Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN HASIL OBSERVASI

DI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA HIBRID


(ANGIN DAN SURYA)

Disusun oleh :

Ken Afif Andrie 16501244033

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2019

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................... ii

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Tujuan................................................................................................. 1

BAB II PROFIL PERUSAHAAN


A. Sejarah................................................................................................ 4
B. Profil PLTH Pantai Baru.................................................................... 5
C. Visi Dan Misi...................................................................................... 5
D. Sistem Manajemen PLTH.................................................................. 6
E.Jam kerja.............................................................................................. 8

BAB III HASIL OBSERVASI


A. Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid (PLTH)……..…………………. 9
1. Data Teknis PLTH.......................................................................... 9
2. Data Penyimpanan Energi Listrik .................................................. 10
3. Data Pemanfaatan Energi Listrik.................................................... 10
4. Cara Kerja PLTH............................................................................ 11
B. Biogas…………………………………..……..……………….…. 18
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................... 20
B. Saran................................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Dewasa ini pemanfaatan energi listrik sangat berpengaruh terhadap


perkembangan dunia . Energi listrik digunakan hamir dalam berbagai aktivitas ,
karena kebutuhan dari energi listrik yang meningkat dari waktu kewaktu maka
diperlukanya proses peningkatan pada pembangkit listrik yang berdamoak
meningkatnya limbah atau emisi gas buang yang berupa carbon hasil dari
pembangkitan energi listrik yang ebrdampak merusak ekosistem. Oleh karena itu
manusia mulai mengembangkan energi ramah lingkungan. Salah satunya energi hasil
pembangkitan tenaga sel surya dan angin.

Penyediaan energi listrik sangat dibutuhkan demi kelancaran pengembangan


teknologi guna meningkatkan kemajuan industri – industry maupun keberlangsungan
hidup sehari-hari. Energi listrik dapat dihasilkan dengan beberapa sumber daya
contohnya sinar matahari, air, gas, nuklir, diesel, maupun uap.

Pembelajaran Pembangkit Tenaga Listrik merupakan salah satu matakuliah di


Jurusan Pendidikan Teknik Elektro, mata kuliah ini bertujuan untuk mengenal
berbagai macam jenis pembangkit lsitrik serta memahami karateristik dari
pembangkit tersebut. Sebagai bentuk dari Ujian Akhir Semester mahasiswa
diharuskan untuk melakukan observasi di perusahaan pembangkit tenaga listrik.

Pada bagian ini penulis di PLTH (Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid)


Pandansimo Dusun Ngentak, Poncosari, Srandakan Kabupaten Bantul,dengan
melakukan observasi Mahasiswa diharuskan mendapatkan data-data dari pembangkit
tersebut (kapasitas pembangkit,cara kerja, komponen pembangkit dll.).

B. Tujuan Observasi

Tujuan dari Observasi yaitu agar mahasiswa diharapkan dapat :

1. Mengetahui dan memahami pengertian umum pembangkit hybrid.


2. Mengetahui sistem kerja pembangkit listrik tenaga surya.
3. Mengetahui sistem kerja pembangkit listrik tenaga angin.
4. Mengetahui karateristik pembangkit tenaga listrik.

1
5. Mengetahui perawatan dan fungsi komponen pembangkit tenaga listrik

C. Manfaat Observasi

Manfaat observasi berdampak tidak hanya untuk mahasiswa yang


melaksanakannya namun memberi manfaat juga untuk pihak lembaga pendidikannya
maupun industri tempak dilaksakannya praktik tersebut, berikut manfaat –
manfaat tersebut :

1. Bagi Mahasiswa

a. Mengetahui manajemen dari PLTH itu sendiri

b. Dapat mengetahui dan dapat mengikuti perkembangan ilmu dan


teknologi sesuai dengan tuntunan perkembangan industri.

2. Bagi Lembaga Pendidikan

a. Menciptakan hubungan yang bersifat relasi antara Jurusan Pendidikan


Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta
dengan PLTH Bayu Baru, sehingga memungkinkan kerjasama antara
kedua belah pihak.

b. Memperoleh umpan balik untuk meningkatkan kualitas pendidikan


sehingga selalu sesuai dengan perkembangan dunia industri.

3. Bagi PLTH Pantai Pandansimo

a. Sebagai wujud kepedulian PLTH Pantai Baru Pandansimo terhadap


Sosiokultural terhadap kualitas sumberdaya manusia khususnya
kemampuan pada bidang kelistrikan.

b. Kegiatan dan suasana di PLTH Pantai Baru Pandansimo menjadi


berubah, serta kegiatan yang dilaksanakan semakin menarik karena
banyak yang membantu.

c. Sebagai bentuk kerja sama simbiosis mutualisme dalam melaksanakan


aktivitas atau kegiatan di PLTH Pantai Baru Pandansimo

2
BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

A. Sejarah
Awal dari terbentuknya Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid merupakan
evaluasi dari proyek percobaan (pilot project) yang dipimpin oleh Kementrian Riset
dan instansi yang lain, meliputi: Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
(LAPAN), Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP), Kementrian Riset dan
Teknologi (RISTEK), Pemkab Bantul, Universitas Gadjah Mada (UGM), E-Wind
Energi dan Komonitas Ilmuwan dan Ahli Teknologi Indonesia untuk
mengembangkan pembangkit listrik berteknologi tinggi dan ramah lingkungan.
Peletakan batu pertama pembangunan instalasi energi listrik hybrid ini dimulai
pada bulan Juni 2010, kemudian PLTH ini mulai dioperasikan pada awal bulan
Januari 2011.
Kementrian Riset dan Teknologi merupakan pencetus diadakannya pendirian
Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid di Pandansimo. Dengan idenya untuk
membangun sebuah pembangkit dengan energi terbarukan yang dapat memberi
listrik didaerah terpencil yang kurang suplai listrik dari pemerintah. Biaya
operasional dan pemeliharaan sistem yang ada di pembangkit maupun workshop
dahulu pada saat permulaan didirikannya PLTH dibiayai oleh RISTEK, namun
tugas tersebut selanjutnya diambil alih oleh PEMKAB Bantul karena uang
yang dikumpulkan dari daya dan pembuatan es tidak cukup untuk menutupi
biaya semua itu. Dan yang terakhir sampai sekarang PLTH ini di bawah naungan
Pemda DIY, lebih khususnya Dinas PUP-ESDM DIY.
Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) juga memiliki sebuah proyek
untuk pengembangan komunitas nelayan yang kurang mampu di Pandansimo. Oleh
sebab itu maka KKP bekerjasama dengan RISTEK, yaitu menyediakan es balok
dan es kristal dengan harga murah bagi nelayan,sehingga nelayan tersebut
tidak terbebani dengan harga tersebut saat digunakan untuk mengawetkan
ikan saat digunakan. Akan tetapi untuk saat ini mesin es ini berhenti beroperasi
karena salah satu inverter untuk suplai daya mengalami kerusakan.

3
LAPAN merupakan pelaksanaan utama dari PLTH ini. Lembaga ini bertanggung
jawab atas sistem operasional dan manajemen harian, dan juga meningkatkan data
untuk komunitas individu atau akademik riset di sistem hybrid untuk nantinya
sebagai acuan dalam pengembangan dan perbaikan sistim hybrid itu sendiri.
UGM bertugas mengadakan penelitian untuk menganalisis sistem dan
membuat beberapa rekomendasi untuk meningkatkan efisiensi sistem yang akan
digunakan di PLTH. MITI atau lebih diikenal dengan “Masyarakat Ilmuwan dan
Teknologi Indonesia”. Komunitas ini berkontribusi pada PLTH Pandansimo
dalam bentuk riset produk, sistem inovasi, dan rekomendasi untuk perbaikan yang
lebih baik dari sistem.
B. Profil PLTH pantai baru
PLTH pantai baru pandansimo merupakan realisasi dari system inovasi (SIDa)
yang dipakassai kemnterian riset dan teknologi . berbagai actor pemerintah ,pelaku
bisnis, dan masyarakat luas dilibatkan dalam mewujudkan PLTH yang ramah
lingkungan. Secara geografis ,pesisir pantai selatan Yogyakarta merupakan lahan
terbuka yang luas,matahari yang bersinar sepanjang hari dan kecepatan angina rata-
rata dengan intensitas 4m/s (LAPAN).
Kondisi tersebut menjadikan satu kriteria pemilihan lokasi pengembang
energy hybrid di pantai baru pandasimo, dusun ngentak, ponosari, srandakan, bantul
dengan luas ±18 ha. Lokasi ini didukung oleh kondisi alam yang terbuka dan di
sebelah selatan yang berhadapan langsung dengan samudera hindia. Kondisi ini cukup
layak dijadikan tempat pembangkit listrik.Energi hybrid dengan turbin angin putaran
rendah dan panel surya.
C. Visi Dan Misi
Mencerdaskan kehidupan bangsa melalui penguasaan energy terbarukan
denganwawasan pendidikan untuk kemakmuran masyarakat

4
D. Sistem Manajemen PLTH
Dibawah Ini merupakan struktur organisasi yang bertanggungjawab di PLTH Pantai
Baru

Gambar 1. Struktur Organisasi PLTH Bayu Baru Pandansimo

5
Berikut ini merupakan uraian dari struktur kepengurusan di PLTH
Pandansimo :

1. Penanggung Jawab

Bertanggung jawab secara umum pelaksanaan kegiatan.


Mengkoordinasikan dengan ketua pelaksana dalam menentukan aturan-
aturan khusus pada kegiatan. Menentukan kebijakan-kebijakan mengenai
pelaksanaan kegiatan

2. Ketua Pengelola

Ketua adalah posisi tertinggi dalam kelompok yang terorganisir seperti


direksi, komite atau badan deliberatif. Orang yang memegang posisi
biasanya dipilih atau ditunjuk oleh para anggota kelompok atau
organisasi. Ketua memimpin pertemuan dari kelompok yang berkumpul
dan melakukan usaha secara teratur. Bertanggung jawab atas segala proses
di PLTH Bayu Baru. Ketua juga pengambil keputusan atau kebijakan
untuk PLTH Bayu Baru.

3. Wakil

Wakil bersama-sama ketua bertanggung jawab dari segala proses PLTH


Bayu Baru dan membantu ketua dalam pengambilan keputusan/kebijakan.

4. Sekretaris

Sekretaris memiliki tugas yang berperan penting dalam membantu direksi


PLTH Bayu Baru.

5. Bendahara

Bendahara memiliki tugas menyimpan kekayaan perusahaan dan


bertanggung jawab membuat rencana anggaran pengeluaran perusahaan
yaitu PLTH Bayu Baru.

6. Teknisi

Teknisi adalah orang yang menguasai bidang teknologi tertentu yang lebih
banyak memahami teori bidang tersebut seperti insinyur. Umumnya
mereka lebih menguasai teknik dibandingkan orang lain rata-rata atau ahli

6
dalam bidang itu. Pemahaman tingkat menengah atas teori dan teknik
tingkat tinggi umumnya dikuasai oleh teknisi untuk menjadi ahli dalam
hal peralatan atau keahlian tertentu. Ini bisa menjadi bagian proses
(manufaktur) yang lebih besar.

E. Jam Kerja

Setiap perusahaan memiliki batas jam kerja bagi seluruh karyawannya. Jam
kerja pada PLTH Pandansimo diberlakukan untuk karyawan adalah sebagai
berikut :

a. Senin-Kamis : 08.00 WIB – 16.00 WIB

Jam Istirahat 12.00 WIB – 13.00 WIB

b. Jumat : 08.00 WIB – 16.00 WIB

Jam istirahat : 11.30 WIB – 13.00 WIB

c. Sabtu: 08.00 WIB – 16.00 WIB

Jam Istirahat 12.00 WIB – 13.00 WIB

7
BAB III

HASIL OBSERVASI

A. Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid (PLTH)


Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid (PLTH) terbagi dalam Pembangkit Listrik Tenaga
Surya (PLTS) dan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) kedua pembangkit tersebut
digunakan untuk melengkapi kekurangan yang dimiliki oleh masing-masing pembangkit
yaitu PLTB yang mengandalkan kecepatan dan kestabilan angin dan PLTS yang
mengandalkan sinar matahari .Padahal actualnya kecepatan dan kestabilan angin dan
intensitas cahaya matahari dipengaruhi dari banyak factor contohnya cuaca,Ganguan
internal dll.
1. Data Teknis PLTH
Pembakit Listrik Tenaga Hibrid (PLTH) terbagi dalam Pembangkit Listrik Tenaga
Surya(PLTS) dan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) yang komponenya serta
spesifikasinya dapat dilihat dalam tabel berikut ini :

JENIS PEMBANGKIT JUMLAH UNIT JUMLAH DAYA


Grup Sistem 48 V Turbin Angin 1 KW/48V 4 Unit 4 KW
Timur (Tri Angle)
Turbin Angin 1 KW/48V 2 Unit 2 KW
(Lattice)
Sistem 240 Turbin Angin 2,5 2 Unit 5 KW
V KW/240V
(Lattice) 1 Unit 10 KW
Turbin Angin 10
KW/240V 1 Unit 5 KW
(Lattice)
Turbin Angin 10 KW/48V 1 Unit 5 KW
(Tri Angle)
Turbin Angin 5 KW/240V 40 Unit @100W 4 KW
(Lattice)
Panel Surya 4 KW/240V

8
Sistem 120 Turbin Angin 2 KW/120V 2 Unit 4 KW
V (Lattice)
Grup Sistem 240 Turbin Angin 1 KW/240V 21 Unit 21 KW
Barat V (Lattice)

Sistem 120 Panel Surya 15 KW/120V 150 Unit 15 KW


V @100W/12V
Grup KKP Sistem 48 V Panel Surya 10 KW/48V 48 Unit 10 KW
@220W/24V
Total Pembangkit Energi Listrik 90 KW

2. Data penyimpanan energi listrik


Energi yang dihasilkan oleh PLTH disimpan terlebih dahulu di battery (ACCU) yang
sebelum di salurkan ke inverter dan disalurkan kekonsumen ,berikut spesifikasi dari
battery (ACCU):

Battery Kapasitas Jumlah Unit Jumlah (Ah)


(ACCU)
Grup Timur 120 Ah/ 12 V 40 Unit 240 Ah/ 240 V
(Kering)
Grup Barat 100 Ah/ 12 V (Basah) 60 Unit 300 Ah/ 240 V
180 Ah/ 12 V (Basah)
40 Unit 720 Ah/ 240 V
Grup KKP 1000 Ah 72 Unit 3000 Ah /48 V
Total Penyimpanan Energi Listrik 4260 Ah

3. Data pemanfaatan energi listrik


Dalam pemanfaatnya energy yang dihasilkan oleh PLTH rata-rata digunakan untuk
warung dan penerangan di Pantai Baru . Untuk itu maka hasilenergi PLTH yang
berupa arus DC dikonversikan dulu kedalam arus AC 1 Phase agar dapat digunakan
oleh konsumen . Berikut data spesifikasi Inverter dan Jenis bebanya :

Inverter Beban Jenis Beban


3,5 KW/48V (1 Grup Timur  20 Warung Kuliner
Phase)  14 Lampu PJU
3,5 KW/48V (1 Grup Tengah  20 Warung Kuliner
Phase)  14 Lampu PJU
3,5 KW/48V (1 Grup Barat  20 Warung Kuliner

9
Phase)  14 Lampu PJU
7,5 KW/48V (1 Produksi Es  2 Unit Mesin Es Kristal
Phase) Kristal
7,5 KW/48V (1 Produksi Es  1 Unit Mesin Es Kristal
Phase) Kristal  1 Unit Water Sterillizer
5 KW/48V (1 Phase) Kantor  Lampu,TV & Dispenser
2 KW/48V (1 Phase) Grup Timur  20 Warung Kuliner
 14 Lampu PJU
2 KW/48V (1 Phase) Grup Tengah  20 Warung Kuliner
 14 Lampu PJU
2 KW/48V (1 Phase) Grup Barat  20 Warung Kuliner
 14 Lampu PJU

4. Cara Kerja PLTH


Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid (PLTH) terbagi dalam Pembangkit Listrik
Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) kedua
pembangkit tersebut digunakan untuk melengkapi kekurangan yang dimiliki oleh
masing-masing pembangkit yaitu PLTB yang mengandalkan kecepatan dan kestabilan
angin serta PLTS yang mengandalkan sinar matahari dalam menghasilkan energi
listrik .Padahal actualnya kecepatan ,kestabilan angin dan intensitas cahaya matahari
dipengaruhi oleh kondisi alam belum juga masalah-masalah lainya seperti kerusakan
system yang mungkin terjadi saat pengoperasian PLTB dan PLTS.
Dari permasalah diatas jika PLTS tidak dapat menghasilkan tenaga listrik
karena terjadi Ganguan (Kerusakan system, Intensitas cahaya matahari lemah)
sementara PLTB masih dapat bekerja maka suplai energy listrik tetap bekerja karena
masih bisa mangambil energy yang dihasilkan oleh PLTB begitu juga sebaliknya.
Energi yang didapatkan dari PLTS dan PLTB terlebih dahulu disimpan dalam battery
(Accu) yang disusun dengan seri maupun pararel menyesuaikan kapasitas tegangan
yang akan disimpan .
Karena arus yang dihasilkan oleh pembangkit adalah arus DC sedangkan yang
yang dibutuhkan oleh konsumen adalah arus AC maka energy yang disimpan di
battery (accu) disalurkan terlebih dahulu ke inverter yang berfungsi untuk mengubah
arus DC menjadi AC . Setelah diubah menjadi arus AC 1 Phase barulah Listrik
disalurkan ke konsumen. Untuk lebih Jelasnya berikut cara kerja dari masing-masing
pembangkit berserta komponen yang digunakan

10
 Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB)

Gambar 2. Struktur Komponen PLTB


Komponen Pembangkit Listrik Tenaga Bayu PLTB
a) Tower
Tower yaitu tiang utama penyangga dari komponen komponen PLTB.
Biasanya terbuat dari besi yang ditanam di tanah. Jarak antar tower adalah ±30 m
didapat dari 2 kali dari jarak ketinggian tower yaitu 15 m.

11
Gambar 3. Tower PJU Mandiri dan Tower PLTH

b) Kincir Angin/ Turbin Angin

12
Gambar 4. Kincir Angin

Kincir angin adalah sebuah alat sebagai pengerak Generator dengan


memanfaatkan hembusan kecepatan angin.Dalam pemanfaatanya kincir angin di
PLTH tidak mengunakan gearbox dikarenakan terjadinya rugi-rugi yang
signifikan karena pada dasarnya di PLTH Pantai baru kecepatan angin rata-rata
puncaknya 4m/s sehingga dikategorikan tidak stabil. berikut bagian-bagian dari
kincir angin :

a. Baling-baling, yang berfungsi mengubah hembusan angin menjadi energi


kinetik untuk memutar rotor pada generator. Pada baling baling ada banyak
jenis, ada yang berjenis 3 sumbu, 4 sumbu, 5 sumbu, 6 sumbu. Jumlah
sumbu mempengaruhi dari kenerja ,kincir angin yang bersumbu 3
digunakan untuk mempercepat putaran (Rpm) sedangkan jika menambah
sumbu maka torsi akan bertambah sedangkan rpm akan turun contohnya di
kincirangin yang memiliki sumbu 6 .Di PLTH baling baling yang digunakan
bersumbu 3 karena sumbu ini bertujuan untuk mempecepat putaran yang
nantinya di digunakan untuk memutar generator karena energy dari
kipasangin nantinya akan disimpan dan bisa langsung disalurkan untuk
digunakan konsumen. Sedangkan pada PJU (unit Sendiri) mengunakan sumbu
6, dikarenakan PJU yang pada dasarnya berdiri sendiri serta digunakan untuk
menerangi jalan yang membutuhkan continuitas dalam perputaran baling-
balingnya sehingga generator tetap dapat bekerja dalam menghasilan energy
listrik meskipun angin yang berhembus relative pelan . Bahan yang
digunakan sendiri berjenis komposit.

b. Generator listrik, yang berfungsi mengubah energi kinetik menjadi arus


listrik, generator yang digunakan yaitu generator listrik DC yang telah
dilengkapi unit pengontrol yang merubah dari tegangan AC menjadi
tegangan DC dan PWM. Generator yang digunakan pada penerangan
jalan umum (PJU) mandiri di PLTH Pandansimo yaitu memiliki spesifikasi
daya 400 Watt dan tegangan 12 Volt sedangakan untuk di PLTH terdapat 3
jenis yaitu 12 Volt 400 Watt, 240 Volt 2000 Watt, 240 Volt 1000 Watt .

13
Gambar 5. Turbin angin PLTH dan PJU mandiri

Gambar 6. Penyearah tegangan AC dari generator

c. Ekor turbin angin/ sudu, yang berfungsi mengarahkan unit turbin angin
agar selalu berhadapan dengan arah angina dan membatasi kecepatan
kecepatan kincir agar berputar maskimal pada 550 Rpm atau 10 m/s. Desain
dari sudu ini sendiri menentukan kepekaan dari pergerakan turbin angin.
Secara tidak langsung juga akan menentukan besaran tegangan keluaran
turbin akibat bergesaran turbin angin menurut arah angin.

Gambar 7. Gambar Kincir yang disertai dengan ekornya.

14
 Pembangkit Tenaga Surya (PLTS)

Gambar 8. Pembangkit Listrik Tenaga Surya


a) Sel Surya
Sel Surya atau Solar Cell adalah suatu perangkat atau komponen yang
dapat mengubah energi cahaya matahari menjadi energi listrik dengan
menggunakan prinsip efek Photovoltaic. Yang dimaksud dengan Efek
Photovoltaic adalah suatu fenomena dimana munculnya tegangan listrik
karena adanya hubungan atau kontak dua elektroda yang dihubungkan dengan
sistem padatan atau cairan saat mendapatkan energi cahaya. Oleh karena itu,
Sel Surya atau Solar Cell sering disebut juga dengan Sel Photovoltaic (PV).
Efek Photovoltaic ini ditemukan oleh Henri Becquerel pada tahun 1839.
Ketika terkena sinar Matahari, Foton yang merupakan partikel sinar Matahari
tersebut meghantam atom semikonduktor silikon Sel Surya sehingga
menimbulkan energi yang cukup besar untuk memisahkan elektron dari
struktur atomnya.  Elektron yang terpisah dan bermuatan Negatif (-) tersebut
akan bebas bergerak pada daerah pita konduksi dari material semikonduktor.
Atom yang kehilangan Elektron tersebut akan terjadi kekosongan pada
strukturnya, kekosongan tersebut dinamakan dengan “hole” dengan muatan
Positif (+).

15
Daerah Semikonduktor dengan elektron bebas ini bersifat negatif dan
bertindak sebagai Pendonor elektron, daerah semikonduktor ini disebut
dengan Semikonduktor tipe N (N-type). Sedangkan daerah semikonduktor
dengan Hole bersifat Positif dan bertindak sebagai Penerima (Acceptor)
elektron yang dinamakan dengan Semikonduktor tipe P (P-type).
Di persimpangan daerah Positif dan Negatif (PN Junction), akan
menimbulkan energi yang mendorong elektron dan hole untuk bergerak ke
arah yang berlawanan. Elektron akan bergerak menjauhi daerah Negatif
sedangkan Hole akan bergerak menjauhi daerah Positif. Ketika diberikan
sebuah beban berupa lampu maupun perangkat listrik lainnya di Persimpangan
Positif dan Negatif (PN Junction) ini, maka akan menimbulkan Arus Listrik.

Gambar 9. Panel surya dan Spesifikasinya

c) Baterai

16
Baterai merupakan unit yang digunakan sebagai media penyimpanan
tegangan sebelum digunakan ke beban. Baterai atau aki yang digunakan
pada penerangan jalan umum (PJU) mandiri di PLTH Pandansimo
memiliki spesifikasi 12 Volt 100 wp dan memiliki jangka 4-5 tahun umur
pemakaian. Baterai disusun secara seri maupun parrarel ini bertujuan agar
daya yang dapat ditampung bisa lebih besar . berikut spesifikasi
rangkaianya:

Seri

 48 Unit 12 volt 110 wp


 48 Unit 12 volt 100 wp

Pararell

 20 unit 12 volt 100 wp


 20 unit 12 volt 100 wp

Gambar 10. Spesifikasi baterai di PLTH Pantai Baru

c) Solar Charge Controller

Solar Charge Controller adalah komponen di dalam sistem PLTS


berfungsi sebagai pengatur arus listrik (Current Regulator) baik terhadap
arus yang masuk dari panel PV maupun arus beban keluar / digunakan.
Bekerja untuk menjaga baterai dari pengisian yang berlebihan
(OverCharge), Ini mengatur tegangan dan arus dari panel surya ke baterai.
Sebagian besar Solar PV 12 Volt menghasilkan tegangan keluar (V-Out)

17
sekitar 16 sampai 20 volt DC, jadi jika tidak ada peraturan, baterai akan
rusak dari pengisian tegangan yang berlebihan

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam observasi kali ini mahasiswa melakukan kunjungan di Pembangkit Listrik
Tenga Hibrid di Ngentak, Poncosari, Srandakan, Bantul, Daerah Istimewa
Yogyakarta. Dalam kunjugan mahasiswa Memeperoleh Ilmu antara lain :
a. Memahami Potensi Alam sebagai sumber daya energy terbarukan melalui
Pembakit energy listrik mengunakan energi angin dan panas sinar matahari
b. Melihat kondisi langsung situasi dilapangan suatu pembangkit energi listrik
c. Pengtingnya Energi listrik bagi keberlangsungan ekonomi daerah ,khususnya
daerah terpingirkan maka dari itu diperlukanya system pembangkit yang
mumupuni baik dari segi biaya dan pengoperasianya agar menjaga ketersedian
listrik didaerah tersebut.
d. Memahami pengoperasian dan perawatan Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid
yang merupakan gabungan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Dan Pembangkit
Listrik Tenaga Bayu
B. Saran
Adapun saran yang kiranya bermanfaat adalah sebagai berikut :
a. Dalam perawatan pembangkit kiranya dirasa kurang , hal tersebut
dapat dilihat dengan banyaknya turbin angin yang mati dan tidak
berputar sekiranya perawatan diadakan secara berkala dan dilakukan
penjadwalan.
b. Umur baterai yang dipaksakan ,menurut pengelola umur baterai
umumnya adalah 4-5thn tetapi karena kesulitan anggaran biaya baterai

18
dipaksakan melebihi life time ini mengakibatkan daya simpan tidak
masksimal dan terjadi rugi dayayang dihasilkan.

19
DAFTAR LAMPIRAN GAMBAR OBSERVASI

20
21
REFERENSI

Solanki, Chetan Singh, 2013, Delhi, Solar Photovoltaic Technology and System

Riko, J Hendra, 2014, Teknologi Energi dan Lingkungan Energi Terbarukan PLTS

Phanias, Ethelbert Davitson, 2014, Pemanfaatan Teknologi Hybrid Berbasis Energi Surya
dan Angin

22

Anda mungkin juga menyukai