunakan
perbedaan tegangan akibat efek

fotoelektrik untuk menghasilkan listrik. Solar


Gambar 3. Mekanisme fotovoltaik
panel terdiri dari 3 lapisan, lapisan panel P di
bagian atas, lapisan pembatas di tengah, dan lapisan panel N di bagian bawah.
Efek fotoelektrik adalah di mana sinar matahari menyebabkan elektron di
lapisan panel P terlepas, sehingga hal ini menyebabkan proton mengalir ke
lapisan panel N di bagian bawah dan perpindahan arus proton ini adalah arus
listrik. Cahaya matahari terdiri atas
foton atau partikel energi surya yang
dikonversi menjadi energi listrik.
Energi yang diserap oleh sel surya
diserahkan pada elektron sel surya
untuk dikonversi menjadi energi

5
listrik. Pada sel surya terdapat dua sambungan antara dua lapisan tipis yang
terbuat dari bahan semi konduktor, masing-masing lapisan diketahui sebagai
semikonduktor jenis P dan semikonduktor jenis N. Pada saat foton mengenai
sel surya maka energi yang diserap dari foton akan diberikan ke elektron
untuk melepaskan diri dari semikonduktor N. Terlepasnya elektron ini
meninggalkan hole pada daerah yang ditinggalkan oleh elektron yang disebut
dengan fotogenerasi elektron –hole. Dikarenakan pada sambungan PN
terdapat medan listrik E, elektron hasil fotogenerasi tertarik kearah
semikonduktor N begitu juga dengan hole y ang tertarik ke arah
semikonduktor P. Jika kedua semi konduktor tersebut dihubungkan dengan
sebuah kabel dan diberi beban seperti ditunjukkan pada gambar 1 akan
menghasilkan arus listrik dan mengalir melalui kabel tersebut.

2.3 Pembangkit Listrik Tenaga Surya di Indonesia


Pembangkit listrik tenaga surya di Indonesia sudah mulai serius digarap
pemerintah sejak pemerintahan SBY. Semenjak kondisi lingkungan secara
global semakin memprihatinkan, dimana cadangan energy berbahan fosil
semakin menipis, ditambah dengan global warning yang semakin menjadi-
jadi sehingga membuat iklim sulit diprediksi. Terjadinya bencana alam
semisal banjir adalah salah satu efek global warming. Para petani kesulitan
bercocok tanam, karena musim sulit ditebakmenyebabkan terjadinya gagal
panen yang merupakan resiko yang dapat mengancam terjadinya kelaparan.
Oleh sebab itu, sudah saatnya kita beralih pada pengadaan energy yang ramah
lingkungan. Apalagi secara geografis Indonesia berada di tempat yang
mendapat sinar matahari sepanjang tahun. Sehingga sangat tepat jika
dibangun pembangkit listrik tenaga surya di Indonesia.
Suatu ketika pernah dilakukan perhitungan oleh Badan Penelitian dan
Pengembangan ESDM, bahwa dari analisis potensi pembangkit listrik tenaga
surya di Indonesia dapat menghasilkan 4.8 KWh/m2 atau setara dengan
112.000 GWp, namun yang sudah dimanfaatkan baru sekitar 10 MWp.
Sedangkan saat ini dari PLTS yang ada produksi kita belum ada 1 persennya.
Salah satu pembangkit listrik tenaga surya terbesar di indonesia ialah di

6
Kupang NTT yang baru saja diresmikan oleh presiden kita, memiliki
kapasitas 5 MW. Sebelumnya PLTS terbesar di Indonesia berada di
Karangasem dan Bangli yang keduanya berada di Pulau Bali, masing-masing
memiliki kapasitas 1 MW. Ketiga lokasi pembangkit listrik tenaga surya di
indonesia terbesar itu dibangun menggunakan sistem panel surya on grid atau
grid connection dimana produksi listriknya akan langsung masuk ke jaringan
listrik PLN yang sudah ada.

Gambar 5. Data PLTS

Hampir semua PLTS di indonesia terletak di Indonesia bagian timur.


Seperti kita ketahui wilayah Indonesia bagian timur cenderung kering,
sehingga untuk membuat PLTA tentu lebih sulit. Meskipun demikian, jumlah
pembangkit listrik tenaga surya di Indonesia secara keseluruhan masih sangat
kecil sehingga kita sebenarnya masih kekurangan PLTS. Produksi listrik
PLTS belum memenuhi kebutuhan listrik keseluruhan. Berikut ini adalah
sebagian dari daftar pembangkit listrik tenaga surya di indonesia. Di
Indonesia, PLTS terbesar pertama dengan kapasitas 2×1 MW terletak di
Pulau Bali, tepatnya di dearah Karangasem dan Bangli. Pemerintah

7
mempersilakan siapa saja untuk meniru dan membuatnya di daerah lain
karena PLTS ini bersifat opensource atau tidak didaftarkan dalam hak cipta.
Wilayah, Bali, Nusa Tenggara Barat, Alor, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi
Selatan.
Dari daftar PLTS di indonesia itu terlihat bahwa lokasi PLTS di indonesia
masih sangat sedikit jika dibandingkan dengan luasan Indonesia. Kita
membutuhkan proyek pembangkit listrik tenaga surya di indonesia lebih
banyak lagi agar semakin dapat mencukupi kebutuhan listrik, dan semakin
banyak orang yang terbantu dengan listrik. Sebab, adanya energI listrik
merupakan salah satu faktor utama pendukung kemajuan suatu wilayah.
Kemampuan pemerintah untuk membuat pembangkit listrik tenaga surya
di Indonesia tentunya terbatas, sehingga tidak serta merta semua infrastruktur
PLTS dapat langsung terlaksana. Namun, jika kepentingan kita terhadap
listrik besar dan sulit terjangkau oleh PLN pemerintah kita dapat membuat
listrik tenaga surya sendiri. Sebagai contoh PLTS di indonesia yang dibangun
di atap-atap rumah penduduk, dapat diterapkan di luar daerah untuk
memenuhi kebutuhan listrik pada skala yang lebih besar. Saat ini
pengembangan PLTS di Indonesia telah mempunyai basis yang cukup kuat
dari aspek kebijakan. Namun pada tahap implementasi, potensi yang ada
belum dimanfaatkan secara optimal. Secara teknologi, industri photovoltaic
(PV) di Indonesia baru mampu melakukan pada tahap hilir, yaitu
memproduksi modul surya dan mengintegrasikannya menjadi PLTS,
sementara sel suryanya masih impor. Padahal sel surya adalah komponen
utama dan yang paling mahal dalam sistem PLTS. Harga yang masih tinggi
menjadi isu penting dalam perkembangan industri sel surya. Berbagai
teknologi pembuatan sel surya terus diteliti dan dikembangkan dalam rangka
upaya penurunan harga produksi sel surya agar mampu bersaing dengan
sumber energi lain.
Mengingat ratio elektrifikasi di Indonesia baru mencapai 55-60 % dan
hampir seluruh daerah yang belum dialiri listrik adalah daerah pedesaan yang
jauh dari pusat pembangkit listrik, maka PLTS yang dapat dibangun hampir
di semua lokasi merupakan alternatif sangat tepat untuk dikembangkan.

8
Dalam kurun waktu tahun 2005-2025, pemerintah telah merencanakan
menyediakan 1 juta Solar Home System berkapasitas 50 Wp untuk
masyarakat berpendapatan rendah serta 346,5 MWp PLTS hibrid untuk
daerah terpencil. Hingga tahun 2025 pemerintah merencanakan akan ada
sekitar 0,87 GW kapasitas PLTS terpasang. Dengan asumsi penguasaan pasar
hingga 50%, pasar energi surya di Indonesia sudah cukup besar untuk
menyerap keluaran dari suatu pabrik sel surya berkapasitas hingga 25 MWp
per tahun. Hal ini tentu merupakan peluang besar bagi industri lokal untuk
mengembangkan bisnisnya ke pabrikasi sel surya.

2.4 Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terapung

Apa itu PLTS Terapung?, Modul sel surya PLTS dipasang di atas
kerangka yang dibuat untuk memutar di atas permukan air untuk mengejar
gerakan matahari. Karena sistem PLTS terapung ini dipasang di atas air, tidak
membutuhkan lahan atau hutan luas untuk pemasangnya. Para pengembang
juga mengklaim bahwa sistem PLTS di atas air yang baru itu 35 persen lebih
efisien dariapda sistem di atas lahan, karena modul sel atau panel sel surya
selalu memutar ke arah matahari seperti bunga matahari dan efek pendingin
dalam air mencegah kenaikan temparatur panel tersendiri. Pemasangan
pembangkit listrik tenaga surya terapung di sebuah kolam juga menawarkan
keuntungan lain. Di samping mengurangi penguapan air, PLTS terapung ini
juga dapat mengurangi tumbuhnya algae yang kerap berkembangbiak di
kolam terbuka. Manufaktur dan pengembangan peralatan PLTS adalah sektor
industri menjanjikan untuk masa depan. Sistem PLTS terapung yang dapat
melestarikan lingkungan dan sekaligus mendapat efek energi besar
diharapkan mampu diproduksi secara massal demi kepentingan masyarakat
dan lingkungan, dan menjadi perhatian besar bagi seluruh negara di dunia
yang dapat menyelematkan bumi dari berbagai bentuk polusi dan sekaligus
sistem PLTS ini menjadi pasar dunia. Selama ini mungkin kita hanya sebatas
mengetahui panel surya yang dipasang di atap rumah, jendela, atau bahkan di
sebuah lahan yang luas. Namun ternyata perkembangan pembangkit listrik
tenaga surya di Jepang sudah memasuki tingkatan yang lebih tinggi.

9
Masyarakat Jepang kini tak hanya mengenal panel surya yang dipasang di
atap atau jendela saja, melainkan PLTS yang dipasang di danau alias PLTS
terapung. Tak tanggung-tanggung, bahkan PLTS tersebut diklaim sebagai
PLTS terapung terbesar yang ada di dunia.Kyocera Corporation dan Century
Tokyo Leasing Corporation bekerjasama membangun sebuah perusahaan
patungan bernama Kyocera TCL Solar LLC untuk membangun pembangkit
listrik tenaga surya terapung. Pembangkit listrik tenaga surya terapung
berkapasitas 13,7 Megawatt (MW) tersebut dibangun di Yamakura DAM dan
dikelola oleh Perusahaan Badan Publik Prefektur Chiba di Jepang untuk
layanan air industri.
Proyek pembangkit listrik tenaga surya di Jepang yang terapung tersebut
mulai digarap pada Oktober 2014 lalu saat badan usaha pemerintah ini ingin
mencari perusahaan yang bisa membangun pembangkit listrik tenaga surya
untuk mengurangi dampak lingkungan. PLTS terapung ini terdiri dari 51.000
modul yang dipasang di permukaan air tawar seluas 180.000 meter persegi.

Gambar 6. Data PLTS

Proyek pembangkit listrik tenaga surya terapung ini rencananya akan


diperkenalkan secara resmi tahun 2018 mendatang. Diperkirakan bahwa
pembangkit listrik tenaga surya di Jepang ini mampu menghasilkan sekitar
16.170 megawatt per jam (MWh) per tahun dan kapasitasnya cukup untuk
mengaliri listrik hingga ke 4.970 rumah. Daya yang dihasilkan tersebut juga

10
setara dengan 8.170 ton emisi CO2 per tahun, atau sekitar 19.000 barrel
minyak.Lalu, bagaimana dengan Indonesia? Indonesia sebagai negara
kepulauan dengan luas sebesar 2/3 berupa perairan dan potensi energi surya
yang besar dengan berada posisi di negara tropis dengan iradiasi matahari
rata-rata 4,8 Wh/m2.
Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan listrik
nasional, salah satunya dengan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS)
terapung. Sebagai pilot project pengembangan energi surya di Indonesia
PLTS Terapung ini diharapkan dapat menjadi bahan riset, referensi ataupun
penelitian untuk mengembangkan teknologi serupa di daerah - daerah lain.
Seperti disebutkan diatas, sejauh ini di Asia baru Jepang yang memiliki PLTS
terapung Pembangkit yang dibangun atas kerja sama Kyocera dan Century
Tokyo Leasing, PLTS terapung ini dilaporkan memiliki efisiensi yang lebih
tinggi dibanding PLTS konvensional yang diletakkan di atas atap atau tanah.
Peningkatan efisiensi ini didapat dari penurunan temperatur yang dihasilkan
dari proses pendinginan air yang berada dibawah sel-sel surya ketika terpapar
sinar matahari. Sebelumnya, sebuah perusahaan bernama Liquid Solar Array
juga tengah mengembangkan PLTS berbasis solar concentrator di India.

Di Indonesia sendiri, pemerintah berencana mengembangkan PLTS


terapung di beberapa titik antara lain di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali lalu
di Danau Toba dan Samosir.Korea Environmental Industry dan Technology
Institute (KEITI) berminat membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya
Terapung di perairan Danau Toba berkapasitas 10 Megawatt di Parapat,
Simalungun, Sumatera Utara. Dengan dana investasi awal sedikitnya USD
200 juta siap digelontorkan. Teknologi yang akan digunakan pada PLTS di
Danau Toba dan Nias itu sudah diterapkan di beberapa bendungan di Korea
yang menghasilkan hingga 2 megawatt energi listrik. Bahkan, teknologi itu
juga sudah digunakan untuk berbagai proyek di negara lain seperti Jepang.

11
2.5 Daya Yang Dihasilkan Panel Surya

Panel mengkonversikan tenaga matahari menjadi listrik. Sel silikon


(disebut juga solar cells) yang disinari matahari/surya, membuat photon yang
menghasilkan arus listrik. Sebuah solar cells menghasilkan kurang lebih
tegangan 0.5 Volt. Jadi sebuah panel surya 12 Volt terdiri dari kurang lebih 36
sel (untuk menghasilkan 17 Volt tegangan maksimun).

Instalasi pembangkit listrik dengan tenaga surya membutuhkan


perencanaan mengenai kebutuhan daya:
1. Jumlah Pemakaian
2. Jumlah Solar Panel
3. Jumlah Baterai
Perhitungan keperluan daya (perhitungan daya listrik perangkat dapat
dilihat pada label di belakang perangkat, ataupun dibaca dari manual):
1. Penerangan rumah: 10 lampu CFL @ 15 Watt x 4 jam sehari = 600 Watt
hour.
2. Televisi 21 Inch: @ 100 Watt x 5 jam sehari = 500 Watt hour
3. Kulkas 360 liter: @ 135 Watt x 24 jam x 1/3 (karena compressor kulkas
tidak selalu hidup, umumnya mereka bekerja lebih sering apabila kulkas
lebih sering dibuka pintu) = 1080 Watt hour
4. Komputer: @ 150 Watt x 6 jam = 900 Watt hour
5. Perangkat lainnya = 400 Watt hour
Total kebutuhan daya = 3480 Watt hour
Jumlah solar cells panel yang dibutuhkan, satu panel kita hitung 100 Watt
(perhitungan adalah 5 jam maksimum tenaga surya):
➢ Solar Cells panel: (3480 / 100 / 5) = 7 panel surya.
➢ Baterai 12 Volt dengan masing-masing 100 Ah:
• Kebutuhan baterai minimun (batere hanya digunakan 50% untuk
pemenuhan kebutuhan listrik), dengan demikian kebutuhan daya kita
kalikan 2 x lipat : 3480 x 2 = 6960 Watt hour = 6960 / 12 Volt / 100 Amp
= 6 batere 100 Ah.
• Kebutuhan baterai (dengan pertimbangan dapat melayani kebutuhan 3
hari tanpa sinar matahari) : 3480 x 3 x 2 = 20880 Watt hour =20880 / 12
Volt / 100 Amp = 17 batere 100 Ah.

12
2.6 Pembaharuan Pembangkit Listrik Tenaga Surya
Gratzell Cell
Dye-Sensitized Solar Cell (DSSC) merupakan terobosan baru dalam solar cell
dengan biaya yang relatif lebih murah dibandingkan dengan sel surya konvensional
(silikon). DSSC ini pertama kali ditemukan oleh Michael Gratzel dan Brian
O’Regan.

Gambar 7. Gratzel Cell

Berbeda dengan sel surya konvensional, DSSC merupakan sel surya


fotoelektrokimia sehingga menggunakan elektrolit sebagai medium transport
muatan. Selain elektrolit, DSSC terbagi menjadi beberapa bagian yang terdiri dari
nanopori TiO2, molekul dye yang teradsorpsi di permukaan TiO2, dan katalis yang
semuanya dideposisi diantara dua kaca yang mempunyai sifat sebagai penghantar
panas atau listrik yang baik (konduktif).
Foton (sinar matahari) yang terabsorbsi oleh dye akan mengalami eksitasi
elektron pada dye. Kejadian ini memberikan energy yang cukup kepada
elektron untuk pindah menuju conduction band dari TiO2. Akibatnya elektron
mengalir menuju elektroda,rangkaian listrik sampai counter elektroda.
Elektrolit membawa elektron-elektron kembali ke dye yang berasal dari
counter elektroda.
Dye yang digunakan pada DSSC umumnya berupa dye sintetik Ruthenium
kompleks. Ruthenium kompleks memiliki kemampuan berikatan baik dengan
semikonduktor karena memiliki ikatan carboxylate. Ikatan tersebut
memberikan efek elektron yang mengalir baik tanpa harus melakukan
lompatan dan hambatan dalam proses pengalirannya.

13
2.7 Kelebihan dan Kekurangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya
A. Kelebihan:
a. Panel surya memanfaatkan energi matahari
b. Panel surya mudah dipasang
c. Ramah Lingkungan
d. Panel surya tidak kehilangan banyak efisiensi dalam masa pakai mereka
yang mencapai 20+ tahun.
e. Masa pakainya yang panjang, mecapai 25-30 tahun, menggaransi
penggunanya akan menghemat biaya energi dalam jangka panjang pula.
B. Kekurangan :
a. Panel surya masih relatif mahal,
b. Panel surya masih perlu meningkatkan efisiensi secara signifikan karena
banyak sinar matahari terbuang sia-sia dan berubah menjadi panas.
c. Jika tidak terpasang dengan baik dapat terjadi over-heating pada panel
surya.
d. Panel surya terbuat dari beberapa bahan yang tidak ramah lingkungan.
e. Daur ulang panel surya yang tak terpakai lagi dapat menyebabkan
kerusakan lingkungan jika tidak dilakukan dengan hati-hati

14
BAB III
PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan
Dari data dan fakta yang telah dijabarkan diatas maka penulis memberikan
kesimpulan bahwa penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya ini
sangatlah penting untuk dikembangkan lebih baik lagi. Dan sebagai salah satu
pembangkit listrik yang ramah lingkungan diharapkan PLTS dapat diterapkan
dengan baik oleh pemerintah dan masyarakat mengingat potensinya yang
begitu besar di Indonesia ini.
3.2 Saran
Demikianlah pokok bahasan makalah ini yang dapat kami paparkan, besar
harapan kami makalah ini dapat bermanfaat untuk para pembaca. Karena
keterbatasan pengetahuan dan referensi penulis menyadari makalah ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat
diharapkan agar makalah ini dapat disusun menjadi lebih baik lagi dimasa
yang akan datang.
3.3 Pertanyaan dan Jawaban Diskusi

1. Cahyo Kuncoro Jati:


Apa yang diterima solar cell dari Matahari?
Yang diterima oleh solar cell adalah radiasi yang memiliki spectrum
gelombang elektromagnetik. Radiasi tersebut akan mengakibatkan sel
fotovoltaik mengalami reaksi yang terjadi dalam solar cell yang bersifat
semi konduktor. Semikonduktor akan menjadi penghantar listrik yang baik
senghinga dapat menyalurkan elektron-elektron.

2. As’ad Alamsyah:
Jika tidak terpasang dengan baik dapat terjadi over-heating pada panel
surya, bagaimana proses overheating?
Yang terjadi bila overheating adalah solar cell yang semikonduktor akan
mengalami kerusakan (terbakar) yang mengakibatkan sifat dari solar cell
tersebut tidak berfungsi dengan baik. Maka dari itu dalam pemasangan
pembangkit listrik tenaga surya perlu tingkat ketelitian yang lebih tinggi
sehingga tidak terjadi overheating atau kerusakan lainnya.

3. Bambang Joni Pamilih:


Pemakaian bila lebih dari 20 th apakah Solar cell bisa digunakan?
Semua benda yang memiliki nilai suatu kegunaan suatu saat akan
mencapai batas pakai, artinya benda tersebut akan berkurang nilai

15
kegunaannya bahkan ada yang sampai rusak. Hal ini bila dikaitkan dengan
pemakaian Solar Cell yang kurang lebih memiliki batas pemakaian sekitar
20 th maka funsi dari solar cell tersebut akan berkurang, dalam hal ini juga
tergantung pemakaiannya.

4. Bayu Sektiawan:
Apakah yang perlu diganti apabila disalah satu bagian rusak?
Tergantung yang rusak adalah bagian dari pembangkit listrik yang mana,
bila yang mengalami kerusakan pada kabel maka yang diganti adalah
kabel. Karena pembangkit listrik tenaga surya ini bila salah satu bagian
yang rusak maka dapat diganti di bagian yang rusak tersebut, untuk
penggantian bagian rusak yang paling menyedot dana ialah solar cell (sel
semikonduktor) itu sendiri.

5. Febryano Erta
Apakah efisien jika pemasangan pada curah hujan tinggi?
Pada saat hujan maka pemakaian dari pebangkit listrik tenaga surya ini
sangat tidak efisien, karena sumber energy berasal dari matahari. Di
Indonesia juga memiliki 2 musim yaitu musim kemarau dan musim hujan,
pada saat musim kemarau PLTS ini sangatlah efisien dibandingkan pada
musim hujan, begitu pula sebaliknya pada saat musim hujan maka PLTS
tidak efisien. Maka dari itu untuk menyiasati permasalahan ini, maka pada
saat musim hujan lebih baik jika memakai jenis pemangkit listrik yang
bersumber dari air.

16
DAFTAR PUSTAKA
Augustin dkk. 2013. Solar Cell: Material, Manufacture and Operation. Elsevier.
Oxford
Chen, C. Julian. 2011. Physics of Solar Energy. Jhon Wiley&Sons,Inc. Canada
Suriadi dan Syukri. 2010. Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
Terpadu Menggunakan Sofware PVSYST Pada Komplek Perumahan di Banda
Aceh. Universitas Syiah Kuala. Banda Aceh
Wurfel, Peter. 2005. Physics of Solar Energy: From Principles to New Concepts.
Wiley-VCH Verlag GmbH & Co. KGaA. betz-druck GmbH. Darmstadt

Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral, Admin.
2012. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), (Online).
(http://www.litbang.esdm.go.id/berita/plts-plts), diakses 12 April 2017.
Lubis, Uni. 2015. Jejak Pembangkit Listrik Tenaga Surya di Indonesia, (Online).
(http://www.rappler.com/indonesia/117323-jejak-pembangkit-listrik-tenaga-
surya-di-indonesia), diakses 13 Maret 2017.
Agustinus, Michael. 2016. Ini Alasan PLTS di Indonesia Tak Tahan Lama,
(Online). (https://finance.detik.com/energi/3193423/ini-alasan-plts-di-indonesia-
tak-tahan-lama), diakses 13 Maret 2017.
TGJ LIPI, Tim Penulis. 2003. Prospek PLTS di Indonesia, (Online).
(http://www.energi.lipi.go.id/utama.cgi?artikel&1065977402&11), diakses 13
Maret 2017.
Data Centric Technology, Admin. 2017. Canggih, Jepang Punya Pembangkit
Listrik Tenaga Surya Terapung, (Online). (http://www.dct.co.id/home/artikel/555-
canggih-jepang-punya-pembangkit-listrik-tenaga-surya-terapung.html), diakses 26
Maret 2017.
Ferial. 2016. PLTS Terapung, (Online). (http://ebtke.esdm.go.id/
post/2016/08/04/1304/plts.terapung), diakses 20 Maret 2017.
Solar Surya Indonesia, Admin. 2012. Tenaga Surya. (Online). (http://solarsurya
indonesia.com/tenaga-surya), diakses 27 Maret 2017.

17

Anda mungkin juga menyukai