TENAGA UAP
KALTIM 1 x 200 MW
Laporan ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah
Ekonomi Teknik
Disusun Oleh:
1) Fajar Ramadhan (151734009)
2) Rizal Aqimul Haq A.E (151734026)
3) Sentauri (151734030)
BAB I
PENDAHULUAN.....................................................................................................
BAB II
DASAR TEORI........................................................................................................
2.1 Batubara............................................................................................................
BAB III
SISTEM KELISTRIKAN.......................................................................................
3.1 Pengembangan Kapasitas Pembangkit Tenaga Listrik.....................................
3.6 Lokasi...............................................................................................................
BAB IV
DATA PENGAMATAN..........................................................................................
BAB V
PENUTUP.................................................................................................................
5.1 Kesimpulan.......................................................................................................
5.2 Saran.................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
melalui harga listrik yang ekonomis serta implementasi dari visi kelistrikan
rasio kelistrikan mencapai 100%” adalah salah satu alasan mengapa dibangunnya
di bidang teknologi, industri dan informasi. Namun, hingga saat ini listrik masih
menjadi beban berat pemerintah yang harus selalu di carikan solusi atau jalan keluar
yang tepat. Selain masalah minimnya pasokan listrik untuk konsumsi rumah tangga
di beberapa wilayah, masalah Listrik juga berkaitan erat dengan dunia industri yang
masyararakat. Minim serta mahalnya energi listrik berimbas langsung pada dunia
industri, listrik yang mahal akan menyebabkan meningkatnya biaya produksi dan
biasanya akan dibebankan pada harga yang harus ditanggung oleh konsumen.
pengusaha akan berpikir dua kali untuk mendirikan usaha di wilayah tertentu, hal
Dengan semakin menipisnya cadangan minyak bumi dan juga cadangan gas
alam serta transportasi yang kian mahal, maka salah satu pilihan yang diambil
adalah dengan menggunakan batubara sebagai energi primer non bbm. Seiring
baru.
dioperasikan dengan berbagai jenis bahan bakar, dapat dibangun dengan kapasitas
kontinyuitas operasi dan usia pakai yang relatif lama. PLTU batubara memiliki lima
komponen utama yaitu boiler (steam generator), turbin uap (steam turbine), pompa,
sebagai penghasil uap yang digunakan untuk memutar turbin. Boiler menghasilkan
uap dengan cara membakar batubara pada suatu ruang bakar (furnance) yang
dipenuhi akibat dari kelangkaan ketersediaan dan tingginya harga bahan bakar
daerah pedesaan Kalimantan Barat adalah dengan memanfaatkan tenaga air sebagai
sumber penghasil energi listrik, apalagi dengan potensi sungai dan curah hujan yang
pembangkitan sampai dengan pemakaian. Sarana penyedia tenaga listrik itu sendiri
Potensi sumber energi yang ada di Kalimantan ini sangat melimpah, mulai
dari sumber bahan bakar seperti batubara, gas metana, minyak bumi, gas bumi yang
memiliki porsi cadangan dan produksi yang masih sangat melimpah. Selain itu,
pembangunan pembangkit listrik memiliki potensi yang besar pula. Hal ini dapat
pembangkit listrik antara lain: energi surya, angin, dan mikrohidro. EBT (energi
baru dan terbarukan), terutama yang merupakan potensi lokal, perlu untuk dikaji
dan dimanfaatkan sebagai sumber energi primer untuk pembangkitan energi listrik.
Penggunaan EBT potensi lokal akan menjamin ketersediaan energi tersebut untuk
EBT juga berarti mengurangi ketergantungan pada BBM. Sebagai sumber energi
telah dapat diandalkan untuk memenuhi kebutuhan listrik pada daerah terpencil
yang tidak dapat dilayani oleh PLN. Mikrohidro tidak saja dapat memenuhi
kebutuhan listrik untuk penerangan, tetapi juga dapat digunakan untuk menunjang
kegiatan produktif skala kecil seperti pengolahan hasil pasca panen dan industri
kerajinan rakyat. Energi yang ramah lingkungan dan energi yang mampu menjadi
menjaga lingkungan, melestarikan hutan dan daerah tangkapan air (catchment area)
tanpa membuat masyarakat menjadi terbelakang. Sudah seyogyanya potensi
beberapa aspek, antara lain aspek teknis, lingkungan, ekonomi dan sosial guna
Kemudian berikut adalah peta wilayah kerja Kalimantan Timur dan Utara;
primer yang dapat digunakan sebagai sumber energi pembangkit tenaga listrik baik
itu minyak bumi, gas bumi, batubara, tenaga air, biomasa, tenaga surya, tenaga
angin. Adapun potensi sumber daya energi primer yang tersedia adalah minyak
bumi yang diperkirakan 1,3 Milliar barrel, gas bumi 50 Trilliun SCF, batubara
5.000 juta ton dan tenaga air 5.916,3 MW. Disamping energi terbarukan seperti
yang memiliki sumber daya energi yang banyak dan beragam. Potensi energi yang
tertinggal yang sulit dijangkau oleh jaringan PT PLN (Persero) adalah batubara,
mikrohidro, biomasa dan angin. Potensi batubara diperkirakan mencapai 520 juta
ton.
sumber energi primer yang dapat digunakan sebagai sumber energi pembangkit
tenaga listrik baik itu minyak bumi, gas bumi, batubara, tenaga air, biomasa, tenaga
surya, tenaga angin. Adapun potensi sumber daya energi primer yang tersedia yaitu
untuk Minyak & Gas Bumi 160 Juta Barrel, Batubara 5000 Juta Ton, Biomassa
133,201 kW, Sekam padi 1.345.680 Ton, Sekam sawit 1.295.505 Ton, Penyinaran
Tenaga Surya 23-69% dan Tenaga Angin Kecepatan 20-24 Knot. Potensi sumber
energi di Propinsi Kalimantan Barat terdiri dari batubara, tenaga air dan gambut.
Diperkirakan bahwa potensi batubara sebesar 180 juta ton yang tersebar di perbagai
tempat. Disamping itu, potensi tenaga air yang dapat dikembangkan adalah PLTA
Ng. Pinoh sebesar 138 MW, PLTA Pade Kembayung 40 MW, PLTA Sibat 21 MW.
Data yang didapat dari RUKN 2008 cadangan batubara kalimantan timur sebesar
40.195,57 juta ton. Potensi batubara yang dimiliki kalimantan timur sangatah tinggi
namun hal itu tidak sebanding dengan keadaan kalimantan timur saat ini karena
yang ada dan pembangkit yang sudah terbangun 77% berupa PLTD. Dengan umur
yang sudah tua sehinggan memerlukan banyak perawatan dan akhirnya dilakukan
463,85 megawatt (MW). Sementara kebutuhan saat ini mencapai 207 MW dan
ketersediaan daya mencapai 208 MW. Berarti sampai 2013, Sistem mahakam saja
kebutuhan listrik mencapai 1.000 MW. Semantara itu sampai sejauh ini, daftar
tmur lebih dari 101.169 pelanggan. Dan jika semua itu terpasang maka daya mampu
Data yang didapat dari RUKN 2008 cadangan batubara kalimantan timur sebesar
40.195,57 juta ton. Potensi batubara yang dimiliki kalimantan timur sangatah tinggi
namun hal itu tidak sebanding dengan keadaan kalimantan timur saat ini karena
yang ada dan pembangkit yang sudah terbangun 77% berupa PLTD. Dengan umur
yang sudah tua sehinggan memerlukan banyak perawatan dan akhirnya dilakukan
463,85 megawatt (MW). Sementara kebutuhan saat ini mencapai 207 MW dan
ketersediaan daya mencapai 208 MW. Berarti sampai 2013, Sistem mahakam saja
di Kalimantan Timur memerlukan daya 255,8 MW. Laju pertumbuhan penduduk
kebutuhan listrik mencapai 1.000 MW. Semantara itu sampai sejauh ini, daftar
tmur lebih dari 101.169 pelanggan. Dan jika semua itu terpasang maka daya mampu
dan Bontang. Sistem Mahakam dipasok dari beberapa jenis pembangkit yaitu
PLTU, PLTGU, PLTG, PLTMG dan PLTD, baik milik PLN maupun IPP serta
mesin sewa dan excess power. Kemampuan sistem ini masih terbatas karena belum
tersedia cadangan yang cukup sehingga penambahan pelanggan baru terutama yang
pembangkit kapasitas besar, maka sistem ini bisa mengalami defisit daya. Sistem
Kutai Timur (Sangatta), Penajam Paser Utara (Petung), Kabupaten Paser (Tanah
Grogot) dan Kabupaten Mahakam Ulu (Long Bagun), masih dilayani melalui
jaringan tegangan menengah 20 kV dan dipasok dari PLTD BBM. Khusus untuk
kota Petung, selain PLTD BBM juga dipasok dari PLTMG berbahan bakar gas
alam. Kemampuan daya di sistem kelistrikan ini juga sama, yaitu masih mengalami
keterbatasan akibat dalam beberapa tahun terakhir hampir tidak ada penambahan
kapasitas pembangkit baru, sedangkan beban yang ada terus tumbuh dengan cepat.
Untuk beberapa daerah yang berpenduduk relatif sedikit dan terpencil, sistem
kelistrikannya masih sangat kecil dan dilayani jaringan tegangan rendah 220 volt
ataupun besar yaitu dengan memanfaatkan potensi energi yang ada. Pembangkit ini
pembangkit untuk penyediaan tenaga listrik juga diiringi dengan kebutuhan akan
wilayah Kalimantan
Kalimantan Timur.
4 Mengetahui keuntungan yang didapat dari penyediaan tenaga listrik baik dari
atau tidak.
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Batubara
Batubara adalah batuan sedimen organik, yang dapat terbakar sehingga dapat
digunakan sebagai sumber energi. Batubara terbentuk dari hasil pengawetan sisa -
sisa tanaman purba dan menjadi padat setelah tertimbun oleh lapisan di atasnya.
Batubara merupakan bahan galian strategis dan salah satu sumber energi yang
batubara dapat dibedakan mejadi 4 jenis yaitu lignite, sub bituminous, Bituminous,
Anthracite.
Sekitar 22% dari batubara Indonesia berkualitas rendah (low rank) dengan
kandungan panas kurang dari 5100 kkal/kg, sebagian besar (66%) berkualitas
medium (antara 5100 dan 6100 kkal/kg) dan hanya sedikit (12%) yang berkualitas
tinggi (6100–7100 kkal/kg). Angka ini dalam adb (ash dried basis) 37 . Walaupun
cadangan batubara Indonesia tidak terlalu besar, namun tingkat produksi batubara
sangat tinggi, yaitu mencapai 449 juta ton pada tahun 201338 . Sebagian besar dari
produksi batubara tersebut diekspor ke China, India, Jepang, Korea Selatan dan
menariknya pasar batubara internasional. Jika tingkat produksi tahunan adalah 449
juta ton, maka seluruh cadangan batubara Indonesia yang 31 miliar ton diatas akan
habis dalam waktu sekitar 70 tahun apabila tidak dilakukan eksplorasi baru. Untuk
PLN pada saat ini telah dapat mengelola pasokan batubara dengan lebih baik dari
sedimen terbentuk dari material atau partikel yang terendapkan di dalam suatu
cekungan dalam kondisi tertentu, dan mengalami transformasi balk secara fisik,
kimia maupun biokimia. Pada saat pengendapannya material ini selalu membentuk
pelepasan ion-ion mineral yang masih tersisa di air yang tidak diperlukan seperti
Oksigen. Hal itu dilakukan agar air yang akan digunakan memenuhi mutu air ketel
economizer air sedikit dipanaskan terlebih dahulu agar nantinya bisa siap langsung
dibakar di dalam Boiler atau tungku pembakaran air. Di Boiler inilah terjadi proses
memasak air agar menjadi uap. Setelah pembakaran pertama didapatkan uap air
tetapi uap tersebut masih basah sehingga uap air yang basah tadi dipanaskan lagi
menuju ke Superheather setelah dari superheather baru didapatkan uap kering yang
dapat disalurkan menuju ke turbin. Uap kering bertekanan tingi tersebut disalurkan
ke turbin dan menggerakkan turbin berputar, sedang turbin dikopel pada sebuah
generator sehingga timbulah listrik keluaran ari generator tersebut karena generator
berfungsi mengubah energi gerak / mekanik menjadi energi listrik. Sisa dari uap
kering tersebut tidak langsung dibuang begitu saja melainkan sisa uapnya
dikembalikan lagi ke tunggku dan disana uap sisa dipanaskan kembali (reheather)
kemudian hasil uap tersebut digunakan untuk memutar turbin bantu (auxiliary) /
turbin ke 2 dalam gambar di atas. Setelah itu sisanya masuk ke turbin bantu 3&4
biasanya dilakukan dengan menggunakan air laut sehingga uap air tersebut berubah
menjadi air karena fungsi dari kondenser adalah untuk mengubah uap air menjadi
air. Kemudian air di masukkan lagi ke water tank, dan diputar lagi oleh water pump.
batubara dari indonesia biasanya batubara di dapat dari Kalimantan atau Sumatra.
Batubara dikirim menggunakan kapal dan di transportasikan ke coal plant. Dari coal
bedak, baru setelah itu batubara masuk ke tunggku dan bersama udara digunakan
untuk membakar air sisa dari serbuk batubara tadi terdiri dari 2 jenis yaitu botom
ash dan fly ash. Untuk botom ash karena mempunyai berat maka sisa pembakaran
tersebut langsung bisa di keluarkan dari tungku boiler, sedang untuk fly ash karena
sangat ringan maka akan ikut terbang bersama udara sehinnga jika langsung
dibuang akan menimbulkan pencemaran udara yang sangat tinggi. Maka dari itu fly
electrostatic precipitator ini fly ash ditangkap melalui proses elektrostatic sehingga
didapat ash yang biasanya digunakan untuk bahan baku tambahan untuk membuat
semen.
2.4 Biaya Pembangkitan Total
TC = CC + OM+FC
Dalam perhitungan biaya modal (Capital Cost), tergantung pada tingkat suku
bunga (discount rate) dan umur ekonomis. Nilai suku bunga yang dipergunakan
adalah suku bunga per tahun yang harus dibayar dengan memperhitungkan umur
i(1 i)n
C C
InsCap x CF x 8760
dimana :
(desimal)
2.4.2. Biaya Operasi dan Perawatan
Biaya operasi dan perawatan terdiri dari dua komponen, yaitu biaya tetap dan
biaya variable. Biaya tetap tergantung jenis bahan bakar, kapasitas pembangkit dan
dimana :
1. xUi
Fc (US $ / kWh)
dimana :
2.5 Net Present Value (NPV)
NPV adalah nilai sekarang dari keseluruhan Discounted Cash Flow atau
gambaran ongkos total atau pendapatan total proyek dilihat dengan nilai sekarang
(nilai pada awal proyek). Secara matematik rumus NPV dapat ditulis sebagai
berikut :
NPV å CIF t
t COF
N
t 0 (1 k)
dimana :
PP Investment Cost
Annual CIF
Dimana:
menggunakan payback period kita dapat mengetahui berapa lama dana yang
SISTEM KELISTRIKAN
diupayakan secara optimal dengan prinsip biaya penyediaan listrik terendah (least
cost), dengan tetap memenuhi tingkat keandalan yang wajar dalam industri tenaga
listrik. Biaya penyediaan terendah dicapai dengan meminimalkan net present value
semua biaya penyediaan listrik yang terdiri dari biaya investasi, biaya bahan bakar,
biaya operasi dan pemeliharaan, dan biaya energy not served6 . Tingkat keandalan
sistem pembangkitan diukur dengan kriteria Loss of Load Probability (LOLP)7 dan
energi terbarukan seperti panas bumi, angin, surya, biomass, sampah dan tenaga air
tidak mengikuti kriteria least cost, sehingga dalam proses perencanaan mereka
Sumber daya batubara Indonesia adalah 120,5 miliar ton yang tersebar
terutama di Kalimantan (64,2 miliar ton), Sumatera (55,9 miliar ton) dan daerah
lainnya (0,4 miliar ton), namun cadangan batubara dilaporkan hanya 31,4 miliar ton
(Kalimantan 18,1 miliar ton, Sumatera 13,3 miliar ton). Karena ketersediaannya
yang sangat banyak, maka dalam RUPTL ini diasumsikan bahwa batubara selalu
Sekitar 22% dari batubara Indonesia berkualitas rendah (low rank) dengan
kandungan panas kurang dari 5100 kkal/kg, sebagian besar (66%) berkualitas
medium (antara 5100 dan 6100 kkal/kg) dan hanya sedikit (12%) yang berkualitas
tinggi (6100– 7100 kkal/kg). Angka ini dalam adb (ash dried basis). Walaupun
cadangan batubara Indonesia tidak terlalu besar, namun tingkat produksi batubara
sangat tinggi, yaitu mencapai 449 juta ton pada tahun 2013. Sebagian besar dari
produksi batubara tersebut diekspor ke China, India, Jepang, Korea Selatan dan
Taiwan dan negara lain. Produksi pada tahun-tahun mendatang diperkirakan akan
menariknya pasar batubara internasional. Jika tingkat produksi tahunan adalah 449
juta ton, maka seluruh cadangan batubara Indonesia yang 31 miliar ton diatas akan
habis dalam waktu sekitar 70 tahun apabila tidak dilakukan eksplorasi baru.
load factor terjadi karena adanya kebijakan pembatasan penggunaan daya pada saat
beban puncak pada konsumen besar dan penerapan tarif multiguna untuk
mengendalikan pelanggan baru. Daya yang terpasang dan mampu pada suatu
pembangkit ini harus mampu untuk memenuhi ketika terjadinya beban puncak pada
suatu daerah. Maka dari itu, biasanya suatu pembangkit tersebut terpasang secara
No Uraian Kapasitas
3 Mobile PP Kaltim 30 6 x5
9 PLTGU Sanipah 35 1 x 35
PLTG/MG/GU Kaltim
13 100 2 x 50
Peaker 3
14 PLTU Kaltim 5 400 2 x 200
3.6 Lokasi
primer, kedekatan dengan pusat beban, prinsip regional balance, topologi jaringan
teknis, lingkungan dan sosial11. Lokasi pembangkit yang tercantum dalam RUPTL
merupakan indikasi lokasi yang masih dapat berubah sesuai dengan perkembangan
beban puncak yang beroperasi dengan gas (LNG, mini LNG, CNG). Apabila ada
potensi hidro, PLN lebih mengutamakan pembangkit hidro, seperti pumped storage,
PLTA peaking dengan reservoir. BBM hanya direncanakan sebagai buffer untuk
dengan kelas kapasitas 200 MW untuk mendapatkan efisiensi yang lebih baik
daripada kapasitas yang ada saat ini. Secara umum pemilihan lokasi pembangkit
situasi dimana kebutuhan listrik suatu wilayah dipenuhi sebagian besar oleh
pembangkit yang berada di wilayah tersebut dan tidak banyak tergantung pada
transfer daya dari wilayah lain melalui saluran transmisi interkoneksi. Dengan
Namun demikian kebijakan regional balance ini tidak membatasi PLN dalam
beban melalui transmisi, sepanjang hal tersebut layak secara teknis dan ekonomis.
Hal ini tercermin dari adanya rencana untuk mengembangkan PLTU mulut
tambang skala besar di Sumatera Selatan dan menyalurkan sebagian besar energi
listriknya ke pulau Jawa melalui transmisi arus searah tegangan tinggi (high voltage
direct current transmission atau HVDC)14. Situasi yang sama juga terjadi di sistem
Sumatera, dimana sumber daya energi (batubara, panas bumi dan gas) lebih banyak
permintaan daya di sisi hilir secara efisien dengan memenuhi kriteria keandalan
kecuali beberapa transmisi terkait dengan pembangkit milik IPP yang sesuai
kontrak PPA dilaksanakan oleh pengembang IPP dan proyek transmisi yang terkait
dengan wilayah usaha lain. Namun demikian, terbuka opsi proyek transmisi untuk
juga dapat dilaksanakan oleh swasta dengan skema bisnis tertentu, misalnya build
lease transfer (BLT)17 , power wheeling18 . Power wheeling bertujuan antara lain
agar aset jaringan transmisi dan distribusi sebagai salah satu aset bangsa dapat
distribusi sebagai salah satu bentuk efisiensi pada lingkup nasional, mempercepat
energi listrik dari wilayah yang mempunyai sumber energi primer tinggi ke wilayah
lain yang mempunyai sumber energi primer terbatas, maka sistem Sumatera yang
pada saat ini tengah berkembang pesat memerlukan jaringan interkoneksi utama
(backbone) yang kuat mengingat jarak geografis yang sangat luas. Sebagai dampak
tegangan yang banyak digunakan di negara lain, yaitu 500 kV DC. Demikian juga
untuk kondisi di Sulawesi, dimana letak sumber energi primer hidro terbesar
terletak disekitar perbatasan Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat
dengan pusat beban yang sangat jauh yaitu di Makassar dan Sulawesi Tenggara.
Adanya rencana beberapa proyek PLTA kapasitas besar dilokasi tersebut, akan
dibangun jaringan transmisi 275 kV untuk menyalurkan daya dari beberapa PLTA
wilayah yang luas. Mengingat banyaknya kendala dalam proses pembebasan tanah
serta fungsi transmisi sebagai infrastruktur dari sistem tenaga listrik maka
panjang dari jangka waktu RUPTL, yaitu sekitar 30 tahun. Pada jaringan yang
memasok kota besar direncanakan looping antar sub-sistem dengan pola operasi
terpisah untuk meningkatkan keandalan pasokan. Pada saluran transmisi yang tidak
Perluasan jaringan transmisi dari grid yang telah ada untuk menjangkau sistem
isolated yang masih dilayani PLTD BBM (grid extension) dilaksanakan dengan
tanah, biaya pembangunan fasilitas sistem distribusi tegangan menengah dan harus
disepakati bersama oleh unit pengelola sistem distribusi dan unit pengelola sistem
jenis saluran (saluran udara, kabel bawah tanah, kabel laut) dan perlengkapannya
jangka panjang, dan pencapaian tingkat mutu pelayanan yang lebih baik, dengan
memenuhi standar nasional (SNI, SPLN) atau standar internasional yang berlaku.
diarahkan pada 4 hal, yaitu: perbaikan tegangan pelayanan, perbaikan SAIDI dan
SAIFI, penurunan susut teknis jaringan dan rehabilitasi jaringan yang tua.
Pemilihan teknologi seperti jenis tiang (beton, besi atau kayu), jenis saluran
(saluran udara, kabel bawah tanah), sistem jaringan (radial, loop atau spindle),
perlengkapan (menggunakan recloser atau tidak), termasuk penggunaan tegangan
yang lebih baik, dengan tetap memenuhi SNI atau SPLN yang berlaku. Dalam
dengan kapasitas 100 MVA pada daerah perkotaan yang padat, sehingga sisi
instalasi pada sistem distribusi perlu diantisipasi seperti kapasitas pemutus hubung
singkat, penambahan jalur keluar tegangan menengah dari gardu induk dan
Tahun 2013 tentang Pembelian Tenaga Listrik oleh PT Perusahaan Listrik Negara
ESDM Nomor 19 Tahun 2015 tentang Pembelian Tenaga Listrik dari Pembangkit
oleh PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) dan Peraturan Menteri ESDM Nomor
22 Tahun 2014 dan Peraturan Menteri ESDM Nomor 27 Tahun 2014 tentang
dalam Distribution Code sesuai dengan Peraturan Menteri ESDM Nomor 4 Tahun
Abdul Kadir, Ir,Energi Sumber Daya, Inovasi, Tenaga Listrik dan Potensi Ekonomi
Menteri ESDM, BPP tenaga listrik tahun 2008 yang disediakan oleh (perseroan)
kawasan Timur
DJLPE, 2004
Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2007 Tentang Energi, Sosialisasi