PROPOSAL
OLEH:
RISMA
D041181023
DAFTAR ISI............................................................................................................................ ii
ii
2.4. Konfigurasi Jaringan Fiber To The Home (FTTH)................................................. 14
iii
3.4. Alat dan Bahan ........................................................................................................ 24
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
ICONect merupakan solusi konektifitas yang memberikan nilai lebih bagi
pelanggan. Solusi yang diberikan berupa komunikasi data yang
menghubungkan lokasi pelanggan di berbagai wilayah Indonesia. Jaringan end
to end fiber optic akan menjamin kelancaran pertukaran informasi yang cepat
dan aman sesuai dengan kebutuhan pelanggan [2]. Meskipun demikian bukan
berarti bahwa layanan ICONNET tidak pernah mengalami gangguan.
Salah satu kelemahan yang terjadi pada transmisi fiber optic adalah
hilangnya sebagian atau keseluruhan informasi yang disebabkan oleh nilai
redaman sepanjang jalur fiber optic [1]. Meskipun redaman yang dimiliki serat
optik relatif kecil namun tetap berdampak secara sigifikan sehingga tetap harus
diperhatikan dan perlu perawatan serta penanggulangan, sebab redaman ini
dapat mengakibatkan terjadinya loss daya pada transmisi serat optik sehingga
pengiriman data menjadi terhambat dan mempengaruhi kualitas layanan
internet.
Oleh karena itu, dalam tugas akhir ini penulis akan membahas suatu topik
mengenai identifikasi pengaruh loss daya saluran serat optik terhadap kualitas
layanan internet. Adapun judul dari tugas akhir ini adalah ”ANALISA DAN
IDENTIFIKASI PENGARUH LOSS DAYA SALURAN TRANSMISI
SERAT OPTIK TERHADAP KUALITAS LAYANAN INTERNET”.
2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut :
1. Bagi penulis, penelitian ini sangat berguna untuk menambah wawasan dan
pengetahuan penulis terkait pengaruh loss daya saluran serat optik terhadap
kualitas layanan internet serta menjadi tolak ukur kemampuan dan potensi
pada diri sendiri dan sebagai disiplin ilmu yang telah didapatkan dibangku
perkuliahan.
3
2. Bagi masyarakat dan mahasiswa, penelitian ini diharapkan menjadi
kerangka acuan dalam mengembangkan penelitian serupa di masa yang
akan datang serta dapat bermanfaat dalam menambah wawasan dan bisa
dijadikan sebagai referensi untuk mengetahui pengaruh loss daya saluran
serat optik terhadap kualitan layanan internet.
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi pendahuluan yang memuat latar belakang, rumusan masalah,
tujuaan penelitian, batasan masalah, metode penelitian, dan sistematika
penulisan.
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini menjelaskan tentang teori-teori dasar yang relevan dengan bahan
penelitian yang bersumber dari referensi-referensi baik berupa buku, jurnal,
artikel ilmiah, internet, dan lain-lain.
Bab ini membahas rancangan penelitian, jenis penelitian, waktu dan lokasi
penelitian, alat dan bahan, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan
blok diagram pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi simpulan yang telah diperoleh dari bab-bab sebelumnya serta
saran dari penulis yang perlu untuk ditingkatkan dan dikembangkan pada
penelitian-penelitian selanjutnya.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
2.2. Fiber Optic
Fiber Optic merupakan media transmisi jenis kabel yang terbuat dari serat
kaca untuk mentransmisikan data melalui sinyal cahaya. Cahaya yang
digunakan untuk mentransmisikan sinyal adalah LED atau laser. Fiber optic
cocok digunakan karena memiliki kecepatan transmisi data yang cukup tinggi
dan tidak mudah mengalami gangguan (interference) [7].
Fiber optic secara harfiah memiliki arti serat optik atau serat kaca. Fiber
optic merupakan salah satu jenis kabel yang terbuat dari kaca atau plastic yang
sangat halus. Serat kaca pada Fiber Optic adalah serat dibuat secara khusus
dengan proses yang cukup kompleks untuk digunakan sebagai media transmisi.
Pada prinsipnya, Fiber Optic akan memantulkan dan membiaskan cahaya yang
merambat didalam inti dari Fiber Optic. Prinsip ini berpusat pada serat yang
membatasi sudut dari gelombang cahaya yang dikirimkan agar dapat
mengontrolnya secara efisien sampai ke tujuan. Sumber cahaya yang digunakan
pada Fiber Optic yakni sinar laser, dikarenakan sinar leser dinilai memiliki
kecepatan yang cukup tinggi [8].
8
a. Core (Inti)
b. Cladding (Lapisan)
c. Coating (Jaket)
Serat optik dengan inti (core) yang sangat kecil (biasanya sekitar
8,3 mikron), diameter intinya sangat sempit mendekati panjang
gelombang sehingga cahaya yang masuk ke dalamnya tidak terpantul-
pantul ke dinding selongsong (cladding). Bagian inti serat optik single-
mode terbuat dari bahan kaca silika (SiO2) dengan sejumlah kecil kaca
Germania (GeO2) untuk meningkatkan indeks biasnya.
9
2. Multi Mode
10
c. Tensile Strength. Tensile strength yang berlebihan dapat merusakkan
kabel atau serat.
12
2.3.3. Sistem Relay Serat Optik
Sistem relay serat optik terdiri dari transmitter (membuat dan
menulis dalam sandi sinyal cahaya), serat optik (menghubungkan sinyal
cahaya), regenerator optik 11 (diperlukan untuk menaikkan sinyal jika
serat digunakan pada jarak yang jauh) dan receiver optik (menerima dan
menguraikan sandi sinyal cahaya) [11].
a. Tranmitter
b. Konektor
c. Penyambung (Splicing)
d. Receiver
14
arsitektur Jaringan Local Access Fiber (Jarlokaf) dapat memungkinkan
penarikan kabel optik dekat dengan perumahan pelanggan dari sentral (OLT)
[15].
15
ujung kabel feeder dan pangkal kabel distribusi, sebagai titik distribusi
untuk flesibilitas, tempat splitter, dan tempat penyambungan.
17
yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik, berikut faktor terjadinya redaman
[11].
19
Link Power Budget dihitung sebagai syarat agar link yang kita rancang
dayanya melebihi batas ambang dari daya yang dibutuhkan. Untuk menghitung
Link Power Budget dapat dihitung dengan rumus :
Keterangan:
Ns : Jumlah sambungan
Nc : Jumlah konektor
L : Jarak
Alat ukur ini dipakai untuk mengukur total loss dalam sebuah link optik baik
saat instalasi (uji akhir) atau pemeliharaan. Redaman diukur dalam satuan
decibel (dB). Loss atau redaman dinyatakan dalam L(dB) = Pin(dBm) -
Pout(dBm) atau L(dB) = 10×Log (Pin/ Pout). Pada saat melakukan pengukuran
20
atau pengetesan sering menggunakan patchcord, sehingga kondisi patchcord ini
harus terjamin performansi dan kualitasnya. Setiap patchcord yang akan dipakai
harus dites, hasil ukur patchcord dibandingkan dengan spesifikasi teknis pabrik,
dan bersihkan seluruh konektor sebelum pengetesan dengan menggunakan
kapas/tissue atau udara semprot seperti dush off. Beberapa hal yang harus
diperhatikan saat mengoperasikan alat ukur Optical Power Meter yaitu dengan
menggunakan panjang gelombang yang tepat, konektor yang tepat, jenis fiber
yang dapat diukur adalah Single Mode dan Multi Mode. Setelah itu yang
terakhir adalah melakukan kalibrasi.
21
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
mulai
Studi Literatur
ya
Evaluasi Evaluasi
Selesai
22
Tahap penelitian ini diawali dengan studi literature, dimana peneliti
mempelajari dan mengumpulkan materi terkait baik melalui jurnal-jurnal
penelitian maupun buku. Kemudian mempersiapkan dan melakukan proses
pengambilan data yaitu melakukan pengukuran pada ODP yang terhubung
dengaan pelanggan yang mengalami gangguan wifi dengan mengukur daya
transmisi pada serat optik. Selanjutnya yaitu melakukan pengukuran daya
transmisi serat optik di rumah pelanggan, mengevaluasi masalah yang terjadi
pada saluran transmisi serat optik. Kemudian mengambil data pengukuran daya
transmisi serat optik dari ODP menuju ONT yang telah dilakukan pembenahan.
Melakukan pengambilan data daya Tx dan Rx pada serat optik melalui
pembacaan pada ONT. Terakhir yaitu menganalisis data hasil pengukuran dan
data hasil pembacaan ONT serta perhitungan loss daya optik.
2. Tempat Penelitian
23
3.4. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:
1. Optical Power Meter (OPM) yang digunakan untuk mengukur daya dalam
sinyal optik.
4. Konektor
24
3.6. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data pada tugas akhir ini dilakukan dengan cara mengolah
semua data yang telah terkumpul menjadi suatu informasi yang mudah
dipahami serta dapat membantu mengidentifikasi masalah yang terjadi di
lapangan agar dapat mempermudah dan mempercepat penanganan problem loss
daya pada transmisi serat optik. Pada tahap ini dilakukan riset kuantitatif yakni
harus diuraikan dengan jelas.
25
3.7. Diagram Blok Pengukuran
Daya
Optik
26
DAFTAR PUSTAKA
[1] “Pengertian Fiber Optik & Fungsi, Kelebihan dan Kekurangan Fiber Optik.” PT.
DATA GLOBAL KOMUKATAMA, 11 November 2020,
https://www.dataglobal.co.id/pengertian-fiber-optic/. Accessed 25 October
2022.
[3] Juwari, Jayadi, P., & Sussolaikah, K. (2022, April). Analisis Redaman Kabel
Fiber Optic Patchcord Single Core. JURIKOM (Jurnal Riset Komputer), Vol.
9 No. 2, 202-210.
[5] Siregar, S., Ananda, Y., & Pinem, M. (2022). Analisis Power Budget Pada
Komunikasi Serat Optik di Sto Telkom Simpang Limun (SPM) – Komplek
Pemda Seksama. SENASHTEK (Seminar Nasional Sosial Humaniora &
Tekhnologi), 14-21.
[7] Setiawan, A., & Sulistyo, W. (2021). Analisis Jaringan Fiber To The Home
Berbasis Teknologi Gigabit Passive Optical Network Dan Penghitungan
Downstream Untuk Menentukan Standar Kelayakan Jaringan (Studi Kasus
Perumahan Wirosaban Baru). Jurnal Teknik Informatika dan Sistem
Informasi, Vol. 8, No. 4, 2212-2223.
27
[8] Utami, A. R., Rahmayanti, D., & Azyati, Z. (2022). Analisa Performansi Jaringan
Telekomunikasi Fiber to the Home (FTTH) Menggunakan Metode Power
Link Budget Pada Kluster Bhumi Nirwana Balikpapan Utara. CIRCUIT:
Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro, Vol. 6, No. 1, 67.
[9] Mustaqqim, L. (2020). Analisa Power Link Budget dan Rise Time Budget dari
POP Ke Pelanggan Berteknologi GPON (Gigabit Passive Optical Network)
PT. Indonesia Comnets Plus (ICON+) SBU PALEMBANG. LAPORAN
KERJA PRAKTEK Universitas Bina Darma.
[12] Efriyanda, O., Faiza, D., & Hadi, A. (2014). ANALISIS KINERJA SISTEM
KOMUNIKASI SERAT OPTIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE
POWER LINK BUDGET DAN RISE TIME BUDGET PADA PT.TELKOM
( Studi Kasus Link Batusangkar – Lintau ). VOTEKNIKA, Vol. 2, No. 2(ISSN:
2302-3295).
[13] Habib, F., Tjahjamooniarsih, N., & Pontia, F. T. (2015). Analisa Rugi-Rugi Serat
Optik Menggunakan Optical Time Domain Reflectometer Dengan Aplikasi
AQ77932 Emulation. JURNAL Universitas Tanjungpura.
28
[14] Rahmansyah, M. (2017). ANALISIS OPTICAL POWER BUDGET DAN RISE
TIME BUDGET PADA JARINGAN FIBER TO THE HOME BERBASIS
PASSIVE OPTICAL NETWORK. Tugas Akhir Institut Teknologi Sepuluh
Nopember.
[15] Sadewa, Tofan Aldi. (2017). Analisa Perhitungan Total Redaman Pada Jaringan
FTTH (Fiber to The Home) Di Area Perumahan Gardenia.
Semarang:Universitas Semarang.
[17] Okses Efriyanda, Delsina Faiza, and Ahmaddul Hadi, “ANALISIS KINERJA
SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK DENGAN MENGGUNAKAN
METODE POWER LINK BUDGET DAN RISE TIME BUDGET PADA
PT.TELKOM,” Vokasional Teknik Elektronika & Informatika , vol. vol.2,
2014.
[19] Kartiria. (2017). Optimalisasi Jaringan Komunikasi Serat Optik Melalui Analisa
Power Budget (Studi Kasus PT. Telkom di STO Padang). JURNAL TEKNIK
ELEKTRO ITP, Vol. 6, No. 1, 28-36.
29