Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH PEMBANGKIT ENERGI LISTRIK

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Pembangkit Energi Listrik


Dibimbing Oleh Bapak Oky Supriyadi S.T .,M.T.

DISUSUN OLEH:
ADITYA NUGROHO (171010100482)

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PAMULANG
2021

1
Abstrak
Energi listrik merupakan salah kebutuhan masyarakat modern yang sangat
penting dan vital. Ketiadaan energi listrik akan sangat mengganggu
keberlangsungan aktivitas manusia. Oleh karena itu kesinambungan dan
ketersediaan energi listrik perlu dipertahankan. Bagi masyarakat yang tinggal di
daerah perkotaan dan sekitarnya, energi listrik tidaklah menjadi masalah. Karena
energi listrik yang disediakan oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) telah tersedia
di kawasan tersebut. Namun bagi masyarakat yang tinggal di daerah-daerah
pedalaman dan pulau-pulau terpencil, energi listrik merupakan suatu masalah
besar.

Pembangkit listrik adalah bagian dari alat industri yang dipakai untuk
memproduksi dan membangkitkan tenaga listrik dari berbagai sumber tenaga,
seperti PLTA, PLTU, PLTG, PLTP, PLTGU, dan lain-lain. Pembangkit listrik
biasanya terhubung ke dalam sistem kelistrikan. Bagian utama dari pembangkit
listrik ini adalah generator, yakni mesin berputar yang mengubah energi mekanis
menjadi energi listrik dengan menggunakan prinsip medan magnet dan
penghantar listrik. Mesin generator ini diaktifkan dengan menggunakan berbagai
sumber energi yang sangat bemanfaat dalam suatu pembangkit listrik.

Kata kunci: Pembangkit Energi Listrik PLTA, PLTU, PLTG, PLTP, PLTGU.

2
Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, penulis memanjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga penulisan Makalah
Pembangkit Energi Listrik ini dapat selesai dengan tepat waktu.
Makalah Pembangkit Energi Listrik ini telah disusun dengan maksimal
dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
pembuatan laporan ini. Untuk itu penulis menyampaikan banyak terimakasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan laporan ini.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar penulis dapat memperbaiki laporan ini.
Akhir kata kami berharap semoga Makalah Pembangkit Energi Listrik ini dapat
bermanfaat terhadap pembaca.

Jakarta, 30 Maret
2020

Aditya Nugroho

3
DAFTAR ISI

ABSTRAK......................................................................................................2
KATA PENGANTAR ....................................................................................3
DAFTAR ISI………………………………………………………...............4
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................5
1.1. Latar Belakang.............................................................................5
1.2. Tujuan..........................................................................................6
1.3. Metode Penulisan.........................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................8
2.1. Definisi Pembangkit Energi Listrik.............................................8
2.2. Bagian-bagian Pembangkit Energi Listrik..................................9
BAB III PEMBAHASAN..............................................................................10
3.1. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).....................................10
3.2. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)....................................17
3.3. Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG)....................................21
3.4. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP)........................25
3.5. Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) ..................27
BAB IV PENUTUP ......................................................................................30
Kesimpulan .......................................................................................30
Saran .................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................31

4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Energi listrik merupakan kebutuhan utama pada semua sektor kehidupan.
Seiring bertambahnya kebutuhan manusia, maka meningkat pula permintaan
energi listrik. Suplai energi listrik mayoritas berasal dari seperti batubara dan
minyak, suatu saat akan habis. Adanya kebutuhan listrik yang semakin naik dan
bahan bakar energi listrik akan habis, diperlukan sebuah solusi tepat oleh
pemerintah untuk mengatasi hal tersebut lewat pemanfaatan energi baru
terbarukan.

Ketersediaan sumber energi tak terbarukan berupa energi fosil yang


semakin berkurang merupakan salah satu penyebab terjadinya krisis energi dunia.
Fenomena ini juga berdampak pada sektor energi listrik dunia yang menuju
ambang krisis dikarenakan pemenuhan energi listrik sebagian besar masih disuplai
dari pembangkit tenaga listrik yang menggunakan energi fosil. Selain itu, efek
yang ditimbulkan dari hasil pembakaran energi fosil untuk kegiatan industri
pembangkit dapat menimbulkan permasalahan pencemaran lingkungan berupa
polusi udara yang memicu adanya efek gas rumah kaca.

Kondisi ini mendorong para pemimpin dari berbagai Negara yang


tergabung dalam The United Nations Framework Convertion on Climate Change
(UNFCCC) untuk terus menyerukan tindakan dan komitmen yang lebih besar dari
negara-negara industri maju dalam mengurangi emisi gas karbondioksida (CO2)
melalui penyelenggaraan konfersi perubahan iklim dunia, sebagai tindak lanjut
dari Protokol Kyoto yang diselenggarakan di Jepang. Dari konferensi diharapkan
setiap negara mampu membuat kebijakan yang dapat dijadikan solusi untuk
mengurangi dampak perubahan iklim.

5
Peningkatan konsumsi energi listrik dan pengurangan dampak lingkungan
yang semakin kompleks dalam memenuhi kebutuhan ekonomi telah menimbulkan
kesadaran bersama bagi Negara berkembang untuk melakukan pembangunan
berkelanjutan melalui mekanisme Clean Development Mechanism (CDM) dalam
bentuk 2 pemanfaatan potensi sumber energi terbarukan (renewables) untuk
pembangkit energi listrik.

Di Indonesia terdapat banyak sumber energi baru dan terbarukan yang


sangat potensial untuk dijadikan sumber pembangkit tenaga listrik. Sumber energi
terbarukan misalnya air, angin, dan matahari. Sumber energi baru antara lain
nuklir dan gas bumi.

1.2. TUJUAN

Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu:

1. Meningkatkan Pengetahuan Mahasiswa tentang Pembangkit Energi


Listrik.

2. Mengetahui konsep dan cara kerja jenis-jenis Pembangkit Energi


Listrik

3. Mahasiswa dapat mengetahui perkembangan tentang pembangkit


Energi Listrik.

4. Mahasiswa dapat mengetahui keuntungan dan kerugian pada


komponen-komponen pembangkit

1.3. METODE PENULISAN

Dalam penulisan makalah ini, metode penulisan yang di gunakan adalah


metode studi pustaka, yaitu metode dan sumber penulisannya bersumber dari
buku-buku, dan data dari internet.

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Pembangkit Energi Listrik

Pembangkit Energi Listrik adalah salah satu bagian dari sistem tenaga
listrik, pada Pembangkit Energi Listrik terdapat peralatan elektrikal, mekanikal,
dan bangunan kerja, Dan terdapat juga komponen-komponen utama
pembangkitan yaitu generator, turbin yang berfungsi untuk mengkonversi energi
(potensi) mekanik menjadi energi (potensi) listrik.

Pada gambar diatas diilustrasikan bahwa listrik yang dihasilkan dari pusat
pembangkitan yang menggunakan energi potensi mekanik (air, uap, panas bumi,
nuklir, dll) untuk menggerakkan turbin yang porosnya dikopel/digandeng dengan
generator. dari generator yang berputar menghasilkan energi listrik. Energi listrik
yang dihasilkan disalurkan ke gardu induk melalui jaringan transmisi, kemudian
langsung di distribusikan ke konsumen melalui jaringan distribusi.

2.2. Bagian-Bagian Pembangkit Energi Listrik

A. Penggerak utama (prime mover)

7
- Mesin diesel

- Turbin (air, gas, uap)

- Beserta komponen dan perlengkapan lainnya (kondenser, boiler, dll)

B. Komponen listrik

- Generator dan perlengkapannya

- Transformator

- Peralatan proteksi

- Saluran kabel, busbar, dll

C. Komponen sipil

- Bendungan, pipa pesat, prasarana dan sarana penunjang (untuk PLTA)

- Prasarana dan sarana sipil (pondasi peralatan, jalan, cable dutch, dll)

- Gedung kontrol

D. Komponen mekanis

- Peralatan bantu, peralatan pendingin, peralatan proteksi, dll.

BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)

Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) merupakan salah satu pembangkit


listrik yang menggunakan energi terbarukan berupa air. Salah satu keunggulan
dari pembangkit ini adalah responnya yang cepat sehingga sangat sesuai untuk
kondisi beban puncak maupun saat terjadi gangguan di jaringan. Selain kapasitas
daya keluarannya yang paling besar diantara energi terbarukan lainnya,

8
pembangkit listrik tenaga air ini juga telah ada sejak dahulu kala. Berikut ini
merupakan penjelasan singkat mengenai pembangkit listrik tenaga air serta
keberadaan potensi energi air yang masih belum digunakan.

Tenaga air telah berkontribusi banyak bagi pembangunan kesejahteraan


manusia sejak beberapa puluh abad yang lalu. Beberapa catatan sejarah
mengatakan bahwa penggunaan kincir air untuk pertanian, pompa dan fungsi
lainnya telah ada sejak 300 SM di Yunani, meskipun peralatan-peralatan tersebut
kemungkinan telah digunakan jauh sebelum masa itu. Pada masa-masa antara
jaman tersebut hingga revolusi industri, aliran air dan angin merupakan sumber
energi mekanik yang dapat digunakan selain energi yang dibangkitkan dari tenaga
hewan. Perkembangan penggunaan energi dari air yang mengalir kemudian
berkembang secara berkelanjutan sebagaimana dicontohkan pada desain tenaga
air yang menakjubkan pada tahun 1600-an untuk istana Versailles dibagian luar
Paris, Prancis. Sistem tersebut memiliki kapasitas yang sepadan dengan 56 kW
energi listrik.

Sistem tenaga air mengubah energi dari air yang mengalir menjadi energi
mekanik dan kemudian biasanya menjadi energi listrik. Air mengalir melalui
kanal (penstock) melewati kincir air atau turbin dimana air akan menabrak sudu-
sudu yang menyebabkan kincir air ataupun turbin berputar. Ketika digunakan
untuk membangkitkan energi listrik, perputaran turbin menyebabkan perputaran
poros rotor pada generator. Energi yang dibangkitkan dapat digunakan secara
langsung, disimpan dalam baterai ataupun digunakan untuk memperbaiki kualitas
listrik pada jaringan.

Pembangkit Listrik Tenaga Air merupakan sumber listrik bagi masyarakat


yang memberikan banyak keuntungan terutama bagi masyarakat pedalaman di
seluruh Indonesia. Disaat sumber energi lain mulai menipis dan memberikan
dampak negatif, maka air menjadi sumber yang sangat penting karena dapat
dijadikan sumber energi pembangkit listrik yang murah dan tidak menimbulkan
polusi. Selain itu, Indonesia kaya akan sumber daya air sehingga sangat
berpotensial untuk memproduksi energi listrik yang bersumber daya air. Di
Indonesia terdapat banyak sekali sungai-sungai besar maupun kecil yang terdapat

9
di berbagai daerah. Hal ini merupakan peluang yang bagus untuk pengembangan
energi listrik di daerah khususnya daerah yang belum terjangkau energi listrik.

3.1.1. Bagian – bagian utama dari PLTA

1. Bendungan

Bendungan berfungsi menaikkan permukaan air sungai untuk menciptakan


tinggi jatuh air. Selain menyimpan air, bendungan juga dibangun dengan tujuan
untuk menyimpan energi. Bendungan atau dam adalah konstruksi yang dibangun
untuk menahan laju air menjadi waduk, danau, atau tempat rekreasi. Bendungan
juga digunakan untuk mengalirkan air ke sebuah Pusat Listrik Tenaga Air.
Kebanyakan dam juga memiliki bagian yang disebut pintu air untuk membuang
air yang tidak diinginkan secara bertahap atau berkelanjutan. Jenis bendungan
antara lain:

Gambar 1. Bendungan

10
2. Turbin

Turbin berfungsi untuk mengubah energi potensial menjadi energi


mekanik. Air akan memukul sudu-sudu dari turbin sehingga turbin berputar.
Perputaran turbin ini di hubungkan ke generator. Turbin terdiri dari berbagai jenis
seperti turbin Francis, Kaplan, Pelton, dan lain-lain.

Turbin memiliki prinsip kerja yakni sebagai berikut gaya jatuh air yang
mendorong baling-baling menyebabkan turbin berputar. Turbin air kebanyakan
seperti kincir angin, dengan menggantikan fungsi dorong angin untuk memutar
baling-baling digantikan air untuk memutar turbin. Selanjutnya turbin merubah
energi.

Gambar 2. Turbin

11
3. Generator

Generator dihubungkan ke turbin dengan bantuan poros dan gearbox.


Memanfaatkan perputaran turbin untuk memutar kumparan magnet didalam
generator sehingga terjadi pergerakan elektron yang membangkitkan arus AC.

Gambar 3. Komponen Generator Dalam PLTA

4. Transformator

Berfungsi untuk mentransmisikan dan mengubah energy dari ukuran satu


keukuran yang lain. Transformator yang digunakan adalah transformator step up.
Karena digunakan untuk mengubah energi yang dihasilkan generator menjadi
energi yang lebih besar ukuranya.

12
5. Jalur Transmisi

Berfungsi untuk mengalirkan energy listrik dari PLTA menuju konsumen listrikya
itu rumah-rumah dan pusat industri.

3.1.2. Prinsip Kerja dari PLTA

Pada prinsipnya PLTA mengolah energi potensial air diubah menjadi energi
kinetis dengan adanya head, lalu energi kinetis ini berubah menjadi energi
mekanis dengan adanya aliran air yang menggerakkan turbin, lalu energi mekanis
ini berubah menjadi energi listrik melalui perputaran rotor pada generator. Jumlah
energi listrik yang bisa dibangkitkan dengan sumber daya air tergantung pada dua
hal, yaitu jarak tinggi air (head) dan berapa besar jumlah air yang mengalir
(debit).

Gambar 4. Proses kerja PLTA

Laju q dimana air jatuh dari ketinggian efektif h tergantung dari besarnya luas
penampang kanal. Jika luas penampang kanal terlalu kecil, daya keluaran akan

13
lebih kecil dari daya optimal karena laju air q dapat lebih besar. Di lain pihak,
ukuran kanal tidak dapat dibuat besar secara sembarangan karena laju air q yang
melalui kanal tergantung dari laju pengisian air pada reservoir air di belakang
bendungan.

Volume air pada reservoir dan ketinggian h yang bersangkutan, tergantung


dari laju air yang masuk ke dalam reservoir. Selama musim kering, ketinggian air
pada reservoir dapat berkurang karena jumlah air dalam reservoir lebih sedikit.
Selama musim hujan, ketinggiannya dapat naik kembali karena air yang masuk
dari berbagai aliran air yang mengisi bendungan. Fasilitas pembangkit listrik
tenaga air harus di desain untuk menyeimbangkan aliran air yang digunakan untuk
membangkitkan energi listrik dan jumlah air yang mengisi reservoir melalui
sumber alami seperti curahan hujan, salju, dan aliran air lainnya.

Pembangkit listrik tenaga air merupakan aplikasi energi terbarukan yang


terbesar dan paling matang secara teknologi, dimana terdapat 678.000 MW
kapasitas daya listrik yang terpasang di seluruh dunia, yang menghasilkan lebih
dari 22% listrik dunia (2564 TWh/tahun pada 1998). Dalam hal ini, 27.900 MW
merupakan pembangkit skala kecil yang menghasilkan listrik 115 TWh/tahun. Di
eropa barat, pembangkit listrik tenaga air berkontribusi sebesar 520 TWh listrik
pada tahun 1998, atau sekitar 19% dari energi listrik di Eropa (sehingga
menghindari emisi dari sejumlah 70 juta ton CO2 per tahun-nya). Pada sejumlah
negara di Afrika dan Amerika Selatan, pembangkit listrik tenaga air merupakan
sumber listrik yang menghasilkan lebih 90% kebutuhan energi listriknya. Gambar
2 memperlihatkan pembangkitan energi listrik dari air dunia yang meningkat
secara dinamis tiap tahunnya. Di samping pembangkit listrik tenaga air yang
berkapasitas besar yang telah ada, masih terdapat ruang untuk pengembangan
lebih jauh dimana diperkirakan hanya sekitar 10% dari total potensi air di dunia
yang telah digunakan.

3.1.3. Kelebihan dan Kekurangan PLTA

14
Ada beberapa keunggulan dari pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yang dapat
dirangkum secara garis besar sebagai berikut :

1. Respon pembangkit listrik yang cepat dalam menyesuaikan kebutuhan


beban. Sehingga pembangkit listrik ini sangat cocok digunakan sebagai
pembangkit listrik tipe peak untuk kondisi beban puncak maupun saat
terjadi gangguan di jaringan.

2. Kapasitas daya keluaran PLTA relatif besar dibandingkan dengan


pembangkit energi terbarukan lainnya dan teknologinya bisa dikuasai
dengan baik oleh Indonesia.

3. PLTA umumnya memiliki umur yang panjang, yaitu 50-100 tahun.

4. Bendungan yang digunakan biasanya dapat sekaligus digunakan untuk


kegiatan lain, seperti irigasi atau sebagai cadangan air dan pariwisata.

5. Bebas emisi karbon yang tentu saja merupakan kontribusi berharga bagi
lingkungan.

Selain keunggulan yang telah disebutkan diatas, ada juga efek negatif
pembangunan PLTA/kerugiannya yaitu sebagai berikut:

1. Pada lingkungan, yaitu mengganggu keseimbangan ekosistem


sungai/danau akibat dibangunnya bendungan.

2. Biaya investasi paling mahal.

3. Pembangunan bendungan memakan waktu yang lama.

4. Memerlukan lahan yang luas.

5. Di samping itu terkadang, kerusakan pada bendungan dapat menyebabkan


resiko kecelakaan dan kerugian yang sangat besar.

Kesimpulan dari makalah ini adalah:

15
1. Pembangkit Listrik Tenaga Air merupakan pusat pembangkit tanaga
listrik yang mengubah energi potensial air ( energi gravitasi air )
menjadi energi listrik.

2. Cara kerja Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan cara merubah
energi potensial (dari dam atau air terjun) menjadi energi mekanik
(dengan bantuan turbin air) dan dari energi mekanik menjadi energi
listrik(dengan bantuan generator).

3. Komponen – komponen dasar PLTA berupa dam, turbin, generator dan


transmisi.

4. Untuk bisa menghasilkan energi listrik dari air, harus melalui beberapa
tahapan perubahan energi

5. Indonesia mempunyai potensi pembangkit listrik tenaga air (PLTA)


sebesar 70.000 mega watt (MW). Potensi ini baru dimanfaatkan sekitar
6 persen atau 3.529 MW atau 14,2 % dari jumlah energi pembangkitan
PT PLN.

6. PLTA memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri.

3.2. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)

Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) merupakan jenis pembangkit


yang menggunakan “uap panas” untuk memutar turbin. Uap panas yang
digunakan dapat berasal dari proses penguapan air melalui boiler, pembangkit ini
menggunakan bahan bakar batu bara maupun bahan bakar minyak untuk
memanaskan air.

16
Gambar 1. Skema PLTU

Tingginya jumlah persediaan batu bara baik secara global maupun di


Indonesia serta harga yang rendah menjadikan PLTU berbahan bakar batu bara
masih menjadi salah satu yang tertinggi produksinya. Dalam PLTU, batu bara
digunakan sebagai bahan bakar boiler untuk menghasilkan energy panas yang
kemudian berfungsi untuk mengubah fasa fluida kerja dari cair menjadi uap.
Energi kinetik yang terkandung dalam uap kemudian dimanfaatkan untuk
memutar turbin yang tersambung dengan generator. Salah satu permasalahan
utama dari pemanfaatan batu bara dalam pembangkitan listrik adalah tingginya
emisi CO2 yang merupakan produk sampingan dari proses pembakaran batu bara.

3.2.1. Kelebihan dan kekurangan PLTU

Kelebihan Teknologi sudah mature

Biaya bahan bakar rendah

Usia pakai lama

17
Biaya investasi awal tinggi

Emisi karbon tinggi


Kekurangan

Lokasi tidak fleksibel, sebisa mungkin dekat pelabuhan atau


sumber air yang besar untuk pendinginan

Tabel 1. Kekurangan dan kelebihan PLTU

Dalam operasinya, secara umum PLTU memiliki komponen seperti pada gambar
di bawah ini:

Gambar 2. Komponen pada PLTU

1. Boiler & alat bantunya

18
Boiler berfungsi untuk mengubah air (feed water) menjadi uap panas
lanjut (superheated steam) yang akan digunakan untuk memutar turbin.
Disini energi kimia bahan bakardiubah menjadi energi panas dari uap.

2. Turbin & alat bantunya

Turbin berfungsi untuk mengkonversi energi panas yang dikandung oleh


uap menjadi energi putar (energi mekanik). Poros turbin di-kopel dengan
poros generator sehingga ketika turbin berputar generator juga ikut
berputar .

3. Kondensor & alat bantunya

Kondensor berfungsi untuk mengkondensasikan uap bekas dari turbin (uap


yang telah digunakan untuk memutar turbin).

4. Generator & alat bantunya

Generator berfungsi untuk mengubah energi putar dari turbin menjadi


energi listrik.

3.2.1. Prinsip Kerja PLTU


PLTU menggunakan fluida kerja air uap yang bersirkulasi secara tertutup.
Siklus tertutup artinya menggunakan fluida yang sama secara berulang-ulang.
Urutan sirkulasinya secara singkat adalah sebagai berikut :

1. Pertama air diisikan ke boiler hingga mengisi penuh seluruh luas permukaan
pemindah panas. Didalam boiler air ini dipanaskan dengan gas panas hasil
pembakaran bahan bakar dengan udara sehingga berubah menjadi uap.
2. Kedua, uap hasil produksi boiler dengan tekanan dan temperatur tertentu
diarahkan untuk memutar turbin sehingga menghasilkan daya mekanik berupa
putaran.
3. Ketiga, generator yang dikopel langsung dengan turbin berputar menghasilkan
energi

19
listrik sebagai hasil dari perputaran medan magnet dalam kumparan. Uap bekas
keluar turbin masuk ke kondensor untuk didinginkan dengan air pendingin agar
berubah kembali menjadi air. Air kondensat hasil kondensasi uap kemudian
digunakan lagi sebagai air pengisi boiler. Demikian siklus ini berlangsung terus
menerus dan berulang-ulang.Putaran turbin digunakan untuk memutar generator
yang dikopel langsung dengan turbin sehingga ketika turbin berputar dihasilkan
energi listrik dari terminal output generator.Sekalipun siklus fluida kerjanya
merupakan siklus tertutup, namun jumlah air dalam siklus akan mengalami
pengurangan. Pengurangan air ini disebabkan oleh kebocoran kebocoran baik
yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Untuk mengganti air yang hilang,
maka perlu adanya penambahan air kedalam siklus. Kriteria air penambah (make
up water) ini harus sama dengan air yang ada dalam siklus.

3.2.2. Kelebihan dan Kekurangan PLTU

Dibanding jenis pembangkit lainnya PLTU memiliki beberapa


keunggulan.
Keunggulan tersebut antara lain :
1. Dapat dioperasikan dengan menggunakan berbagai jenis bahan bakar (padat,
cair, gas).
2. Dapat dibangun dengan kapasitas yang bervariasi
3. Dapat dioperasikan dengan berbagai mode pembebanan
4. Kontinyuitas operasinya tinggi
5. Usia pakai (life time) relatif lama

Namun PLTU juga mempunyai beberapa kelemahan yang harus dipertimbangkan


dalam memilih jenis pembangkit termal. Kelemahan itu adalah :
1. Sangat tergantung pada tersedianya pasokan bahan bakar
2. Tidak dapat dioperasikan (start) tanpa pasok listrik dari luar
3. Memerlukan tersedianya air pendingin yang sangat banyak dan kontinyu
4. Investasi awalnya mahal

20
3.3. Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG)
PLTG merupakan jenis pembangkit yang menggunakan “udara panas”
untuk memutar turbin. Udara panas ini dihasilkan melalui pemanasan udara
dengan menggunakan gas di dalam ruang bakar. Udara panas kemudian dialirkan
ke turbin.

Gambar 1. Skema turbin gas

Pembangkit listrik tenaga gas alam cenderung memiliki emisi yang lebih
ramah lingkungan dibandingkan dengan PLTU batu bara. Proses pembangkitan
listrik menggunakan gas alam cukup berbeda dengan mekanisme pada PLTU.
Proses pembakaran gas alam tidak digunakan untuk melakukan proses pemanasan
seperti pada PLTU melainkan digunakan langsung untuk memutar turbin.
Sebelum melalui proses pembakaran, udara terlebih dahulu dikompresi
menggunakan kompresor. Kemudian udara yang telah terkompresi tersebut
dialirkan ke ruang bakar untuk kemudian bereaksi dengan gas. Dalam proses
tersebut, tekanan yang terkandung dalam udara serta energy kimia yang

21
terkandung dalam gas dikonversi menjadi energy kinetic yang selanjutnya
dimanfaatkan untuk memutar turbin.

3.3.1. Kelebihan dan kekurangan PLTG

Efisiensi lebih tinggi

Konstruksi sederhana dan area yang dibutuhkan lebih kecil

Kelebihan Kapasitas elektrik lebih bervariasi

Lebih ramah lingkungan dibanding PLTU

Kecepatan dalam merespon kenaikan power lebih tinggi

Biasanya hanya untuk memenuhi peak power

Kekuranga
Polusi suara
n

Biaya operasional lebih tinggi

Tabel 1. Kelebihan dan kurangan PLTG

3.4. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi

22
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) adalah tenaga listrik yang
dihasilkan dari gerak turbinya yang digerakkan oleh panas bumi. Cara
pemanfaatannya adalah dengan membuat sumur yang kedalamannya mencapai
titik panas bumi, lalu panas tersebut dialirkan ke lokasi turbin untuk
menggerakkan turbin. Potensi tenaga panas bumi yang besar di Indonesia
menjadikan pembangunan PLTP sebagai salah satu prioritas nasional bidang
energi. Sesuai namanya, energi panas bumi adalah energi panas yang diperoleh
bumi. Panas di dalam bumi tersedia pada kedalaman lebih dari 80 km. Di
beberapa lokasi tersedia pada kedalaman 300 hingga 3000 meter. Tenaga ini
banyak digunakan untuk proses industri, pemanas ruang untuk berbagai jenis
bangunan dan pertanian. Pembangkit listrik panas bumi mungkin menarik bagi
negara-negara berkembang karena membutuhkan lebih sedikit investasi dalam
infrastruktur dan investasi.

Gambar. PLTP

3.4.1. Cara Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi


Pemilihan teknologi untuk produksi listrik tergantung pada jenis sumber
panas bumi. PLTP menggunakan uap untuk menggerakkan turbin uap. Uap (basah
atau kering) dapat diperoleh langsung dari sumber.
Pada dasarnya, PLTP menghasilkan listrik dengan menggunakan uap bawah tanah
atau air panas untuk memutar turbin generator. Walaupun begitu, ada beberapa
jenis PLTP yang berbeda dalam cara kerjanya:

23
 Dry Steam (Uap Kering)
Jenis ini adalah PLTP yang paling sederhana karena mereka secara langsung
mengalihkan uap panas bawah tanah untuk memutar turbin yang kemudian
menghasilkan listrik.
 Flash Steam (Uap Flash)
Walau mirip dengan jenis dry steam, tetapi flash steam membutuhkan langkah
ekstra untuk mengubah air panas menjadi uap sebelum dapat digunakan untuk
memutar turbin dan menghasilkan listrik.
 Binary Cycle (Siklus Biner)
Binary cycle ini memiliki desain yang lebih kompleks daripada flash steam. Pada
jenis binary cycle, panas dialirkan dari air panas bawah tanah ke pasokan air
pembangkit listrik. Air ini kemudian dipanaskan menjadi uap dan dialirkan
melalui turbin untuk menghasilkan listrik.
 Enhanced Geothermal Systems (EGS)
EGS adalah jenis PLTP yang paling kompleks dan mahal untuk dibangun. Ini
adalah satu-satunya pembangkit listrik tenaga panas bumi yang tidak dibangun di
atas situs seismik atau vulkanik. Ini berarti pembangkit listrik EGS dapat
dibangun hampir di mana saja, tetapi membutuhkan biaya besar dalam
perencanaan dan konstruksinya.
Untuk mengekstraksi energinya, air diinjeksikan ke dalam tanah untuk membuat
menciptakan jalur keluarnya air panas atau uap. Akhirnya, energi dari air panas
atau uap yang diekstraksi ini digunakan untuk memutar turbin dan menghasilkan
listrik.

24
Gambar. Cara kerja PLTP

3.4.2. Kelebihan dan Kekurangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi


Secara umum, kelebihan PLTP lebih besar daripada kekurangannya.
Beberapa kelebihan tercantum di bawah ini:
1. Efisiensi Tinggi
Energi ini adalah yang paling efisien dari semua sumber terbarukan.
2. Produksi Konstan
Energi ini tetap stabil sepanjang tahun. Karena sumber panas berada beberapa
meter di bawah tanah, inersia termal sangat tinggi. Efeknya mirip dengan gua
yang suhunya hampir konstan sepanjang tahun.
3. Pasokan Melimpah
Ini adalah sumber yang ditemukan di mana saja di Bumi, tidak seperti yang
bergantung pada endapan. Namun, ada tempat yang lebih disukai daripada
yang lain. Misalnya, di daerah vulkanik, suhu di lapisan bawah tanah
cenderung lebih tinggi.
4. Tidak Tergantung Meteorologi
Itu tidak tergantung pada variasi meteorologi. Ini adalah perbedaan esensial
dibandingkan energi matahari. Tidak masalah jika mendung, hujan atau jika
rawa-rawa yang berhubungan dengan tenaga air penuh atau kosong.
5. Merupakan Sumber Energi Terbarukan

25
Panas bumi merupakan sumber energi terbarukan dan ramah lingkungan.
Energi ini tidak membutuhkan bahan bakar (baik uranium maupun bahan
bakar seperti minyak bumi atau batu bara).
6. Ramah Lingkungan
Energi ini tidak menghasilkan gas rumah kaca yang merusak lingkungan.
7. Hasil Limbah Sedikit
Limbah yang dihasilkannya minimal dan menyebabkan dampak lingkungan
yang lebih sedikit dibandingkan energi pembakaran, nuklir, atau bahan bakar
fosil.
8. Biaya Operasional Rendah
PLTP memiliki kinerja tinggi dan konsumsi rendah yang menyiratkan
penghematan ekonomi dalam tagihan.

Kekurangan dari PLTP adalah sebagai berikut:


1. Biaya Awal yang Tinggi
Biaya pemasangannya cenderung tinggi. Untuk melaksanakan proyek untuk
instalasi baru, perlu dilakukan studi sebelumnya. Studi-studi ini membutuhkan
mesin khusus dan investasi yang signifikan pada tahap awal proyek.
2. Lokasi Dibatasi
Ketidakmungkinan memanfaatkan sumber energi ini di mana-mana, pertama-
tama kita harus mengidentifikasi tempat yang cocok dan karakteristik geologi
medan. Energi ini tidak dapat bertahan di medan berbatu dan tidak stabil
karena sulitnya membangun sumur.
3. Tidak Layak di Kota Besar
Ini lebih sulit untuk dipasang, terutama di kota-kota besar. Kekurangan kota
adalah bahwa lapisan tanahnya milik dewan kota. Biasanya digunakan oleh
layanan lain seperti saluran pembuangan, gas alam dan pipa listrik, dll.
4. Kemungkinan Emisi Beracun
Jika terjadi kecelakaan atau kebocoran, hidrogen sulfida dapat terlepas.
Baunya biasanya dapat mendeteksi, tetapi tidak dirasakan dalam jumlah
banyak, dan mematikan.
5. Dampak Lingkungan

26
Untuk memanfaatkan jenis energi ini, perlu dilakukan pengeboran di
permukaan bumi deposit panas bumi dengan konsekuensi kerusakan tanah.
6. Gempa Bumi
Pengeboran lubang di tanah untuk memperoleh panas dari dalam dapat
menyebabkan gempa bumi kecil yang dapat menyebabkan kerusakan
permukaan yang parah.
Demikian penjabaran tentang pembangkit listrik tenaga panas bumi, mulai
dari pengertian, cara kerja, kelebihan dan kekurangannya. PLTP adalah salah
satu alternatif pembangkit listrik yang lebih ramah lingkungan dan ekonomis
dalam pengoperasiannya, walau juga perlu adanya tindakan khusus untuk
menghindari kemungkinan bocornya gas yang berbahaya ke udara.

3.4. Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap


PLTGU adalah gabungan antara PLTG dengan PLTU, dimana panas dari
gas buang dari PLTG digunakan untuk menghasilkan uap yang digunakan sebagai
fluida kerja di PLTU. Dan bagian yang digunakan untuk menghasilkan uap
tersebut adalah HRSG (Heat Recovery Steam Generator).
PLTG merupakan pembangkit listrik yang memanfaatkan tenaga gas dan
uap. jadi disini suadah jelas ada dua mode pembangkitan. yaitu pembangkitan
dengan turbin gas dan pembangkitan dengan turbin uap. turbin gas lebih dikenal
dengan istilah GTG (Gas Turbin Generator) sedangkan turbin uap dikenal dengan
STG(Steam Turbin Generator), tidak hanya itu saja, terdapat juga bagian yang
namanya HRSG (Heat Recovery Steam Generator).
Untuk GTG, Gas yang digunakan bukanlah gas alam , melainkan gas hasil
pembakaran bahan bakar High Speed Diesel (HSD) dan Marine Fuel Oil (MFO)
sehingga menghasilkan emisi sisa pembakaran. Emisi ini diolah sedemikian rupa
sehingga kadar zat berbahayanya tidak melebihi standar yang ditetapkan
pemerintah. Bahan bakar ini disuplai ke tangki-tangki penampungan bahan bakar
melalui pipa bawah laut.
Turbin gas ini dapat dioperasikan dalam dua mode, yaitu konfigurasi
simple cyle dan konfigurasi combined cycle. Dalam keadaan simple cycle turbin
gas atau biasa dikenal Gas Turbin Generator (GTG) bekerja sendiri sehingga

27
tidak ada pemanfaatan kembali sisa energi dari gas panas yang terbuang. Gas
buang langsung di alirkan ke atmosfir. Pada keadaan combined cycle pada
umumnya terdiri dari beberapa turbin gas dimana energi sisa pada gas buangnya
akan dimanfaatkan kembali untuk pemanasan air di Heat Recovery Steam
Generator (HRSG) untuk menghasilkan uap yang akan digunakan untuk
pembangkitan turbin uap atau Steam Turbin Generator (STG)

Gambar. PLTGU

3.4.1. COMBINED CYCLE CONFIGURATION

Konfigurasi combined cycle

28
Perbedaan mendasar sistem ini dengan simple cycle yaitu adanya
pemanfaatan kembali energi dari sisa panas yang terbuang. Panas ini digunakan
untuk pemanasan air di HRSG sehingga menghasilkan uap untuk menggerakan
turbin uap di STG.

1. HRSG
HRSG merupakan heat exchanger dari gas ke air dengan memanfaatkan
energi sisa gas turbin untuk menghasilakan uap dengan tekanan dan temparatur
yang tinggi. Dalam setiap aplikasi combined cycle, uap dihasilkan dengan
beberapa macam tekanan dan temperatur sehingga tidak tidak banya gas sisa yang
terbuang..Selain itu ada yang dipanaskan kembali sehingga nantinya menjadi
main steam yang akan dikirim ke STG. Pada umunnya terdiri dari tiga lapisan
yaitu superheater, evaporator dan economizer. Hasi dari pemanasan ini akan
menghasilkan uap bertekanan tinggi yang akan ditampung di drum High Pressure
(HP) dan Low Pressure (LP).

2. STG
Steam Turbin Generator merupakan pembangkit listrik dengan
memanfaatkan tenaga uap untuk memutar turbin uap. Pada dasarnya turbin uap
terdiri dari dua bagian yaitu rotor dan stator. Pada rotor terdapat banya blade
(sudu) yang akan digerakan oleh uap bertekanan tinggi yang disemprotkan
melalui nozzle. Turbin yang bergerak akan menghasilkan listrik melaui generator.
Penggunaan sistem combined cycle ini lebih efesien dan mampu menghasilkan
daya yang lebih besar dengan cost yang rendah. Pada PLTGU Tambak Lorok blok
1 ini, skema yang digunakan dikenal dengan isltilah 3 -3 -1. Dimana terdapat 3
GTG, 3 HRSG dan bermuara ke 1 STG.

29
Gambar. Skema pembangunan power plant combined cycle

BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan
Energi listrik merupakan kebutuhan utama pada semua sektor kehidupan.
Seiring bertambahnya kebutuhan manusia, maka meningkat pula permintaan
energi listrik.

Saran
1. Pengembangan Pembangkit Energi Listrik di Indonesia sangat penting
bagi kemajuan ekonomi dan bagi Negara tersebut.
2. Sebaiknya pengembangan Pembangkit Energi Listrik dibuat
berdasarkan kebutuhan.

30
3. Oleh karena itu, pemerintah mampu menyokong dalam pengembangan
Pembangkit Energi Listrik Indonesia..

DAFTAR PUSTAKA

M. M Dandekar dan K. N Sharma Penerjemah, D. Bambang Setyadi, Sutanto.


Pembangkit Listrik Tenaga Air, Cet 1. -, Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia
( UI-Press).
Kedua/ Revisi- Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia ( UI-Press). Kadir, Abdul,
1996, Pembangkit Tenaga Listrik, Jakarta: Universitas Indonesia (UI- Press).
Rancangan Sistem Kontrol Operasi Pembangkit Listrik Tenaga Air Marsudi,
Djiteng 2005, Pembangkitan En
ergi Listrik, Erlangga, Surabaya.

31
32

Anda mungkin juga menyukai