DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 1
KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 3
LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................................... 4
BAB I ......................................................................................................................................... 5
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 5
1.1. Latar Belakang ................................................................................................................ 5
1.2. Tujuan Kerja Praktik ....................................................................................................... 5
1.2.1 Tujuan Secara Umum .............................................................................................. 5
1.2.2 Tujuan Secara Khusus ............................................................................................. 5
1.3. Batasan Masalah ............................................................................................................. 6
1.4. Waktu dan Tempat Pelaksanaan ..................................................................................... 6
1.5. Metode Pengumpulan Data ............................................................................................. 6
1.6. Sistematika Penulisan ..................................................................................................... 6
Bab IV - Pembahasan............................................................................................................ 7
BAB II........................................................................................................................................ 8
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN .................................................................................. 8
2.1. Sejarah Berdirinya PT. Semen Tonasa ........................................................................... 8
2.1.1 Pabrik Semen Tonasa Unit I .................................................................................... 8
2.1.2 Pabrik Semen Tonasa Unit II................................................................................... 8
2.1.3. Pabrik Semen Tonasa Unit III...................................................................................... 8
2.1.4 Pabrik Semen Tonasa Unit IV ...................................................................................... 8
2.1.5 Pabrik Tonasa V ............................................................................................................ 9
2.2. Pembangunan Sarana Penunjang .................................................................................... 9
2.2.1 Packing Plant Bitung (Sulawesi Utara) ................................................................... 9
2.2.2 Packing Plant Makassar (Sulawesi Selatan) ................................................................. 9
2.2.3. Packing Plant Ambon (Maluku) ................................................................................ 10
2.2.4. Packing Plant Celukang Bawang (Bali) ..................................................................... 10
2.2.5. Packing Plant Samarinda (Kalimantan Timur) .......................................................... 10
2.2.6. Packing Plant Banjamasin (Kalimantan Selatan) ...................................................... 11
2.2.7. Packing Plant Palu (Sulawesi Tengah) ...................................................................... 11
2.2.8. Packing Plan Lapuko Kendari ................................................................................... 11
2.2.9. Packing Plant Mamuju ............................................................................................... 12
1
LAPORAN KERJA PRAKTIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNVERSITAS HASANUDDIN
2
LAPORAN KERJA PRAKTIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNVERSITAS HASANUDDIN
KATA PENGANTAR
3
LAPORAN KERJA PRAKTIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNVERSITAS HASANUDDIN
LEMBAR PENGESAHAN
4
LAPORAN KERJA PRAKTIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNVERSITAS HASANUDDIN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Seiring perkembangan zaman, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di
dunia sekarang ini berkembang sangat pesat. Namun bangsa Indonesia masih memiliki
keterbatasan dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Padahal bangsa
Indonesia adalah bangsa yang besar, kaya akan sumber daya alam dan sumber daya
manusia yang melimpah.
5
LAPORAN KERJA PRAKTIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNVERSITAS HASANUDDIN
1. Observasi Lapangan
Dengan melihat secara langsung di lapangan dan melakukan pengamatan serta
pengambilan data objek yang ditinjau.
2. Interview
Yakni dengan melakukan diskusi dengan pembimbing, operator serta karyawan
PT. Semen Tonasa.
3. Study Literatur
Dengan cara mencari informasi dari manual book dan literatur-literatur lain yang
berhubungan sebagai referensi.
4. Diskusi dan Wawancara
Metode ini dilakukan dengan bertanya langsung pada pihak yang terkait mengenai
suatu masalah yang terjadi pada dokumen-dokumen yang ditangani.Diskusi juga
sering dilakukan ketika melaksanakan observasi ke lapangan.
Bab I - Pendahuluan
Berisikan latar belakang kerja praktik, tujuan, batasan masalah, waktu dan
tempat pelaksanaan serta metode pengumpulan data.
6
LAPORAN KERJA PRAKTIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNVERSITAS HASANUDDIN
Bab V - Penutup
Berisi tentang kesimpulan dan saran bagi PT.Semen Tonasa khususnya Seksi
Pemeliharaan Listrik dan Instrumentasi.
7
LAPORAN KERJA PRAKTIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNVERSITAS HASANUDDIN
BAB II
8
LAPORAN KERJA PRAKTIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNVERSITAS HASANUDDIN
Kapasitas 2 x 300.000 ton per tahun. Beroperasi sejak tahun 1996. Alamat: Jl.
Pelabuhan Nusantara, Bitung
9
LAPORAN KERJA PRAKTIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNVERSITAS HASANUDDIN
10
LAPORAN KERJA PRAKTIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNVERSITAS HASANUDDIN
11
LAPORAN KERJA PRAKTIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNVERSITAS HASANUDDIN
12
LAPORAN KERJA PRAKTIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNVERSITAS HASANUDDIN
PT. Semen Tonasa memilikiEmpat unit pembangkit listrik tenaga uap atau Boiler
Turbin Generator (BTG) Power Plant dengan kapasitas 2 X 25 MW yangdikerjakan
oleh Chenda Chemical Engineering Corporation of China (CC E CC) bersamaan dengan
proyek pabrik tonasa IV dan 2 x 35 MW yang dikerjakan oleh PT Rekayasa Industri
bersamaan dengan pabrik PT Semen Tonasa V yang berlokasi di area Pelabuhan
Biringkassi, Kabupaten Pangkep, sekitar 17 km dari lokasi pabrik. Pembangkit ini
berfungsi untuk menyuplai listrik ke pabrik dan kompleks perumahan karyawan.
13
LAPORAN KERJA PRAKTIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNVERSITAS HASANUDDIN
3. Jaringan Distribusi
15
LAPORAN KERJA PRAKTIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNVERSITAS HASANUDDIN
Produksi
Pemberian jasa
Perdagangan
Usaha lainnya
Adanya struktur organisasi yang baik merupakan salah satu syarat yang penting
agar perusahaan dapat berjalan dengan baik. Suatu perusahaan akan berhasil mencapai
prestasi kerja yang efektif dari karyawan apabila terdapat suatu sistem kerja sama yang
baik, di mana fungsi-fungsi dalam organisasi tersebut mempunyai pembagian tugas,
wewenang dan tanggungjawab yang telah dinyatakan dan diuraikan dengan jelas.
Struktur organisasi PT. Semen Tonasa (Persero) mengikuti metode atau prinsip
organisasi fungsional yang telah dinyatakan dan diuraikan menekankan pada pemisahan
tugas, wewenang dan tanggung jawab secara jelas dan tegas. Berikut adalah pembagian
unit organisasi PT. Semen Tonasa :
16
LAPORAN KERJA PRAKTIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNVERSITAS HASANUDDIN
DIREKTUR UTAMA
a. Dewan Direksi
Bertanggung jawab kepada dewan komisaris sebagai wakil pemegang saham.
Dewan Direksi terdiri atas:
1. Direktur Utama
Tanggung jawab Direktur Utama:
17
LAPORAN KERJA PRAKTIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNVERSITAS HASANUDDIN
2. Direktur Produksi
Direktur Produksi bertanggung jawab dalam :
a. Melakukan supervisi dan koordinasi terhadap Departemen Produksi Bahan
Baku, Departemen Produksi Tonasa 2/3, Departemen Produksi Tonasa 4,
Departemen Produksi Tonasa 5, Departemen Perancanaan Teknik,
Departemen Pembangkit dan Departemen Jaminan Mutu & Lingkungan
/MR.
b. Meningkatkan dan mendukung secara positif pencapaian tujuan dan target
Perusahaan.
c. Melaksanakan fungsi kepemimpinan dalam Direktorat Produksi.
d. Menjaga efektivitas kebijakan, prosedur, dan pengawasan serta arahan
Produksi Bahan Baku, Produksi Tonasa 2/3, Produksi Tonasa 4, Produksi
Tonasa 5, Perencanaan Teknik, Jaminan Mutu & Lingkungan dan pasokan
listrik Perusahaan agar memastikan jalannya bisnis secara efektif dan
berkesinambungan.
e. Membentuk bagian dalam manajemen sebagai seorang anggota Direksi
Perusahaan.
3. Direktur Komersial
Direktur Komersial bertanggung jawab dalam :
a. Melakukan supervisi dan koordinasi terhadap Departemen Penjualan,
Departemen Distribusi, & Transportasi, Departemen Pengadaan & Pengelolaan
Persediaan dan Biro Perencanaan, Analisis Pasar dan Promosi.
b. Menjaga market share Perusahaan dalam pemasaran semen.
4. Direktur Keuangan
Direktur Keuangan bertanggung jawab dalam :
a. Melakukan supervisi dan koordinasi terhadap Departemen Akuntansi &
Keuangan dan Departemen Sumber Daya Manusia (SDM).
b. Meningkatkan dan memberi kontribusi guna mencapai tujuan dan target yang
ditetapkan Pemegang Saham
18
LAPORAN KERJA PRAKTIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNVERSITAS HASANUDDIN
19
LAPORAN KERJA PRAKTIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNVERSITAS HASANUDDIN
20
LAPORAN KERJA PRAKTIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNVERSITAS HASANUDDIN
c. Kepala Biro
Sebagai pembantu utama kepala departemen dan kepala bidang dalam
menangani pekerjaan setiap harinya, para kepala departemen tersebut dilengkapi
pula dengan staf, yang dalam struktur organisasi levelnya disebut sebagai kepala
biro. Adapun penentuan kepala biro ini didasarkan pada jenis pekerjaan yang akan
ditangani oleh masing-masing bidang.
d. Kepala Seksi
Selanjutnya sebagai pendamping, kepala biro setiap harinya dalam melaksanakan
tugas yang dibebankan kepadanya,para kepala biro dibantu oleh kepala seksi
jabatan kepala seksi ini didasarkan pada jenis dan volume pekerjaan yang akan
dilaksakan agar informasi yang terkumpul dapat memenuhi standar alternative
21
LAPORAN KERJA PRAKTIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNVERSITAS HASANUDDIN
22
LAPORAN KERJA PRAKTIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNVERSITAS HASANUDDIN
23
LAPORAN KERJA PRAKTIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNVERSITAS HASANUDDIN
bahan pelengkap seperti pasir besi serta pasir silika. Material kemudian
diumpankan ke dalam raw mill untuk dilakukan penggilingan. Material yang
digiling didalam raw mill akan dihisap oleh mill fan dimana sebelumnya akan
melewati separator, pada separator ini akan dipisahkan antara material yang kasar
dan material yang halu. Material yang kasar akan dikembalikan ke raw mill,
material yang halus akan dihisap oleh mill fan untuk selanjutnya dimasukkan
kedalam siklon. Material yang keluar dari siklon akan menjadi produk raw meal
yang kemudian di transport oleh air slide dan bucket elevator menuju raw meal
silo.
b. Pembuatan Terak/Klinker
Dari preheater, raw meal masuk rotary kiln dengan temperatur pada
kiln inlet sekitar 7500C.Setelah melalui preheater dan calsiner, raw meal
masuk ke dalam kiln pada suhu ± 10000C. Kecepatan umpan masuk ke
dalam kiln disesuaikan dengan kecpatan putaran kiln. Proses pembakaran
menjadi klinker terjadi pada suhu sekitar 14000C. Bahan bakar yang
digunakan untuk pembakaran adalah batu bara dan Industrial Diesel Oil
(IDO). IDO digunakan pada awal pembakaran karena bahan bakar minyak
lebih mudah terbakar dibandingkan batubara. Batubara banyak digunakan
karena murah dan abu yang dihasilkan mengandung komponen yang
dibutuhkan dalam pembuatan semen, yaitu silica. Sekitar 40% total
konsumsi bahan bakar digunakan untuk pembakaran kiln.
PT. Semen Tonasa memproduksi beberapa tipe semen diantaranya semen OPC
PCC dan PPC. Semen OPC terdiri dari campuran clinker dan gipsum. Semen PCC
terdiri dari campuran clinker, gipsum dan batu kapur disertai sedikit trass. Semen
PPC terdiri dari campuran klinker gypsum dan trass. Laju alir umpan total yang
boleh masuk finish mill maksimum 500 ton/jam. Jumlah material tersebut dikontrol
oleh weight feeder. Komposisi umpan sesuai dengan jenis semen yang akan dibuat.
Ordinary Portland Cement (OPC) terdiri dari bahan klinker dan gypsum dengan
batu kapur sebagai fillernya sedangkan Pozzolan Portland Cement (PPC) terdiri dari
bahan klinker dan gypsum dengan trass sebagai fillernya.
Campuran klinker, gypsum dan material tambahan seperti batu kapur serta trass
akan ditimbang dengan weight feader dengan perbandingan tertentu sesuai dengan
tipe semen yang akan dibuat. Material ini kemudian dicampur di belt conveyor
untuk diumpankan kedalam mill. Didalam mill, campuran material ini akan digiling
hingga halus. Material halus ini akan dihisap oleh mill fan, dimana sebelumnya
akan dilewatkan pada separator. Separator berfungsi untuk memisahkan material
halus dan material kasar. Material kasar akan dimasukkan kembali kedalam mill
sedangkan material halus akan dihisap oleh mill fan untuk selanjutnya dimasukkan
kedalam main bag filter. Pada main bag filter, material halus ini akan di blasting
dengan bantuan udara bertekanan tinggi. Material halus ini selanjutnya disebut
sebagai semen. Semen ini akan ditransport menggunakan air slide dan bucket
elevator untuk selanjutnya disimpan sementara di silo semen. Bagan Pembuatan
Semen dapat dilihat pada Lampiran 1.
- Pengemasan (Packaging)
Unit ini bertujuan untuk melakukan pengisian, penyimpanan dan pengiriman
semen dari silo semen. Dari silo semen material akan ditransport ke dua unit bin
utama. Satu bin utama akan melayani pengisian semen curah kemudian satu bin akan
mengalami pengisian semen bag. Bin utama yang melayani semen curah akan
dimasukkan kedalam truck kapsul yang berisi semen kemudian bin utama yang
melayani packere akan ditransport menuju rotor packer untuk kemudian dikemas
menjadi semen 40 kg atau 50 kg.
25
LAPORAN KERJA PRAKTIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNVERSITAS HASANUDDIN
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam suatu sistem produksi pada industri khususnya pembuatan semen, tentu
saja motor tidak boleh lepas peranannya dalam hal ini dikarenakan komponen satu ini
sangat berpengaruh dalam sistem otomasi dalam pabrik. Motor digunakan untuk
menggerakkan berbagai komponen tertentu, seperti fan, pompa, belt conveyor, Mill,
dll. Motor yang biasa digunakan adalah jenis motor induksi. Dalam pengoperasiannya,
motor dituntut harus bekerja secara dinamis yaitu harus disesuaikan dengan kebutuhan
atau dalam artian harus bisa diatur/dikontrol sesuai kebutuhan. Banyak cara dalam
melakukan pengontrolan, misalnya mengatur masukkan daya listriknya. Proses
pengaturan ini baiknya dilakukan dilakukan secara elektris. Dalam proses pengaturan
daya listrik secara elektris digunakan piranti elektronika yang dirangkai menjadi suatu
sistem pengonversi daya. Ada 4 tipe konversi daya yaitu penyearah, DC chopper,
inverter, dan AC-AC converter. Konversi daya tersebut biasa juga disebut rangkaian
elektronika daya. Rangkaian tersebut yang akan menjadi dasar dari prinsip kerja
Variable Frequency Drive. Dalam bab ini akan dibahas mengenai motor induksi dan
tipe konversi daya menggunaka piranti elektronika daya.
Motor induksi yang umum dipakai adalah motor induksi 3-fase dan motor
induksi 1-fase. Motor induksi 3-fase dioperasikan pada sistem tenaga 3-fase dan
banyak digunakan di dalam berbagai bidang industri dengan kapasitas yang besar.
Motor induksi 1-fase dioperasikan pada sistem tenaga 1-fase dan banyak digunakan
terutama untuk peralatan rumah tangga seperti kipas angin, lemari es, pompa air,
mesin cuci dan sebagainya karena motor induksi 1-fase mempunyai daya keluaran
yang rendah. Konstruksi Motor Induksi Motor induksi pada dasarnya mempunyai 3
bagian penting sebagai berikut :
1. Stator : Merupakan bagian yang diam dan mempunyai kumparan yang dapat
menginduksikan medan elektromagnetik kepada kumparan rotornya.
2. Celah : Merupakan celah udara: Tempat berpindahnya energi dari startor ke rotor.
26
LAPORAN KERJA PRAKTIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNVERSITAS HASANUDDIN
3. Rotor : Merupakan bagian yang bergerak akibat adanya induksi magnet dari
kumparan stator yang diinduksikan kepada kumparan rotor. Konstrusi motor
induksi dapat dilihat pada Gambar 3.1 .
Konstruksi stator motor induksi pada dasarnya terdiri dari bagian-baagian sebagai
berikut :
Berdasarkan bentuk konstruksi rotornya, maka motor induksi dapat dibagi menjadi
dua jenis seperti yang diperlihatkan pada gambar 3.2, yaitu.
27
LAPORAN KERJA PRAKTIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNVERSITAS HASANUDDIN
1. Inti rotor, bahannya dari besi lunak atau baja silikon sama dengan inti stator.
2. Alur, bahannya dari besi lunak atau baja silikon sama dengan inti. Alur merupakan
tempat meletakkan belitan (kumparan) rotor.
3. Belitan rotor, bahannya dari tembaga.
4. Poros atau as [2].
Diantara stator dan rotor terdapat celah udara yang merupakan ruangan antara
stator dan rotor. Pada celah udara ini lewat fluks induksi stator yang memotong
kumparan rotor sehingga meyebabkan rotor berputar. Celah udara yang terdapat antara
stator dan rotor diatur sedemikian rupa sehingga didapatkan hasil kerja motor yang
optimum. Bila celah udara antara stator dan rotor terlalu besar akan mengakibatkan
efisiensi motor induksi rendah, sebaliknya bila jarak antara celah terlalu kecil/sempit
akan menimbulkan kesukaran mekanis pada mesin [2].
28
LAPORAN KERJA PRAKTIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNVERSITAS HASANUDDIN
yang cenderung menggerakkan rotor sesuai dengan arah pergerakan medan induksi
stator [2].
Pada rangka stator terdapat kumparan stator yang ditempatkan pada slotslotnya
yang dililitkan pada sejumlah kutup tertentu. Jumlah kutup ini menentukan kecepatan
berputarnya medan stator yang terjadi yang diinduksikan ke rotornya. Makin besar
jumlah kutup akan mengakibatkan makin kecilnya kecepatan putar medan stator dan
sebaliknya. Kecepatan berputarnya medan putar ini disebut kecepatan sinkron [2].
Dioda berasal dari pendekatan kata dua elektroda yaitu anoda dan katoda. Dioda
semikonduktor hanya melewatkan arus searah saja (forward), sehingga banyak
29
LAPORAN KERJA PRAKTIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNVERSITAS HASANUDDIN
digunakan sebagai komponen penyearah arus. Secara sederhana sebuah dioda bisa
kita asumsikan sebuah katup, dimana katup tersebut akan terbuka manakala air
yang mengalir dari belakang katup menuju kedepan, sedangkan katup akan
menutup oleh dorongan aliran air dari depan katup. Bentuk diode dapat dilihat
pada Gambar 3.4 . Dioda ini bisa dipakai untuk fungsi-fungsi sebagai berikut:
Penyearah sinyal AC
Pemotong level
Sensor suhu
Penurun tegangan
Pengaman polaritas terbalik pada DC input [5].
3.2.1.2. Thyristor
Thyristor adalah sebuah bahan semikonduktor 4 lapis yang menggunakan
umpan balik dalam (internal) untuk mendapatkan prilaku penahanan [penguncian
(latching)]. Pemakaian utama komponen ini ialah pada pengendalian arus beban
yang besar pada motor, pemanas,sistem penerangan, dan alat-alat lainnya yang
sejenis. Kata “Thyristor” berasal dari bahasa yunani yang berarti ‘pintu’ [6].
Bentuk Thyristor dapat dilihat pada Gambar 3.5 .
30
LAPORAN KERJA PRAKTIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNVERSITAS HASANUDDIN
lebih kompleks dibanding transistor bipolar atau MOS. Komponen thyristor lebih
digunakan sebagai saklar (switch) ketimbang sebagai penguat arus atau tegangan
seperti halnya transistor. Struktur dasar thyristor adalah struktur 4 layer PNPN
seperti yang ditunjukkan pada gambar a diatas. Jika dipilah, struktur ini dapat
dilihat sebagai dua buah struktur junction PNP dan NPN yang tersambung di
tengah seperti pada gambar b diatas. Ini adalah dua buah transistor PNP dan NPN
yang tersambung pada masing-masing kolektor dan base [7].
3.2.1.3. Transistor
Satu transistor adalah satu komponen elektronika yang memiliki tiga
sambungan. Beberapa contoh diprlihatkan pada Gambar 3.6 . Ketiga sambungan
tersebut memiliki nama kolektor, basis dan emitor [4]. Transistor merupakan
komponen yang sangat penting dalam dunia elektronik modern. Dalam rangkaian
analog, transistor digunakan dalam amplifier (penguat). Rangkaian analog
melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil (stabilisator) dan penguat sinyal
radio. Dalam rangkaian-rangkaian digital, transistor digunakan sebagai saklar
berkecepatan tinggi. Beberapa transistor juga dapat dirangkai sedemikian rupa
sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori dan fungsi rangkaian-rangkaian
lainnya [8].
Dari banyak tipe-tipe transistor modern, pada awalnya ada dua tipe dasar
transistor, bipolar junction transistor (BJT) dan field-effect transistor (FET), yang
masing-masing bekerja secara berbeda. Disebut Transistor bipolar karena kanal
konduksi utamanya menggunakan dua polaritas pembawa muatan: elektron dan
lubang, untuk membawa arus listrik. Dalam BJT, arus listrik utama harus melewati
satu daerah/lapisan pembatas dinamakan depletion zone, dan ketebalan lapisan ini
dapat diatur dengan kecepatan tinggi dengan tujuan untuk mengatur aliran arus
utama tersebut. FET (juga dinamakan transistor unipolar) hanya menggunakan
satu jenis pembawa muatan (elektron atau hole, tergantung dari tipe FET). Dalam
FET, arus listrik utama mengalir dalam satu kanal konduksi sempit dengan
depletion zone di kedua sisinya (dibandingkan dengan transistor bipolar di mana
daerah basis memotong arah arus listrik utama). Dan ketebalan dari daerah
31
LAPORAN KERJA PRAKTIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNVERSITAS HASANUDDIN
perbatasan ini dapat diubah dengan perubahan tegangan yang diberikan, untuk
mengubah ketebalan kanal konduksi tersebut [8].
32
LAPORAN KERJA PRAKTIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNVERSITAS HASANUDDIN
33
LAPORAN KERJA PRAKTIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNVERSITAS HASANUDDIN
34
LAPORAN KERJA PRAKTIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNVERSITAS HASANUDDIN
sehingga dapat menurunkan frekuensi sumber adalah dengan cara membagi topologi
ini menjadi 2 buah rangkaian konverter tyristor-P dan rangkaian konverter tyristor-N
yang bekerja secara bergantian, seperti terlihat pada Gambar 3.13 (b). Konverter
tyristor-P bekerja untuk membentuk arus keluaran pada saat periode positip-nya,
sedangkan konverter tyristor-N bekerja setelahnya untuk membentuk arus keluaran
pada periode negatif arus keluaran [10].
Pada Gambar 3.14 terlihat bahwa untuk mengubah sumber tegangan AC 50Hz
menjadi frekuensi yang lebih rendah (16,67Hz), rangkaian konverter tyristor lengan
kiri bekerja sedemikian rupa dengan memainkan sudut penyalaannya selama 1,5
periode sumber. Konverter tyristor lengan kanan bekerja setelahnya [10].
35
LAPORAN KERJA PRAKTIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNVERSITAS HASANUDDIN
Gambar 3.15 adalah rangkaian daya cycloconverter tiga phasa berikut bentuk
gelombang yang terjadi pada sisi keluarannya tiap fasa.
36
LAPORAN KERJA PRAKTIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNVERSITAS HASANUDDIN
Konverter jenis buck merupakan jenis konverter yang banyak digunakan dalam
industri catu-daya. Konverter ini akan mengkonversikan tegangan dc masukan
menjadi tegangan dc lain yang lebih rendah (konverter penurun tegangan).
Rangkaian ini terdiri atas satu saklar aktif (MOSFET) dan satu saklar pasif (diode).
Untuk tegangan kerja yang rendah, saklar pasif sering diganti dengan saklar aktif
sehingga susut daya yang terjadi bisa dikurangi. Kedua saklar ini bekerja
bergantian. Setiap saat hanya ada satu saklar yang menutup. Beberapa konverter
buck bisa disusun paralel untuk menghasilkan arus keluaran yang lebih besar. Jika
sinyal ON-OFF masing-masing konverter berbeda sudut satu sama lainnya sebesar
360o/N, yang mana N menyatakan jumlah konverter, maka didapat konverter dc-dc
N-fasa. Konverter buck N-fasa inilah yang sekarang banyak digunakan sebagai
regulator tegangan mikroprosesor generasi baru. Dengan memperbanyak jumlah
fasa, ukuran tapis yang diperlukan bisa menjadi jauh lebih kecil dibanding
konverter dc-dc satu-fasa. Selain digunakan sebagai regulator tegangan
mikroprosesor, konverter buck multifasa juga banyak dipakai dalam indusri logam
yang memerlukan arus dc sangat besar pada tegangan yang rendah. Gambar 3.16
menunjukkan model rangkaian konverter topologi buck [11].
Topologi Boost
Topologi boost bisa menghasilkan tegangan keluaran yang lebih tinggi
dibanding tegangan masukannya (penaik tegangan). Skema konverter ini
diperlihatkan di Gambar 3.17. Jika saklar MOSFET ditutup maka arus di induktor
akan naik (energi tersimpan di induktor naik). Saat saklar dibuka maka arus induktor
akan mengalir menuju beban melewati dioda (energi tersimpan di induktor turun).
Rasio antara tegangan keluaran terhadap tegangan masukan konverter sebanding
dengan rasio antara periode penyaklaran dan waktu pembukaan saklar. Ciri khas
37
LAPORAN KERJA PRAKTIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNVERSITAS HASANUDDIN
utama konverter ini adalah bisa menghasilkan arus masukan yang kontinyu [11].
Topologi Buck-Boost
Skema konverter buck-boost diperlihatkan di Gambar 3.18. Jika saklar
MOSFET ditutup maka arus di induktor akan naik, Saat saklar dibuka maka arus di
induktor turun dan mengalir menuju beban. Dengan cara ini, nilai rata-rata tegangan
beban sebanding dengan rasio antara waktu pembukaan dan waktu penutupan saklar.
Akibatnya, nilai rata-rata tegangan beban bisa lebih tinggi maupun lebih rendah dari
tegangan sumbernya.Masalah utama dari konverter buck-boost adalah menghasilkan
riak arus yang tinggi baik di sisi masukan maupun sisi keluarannya. Akibatnya,
diperlukan tapis kapasitor yang besar di kedua sisinya. Inilah salah satu alasan
mengapa konverter buck-boost jarang dipakai di industri [11].
38
LAPORAN KERJA PRAKTIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNVERSITAS HASANUDDIN
39
LAPORAN KERJA PRAKTIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNVERSITAS HASANUDDIN
40
LAPORAN KERJA PRAKTIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNVERSITAS HASANUDDIN
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada umumnya Crusher digunakan untuk memecah batu dari ukuran diameter
( 100 – 1500 mm ) menjadi ukuran yang lebih kecil dengan diameter ( 5 – 300 mm )
dengan sistim pemecahan dan penekanan secara mekanis.
Crusher yang digunakan untuk menghancurkan batu kapur terdiri dari dua
bagian. Bagian pertama disebut vibrator, yang berfungsi untuk mengayak atau
menyaring batu kapur yang ukurannya lebih kecil akan langsung jatuh langsung ke belt
conveyor. Batu kapur yang tertinggal atau ukurannya lebih besar akan langsung
menuju ke bagian kedua yakni bagian penghancur yang disebut hummer. Setelah
hancur maka akan langsung jatuh ke belt conveyor yang sama.
Batu Kapur ( 800 x 800 mm ) 18 % H2O masuk Hopper melewati Wobbler
Feeder. Batu Kapur < 90 mm akan lolos tanpa melewati Crusher ( 700 T/ J ). Tanah
Liat ( 500 x 500 mm ) 30 % H2O masuk Hopper melewati Apron Feeder dipotong -2
menggunakan Clay Crusher menjadi ukuran 95 % lolos 90 mm.
41
LAPORAN KERJA PRAKTIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNVERSITAS HASANUDDIN
Dalam pengontrolan motor dengan tegangan rendah peralatan utama yang terdapat
pada MCC antara lain
Moulded case circuit breaker (MCCB) atau Motor Circuit Breaker (MCB).
Kontaktor Magnetik.
Relay pengaman gangguan lebih (Overload Relay)
Trafo control (Control Power Transformer).
Peralatan ini biasanya digunakan untuk motor dengan daya kuda maksimum
200HP. Untuk daya kuda maksimal 10HP dalam pengoperasiannya biasanya hanya
menggunakan saklar on-off.Untuk mengontrol motor ddengan tegangan menengah,
peralatan pendukung yang digunakan adalah
Non-load break switch dan fuse atau circuit breaker
Vacum contactor
Pengaman terhadap gangguan lebih
Motor Control Center pada dunia industri memiliki dua fungsi utama, yaitu :
1. Sistem proteksi dari beban motor
2. Sistem control, interlock dan monitoring beban motor
MCC diinstallasi dalam suatu panel yang terdiri dari motor starter, bus bar, sekering
(fuse), push buttons, dan sebagainya seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini:
42
LAPORAN KERJA PRAKTIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNVERSITAS HASANUDDIN
Motor starter berfungsi untuk mengendalikan motor, yaitu menghidupkan motor dan
kemudian mematikannya dengan menggunakan contactor yang ada di dalamnya. Selain itu,
Motor starter ini difungsikan juga sebagai “Overload Relay” yang digunakan untuk
memproteksi motor dengan cara memutuskan aliran listrik ke motor saat kondisi beban
berlebih (overload). Meskipun Overload Relay memberikan proteksi dari beban berlebih,
tetapi overload relay ini tidak digunakan untuk memproteksi terhadap terjadinya “arus
pendek”. Untuk alasan ini, maka digunakanlah fuse atau sekering.
4.3 Perkembangan MCC
MCC (Motor Control Center) banyak digunakan di bidang teknik. MCC
konvensional hanya mencakup komponen elektromekanik, dan semua koneksi dilakukan
melalui pemasangan kabel. Sampai saat ini, komponen elektromekanis ini masih
merupakan bagian utama dari produk MCC. Bahkan di negara maju, lebih dari setengah
produk MCC masih merupakan perangkat mekatronika. Dalam beberapa tahun terakhir,
seiring dengan perkembangan sains dan teknologi, smart MCC mulai dikembangkan dan
secara terus meneru diterapkan. Intelligent MCC menggunakan komponen yg cerdas
fdan baru , selain itu pengembangan integrated automation, perangkat keras, perangkat
lunak dan jaringan terus dilakukan.
43
LAPORAN KERJA PRAKTIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNVERSITAS HASANUDDIN
Dalam dunia industri tentunya banyak sekali peralatan yang menggunakan sistem
pompa maupun fan yang diharapkan dapat bekerja dengan berbagai macam beban
yang bervariasi. Misalnya jika dalam pompa kita mengenal cara untuk mengatur flow
yang dialirkan dengan memasang control valve dan bypass line, sedangkan untuk fan
biasanya menggunakan damper. Cara yang lain yang diklaim lebih efisien untuk
44
LAPORAN KERJA PRAKTIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNVERSITAS HASANUDDIN
dapat mengatur variasi beban adalah jika kita dapat mengatur kecepatan putar
pompa/ fan tersebut (speed adjustment). Istilah populer untuk pengaturan kecepatan
putar peralatan yaitu menggunakan teknologi VSD (Variable Speed Drive) [14].
Pada dasarnya ada tiga cara pengaturan speed melalui VSD yaitu pengaturan
secara mekanik, hidraulik dan elektrik. Khusus untuk pengaturan secara elektrik
dilakukan dengan cara mengatur frekuensi supply arus yang masuk ke motor, oleh
karena itu pengaturan dengan cara ini lebih dikenal dengan nama VFD (Variable
Frequency Drive) [14].
Prinsip Kerja
Prinsip kerja dari VFD pada dasarnya adalah mengubah tegangan bolak balik
(AC) dari input menjadi tegangan searah (DC) oleh AC/DC converter/ rectifier,
kemudian di-filter untuk menghaluskan hasil penyearah tegangan tersebut dan
selanjutnya DC/AC inverter akan mengubah kembali tegangan DC menjadi
tegangan AC dengan frekuensi tertentu yang sudah diatur tergantung kebutuhan.
Karena menggunakan prinsip inverter (pengubahan dari DC menjadi AC), di pasaran
VFD sering disebut juga sebagai peralatan inverter untuk beberapa aplikasi produk.
Prinsip Kerja dari VFD secara sederhana dapat dilihat pada Gambar 4.2 [14].
Berdasarkan salah satu artikel yang didapat mengenai Variable Frequency Drive
di salah satu blog di internet, dijelaska bahwa keuntungan dari FVD adalah sebagai
berikut:
1. Energy Saving
Untuk sistem pompa sentrifugal, kita mengenal adanya prinsip dasar hukum
afinitas, yaitu :
Volume flow berbanding lurus dengan kecepatan putar
Pressure berbanding lurus dengan kuadrat dari kecepatan putar, dan
Input power (daya) berbanding lurus dengan pangkat tiga dari kecepatan
putar
45
LAPORAN KERJA PRAKTIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNVERSITAS HASANUDDIN
Kita ambil contoh, jika suatu pompa akan digunakan untuk mengalirkan volume
flow 50% dari range kerja normalnya, maka kita bisa mengatur kecepatan putar
pompa tersebut dengan mengurangi setara 50% kecepatan putar normal. Dengan
kecepatan yang berkurang sebesar 50% atau ½ dari kecepatan normal, maka daya
yang dibutuhkan adalah hanya sebesar1/8 dari daya normal, yang artinya
penghematan yang dilakukan adalah sebesar 7/8 kali dari daya normal.
46
LAPORAN KERJA PRAKTIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNVERSITAS HASANUDDIN
Dalam pengoperasiannya, alat ini tentu saja memiliki jalur koneksi antara
sistem pengontrol , sistem komunikasi, serta motor yang nantinya akan dikontrol
47
LAPORAN KERJA PRAKTIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNVERSITAS HASANUDDIN
oleh alat tersebut. Secara sederhana jalur koneksi ACS800 dapat dilihat pada
Gambar 4.5 .
48
LAPORAN KERJA PRAKTIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNVERSITAS HASANUDDIN
Dilihat dari gambar diatas, kedua motor pada belt conveyor dihubungkan
dengan VFD, tujuannya adalah untuk mengatur kecepatan putaran motor serta arah
putarannya. Misalkan pada saat proses penggilingan material pada raw mill, tiba-
tiba dibutuhkan tambahan material yang cukup banyak , maka motor dikontrol
untuk berputar lebih cepat untuk memenuhi kebutuhan suplai material pada raw
mill , begitupun sebaliknya jika pada raw mill material menumpuk maka kita dapat
mengatur motor agar berhenti atau berputar mundur (reverse), sehingga suplai
material dapat berhenti. Semua proses itu dilakukan secara otomatis sehingga
sangat membantu efisiensi dalam proses produksi.
49
LAPORAN KERJA PRAKTIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNVERSITAS HASANUDDIN
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada kuliah Praktek di PT. Semen Tonasa ini , dapat dilihat bahwa hampir
keseluruhan dari sistem otomasi dan instrumentasinya sudah menggunakan teknologi
yang sangat canggih dan terintegrasi dalam Distributed Control System. Salah satu
contoh dari kecanggihan teknologinya yaitu penggunaan Variable Frequency Drive
dalam hal pengontrolan motor. VFD yang digunakan pada Raw Mill Tonasa V adalah
tipe ACS800 keluaran dari ABB. Alat ini memiliki prinsip kerja yang sama dengan
inverter. VFD pada dasarnya mengubah tegangan bolak balik (AC) dari input menjadi
tegangan searah (DC) oleh AC/DC converter/ rectifier, kemudian di-filter untuk
menghaluskan hasil penyearah tegangan tersebut dan selanjutnya DC/AC inverter
akan mengubah kembali tegangan DC menjadi tegangan AC dengan frekuensi
tertentu yang sudah diatur tergantung kebutuhan. Driver ini tentu saja mebutuhkan
tingkat kesulitan yang cukup tinggi dalam pengoperasiannya. Oleh karena itu
kecanggihan teknologi ini harus diimbangi Sumber Daya Manusia (SDA)-nya yang
mampu mengimbanginya.
5.2 Saran
Terkhusus untuk seluruh bagian dari Seksi Pemeliharaan Listrik dan
Instrumentasi agar menguatkan komitmen dalam menjaga dan meningkatkan efisiensi
pabrik. Dan meningkatkan rasa saling melengkapi dan berbagi dalam setiap kegiatan
dalam pabrik.
50