Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH KIMIA

PEMBANGKIT ENERGI TENAGA SURYA ( PLTS )

OLEH:

MUH.HAIKAL

44223023

JURUSAN TEKNIK MESIN

PRODI TEKNIK PEMBANGKIT ENERGI

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kita Panjatkan ke Hadiran Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya makalah ini dapat tersusun pada waktunya.
Makalah ini membahas tentang Prinsip kerja Generator AC. Namun saya menyadari
bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan,
dan bimbingan orang tua serta masukan materi-materi yang telah saya terima dari
dosen pembimbing pada mata kuliah tersebut, sehingga kendala-kendala yang saya
hadapi biasa teratasi dengan baik. Olehnya itu, saya menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya.
Kritik saran dari makalah ini sangat saya terima, karena dari segi itulah saya dapat
menyempurnakan makalah selanjutnya.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4
A. Latar Belakang........................................................................................................4
B.Maksud dan Tujuan ................................................................................................5
C.Rumusan Masalah …………...………………………………………...
……..5BAB II PEMBAHASAN 6

A. Pembangkit Energi listrik Tenaga Surya.............................................................6


B. Komponen Pembangkit Listrik Tenaga Surya....................................................7
C. Perencanaan Sistem Kebutuhan PLTS.................................................................7
D. Prinsip Kerja Sistem PLTS.................................................................................12
E. Prinsip Kerja dalam proses kimia..................................................................13
F. Menghitung Kebutuhan Sistem PLTS................................................................14
G. Pembagian Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya.....................................16
H. Kelebihan dan kekurangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya.......................17
BAB III PENUTUP...............................................................................................18
Kesimpulan...............................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................20

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia adalah negara tropis yang hanya mengalami dua musim, panas dan
hujan. Matahari akan bersinar sepanjang tahun, meskipun pada musim hujan
intensitasnya berkurang. Kondisi iklim ini menyebabkan matahari dapat menjadi
alternatif sumber energi masa depan di Indonesia. Selain matahari, Indonesia juga
mempunyai cadangan minyak dan gas bumi yang relatif banyak. Sebagian telah
dieksploitasi. Masalahnya minyak dan gas bumi adalah sumber energi yang tidak
terbaharui. Tanpa pemakaian yang bijaksana suatu saat sumber tersebut akan habis.
Selain itu, pembakaran minyak dan gas bumi menimbulkan polusi udara. Ketika isu
lingkungan makin keras disuarakan oleh kelompok 'hijau', sumber energi yang ramah
lingkungan dan terbarui menjadi aset berharga. Apalagi penggunaan energi surya
Indonesia saat ini masih kurang dari 5% total pemakaian energi nasional. kondisi
bumi kita kian lama kian mengenaskan karena tercemarnya lingkungan dari efek
rumah kaca (green house effect) yang menyebabkan global warming, hujan asam,
rusaknya lapisan ozon hingga hilangnya hutan tropis. Semua jenis polusi itu rata-rata
akibat dari penggunaan bahan bakar fosil seperti minyak bumi, uranium, plutonium,
batu bara dan lainnya yang tiada hentinya. Padahal kita tahu bahwa bahan bakar dari
fosil tidak dapat diperbaharui, tidakb seperti bahan bakar non-fosil. Dengan kondisi
yang sudah sedemikian memprihatinkan, gerakan hemat energi sudah merupakan
keharusan di seluruh dunia. Salah satunya dengan hemat bahan bakar dan
menggunakan bahan bakar dari non-fosil yang dapat diperbaharui seperti tenaga
angin, tenaga air, energi panas bumi, tenaga matahari, dan lainnya. Duniapun sudah
mulai merubah tren produksi dan penggunaan bahan bakarnya, dari bahan bakar fosil

4
beralih ke bahan bakar non-fosil, terutama tenaga surya yang tidak terbatas. Sistem
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) akan lebih diminati karena dapat digunakan
untuk keperluan apa saja dan di mana saja: bangunan besar, pabrik, perumahan, dan
lainnya. Selain persediaannya tanpa batas, tenaga surya nyaris tanpa dampak buruk
terhadap lingkungan dibandingkan bahan bakar lainnya. Di negara-negara industri
maju seperti Jepang, Amerika Serikat, dan beberapa negara di Eropa dengan bantuan
subsidi dari pemerintah telah diluncurkan program-program untuk memasyarakatkan
listrik tenaga surya ini. Tidak itu saja di negara-negara sedang berkembang seperti
India, Mongol promosi pemakaian sumber energi yang dapat diperbaharui ini terus
dilakukan. Untuk lebih mengetahui apa itu pembangkit listrik tenaga surya atau kami
singkat dengan PLTS maka dalam tulisan ini akan dijelaskan secara singkat
komponen-komponen yang membentuk PLTS, sistem kelistrikan tenaga surya.

B. Maksud dan Tujuan

Maksud dan Tujuan dari pembuatan Makalah ini adalah:


1). Mengetahui tentang Pembangkit Listrik Tenaga Surya

2). Mengetahui prinsip kerja dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya

C. Rumusan Masalah
Dalam makah ini membahas tentang Pembangkit Listrik Tenaga Surya secara umum
meliputi, Prinsip kerja sitem Pembangkit Listrik Tenaga Surya, Komponen
Pembangkit Listrik Tenaga Surya, Kelebihan Pembangkit Listrik Tenaga Surya,
Pembagian Sistem PLTS.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A.Pembangkit Listrik Tenaga Surya


Sebagian besar kebutuhan listrik di catu melalui jaringan distribusi listrik
(PLN). Konsumen yang membutuhkan harus berada di dekat jaringan listrik atau jika
tidak, maka perlu dibuatkan sambungan tersendiri. Pembangkit Listrik Tenaga Surya
di peruntukkan bagi keperluan di bawah ini:
1. Mencatu Listrik Rumah Tangga bagi konsumen yang tinggal di wilayah dimana
jaringan listrik tidak tersedia: Pedesaan (terpencil), daerah terisolasi, pulau-pulau
terpencil dll.
2. Mencatu Listrik untuk peralatan yang ditempatkan di tempat-tempat terpencil yang
dapat bekerja secara otomatis tanpa operator: TV Repeater, Relay Station dll.
3. Mencatu peralatan (baik di kota maupun di tempat terpencil) yang memerlukan
kualitas dan keandalan supply listrik yang tinggi, baik berfungsi sebagai back up
maupun sebagai tandem dari listrik jaringan Pembangkit Listrik Tenaga Surya
(PLTS), adalah pembangkit yang memanfaatkan sinar matahari sebagai sumber
penghasil listrik. Alat utama untuk menangkap, perubah dan penghasil listrik adalah
Photovoltaic yang disebut secara umum Modul / Panel Solar Cell.
Dengan alat tersebut sinar matahari dirubah menjadi listrik melalui proses
aliran-aliran elektron negatif dan positif didalam cell modul tersebut karena
perbedaan elektron. Hasil dari aliran elektron-elektron akan menjadi listrik DC yang
dapat langsung dimanfatkan untuk mengisi battery / aki sesuai tegangan dan ampere
yang diperlukan. Pembangkit listrik tenaga surya itu konsepnya sederhana. Yaitu
mengubah cahaya matahari menjadi energi listrik. Cahaya matahari merupakan salah
satu bentuk enrgi dari sumber daya alam. Sumber daya alam matahari ini sudah
banyak digunakan untuk memasok daya listrik di satelit komunikasi melalui sel

6
surya. Sel surya ini dapat menghasilkan energi listrik dalam jumlah yang tidak
terbatas langsung diambil dari matahari, tanpa ada bagian yang berputar dan tidak
memerlukan bahan bakar. Sehingga sistem sel surya sering dikatakan bersih dan
ramah lingkungan. Badingkan dengan sebuah generator listrik, ada bagian yang
berputar dan memerlukan bahan bakar untuk dapat menghasilkan listrik. Suaranya
bising. Selain itu gas buang yang dihasilkan dapat menimbulkan efek gas rumah kaca
(green house gas) yang pengaruhnya dapat merusak ekosistem planet bumi kita.
B. Komponen Pembangkit Listrik Tenaga Surya
1. Panel Surya :
Berfungsi merubah cahaya matahari menjadi listrik. Bentuk moduler dari
panel surya memberikan kemudahan pemenuhan kebutuhan pemenuhan listrik untuk
berbagai skala kebutuhan.

komponen utama panel surya adalah modul yang merupakan unit rakitan beberapa sel
surya fotovoltaik. Untuk membuat modul fotovoltaik secara pabrikasi bisa
menggunakan teknologi kristal dan thin film. Modul fotovoltaik kristal dapat dibuat
dengan teknologi yang relatif sederhana, sedangkan untuk membuat sel fotovoltaik
diperlukan teknologi tinggi. Modul fotovoltaik tersusun dari beberapa sel fotovoltaik
yang dihubungkan secara seri dan paralel. Biaya yang dikeluarkan untuk membuat

7
modul sel surya yaitu sebesar 60ari biaya total. Jadi, jika modul sel surya itu bias
diproduksi di dalam negeri berarti akan bisa menghemat biaya pembangunan PLTS.
Untuk itulah, modul pembuatan sel surya di Indonesia tahap pertama adalah membuat
bingkai (frame), kemudian membuat laminasi dengan sel- sel yang masih diimpor.
Jika permintaan pasar banyak maka pembuatan sel dilakukan di dalam negeri. Hal ini
karena teknologi pembuatan sel surya dengan bahan silikon single dan poly cristal
secara teoritis sudah dikuasai. Dalam bidang fotovoltaik yang digunakan pada PLTS,
Indonesia ternyata telah melewati tahapan penelitian dan pengembangan dan
sekarang menuju tahapan pelaksanaan dan instalasi untuk elektrifikasi untuk
pedesaan.
Teknologi ini cukup canggih dan keuntungannya adalah harganya murah,
bersih, mudah dipasang dan dioperasikan dan mudah dirawat. Sedangkan kendala
utama yang dihadapi dalam pengembangan energi surya fotovoltaik adalah investasi
awal yang besar dan harga per kWh listrik yang dibangkitkan relatif tinggi, karena
memerlukan subsistem yang terdiri atas baterai, unit pengatur dan inverter sesuai
dengan kebutuhannya.
2. Controller regulator
Controller regulator adalah alat elektronik pada system Pembangkit Listrik
Tenaga Surya (PLTS). Berfungsi mengatur lalu lintas listrik dari modul surya ke
battery/accu (apabila battery/accu sdh penuh maka listrik dari modul surya tidak akan
dimasukkan ke battery/accu dan sebaliknya), dan dari battery/accu ke beban (apabila
listrik dalam battery/accu tinggal 20-30%, maka listrik ke beban otomatis dimatikan.

8
3. Battrey ACCU
Berfungsi menyimpan arus listrik yang dihasilkan oleh Panel Surya (Solar
Panel) sebelum dimanfaatkan untuk menggerakkan beban. Beban dapat berupa lampu
penerangan atau peralatan elektronik dan peralatan lainnya yang membutuhkan listrik

4. InverterAC
Berfungsi merubah arus DC dari battrey ACCU 12volt menjadi arus AC
bertegangan 220v, arus yang di hasilkan oleh INVERTER sangatlah setabil, sehingga
sudah tidak memerlukan alat setabilizer lagi, serta aman dan berprotexion tinggi.
Sangat flexible dalam penempatan Design Pembangkit Listrik Tenaga Matahari Yang
Praktis dan Flexible

9
C.Kebutuhan Sistem PLTS
Sistem PLTS terdiri dari b Perencanaan eberapa blok meliputi: panel surya,
solar charge controller, baterai, dan inverter. Dibawah ini gambar menunjukkan
digram blok keseluruhan sistem.

Berdasarkan gambar diatas, dapat dijelaskan fungsi masing-masing blok


diagram sebagai berikut: (a) panel Surya adalah komponen PLTS yang fungsinya
merubah cahaya matahari menjadi energi listrik, (b) solar charge controller adalah

10
komponen PLTS yang fungsinya mengatur pengisian arus ke baterai dan mengatur
arus yang diambil dari baterai ke beban, (c) baterai adalah komponen PLTS yang
fungsinya sebagai penyimpan tenaga listrik arus searah (DC) dari tenaga surya
sebelum dimanfaatkan untuk beban, dan (d) inverter adalah komponen PLTS yang
fungsinya mengkonversikan tegangan searah (DC) menjadi tegangan bolak balik
(AC). Pembangkit listrik tenaga surya sangat tergantung kepada sinar matahari, maka
diperlukan perencanaan yang baik. Perencanaan kebutuhan PLTS 10yst dihitung dari
sisi listrik yang dihasilkan panel surya atau dari sisi listrik yang akan dipakai oleh
beban.
Perencanaan dari sisi panel surya akan menghasilkan listrik yang
penggunaannya pada sisi beban harus menyesuaikan listrik yang dihasilkan panel
surya, sedangkan perencanaan dari sisi beban penyesuaian terjadi pada panel surya
maksudnnya panel surya harus mampu menghasilkan listrik sesuai dengan beban
yang terpasang. Perencanaan dari sisi beban langkah awalnya adalah menentukan
jumlah daya yang dibutuhkan dalam pemakaian sehari-hari (wattjam). Karena dengan
menghitung besarnya daya yang dibutuhkan, pihak perencana dapat mempersiapkan
PLTS yang ideal sesuai dengan kebutuhan beban. Setelah mendapat seluruh
kebutuhan daya listrik, selanjutnya perhitungan terhadap jumlah panel surya.
Kemudian adalah menentukan berapa banyak baterai yang digunakan. Untuk
mengetahui berapa daya yang mampu disimpan. Untuk mengetahui berapa banyak
baterai yang digunakan, harus ditentukan berapa daya yang dibutuhkan dalam
pemakaian sehari-hari dan berapa lama PLTS ini digunakan untuk mensuplai beban
tanpa penyinaran matahari. Dengan begitu dapat ditentukan berapa besar kapasitas
dan banyaknya baterai yang dibutuhkan oleh PLTS.
Berikutnya pemilihan Solar Charge Controller (SCC). Beban pada sistem
PLTS mengambil energi dari baterai melalui SCC. Jadi tegangan kerja SCC harus
sama dengan tegangan pada baterai dan SCC harus dapat dilalui arus maksimal
sesuai dengan beban maksimal yang terpasang. Selanjutnya pemilihan inverter.
Spesifikasi inverter harus sesuai dengan SCC yang digunakan. Berdasarkan tegangan

11
11ystem dan perhitungan SCC, maka tegangan masuk (input) dari inverter 12 VDC.
Tegangan keluaran dari inverter yang tersambung ke beban adalah 220 VAC. Arus
yang mengalir melewati inverter juga harus sesuai dengan arus yang melalui SCC.
Perencanaan dari sisi panel surya langkah awalnya adalah menentukan kapasitas
panel surya yang akan dipasang, selanjutnya adalah menentukan beban yang akan
dipasang sesuai dengan kapasitas panel surya yang terpasang, kemudian adalah
menentukan berapa banyak baterai yang digunakan. Untuk mengetahui berapa daya
yang mampu disimpan. Untuk mengetahui berapa banyak baterai yang digunakan,
harus ditentukan berapa daya yang dibutuhkan dalam pemakaian sehari-hari dan
berapa lama PLTS ini digunakan untuk mensuplai beban tanpa penyinaran matahari.
Dengan begitu dapat ditentukan berapa besar kapasitas dan banyaknya baterai yang
dibutuhkan oleh PLTS. Berikutnya pemilihan Solar Charge Controller (SCC). Beban
pada sistem PLTS mengambil energi dari baterai melalui SCC. Jadi tegangan kerja
SCC harus sama dengan tegangan pada baterai dan SCC harus dapat dilalui arus
maksimal sesuai dengan beban maksimal yang terpasang. Selanjutnya pemilihan
inverter. Spesifikasi inverter harus sesuai dengan SCC yang digunakan. Berdasarkan
tegangan 1 lystem dan perhitungan SCC, maka tegangan masuk (input) dari inverter
12 VDC. Tegangan keluaran dari inverter yang tersambung ke beban adalah 220
VAC. Arus yang mengalir melewati inverter juga harus sesuai dengan arus yang
melalui SCC.
D.Prinsip Kerja Sitem PLTS
Menurut Anya P. Damastuti, dalam cahaya matahari terkandung 12ystem
dalam bentuk foton. Pada siang hari modul surya menerima cahaya matahari yang
kemudian diubah menjadi listrik melalui proses fotovoltaik. Ketika foton ini
mengenai permukaan sel surya, 12ystem12e-elektronnya akan tereksitasi dan
menimbulkan aliran listrik. Prinsip ini di kenal sebagai prinsip photoelectric. Sel
surya dapat tereksitasi karena terbuat dari material semikonduktor; yang mengandung
12ystem 12ystem12. Silikon ini terdiri atas dua jenis lapisan sensi tif: lapisan

12
12ystem12e (tipe-n) dan lapisan positif (ti pe-p) Listrik yang dihasilkan oleh modul
dapat langsung disalurkan ke beban ataupun disimpan dalam baterai sebelum
digunakan ke beban: lampu, radio, dll. Pada malam hari, dimana modul surya tidak
menghasilkan listrik, beban sepenuhnya dicatu oleh battery. Demikian pula apabila
hari mendung, dimana modul surya menghasilkan listrik lebih rendah dibandingkan
pada saat matahari benderang. Secara skematis sistem PLTS digambarkan sebagai
berikut:

E. PRINSIP KERJA DALAM PROSES KIMIA


1. Termokimia: Meskipun PLTS tidak melibatkan reaksi termokimia secara
langsung, prinsip-prinsip termokimia seperti energi bebas Gibbs tetap relevan.
Proses konversi energi matahari menjadi energi listrik melalui sel surya
melibatkan perubahan energi yang dapat dijelaskan dengan konsep
termokimia.
2. Kesetimbangan Kimia: Kesetimbangan kimia mungkin tidak menjadi fokus
utama dalam PLTS karena prosesnya lebih bersifat kinetik, tetapi pemahaman

13
konsep kesetimbangan kimia dapat membantu dalam analisis reaksi dan
peningkatan efisiensi PLTS.
3. Redoks dalam PLTS: Reaksi redoks (reduksi-oksidasi) sangat penting
dalam PLTS. Pada sel surya, terjadi oksidasi elektron saat sinar matahari
mengenai bahan semikonduktor seperti silikon. Elektron yang terlepas dari
atom semikonduktor menciptakan arus listrik, sementara ion positif yang
terbentuk selama proses berkontribusi pada reaksi redoks keseluruhan.

( PLTS ) juga bisa melibatkan konversi energi matahari menjadi energi listrik.
Prosesnya dimulai dengan sel surya atau panel surya yang terdiri dari bahan
semikonduktor seperti silikon. Ketika sinar matahari mengenai sel surya, foton dalam
sinar matahari merangsang elektron dalam bahan semikonduktor untuk bergerak,
menciptakan arus listrik.

Secara kimia, reaksi yang terlibat dalam proses ini berkaitan dengan
pemisahan muatan listrik. Elektron yang terlepas dari atom semikonduktor
menciptakan aliran elektron, yang merupakan arus listrik. Hubungan kimianya
terletak pada sifat semikonduktor, di mana foton-foton matahari merangsang elektron
untuk melompat dari tingkat energi yang lebih rendah ke tingkat energi yang lebih
tinggi, menciptakan energi yang dapat digunakan untuk menghasilkan listrik
Dengan demikian, interaksi kimia pada tingkat atom dan elektron dalam
bahan semikonduktor adalah kunci dalam mengubah energi matahari menjadi energi
listrik di PLTS.

14
F. Menghitung Kebutuhan PLTS
Sebagian besar orang selalu menanyakan kapasitas PLTS dengan ukuran
listrik PLN, seperti 450W, 900 W dan seterusnya. Kapasitas terpasang tersebut dalam
PLTS sering disebut sebagai Wp (Watt Peak) yang menunjukkan kapasitas dari
modul surya
pada saat matahari dalam kondisi terik/puncak. Kapasitas modul surya yang tersedia
sangat banyak: 10 Wp, 30 Wp, 40 Wp. 50 Wp, 65 Wp. 70 Wp, 80 Wp, 100 Wp, 125
Wp. 150 Wp, dan 160 Wp.
Untuk menghitung berapa PLTS yang dibutuhkan, dapat diikuti tahapan sebagai
berikut:
a. Modul surya akan menghasilkan listrik sesuai dengan tingkat radiasi matahari
yang diterimanya. Tingkat radiasi ini berbeda dari satu tempat ke lainnya,
dipengaruhi oleh letak lokasi dari khatulistiwa (latitude), ketinggian dari
permukaan laut (altitude), awan, tingkat polusi, kelembaban, dan suhu.
Namun demikian untuk memudahkan, di Indonesia dapat dipakai patokan I
modul surya kapasitas 50Wp dapat menghasilkan listrik sebesar 150 Wh
(Watt hour atau WattJam) per hari.
b Untuk menghitung berapa listrik yang akan diperlukan untuk mengoperasikan
peralatan elektronik (Wh), kalikan Watt (AC ataupun DC) peralatan dengan
lamanya (Jam) peralatan tersebut akan dipakai setiap hari (kumulaíf). Misal,
jika 1 buah lampu 10 watt, ingin dinyalakan dalam satu hari kumulatif selama
15 jam, maka akan dibutuhkan listrik sebanyak 10 Watt x 1 buah x 15 Jam =
150 Wh (Watt Jam-Watt Hour). Masukkan peralatan lainnya dalam gambar
tabel berikut:

15
C, Maka akan dibutuhkan PLTS sebesar: 270 Wh 150 Wh 1.8 buah,
dibulatkan menjadi 2 buah PLTS dengan modul surya @ 50 Wp.
G. Pembagian Sistem PLTS
Pembagian sistem PLTS Secara garis besar sistem kelistrikan tenaga surya dapat
dibagi menjadi:
a. Sistem Terintegrasi
Sistem ini dapat diterangkan secara visual, listrik yang dihasilkan oleh array
dirubah menjadi listrik AC melalui power conditioner, lalu dialirkan ke AC load. AC
load disini dapat berupa listrik yang diperlukan di perumahan atau kantor. Yang
menjadi ciri utama dari sistem ini adalah dihubungkannya AC load ke jaringan
distribusi listrik yang dimiliki oleh perusahaan listrik. Jadi apabila listrik yang
dihasilkan oleh solar panel cukup banyak melebihi yang dibutuhkan oleh AC load
maka listrik tersebut dapat dialirkan ke jaringan distribusi yang ada. Sebaliknya
apabila listrik yang dihasilkan solar panel sedikit kurang dari kebutuhan ac load maka
kekurangan itu dapat diambil dari listrik yang dihasilkan perusahaan listrik. Hal ini di
banyak negara-negara industri maju secara peraturan telah memungkinkan.
b. System indenpendensi
Selain sistem terintegrasi yang diterangkan diatas terdapat pula sistem
independensi yang merupakan sistem yang selama ini banyak dipakai. Contoh dari
sistem yang dihubungkan dengan de load adalah pembangkit listrik untuk peralatan

16
komunikasi. Misalnya peralatan komunikasi yang dipasang dipegunungan.
Sedangkan yang dihubungakan dengan AC load adalah system pembangkit listrik
untuk pulau-pulau yang terpencil.dalam sistem ini, battery memainkan peranan yang
sangat vital. Bila ada kelebihan listrik yang dihasilkan, misalnya pada siang hari,
listrik ini disimpan di battery. Dan pada malam hari listrik yang disimpan ini
dialirkan ke load.
H. Kelebihan dan Kekurangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya
a. Kelebihan Energi Surya
➤ Tersedia bebas dan dapat diperoleh secara gratis di alam.
➤ Persediaan energi surya hampir tak terbatas, yang bersumber dari matahari
(surya).
➤ Tanpa polusi dan emisi gas rumah kaca sehingga dapat mengurangi pemanasan
global.
➤ Dapat dibangun di daerah terpencil karena tidak memerlukan transmisi energi
maupun transportasi sumber energi.
b. Kekurangan Energi Surya
➤ Secara umum membutuhkan investasi awal yang besar (mahal).
Untuk mencapai efisiensi rata-rata yang tinggi, pada umumnya tipe sel surya
memerlukan permukaan areal yang luas. Oleh karenanya anda seringkali
menjumpai panel-panel fotovoltaik berbentuk persegi empat yang menyerupai
lembaran papan kayu lapis.
➤ Efisiensi sel surya sangat dipengaruhi oleh polusi udara dan kondisi cuaca.
➤ Sel surya hanya mampu membangkitkan energi sepanjang siang hari saja.
➤ Pembuatan sel surya masih mahal.
Karena berbagai kekurangan tersebut, kemampuan sel surya dalam menghasilkan
tenaga listrik belum dapat mencapai efisiensi tertinggi. Tambahan pula sel-sel surya
tersebut jika belum dapat diproduksi sendiri maka harus diadakan dengan cara impor.

17
Maka pemanfaatannya menjadi lebih mahal dibandingkan dengan pemanfaatan energi
fosil (minyak, gas dan batubara). Saat ini biaya energi surya diperkirakan mencapai
dua kali lipat biaya energi fosil.

18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembangkit listrik tenaga surya itu konsepnya sederhana. Yaitu mengubah
cahaya matahari menjadi energi listrik. Cahaya matahari merupakan salah satu bentuk
energi dari sumber daya alam. Sumber daya alam matahari ini sudah banyak
digunakan untuk memasok daya listrik di satelit komunikasi melalui sel surya.
Selain daripada itu Pembangkit Listrik Tenaga Surya atau (PLTS), juga
terlibat dalam proses kimia dengan melalui konversi energi matahari menjadi energi
listrik melalui sel-sel surya. Sel surya mengandung bahan semikonduktor seperti
silikon yang memiliki sifat kimia khusus, dan dapat dikatakan bersih dan ramah
lingkungan.

19
DAFTAR PUSTAKA

http://punyahamdy.blogspot.com/2010/01/pemanfaatan-pembangkit-listrik-
tenaga.html
http://levinhalim308.wordpress.com/artikel-keprofesian-2/
http://blogodril.com/energi/energi-surya-keuntungan-kerugian-dan-potensi-nya-di-
di-indonesia-6
http://rhazio.wordpress.com/2007/09/12/pembangkit-listrik-tenaga-surya/
http://levinhalim308.wordpress.com/artikel-keprofesian-2/

20

Anda mungkin juga menyukai