SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan Pendidikan diploma empat (D-4)
Program studi Teknik Listrik Jurusan Teknik
Elektro
Politeknik Negeri Ujung
Pandang
FADEL MUHAMMAD
WAHYU 421 20 052
Makassar, 2020
Menyetujui,
Mengetahui
Ketua Program Studi D4
Teknik Listrik Politeknik
Negeri Ujung Pandang
i
KATA PENGANTAR
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
1
kepada pihak pengelola. Pada akhirnya penulis berharap hasil audit
kelistrikan ini nantinya dapat bermanfaat dan menjadi salah satu acuan
audit energi listrik.
TINJAUAN PUSTAKA
2. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pelaksanaan audit perlu ditentukan untuk
membuat audit menjadi lebih focus, audit dapat dilakukan pada
satu atau beberapa aspek bangunan yang menggunakan energy
dalam pengoperasiannya.
3. Level of Detail
Level of detail dapat dihubungkan dengan focus pada audit,
karena tujuan yang berbeda menuntut tingkat detail yang
berbeda. Dalam proses audit, walaupun sangat mungkin untuk
mengerti aliran energy pada bangunan secara detail akan tetapi
dibutuhkan biaya yang tidak sedikit, biaya ini bisa diperkecil
dengan ruang lingkup dan lever of detail audit, tanpa
mengurangi perhatian terhadap hal-hal yang penting
pengaruhnya terhadap lingkungan.
a. Analisis Energi
Analisis energi listrik merupakan upaya untuk
mengoptimalkan kerja peralatan pada kondisi beban
penuh sehingga penggunaan energi listrik menjadi
lebih efektif, efesien dan rasional tanpa harus
mengurangi kinerja produksi dan bertujuan untuk
mendapatkan informasi mengenai tingkat konsumsi
energi yang di gunakan per satuan output (produksi)
serta mengindentifikasi peluang penghematan energi
listrik (Menurut: Iwan Abdul Malik).
b. Audit Kelistrikan
2.3.1 Parameter – Parameter Audit Kelistrikan
a. Arus lisrik
Arus listrik merupakan partikel bermuatan listrik yang
mengalir pada suatu penghantar. Arus listrik mempunyai
satuan ampere.
Alat yang digunakan untuk mengukur arus liatrik adalah
amperemeter dan power quality analyzer. Arus listrik
yang akan diukur adalah arus line nya.
b. Tegangan Listrik
Tegangan listrik yaitu beda potensial antara dua
penghantar yaitu bermuatan listrik. besaran ini
mempunyai satuan volt. Alat yang digunakan untuk
mengukur tegangan adalah voltmeter dan power quality
analyzer.
c. Daya Listrik
1. Daya Aktif
Daya aktif adalah daya sebenarnya yang dibutuhkan
oleh beban. Parameter ini dinyatakan dalam satuan
watt.
P1 fasa = VL-N x I x Cos q................................................(1)
P3 fasa = 3 x VL-N x I x Cos q.............................................(2)
Keterangan :
V L-N = Tegangan fasa
netral (V) I = Arus (A)
Cos q = faktor daya
2. Daya Reaktif
Daya reaktif adalah daya yang dibutuhkan oleh
ban induktif. Parameter ini dinyatakan dalam
satuan VAR
Q1 fasa = VL-N x I x Sin q...................................................(3)
Q3 fasa = 3 x VL-N x I x Sin q...............................................(4)
3. Daya Semu
Daya semu adalah penggabungan antara daya
nyata dengan daya reaktif
S1 fasa = VL-N x I.......................................................(5)
S3 fasa = 3 x VL-N x I.................................................(6)
d. Faktor Daya
Faktor daya adalah perbandingan antara daya aktif
dengan daya semu. Penjumlahan daya dilakukan
dengan metoda penjumlahan vector, sehingga
memunculkan apa yang disebut segitiga daya seperti
gambar yang ditunjukan oleh gambar 2,1.
Gambar 2.1 Segitiga daya
(sumber : https://mastermepeengineering.wordpress.com)
e. Harmonisa Arus dan Harmonisa Tegangan
Harmonisa adalah gelombang sinusoidal yang
frekuensinya merupakan kelipatan bulat dan
fundamentalnya (di luar frekuensi dasar). Harmonisa
ini dapat dikatakan sebagai gelombang cacat
b. Daya Pencahayaan
Besarnya daya pencahayaan yang ditentukan oleh persamaan
Pc = Pt x A.......................................................................(8)
Dimana :
Pc= Daya pencahayaan (W/m2)
Pt= Daya listrik yang dikonsumsi
lampu (W) A = Luas ruangan (m2)
Beban penerangan berupa lampu, dapat dilihat pada gambar 2.2. Alat
untuk mengukur intensitas pencahayaan adalah luxmeter, dapat dilihat
pada gambar 2.4.
Gambar 2.2. Beban Penerangan
Meter (Sumber :
https://Blibli.com
Kriteria Keterangan
METODE PENELITIAN
MULAI
STUDI
LITERATUR
PENGUMPULAN DATA
TIDAK
DATA
LENGKAP?
YA
MENGOLAH DATA HASIL
PENELITIAN
PEYUSUNAN LAPORAN
SELESAI
1. Studi literatur
Studi literatur dimaksudkan untuk mempelajari berbagai sumber
refrensi yang pernah dibuat sebelumnya, sumber sumber tersebut
didapat baik dari jurnal ilmiah, hasil penelitian sebelumnya, maupun
dari buku atau teori yang mendukung penelitian ini.
2. Observasi
Teknik observasi adalah pengumpulan data yang diperlukan untuk
penelitian dilakukan dengan cara melakukan pengamatan langsung di
lapangan. Data-data tersebut didapat dari hasil survei lokasi yang
dilakukan di GEDUNG PERUM LPPNPI KANTOR CABANG
MATSC.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara mengambil data-data yang diperlukan dari
karyawan/pendamping pada GEDUNG PERUM LPPNPI KANTOR
CABANG MATSC.
4. Wawancara
Wawancara adalah metode pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara melakukan tanya jawab pada pihak pengelola/penanggung
jawab teknis gedung, Wawancara akan dilakukan pada berbagai
narasumber yang dianggap mampu memberikan informasi mengenai
objek yang sedang diteliti. Narasumber yang dalam wawancara yaitu
seseorang yang mengetahui tentang sistem dalam hal ini penanggung
jawab teknis yang ditugaskan untuk mendampingi dan membimbing
peneliti dalam menjalankan penelitian.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
LPPNPI merupakan badan usaha milik Negara yang berfokus pada pelayanan
Traffic Service Center atau JATSC yang berbasis di Bandar Udara Internasional
Soekarno Hatta Tangerang Banten dan Makassar Air Traffic Service Center atau
Makassar Air Traffic Service Center memiliki luas lahan 31,392.00 m2 . yang
Untuk menghitung nilai IKE Perum LPPNPI Cabang MATSC pada tahun
IKE Tahun 2020 = Jumlah Konsumsi Energi Listrik (kWh) / Luas Bangunan
(m2)
= 7.785,7 kWh/m2..................................................................................................(12)
Berdasarkan perhitungan di atas didapat IKE pada kantor PERUM
LPPNPI MATSC tahun 2020 adalah 7.785,7 kWh/m2 atau Menurut Permen
ESDM No. 13 tahun 2012, nilai IKE Perum LPPNPI MATSC tersebut termasuk
kategori efisien. Akan tetapi karena masih terdapat peluang hemat energi maupun
efisiensi, maka audit bisa masih tetap bisa dilanjutkan untuk mencari peluang
dalam ruangan, suhu dapat disesuaikan dengan keingingan pemakai sesuai tingkat
PERUM LPPNPI MATSC dapat dihitung dengan persamaan (8). Tabel 4.4
berikut adalah data pengkondisian udara, data ruangan dan jumlah energi yang
dikonsumsi.
Tabel 4.2 Data Pengkondisi Udara, Ruangan dan Konsumsi Energinya
Data AC
Data Ruangan
Nama Ruangan
Konsumsi/hari
(kWh)
Daya Waktu
operasi (Jam)Jumlah l p t
(PK) (W) (Unit) (m) (m) (m)
Gedung Administrasi 1 746 9 20 4,48 3,2 5,6 4
Ruangan ATSC 2 1492 24 6 17,90 5,6 6,4 4
Ruang Manager 1 746 9 2 4,48 3,5 3,5 4
Ruang AIS/METEO 2 1492 24 4 89,52 6,5 9,5 4
Ruang Control Tower 2 1492 24 5 5,97 6,5 7 4
Ruang Rapat 2 1492 9 4 11,94 5,4 7,6 4
Pos Satpam (Security 1 746 2 6,71 3,2 4,5 3,5
24
Guard)
Total 44 140,99
ruangan yang tidak bisa dimasuki cahaya matahari, maka digunakan lampu
dengan berbagai macam jenis daya, waktu nyala dan nilai pencahayaannya.
Sedangkan untuk mengetahui total konsumsi energi lampu pada kantor cabang
MATSC dapat dihitung dengan persamaan (8). Tabel 4.5 berikut berikut adalah
MATSC juga terdapat peralatan listrik lainnya. Berikut data perangkat listrik
lainnya.
lampu 44 buah lampu TL,. Dari jenis lampu yang digunakan Perum LPPNPI
konsumsi energi listrik relatif besar dibandingkan lampu LED dengan nilai
intensitas cahaya yang sama. Oleh karena itu lampu TL sebaiknya diganti dengan
lampu LED. Untuk lampu TL kapasitas 36 Watt dengan lumen 2500 lm, dapat
diganti dengan lampu LED kapasitas 16,5 Watt dengan lumen 2500 lm. Bila
semua lampu TL 36 Watt diganti dengan lampu LED 16,5 Watt, maka
penghematan yang terjadi adalah 19,5 Watt per lampu, dan penghematan
W=Pxt
kWh/hari Selain dengan mengganti lampu TL dengan lampu LED, peluang hemat
energi juga bisa dilakukan dengan cara mengukur tingkat pencahayaan ruangan
pengukuran
tingkat pencahayaan di
Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat bahwa ada beberapa ruangan yang tingkat
pencahayaannya masih kurang memenuhi standar, diantaranya Ruang Manager,
Ruang ATC, ruang rapat, ruang Meteorologi, WC perempuan, WC laki- laki.
Agar dapat memenuhi standar, maka lampu yang ada harus ditambah atau
diganti dengan lampu yang tingkat pencahayaanya lebih tinggi. Untuk
menghitung jumlah lampu yang dibutuhkan suatu ruangan, dapat dihitung dengan
persamaan (12). Contoh perhitungan untuk WC lt 1 adalah sebagai berikut:
𝐸𝑥𝐴
nI 𝑥= 𝐿𝐿𝐹 𝑥 𝐶𝑢
100 𝑥 6
=
1600 X 0,8 𝑥 0,6
Dengan menggunakan persamaan yang sama maka untuk ruangan lain yang
Tabel 4.6 Data Hasil Perhitungan Kebutuhan Lampu dan Konsumsi Energinya
Jumlah Konsumsi
Nama Ruangan Lampu energi/hari Selisih Konsumsi
(buah) (kWh) energi (kWh)
Berdasarkan tabel 4.9 bisa dilihat bahwa untuk memenuhi standar tingkat
pencahayaan lampu diperlukan penambahan jumlah lampu dengan penambahan
jumlah energi listrik sebesar 13,566 kWh/hari. Jadi Penghematan yang bisa
dilakukan setelah dikurangi jumlah energi listrik pada penambahan lampu untuk
kWh/hari
= 20,754 kWh/hari
PK AC = 𝑝𝑥𝑙𝑥𝑡
𝑥 500
3
5,6 𝑥 6,4 𝑥 4
= 𝑥 500 3
= 2389,33btu/h...........................................................................................................(14)
Untuk perhitungan ruangan lainnya dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut Tabel 4.7
yaitu ruang pemeliharaan, ruang Administrasi, ruang kontrol dan ruang rapat.
Untuk kebutuhan AC yang tidak sesuai baik kurang maupun berlebih, maka
tabel 4.11, maka penghematan yang didapat pada sistem pengkondisi udara adalah
energi juga bisa dilakukan dengan cara mengukur suhu ruangan dan
Berdasarkan tabel 4.12, bisa dilhat bahwa pada umumnya suhu pada ruangan
penggantian lampu TL dengan lampu LED yang lebih hemat energi dan
dengan lampu LED kapasitas 16,5 Watt dengan lumen 2500 lm yang berjumlah 85
Rp.382.800,00.
Untuk menghitung payback periode atau break even point (BEP) bisa dihitung
dengan membagi nilai total investasi dengan total penghematan perhari dengan
Rp.32.538.000,00
BEP = 𝑘𝑊ℎ 𝑥 Rp.1.114,00
34,320
Selain lebih hemat energi, lifetime lampu LED lebih lama dari pada lampu TL
standar tingkat pencahayaannya berjumlah 108 lampu dengan daya 16 Watt lumen
lampu Rp.66.000,00.
disajikan dalam tabel 4.11, terdapat satu cara untuk menambah efisiensi energi
yaitu dengan penggantian AC pada ruangan yang kekurangan atau kelebihan
kapasitas AC. Untuk penambahan atau penggantian AC, jumlah yang diperlukan
adalah 6 unit dengan kapasitas per unit 1,5 PK memerlukan total investasi sebesar
Untuk menghitung payback periode atau break even point (BEP) bisa
dihitung dengan membagi nilai total investasi dengan total penghematan perhari
Rp.45.000.000,00
BEP = 𝑘𝑊ℎ 𝑥 Rp.1.114,00
24,620
4.5 Intensitas Konsumsi Energi (IKE) setelah Peluang Hemat Energi (PHE)
kWh/hari, maka konsumsi energi per hari menjadi 710,823 kWh atau 259.450,4
kWh/tahun. Dengan demikian IKE bisa dihitung kembali guna mendapatkan nilai
259.450,4𝑘𝑊ℎ
= 31,392.0m2
Berdasarkan hasil perhitungan, IKE setelah PHE tidak jauh berbeda bahkan
lebih besar dengan IKE tahun 2020. Hal ini disebabkan karena pola operasi
peralatan listrik di Perum LPPNPI MATSC hanya mengacu pada target kinerja
pemakaian sendiri yang ditetapkan manajemen tanpa memperhitungkan standar
yang berlaku.
Meskipun demikian, IKE setelah PHE masih tetap dalam kategori efisien
menurut Permen ESDM No. 13 tahun 2012 karena diantara 8,5–14kWh/m2/bulan.
4.6 Intensitas Konsumsi Energi (IKE) setelah Peluang Hemat Energi (PHE)
dengan lampu LED 16,5 Watt dengan nilai lumen 2.500 lm.
4.6.1.3 Bila nilai investasi penggantian atau penambahan lampu dinilai terlalu
besar, maka bisa dilakukan bertahap sesuai anggaran yang ada karena penggantian
4.6.1.6 Bila nilai investasi penggantian atau penambahan AC dinilai terlalu besar,
maka bisa dilakukan bertahap sesuai anggaran yang ada karena penggantian AC
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran