OLEH :
FAKULTAS TEKNIK
MEDAN
2015
i
ABSTRAK
maka tingkat persaingan dan produksinya semakin tinggi. Berarti semakin tinggi
pengembangan pun harus dilakukan agar tercapai sesuai dengan target yang
diinginkan untuk itu maka semakin besar pula konsumsi energi listrik yang
digunakan.
Analisis Studi kelayakan peningkatan daya dari 1730 menjadi 4330 kVA
meningkat dan konsumsi energi yang dibutuhkan juga semakin besar. Untuk itu
diperlukan efisiensi energi yang bertujuan sebagai pemanfaatan energi yang lebih
dahulu dilakukan studi kelayakan agar dapat mengetahui dan melakukan evaluasi
yang sistematis dan rasional atas manfaat dan biaya yang digunakan.
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas
rahmat dan karunia yang dilimpahkan dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
Adapun tugas akhir ini dibuat untuk memenuhi syarat kesarjanaan di Departemen
Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. Judul Tugas Akhir
ini adalah :
keluarga tercinta: Ayahanda Ir.P. Pelawi (+) dan Ibunda E. br. Ginting serta
Pramana Pelawi,SP, dan istriku dr.Sri Sita br. Tarigan yang selalu senantiasa serta
tugas akhir.
Selama masa perkuliahan sampai pada penyelesaian tugas akhir ini, penulis
banyak memperoleh bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu,
FT-USU;
2. Bapak Ir.Zulkarnaen Pane,MT selaku Dosen Wali penulis, atas bimbingan dan
iii
3. Bapak Ir.Surya Tarmizi Kasim,M.Si selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir,
ini.
4. Bapak Teguh Novijanto dan Heri Siswanto serta Seluruh keluarga besarPT.
8. Semua pihak yang memberi dukungan yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna
sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca.
Semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat dan memberikan inspirasi bagi
Penulis,
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................................................i
v
2.4.4 Manajemen Sisi Permintaan pada Perusahaan Listrik ..............14
vi
4.1.3 Produk yang dihasilkan .............................................................31
vii
4.5.3 Perhitungan Efisiensi Energi Tagihan Listrik
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.2. Golongan Daya Yang Tersambung Pada Pelanggan PLN ......................27
Tabel 4.4 Tarif Dasar Listrik Untuk Keperluan Industri Tahun 2003.....................55
Tabel 4.5 Tarif Dasar Listrik Untuk Keperluan Industri Tahun 2011.....................56
Tabel 4.6 Tarif Dasar Listrik Untuk Keperluan Industri Tahun 2013.....................57
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR SINGKATAN
xi
ABSTRAK
maka tingkat persaingan dan produksinya semakin tinggi. Berarti semakin tinggi
pengembangan pun harus dilakukan agar tercapai sesuai dengan target yang
diinginkan untuk itu maka semakin besar pula konsumsi energi listrik yang
digunakan.
Analisis Studi kelayakan peningkatan daya dari 1730 menjadi 4330 kVA
meningkat dan konsumsi energi yang dibutuhkan juga semakin besar. Untuk itu
diperlukan efisiensi energi yang bertujuan sebagai pemanfaatan energi yang lebih
dahulu dilakukan studi kelayakan agar dapat mengetahui dan melakukan evaluasi
yang sistematis dan rasional atas manfaat dan biaya yang digunakan.
ii
BAB I
PENDAHULUAN
semakin besar pula konsumsi energi listrik yang digunakan. Seiring dengan
peningkatan konsumsi energi listrik maka pihak penyedia energi listrik harus
audit energi.
Untuk itu studi kelayakan menjadi sangat penting. Semakin besar skala
investasi semakin penting studi ini. Kajian-kajain dalam studi kelayakan ini upaya
terdepan yang dapat dilakukan dengan akal sehat, guna mencegah munculnya
1
1.2 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui layak
atau tidak layak peningkatan daya dalam perspektif efisiensi energi ( studi
kelayakan peningkatan daya 1730 menjadi 4330 kVA dalam persepektif efesiensi
energi dan bagaimana proses peningkatan daya dari 1730 menjadi 4330 kVA
1. Pada tugas akhir ini hanya memfokuskan pada layak atau tidaknya
2
1.5 Sistematika Penulisan
BAB I. PENDAHULUAN
Bab ini merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar
belakang masalah, tujuan dan manfaat penulisan, batasan
masalah, dan sistematika penulisan.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Daya adalah energi yang dikeluarkan untuk melakukan usaha. Dalam sistem
kerja atau usaha. Daya listrikbiasanya dinyatakan dalam satuan Watt atau
746 Watt.
Segitiga daya adalahsuatu hubungan antara daya nyata, daya semu, dan daya
reaktif, yang dapat dilihat hubungannya pada gambar bentuk segitiga berikut ini :
Dimana :
P = V x I x Cos Ø (Watt)
S = V x I (VA)
Q = V x I x Sin Ø (VAR)
4
Daya Listrik dibagi menjadi 3 bagian yaitu sebagai berikut :
Keterangan :
V = Tegangan (Volt)
atau distribusi. Daya ini merupakan hasil perkalian antara tegangan dan arus
Ket :
V = Tegangan (Volt)
5
3. Daya Reaktif (Q)
Daya reaktif merupakan selisih antara daya semu yang masuk pada
penghantar dengan daya aktif pada penghantar itu sendiri, dimana daya ini
terpakai untuk daya mekanik dan panas. Daya reaktif ini adalah hasil kali
antara besarnya arus dan tegangan yang dipengaruhi oleh faktor daya.
Ket :
V = Tegangan (Volt)
I = Arus (Amper)
Tarif dasar listrik atau disebut TDL adalah tarif untuk penggunaan listrik di
1. Golongan tarif untuk keperluan industri kecil industri rumah tangga pada
4. Golongan tarif untuk keperluan industri besar pada tegangan tinggi, dengan
6
Biaya listrik yang dibayarkan konsumen terdiri atas dua bagian, yaitu :
1. Biaya Awal
Untuk mendapatkan suplai listrik oleh pihak penyedia listrik pertama kali,
maka konsumen harus membayar biaya awal. Biaya awal terdiri atas biaya
2. Biaya Perbulan
a. Biaya Beban
b. Biaya Pemakaian
- Biaya Materai
pengguna sumber energi dan pengguna energi dalam rangka konservasi energi.
utama secara berkala paling sedikit satu kali dalam tiga tahun. Proses audit dapat
7
wajib memiliki sertifikat kompetensi sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
dalam proses penetapan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (
MESDM)
Rekomendasi audit energi yang bersifat no maupun low cost wajib diterapkan
dalam jangka waktu kurang dari satu tahun, selain itu rekomendasi yang
diterapkan dalam jangka menengah atau kurang dari 5 tahun. Tetapi, rekomendasi
audit energi tidak dapat dilaksanakan karena sesuatu hal, maka pengguna energi
dan pengguna sumber energi harus memberikan penjelasan baik secara teknis
maupun ekonomis.
rencana yang akan dilakukan, target dan pencapaian, jenis dan konsumsi energi,
Jangkauan audit energi dimulai dari survei data sederhana hingga pengujian
data yang sudah ada secara rinci, digabungkan dengan uji coba pabrik secara
suatu audit bergantung pada besar dan jenis fasilitas proses pabrik dan tujuan dari
8
Survei awal atau Audit Energi Awal (AEA) dapat dilaksanakan dalam waktu satu
atau dua hari untuk instalasi pabrik yang sederhana, namun untuk instalasi pabrik
yang lebih komplek diperlukan waktu yang lebih lama. AEA terdiri dari dua
bagian, yaitu :
Bagian teknis dari AEA secara singkat mengulas kondisi dan operasi
peralatan dan pemakai energi yang penting (misalnya boiler dan sistem uap) serta
instrumentasi yang berkaitan dengan efisiensi energi. AEA akan dilakukan dengan
(misalnya tabel, bagan). Kemudian hasil uji tersebut digunakan untuk menyusun
neraca energi, dimulai dari setiap peralatan yang diuji dan selanjutnya instalasi
pabrik seluruhnya. Dari neraca energi, dapat ditentukan efisiensi peralatan dan ada
9
lebih rinci terhadap setiap peluang, perkiraan biayanya dan manfaat dari pilihan-
energi agar tercapai pemanfaatan energi yang efektif dan efisien untuk
ada dalam memenuhi energi listrik, yaitu dengan melaksanakan program di sisi
Management).
10
2.4.1 Daftar Tanya Sistem Manajemen Energi
Kebijakan Tidak Ya
1. Sudah adakah kebijakan energi secara tertulis
2. Apakah sudah ada rencana aksi management energi dalam satu
tahun terakhir
3. Apakah rencana aksi direview dan di update secara periodik
4. Apakah kebijakan energi bagian dari lingkungan atau strategi
bisnis
Organisasi
11
energi
2. Apakah kriteria proyek diperlakukan sama untuk energi
3. Apakah ada investasi untuk program management energi
4. Apakah proyek/pembelian di pertimbangkan dalam biaya energi
5. Apakah ada manfaat lain proyek efisiensi energi selain
penghematan energi
agar sesuai dengan pola yang diinginkan oleh penyedia tenaga listrik.
umumnya selalu melihat kondisi pasar untuk menghasilkan produk yang sesuai
untuk dijual. Misalnya dengan melakukan survey, produsen dapat melihat besar
potensi pasar yang dapat menyerap produk yang akan dihasilkan. Setelah melihat
berapa besar potensi pasar yang dapat menyerap produk tertentu, perusahaan
12
Contoh dari “Manajemen Sisi Pasokan” tersebut bagi PLN adalah
memikul beban dasar, dan pengoperasian PLTA dan PLTG untuk memenuhi
berfluktuasi setiap saat, suatu perusahaan juga perlu melakukan pengaturan atau
dilakukan agar proses produksi lebih efisien dan efektif tanpa merugikan
Permintaan, misalnya perusahaan telepon selular yang member reduksi tarip pada
malam hari atau hari libur dengan berbagai variasinya sehingga pada periode
melakukan reduksi tarip pada malam hari atau hari libur tersebut adalah karena
pada periode tersebut kapasitas saluran telepon selular tersebut sangat sedikit
terpakai, padahal biaya operasionalnya tetap, agar kapasitas yang ada dapat
Dengan demikian sebagian “traffic percakapan” yang tidak dapat terlayani pada
13
Supermarket atau mal juga sering melakukan kiat pemasaran untuk
pada tanggal “tua” setiap bulannya, atau di tengah-tengah minggu (week day),
bahkan saat ini di kota-kota besar sudah umum ada promo tengah malam dengan
diskon gila-gilaan.
Perusahaan kereta api beberapa tahun yang lalu memberikan tarip yang
murah untuk para pemudik yang melakukan perjalanan mudik jauh hari sebelum
lebaran, misalnya dua minggu sebelum lebaran, atau yang balik jauh hari sesudah
produk dengan harga yang berbeda antara periode biasa dengan periode puncak.
yang berlebihan pada masa di luar beban puncak.Sehingga dapat menjual lebih
perusahaan listrik yang merupakan “public utility” murni yang bersifat monopoli
14
dan efisien.Untuk dapat melaksanakan Manajemen Sisi Permintaan maka
Permintaan. Karena hanya dengan adanya pengaturan tarip yang berbeda maka
akan dapat mengubah perilaku konsumen sehingga dapat mengikuti scenario yang
perilaku konsumen agar timbul efisiensi perusahaan dan meningkatkan laba, tarip
subsidi silang sehingga masyarakat yang tergolong pada kelas ekonomi lemah
terbantu dengan membayar tarip yang murah masyarakat yang lebih mampu.
Berikut adalah beberapa pola struktur tarip yang umum diterapkan perusahaan
a. Tarip Dua-Bagian
Pada struktur tarip ini, konsumen membayar tarip yang dibagi atas 2
perkalian antara jumlah pemakaian listrik (kWh) dengan harga listrik per kWh
yang tetap.Struktur tarip seperti ini biasanya dirancang agar harga yang
15
Pada struktur tarip ini harga yang dibayar konsumen akan turun per kWh
nya jika pemakaian mencapai jumlah tertentu.Struktur tarip ini akan mendorong
Pada struktur tarip ini, tarip per kWh akan meningkat jika pemakaian listrik
meningkat.
Contoh :
Struktur tarip ini biasa dipakai sebagai instrument social atau untuk melakukan
ekonomi, pemberian subsidi silang dengan mekanisme tarip ini dapat memberikan
Tarip yang berbeda antara waktu beban puncak dengan di luar waktu beban
16
adanya tarip yang berbeda tersebut pola pemakaian listrik konsumen dapat diatur
variasi tarip yang bertujuan untuk mengatur perilaku konsumen sehingga efisiensi
- Tarip pengaturan, dengan cara member discount untuk pemakaian sesuai pola
yang ditentukan.
- Tarip kogenerasi, untuk konsumen yang pada waktu tertentu menjual kelebihan
daya listriknya.
oleh konsumen sehingga sesuai pola yang akan meningkatkan efisiensi produksi
tenaga listrik.
Selain sebagai alat untuk mengatur pola penggunaan listrik dari konsumen,
tarip juga berfungsi social, dengan mekanisme subsidi silang sehingga dapat
membantu masyarakat yang kurang mampu dengan tarip listrik per kWh yang
harus dilakukan secara terukur agar tidak menambah inefisiensi pada penyediaan
tenaga listrik.
17
Berikut adalah perubahan paradigma pengelolaan energi antara energy
Maksimalkan
Energi Fosil Kebutuhan Energi Penyediaan dan
dengan biaya Kebutuhan Energi Sektoral Pemanfaatan Energi
berapapun Sektoral yang belum Efisien : Terbarukan dengan
(malah yang belum Efisien : - Rumah Tangga Harga Avoided
disubsidi) - Rumah Tangga - Transportasi Fossil Energy Coast
- Transportasi - Industri (DISVERSIFIKASI)
- Industri - Komersial
- Komersial
Energi (KONSERVASI)
Terbarukan Energi Fosil Sebagai
Sebagai Faktor Penyeimbang
Alternatif
dan juga merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengendalikan
18
pertumbuhan permintaan tenaga listrik pada sisi konsumen. Konservasi energi
dapat diartikan sebagai upaya yang dapat dilakukan untuk mencapai efisiensi
jadwal.:
19
mengurangi rugi- otomatis, untuk
udara.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
(rencana) proyek investasi dapat dilaksanakan dengan baik atau tidak. Proyek
20
yang secara teknikal baik dan diprediksi menghasilkan manfaat atau keuntungan,
menghindari keputusan keliru berupa investasi yang memakan sumber daya besar,
Pada investasi yang memerlukan modal cukup besar dan diperuntukan untuk
investasi yang besar dan jangka panjang, maka diperlukan studi agar jangan
bagi pelaku usaha maupun perusahaan. Semakin besar skala investasi studi
Proyek sederhana berskala kecil kadang kala dapat berjalan dengan hasil
yang baik tanpa studi kelayakan. Namun proyek investasi skala besar harus
masukan dan acuan bagi lembaga yang memerlukan, adapun lembaga yan
1) Investor, yaitu pihak penanam modal yang ingin memprediksi apakah proyek
21
2) Kreditor, yaitu akan lebih memperhatikan dari segi keamanan dana yang
kesempatan kerja.
utama dalam studi kelayakan. Aspek-aspek penting lainnya adalah aspek hukum,
Evaluasi Aspek teknik ini mempelajari pemilihan lokasi pabrik dan tata
perhatian.
22
Aspek finansial sangat memegang peranan penting dalam melakukan studi
kelayakan. Pada penelitian ini perlu melakukan pengkajian lebih mengenai aspek-
aspek pendapatan dan biaya yang diperlukan dalam pengimplementasinya. Hal ini
memilih suatu investasi diperlukan perhitungan dan analisa yang tepat untuk
ekonomis.
distribusi ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik
sampai ke konsumen.
23
Masing-masing rumah dayanya antara 450 VA s.d. 4.400 VA. Secara
umum menggunakan sistem 1 fasa dengan tegangan rendah 220 V/380 V dan
Pada kota-kota besar penerangan jalan umum ini sangat diperlukan oleh
antara 50 VA sampai dengan 250 VA bergantung pada jenis jalan yang diterangi,
maka sistem yang digunakan 1 fasa dengan tegangan rendah 220 V/380 V.
3. Konsumen Pabrik
pabrik dayanya dalam orde ratusan kVA. Penggunaanya untuk pabrik yang kecil
pabrik skala besar menggunakan sistem 3 fasa dan saluran masuknya dengan
4. Konsumen Komersial
Kereta Rel Listrik), hotel-hotel berbintang, rumah sakit besar, kampus, stadion
disebut Instalasi Penyediaan Tenaga Listrik. Dari mulai APP sampai titik akhir
24
yang disediakan oleh pengusaha ketenagalistrikan (PT PLN) berupa daftar
penyeragaman pembatasan dan pengukuran dengan daya tersedia untuk tarif S-2,
S-3, R-1, R-2, R-4, U-1, U-2, G-1, I-1, I-2, I-3, H-1, dan H-2 pada jaringan
dengan pembatas untuk tarif S-4, SS-4, I-4, U-3, H-3, dan G-2.
yang digunakan.
6,3 240
10 345
16 555
20 690
25 865
32 1.110
40 1.385
50 1.730
63 2.180
80 2.770
100 3.465
125 4.330
25
160 5.540
200 6.930
250 8.660
26
3.3.2 Golongan Daya Yang Tersambung
No Golong
Sistem
an Penjelasan Batas Daya
. Tegangan
Tarif
1. S-1 Pemakai sangat kecil TR s/d 200 VA
2. S-2 Badan sosial kecil TR 250 VA s/d 2.200 VA
3. S-3 Badan sosial sedang TR 2.201 VA s/d 200 kVA
4. S-4 Badan sosial besar TM 201 KVA Ke Atas
Badan sosial besar dikelola
5. SS-4 TM 201 KVA Ke Atas
swasta untuk komersial
6. R-1 Rumah Tangga Kecil TR 250 VA s/d 500 VA
7. R-2 Rumah Tangga sedang TR 501 VA s/d 2.200 VA
8. R-3 Rumah Tangga menengah TR 2.201 VA s/d 6.600 VA
9. R-4 Rumah Tangga besar TR 6601 KVA Ke Atas
10. U-1 Usaha kecil TR 250 VA s/d 2.200 VA
11. U-2 Usaha sedang TR 2.201 VA s/d 200 kVA
12. U-3 Usaha Besar TM 201 KVA Ke Atas
13. U-4 Sambungan Sementara TR
14. H-1 Perhotelan kecil TR 250 VA s/d 99 kVA
15. H-2 Perhotelan sedang TR 100 KVA s/d 200 kVA
16. H-3 Perhotelan Besar TR 201 KVA Ke Atas
17. I-1 Industri Rumah Tangga TR 450 VA s/d 2.200 VA
18. I-2 Industri Kecil TR 2.201 VA s/d 13,9 kVA
19. I-3 Industri Sedang TR 14 KVA s/d 200 kVA
20. I-4 Industri Menengah TM 201 KVA Ke Atas
21. I-5 Industri Besar TT 30.000 KVA Ke Atas
Gedung Pemerintahan
22. G-1 TR 250 VA s/d 200 kVA
Kecil/Sedang
23. G-5 Gedung Pemerintahan Besar TM 201 KVA Ke Atas
24. J Penerangan Umum TR
27
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Penulis terlebih dahulu mencari dasar teori yang berkaitan dengan 28opic
tugas akhir dari buku-buku referensiyang dimiliki oleh penulis, perpustakaan,
atau dari internet dan sumber referensi lainnya. Setelah dasar teori yang
dibutuhkan terpenuhi, penulis melakukan studi lapangan dengan mengikuti
pekerjaan Inspeksi dan Monitoring Penggunaan BebanPada PT.CCAI-Medan.
Dari data hasil ukur yang ditampilkan, digunakanlah besaran hasil ukurnya
untuk menghitung dan menganalisis besarnya Penggunaan Beban Terpasang.
Diagram tahapan penelitian pada tulisan ini dapat dilihat pada gambar berikut ini:
MULAI
Perencanaan:
Mengumpulkan literatur Studi kelayakan
Peningkatan Daya
Mengumpulkan literatur Efesiensi Energi
Menentukan tempat penelitian
INPUT DATA:
Kontrak Daya
Billing Statement
Beban Terpasang
Pengolahan Data
Menggunakan Rumus
EFISIENSI TIDAK
ENERGI
YA
OUTPUT:
LAYAK
SELESAI
28
BAB IV
PT Coca Cola Amatil Indonesia – Medan terletak di Jalan K.L. Yos Sudarso
PT. Coca Cola Amatil Indonesia – Medan adalah salah satu perusahaan
yang bergerak pada bidang industri minuman yang mempunyai 3 line produksi
minuman. Perusahaan ini menggunakan suplai daya PLN dan satu genset sebagai
daya cadangan. Daya terpasang oleh PLN sebesar 1730 kVA dan tegangan
mempunyai kapasitas 630 kVA dengan jumlah trafo 3 buah dan kapasitas genset
(Rp 336,3 miliar) pada tahun 2013. Investasi ini ditanamkan dalam bentuk
pembangunan jalur produksi baru dan pusat distribusi regional seluas 11 ribu
melakukan penambahan line produksi baru dengan beban terpasang yang lebih
besar. Untuk meningkatkan stabilitas sistem, maka diperlukan suatu sistem tenaga
listrik yang handal dan mempunyai kontinuitas yang tinggi sehingga dapat
oleh PLN dari 1730 kVA menjadi 4330 kVA dan melakukan pergantian kubikel
29
pada gardu beton serta pergantian trafo dengan kapasitas 3 x 630 kva menjadi 2 x
2500 kVA. Dalam hal ini juga perusahaan melakukan perubahan posisi tempat
lain-lain
General
Manager
Secretary
to GM
Tech.
Human Business
General Sales Operations & Finance
Resources Services
Manager Logistics Manager
Manager Manager
(GSM) Manager (FM)
(HRM) (BSM)
(TOM)
30
4.1.2 Ruang Lingkup Bidang Usaha
pembuatan minuman dalam kemasan Saat ini sudah memiliki beraneka jenis
produk baik yang berkarbonasi maupun tidak. PT. Coca-Cola Amatil Indonesia –
Belawan dan daerah pemasarannya adalah daerah Provinsi Sumatera Utara dan
D.I Aceh.
Meulaboh.
PT. Coca-Cola Amatil Indonesia – Medan sudah memiliki lebih dari 18000
retailer produk Coca-Cola. Hal ini membuat Produk Coca-Cola semakin mudah
untuk diperoleh dimana saja dengan harga yang dapat dijangkau oleh semua
lapisan masyarakat.
PT. Coca-Cola Amatil Indonesia – Medan saat ini telah memproduksi enam
jenis minuman dengan berbagai ukuran dalam kemasan Botol Kaca (RGB) dan
31
PET 250 ml, 425 ml, 1000 ml, 1500 ml
yaitu :
300 Botol/Menit.
- Line III : Line RGB Coldfill memproduksi Coca-cola, Sprite dan Fanta
32
Setelah Melakukan Penambahan Line dan Upgrade Produksi yang baru
krat/Hari yaitu :
300 Botol/Menit.
- Line II : Line PET Coldfill Memproduksi Coca-cola, Sprite, Fanta dan Ades
- Line III : Line RGB Coldfill memproduksi Coca-cola, Sprite dan Fanta
1
2
02/08/2015 Sunday
3
4
1
2 Sprite 425 PET 0:55:04
03/08/2015 Monday
3 Sprite 200 RGB 15:16:21
4 Frestea Jasmine 500 PET 19:33:02
33
1
2 Coca-Cola 425 PET 15:59:24
04/08/2015 Tuesday
3 Sprite 200 RGB 14:10:12
4
1
2
08/08/2015 Saturday
3
4
1
2 Sprite 425 PET 3:00:31
09/08/2015 Sunday 3
Frestea Green
4 500 PET 10:52:44
Tea
1
2 Sprite 425 PET 6:19:28
10/08/2015 Monday 3 Sprite 295 RGB 12:50:40
Frestea Green
4 500 PET 9:53:50
Honey
1
2 Sprite 425 PET 16:07:25
11/08/2015 Tuesday
3 Sprite 200 RGB 7:36:14
4 Frestea Markisa 500 PET 14:06:13
34
1
Sprite 1000 PET 3:28:25
2
Coca-Cola 1000 PET 22:20:30
12/08/2015 Wednesday
Fanta
3 200 RGB 15:54:36
Strawberry
4 Frestea Apple 500 PET 8:43:17
1
Fanta
2 425 PET 18:19:38
15/08/2015 Saturday Strawberry
3
4
1
2 Sprite 425 PET 17:12:51
16/08/2015 Sunday
3
4
1
2
17/08/2015 Monday
3
4
1
2 Sprite 425 PET 10:43:38
18/08/2015 Tuesday
3 Sprite 295 RGB 14:07:01
4 Frestea Jasmine 500 PET 20:35:28
35
1
2
19/08/2015 Wednesday
3 Sprite 200 RGB 11:36:09
4
1
2
22/08/2015 Saturday
3
4
1
Fanta
2 425 PET 20:36:15
23/08/2015 Sunday Strawberry
3
4
1
2
24/08/2015 Monday Sprite 295 RGB 13:05:38
3
Sprite 200 RGB 22:02:55
4
1
Fanta
2 425 PET 22:44:19
25/08/2015 Tuesday Strawberry
3
4 Frestea Green 500 PET 20:39:55
36
Tea
1
2
Coca-Cola 200 RGB 5:34:43
26/08/2015 Wednesday Coca-Cola 295 RGB 12:19:01
3
Fanta
295 RGB 15:47:01
Strawberry
4 Frestea Markisa 500 PET 21:33:52
1
2 Sprite 425 PET 4:55:30
29/08/2015 Saturday 3
Frestea Green
4 500 PET 6:00:49
Honey
1
2 Sprite 1000 PET 1:11:07
30/08/2015 Sunday
3
4 Frestea Jasmine 500 PET 11:35:24
1
2
31/08/2015 Monday
3 Sprite 295 RGB 13:47:47
4 MMPO 350 PET 13:42:45
37
4.1.6 Biaya Produksi
Biaya ini adalah biaya yang tidak secara langsung dibebankan kepada suatu
hasil produksi tertentu yang sulit diidentifikasi secara langsung kepada produksi
langsung dibagi atas biaya tidak langsung yang bersifat tetap dan biaya tidak
bulanan
langsung.
b. Depreciation
- Electricity
- Water
- Fuel
38
b. Chemical, berupa Propylene Glycol, CaCl2, NaOCl, H2SO4, 97%, Alkohol
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada PT. Coca-Cola Amatil Indonesia
diproduksi adalah dinyatakan dengan satuan unit per cases, dimana 1 unit per
Dari data tersebut maka akan dibahas mengenai unsur-unsur harga pokok
Satu unit Concentrate menghasilkan 2000 liter Sirup, maka untuk menghasilkan 1
- Sugar : 1,0969 Kg
- CO2 : 0,0816 Kg
Dari data di atas maka biaya bahan baku yang dikeluarkan oleh PT. Coca-cola
Amatil Indoesia – Medan untuk memproduksi 1 unit per case Coca-Cola size 425
ml adalah :
1. IPE
a. Labour : Rp 1.430
- Ordinary: Rp 550
- Overtime : Rp 80
- Others : Rp 800
b. Deprecitation : Rp 2.499
39
2. VME
a. Utilities : Rp 816
- Electricity : Rp 449
- Water : Rp 16
- Fuel : Rp 351
b. Chemicals : Rp 439
3. Raw Material
- Concentrate : Rp 9.675
- Sugar : Rp 7.678
- CO2 : Rp 214
- Closure : Rp 7.200
- Preform : Rp 15.600
- Label : Rp 3.720
- Glue : Rp 2.400
40
4.1.8 Perhitungan Harga Jual per Case
Dari hasil perhitungan di atas maka dapat dihitung harga jual 1 unit per case
Mark-up : Rp 33.080
Dari perhitungan di atas, maka dapat diketahui harga jual yang disarankan PT.
Coca-cola Amatil Indonesia – Medan untuk 1 unit Coca-cola size 425 ml adalah
41
4.2 Instalasi Pada 1730 kVA ( Existing )
4.2.1 General Layout
42
4.2.2 Diagram Satu Garis Kubikel
Pada bagian ini terpasang daya dengan kapasitas 1730 kVA dengan tiga
buah transformator masing-masing 630 kva pada lokasi gardu beton yang lama.
43
4.2.3 Blok Diagram Kubikel
44
4.2.4 Diagram Satu Garis Elektrikal
45
4.2.5 Beban
Power
No Equipment Phase KW kVA
1 Line 1
2 Filler 3 5 6,25
3 Conveyor 3 5 6,25
4 Washer 3 10 12,5
5 Uncaser 3 1,5 1,875
6 Case Packer 3 2,5 3,125
7 Lighting 3 7,5 9,375
8 Line 2
9 Warmer 3 8,5 10,625
10 Intermix 3 7,6 9,5
11 Bottle Conveyor 3 2,3 2,875
12 Air Conveyor 3 12,5 15,625
13 Filler 3 5 6,25
14 Capper 3 1 1,25
15 Rinser 3 2 2,5
16 Labeller 3 2 2,5
17 Carton Sealer 3 1 1,25
18 Vacum Lifter 3 2 2,5
19 Blower 3 7,5 9,375
20 Carton Erector 3 1 1,25
21 Case Packer 3 1 1,25
22 Vibrator Crowner 3 1,5 1,875
23 Lighting 3 6 7,5
24 Line 3
25 Washer 3 12 15
26 Filler 3 3 3,75
27 Bottle Conveyor 3 20 25
28 Case Conveyor 3 14 17,5
29 Paramix 3 14 17,5
30 Palletizer 3 4 5
31 Crate Washer 3 5 6,25
32 Case Packer 3 2,3 2,875
33 Uncaser 3 2 2,5
46
34 Lighting 3 7,5 9,375
35 Utility
36 Mycom Line 3 3 70 87,5
37 Workshop 3 20 25
38 Boiler 1 3 13 16,25
39 Air Compressor Burton 3 60 75
40 Engine Room 3 5 6,25
41 Glycol Pump 3 30 37,5
42 Emergency Lighting 3 2,5 3,125
43 WTP Line 1 3 30 37,5
44 Compressor Atlas Copco & Sullair 3 47 58,75
45 Pump Got 3 3,5 4,375
46 Boiler 2 3 15 18,75
47 Mycom PET 3 77 96,25
48 WTP 3 20 25
49 Main Office 3 10 12,5
50 Lighting Villa 3 15 18,75
51 MGO Blower 3 11 13,75
52 Marketing Office 3 45 56,25
53 WWTP - 1 3 10 12,5
54 Cooling Tower 1 & 2 3 45 56,25
55 WWTP - 2 3 120 150
56 Uniplast 3 120 150
57 Extract Line 2 3 50 62,5
58 Telkomsel 3 1 1,25
59 Hydrant Pump 3 40 50
Total KW 1036,2
47
4.3 Instalasi Pada 4330 kVA ( Upgrade )
48
4.3.2 Diagram Satu Garis Kubikel 4330 kVA
Pada bagian ini terpasang daya dengan kapasitas 4330 kVA dengan dua
buah transformator masing-masing 2500 kVA pada lokasi trafo yang baru.
5.3.2
6.3.2
7.3.2
8.3.2
9.3.2
10.3.2
11.3.2
12.3.2
13.3.2
14.3.2
15.3.2
16.3.2
17.3.2
18.3.2
19.3.2
20.3.2
21.3.2
22.3.2
23.3.2
49
4.3.3 Blok Diagram Kubikel
50
4.3.4 Diagram Satu Garis Elektrikal
51
4.3.5 Beban Terpasang
Power
No Equipment Phase KW kVA
1 Line 1
2 Filler 3 5 6,25
3 Conveyor 3 5 6,25
4 Washer 3 10 12,5
5 Uncaser 3 1,5 1,875
6 Case Packer 3 2,5 3,125
7 Lighting 3 7,5 9,375
8 Line 3
9 Washer 3 12 15
10 Filler 3 3 3,75
11 Bottle Conveyor 3 20 25
12 Case Conveyor 3 14 17,5
13 Paramix 3 14 17,5
14 Palletizer 3 4 5
15 Crate Washer 3 5 6,25
16 Case Packer 3 2,3 2,875
17 Uncaser 3 2 2,5
18 Lighting 3 7,5 9,375
19 Upgrade Line 2
Preform Feeder
20 3 176 220
Blowing
21 Tempering unit 3 24 30
22 Tempering unit floor 3 24 30
23 Pre-heater mould 3 68 85
24 Cooling system 3 25,6 32
Filler
Checkmat 1
25 3 28 35
Checkmat 2
Clean room
26 Ozoniser 3 8 10
27 Bottle Conveyor 3 16 20
28 Conveyor lubrication 3 1,6 2
29 Network technology 3 1,6 2
30 Closure Conveyor 3 6 7,5
52
31 Mixer 3 32,4 40,5
32 CIP 3 11,2 14
33 Paletizer 3 18 22,5
34 Packer 3 29,6 37
35 Pack Conveyor 3 16 20
36 Cap Sealer 3 16 20
37 Heater 3 4 5
38 Labeler 3 20 25
39 Preform Conveyor 3 8 10
40 Bottle Coder 3 0,16 0,2
41 Carton Coder 3 0,16 0,2
42 Blower1 3 1,6 2
43 Blower2 3 1,6 2
44 UPS 1 3 12 15
45 Lighting 3 14,4 18
46 New Line 4
Preform Feeder 3
47 205,6 257
Blowing 3
48 Cooling system 3 25,6 32
49 Tempering unit 3 112 140
Filler 3
Checkmat1 3
50 28 35
Checkmat2 3
Clean room 3
51 Heater 3 20 25
52 Paletizer 3 22,4 28
53 Mixer 3 48,8 61
Sleeve Labeller 3
54 Checkmat3 3 16 20
Heating tunnel 3
55 Blower 1.1 3 12,4 15,5
56 Blower 1.2 3 12,4 15,5
57 Blower 2 3 12,4 15,5
58 UHT Slurry 3 32,8 41
59 Bottle Conveyor 3 24 30
60 Conveyor lubrication 3 1,6 2
53
61 Pack Conveyor 3 6,8 8,5
62 Closure Conveyor 3 6 7,5
63 Predosing 3 4 5
64 UHT 3 16 20
65 Bottle Coder 3 0,16 0,2
66 Carton Coder 3 0,16 0,2
67 UPS 2 3 12 15
68 Lighting 3 17,6 22
69 Utility
HP COMPRESSOR 1 AF Include
70 3 550 687,5
CT
71 NEW NH 3 COMPRESSOR 3 480 600
72 LP COMP No 1 GA90 3 90 112,5
73 LP COMP No 2 GA90 3 90 112,5
74 FIRE PUMP 3 75 93,75
75 Warehouse 3 45 56,25
76 Workshop 3 20 25
77 Hydrant Pump 3 40 50
78 Process 3 80 112
79 Chiller & Cooling Tower 3 60 75
80 HVAC 3 40 50
81 Boiler 1 3 13 16,25
82 Boiler 2 3 15 18,75
83 WTP 3 20 25
84 WTP Line 1 3 30 37,5
85 WWTP – 1 3 10 12,5
86 WWTP – 2 3 120 150
Compressor Atlas Copco &
87 3 47 58,75
Sullair
88 Cooling Tower 1 3 20 25
89 Main Office 3 10 12,5
90 Lighting Villa 3 15 18,75
91 Emergency Lighting 3 2,5 3,125
92 Telkomsel 3 1 1,25
Total KW 3189,44
Total kVA 3987
54
4.4 Tarif Listrik Untuk Industri
Tahun 2010 tentang Tarif Tenaga Listrik yang Disediakan oleh PT PLN (Persero)
perubahan tarif listrik dan juga memberlakukan perubahan biaya beban yakni
Tarif dasar listrik untuk keperluan industri sesuai ketetapan dari PLN pada
tahun 2003
Reguler
Biaya
Pra
Gol Batas Beban
No Biaya Pemakaian (Rp/kWh)dan Biaya Bayar
Tarif Daya (Rp/
kVArh(Rp/kVArh) (Rp/Kwh
kVA
/bulan)
Blok I : 0 s.d 30 kWh : 160
1. I-1/TR 450 VA 26.000 -
Blok II : di atas 30 kWh : 395
Blok I : 0 s.d 72 kWh : 315
2. I-1/TR 900 VA 31.500 -
Blok II : di atas 72 kWh : 405
Blok I : 0 s.d 104 kWh : 450
3. I-1/TR 1300 VA 31.800 -
Blok II : di atas 104 kWh : 460
Blok I : 0 s.d 196 kWh : 455
4. I-1/TR 2.200 VA 32.000 -
Blok II : di atas 196 kWh : 460
2.200 VA
Blok I : 0 s.d 80 jam nyala : 455
5. I-1/TR s.d 14 32.200 -
Blok II : di atas 80 jam nyala : 460
kVA
di atas14
Blok WBP = K x 440
6. I-2/TR Kva s.d 32.500 -
Blok LWBP = 440
200 kVA
55
0 s/d 350 jam nyala
Blok WBP = K x 439
Di atas
7. I-3/TM 29.500 Di atas 350 jam nyala, -
200 kVA
Blok WBP = 439
Blok LWBP = 439
30.000
8. I-4/TT kVA ke 27.000 434 -
atas
Tabel 4.4 Tarif Dasar Listrik Untuk Keperluan Industri (Berlaku 31 Desember
2003)
Tarif dasar listrik untuk keperluan industri sesuai ketetapan dari PLN pada tahun
2011
Reguler
Pra
Gol Biaya Pemakaian
No Batas Daya Biaya Beban Bayar
Tarif (Rp/kWh)dan Biaya
(Rp/kVA/bulan) (Rp/Kwh
kVArh(Rp/kVArh)
Blok I : 0 s.d 30
kWh : 160
1. I-1/TR 450 VA 26.000 485
Blok II : di atas 30
kWh : 395
Blok I : 0 s.d 72
kWh : 315
2. I-1/TR 900 VA 31.500 600
Blok II : di atas 72
kWh : 405
3. I-1/TR 1300 VA *) 765 765
4. I-1/TR 2.200 VA *) 790 790
3500 VA s.d
5. I-1/TR *) 915 915
14 kVA
di atas14 Blok WBP = K x
6. I-2/TR **) -
Kva s.d 200 800
56
kVA Blok LWBP = 800
kVArh =
875****)
Blok WBP = K x
680
Di atas 200
7. I-3/TM **) Blok LWBP = 680 -
kVA
kVArh =
735****)
Blok WBP dan
30.000 kVA LWBP = 605
8. I-4/TT ***) -
ke atas kVArh =
605****)
Tabel 4.5 Tarif Dasar Listrik Untuk Keperluan Industri (Berlaku 7 Februari 2011)
Tarif dasar listrik untuk keperluan industri sesuai ketetapan dari PLN pada tahun
2013
Reguler
Pra
Gol Batas Biaya Pemakaian
No Biaya Beban Bayar
Tarif Daya (Rp/kWh)dan Biaya
(Rp/kVA/bulan) (Rp/Kwh
kVArh(Rp/kVArh)
Blok I : 0 s.d 30 kWh :
160
1. I-1/TR 450 VA 26.000 485
Blok II : di atas 30 kWh :
395
Blok I : 0 s.d 72 kWh :
315
2. I-1/TR 900 VA 31.500 600
Blok II : di atas 72 kWh :
405
3. I-1/TR 1300 VA *) 803 803
4. I-1/TR 2.200 VA *) 830 830
5. I-1/TR 3500 VA *) 961 961
57
s.d 14
kVA
di atas14 Blok WBP = K x 840
6. I-2/TR Kva s.d **) Blok LWBP = 840 -
200 kVA kVArh = 914****)
Blok WBP = K x 704
I- Di atas
7. **) Blok LWBP = 704 -
3/TM 200 kVA
kVArh = 757****)
30.000 Blok WBP dan LWBP =
8. I-4/TT kVA ke ***) 629 -
atas kVArh = 629****)
Tabel 4.6 Tarif Dasar Listrik Untuk Keperluan Industri (Berlaku 1 Januari 2013 s.d
31 Maret 2013)
Catatan :
LWBP
****) Biaya kelebihan pemakaian daya reaktif (kVArh) dikenakan dalam hal
faktor daya rata-rata setiap bulan kurang dari 0,85 (delapan puluh lima
per seratus).
58
K Faktor perbandingan pemakaian saat Luar Waktu Beban Puncak (LWBP)
K= 1,5
1. Stand meter akhir adalah stand meter yang dibaca pada saat sekarang
2. Stand meter lalu adalah stand meter yang dibaca pada bulan yang lalu
4. Waktu Beban Puncak (WBP) adalah waktu jam 18.00 s/d jam 22.00 waktu
setempat
5. Luar Waktu Beban Puncak (LWBP) adalah waktu jam 22.00 s/d 18.00 hari
berikutnya
6. Batas Energi Max LWBP adalah batas energi max LWBP rata-rata selama 6
bulan
7. Batas Energi Max WBP adalah 50% rata-rata WBP selama 6 bulan
10. Daya Tersambung adalah besarnya daya yang disepakati oleh PLN dan
12. Jam Nyala adalah pemakaian kWH per bulan dibagi dengan kVA
tersambung
59
13. Kilo Watt hour (kWh) adalah satuan daya nyata
14. Kilo Volt Ampere – reactive hour (kVArh) adalah satuan untuk daya
reactive
����� ���������
% ���� = �100%
���� ���������
60
Perhitungan Efisiensi Running Load :
��ℎ ����
����� ��� ℎ =
20 ��� � 30 ℎ���
����� ��� ℎ
����� ��� ℎ =
���Ɵ
Dimana :
����� ��� ℎ
%����������� = �100%
���� ���������
����� ��� ℎ
%����������� = �100%
����� ���������
��ℎ ���
���� ��� ℎ =
4 ��� � 30 ℎ���
���� ��� ℎ
���� ��� ℎ =
���Ɵ
Dimana :
���� ��� ℎ
%���������� = �100%
���� ���������
���� ��� ℎ
%����������� = �100%
����� ���������
61
4.5.1 Informasi Tagihan Listrik September 2012 Pada 1730 kVA
2012
62
Tabel 4.8 Grafik Tagihan Listrik PT CCAI-Medan Januari – Desember 2012
550000
500000
450000
410000
405000
400000
368000
345000 384000 390000
350000 334000
Energi
300000 286000
305000 311000
295000
kWh
250000 272000
200000
150000
100000
50000
63
4.5.2 Perhitungan Tagihan Listrik September 2012 Pada 1730 kVA
Dimana Diketahui :
��� ∝ : 0.85
K : 1.5
64
����� ��� = 70000 � 1.5 � 680
��� = 3% � �� 302.600.000
��� = �� 9.078.000, −
65
4.5.3 Perhitungan Efisiensi Energi Tagihan Listrik September 2012 Pada
1730 kVA
Dimana Diketahui :
����� ���������
** % ���� = ���� ���������
�100%
1295,25
% ���� = �100%
1730
% ���� = 74,87 %
A. LWBP
��ℎ ����
����� ��� ℎ��� =
20 ��� � 30 ℎ���
340000
����� ��� ℎ��� =
20 � 30
����� ��� ℎ
����� ��� ℎ =
��� Ɵ
566,67
����� ��� ℎ =
0.85
66
����� ��� ℎ = 666,67 ���
����� ��� ℎ
%����������� = �100%
���� ���������
666,67
%����������� = �100%
1730
%����������� = 38,535 %
����� ��� ℎ
%����������� = �100%
����� ���������
666,67
%����������� = �100%
1295,25
%����������� = 51,470 %
B. WBP
��ℎ ���
���� ��� ℎ��� =
4 ��� � 30 ℎ���
70000
���� ��� ℎ��� =
4 � 30
���� ��� ℎ
���� ��� ℎ =
���Ɵ
583,33
���� ��� ℎ =
0,85
67
���� ��� ℎ
%���������� = �100%
���� ���������
686,27
%���������� = �100%
1730
%���������� = 39,66 %
���� ��� ℎ
%����������� = �100%
����� ���������
686,27
%����������� = �100%
1295,25
%����������� = 52,98 %
68
4.5.4 Informasi Tagihan Listrik Februari 2013 Pada 4330 kVA
69
Tabel 4.10 Grafik Tagihan Listrik PT CCAI-Medan Januari - Desember 2013
1800000
1600000
1400000
1200000
1104000
1045000 1065000
Energi
1000000
900000
kWh
800000 875000 765000
852000
665000 800000
725000 775000
600000 645000
400000
200000
70
4.5.5 Perhitungan Tagihan Listrik Februari 2013 Pada 4330 kVA
Dimana Diketahui :
��� ∝ : 0.85
K : 1.5
71
����� ��� = 186000 � 1.5 � 704
��� = 3% � �� 842.688.000
��� = �� 25.280.640, −
72
4.5.6 Perhitungan Efisiensi Energi Tagihan Listrik Februari 2013 Pada 4330
kVA
Dimana Diketahui :
����� ���������
** % ���� = ���� ���������
�100%
3987
% ���� = �100%
4330
% ���� = 92,07 %
A. LWBP
��ℎ ����
����� ��� ℎ��� =
20 ��� � 30 ℎ���
918000
����� ��� ℎ��� =
20 � 30
����� ��� ℎ
����� ��� ℎ =
��� Ɵ
1530
����� ��� ℎ =
0,85
73
����� ��� ℎ
%����������� = �100%
���� ���������
1800
%����������� = �100%
4330
%����������� = 41,57 %
����� ��� ℎ
%����������� = �100%
����� ���������
1800
%����������� = �100%
3987
%����������� = 45,14 %
B. WBP
��ℎ ���
���� ��� ℎ��� =
4 ��� � 30 ℎ���
186000
���� ��� ℎ��� =
4 � 30
���� ��� ℎ
���� ��� ℎ =
��� Ɵ
1550
���� ��� ℎ =
0,85
74
���� ��� ℎ
%���������� = �100%
���� ���������
1823,52
%���������� = �100%
4330
%��������� � = 42,11 %
���� ��� ℎ
%����������� = �100%
����� ���������
1823,52
%����������� = �100%
3987
%����������� = 45,73 %
75
4.6 Perhitungan Efisiensi Pembebanan Terhadap Daya Terpasang
��� �����
�=
��� ���� ���������
76
4.6.1 Perhitungan Efisiensi Energi Terhadap Seluruh Beban Terpasang Pada
1730 kVA
Maka Diketahui :
���∅ = 0,85
��� �����
�=
��� ���� ���������
1295,25 ���
�=
1730 ���
� = 0,74
814,71
�= � 100
( 814,71) + ( 434,75 )
814,71
�= � 100
1249,46
� = 65,20 %
77
4.6.2 Perhitungan Efisiensi Energi Terhadap Pemakaian kwh Tertinggi Pada
1730 kVA
Dimana Diketahui :
1.058.760 − 410000
%������ ����� �������� = �100%
1.058.760
78
648.760
%������ ����� �������� = �100%
1.058.760
79
4.6.3 Perhitungan Efisiensi Energi Terhadap Seluruh Beban Terpasang Pada
4330 kVA
• Keadaan I :
Maka Diketahui :
���∅ = 0,85
��� �����
�=
��� ���� ���������
3987 ���
�=
4330 ���
� = 0,92
3386,06
�= � 100
( 3386,06) + ( 343 )
3386,06
�= � 100
3729,06
� = 90,8 %
80
• Keadaan II :
Maka Diketahui :
���∅ = 0,85
��� �����
�=
��� ���� ���������
3200 ���
�=
4330 ���
� = 0,73
2686,76
�= � 100
( 2686,76) + ( 1130 )
2723,57
�= � 100
3816,76
� = 71,35 %
81
4.6.4 Perhitungan Efisiensi Energi Terhadap Pemakaian kwh Tertinggi Pada
4330 kVA
Dimana Diketahui :
2.649.960 − 1.104.000
%������ ����� �������� = �100%
2.649.960
82
1.545.960
%������ ����� �������� = �100%
2.649.960
83
BAB V
5.1 Kesimpulan
berikut :
masing-masing 630 kVA, total keseluruhan beban yang digunakan yaitu 1295
kVA serta penggunaan konsumsi beban tertinggi yaitu 410.000 kWh pada
3987 kVA serta penggunaan konsumsi beban tertinggi yaitu 1.104.000 kWh
4330 kVA mencapai 3200 kVA dalam per hari dari 3987 kVA beban
4. Apabila daya 3987 kVA seluruhnya digunakan maka total energi yang
terpakai adalah sebesar 90,8 % dan Total penggunaan energi yang digunakan
84
5.2 Saran
yang existing untuk mengetahui besar efisiensi daya yang digunakan yang
sebenarnya.
85
DAFTAR PUSTAKA
[1] Suhadi dan Tri Wrahatnolo, Teknik Distribusi Tenaga Listrik Jilid 1, Jakarta:
[2] Darmadi, Ir.Agus, ”Studi Kelayakan Proyek Pusat Listrik”, Jakarta: MKI dan
http://evelyta-appe.blogspot.co.id/2014/04/audit-energi.html[Diakses: 22
September 2014].
https://www.academia.edu/6517594/MEMAHAMI_TAGIHAN_BIAYA_LIS
[7] Peraturan Menteri No. 104 Tahun 2003 Tentang Tarif Tenaga Listrik yang
[8] Peraturan Menteri No. 8 Tahun 2011 Tentang Tarif Tenaga Listrik yang
[9] Peraturan Menteri No. 30 Tahun 2012 Tentang Tarif Tenaga Listrik yang
86