Anda di halaman 1dari 35

PROPOSAL SKRIPSI

AUDIT ENERGI LISTRIK DAN ANALISIS PELUANG


PENGHEMATAN KONSUMSI ENERGI LISTRIK PADA
GEDUNG REKTORAT BARU UNIVERSITAS NUSA
CENDANA KUPANG

Oleh:

WILLIAM MARTHEN SUKI


1506030053

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG
JULI 2021
HALAMAN PERSETUJUAN

Nama Mahasiswa : William Marthen Suki


NIM : 1506030053
Judul Skripsi : Audit Energi Listrik Dan Analisis Peluang Penghematan
Konsumsi Energi Listrik Pada Gedung Rektorat Baru Universitas
Nusa Cendana Kupang

Proposal Skripsi ini telah diperiksa secara cermat sesuai dengan kaidah ilmiah dan
peraturan akademik yang berlaku dilingkup Universitas Nusa Cendana dan disetujui
untuk diseminarkan.

Kupang, .....................2020

Menyetujui:
Dosen Pembimbing I, Dosen Pembimbing II,

EVTALENY R. MAUBOY, ST.MT AGUSTINUS S. SAMPEALLO, ST.MT


NIP. 19790403 200501 2 001 NIP. 19650803 1999203 1 003

Mengetahui:

Ketua Program Studi Teknik Elektro,


13/07/2021

DON E.D.G. POLLO, ST.MT


NIP. 19790114 200312 1 003

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN ..................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. v
BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................. 3
1.3. Batasan Masalah ............................................................................................... 3
1.4. Tujuan Penelitian .............................................................................................. 3
1.5. Manfaat Penelitian ............................................................................................ 4
1.6. Sistematika Penulisan ....................................................................................... 4
BAB II. DASAR TEORI........................................................................................ 5
2.1. Energi Listrik .................................................................................................... 5
2.2. Daya Listrik ...................................................................................................... 5
2.3. Konservasi Energi ............................................................................................. 5
2.4. Audit Energi ...................................................................................................... 7
2.4.1. Audit Energi Awal ................................................................................ 8
2.4.2. Audit Energi Singkat ............................................................................ 8
2.4.3. Audit Energi Rinci .............................................................................. 10
2.5. Sistem Tata Udara ........................................................................................... 10
2.5.1. Sistem Tata Udara Alami ................................................................... 11
2.5.2. Sistem Tata Udara Buatan .................................................................. 11
2.6. Sistem Pencahayaan ........................................................................................ 14
2.6.1. Sistem Pencahayaan Alami ................................................................ 15
2.6.2. Sistem Pencahayaan Buatan ............................................................... 15
2.7. Peluang Hemat Energi .................................................................................... 16
2.7.1. Metode Penghematan Energi.................................................................... 17
2.8. Sistem kelistrikan Universitas Nusa Cendana kupang ....................................... 18
2.9. Beban-beban Listrik ................................................................................................... 18
2.9.1. Beban Sistem Tenaga .................................................................................... 19
2.9.2. Beban Sistem Komputer ................................................................................ 19
2.9.3. Beban Peralatan Elektroik Lainnya ............................................................... 19
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 21

iii
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................................... 21
3.2. Instrumen Penelitian ....................................................................................... 22
3.2.1. Alat Penelitian .................................................................................... 22
3.2.2. Bahan Penelitian ................................................................................. 22
3.3. Metode analisis Data ....................................................................................... 22
3.4. Tahapan Penelitian .......................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA

iv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Kriteria IKE bangunan gedung ............................................................... 9
Tabel 2.2. Standar tingkat pencayahaan lembaga pendidikan
dan perkantoran .................................................................................... 16
Tabel 3.1. Jadwal pelaksanaan penelitian .............................................................. 21
Tabel 3.2. Spesifikasi Perangkat Keras (Laptop)................................................... 22

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Energi pada prinsipnya sudah ada sejak dulu kala dan tidak dapat
dimusnahkan. Energi hanya dapat ditransfer dan dimanfaatkan untuk
kebutuhan hidup umat manusia. Energi yang banyak dimanfaatkan dalam
kebutuhan hidup masyarakat masa kini, adalah energi listrik. Energi listrik
merupakan salah satu faktor penting dalam operasional sebuah industri,
perusahaan, maupun instansi lain, karena memiliki tingkat ketergantungan
tinggi terhadap kebutuhan energi untuk operasional usahanya [4].
Sebagian besar produsen energi listrik di Indonesia menggunakan sumber
bahan bakar energi fosil seperti batubara dan minyak bumi. Sumber energi
fosil merupakan energi yang tidak dapat diperbaharui, sehingga menyebabkan
cadangan energi berkurang. Semua pihak perlu melakukan efisiensi energi
untuk menanggulangi masalah cadangan energi yang berkurang. Salah satu
metode yang dipakai untuk mengefisienkan pemakaian energi listrik adalah
konservasi energi. Konservasi Energi adalah peningkatan efisiensi energi yang
digunakan atau biasa disebut dengan proses penghematan energi. Dalam
metode ini terdapat Audit Energi, yaitu suatu metode untuk menghitung
tingkat konsumsi energi suatu gedung atau bangunan [16].
Audit energi bertujuan untuk mengetahui profil penggunaan energi suatu
bangunan gedung dan mencari upaya peningkatan efisiensi penggunaan energi
tanpa mengurangin tingkat kenyamanan bangunan/gedung. Audit energi
merupakan suatu teknik yang dipakai untuk menghitung besarnya konsumsi
energi dan mengenali cara-cara untuk penghematannya. Melalui audit energi
dapat diketahui pola distribusi energi, sehingga bagian yang mengkonsumsi
energi terbesar dapat diketahui dan bisa memberikan peluang penghematan
energi apabila dilakukan peningkatan efisiensi.
Dalam pengoprasian sebuah instansi atau lembaga penggunaan energi
sangat berperan penting dalam menunjang jalannya pekerjaan, terutama dalam
penggunaan energi listrik, porsi pemakaian serta alokasi dana untuk

1
peyediaannya terbilang cukup besar. Hal ini dapat dilihat bahwa peralatan
seperti lampu, pendingin udara (AC), komputer, Monitor, pompa air, dan
peralatan elektronik lain adalah peralatan yang dominan dalam operasional di
setiap instansi atau lembaga.
Avindu Barto Yohanes (2019) melakukan penelitian tentang Audit Energi
Listrik Pada Hotel Sotis Kupang. Dalam penelitian ini diperoleh nilai IKE dari
penggunaan lampu termasuk kategori sangat efisien sedangkan untuk
pengunaan AC termasuk kategori agak boros. Untuk nilai PHE pada
penggunaan AC termasuk kategori sangat efisien [18].
Jati Utomo (2014) melakukan penelitian tentang Audit Energi dan
Analisis Penghematan Konsumsi Energi pada Sistem Peralatan Listrik di
Gedung Pelayanan Unila. Dalam penelitian ini diperoleh nilai IKE pada
gedung perpustakaan, gedung serba guna dan gedung A fakultas Pertanian
termasuk dalam kategori sangat efisien karena setiap gedung memiliki nilai
IKE dibawah standar nilai IKE perkantoran yakni sebesar 240 kWh/m2/tahun
[16].
Gedung Rektorat Baru Universitas Nusa Cendana Kupang merupakan
gedung yang digunakan sebagai tempat kerja Rektor beserta jajarannya dan
juga sebagai tempat pengurusan administrasi mahasiswa. Gedung ini terletak
di Jl. Adi Sucipto Penfui Kupang dan termasuk konsumen energi listrik yang
cukup besar karena termasuk dalam sektor gedung dan Lembaga Pendidikan.
Peralatan elektronik yang menggunakan energi listrik seperti AC, lampu,
komputer dalam jumlah banyak mengakibatkan adanya peningkatan dalam
penggunaan energi listrik, secara keseluruhan daya listrik yang tersambung ke
kampus Universitas Nusa Cendana Kupang saat ini sebesar 1555 kVA.
Mengingat meningkatnya kebutuhan energi listrik yang digunakan pada
gedung tersebut saat ini, maka dalam hal ini perlu adanya audit energi listrik
guna mengetahui profil penggunaan energi listrik dan besarnya konsumsi
energi listrik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pengumpulan data, wawancara, pengamatan dan pengukuran langsung pada
penggunaan lampu dan AC. Teknik analisis data yang dapat diterapkan dalam

2
gedung yaitu menentukan nilai perkiraan konsumsi energi listrik, menentukan
nilai Intensitas Konsumsi Energi (IKE) dan menentukan Peluang
Penghematan Energi (PHE).
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis mencoba melakukan
penelitian dan mengambil judul tugas akhir tentang “Audit Energi Listrik
Dan Analisis Peluang Penghematan Konsumsi Energi Listrik Pada
Gedung Rektorat Baru Universitas Nusa Cendana Kupang”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang
diambil yakni:
1. Berapa nilai Intensitas Konsumsi Energi Listrik (IKE) pada
Gedung Rektorat Baru Universitas Nusa Cendana Kupang?
2. Apakah penggunaan energi listrik di Gedung Rektorat Baru
Universitas Nusa Cendana Kupang sudah efisien?
3. Menentukan rekomendasi peluang penghematan energi pada
Gedung Rektorat Baru Universitas Nusa cendana Kupang.
1.3 Batasan Masalah
1. Audit yang dilakukan adalah tahapan audit energi awal yang
meliputi perhitungan profil penggunaan energi listrik
2. Melakukan identifikasi dan analisis data hanya dilakukan pada
jenis beban pencahayaan, pendingin ruangan dan peralatan
elektronik yang terpasang pada Gedung Rektorat Baru Universitas
Nusa Cendana Kupang
1.4 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui besarnya nilai Intensitas Konsumsi Energi (IKE) di
Gedung Rektorat Baru Universtas Nusa Cendana Kupang
2. Mengetahui profil penggunaan energi di Gedung Rektorat Baru
Universitas Nusa Cendana Kupang
3. Mengetahui peluang penghematan energi pada Gedung Rektorat
Baru Universitas Nusa Cendana Kupang

3
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini yaitu :
Memberikan informasi tentang nilai Intensitas Konsumsi Energi
(IKE) dan peluang penghemataan energi pada Gedung Rektorant Baru
Universitas Nusa Cendana Kupang.
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan Tugas Akhir bertujuan untuk memberikan
gambaran umum tentang penelitian yang dilakukan dengan rincian
sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang latar belakang dari pengerjaan Tugas
Akhir, rumusan masalah yang dihadapi, batasan masalah yang digunakan,
tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan Tugas Akhir.
BAB II DASAR TEORI
Bab ini menjelaskan tentang pengetahuan yang menjadi landasan
teori untuk penerapan penelitian.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi tentang tempat dan waktu penelitian, instrumen
penelitian yang digunakan, alur penelitian, jenis dan sumber data.

4
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Energi Listrik


Energi listrik memegang peran besar oleh manusia karena setiap aktivitas
sehari-hari tentunya sangat membutuhkan energi listrik seperti kebutuhan
pribadi, komersial bahkan aspek industri. Energi listrik juga ialah energi yang
dihasilkan oleh muatan listrik sehingga menyebabkan adanya medan listrik
statis[9].
2.2 Daya Listrik
Daya listrik merupakan penghantar energi pada suatu rangkaian.
Perhitungan daya listrik dapat diperhatikan pada persamaan [9]:
𝑃 = 𝑉 × 𝐼 ..................................................... (2.1)
dimana:
P = Daya (watt)
V = Tegangan (volt)
I = Arus (ampere)
Tiga jenis daya listrik meliputi:
1. Daya aktif merupakan daya yang terpakai sebenarnya. Daya aktif
memiliki satuan watt.
𝑃 = 𝑉 × 𝐼 × 𝐶𝑜𝑠 𝜑 ....................................... (2.2)
dimana:
𝐶𝑜𝑠 𝜑 : Faktor daya
2. Daya reaktif merupakan daya yang diperlukan dalam
pembentukan medan magnet yang kemudian menghasilkan fluks
magnet. Daya reaktif memiliki satuan VAR.

𝑄 = 𝑉 × 𝐼 × 𝑆𝑖𝑛Ø .......................................... (2.3)


dimana:
𝑄 : Daya reaktif (Var)
𝑆𝑖𝑛 𝜑 : Faktor daya

5
3. Daya semu merupakan hasil dari kalkulasi antara tegangan rms
dengan arus rms. Daya semu memiliki satuan VA.
𝑆 = 𝑉 × 𝐼 ............................................... (2.4)
dimana:
𝑆 : Daya semu (VA)
2.3 Konservasi Energi
Konservasi adalah pelestarian atau perlindungan. Sedangka untuk
konservasi energi menurut PP 70 tahun 2009 adalah upaya sistematis,
terencana, dan terpadu untuk melestarikan sumber daya energi dalam negeri
serta meningkatkan efisiensi pemanfaatannya[8]. Tujuan konversi energi ini
adalah untuk memelihara kelestarian sumber daya alam yang berupa sumber
energi melalui kebijakan pemilihan teknologi dan pemanfaatan energi secara
efisien dan rasional. Penghematan energi dapat dicapai dengan penggunaan
energi secara efisien dimana manfaat yang sama diperoleh dengan
menggunakan energi lebih sedikit. Penghematan energi dapat menyebabkan
berkurangnya biaya, serta meningkatkan efisiensi dan keuntungan [10].
Menurut SNI 03-6196-2000 tentang prosedur audit energi pada bangunan
gedung, definisi konservasi energi adalah upaya mengefisiensikan pemakaian
energi untuk suatu kebutuhan agar pemborosan energi dapat dihindari [14].
Tingkat keberhasilan penggunaan energi secara efisien sangat dipengaruhi
perilaku, kebiasaan, kedisiplinan, dan kesadaran masyarakat akan pentingnya
hemat energi. Selain efisiensi energi, cara lain yang dapat dilakukan adalah
perawatan dan perbaikan peralatan listrik sehingga pengendalian penggunaan
energi dapat terpantau [4].
Kebijakan mengenai konservasi energi juga diatur dalam Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2007 Pasal 25 yang mengatur
mengenai Konservasi Energi yaitu [15] :
1. Konservasi energi nasional menjadi tanggung jawab pemerintah,
pemerintah daerah, penguasa, dan masyarakat.

6
2. Penggunaan energi dan produsen peralatan hemat energi yang
melaksanakan konservasi energi di beri kemudahan dan atau intensif
oleh pemerintah dan atau pemerintah daerah.
3. Penggunaan sumber energi dan pengguna energi yang tidak
melaksanakan konservasi diberi disinsentif oleh pemerintah dan atau
pemerintah daerah.
4. Peraturan lebih lanjut tentang konservasi energi akan dituangkan
dalam peraturan pemerintah.
2.4 Audit Energi
Audit energi merupakan usaha atau kegiatan untuk mengidentifikasikan
jenis dan besarnya energi yang digunakan pada bagian-bagian operasi suatu
industri atau pabrik atau bangunan dan mencoba mengidentifikasikan
kemungkinan penghematan energi. Sasaran dari audit energi adalah untuk
mencari cara mengurangi konsumsi energi per satuan output dan mengurangi
biaya operasi. Kita dapat mengetahui pola distribusi energi suatu bangunan
gedung melalui audit energi, segingga bagian yang mengkonsumsi energi
terbesar dapat diketahui. Dari hasil audit energi juga dapat diketahui besarnya
peluang potensi penghematan energi apabila dilakukan peningkatan efisiensi.
Kegiatan audit energi merupakan kegiatan pengecekan berkala untuk
menjamin apakah energi digunakan secara tepat, efisien, dan rasional. Dengan
audit energi, maka indikasi kebocoran energi dapat dilacak dan ditelusuri yang
kemudian ditentukan langkah perbaikan. Adapun lingkup kegiatan energi
diantaranya [4] :
1. Melakukan identifikasi penggunaan energi khususnya yang berkaitan
dengan jenis energi, sistem pemakaian, dan biaya energi.
2. Observasi tingkat penggunaan energi sesuai dengan kondisi bangunan
dan jenis penggunaanya.
3. Mengetahui dimana potensi terbesar untuk memperbaiki efisiensi
penggunaan yang dapat dilakukan.
4. Bagaimana melalukan perbaikan efisiensi tersebut.

7
Audit energi dapat dilakukan setiap saat atau sesuai dengan jadwal yang
sudah ditetapkan. Audit energi terbagi 3 diantaranya :
1. Audit Energi Singkat
2. Audit Energi Awal
3. Audit Energi Rinci
2.4.1 Audit Energi Singkat
Audit energi singkat adalah proses awal kegiatan audit energi yang
meliputi pengumpulan data historis konsumsi energi, luas bangunan,
daya terpasang, beban penghunian bangunan dan observasi visual.
Perbedaan audit energi singkat dengan audit energi awal yaitu, pada
audit energi singkat tidak memerlukan pengukuran pada peralatan
listrik. Hasil dari kegiatan audit energi singkat berupa potret
penggunaan energi bangunan gedung dan rekomendasi peluang
penghematan energi [4].
2.4.2 Audit Energi Awal
Tujuan dari audit energi awal adalah untuk mengukur produktifitas
dan efisiensi penggunaan energi dan mengidentifikasikan kemungkinan
penghematan energi. Kegiatan audit energi awal meliputi pengumpulan
data energi bangunan gedung dengan data yang tersedia dan tidak
memerlukan pengukuran. Data tersebut meliputi [4]:
a. Dokumentasi bangunan yang dibutuhkan adalah gambar teknik
bangunan sesuai pelaksanaan konstruksi., terdiri dari :
• Tapak, denah, dan potongan bangunan gedung seluruh lantai.
• Denah instalasi pencahayaan bangunan seluruh lantai.
• Diagram satu garis listrik, lengkap dengan penjelasan
penggunaan daya listriknya dan besarnya penyambungan daya
listrik PLN serta besarnya daya listrik cadangan pembangkit
cadangan.
b. Pembayaran rekening bulanan bangunan gedung dalam satu tahun
terakhir.
c. Menghitung besarnya Intensitas Konsumsi Energi (IKE) gedung.

8
Total konsumsi energi (kWh)
𝐼𝐾𝐸 = ................... (2.5)
Luas bangunan (m2 )

Setiap bangunan mempunyai standar IKE sesuai dengan fungsi


bangunan tersebut. Berikut merupakan nilai IKE standar suatu bangunan
menurut Pedoman Konservasi Energi dan Pengawasannya di
Lingkungan Departemen Pendidikan Nasional [4] :
Tabel 2.1 Kriteria IKE bangunan gedung
Kriteria Konsumsi Energi Listrik Bulanan
(kWh/m2/bulan)
Gedung ber-AC Gedung tak ber-AC
Sangat Efisien 4,17 – 7,92 -
Efisien 7,92 – 12,08 0,84 – 1,67
Cukup Efisien 12,08 – 14,58 1,67 – 2,05
Agak Boros 14,58 – 19,17 -
Boros 19,17 – 23,75 2,05 – 3,34
Sangat Boros 23,75 – 37,05 3,34 – 4,17

Intensitas Konsumsi Energi (IKE) listrik adalah pembagian antara


konsumsi energi listrik pada kurun waktu tertentu dengan satuan luas
bangunan gedung. Sektor-sektor yang dapat dihitung antara lain[4]:
a. Rincian luas bangunan gedung dan luas total bangunan gedung (m2)
b. Konsumsi energi bangunan per tahun (kWh/tahun)
c. Intensitas Konsumsi Energi (IKE) per tahun (kWh/m2/tahun)
d. Biaya energi bangunan gedung (Rp/kWh)
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh ASEAN-USAID pada
tahun 1987 yang laporannya baru dikeluarkan pada tahun 1992, target
besarnya Intensitas Konsumsi Energi (IKE) listrik untuk Indonesia
adalah sebagai berikut [3] :
a. IKE perkantoran : 240 kWh/m2 per tahun
b. IKE pusat belanja : 330 kWh/m2 per tahun
c. IKE hotel/apartemen : 300 kWh/m2 per tahun
d. IKE rumah sakit : 380 kWh/m2 per tahun

9
2.4.3 Audit Energi Rinci
Audit energi rinci adalah audit energi yang dilakukan dengan
menggunakan alat-alat ukur yang sengaja dipasang pada peralatan untuk
mengetahui besarnya konsumsi energi. Audit energi rinci dilakukan
untuk mengetahui profil penggunaan energi bangunan gedung, sehingga
dapat diketahui peralatan pengguna energi apa saja yang pemakaian
energinya cukup besar. Kegiatan yang dilakukan dalam audit energi
rinci adalah [4] :
a. Penelitian konsumsi energi
b. Pengukuran energi
c. Indentifikasi Peluang Hemat Energi (PHE)
d. Analisis Peluang Hemat Energi (PHE)
2.5 Sistem Tata Udara
Udara merupakan zat yang tidak terpisahkan dari kehidupan di dunia,
layaknya seperti air. Setiap makhluk hidup tentu membutuhkan udara dengan
komposisi yang cocok bagi kondisi tubuhnya. Udara tersusun atas nitrogen,
oksigen, dan zat yang lain. Komposisi udara dapat berubah ketika terjadi
perubahan yang signifikan di alam ini. Gas oksigen merupakan yang paling
dibutuhkan oleh manusia, disamping berbagai jenis gas yang lain. Kondisi
lingkungan saat ini menunjukan bahwa tingkat polusi udara sangat tinggi
sehingga mengakibatkan terganggunya kesehatan manusia [6].
Pengadaan suatu sistem tata udara adalah agar tercapai kondisi
temperatur, kelembapan, kebersihan, dan distribusi udara dalam ruangan dapat
dipertahankan pada tingkat keadaan yang diharapkan. Untuk kondisi iklim
Indonesia (tropis), proses pengkondisian udara yang berupa pendinginan
banyak sekali digunakan. Pendingin ini berfungsi untuk menciptakan kondisi
nyaman bagi beberapa aktivias manusia. Semakin nyaman suatu ruangan tentu
akan meningkatkan tingkat produktifitas di dalamnya [4]. Persyaratan termal
yang ditetapkan pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran adalah :

10
• Suhu : 18ºC - 28ºC
• Kelembapan : 40% - 60%
Sistem tata udara terdiri dari 2 jenis, yaitu :
1. Sistem tata Udara Alami
2. Sistem Tata Udara Buatan
2.5.1 Sistem Tata Udara Alami
Sistem tata udara alami hanyan mengandalkan tata ruang dan aliran
udara sekitar bangunan gedung. Untuk ruangan yang tidak
menggunakan peralatan pendingin udara harus memiliki lubang ventilasi
minimal 15% dari luas lantai dengan menerapkan ventilasi silang agar
aliran udara dapat berjalan. Sistem tata udara alami ini berupa jendela,
pintu, ventilasi, dan lain-lain [7].
2.5.2 Sistem Tata Udara Buatan
Sistem tata udara buatan digunakan untuk mengendalikan kondisi
termal, kualitas, dan sirkulasi udara di dalam ruangan untuk memenuhi
persyaratan kenyamanan termal penggunaan bangunan. Sistem tata
udara buatan biasanya menggunakan AC(Air Conditioner) sebagai
pendingin ruangan yang merupakan paling banyak digunakan di negara-
negara tropis seperti Indonesia [4].
Sebelum merencanakan atau memasang AC, maka perlu
mempertimbangkan beberapa hal berikut agar AC tersebut bisa
berfungsi maksimal dan efesien [6].
1. Fungsi Ruang
Penggunaan ruang berpengaruh terhadap suhu ruangan karena
manusia yang mengisi suatu ruangan mengeluarkan kalori yang
cukup tinggi. Perbedaan fungsi ruangan dapat menentukan kapasitas
suatu AC. Misal kamar tidur yang hanya diisi dua orang akan
berbeda dengan ruang keluarga, yang frekwensi keluar masuk
penghuninya cukup tinggi. Jadi semakin banyak pengguna maka
kebutuhan daya AC yang di butuhkan akan semakin besar pula.

11
2. Ukuran Ruangan
Ukuran ruangan menentukan berapa banyak BTU (British Thermal
Unit) atau kecepatan pendinginan. BTU adalah kecepatan
pendinginan untuk ruangan satu meter persegi dengan tinggi standar
(umumnya tiga meter). Semakin besar suatu ruangan akan semakin
besar pula BTU yang di butuhkan.
3. Beban Pendingin
Beban pendingin bisa berasal dari dalam ruangan (internal heat gain)
atau luar ruangan. Dari dalam ruangan misalnya dari
jumlahpenghuni/orang, dan penggunaan peralatan yang menimbulkan
panas, seperti lampu penerangan atau kulkas. Karena ada beberapa
jenis lampu mengeluarkan panas yang tinggi, yang berarti juga harus
memilih AC dengan daya yang lebih tinggi. Selain dari dalam, beban
pendinginan dari luar seperti cahaya matahari yang mengeluarkan
energi panas melalui dinding, atap, atau jendela.
4. Banyaknya Jendela Kaca
Penggunaan jendela kaca atau penggunaan blok kaca (glass block)
sangat mempengaruhi penggunaan kapasitas AC yang diperlukan.
Untuk ruangan yang menggunakan kaca sebanyak 70% atau lebih,
sebaiknya menggunakan kaca film yang dapat menahan sinar
ultraviolet untuk mengurangi beban pendinginan.
5. Penempatan AC
Pemasngan unit indoor perlu memperhatikan arus angin (air flow)
dari blower Ac. Penentuan arus angin atau hembusan yang tepat
membuat udara yang dikeluarkan lebih merata dan tidak hanya
berkumpuldi satu titik. Selain itu, agar arus angin tidak mengenai
pengguna secara langsung. Terpaan angin dingin secara terus
menerus dapat berakibat buruk bagi kesehatan. Usahakan mengarah
swing ke bagian atas kepala karena udara yang dikeluarkan AC
mempunyai berat jenis yang lebih berat dari udara. Penempatan
kompresor harus diletakan di tempat dengan sirkulasi udara yang

12
cukup, ada tempat untuk udara masuk dan udara keluar, dan
terlindung dari hujan [6].
Efisiensi sebuah mesin pendingin sering dinyatakan dengan istilah
COP (Coefficient Of Performance) ataupun EER (Energy Efficiency
Ratio). COP didefinisikan sebagai perbandingan laju kalor yang
dikeluarkan dengan laju energi yang harus dimasukkan ke sistem. COP
berbanding terbalik dengan biaya operasional, apabila COP lebih tinggi
maka biaya operasional yang dikeluarkan akan menjadi lebih rendah.
Besarnya nnilai COP dirumuskan dengan persamaan berikut [1] :

Kapasitas pendinginan Qe (W)


𝐶𝑂𝑃 = = ........................... (2.6)
Kerja kompresor w (W)

Dimana : COP = Performa ( Unjuk Kerja ) mesin


pendingin
Qe = Kalor yang diserap evaporator (Watt)
W = Kerja kompresor ( Watt )
EER (Energy Efficiency Ratio) adalah perbandingan kapasitas
pendiginan dengan input daya. Kapasitas perbandingan diukur
menggunakan satuan Btu/h ( British thermal units per hour ) sedangkan
daya diukur menggunakan satuan watt. Berbeda dengan COP, EER
berbanding lurus dengan efisiensi dari sebuah AC, semakin tinggi EER
dari sebuah AC maka semakin efisien pula AC tersebut [5].

𝐵𝑡𝑢/ℎ
𝐸𝐸𝑅 = ..................................................................... (2.7)
W

Dimana : EER = tingkat efisiensi penggunaan energi


Btu/h = kapasitas pendinginan AC
W = energi listrik ( W )

13
2.6 Sistem Pencahayaan
Cahaya merupakan suatu bentuk energi yang diradiasikan atau
dipancarkan dari sebuah sumber dalam bentuk gelombang dan merupakan
bagian dari keseluruhan kelompok gelombang-gelombang elektromagnet,
yang diubah menjadi cahaya tampak. Gelombang tersebut memiliki panjang
dan frekuensi tertentu, yang nilainya dibedakan dari energi cahaya lainnya
dalam spektrum elektromagnetisnya. Cahaya dipancarkan dari suatu benda
dengan fenomena sebagai berikut [6] :
1. Pijar, benda padat dan cair memancarkan radiasi yang dapat dilihat bila
dipanaskan sampai suhu tertentu. Intensitas meningkat dan penampilan
menjadi semakin putih jika suhu naik.
2. Muatan Listrik, jika arus listrik di lewatkan melalui gas, maka atom
dan molekulnya akan memancarkan radiasi, dimana spektrumnya
merupakan karakteristik dari elemen yang ada.
3. Electro Luminescence, cahaya dihasilkan jika arus listrik dilewatkan
melalui padatan tertentu seperti semikonduktor atau bahan yang
mengandung fosfor.
4. Photo Luminescence, radiasi pada salah satu panjang gelombang
diserap, biasanya oleh suatu padatan dan dipancarkan kembali pada
berbagai panjang gelombang. Bila radiasi yang dipancarkan kembali
tersebut merupakan fenomena yang dapat terlihat, maka radiasi tersebut
disebut fluerescence atau phosphorescence.
Cahaya nampak, menyatakan gelombang yang sempit diantara cahaya
ultraviolet (UV) dan energi inframerah (panas). Gelombang cahaya tersebut
mampu merangsang retina mata, yang menghasilkan sensasi penglihatan yang
disebut pandangan. Oleh karena itu, penglihatan memerlukan mata yang
berfungsi dan cahaya yang nampak. Pencahayaan sendiri dapat dibagi menjadi
[6] :
1. Sistem pencahayaan alami
2. Sistem pencahayaan buatan

14
2.6.1 Sistem Pencahayaan Alami
Pencahayaan alami adalah sumber pencahayaan yang berasal
dari sinar matahari. Sinar alami mempunyai banyak keuntungan,
selain menghemat energi listrik juga dapat membunuh kuman. Untuk
mendapatkan pencahayaan alami pada suatu ruang diperlukan
jendela-jendela yang besar ataupun dinding kaca sekurang-kurangnya
1/6 dari pada luas lantai [6].
Sumber pencahayaan alami kadang dirasa kurang efektif
dibanding dengan penggunaan pencahayaan buatan, selain karena
intensitas cahaya yang tidak tetap, sumber alami menghasilkan panas
terutama saat siang hari. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan agar
penggunaan sinar alami mendapat keuntungan, yaitu [6] :
1. Variasi intensitas cahaya matahari
2. Distribusi dari terangnya cahaya
3. Efek dari lokasi, pemantulan cahaya dan jarak bangunan
4. Letak geografis dan kegunaan bangunan gedung
2.6.2 Sistem pencahayaan buatan
Sistem pencahayaan buatan merupakan penggunaan energi
listrik terbesar kedua pada sebuah bangunan gedung. Sistem
pencahayaan buatan sangat diperlukan apabila posisi suatu ruangan
sulit dicapai oleh pencahayaan alami atau saat kebutuhan pencahayaan
alami tidak mencukupi untuk menerangi suatu ruangan [4]. Fungsi
pokok pencahayaan buatan baik yang diterapkan secara tersendiri
maupun yang dikombinasikan dengan pencahayan alami adalah
sebagai beikut [6] :
1. Menciptakan lingkungan yang memungkinkan penghuni
melihat secara detail serta terlaksanakannya tugas serta
kegiatan visual secara mudah dan cepat.
2. Memungkinkan penghuni berjalan dan bergerak secara mudah
dan aman.

15
3. Tidak menimbulkan pertambahan suhu udara yang berlebihan
pada tempat kerja.
4. Memberikan pencahayaan dengan intensitas yang tetap
menyebar secara merata, tidak berkedip, tidak menyilaukan
dan tidak menimbulkan bayang-banyang.
5. Meningkatkan lingkungan visual yang nyaman dan
meningkatkan prestasi.
Besarnya tingkat pencahayaan ruangan sudah diatur dalam SNI 6197-
2011 tentang Konservasi Energi pada Sistem Pencahayaan [13].
Tabel 2.2 Standar tingkat pencahayaan lembaga pendidikan dan perkantoran
Fungsi Ruangan Tingkat Pencahayaan
( Lux )
Ruang Kerja 350

Ruang Rapat 300

Ruang Komputer 350

Ruang Gambar 750

Gudang Arsip 150

Laboratorium 500

Perpustakaan 300

Ruang Kelas 250

2.7 Peluang Hemat Energi


Peluang hemat energi adalah potensi yang dimiliki untuk menghemat
pemakaian listrik. Oleh karena itu upaya penghematan haruslah diarahkan
untuk Dapat menurunkan daya terpasang dengan meminimumkan beban
peralatan/sistem dengan meningkatkan efisiensi kerjanya. Pengurangan jam
kerja, atau Kombinasi dari kedua upaya tersebut [17].

16
2.7.1 Metode Penghematan Energi
Energi dapat diibaratkan seperti uang, karena sangat vital bagi
kebutuhan suatu perusahaan atau industri dan juga kini persediaan dari
energi yang tidak dapat diperbaharui sudah mulai menipis. Pemakaian
haruslah bijaksana, se-produktif dan se-efisien mungkin. Karena harga
dari energi tersebut tidaklah murah, maka sebagai suatu perusahaan
atau industri haruslah melakukan upaya yang bertitik berat pada
penghematan pemakaian energi [11].
Suatu peluang penghematan adalah potensi yang dimiliki untuk
menghemat pemakaian listrik. Oleh karena itu upaya penghematan
haruslah diarahkan untuk :
a. Dapat menurunkan daya terpasang dengan meminimumkan
bebah peralatan/sistem dengan meningkatkan efisiensi kerjanya.
b. Pengurangan jam kerja, atau
c. Kombinasi dari kedua upaya tersebut.
Peluang penghematan yang mungkin ada pada suatu bangunan meliputi :
1. Selubung bangunan, pengurangan perolehan panas pada selubung
bangunan melalui jendela-jendela kaca dan pintu-pintu kaca dengan
peneduh luar. Pengurangan perolehan panas tersebut dilakukan
dengan pelapisan jendela/pintu tadi dengan film yang memantulkan
panas atau dengan penyekat cuaca dan pendempulan. Hal ini dapat
dilakukan karena dengan penyekatan dan pendempulan
jendela/pintu yang kurang baik akan menaikkan beban
pendinginan/pemanasan karena ilfiltrasi/eksfiltrasi udara. Selain
cara tersebut di atas yang berhubungan dengan penghematan energi
pada selubung bangunan adalah isolasi dan warna yang lebih terang
untuk atap dan dinding serta plafon atap yang berventilasi.
2. Penyetelan Mesin Pendingin, cakupan pada penyetelan mesin
pendingin yang dapat menghemat/mengurangi penggunaan energi
listrik dapat dilakukan dengan cara setting temperatur air
pendinginan, penyimpanan thermal, penggantian menara pendingin

17
yang tidak memadai lagi, penggunaan sistem pemompaan primer
dan sekunder, pemompaan putaran variabel/pemasangan pompa
kecil secara paralel, pemanfaatan kembali panas air kondenser dan
penggantian chiller yang sudah tidak efisien lagi.
3. Unit- unit Pengendalian Udara (Air Handling Unit), peluang
penghematan energi listrik yang dapat dilakukan pada sistem AHU
dengan cara melakukan konversi dan volume udara variabel, isolasi
pekerjaan saluran, koreksi kebocoran saluran udara dan mengurangi
ruangan-ruangan yang membutuhkan kondisi udara yang khusus.
4. Pengendalian, peluang penghematan energi listrik yang dapat
dilakukan pada sistem pengendalian yaitu dengan cara penjadwalan
saat start/stop sistem, setelan pengendalian thermostat dan kontrol
pada sistem penerangan/peralatan yang menggunakan energi listrik
[11].
2.8 Sistem Kelistrikan Universitan Nusa Cendana Kupang
Universitas Nusa Cendana Kupang merupakan salah satu pelanggan
tenaga listrik dari PT. PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Kupang, ULP (Unit
Layanan Pelanggan) Kupang dengan kontrak daya sebesar 1555 kVA dan
tegangan sistem 20 kV. Masukan dari sistem kelistrikan Undana dimulai dari
gardu hubung milik PLN yang terletak didalam kampus Undana kemudian
daya diteruskan ke gardu kubikel milik Undana. Keluaran dari gardu kubikel
akan disalurkan melalui jaringan tegangan menengah yang terdiri atas tiga
jalur utama yakni, jalur Rektorat lama, Rektorat baru dan jalur Kedokteran.
Ketiga jalur distribusi tegangan menengah tersebut akan melayani tujuh buah
transformator [12].
2.9 Beban-beban Listrik
Tenaga listrik yang didisribusikian ke pelanggan listrik digunakan
untuk bermacam-macam peralatan listrik atau disebut juga beban listrik.
Beban-beban listrik membutuhkan tenaga listrik sebagai sumber energinya
agar dapat melakukan kerja. Secara umm beban-beban listrik dibagi menjadi :

18
• Sistem penerangan
• Sistem non penerangan
Sistem penerangan contohnya lampu. Sistem non penerangan meliputi
sistem lainya selain sistem penerangan contohnya sistem tata udara (AC),
sistem tenaga (motor industri, lift, eskalator), sistem komputer dan beban-
beban listrik pada sistem lainnya [2].
2.9.1 Beban Sistem Tenaga
Beban listrik sistem tenaga ummnya banyak terdapat pada
pelanggan listrik sektor industry contohnya motor, mesin-mesin listrik,
konveyor. Motor listrik banyak diaplikasikan pada pergerakan sistem
traksi. Contoh sistem traksi listrik adalah kereta rel listrik dan trem
listrik pada pelanggan listrik traksi, lift/elevator serta eskalator pada
pelanggan listrik kantor ataupun bisnis, moving walks atau belt
conveyor pada pelanggan listrik industri.
2.9.2 Beban Sistem Komputer
Beban listrik sistem komputer umumnya banyak terdapat di
pelanggan listrik di gedung perkantoran. Seperti kantor pemerintahan,
gedung sekolah, kampus, dan masih banyak lagi. Pada pelanggan
listrik ruah tangga biasanya juga terdapat beba listrik sistem komputer,
akan tetapi jumlah beban yang terpasang biasanya cenderung sedikit,
tidak sebanyak yang terpasang di gedung perkantoran. Bebanbeban
listrik sistem komputer dapat berupa CPU, Monitor, printer, dan alat
perlengkapan komputer lainnya.
2.9.3 Beban Listrik Peralatan Elektronik Lainnya
Beban listrik diluar empat kelompok diatas. Beban listrik yang
termasuk peralatan elektronik dapat dikelompokkan sesuai pelanggan
konsumen listriknya. Misalnya untuk pelanggan listrik sektor rumah
tangga, maka beban listrik yang umumnya digunakan adalah televisi,
radio, mesin cuci, blender, mixer, magic jar, dan lain-lain. Berbeda
dengan pelanggan listrik sektor bisnis, biasanya beban listriknya

19
berupa customer display, mesin-elektronik untuk kasir, barcode
scanner, dan lain-lain [2].

20
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Gedung Rektorat Baru Universitas Nusa
Cendana Kupang, Jl. Adi Sucipto Penfui, Kota Kupang,Provinsi Nusa
Tenggara Timur.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dijadwalkan selama 4 bulan yaitu pada bulan Juli
2021 sampai September 2021 dengan rincian kegiatan seperti pada Tabel 3.1
:
Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Waktu Pelaksanaan
No Jenis Kegiatan Juli Agustus September
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Observasi dan wawancara
tentang sistem kelistrikan yang
ada pada Gedung Kantor
Walikota Kupang
2. Pengambilan data pembayaran
rekening listrik, layout gedung,
peralatan listrik, jadwal
operasional, daya terpasang,
data generator dan data
transformator.
3. Melakukan pengukuran energi
secara manual menggunakan
alat ukur.
4. Analisis dan evaluasi data hasil
pengukuran
5. Menghitung nilai Intensitas
Konsumsi Energi
6. Menentukan rekomendasi
Peluang penghematan energi
7. Menghitung ulang nilai
Inntesitas konsumsi energi
setelah meentukan rekomendasi
peluang penghematan energi

21
3.2 Instrumen Penelitian
3.2.1 Alat Penelitian
1. Kebutuhan Perangkat Keras
Kebutuhan perangkat keras yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah :
a. Lux Meter
Alat yang digunakan untuk mengukur besarnya intensitas cahaya
pada suatu tempat
b. Tang Ampere
Alat untuk mengukur arus listrik pada sebuah kabel konduktor
c. Sebuah Laptop Toshiba dengan spesifikasi sebagai berikut :
Tabel 3.2 Spesifikasi Perangkat Keras (Laptop)
Processor Intel(R) Core(TM) 2 - Duo @ 1.53 GHz

Harddisk 500 GB
RAM 2 GB
VGA Intel HD Graphics
Sistem Operasi Windows 7

2. Kebutuhan Perangkat Lunak


Perangkat lunak yang digunakan dalam menyelesaikan Tugas Akhir
ini adalah Microsoft Excel 2007
3.2.2 Bahan Penelitian
Bahan penelitian ini diperoleh dari data sejarah pembayaran rekening
listrik satu tahun terakhir, data layout gedung, data peralatan listrik, jadwal
operasional, data daya terpasang, data generator, transformator dan data hasil
pengukuran.
3.3 Teknik Analisis Data
Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Melakukan identifikasi peralatan listrik yang terpasang pada
gedung Rektorat Baru Universitas Nusa Cendana Kupang.

22
2. Menentukan nilai perkiraan konsumsi energi listrik.
3. Melakukan pengukuran luasan gedung Rektorat Baru
Universitas Nusa Cendana Kupang.
4. Menghitung nilai Intensitas Konsumsi Energi.
5. Menentukan peluang penghematan energi yang dapat
diterapkan.
3.4 Tahap Penelitian
Dalam penulisan tugas akhir ini, urutan penelitian yang akan
dilaksanakan dalam melakukan audit energi pada Gedung Rektorat Baru
Universitas Nusa Cendana Kupang yaitu:
1. Melakukan studi literatur, merupakan tahap awal penelitian
dengan mengumpulkan data dan informasi dari buku, artikel,
jurnal dan bahan-bahan yang menunjang penelitian.
2. Melakukan pengumpulan data sejarah pembayaran rekening listrik
satu tahun terakhir, data layout gedung, data peralatan listrik,
jadwal operasional, data daya terpasang, data generator, dan
transformator dan beberapa data tambahan yang dibutuhkan
dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
3. Melakukan perhitungan nilai Intensitas Konsumsi Energi pada
Gedung Rektorat Baru Universitas Nusa Cendana Kupang.
4. Menentukan rekomendasi peluang peghematan energi yang dapat
diterapkan pada Gedung Rektorat Baru Universitas Nusa Cendana
Kupang.
5. Melakukan perhitungan ulang nilai Intensitas Konsumsi Energi
setelah menentukan rekomendasi peluang penghematan energi.
Untuk secara keseluruhan dari tahap penelitian ini dapat dilihat melalui
diagram alir penelitian dibawah ini:

23
Mulai

Studi literatur

Observasi dan wawancara tentang sistem


kelistrikan yang ada pada Gedung Rektorat
Baru Universitas Nusa Cendana Kupang

Pengambilan data pembayaran rekening listrik dua


tahun terakhir, layout gedung, peralatan listrik,
jadwal operasional, daya terpasang, data generator
dan data transformator

Melakukan pengukuran energi manual pada


lampu dan AC

Analisis dan evaluasi data hasil


pengukuran

Menghitung jumlah Intensitas Konsumsi


Energi pada penggunaan lampu dan AC

Analisis peluang penghematan konsumsi energi

Menghitung kembali nilai Intensitas Konsumsi Energi


Setelah menentukan peluang penghematan energi

Selesai

24
DAFTAR PUSTAKA

[1]Agung, S. T. (2017). Efek variasi beban pendingian terhadap coefficient of


performance (COP) alat uji pengukuran koefisien evaporasi menggunakan
Refrigeran R-134A. Jurnal ilmiah semesta teknika.
[2]Andini, Garinda Daru. (2012). Analisis Potensi Pemborosan Konsumsi
Energi Listrik Pada Gedung Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
Depok: Universitas Indonesia.
[3]ASEAN-USAID; Building Energy Conservation Project, Final Report,
June 1992, ASEAN & Lawrence Berkeley Laboratory.
[4]Budiman, T. W. (2019). Audit Energi Listrik Dan Analisis Peluang
Penghematan Konsumsi Energi Pada Sistem Pendingin dan Pencahayaan
Di Gedung D3 Ekonomi UII. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.
[5]Daikin. (2020, agustus 18). Daikin.co.id/high-cop-eer-value. Retrieved
januari 5, 2021, from Daikin.co.id: https://www.daikin.co.id/high-cop-eer-
value.
[6]Daulay, Irlansi Mahapinsu (2020). Analisis Audit Energi Listrik Untuk
Pencapaian Efisiensi Energi Di Pt.Kamadjaja Logistik Unilever Medan.
Medan: Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
[7]Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1405/Menkes/SK/XI/2002 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Kerja Perkantoran Dan Industri, 2002.
[8]Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2009 Tentang
Konservasi Energi.
[9]Priyatama, Wisnu Ananda (2018). Analisis Audit Energi Pada Rumah Sakit
Umum Panti Rapih Yogyakarta. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.
[10]Raharjo, B. A. (2013). Studi Analisis Konsumsi dan Penghematan Energi
di PT.P.G. Krebet Baru I. Malang: Universitas Brawijaya.
[11]Raharjo, Muhamad Aris. (2017). Audit Konsumsi Energi Untuk
Mengetahui Peluang Penghematan Energi Pada Gedung Pt Indonesia
Caps And Closures. Jakarta: Universitas Mercu Buana.
[12]Sado, Kristoforus kato. (2017). Rekonfigurasi jaringan tegangan
menengah 20 kV untuk peningkatan kualitas penyaluran daya sistem
kelistrikan kampus undana penfui kupang. Kupang: Universitas Nusa
Cendana.
[13]SNI 6197-2011. (2011). Konservasi Energi Pada Sistem Pencahayaan.
Jakarta: Badan Standarisasi Nasional.
[14]SNI 03-6197-2000. (2000). Prosedur Audit Energi Pada Bangunan
Gedung. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional.
[15]Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tentang Energi, 2007.
[16]Utomo, J. (2014). Audit Energi Dan Penghematan Konsumsi Energi Pada
sistem Peralatan Listrik Di Gedung Pelayanan Unila. Bandar Lampung:
Universitas Lampung.
[17]Wirawan. (2020). Analisis Potensi Peluang Penghematan Konsumsi
Energi Di Brits Hotel Karawang. Tasikmalaya: Journal Of Energy And
Electrical Engineering (JEEE).
[18]Yohanes, A. B. (2019). Audit Energi Pada Hotel Sotis Kupang. Kupang:
Universitas Nusa Cendana.
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

KARTU KONSULTASI PROPOSAL TUGAS AKHIR ( SKRIPSI )


Judul Tugas Akhir :Audit Energi Listrik Dan Analisis Peluang
Penghematan Konsumsi Energi Listrik Pada Gedung
Rektorat Baru Universitas Nusa Cendana Kupang
Nama Mahasiswa : William Marthen Suki
NIM : 1506030053
Bidang Minat : Teknik Tenaga Listrik
Dosen Pembimbing I : Evtaleny R. Mauboy, ST.MT
No Tanggal Materi Saran Paraf
Konsultasi
1. 30/10/2020 Bab I,II,III -Perbaiki penulisan
-Latar belakang ditambah
dengan penelitian yang
sudah pernah dilakukan
2. 02/02/2021 Bab I,II -Penelitian terdahulu harus
dihubungkan dengan apa
yang mau diteliti
-Rumus yang digunakan
didasar teori harus
dicantumkan didaftar
pustaka
3. 11/02/2021 Bab III -Jawdal penelitian
disesuaikan dengan apa
yang akan dikerjakan
4. 15/03/2021 Bab III -Alat yang tidak digunakan
dalam penelitian lebih baik
dihilangkan saja
-Diagram alir yang tidak
diperlukan sebaiknya
dihapus saja
5. 08/04/2021 Bab III -Daftar pustaka diperbaiaki,
cantumkan lembaga yang
mengeluarkan SNI dan juga
lihat cara penulisan pustaka
untuk SNI

Mengetahui, Kupang, 2021


Ketua Program Studi Teknik Elektro Dosen Pembimbing I

13/07/2021

DON E.D.G POLLO, ST.MT EVTALENY R. MAUBOY, ST.MT


NIP : 19790114 200312 1 003 NIP : 19790403 200501 2 001
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

KARTU KONSULTASI PROPOSAL TUGAS AKHIR ( SKRIPSI )


Judul Tugas Akhir :Audit Energi Listrik Dan Analisis Peluang
Penghematan Konsumsi Energi Listrik Pada Gedung
Rektorat Baru Universitas Nusa Cendana Kupang
Nama Mahasiswa : William Marthen Suki
NIM : 1506030053
Bidang Minat : Teknik Tenaga Listrik
Dosen Pembimbing I : Agustius S. Sampeallo, ST.MT

No Tanggal Materi Saran Paraf


Konsultasi
1. 22/02/2021 Bab I -Perbaiki latar belakang dan
Tujuan penelitian

2. 26/02/2021 Bab II -Perbaiki penulisan


-Semua sumber/daftar
pustaka yang digunakan
dicantumkan dalam kutipan
-Tambahkan teori-teori yang
terkait dengan judul
3. 18/03/2021 Bab I,II,III -Perbaiki sesuai hasil koreksi
-Tambahkan teori-teori yang
terkait dengan topik atau
bahan penelitian
4. 25/05/2021 Bab I,II,III -Tambahkan peralatan
elektronik lainnya seperti
komputer, pompa, dan lain-
lain
-Perbaiki rumusan masalah
5. 31/05/2021 Bab I,II,III -Batasan dan tujuan
penelitian disesuaikan dengan
item-item yang akan diteliti
-ACC seminar proposal

Mengetahui, Kupang, 2021


Ketua Program Studi Teknik Elektro Dosen Pembimbing II

13/07/2021

DON E.D.G POLLO, ST.MT AGUSTINUS S. SAMPEALLO, ST.MT


NIP : 19790114 200312 1 003 NIP : 19790403 200501 2 001

Anda mungkin juga menyukai