OLEH
NAMA : RIMBA SRI WULANDARI
NIS : 191114136
KELAS : XII TEDK A
KOMPETENSI KEAHLIAN : TEKNIK ELEKTRONIKA DAYA DAN
KOMUNIKASI
BIDANG KEAHLIAN : REKAYASA DAN INDUSTRI
Puji syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena dengan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Besar
Sistem Transmisi. Setelah melaksanakan kegiatan Praktik pada software Radio
Mobile dan Google Earth, siswa-siswi tingkat XII (tiga) SMK Negeri 1 Cimahi
menyajikan sebuah laporan sebagai sebuah laporan akhir tentang apa yang telah
dikerjakan dan dipelajari.
Maksud dari penulisan laporan ini adalah sebagai pemenuhan salah satu
Tugas Akhir mata pelajaran Sistem Transmisi di Jurusan Teknik Elektronika
Daya dan Komunikasi. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan dan penulisan
laporan praktek kerja industri ini, antara lain kepada:
1. Allah SWT. Karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan laporan ini tepat waktu.
2. Orang Tua dan keluarga tercinta yang senantiasa mendukung penulis
dalam penyusunan laporan ini.
3. Bapak Agus Priyatmono Nugroho, S.Pd.,M.Si. selaku kepala sekolah SMK
Negeri 1 Cimahi.
4. Bapak Ipit Ganda Permana, S.Pd, selaku Kepala Program Keahlian Teknik
Elektronika Daya dan Komunikasi.
5. Ibu Sopiah, SE. selaku Wali Kelas tingkat 3 Teknik Elektronika Daya dan
Komunikasi A.
6. Ibu Intan Rizkyani Sarah, ST. selaku Guru mata pelajaran Sistem
Transmisi.
Dalam laporan ini penulis menyadari terdapat banyak kekurangan, baik dari
segi materi maupun penyajiannya. Hal ini terjadi dikarenakan keterbatasan
kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak agar penulis dapat
memperbaiki kesalahan dalam pembuatan laporan selanjutnya. Penulis berharap
semoga laporan ini dapat menjadi sebuah pembelajaran berharga baik bagi
i
Cimahi, 1 Juli 2022
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iv
DAFTAR TABEL....................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Tujuan dan Manfaat.....................................................................................3
1.3 Luaran yang Dihasilkan...............................................................................3
BAB II RUANG LINGKUP DAN METODOLOGI PERENCANAAN...............5
2.1 Ruang Lingkup............................................................................................5
2.2 Metodologi Perencanaan...........................................................................11
BAB III DATA TOPOGRAFI..............................................................................13
3.1 Site Kroya..................................................................................................13
3.2 Site Brojul..................................................................................................13
3.3 Site Kroya (R32 ) – Site Brojul (R57).......................................................14
Gambar 3. 3 Peta dan Bentuk kontur Kroya - Brojul.........................................14
3.4 Site Kutowinangun (R34) – Site Ijo (R33)................................................14
3.5 Site Kroya (R32 ) – Site Brojul (R57).......................................................15
3.6 Site Kutowinangun (R34) – Site Ijo (R33)................................................15
BAB IV SPESIFIKASI PERENCANAAN..........................................................17
4.1 Perencanaan Frekuensi...............................................................................17
4.2 Spesifikasi Radio Link...............................................................................17
4.3 Spesifikasi Kabel........................................................................................18
4.4 Spesifikasi Antenna....................................................................................22
BAB V HASIL SIMULASI DAN PERHITUNGAN LINK BUDGET...............24
5.1 Hasil Simulasi dengan Menggunakan Radio Mobile.................................24
5.2 Perhitungan Link Budget............................................................................28
5.2.1 R32 – R57.............................................................................................28
5.2.2 R33 – R34.............................................................................................29
iii
BAB VI PENUTUP..............................................................................................31
6.1 Kesimpulan................................................................................................31
6.2 Saran..........................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................32
LAMPIRAN...........................................................................................................33
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR TABEL
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teknologi telekomunikasi yang paling banyak digunakan untuk
mendukung akses internet saat ini adalah teknologi long term evolution
(LTE). Adanya teknologi LTE ini tidak hanya berdampak pada masyarakat
perkotaan (urban) saja melainkan juga masyarakat rural maupun suburban
(APJII, 2017). Dalam penyelenggaraan akses jaringan LTE diperlukan
suatu penghubung dari bagian core ke bagian site akses jaringan atau biasa
disebut dengan backhaul untuk menjangkau wilayah urban, suburban dan
rural. Salah satu teknologi penghubung (backhaul) yang biasa digunakan
dalam menyelenggarakan jaringan seluler LTE adalah backhaul
microwave.
Jaringan microwave merupakan jaringan wireless yang
memanfaatkan frekuensi sangat tinggi yang biasanya dipergunakan untuk
menghubungkan kedua base station seluler (Hikmaturokhman, Wahyudin,
Yuchintya, & Nugraha, 2017). Microwave dalam penerapannya
menjalankan komunikasi point-to-point. Oleh karena itu, dalam
berkomunikasi antara satu site dengan site yang lain diusahakan bersifat
line-ofsight (LOS). Namun, pada kenyataanya kondisi LOS ini sangat
jarang ditemui karena ada berbagai kendala, salah satunya objek
penghalang (obstacle) yang disebabkan karena tidak ratanya kontur tanah,
adanya pepohonan maupun bangunan di sekitar wilayah site ketika
memancar (Jones, Collapelle, Lauand, & Kopp, 2018).
Oleh karena itu, perencanaan jaringan link microwave merupakan hal
penting untuk implementasi backhaul jaringan LTE seluler. Perencanaan
link microwave kali ini akan dilakukan dengan simulasi menggunakan
software Pathloss 5.0. Dalam melakukan simulasi perencanaan, biasanya
dipergunakan data Shuttle Radar Topography Mission (SRTM), di mana
vii
SRTM merupakan database yang memberikan akses data ketinggian suatu
wilayah di peta (topografi). Dengan memanfaatkan peta ini, perencanaan
dilakukan dengan perhitungan teoritis kinerja end-to-end untuk jalur
komunikasi di bawah serangkaian kondisi wilayah tertentu. Parameter
penting yang diperhitungkan dalam simulasi ini adalah link budget, di mana
parameter ini akan digunakan untuk memprediksi kinerja link sebelum
digunakan untuk berkomunikasi.
Salah satu faktor yang mempengaruhi Link Budget adalah pathloss,
dimana faktor ini disebabkan oleh jarak yang terlalu jauh, curah hujan,
redaman, noise dan butiran-butiran debu (Elhabashi, Elemgri, Aldeeb, &
Elhabashi, 2017; Mohanty, Singh, & Tiwari, 2016). Ada banyak model
yang digunakan untuk memperkirakan pathloss, yang paling umum adalah
Free Space Loss, Hata, Lee, serta Okumura. Model pathloss ini digunakan
untuk memprediksi loss dan daya terima yang diterima oleh site receiver
(Thakur & Kamboj, 2016).
Dalam praktikum ini akan dilakukan perencanaan transmisi
microwave pada link Kota Sragen - Kota Walikukun dan Kota Sragen –
Kota Sumberlawang. Di mana ketiga kota ini dipisahkan dengan dataran
tinggi dan pegunungan yang menjadi tantangan tersendiri dalam melakukan
perencanaan link microwave. Selain, itu tingkat kelembaban dan curah
hujan yang cukup tinggi pada daerah pegunungan yang menjadi jalur link
Sragen – Walikukun dan Sragen - Sumberlawang akan berdampak juga
dalam kualitas link tersebut.
Oleh karena itu, perencanaan link microwave Kota Sragen –
Walikukun dan Sragen - Sumberlawang ini perlu diperhitungkan secara
matang, mengingat tantangan yang dihadapi tidak mudah dalam
implementasinya. Dalam perencanaan komunikasi link microwave ini perlu
dipertimbangkan kondisi kontur tanah, kondisi kelembaban, dan curah
hujan suatu wilayah yang akan dibangun suatu site microwave.
Pertimbangan kontur tanah ini perlu karena dapat menyebabkan terjadinya
multipath fading yang dapat mengganggu sinyal yang diterima dan
viii
dipancarkan oleh suatu site. Sementara, kondisi curah hujan dan
kelembaban akan berpengaruh pada redaman yang diterima oleh sinyal link
komunikasi tersebut.
Multipath fading dan redaman ini akan menyebabkan penurunan
beberapa parameter teknis seperti availability, meningkatkan BER yang
akan berdampak pada turunnya kualitas jaringan tersebut (Lawrence &
Sunday, 2017). Selain, multipath fading hal lain yang perlu dipertimbangkan
dalam merencanakan link microwave adalah permasalahan redaman dan
noise. Hal ini perlu dipertimbangkan karena penggunaan frekuensi yang
sangat tinggi pada radio link microwave menyebabkan redaman dan noise
yang sangat tinggi juga. Pertimbangan aspek ini dapat menyebabkan
dampak domino ke aspek lainnya, yaitu jarak. Jika penggunaan frekuensi
link microwave terlalu tinggi, menyebabkan pancaran gelombang menjadi
pendek. Pendeknya pancaran site transmitter kepada site receiver
menyebabkan daya yang diterima pada site receiver nantinya akan lemah.
Jika daya yang diterima berada dibawah daya threshold perangkat pada
receiver maka akan menyebabkan kualitas dan tingkat sinyalnya buruk.
Dampak berikutnya untuk mengatasi hal tersebut, maka transmitter
dapat ditingkatkan dayanya, peningkatan daya ini tentu menyebabkan
sistem menjadi tidak efisien. Oleh karena itu, dalam melakukan
perencanaan link microwave Kota Semarang - Kota Magelang ini
pengelolaan aspek teknis (link budget) dan non-teknis (keterjangkauan
lokasi) menjadi sangat penting untuk dipertimbangkan dengan tepat.
ix
1.3 Luaran yang Dihasilkan
1. Membuat perencanaan digital radio link antara Sragen (R40) dengan
Walikukun (R41) dan antara Sragen (R40) dengan Sumberlawang (R47).
2. Membuat perhitungan link budget dan performa dari digital radio link
yang telah direncanakan sebelumnya.
3. Hasil dari perhitungan link budget dan simulasi harus memenuhi syarat
syarat seperti LOS (Line of Sight), link tidak mengalami outage, fresnel
loss minimum sebesar 60% F1, fade margin lebih besar samadengan 40dB,
RSL diantara 44dBm sampai dengan -54dBm.
4. Mengetahui kualitas dari link yang direncanakan dengan mengacu pada
parameter yang telah dihitung dan dibandingkan dengan hasil perhitungan
dengan software.
x
BAB II
RUANG LINGKUP DAN METODOLOGI PERENCANAAN
2.1 Ruang Lingkup
1. Instalasi Radio Mobile, klik Radio Mobile.exe dan Next terus, simpan di
direktori yang anda mau, misal C:/Program File/RadioMobile
2. Setelah itu kopi-kan semua file dari mentahan Radio Mobile ke direktori
tempat anda menginstal Radio Mobile setup yang WinRaR.
3. Open Radio Mobile
4. Buka File - New Network, Next.
5. Buka Map properties.
Ada dua cara untuk menentukan lokasi site yang akan dirancang, yaitu cara
pertama dengan Subtitusikan kota yang akan kamu pilih yaitu Bandung
(misalnya). Atau cara kedua dengan memasukkan latitude dan longitude,
dilihat dari tabel pembagian tugas.
6. Lakukan site survey dengan menggunakan google maps/earth untuk
mengetahui koordinat pasti dari link yang akan dirancang. Misalkan
diketahui dua buah lokasi radio yang akan dirancang, saya gunakan contoh
site Gn. Gending - Jember :
Basis : Jember LAT = 08 09 52.3 S dan LONG = 113 42 13.0 E
Sec : Gn. Gending LAT = 08 15 12.2 S dan LONG = 113 56 07.2 E
7. Klik Unit Properties
xi
8. Subtitusikan data Basis Gn Gending
xii
11. Isikan data-data yang penting pada bagian Unit Properties seperti
berikut:
a. Parameter Isikan data frekeunsi yang digunakan, untuk tugas masing2
sudah dicantumkan berapa frekeunsi nya.
b. Membership
xiii
c. System
xiv
Sesuaikan data parameter dengan ketentuan yang ada di tabel penugasan.
12.Jika sudah selesai, pilih show unit.
xv
15. Lakukan hal yang sama untuk link satu nya lagi. Dapatkan hasil link
tidak
outage ditandai dengan kurva distribusi yang berwarna hijau.
xvi
2.2 Metodologi Perencanaan
Perancangan Radio Link ini berada di wilayah Jawa Tengah dikarenakan
tempat perancangan yang jauh dan tidak memungkinkan dilaksanakan survei
lapangan secara langsung, maka perancang melaksanakan survei melalui media
peta dan software simulasi Radio Mobile. Berikut merupakan diagram alir untuk
survei lapangan:
Start
1. Google Earth
2. Radio Mobile
3. Akses
Internet
xvii
Substitusikan data Jember
Terjadi outage
pada kurva ?
Finish
xviii
BAB III
DATA TOPOGRAFI
Berikut merupakan peta dan bentuk tanah kota Kroya dan Brojul :
3.1 Site Kroya
Latitude : 7°37´51”S
Longitude : 109°14´59”E
xix
Gambar 3. 2 Penampakan Lokasi Lingkungan Radio Link di Brojul
xx
Gambar 3. 4 Peta dan Bentuk kontur Kutowinangun - Ijo
xxi
Gambar 3. 6 Peta Topografi via Radio Mobile
xxii
BAB IV
SPESIFIKASI PERENCANAAN
R32-R57
Antenna Type Yagi Anntenna
Antenna gain 29.3
Tinggi Antenna 80 & 60
TX Frequency (MHz) 143.5
RX Frequency (MHz) 2262.5
Polarisasi V
TX Power (dBm) +30.5
Receiver threshold (µV) -89 dBm
Jarak 12.85 Km
Tx Kabel Loss 0.5 dB
R32-R57
Antenna Type Yagi Anntenna
Antenna gain 29.3
Tinggi Antenna 60
xxiii
TX Frequency (MHz) 748.5
RX Frequency (MHz) 1867.5
Polarisasi V
TX Power (dBm) +30.5
Receiver threshold (µV) -89 dBm
Jarak 35.10 Km
Tx Kabel Loss 0.5 dB
Mechanical Spesification
Pressurizable No
Weight (Ib/ft) 0.33
Weight (kg/m) 0.49
Tensile Strength (Ib) 325.00
Tensile Stength (kg) 147.00
Flat Plate Crush Strength (Ib/in) 80.00
Flat Plate Crush Strength (kg/nm) 1.40
Minimum Bending Radius (inches) 10.00
Minimum Bending Radius 250.00
(milimaters)
Bending Moment (Ib-ft) 12.00
xxiv
Bending Moment (N-m) 16.30
Number of Bends (minimum) 15.00
Number of Bends (typical) 50.00
Electrical Spesification
Cable Impedance (ohms) 50.00
Maximum Frequency (GHz) 5.00
Velocity percentage 89.00
Peak Power Rating (kW) 91.00
DC Resistance Inner (ohms/1000m) 0.32
DC Resistance Inner (ohms/1000ft) 1.05
DC Resistance Outer (ohms/1000ft) 0.36
DC Resistance Outer (ohms/1000ft) 1.18
Cable Test Voltage (VDC) 6000.00
Jacket Spark volts (RMS) 8000.00
Capacitance (pF/ft) 22.80
Capacitance (pF/m) 74.80
Inductance (microH/ft) 0.06
Inductance (microH/m) 0.20
Insulation Resistance (Meg-Ohms) 100000.00
Construction Material
Dielectric Type Low Density Foam Dielectric
Dielectric Material Ployethylene Foam
Jacket Color Black
Jacket Description Polyethelyne
xxv
Jacket Material Polyethelyne
Outer Conductor Material Corrugated Copper
Inner Conductor Material Copper Tube
Dimensions
Diameter Over Jacket (inches) 1.08
Diameter Over Jacket (millimeters) 27.4
Outer Conductor Outside Diameter 0.98
(inches)
Outer Conductor Outside Diameter 24.9
(millimeters)
Outer Conductor Inside Diameter 0.96
(inches)
Outer Conductor Inside Diameter 24.9
(millimeters):
Inner Conductor Outside Diameter 0.36
(inches)
Inner Conductor Outside Diameter 9.1
(millimeters)
Inner Conductor Inside Diameter 0.3
(inches)
Inner Conductor Inside Diameter 7.6
(millimeters)
xxvi
Attenuation and Average Power Ratings
xxvii
894 1.226 3.865 2.35
xxviii
Gambar 4. 2 Antenna KP6F – 17B
Status Discontinued
RF/Microwave Device Type PARABOLIC ANTENNA
Diameter 2.0 m
Front/Back Ratio 36.0 dB
Gain 28.3 dB
Omnidirectional NO
Operating Frequency-Min 1700.0 Mhz
Operating Frequency-Max 2110.0 MHz
Operating Temperature-Min -50.0 Cel
Operating Temperature-Max 70.0 Cel
Polarization CIRCULAR
Transmission Power-Max 150.0 W
VSWR-Max 1.2
Wind Rating 125.0 mph
xxix
BAB V
HASIL SIMULASI DAN PERHITUNGAN LINK BUDGET
xxx
Gambar 5. 2 Peta Lokasi Radio Link Microwave Kutowinangun - Ijo
dari Radio Mobile
xxxi
Gambar 5. 5 Hasil Simulasi Receive Thresold RSL Kroya – Brojul
(Distribution)
xxxii
Gambar 5. 7 Hasil Simulasi Receive Thresold RSL Kroya – Brojul
(Range)
xxxiii
Tabel 5. 1 Data Hasil Simulasi Menggunakan Radio Mobile
FrekTx + FrekRx
= 2
2143.5+2262.5 4.406
= 2
= 2 = 2.203 MHz (2.2 GHz)
¿
Lf = Tinggi antena+10 ¿ x Lx 100 m
( 80+10 ) x 6.114
LTX = = 80.61
100
( 60+10 ) x 6.114
LRx = = 60.61
100
xxxiv
RSL
RSL (dBm) = Po - Lctx + Gatx - Lcrx + Garx – FSL
RSL = 30.5 – 80.61 + 29.3 – 60.61 + 29.3 – 120.59
= -54.12 dBm
D
EIRP = ( PTx + GTx + G Rx) – ( LTx + LRx + LCONN + LC + L EQ
Fade Margin
FM = -54.12 – (-89)
= 34.88 dB
¿
Lf = Tinggi antena+10 ¿ x Lx 100 m
( 60+10 ) x 5.934
LTX = = 4.15
100
( 60+10 ) x 5.934
LRx = = 4.15
100
RSL
xxxv
RSL (dBm) = Po - Lctx + Gatx - Lcrx + Garx – FSL
Fade Margin
FM = -50.08 – (-89)
= 38.2 dB
5.3 Tabel Perhitungan Hasil Simulasi dengan Hasil Perhitungan
Tabel 5. 2 Tabel Perbandingan Hasil Simulasi dengan perhitungan Link Budget
xxxvi
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Jaringan microwave merupakan jaringan wireless yang memanfaatkan
frekuensi sangat tinggi yang biasanya dipergunakan untuk menghubungkan kedua
base station seluler. Microwave dalam penerapannya menjalankan komunikasi
pointto-point. Oleh karena itu, dalam berkomunikasi antara satu site dengan site
yang lain diusahakan bersifat line-of sight (LOS). Namun, pada kenyataanya
kondisi LOS ini sangat jarang ditemui karena ada berbagai kendala, salah satunya
objek penghalang (obstacle) yang disebabkan karena tidak ratanya kontur tanah,
adanya pepohonan maupun bangunan di sekitar wilayah site ketika memancar.
Pada praktek kali ini juga kita dapat mengetahui kontur tanah, kondisi
kelembapan dan juga curah hujan pada daerah yang akan kita buat perancangan
radio link microwave ini. Selain itu juga kita mengetahui kelayakan suatu
perancangan radio link microwave dengan menghitung link budget antara Kota
Sragen – Walikukun juga Kota Sragen – Sumberlawang dengan rumus dan
ketentuan yang telah ditentukan. Untuk hasil perhitungan link budget sendiri tidak
jauh berbeda dengan hasil simulasi dari software Radio Mobile.
6.2 Saran
Masih banyak kekurangan saat penulis membuat laporan tugas akhir ini.
Ada pun kendala yang dialami saat merancang di software Radio Mobile ini
namun masih bisa di atasi dengan meningkatkan gain antena yang cukup besar
pada perangkat. Selain itu tinggi antena juga di sesuaikan dengan kontur tanah site
yang telah ditentukan.
xxxvii
DAFTAR PUSTAKA
xxxviii
LAMPIRAN
xxxix