OLEH :
Raizly Helmi Navilla
141811001
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................v
DAFTAR TABEL...................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Tujuan Penelitian.......................................................................................4
1.3 Manfaat Penelitian.....................................................................................4
1.4 Batasan Masalah........................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................5
2.1 Penelitian Terdahulu..................................................................................5
2.2 Cairan Infus...............................................................................................7
2.3 Sistem Monitoring Cairan Infus................................................................9
2.4 Jaringan Internet........................................................................................9
2.5 Internet of Thing (IoT)............................................................................11
2.6 Topologi Jaringan Wire dan Topologi Jaringan Wireless.......................13
2.7 MQTT (Message Queuing Telemetry Transport)...................................14
2.8 Mikrokontroler........................................................................................15
2.9 NodeMCU ESP8266...............................................................................18
2.10 Sensor Load Cell HX711........................................................................20
2.11 Liquid Crystal Display (LCD).................................................................22
2.12 Modul I2C PCF8574...............................................................................23
2.13 Arduino IDE............................................................................................24
2.14 MQTT Dash............................................................................................25
2.15 Quality of Service (QoS).........................................................................26
2.16 Flowchart................................................................................................27
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................30
3.1 Flowchart Penelitian...............................................................................30
3.2 Kebutuhan mekanik dan hardware.........................................................32
iii
3.3 Diagram Blok Sistem..............................................................................33
3.4 Rancang Bangun Sistem Mekanik..........................................................34
3.5 Rancang Bangun Sistem Elektrik............................................................36
3.6 Topologi yang Digunakan.......................................................................37
3.7 Pengembangan Software.........................................................................38
3.7.1 Aplikasi yang Digunakan untuk Pengembangan Software..............40
3.7.2 Skenario Pengujian..........................................................................42
BAB IV JADWAL PENELITIAN........................................................................46
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................47
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR TABEL
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
yang lain dibuat alat monitoring sistem infus medis menggunakan ZigBee yang
merupakan salah satu protokol komunikasi pada wireless sensor network (WSN)
dengan menggunakan sensor photodioda dan sensor inframerah untuk
memonitoring beberapa volume cairan infus, kemudian data data dari masing-
masing node sensor akan dikirim ke komputer dokter (Hamuda, 2019). Penelitian
selanjutnya adalah prototype sistem monitoring infus berbasis IoT (Internet of
Things), dimana berat dari cairan infus akan dipantau melalui website thingspeak
(Akbar & Gunawan, 2020).
Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan terdapat kelebihan dan
kekurangan pada sistem monitoring infus. Pada penelitian sistem alarm
penggantian cairan infus berbasis mikrokontroler menggunakan wireless dengan
menggunakan notifikasi dari buzzer yang diletakkan pada ruang jaga (Nurfitria et
al., 2020), penelitian ini berhasil melakukan monitoring ada tidaknya tetesan infus
dan volume infus dengan menggunakan sensor photodiada dan inframerah, namun
sistem ini belum menerapkan IoT, sistem ini menggunakan dalam modul
nRF2401L sehingga menyebabkan jarak monitoring terbatas pada kisaran 4 m - 6
m, disamping itu notifikasi kondisi infus masih menggunakan buzzer sehingga
petugas ruang jaga tidak dapat mengamati volume infus yang tersisa. Kemudian
pada penelitian lain juga sudah ada yang membuat alat monitoring sistem infus
medis menggunakan ZigBee wireless sensor network (WSN)(Hamuda, 2019),
sistem ini berhasil melakukan monitoring cairan infus secara jarah jauh dengan
menggunakan wireless sensor network, namun sistem ini belum menerapkan IoT
sehingga cakupan jaringan nirkabel terbatas pada jaringan lokal rumah sakit,
disamping itu penggunaan sensor photodioda dan inframerah mudah terkena
gangguan gelombang elektromagnetik sehingga memyebabkan keterlambatan
dalam pengiriman data (Nadia & Rasyid, 2019). Penelitian selanjutnya tentang
prototype sistem monitoring infus berbasis IoT (Akbar & Gunawan, 2020),
penelitian ini sudah menerapakan sistem IoT dalam memonitoring berat infus
secara real time , namun monitoring infus hanya diterapkan pada satu infus dan
sistem tidak dilengkapi LCD.
Pada penelitian yang akan dilakukan, dikembangkan sebuah sistem
monitoring cairan infus ringer lacatate untuk pasien berbasis IoT menggunakan
2
protokol komunikasi MQTT (Message Queuing Telemetry Transport) dan sistem
cloud server IoT menggunakan MQTT Dash, penelitian ini diharapkan bisa
menjadi solusi dari kekurangan penelitian terdahulu tentang monitoring infus,
yaitu menggunakan protokol komunikasi MQTT yang cocok untuk sistem
berbasis IoT dan objek infus yang dimonitoring lebih dari satu,kemudian peneliti
memilih cairan infus jenis ringer lacatate 500 ml, karena cairan infus jenis ini
paling umum digunakan di rumah sakit. Untuk sensor yang digunakan adalah
Load cell HX711 karena sensor ini fleksibel dalam penggantian infus yang lebih
mudah, dimana petugas medis hanya mengaitkan saja pada Load cell. Sistem yang
dikembangkan nantinya terdiri atas beberapa hardware dan software utama, yang
pertama ada mikrokontroler nodeMCU ESP8266, mikrokontroler jenis ini
digunakan karena sudah dilengkapi modul ESP8266 yang merupakan modul wifi,
sehingga mendukung untuk penerapan sistem IoT. Kemudian sensor yang
digunakan adalah Load cell HX711 untuk mengetahui berat dari cairan infus.
Untuk pengiriman data ke user menggunakan protokol MQTT (Pribadi, 2020)
yang kemudian terhubung dengan aplikasi MQTT Dash sebagai media monitoring
untuk petugas medis.
3
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian yang dilakukan :
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
Tabel 2. 1 Perbedaan penelitian terdahulu
6
Dengan demikian dalam penelitian yang akan dilakukan, desain sistem
monitoring akan bekerja dengan memanfaatkan protoko komunikasi MQTT dan
IoT. Beberapa infus akan dimonitoring variabel berat dari masing – masing cairan
infus dengan menggunakan sensor Load cell HX711. Media monitoring
menggunakan aplikasi MQTT Dash, dimana aplikasi ini sangat cocok dengan
protokol komunikasi MQTT, karena terdapat fitur yang mengubungkan user ke
alamat broker dari MQTT.
7
Cairan infus ringer lactate kerap digunakan untuk menggantikan cairan yang
hilang dan untuk membantu prosedur intravena tertentu. Ringer laktat dinilai lebih
bermanfaat daripada larutan garam. Ringer laktat tidak bertahan lama di dalam
tubuh, sehingga kecil kemungkinannya menyebabkan kelebihan cairan.
Penambahan laktat mengurangi keasaman karena diubah oleh tubuh menjadi
bikarbonat yang merupakan elemen dasar yang membantu mengatur
keseimbangan pH tubuh (dr. Fadhli Rizal Makarim, 2021). Berikut kondisi apa
saja yang membutuhkan terapi infus ringer laktat :
1. Mengobati Dehidrasi
Terapi infus ringer laktat digunakan untuk mempertahankan hidrasi pada
pasien rawat inap yang tidak dapat menahan cairan. Mengembalikan cairan
tubuh setelah kehilangan darah yang signifikan atau luka bakar yang parah
sangat diperlukan.
2. Mempertahankan Kateter IV Tetap Terbuka
Ini dilakukan salah satunya dalam rangka pengangkutan obat IV ke dalam
vena
3. Penanganan Kondisi Tertentu
8
Nitrogliserin (digunakan untuk mengontrol tekanan darah selama
operasi).
Nitroprusside (vasodilator).
Norepinefrin (digunakan untuk mengontrol tekanan darah rendah
dan syok).
Procainamide (digunakan untuk mengobati irama jantung yang
tidak normal).
Propranolol (digunakan untuk mengobati irama jantung yang
cepat).
9
pertukaran informasi melalui protokol yang sama yaitu dengan cara TCP/IP
(Transmission Control Protocol/Internet Protocol) (Arizona et al., 2020).
Gambar 2. 2 Internet
(Sumber : baktikominfo.id)
10
dedikasinya dalam membangun cuplikan- cuplikan sejarah jaringan komputer di
Indonesia (Gani, 2020).
11
Adapun unsur-unsur yang diperlukan dalam membentuk IoT antara lain
adalah :
1. Artificial Intelligence : Artificial Intelligence (AI) atau dalam bahasa
Indonesia bermakna kecerdasan buatan merupakan adalah suatu penemuan
yang bisa memberikan kemampuan bagi setiap teknologi atau mesin agar
dapat berpikir (menjadi “smart”). AI bertindak dengan mengumpulkan
berbagai informasi, data, pemasangan jaringan, dan pengembangan
algoritma dari kecerdasan buatan. Sehingga, pada awalnya sebuah mesin
hanya dapat melaksanakan perintah dari pengguna secara langsung,
sekarang dapat melakukan berbagai aktivitas sendiri tanpa menunggu
instruksi dari pengguna. Misalnya saja, teknologi AI yang
diimplementasikan pada robot pelayan di sebuah restoran di Jepang.
Dimana, kemampuan robot tersebut dapat berpikir layaknya seorang
pelayan manusia asli. Karena di dalam sistem kendali robot tersebut telah
diprogram dengan bantuan AI. Dengan mencakup berbagai sumber data
dan informasi secara lengkap dan algoritma yang kompleks.
2. Konektivitas : Konektivitas atau biasa disebut dengan intregasi koneksi
antar jaringan. Di dalam sebuah sistem IoT yang terdiri dari perangkat
kecil, setiap sistem akan saling berintegrasi dengan jaringan. Sehingga
dapat menciptakan peforma yang lebih efektif dan efisien. Untuk standar
biaya pemasangan jaringan tidak selalu membutuhkan jaringan yang besar
dan biaya yang mahal. Namun dapat merancang sistem perangkat dengan
menggunakan jaringan yang lebih sederhana dengan biaya yang lebih
terjangkau.
3. Perangkat ukuran kecil : Di dalam perkembangan teknologi terkini,
semakin minimalis sebuah perangkat maka akan memakan biaya yang
lebih sedikit, namun efektifitas dan skalabilitas tetap tinggi. Sehingga di
masa yang akan datang, manusia bisa lebih mudah menggunakan
perangkat teknologi berbasis IoT dengan tepat, nyaman, dan efisien.
4. Sensor : Sensor merupakan unsur yang IoT yang sangat canggih. Dengan
adanya sensor, alat akan mampu untuk mendefinisikan sebuah instrumen,
12
yang mana dapat mengubah IoT dari jaringan standar yang cenderung
pasif menjadi sistem aktif yang terintegrasi dengan dunia nyata.
5. Keterlibatan aktif : Banyak mesin modern yang masih menerapkan
keterlibatan (engagement) secara pasif. Namun, yang menjadi pembeda
dari mesin yang lain, IoT telah menerapkan metode paradigma aktif dalam
berbagai konten, produk, serta layanan yang tersedia (Muhammad Robith
Adani, 2020b) (Hildayanti & Machrizzandi, 2020).
13
2.7 MQTT (Message Queuing Telemetry Transport)
MQTT atau biasa disebut Message Queuing Telemetry Transport
merupakan protokol komunikasi ringan berbasis publish dan subscribe yang
didesain khusus untuk komunikasi antar perangkat berdaya rendah. Protokol ini
dikembangkan oleh Andy Standford – Clark (IBM) dan Arlen Nipper pada tahun
1999. MQTT awalnya dikembangkan oleh IBM pada tahun 1999 untuk
melakukan monitoring pada sebuah objek yang berada di suatu tempat yang jauh
dan sulit dijangkau. Tujuan dari proyek ini adalah untuk memiliki sebuah
protocol, yang bersifat bandwidth-efficient dengan sedikit konsumsi tenaga
baterai, hal ini karena perangkat terhubung melalui jaringan satelit yang sangat
mahal pada jaman itu. Protokol ini menggunakan konsep publish dan subscribe.
Berbeda dengan HTTP (Hypertext Transfer – Transfer Protocol) yang
menggunakan konsep request dan response. Pubsub merupakan event-driven yang
mendukung server untuk mengirim pesan client kapanpun dibutuhkan.
Pada gambar 2.10 Pusat komunikasi berada di MQTT broker, broker ini
bertugas untuk mengirim semua pesan atau massage ke jalur distribusinya. Setiap
client yang mengirim pesan ke broker, termasuk juga mengirimkan topic ke dalam
pesan tersebut. Topic adalah bagian dari routing information untuk broker-nya.
Tiap client yang menginginkan menerima message, bisa meng-subscribe ke
sebuah topic tertentu dan broker akan mengirimkan semua message yang cocok
14
dengan topic tersebut kepada client yang soleresuai. Mekanisme tersebut
membuat client tidak mengenal satu sama lain untuk bisa berkomunikasi,
melainkan mereka cukup berkomunikasi menggunakan sebuah topic yang sama.
Meskipun koneksi dalam keadaan terputus, semua message yang dikirim akan
terjamin oleh protocol MQTT. Dengan ptotokol komunikasi ini membuat
komunikasi dapat dikembangkan dengan skala yang lebih besar (scalable) karena
tidak memerlukan dependencies antara data producers dan data consumers
(Pribadi, 2020) (Pratama, 2020).
2.8 Mikrokontroler
Mikrokontroler merupakan sistem mikroprosesor lengkap yang terkandung
di dalam sebuah IC (integreted circuit) yang berfungsi sebagai otak atau
pengendali rangkaian elektronik dan pada umunya mampu menyimpan program
atau perintah didalamnya. Mikrokontroler terdiri dari memori, I/O tertentu, CPU
(Central Processing Unit), dan unit pendukung seperti Analog-to-Digital
Converter (ADC) yang sudah terintegrasi di dalamnya. Kelebihan dari
mikrokontroler ialah tersedianya RAM dan peralatan I/O pendukung sehingga
ukuran board mikrokontroler menjadi sangat minimalis, salah satu contoh bentuk
fisik mikrokontroler seperti pada gambar 2.11.
Gambar 2. 6 Mikrokontroler
(Sumber : shutterstock)
15
sebagai sistem minimum yang dapat bekerja secara inovatif sesuai dengan
kebutuhan. mikrokontoler menggunakan bahasa pemograman assembly dengan
acuan pada kaidah digital dasar sehingga mudah dikerjakan sesuai dengan logika
sistem (Amarudin et al., 2020) (Jatmiko et al., 2019), Pada gambar 2.12
merupakan bagian-bagian pada mikrokontroler.
16
lainnya. Port Input / Output paralel ini digunakan untuk mendorong atau
menghubungkan berbagai perangkat seperti LCD, LED, printer, memori
dan perangkat INPUT / OUTPUT lainnya ke mikrokontroler.
3. Analog to Digital Converter (ADC), digunakan untuk mengubah sinyal
analog menjadi bentuk sinyal digital. Pada konverter ini sinyal input harus
dalam bentuk analog (misal dari sensor) sedangkan outputnya dalam
bentuk digital. Output digital dapat digunakan untuk berbagai aplikasi
digital seperti layar digital pada perangkat pengukuran.
4. Pengonversi Digital ke Analog atau Digital to Analog Converter (DAC),
Digital to Analog Converter (DAC) memiliki fungsi yang berkebalikan
dengan ADC (Analog to Digital Converter). DAC mengubah sinyal digital
menjadi format analog. Ini biasanya digunakan untuk mengendalikan
perangkat analog seperti motor DC dan lain sebagainya.
5. Program Counter : Merupakan salah satu register khusus yang
berfungsi sebagai pencacah/penghitung eksekusi program mikrokontroler.
6. Internal ROM (Read Only Memory) : Merupakan memori penyimpan
data yang isinya tidak dapat diubah atau dihapus (hanya dapat
dibaca). ROM biasanya diisi dengan Mikrokontroler MCS51 3 program
untuk menjalankan mikrokontroler segera setelah power dinyalakan,
dan berisi data-data konstanta yang diperlukan oleh program. Isi ROM
tidak dapat hilang walaupun power dimatikan.
7. Internal RAM (Random Access Memory) : Merupakan memori
penyimpan data yang isinya dapat diubah ataudihapus. RAM
biasanya berisi data-data variabel dan register. Data yang tersimpan
pada RAM bersifat hilang jika catu daya yang terhubung padanya
dimatikan.
8. Blok Fungsi Khusus (Sepecial Funtioning Block), Beberapa
mikrokontroler hanya dapat digunakan untuk beberapa aplikasi khusus
(misalnya sistem robotik), pengendali ini memiliki beberapa port
tambahan untuk melakukan operasi khusus tersebut yang umumnya
dinamakan dengan blok fungsi khusus.
17
9. Oscillator circuit, Osilator merupakan suatu rangkaian elektronika yang
berfungsi untuk membangkitkan sinyal AC dengan bentuk gelombang
seperti sinusoidal (gelombang sinus), gelombang persegi (square wave),
gelombang, segitiga (triangle wave), maupun gelombang gigi gergaji (saw
tooth wave).
10. Interrupt control : Adalah rangkaian yang memiliki fungsi untuk
mengendalikan sinyal-sinyal interupsi baik internal maupun eksternal.
Adanya sinyal interupsi akan menghentikan eksekusi normal program
mikrokontroler Mikrokontroler MCS51 4 untuk selanjutnya menjalankan
sub-program untuk melayani interupsi tersebut. Diagram blok tersebut
tidaklah selalu sama untuk setiap jenis mikrokontroler. Beberapa
mikrokontroler menyertakan rangkaian ADC (Analog to Digital
Converter) di dalamnya, ada pula yang menyertakan port I/O serial di
samping port I/O paralel yang sudah ada (Refdinal, 2016).
18
NodeMCU ESP8266 ditunjukkan pada tabel 2.2 dan konfigurasi NodeMCU
ESP8266 ditunjukan pada gambar 2.13 (Sulaiman et al., 2021) (Amir Mu’amar,
2021).
Tabel 2. 2 Datasheet pin NodeMCU
Pin Kegunaan
Micro USB Pasti semuanya sudah tau bagian ini ya.
Fungsinya sebagai power yang dapat
terhubung dengan USB port. Selain itu,
biasanya juga digunakan untuk
melakukan pengiriman sketch atau
memantau data serial dengan serial
monitor di aplikasi Arduino IDE.
3.3 V Digunakan sebagai tegangan untuk
device lainnya. ada 3 tempat untuk
3.3v. Biasanya juga dituliskan hanya
3V (Sebenarnya tetap 3,3V)
GND Ground. Sebagai tegangan 0 atau nilai
negatif untuk mengalirkan arus.
Vin Sebagai External Power yang akan
mempengaruhi Output dari seluruh pin.
Cara menggunakannya yaitu dengan
menghubungkannya dengan tegangan 7
hingga 12volt.
EN, RST Pin yang digunakan untuk reset
program di mikrokontroler.
A0 Analog pin, digunakan untuk membaca
input secara analog.
GPIO 1 – GPIO 16 Pin yang dapat digunakan sebagai input
dan output. Pin ini dapat melakukan
pembacaan dan pengiriman data secara
analog juga
SD1,CMD, SD0,CLK SPI Pin untuk komunikasi SPI (Serial
Peripheral Interface) dimana kita akan
menggunakan clock untuk sinkronisasi
deteksi bit pada receiver.
TXD0, RXD0,TXD2,RXD2 Sebagai interface UART, Pasangannya
adalah TXD0 dengan RXD0 dan TXD2
dengan RXD2. TXD1 digunakan untuk
upload firmware/program.
SDA (GPIO 4) – SCL (GPIO 5) Digunakan untuk device yang
membutuhkan I2C.
19
Gambar 2. 8 Konfigurasi NodeMCU ESP8266
(Sumber : nyebarilmu.com)
20
(a)
(b)
Gambar 2. 9 Bagian-bagian Load cell HX711; (a) Load cell dan (b) Modul HX711
(Sumber : Banggod.com)
HX711 adalah konverter analog to digital (ADC) 24-bit presisi yang didesain
untuk timbangan-timbangan dan aplikasi kontrol industri untuk berinteraksi
langsung dengan Bridge Sensor. HX711 adalah modul timbangan, yang memiliki
prinsip kerja mengkonversi perubahan yang terukur dalam perubahan resistansi
dan mengkonversinya ke dalam besaran tegangan melalui rangkaian yang ada.
Modul melakukan komunikasi dengan computer/mikrokontroller melalui
TTL232. Struktur yang sederhana, mudah dalam penggunaan, hasil yang stabil
dan reliable, memiliki sensitivitas tinggi, dan mampu mengukur perubahan
dengan cepat.
HX711 biasanya digunakan pada bidang aerospace, mekanik, elektrik, kimia,
konstruksi, farmasi dan lainnya, digunakan untuk mengukur gaya, gaya
tekanan,perpindahan, gaya tarikan, torsi, dan percepatan. Untuk konfigurasi pin
pin Load cell HX711 ditunjukkan pada tabel 2.3 dan data sheet Load cell HX711
ditunjukkan pada tabel 2.4 (Akbar & Gunawan, 2020) (ÖZBEK & AYKAÇ,
2020)
Tabel 2. 3 Konfigurasi pin Load cell HX711
21
Dimensi 12.7mm*12.7mm*80mm
Weighting sensor 1 kg
Rated output 1.0 ± 0.15mV / V
Nonlinear 0.05% F.S
Hysteresis 0.03% F.S
Repeatability 0.03% F.S
Creep 0.1% F.S
Temperature Effect on Output 0.01% F.S /°C
Zero temperature Effect 0.05% F.S / °C
Input impedance 1115 ± 10% Ω
Output Impedance 1000 ± 10% Ω
Insulation resistance ≥ 1000 MΩ
Safety overload rate 150% F.S
Ultimate overload rate 200% F.S
Operating temperature range -20 ~ 60 °C
Recommended operating voltage 5V
Maximum operating voltage 10V
Material Aluminum
Protection class IP65
Cable size 160 × 160 mm
Wiring (Red: Power+) (Black: Power-) (Green:
Signal+) (White: Signal-)
22
register. Untuk gambar fisik LCD 16x2 ditunjukkan pada gambar 2.15 dan
konfigurasi ditunjukkan pada tabel 2.5 (Polly et al., 2020) (Roland Pelayo, n.d.).
23
mode kecepatan tinggi. I2C memiliki dua kabel serial yaitu SDA (Serial data) dan
SCL (Serial clock line) (Polly et al., 2020). Untuk gambar fisik LCD 16x2
ditunjukkan pada gambar 2.16, berikut adalah fungsi utama dari modul I2C :
24
Gambar 2. 12 Interface arduino IDE
25
Gambar 2. 13 MQTT Dash
(Sumber : Google Play Store)
26
Tabel 2. 6 Delay standar TIPHON.
2.16 Flowchart
Flowchart atau bagan alir merupakan bagan (chart) yang menunjukkan
alir (flow) pada program atau prosedur suatu sistem secara logika. flowchart
digunakan terutama dalam alat bantu komunikasi dan untuk dokumentasi.
Contohnya, sistem informasi perpustakaan,penggajian karyawan , sistem
pergudangan, sistem teknologi dll. (Ridlo, 2017). Ada tiga jenis simbol flowchart
diantaranya:
1. Flow direction symbols : Flow direction symbols atau connecting line
digunakan untuk menghubungkan satu simbol dengan simbol lainnya.
Berikut adalah contoh dan penjelasan pada tabel 2.8 :
27
Tabel 2. 8 Simbol flow direction.
28
3. Simbol input atau output : Simbol input atau output menunjukkan jenis
peralatan yang digunakan sebagai media input atau output. Ada beberapa
simbol input dan output beserta penjelasan pada tabel 2.9:
Tabel 2. 10 Simbol input atau output.
29
BAB III
METODE PENELITIAN
Mulai
Studi pustaka
Rancang bangun
sistem elektrik
Integrasi sistem
Kesimpulan
Pembuatan Laporan
Selesai
30
Penjelasan dari diagram blok flowchart penelitian adalah sebagai berikut :
1. Studi pustaka, tahapan ini bertujuan untuk mempelajari berbagai buku
referensi serta hasil penelitian sebelumnya yang sejenis yang berguna
untuk mendapatkan landasan teori mengenai masalah yang akan diteliti.
2. Analisis kebutuhan sistem, tahap ini dilakukan analisis mengenai
kebutuhan untuk membuat suatu sistem, dan memperoleh data yang
dibutuhkan. Diantaranya; kebutuhan hardware, kebuthan softwere,
kebutuhan mekanik, dan topologi yang digunakan.
3. Rancang bangun sistem mekanik, merupakan perancangan desain
mekanik dari sistem yang akan dibuat diantaranya; tinggi penyangga infus,
model gantungan infus, peletakan sensor, peletakan hardware lainnya,
peletakan access point.
4. Rancang bangun sistem elektrik, Perancangan sistem elektrik
merupakan perancangan pengkabelan dari alat elektrik yang digunakan
terdapat NodeMCU sebagai mikrokontroler, masukan dengan
menggunakan sensor Load cell HX711 dan dibagian keluaran terdapat
LCD 16x2 yang sudah terhubung dengan Modul I2C.
5. Penentuan topologi jaringan dan pengembangan software, pada tahap
ini penentuan dan perancangan topologi yang digunakan dalam sistem, dan
konfigurasi software yang akan digunakan dalam merancang sistem
6. Integrasi sistem, Tahap ini bertujuan untuk menggabungkan sistem
hardware dan software. Hal ini bertujuan agar sistem dapat berjalan sesuai
dengan apa yang diinginkan.
7. Pengujian sistem keberhasilan sistem dalam mendeteksi berat infus,
tahap ini dilakukan uji coba agar sistem dapat bekerja sesuai yang
diinginkan, dengan mengetahui keberhasilan sistem dalam mengukur berat
infus, delay pengiriman data, dan packet loss data dari sistem tersebut.
8. Pengujian delay dan packet loss dalam pengiriman data, pada tahap ini
akan dilakukan uji coba untuk mengukur delay (waktu yang dibutuhkan
untuk mengirim data) dan packet loss (menghitung perssantase kehilang
data yang dikirim) dengan menggunakan standar TIPHON.
31
9. Pengambilan data dan Analisa, proses ini bertujuan untuk
mengumpulkan data dari sistem yang telah berjalan dan dari hasil
pengujian yang dilakukan. Apabila sistem sudah sesuai dengan apa yang
diinginkan, maka akan dilanjut ke proses berikutnya.
10. Kesimpulan, pada tahap ini dilakukan pengambilan kesimpulan dari hasil
penelitian yang dilakukan dalam mengembangkan sistem monitoring
beberapa cairan infus pasien berbasis IoT menggunakan protokol
komunikasi MQTT dan sistem cloud server IoT menggunakan MQTT
Dash dari parameter yang akan diuji.
11. Pembuatan Laporan, tahap ini dilakukan untuk dokumentasi seluruh
teori, proses pengembangan sistem, uji coba, dan hasil yang didapat
selama melakukan penelitian agar dapat pelajari oleh pembaca dan bahan
referensi untuk pengembnagan sistem yang lebih baik
32
3.3 Diagram Blok Sistem
Diagram blok sistem digunakan untuk menggambarkan hubungan antar
komponen dan alur kerja keseluruhan rangkaian. Selain itu tujuan dari diagram ini
adalah untuk memudahkan perancangan dan pembuatan alat sehingga tercipta
sebuah alat yang sesuai dengan kebutuhan. diagram sistem monitoring cairan
infus pasien berbasis IoT menggunakan protokol MQTT ditunjukkan pada gambar
3.2. untuk integrasi secara wire ditunjukkan dengan garis yang
berkesinambungan, sedangkan intergrasi secara wireless ditunjukkan dengan garis
putus-putus.
` Infus 1
Infus 1 Wifi
Load cell
NodeMCU LCD16x2
HX711
Infus 2
Power Supply
MQTT Dash
Infus 3 pada
Infus 3
Smartphone
Load cell
NodeMCU LCD16x2
HX711
Power Supply
33
2. Sensor berat Load cell HX711, digunakan untuk mengukur berat infus
pasien. Sensor Load cell HX711 ini akan dihubungkan dengan
NodeMCU sebagai pengolah data yang didapat dari kinerja sensor.
3. NodeMCU, digunakan sebagai mikrokontroler yang sudah memiliki wifi
module yang bisa terkoneksi ke jaringan internet. NodeMCU menerima
data dari Sensor berat, memproses data dan mengeksekusi perintah untuk
menampilkan teks pada LCD16x2, salain itu juga mengirimkan data ke
aplikasi MQTT Dash.
4. LCD, digunakan sebagai penampil data yang berupa tulisan maupun
gambar. Pada penelitian yang akan dilakukan LCD akan menampilkan
teks “Berat Infus .....Gram”.
5. Access Point, perangkat yang digunakan sebagai access point adalah
modem wifi, perangkat ini berfungsi penghubung antara NodeMCU dan
internet agar data dapat terkirim ke broker dari MQTT dan smartphone
6. Internet, digunakan sebagai koneksi data Smartphone dan NodeMCU
untuk mengakses data ke Aplikasi MQTT Dash pada Smartphone.
7. Aplikasi MQTT Dash, digunakan untuk menerima dan mengirimkan data
sistem melalui jaringan internet.
8. Smartphone, digunakan sebagai media monitoring berat infus dan kan
ditampilkan pada Aplikasi MQTT Dash yang telah terinstal didalamnya.
34
Tempat
NodeMCU dan
Load cell LCD 16x2
Modul HX711
6,5 cm
18,5 cm
Pengait Tempat
11,5 cm
botol infus
200 cm Samping
Depan
Acces point
5 meter
2 meter 2 meter
35
3.5 Rancang Bangun Sistem Elektrik
perancangan sistem elektrik merupakan perancangan pengkabelan
dari alat elektrik yang digunakan terdapat NodeMCU sebagai
mikrokontroler, masukan dengan menggunakan sensor Load cell HX711
dan dibagian keluaran terdapat LCD 16x2 yang sudah terhubung dengan
Modul I2C. Berikut adalah gambar perancangan sistem elektrik yang telah
dibuat pada gambar 3.5. Sambungan Pin rangkaian elektronik sebagai
berikut :
1. Pin D1 NodeMCU dihubungkan ke Pin SCL modul I2C LCD
16x2.
2. Pin D2 NodeMCU dihubungkan ke Pin SDA modul I2C LCD
16x2.
3. Pin D5 Node MCU dihubungkan ke Pin SCK sensor Load cell
HX711.
4. Pin D6 Node MCU dihubungkan ke Pin DAT sensor Load cell
HX711.
5. Jack DC Power 3,3 Volt DC dihubungkan ke pin VIN pada
NodeMCU, Vcc sensor Load cell HX711, Vcc Modul I2C.
6. Jack DC Gnd dihubungkan ke pin G NodeMCU, Gnd sensor Load
cell HX711, Gnd Modul I2C.
36
Gnd vcc
Scl
Sda
D1
NodeMCU D2
3,3 v LCD 16x I2C
Gnd
D5
D6
A-
A+
Gnd 3,3 v
vcc
Sck Dat Sensor Load cell
Gnd Modul HX711 E-
E+
37
NodeMCU NodeMCU NodeMCU
Pada Infus 1 Pada Infus 2 Pada Infus 3
Acces point
38
Mulai
Membaca Sensor
Load cell HX711
Tidak
Apakah
terkoneksi
LCD 16x2 Ya
menampilkan berat NodeMCU sebagai publisher mengirim
infus data ke broker HiveMQ.com
Selesai
39
2. NodeMCU Memproses Data dari Sensor Load cell HX711, pada tahap
ini NodeMCU memproses data yang dibaca dari sensor Load cell
HX711.
3. Berat Infus Terbaca, tahap ini merupakan output berat infus yang
terbaca setelah NodeMCU mengolah data dari sensor Load cell HX711.
4. Proses Konektivitas NodeMCU dan Broker HiveMq.com, pada tahap
ini NodeMCU dan Broker HiveMq.com dihubungkan ke jaringan internet
Apakah terkoneksi?, Jika IYA maka berlanjut ke tahap selanjutnya yaitu
pengiriman data ke broker HiveMQ.com dan menapilkan berat infus
pada LCD 16x2, jika TIDAK maka akan kembali untuk mengulang
konektivitas NodeMCU dan Broker HiveMq.com.
5. LCD 16x2 menampilkan berat infus, setelah konektivitas berhasil LCD
akan menampikan berat infus
6. NodeMCU sebagai publisher mengirim data ke broker HiveMQ.com,
pada proses ini NodeMCU sebagai publisher akan mengirim data ke
broker dengan topic tertentu
7. Broker menyediakan data sesuai topic dari publishe, broker sebagai
penghubung antara publisher dan subcriber akan menampung data sesuai
topic yang dimasukkan.
8. MQTT Dash sebagai subcriber menampilkan grafik beberapa berat
cairan infus pada smartphone, Pada tahap ini MQTT Dash sebagai
subcriber akan menampilkan berat infus pada smartphone dengan
memasukkan topic yang sesuai dengan topic publisher .
40
Gambar 3. 8 Software Arduino IDE
41
Gambar 3. 9 Aplikasi MQTT Dash
42
Tabel 3. 1 Skema pengujian sistem pada infus 1
Berat Error
Uji berat cairan infus pembacaa Packet
coba cairan dari dari n berat Delay loss
ke- pembacaan pengukuran cairan (ms) (persen)
sistem manual infus
(gram) (gram) (persen)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
43
Tabel 3. 2 Skema pengujian sistem pada infus 2
Berat Error
Uji berat cairan infus pembacaa Packet
coba cairan dari dari n berat Delay loss
ke- pembacaan pengukuran cairan (ms) (persen)
sistem manual infus
(gram) (gram) (persen)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
44
Tabel 3. 3 Skema pengujian sistem pada infus 3
Berat Error
Uji berat cairan infus pembacaa Packet
coba cairan dari dari n berat Delay loss
ke- pembacaan pengukuran cairan (ms) (persen)
sistem manual infus
(gram) (gram) (persen)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
45
BAB IV
JADWAL PENELITIAN
7 Pengujian
keberhasilan
sistem dalam
mendeteksi berat
infus
8 Pengujian delay
dan packet loss
dalam
pengiriman data
9 Pengambilan
data dan
Analisa
10 Kesimpulan
11 Pembuatan
laporan
46
DAFTAR PUSTAKA
https://www.termasmedia.com/lainnya/jaringan/379-topologi-jaringan-
wireless-menurut-komite-802-11.html
Akbar, T., & Gunawan, I. (2020). Prototype Sistem Monitoring Infus Berbasis
155–163. https://doi.org/10.29408/edumatic.v4i2.2686
Amarudin, A., Saputra, D. A., & Rubiyah, R. (2020). Rancang Bangun Alat
https://indobot.co.id/blog/datasheet-nodemcu-esp8266-lengkap-dengan-
pin-dan-cara-akses/
Arizona, K., Abidin, Z., & Rumansyah, R. (2020). Pembelajaran Online Berbasis
Diansyah, T. M., Faisal, I., & Siregar, D. (2020). Penerapan Jaringan Wireless
dr. Fadhli Rizal Makarim. (2021, Desember). 4 Kondisi yang Butuh Terapi Infus
47
https://www.halodoc.com/artikel/4-kondisi-yang-butuh-terapi-infus-
ringer-laktat
106.
Hakiki, M. I., Darusalam, U., & Nathasia, N. D. (2020). Konfigurasi Arduino IDE
https://doi.org/10.22441/incomtech.v9i2.6470
Iqbal, M., & Prasetyo, D. (2019). Perbandingan Quality Of Service (Qos) Jaringan
Jatmiko, P. I., Taufiq, A. J., & Dwiono, W. (2019). Alat Pengukur Suhu Badan
https://doi.org/10.30595/jrre.v1i1.4926
48
Muhammad Robith Adani. (2020a, October 20). Pengertian Internet, Sejarah,
internet/
Cara Kerja, Contoh dan Manfaat. Sekawan Media | Software House &
internet-of-things/
Nadia, A., & Rasyid, R. (2019). Sistem Monitoring Ketinggian Cairan Infus
Novianty, I., Ferdika, A., Sholihah, W., Siskandar, R., & Sari, I. P. (2019). Design
(IC2IE), 199–202.
Nurfitria, L., Sambasri, S., & Prini, S. U. (2020). Sistem Alarm Penggantian
ÖZBEK, E., & AYKAÇ, B. (2020). A Load Cell Design that can be utilized for
49
Polly, V., Pandelaki, S., & Dame, K. (2020). ALAT PENDETEKSI SUHU
Pribadi, O. (2020). Sistem Kendali Jarak Jauh Air Conditioner (AC) Berbasis IoT.
Engineering.
https://refdinalf2005.blogspot.com/2016/05/mikrokontroller.html
https://www.teachmemicro.com/arduino-lcd-tutorial/
Sulaiman, R., Azhar, Z., & Chrysti, T. (2021). Perancangan Sistem Alat
218.
15(1), 1–15.
50
51