Anda di halaman 1dari 14

Pentingnya Wawasan Terhadap Beragam Pembangkit Tenaga Listrik dan

Pemanfaatan Listrik dalam Kehidupan

MAKALAH
Untuk memenuhi matakuliah Bahasa Indonesia Keilmuan
Yang ibina oleh Bapak Didin Widyartono, S.S., S.Pd., M.Pd.

oleh
Maqhrisa Rusma
150534600989

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
Nopember 2016

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI............................................................................................... i
DAFTAR GAMBAR.................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................... 2
1.3 Tujuan............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pembangkit Tenaga Listrik............................................................ 3
2.2 Beragam Sumber Energi Pembangkit Tenaga Listrik.................... 4
2.3 Sistem kerja dari beragam pembangkit tenaga listrik..................... 8
2.4 Pemanfaatan Listrik dalam Kehidupan Sehari-hari....................... 12
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.................................................................................... 15
3.2 Saran.............................................................................................. 15
DAFTAR RUJUKAN................................................................................. 16
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Fotokopi Buku Pembangkit Tenaga Listrik
Lampiran 2. Fotokopi Buku Rangkaian Listrik
Lampiran 3. Fotokopi Buku Pengantar Teknik Tenaga Listrik
Lampiran 4. Fotokopi Buku Teknik Pembangkit Tenaga Listrik 1 dan 2
Lampiran 5. Fotokopi Buku Dasar Pembangkit dan Pengukuran
Lampiran 6. Jurnal Metode Pengaturan Penggunaan Tenaga Listrik
Lampiran 7. Jurnal Implementasi Thunderstorm Algorithm
Lampiran 8. Jurnal Energi dan Dampaknya Terhadap Lingkungan

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
1.1 Data Statistik Perkembangan Pendistribusian Listrik ............................. 1
2.1 Skematis Prinsip Penyediaan Tenaga Listrik............................................ 4
2.2 Pembangkit Listrik Tenaga Air................................................................ 5
2.3 Pembangkit Listrik Tenaga Uap............................................................... 5
2.4 Pembangkit Listrik Tenaga Diesel............................................................ 6
2.5 Pembangkit Listrik Tenaga Gas............................................................... 6
2.6 Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap................................................. 7
2.7 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi................................................... 7
2.8 Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir........................................................... 8
2.9 Proses Konversi Energi dalam PLTA....................................................... 9
3.0 Proses Konversi Energi dalam PLTU....................................................... 10
3.1 Proses Konversi Energi dalam PLTD....................................................... 10
3.2 Proses Konversi Energi dalam PLTGU.................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring dengan perkembangan zaman dimana semakin berkembang pula kehidupan manusia.
Khususnya pada era modern saat ini dimana dalam setiap aktivitas yang dilakukan diperlukan
sumber energi yang bersumber dari alam untuk menyokong kehidupan manusia. Salah satu dari
meningkatnya kebutuhan sumber daya alam ialah sumber energi listrik.

Gambar 1.1 Data Statistik Perkembangan Pendistribusian Listik dari setiap Provinsi
Sumber: https://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1862

Berdasarkan salah satu data dari Badan Pusat Statistik, dapat disimpulkan dimana setiap tahun
dari setiap provinsi di Indonesia khususnya, selalu mengalami kenaikan penggunaan sumber
energi listrik dari pengamatan beberapa tahun terakhir. Oleh karena itu pentingnya bagi kita
memahami darimana sumber energi listrik yang telah kita gunakan agar dapat memanfaatkan
listrik sebagaimana mestinya. Karena pada dasarnya pertambahan penggunaan listrik setiap
tahunnya khususnya di Indonesia dikarenakan penggunaan terhadap barang elektronik seperti
telpon genggam serta kebutuhan listrik lainnya.
Kebutuhan terhadap pasokan sumber energi listrik yang begitu besar membuat pemerintah
beserta ilmuwan berusaha menemukan solusi. sehingga sumber energi listrik yang masih
digunakan tidak serta merta bersumber dari minyak.
Karena sumber minyak merupakan sumber daya alam yang diperlukan waktu lama untuk
dapat diperbaharui kembali. Kemudian agar pemadaman bergilir yang sering terjadi diwilayah
Indonesia dapat diminimalisir dengan pemanfaatan listrik yang baik bagi setiap masyarakat
khususnya di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


1 Apa pengertian dari pembangkit tenaga listrik?
2 Apa saja sumber dari pembangkit tenaga listrik?
3 Bagaimana proses dari beragam sumber pembangkit tenaga listrik?
4 Bagaimana pemanfaatan listrik seharusnya dalam kehidupan sehari-hari?

1.3 Tujuan
1 Makalah ini dimaksudkan agar menambah wawasan bagi pembaca khususnya penulis
2 Makalah ini dimaksudkan agar dalam kehidupan sehari-hari kita mampu memanfaatkan
penggunaan listrik sebagaimana mestinya
3 Makalah ini dimaksudkan agar kiranya dalam diri kita menyadari akan pentingnya terhadap
peduli lingkungan

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pembangkit Tenaga Listrik
Setiap hari yang sering kita gunakan salah satunya merupakan energi listrik. Hal itu
digunakan baik dalam penerangan ruangan, sumber energi dari beberapa alat elektronik rumah
tangga termasuk telepon genggam pintar yang kita miliki. Sebelum membahas maksud dari
pembangkit tenaga listrik akan jauh lebih baik jika kita memahami bagaimana maksud dari
muatan listrik.
Muatan listrik didefinisikan sebagai gaya yang bekerja pada muatan. Berdasarkan percobaan
gaya bergantung pada muatan, kedudukan relatifnya dan kecepatannya. Apabila gaya yang
timbul karena adanya suatu kedudukan muatan maka disebut gaya listrik serta
apabila disebabkan oleh kecepatan muatan maka disebut dengan gaya magnet. Segala gejala
listrik dan magnet yang menarik dalam teknik elektro dapat dijelaskan dengan gaya-gaya antar
muatan (Budiono, 1995:1).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa listrik merupakan suatu muatan-muatan bergantung pada
kedudukan relatifnya serta kecepatan yang dimiliki akibat adanya gaya listrik dan gaya magnet.
Pada dasarnya setiap energi listrik dapat dirubah menjadi energi panas, energi mekanik serta
energi lainnya. Sehingga energi listrik sangat diperlukan untuk membantu manusia dalam
aktivitas dan sumber tenaga bagi peralatan elektroniknya.
Kini tenaga listrik merupakan landasan bagi kehidupan era modern dan perlu tersedianya
dalam jumlah dan mutu yang cukup. sebagai syarat bagi suatu masyarakat yang memiliki taraf
kehidupan yang baik dan perkembangan industri yang maju. Produksi dilakukan untuk
pembangkitan berupa produksi tenaga listrik yang dilakukan dalam pusat tenaga listrik dengan
menggunakan penggerak mula dan generator. Selesai produksi dilakukan
penyaluran yang memindahkan tenaga listrik dari pusat tenaga listrik secara besar-besaran ke
gardu induk. Gardu induk terletak berdekatan dengan suatu pusat pemakaian berupa kota atau
industri besar. Kemudian dari gardu induk didistribusikan ke gardu distribusi dan ke para
pengguna atau konsumen (Abdul, 1996:3).
Gambar 2.1 Skematis Prinsip Penyediaan Tenaga Listrik
Sumber: Buku Pembangkit Tenaga Listrik, 1996
Pembangkit listrik merupakan suatu alat yang berskala besar untuk dapat memproduksi dan
membangkitkan energi listrik yang kemudian dapat disalurkan dan digunakan masyarakat.
Produksi dan pembangkitan energi listrik diperlukan suatu sumber. Sumber tersebut digunakan
sebagai tenaga pembangkitnya seperti tenaga air (PLTA), tenaga uap (PLTU), tenaga diesel
(PLTD), tenaga gas (PLTG), tenaga panas bumi (PLTP) serta tenaga nuklir (PLTN).

2.2 Beragam Sumber Energi Pembangkit Tenaga Listrik


2.2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
Sebagaimana yang tertulis pada kalimat diatas bahwa pembangkit jenis ini bersumber dari
tenaga air. Secara umum yang menjadi sumber energi ketika aliran air mengalir dan jatuh dari
ketinggian sekian yang peristiwa tersebut menjadi suatu energi potensial yang akan mampu
menggerakkan turbin air hingga kemudian pergerakkan turbin air mampu membangkitkan energi
listrik. Hal tersebut dikarenakan pergerakkan turbin air mampu memutar generator yang menjadi
mesin utama dalam pembangkitan energi listrik.

Gambar 2.2 Gambar pembangkit listrik tenaga air


Sumber: https://www.google.com
2.2.2 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
Menurut Djiteng Marsudi (2005:100) dalam PLTU, energi primer yang dikonversikan
menjadi eenrgi listrik adalah bahan bakar.bahan bakar yang dapat digunakan dapat berupa
(padat), minyak (cair), atau gas. Ada kalanya PLTU menggunakan kombinasi beberapa macam
bahan bakar. Sehingga berdasarkan uraian diatas kita dapat mengetahui pada PLTU
menggunakan uap hasil pembakaran bahan bakar yang digunakan untuk dapat menggerakkan
turbin yang ada pada PLTU.
Gambar 2.3 Gambar pembangkit listrik tenaga uap
Sumber: https://www.google.com
2.2.3 Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD)
Sebagaimana dengan namanya yaitu PLTD yang berarti pembangkit listrik tenaga diesel.
PLTD merupakan salah satu jenis dari pembangkit. Sumber pembangkitnya berupa diesel.
Namun PLTD biasanya digunakan untuk menyalakan listrik di daerah baru. Apabila di daerah
tersebut makin berkembang dan penyediaan tenaga listrik maka PLTD menjadi kurang
ekonomis.

Gambar 2.4 Gambar pembangkit listrik tenaga diesel


Sumber: https://www.google.com
2.2.4 Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG)
Sumber pembangkit tenaga listrik ini berupa gas alam yang dicampurkan dengan bahan
bakar serta udara yang dinaikkan 13 kg/cm2. Sehingga sumber pembangkit pada PLTG masih
harus melalui beberapa proses. Perlunya diperhatikan bahwa semua bagian tersebut kemudian
akan dibakar melalui proses pembakaran untuk dapat menggerakkan generator.
Gambar 2.5 Gambar pembangkit listrik tenaga gas
Sumber: https://www.google.com

2.2.5 Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTGU)


Menurut Djiteng Marsudi (2005:116) PLTGU merupakan kombinasi dari PLTG dan PLTU.
Gas buang dari PLTG yang umumnya mempunyai auhu diatas 400ºC, dimanfaatkan (dialirkan)
ke dalam ketel uap PLTU untuk menghasilkan uap penggerak turbin uap. Sehingga melalui hal
tersebut pembangkit jenis ini menggunakan kombinasi sumber pembangkit berupa uap dan gas.

Gambar 2.6 Gambar pembangkit listrik tenaga gas dan uap


Sumber: https://www.google.com
2.2.6 Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTP)
Menurut Djiteng Marsudi (2005:119) PLTP sesungguhnya adalah sebuah PLTU, hanya saja
uapnya didapat dari perut bumi. Oleh karena itu, PLTP umumnya terletak di pegunungan dan di
dekat dengan gunung berapi. Sesuai dengan namanya, yaitu PLTP yang berarti pembangkit
listrik tenaga panas bumi.
Gambar 2.7 Gambar pembangkit listrik tenaga panas bumi
Sumber: https://www.google.com

2.2.7 Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTN)


Menurut Djiteng Marsudi (2005:129) PLTN pada dasarnya sama dengan PLTU. Namu jika
ruang bakar pada PLTU diganti dengan reaktor nuklir yang menghasilkan panas maka dalam
reaktor nuklir terjadi proses fisi. Hal tersebut berupa proses dimana bahan bakar nuklir uranium
mengalami fisi menjadi unsur-unsur lain. Pada proses fisi ini, timbul panas yang digunakan
untuk menghasilkan uap.

Gambar 2.8 Gambar pembangkit listrik tenaga nuklir


Sumber: https://www.google.com

2.3 Sistem kerja dari beragam pembangkit tenaga listrik


2.3.1 Sistem kerja PLTA
Memanfaatkan air yang mengalir pada sungai di daerah pegunungan merupakan hal yang
dilakukan agar didapatkan potensi tenaga air. Hal kemudian perlu membendung sungai tersebut
yang airnya akan disalurkan ke bangunan PLTA. Membendung sungai dengan kolam tando
dilakukan proses agar aliran sungai terbendung dengan bendungan besar. Sehingga terjadi
penimbunan air sehingga terjadi kolam tando. Penimbunan air di kolam tando selanjutnya air di
kolam tando dialirkan ke bangunan air PLTA.
Adanya penimbunan terlebih dahulu pada kolam tando akan memberikan dua manfaat
sekalipun musim hujan dan musim kemarau. Ketika musim hujan debit air sungai besarnya akan
melibihi kapasitas penyaluran air bangunan PLTA. Sehingga air dapat ditampung di kolam
tando. Sementara pada musim kemarau ketika air yang mengalir kepasitasnya kurang maka akan
dialirkan air yang terdapat di kolam tando.
Sehingga selisih kekurangan air ini dapat di atasi dengan mengambil air dari timbunan pada
kolam tando. Inilah salah satu keuntungan menggunakan PLTA bendungan kolam tando.
Bendungan kolam tando dapat digunakan sekalipun musim hujan dan musim kemarau (Marsudi,
2005:88).

Gambar 2.9 Proses konversi energi dalam PLTA


Sumber: Buku Pembangkit Energi Listrik, 2005
Berdasarkan gambar di atas dapat disimpulkan bahwa melalui potensi tenaga air yang
mengalir akan diubah menjadi tenaga mekanik dalam turbin air yang mampu memutar generator
yang akan menghasilkan tenaga listrik.
2.3.2 Sistem kerja PLTU
Sistem kerja dari PLTU memiliki beberapa proses perubahan bentuk energi. Energi utama
yang dirubah menjadi energi listrik berupa bahan bakar. Bahan bakar yang digunakan dapat
berupa batubara, minyak atau gas. Terkadang PLTU mengkombinasikan beberapa bahan bakar.
Perubahan energi yang berlangsung pada tingkat awal berlangsung dalam PLTU. Proses
dimana energi utama dirubah menjadi energi panas. Hal tersebut didapatkan melalui pembakaran
di ruang pembakaran pada PLTU. Energi panas yang didapatkan kemudian dipindahkan ke
dalam air yang terdapat dalam pipa ketel untuk menghasilkan uap yang dikumpulkan dalam
drum dari ketel. Melalui proses tersebut akan didapatkan uap yang kemudian dialirkan ke turbin
uap.

Gambar 3.0 Pembangkit listrik tenaga uap


Sumber: https://www.google.com
Setelah sampai pada turbin uap maka energi akan dirubah menjadi energi mekanis
penggerak generator. Kemudian akan diubah kembali menjadi energi listrik dari energi mekanik.
Hinggga didapat hasil berupa energi listrik (Marsudi, 2005:100).
2.3.3 Sistem Kerja PLTD
Pada dasarnya PLTD digunakan untuk membangkitkan listrik pada daerah baru. Namun
apabila telah melebihi 100 MW maka penyediaan tenaga listrik menggunakan PLTD tidak begitu
ekonomis. Hal tersebut menjadikan PLTD hanya mampu sebagai pembangkit listrik awal pada
suatu daerah baru.

Gambar 3.1 Pembangkit listrik tenaga diesel


Sumber: https://www.google.com
Terdapat dua jenis prinsip kerja mesin diesel. Mesin diesel 4 langkah dan mesin diesel 2
langkah. Sebagaimana mesin diesel 2 langkah dengan dimensi dan jumlah putaran tiap detik
sama dibandingkan dengan mesin 4 langkah dapat menghasilkan daya 2 kali lebih besar. Hal
tersebut dikarenakan pada mesin 2 langkah terdapat 1 kali langkah tenaga untuk setiap 1 putaran.
Sementara pada mesin diesel 4 langkah, langkah tenaga terjadi 1 kali setiap 2 putaran (Marsudi,
2005:121).
Sehingga dapat diketahui bahwa PLTD merupakan pembangkit listrik yang pembangkitnya
berupa mesin diesel sebagai energi utama juga berasal dari bahan bakar. Mesin diesel yang
merupakan peralatan utama memiliki kegunaan menghasilkan energi mekanis yang dapat
menggerakkan atau memutar motor generator. Sehingga dapat dihasilkan tenaga listrik.
2.3.4 Sistem Kerja PLTG
Pada pusat listrik tenaga gas, energi utama berasal dari gas alam, bahan bakar dan udara
yang dinaikkan tekanannya menjadi 13 kg/cm2. Ketika udara dimasukkan ke kompresor untuk
dinaikkan tekanannya. Kemudian dialirkan untuk dilakukan pembakaran pada ruang
pembakaran. Udara yang telah dinaikkan tekanannnya tadi dibakar dengan bahan bakar. Apabila
menggunakan bahan bakar gas maka dapat langsung dicampurkan.
Apabila tidak menggunakan bahan bakar gas seperti bahan bakar minyak maka harus
dijadikan kabut terlebih dahulu kemudian baru dicampurkan untuk dibakar. Teknik dalam
mencampur bahan bakar dengan udara sangat mempengaruhi efisiensi pembakaran. Hasil
pembakaran akan didapat bersuhu tinggi dengan nilai tekanan yang telah dinaikkan 13 kg/cm2.
Hasil tersebut akan dialirkan menuju turbin untuk disemprotkan kepada sudu-sudu turbin
sehingga akan dilakukan pengubahan energi. Pengubahan energi mekanik dalam turbin
penggerak generator hingga menghasilkan energi listrik (Marsudi, 2005:114).
2.3.5 Sistem Kerja PLTGU
Pembangkit ini menggunakan dua perpaduan antara gas dan uap. Sehingga pada sistem
kerjanya menggunakan prinsip PLTG dan PLTU. Gas sisa pada PLTG akan digunakan kembali
melalui pipa ketel uap yang akan dilakukan sistem kerja PLTU kembali sehingga didapat energi
untuk menggerakkan generator yang dapat menghasilkan energi listrik.

Gambar 3.2 Pembangkit listrik tenaga gas dan uap


Sumber: https://www.google.com
2.3.6 Sistem Kerja PLTP
Menurut H. Supari Muslim (2008:11) “pusat listrik tenaga panas bumi merupakan
pembangkit yang tidak memiliki ketel uap karena uap sebagai penggerak turbin uap berasal dari
dalam bumi”. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem kerja yang digunakan pada PLTP
hampir sama dengan PLTU hanya berbeda dari sumber energi yang mana pada PLTP digunakan
panas bumi. Sehingga bentuk dari PLTP hanya berbeda pada struktur tempat bagian uap.
2.3.7 Sistem Kerja PLTN
Marsudi (2005:129) “PLTN pada dasarnya sama dengan PLTU hanya saja ruang bakar pada
PLTU diganti dengan reaktor nuklir yang menghasilkan panas”. Dapat diketahui bahwa proses
kerja dari PLTN dimana hasil panas dari reaktor nuklir melalui proses fisi yang berubah menjadi
unsur-unsur lain. Hasil tersebut menjadikan timbul panas dan berubah menjadi uap.
2.4 Pemanfaatan listrik dalam kehidupan sehari-hari
Pada dasarnya banyak hal yang dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari melalui
pemanfaatan listrik. Menurut H. Supari Muslim (2008:236) “energi listrik yang dibangkitkan
tidak dapat disimpan, melainkan langsung habis digunakan oleh konsumen. Oleh karena itu,
daya yang dibangkitkan harus selalu sama dengan daya yang digunakan oleh konsumen, maka
hal ini akan ditandai oleh turunnya frekuensi dalam sistem. Sebaliknya, apabila pembangkitan
daya lebih besar daripada kebutuhan konsumen, maka frekuensi sistem akan naik.
Menurut Agung Nugroho (2006:48) “Pengaturan pemakaian energi listrik pada dasarnya
adalah suatu kegiatan masyarakat pelanggan listrik untuk mengubah perilaku agar menggunakan
tenaga listrik secara efisien, baik besaran maupun waktunya. Sehingga dapat memberikan
manfaat bagi pelanggan itu sendiri, perusahaan listrik, maupun masyarakat pengguna tenaga
listrik pada umumnya”. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengaturan penggunaan listrik
memiliki manfaat diantaranya mengurangi biaya bahan bakar, menunda pembangkitan
pembangkit listrik serta dapat menjaga pasokan energi listrik.
Menurut I Made Astra (2010:132) “Untuk memenuhi kebutuhan energi di kota metropolitan
biasanya dibangun pembangkit-pembangkit listrik dengan berbagai sumber penggerak turbinnya
seperti PLTN, PLTU, PLTD, PLTA. Sementara PLTU biasanya menggunakan batubara untuk
menghasilkan uap penggerak turbin. Demikian pula PLTD menggunakan bahan bakar fosil
sebagai penggerak turbinnya. Keduanya ini menghasilkan gas buang yang dilepas ke udara,
demikian pula residu yang dibuang ke lingkungan”. Sehingga penting bagi kita masyarakat untuk
dapat memanfaatkan listrik sebaik dan efisien mungkin.
Menurut Arif Nur Afandi (2016:1) “Saat ini, operasi sistem tenaga listrik juga dibatasi oleh
proteksi lingkungan sebagai upaya untuk mengendalikan tingkat produksi polusi yang dihasilkan
oleh thermal power plants yang menggu-nakan bahan bakar fosil. Upaya pengenda-lian polusi
ini dilakukan dengan tujuan untuk menekan polusi-polusi di udara, terutama yang disebabkan
oleh berbagai material gas”.
Perlunya pertimbangan umum pada penggunaan tenaga listrik. Pada awalnya tenaga listrik
untuk rumah tangga hanya digunakan secara terbatas untuk penerangan saja. Seiring waktu dan
kemudahan yang diberikan maka perlahan terbukanya kemungkinan-kemungkinan pemnfaatan
penggunaan lain yang mendorong rumah tangga menggunakan tenaga listrik. Sebagaimana pada
peralatan rumah tangga sekarang seperti setrika, telivisi, pengisap debu, pemanggang roti hingga
lainnya menggunakan tenaga listrik. Sehingga melihat kondisi sekarang perlu bagi kita untuk
memanfaatkan listrik dengan baik dan efisien (Kadir, 1980:330).
Perlunya dipahami terkait tegangan arus serah dan arus bolak-balik yang ada dikehidupan
sehari-hari. Beberapa peralatan elektronik menggunakan arus bolak-balik. Ternasuk pada trafo
yang digunakan di kawasan lingkungan kita. Sebagai masyarakat perlu memahami sumber
tegangan tinggi arus bolak-balik yang sering berkaitan dalam pemnfaatan energi listrik
kehidupan (Abduh, 2001:8)

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pembangkit listrik merupakan suatu alat yang berskala besar untuk dapat memproduksi dan
membangkitkan energi listrik yang kemudian dapat disalurkan dan digunakan
masyarakat. Beragam pembangkit listrik yang dapat membangkitkan sumber energi diantaranya
PLTA, PLTU, PTLD, PLTG, PLTGU, PLTP, dan PLTN. Setiap pembangkit tersebut memiliki
sistem kerjanya masing-masing. Terdapat beberapa prinsip yang hampir sama dalam kerjanya.
Pada PLTU dan PLTN yang hanya berbeda pada satu bagian yang menggunakan reaktor nuklir
dan yang lain menggunakan uap. Namun ada pula yang sistem kerjanya menggunakan perpaduan
seperti PLTGU.
Ketika telah mengetahui dan memahami secara sederhana mengenai beragam pembangkit
tentu perlunya pemahaman terhadap pemnfaatan tenaga listrik yang baik dan efisien. Terutama
bagi konsumen rumah tangga perlu dalam menghemat serta memnfaatkan dengan efisien karena
hal tersebut merupakan bagian dari peduli lingkungan. Karena banyak hal yang akan dirugikan
apabila konsumen tidak menggunakan dengan baik serta efisien. Salah satu keuntungan yang
didapat saat terjadi penghematan energi listrik maka pembangkitan pembangkit listrik tidak perlu
dilakukan, mengurangi penggunaan bahan bakar yang juga berdampak kurang baik tubuh
manusia.
3.2 Saran
Demikianlah makalah mengenai Pentingnya Wawasan Terhadap Beragam Pembangkit
Tenaga Listrik dan Pemanfaatan Listrik dalam Kehidupan yang menjadi bahasan dalam makalah
ini. Semoga dapat bermanfaat dan menambah wawasan pengetahuan bagi pembaca khususnya
penulis. Mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam kepenulisan, kata dan kalimat yang
kurang dimengerti. Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran agar kedepannya makalah
ini dapat memperbaiki segala kesalahan dan kekurangan.

DAFTAR RUJUKAN

1. Kadir, A. 1980. “Pengantar Teknik Tenaga Listrik”. Jakarta. Penerbit: LP3ES.


2. Mismail, B. 1995. “Rangkaian Listrik”. Bandung. Penerbit: ITB.
3. Marsudi, D. 2005. “Pembangkitan Energi Listrik”. Jakarta. Penerbit: Erlangga.
4. Kadir, A. 2010. “Pembangkit Tenaga Listrik”. Jakarta. Penerbit: UI-Press
5. Supari, M. 2008. “Teknik Pembangkit Tenaga Listrik”. Jakarta. Penerbit: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
6. Supari, M. 2008. “Teknik Pembangkit Tenaga Listrik Jilid 2”. Jakarta. Penerbit: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
7. Nugroho, Agung. "Metode Pengaturan Penggunaan Tenaga Listrik Dalam Upaya Penghematan
Bahan Bakar Pembangkit Dan Energi." TRANSMISI 8.1 (2006): 45-51.
8. Astra, I. Made. "Energi dan Dampaknya Terhadap Lingkungan". Jurnal Meteorologi dan
Geofisika 11.2 (2010).
9. Afandi, A.N."Implementasi Thunderstorm Algorithm untuk Minimasi Dinamika Produksi Polusi
pada Pembangkit Termal Tenaga Listrik”. Jurnal TEKNO 25 (2016).
10. Abduh, S. 2001. Dasar Pembangkit dan Pengukuran Teknik Tegangan Tinggi. Jakarta. Penerbit:
Salemba Teknika.
11. BPS.2016.Data Statistik Perkembangan Pendistribusian Listik dari setiap
Provinsi. https://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1862. Diakses pada 19 Oktober 2016

Anda mungkin juga menyukai