Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan kerja praktek
dan menyusun laporan kerja praktek di PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit
Dermaga Kertapati Palembang ini dengan baik. Dalam laporan ini penulis
mengangkat judul mengenai “Prinsip Kerja Pull Cord Switch sebagai Safety
Device pada Belt Conveyor CC 03 di PT. Bukit Asam Tbk. Unit Dermaga
Kertapati”. Laporan ini didasarkan pada orientasi dan tugas khusus selama
pelaksanaan kerja praktek di bagian unit perawatan PT. Bukit Asam (Persero) Tbk.
Unit Dermaga Kertapati sejak tanggal 19 Oktober – 23 Desember 2020.
Dalam penyusunan Laporan Kerja Praktek ini penulis banyak
mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing dan pembimbing lapangan,
karena telah banyak mengorbankan waktu dan keringat untuk membimbing
penulis serta bantuan dari berbagai pihak hingga terselesainya laporan kerja
praktek ini mulai dari pengumpulan data sampai proses penyusunan laporan.
Penulis juga ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1. Bapak Dr. Ing. Ahmad Taqwa, M.T., Selaku Direktur Politeknik Negeri
Sriwijaya.
2. Bapak Ir. Iskandar Lutfi, M.T., Selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Sriwijaya.
3. Ibu Dewi Permata Sari, S.T., M.Kom. Selaku Ketua Program Studi
Teknik Elektronika Politeknik Negeri Sriwijaya.
4. Seluruh Dosen, Staf dan Instruktur Pada Program Studi Teknik
Elektronika Politeknik Negeri Sriwijaya.
5. Bapak Linafri B. Syafril, Selaku Manager Perawatan, PT. Bukit Asam
Tbk. Unit Dermaga Kertapati.
6. Bapak Jhon Hendry, Selaku Asisten Manager Perawatan Mesin dan
Listrik, PT. Bukit Asam Tbk. Unit Dermaga Kertapati.
I
7. Bapak Ricky Saputra A.md , Selaku Pembimbing Lapangan PT. Bukit
Asam Tbk. Unit Dermaga Kertapati.
8. Kedua Orang Tua dan Saudara-Saudara Saya Yang Telah Memberikan
Support Yang Besar dan Kepercayaan Sepenuhnya Untuk Melaksanakan
Kerja Praktek Ini.
9. Teman-Teman Program Studi Teknik Elektronika Politeknik Negeri
Sriwijaya Angkatan 2018, Khususnya Kelas EB.
Penyusun
II
Politeknik Negeri Sriwijaya
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................. I
DAFTAR ISI..........................................................................................................III
DAFTAR GAMBAR............................................................................................. VI
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah.................................................................................... 2
1.3 Batasan Masalah......................................................................................... 3
1.4 Tujuan dan Manfaat Kerja Praktek............................................................. 3
1.4.1 Tujuan Kerja Praktek........................................................................3
1.4.2 Manfaat Kerja Praktek......................................................................3
1.4.2.1 Bagi Mahasiswa.............................................................................3
1.4.2.2 Bagi Perguruan Tinggi.................................................................. 4
1.4.2.3 Bagi Industri.................................................................................. 4
1.5 Metode Penyusunan Laporan......................................................................4
1.6 Waktu dan Tempat Pelaksanaan................................................................. 5
1.7 Judul Khusus...............................................................................................5
1.8 Sistematika Penulisan................................................................................. 5
BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN....................................................... 7
2.1 Sejarah Singkat PT. Bukit Asam, Tbk........................................................7
2.2 Data Umum Perusahaan............................................................................11
2.3 Visi, Misi, Arti, Komitmen, dan Nilai Perusahaan...................................11
2.3.1 Visi................................................................................................. 12
2.3.2 Misi.................................................................................................12
2.3.3 Nilai Perusahaan.............................................................................12
2.3.4 Strategi Perusahaan........................................................................ 12
III
Politeknik Negeri Sriwijaya
IV
Politeknik Negeri Sriwijaya
V
Politeknik Negeri Sriwijaya
DAFTAR GAMBAR
VI
Politeknik Negeri Sriwijaya
Gambar 4. 8 CC03_INTERLOCK.......................................................................51
Gambar 4. 9 CC03_RUNRELAY........................................................................52
VII
Politeknik Negeri Sriwijaya
BAB I
PENDAHULUAN
Kerja Praktek merupakan salah satu mata kuliah wajib dalam perkuliahan
yang dapat membantu mahasiswa untuk berorientasi pada dunia kerja. Pada
dasarnya program Kerja Praktek itu sendiri merupakan sarana untuk melatih diri
memasuki dunia kerja yaitu salah satunya melatih mental serta
mengaktualisasikan ilmu yang didapat dari perkuliahan tentang dunia kerja agar
mahasiswa dapat menjadi tenaga kerja yang berkualitas yang mampu bersaing
secara kompetititf dalam era globalisasi ini.
1
Politeknik Negeri Sriwijaya
Berdasarkan latar belakang tersebut, adapun judul laporan kerja praktik ini,
yakni : “PRINSIP KERJA PULL CORD SWITCH SEBAGAI SAFETY
DEVICE PADA BELT CONVEYOR CC 03 DI PT.BUKIT ASAM.TBK
UNIT DERMAGA KERTAPATI”
2
Politeknik Negeri Sriwijaya
Agar pembahasan masalah yang dilakukan dapat terarah dengan baik dan
tidak menyimpang dari pokok permasalahan, maka penulis membatasi
permasalahan yang akan dibahas, yakni menjelaskan cara kerja dan fungsi Pull
Cord Switch sebagai safety device pada Belt Conveyor CC 03.
1. Mempelajari prinsip kerja dari Pull Cord Switch pada Belt Conveyor
CC 03.
2. Untuk mengaplikasikan teori yang telah diperoleh selama menimba
ilmu di bangku kuliah dan membandingkan dengan kenyataan yang
konseptual praktis di lingkungan industri.
3. Untuk memenuhi persyaratan kurikulum Jurusan Teknik Elektro
Program Studi Teknik Elektronika (DIII) di Politeknik Negeri
Sriwijaya.
3
Politeknik Negeri Sriwijaya
Metode penulisan Laporan Kerja Praktek di PT. Bukit Asam Tbk., dilakukan
dengan menggunakan metode-metode sebagai berikut :
Metode Observasi
Metode pengumpulan data ini dilakukan dengan cara melakukan
pengamatan dan kunjungan langsung di area tambang di PT. Bukit Asam
Tbk., Serta melakukan percobaan di dalam Unit .
Metode Wawancara
Metode pengumpulan data ini dilakukan dengan cara penulis mengadakan
wawancara ataupun tanya jawab dengan karyawan PT. Bukit Asam Tbk.,
melalui persentasi maupun bertanya secara langsung kepada para
karyawan.
Metode Studi Pustaka / Literatur
4
Politeknik Negeri Sriwijaya
Melalui metode ini penulis mencari bahan untuk melengkapi data-data dari
hasil observasi dan wawancara dengan cara mempelajari buku-buku
manual, Electrical Drawing, serta mencari sumber referensi yang ada di
internet.
Agar lebih sistematis dan mudah di mengerti dalam penulisan, maka penulis
membagi dalam beberapa bagian bab sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan diuraikan tentang Latar Belakang, Perumusan Masalah,
Batasan Masalah, Tujuan dan Manfaat Kerja Praktek, Metode Penyusunan
Laporan, Waktu dan Tempat pelaksanaan, Judul Tugas Khusus dan
Sistematika Penulisan.
5
Politeknik Negeri Sriwijaya
Dalam bab ini berisikan tentang profil perusahaan mulai dari Sejarah
Perusahaan, arti logo perusahaan, lokasi perusahaan, ruang lingkup
perusahaan, struktur organisasi perusahaan, dan sebagainya.
Pada bab ini berisi tentang yang landasan teori yang berhubungan dengan
judul pada laporan ini, yaitu tentang Pull Cord Switch dan
perangkat-perangkat pendukung.
BAB IV PEMBAHASAN
Pada bab ini berisikan penjelasan tentang pembahasan mulai dari cara kerja
dan fungsi Pull Cord Switch, serta ladder diagram dari Pull Cord Switch.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini menyimpulkan hasil dari pembahasan dan memberikan saran
apa yang dapat diberi.
6
Politeknik Negeri Sriwijaya
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
PT. Bukit Asam Tbk adalah badan usaha milik negara yang didirikan pada
tanggal 2 maret 1981 denga dasar Peraturan Pemerintahan No. 42 tahun 1980
dengan kantor pusat yang berada di Tanjung Enim, Sumatera Selatan.
Penambangan batu bara di PT. Bukit Asam Tbk diawali dengan penyelidikan
eksplorasi oleh bangsa Belanda pada tahun 1915 sampai dengan 1918 yang
dipimpin oleh Ir. Man Haat. Hasil penyelidikan menunjukkan adanya kandungan
batu bara yang besar di kawasan Bukit Asam. Tambang ini terletak di Sumatera
Selatan tepatnya pada Kabupaten Lahat. Penambangan pertama mampu
menghasilkan batu bara sebanyak 9.765 ton, yang dihubungkan ke pelabuhan
Kertapati Palembang melalui kereta api sejauh ± 165 km dan jalan darat sejauh ±
200 km.
Ditinjau dari lembaga yang mengurusnya sampai pada saat sekarang PT.
Bukit Asam Tbk. secara berturut-turut dikelola oleh :
1876Pertambangan batubara di Ombilin, Sumatera Barat mulai beroperasi.
1915 Perkembangan batubara diawali dengan penyelidikan eksplorasi yang
dipimpin oleh Ir. Man Haat dari Belanda. Hasil penyelidikan menunjukkan
adanya kandungan batubara yang besar di kawasan Bukit Asam.
1919 Dimulainya penambangan pertama batubara pada zaman kolonial Belanda
dengan menggunakan metode penambangan terbuka (open pit mining) di
wilayah operasi pertama yaitu Tambang Air Laya. Penambangan pertama
pada setahun ini menghasilkan 9.765 ton batubara. Dimana pada tahun
berikutnya, produksi batubara meningkat menjadi 50.312 ton batubara.
1923 Beroperasi dengan metode penambangan bawah tanah (underground
mining) hingga 1940.
1938 Produksi untuk kepentingan komersial dimulai.
7
Politeknik Negeri Sriwijaya
1945 Setelah militer Jepang kalah oleh sekutu pada Perang Dunia II, secara
otomatis Tambang Batubara Bukit Asam dikuasai oleh pemerintah
Indonesia.
1950 Pemerintah Indonesia mengesahkan pembentukan Perusahaan Negara
Tambang Arang Bukit Asam (TABA)
1958 Sejak dikeluarkannya UU No. 86 Tahun 1958 tentang Nasionalisasi
Perusahaan Swasta Belanda di Indonesia, pengelolaan Tambang Batubara
Bukit Asam ditangani oleh Biro Utama Perusahaan Tambang Negara
(BUPTN).
1961 BUPTN beralih nama menjadi Badan Pimpinan Utama (BPU)
tambang-tambang batubara. BPU tambang-tambang batubara membawahi
tiga perusahaan milik negara, yaitu :
1. PN. Tambang Batubara Ombiling di Sumatera Barat,
2. PN. Tambang Arang Bukit Asam di Sumatera Selatan, dan
3. PN. Tambang Batubara Mahakam di Kalimantan Timur.
1981 BPU mengalami krisis sehingga untuk mengatasi krisis tersebut maka
pemerintahan melakukan diversifikasi terhadap PN. Sejak itulah PN
TABA kemudian menjadi status Perseroan Terbatas dengan nama PT
Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk, yang selanjutnya disebut
Perseroan. Sehingga secara resmi pada tanggal 2 Maret 1981 didirikan PT
Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk yang terpisah dari PN
(Perusahaan Negara) dengan kantor pusat berkedudukan di Tanjun Enim,
Sumatera Selatan.
PTBA merupakan kelanjutan dari Unit Pertambangan Tanjung enim yang
berada di bawah naungan PN Tambang Batubara. Tujuan awal berdirinya
PTBA adalah untuk memasok batubara bagi PLTU Suralaya di Banten.
Dalam penanganannya, kegiatan ini terintegrasi dengan kebijakan Proyek
Pengembangan dan Pengangjutan Batubara Bukit Asam (P4BA).
Kebijakan pemerintah P4BA meliputi beberapa aspek diantaranya :
1. Tambang batubara Bukit Asam dengan kapasitas produksi 5 juta ton
pertahun.
8
Politeknik Negeri Sriwijaya
9
Politeknik Negeri Sriwijaya
10
Politeknik Negeri Sriwijaya
Perusahaan pasti memiliki visi dan misi untuk mencapai target yanghendak
dicapainya. Perusahaan menetapkan visi dan misi untuk mengarahkan seluruh
potensi yang ada dalam perusahaan kepada satu fokus pencapaian.
Dinyatakan dalam Angggaran Dasar Perusahaan, maksud dan tujuan
didirikannya serta program pemerintah dalam bidang ekonomi dan pembangunan
nasional pada umumnya, serta pembangunan di bidang pertambangan
bahan-bahan galian, terutama tujuan tersebut dengan memperhitungkan hasil
kajian atas faktor - faktor eksternal berupa peluang dan ancaman yang akan di
hadapi maka ditetapkan visi perusahaan.
11
Politeknik Negeri Sriwijaya
2.3.1 Visi
2.3.2 Misi
1) Visioner
Mampu melihat jauh kedepan dan membuat proyeksi jangka panjang dalam
pengembangan bisnis.
2) Integritas
Mengedepankan perilaku percaya, terbuka, positif, jujur, berkomitmen dan
bertanggung jawab.
3) Inovatif
Selalu bekerja dengan kesungguhan untuk memperoleh terobosan baru untuk
menghasilkan produk dan layanan terbaik dari sebelumnya.
4) Profesional
Melaksanakan semua tugas sesuai dengan kompetensi, dengan kreativitas,
penuh keberanian, komitmen penuh, dalam kerjasama untuk keahlian yang
terus menerus meningkat.
5) Sadar Biaya dan Lingkungan
Memiliki kesadaran tinggi dalam setiap pengelolaan aktivitas dengan
menjalankan usaha atau asas manfaat yang maksimal dan kepedulian
lingkungan
Guna mencapai Visi dan Misi yang akan dicapai maka perusahaan
memiliki strategi guna mencapai itu semua. Adapun strategi yang dimiliki yaitu :
12
Politeknik Negeri Sriwijaya
Kata Bukit Asam digunakan sebagai nama logo, dirangkaikan pada simbol
logo sebelah kanan dengan bagian bawah segaris. Nama logo yang dirangkaikan
dengan simbol logo merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
13
Politeknik Negeri Sriwijaya
14
Politeknik Negeri Sriwijaya
15
Politeknik Negeri Sriwijaya
16
Politeknik Negeri Sriwijaya
17
Politeknik Negeri Sriwijaya
Lokasi pusat perkantoran PT. Tambang Batubara Bukit Asam Tbk. berada di
jalan Parigi no. 1 Talang Jawa Tanjung Enim, Kecamatan Lawang Kidul,
Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan. Lokasi laboratorium penguji
batubara dan analisa masalah dampak lingkungan (AMDAL) berada di jalan
Jurang Parigi no. 4 Talang Jawa, Tanjung Enim. Jarak tempuh lewat jalan raya ±
200 kilometer dari kota Palembang atau ± 190 kilometer dengan kereta api ke arah
Barat Daya. Untuk bisa sampai ke lokasi penelitian jika dimulai dari kota
Palembang ditempuh dengan transportasi darat menuju ke kota Tanjung Enim,
membutuhkan waktu tempuh selama 4-5 jam.
Wilayah Izin Usaha Penambangan (WIUP) PT. Bukit Asam Tbk., terletak di
daerah Tanjung Enim, Kecamatan Lawang Kidul, Kabupaten Muara Enim,
Provinsi Sumatera Selatan pada posisi 3º 42’ 30” LS – 4º 47’ 30” LS dan 103º
18
Politeknik Negeri Sriwijaya
45’ 00” BT - 103º 50’ 10” BT atau garis bujur 9.583.200 – 9.593.200 dan
lintang 360.600 – 367.000 dalam sistem koordinat internasional.
Lokasi penambangan batubara terbagi menjadi 3 lokasi, yaitu Tambang Air
Laya (TAL), Muara Tiga Besar Utara (MTBU), dan Tambang Banko Barat.
Lokasi dapat dijangkau melalui jalan darat baik kendaraan maupun kereta.
(www.ptba.co.id)
19
Politeknik Negeri Sriwijaya
20
Politeknik Negeri Sriwijaya
21
Politeknik Negeri Sriwijaya
22
Politeknik Negeri Sriwijaya
23
Politeknik Negeri Sriwijaya
24
Politeknik Negeri Sriwijaya
PT Bukit Asam Tbk menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
(RUPS LB) Rabu, 29 November 2017 di Hotel Borobudur, Jakarta. Hasil RUPS
LB menyetujui perubahan Anggaran Dasar Perseroan dari status Persero menjadi
Non-Persero, sehingga nama perusahaan mengalami perubahan dari PT Bukit
Asam Tbk menjadi PT Bukit Asam Tbk. Perubahan status ini dikarenakan
bergabungnya PT Bukit Asam Tbk ke dalam Holding BUMN Pertambangan
sesuai dengan PP 47/2017.
Holding BUMN mempunyai tujuan yang sangat baik untuk setiap insan
PTBA, seperti yang dikatakan Direktur Utama PTBA Ir. Arviyan Arifin. Tujuan
tersebut, pertama, untuk memberi kekuatan yang lebih besar terhadap industri
pertambangan di dalam negeri sehingga tercapai upaya-upaya efisiensi dalam
segala hal. Kedua, agar kemampuan perusahaan menjadi lebih besar, sehingga
perusahaan bisa melakukan ekspansi usaha untuk menguasai sumber-sumber
pertambangan yang selama ini sangat kecil dikuasai oleh BUMN.
Tujuan ketiga, dengan adanya holding, penguasaan terhadap
sumber-sumber air, tanah yang diamanatkan dalam Undang-undang Dasar 1945
pasal 33 dapat dicapai, karena dengan bersatu dan bersama, BUMN menjadi lebih
kuat dari pada sendiri-sendiri.
25
Politeknik Negeri Sriwijaya
Perseroan bekerja sama dengan PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) dalam
proses pengangkutan batu bara dari Tanjung Enim ke Pelabuhan Tarahan
(Lampung) dan Dermaga Kertapati, Palembang. Proses yang dilalui dalam
pengangkutan batu bara meliputi:
1. Pengaturan jumlah dan kualitas muatan batu bara yang akan dimuat ke dalam
setiap gerbong kereta api melalui Train Loading Station (TLS).
2. Pengawasan dan pencatatan distribusi batu bara menuju Pelabuhan atau
Dermaga.
3. Pelaksanaan bongkar muat batu bara dari gerbong kereta api menggunakan
Rotary Car Dumper (RCD) di Pelabuhan Tarahan dan Apron Feeder (AF) di
Dermaga Kertapati.
Sejalan dengan meningkatnya produksi batu bara di tahun 2018, maka total
volume angkutan batu bara melalui kereta api ke Pelabuhan Tarahan dan Dermaga
26
Politeknik Negeri Sriwijaya
Kertapati juga mengalami peningkatan, yaitu dari 21.363.330 juta ton tahun 2017
mejadi 22.687.252 juta ton di tahun 2018 atau meningkat 6%.
27
Politeknik Negeri Sriwijaya
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
28
Politeknik Negeri Sriwijaya
Pada pertambangan batu bara terdapat beberapa jenis belt conveyor sesuai
dengan kebutuhan sistem penambangan diantaranya yaitu:
1. Conveyor Excavating
3. Conveyor Dumping
CM adalah sistem ban berjalan yang ada di TLS yang berfungsi untuk
mengangkut batubara ke bunker yang dioperasikan bila conveyor
loading mengalami gangguan dalam mengangkut batubara ke TLS.
Tenaga penggeraknya adalah motor slipring 500 Volt
6. Conveyor Loading
29
Politeknik Negeri Sriwijaya
30
Politeknik Negeri Sriwijaya
3. Plugged Chute
Berfungsi untuk memantau kondisi pada chute apakah terjadi
penumpukan batu bara atau tidak. Bekerja dengan memberhentikan
conveyor secara otomatis yang ada di belakang (di sisi inlet)
plugged chute apabila terjadi penumpukan di outlet chute(hopper).
31
Politeknik Negeri Sriwijaya
32
Politeknik Negeri Sriwijaya
33
Politeknik Negeri Sriwijaya
1. Gangguan Internal
Gangguan internal pada belt conveyor meliputi:
a) Short circuit
b) Overload
c) Over Current
d) Over Voltage
2. Gangguan Eksternal
Gangguan eksternal pada belt conveyor meliputi:
a) Ban Slip
yaitu dimana kondisi ban terlalu kendor sehingga menyebakan
ban tidak berjalan sedangkan pulley tetap berputar.
b) Belt yang robek atau terputus
Disebabkan karena belt conveyor terlalu kencang dan melebihi
batas kekencangan yang ditentukan.
c) Kondisi ban yang miring
Kondisi ban yang miring sehingga menyebabkan kesulitan dalam
mengangkut material dan menyebabkan material tumpah.
34
Politeknik Negeri Sriwijaya
Maka dari itu pentingnya sistem pengaman menjadi syarat penting agar
conveyor dapat berjalan dengan baik. Manfaat dari penggunaan sistem penngaman
itu sendiri antara lain:
1. Untuk menghindari ataupun untuk mengurangi kerusakan peralatan
peralatan akibat gangguan (kondisi abnormal operasi sistem)
khususnya pada sistem belt conveyor.
2. Untuk menghindari gangguan – gangguan pada conveyor dari arus
dan tegangan listrik yang berlebih.
3. Untuk mengurangi kerusakan – kerusakan yang terjadi seperti
putusnya belt conveyor atau kendornya belt yang menyebabkan
terjadinya slip.
35
Politeknik Negeri Sriwijaya
3.4 Switch
Pada bidang elektronika, switch adalah komponen listrik yang dapat memutus
aliran listrik, memutus arus atau menyalurkan dari satu konduktor ke lainnya.
Switch yang ideal tidak akan memiliki drop tegangan ketika posisi Closed, dan
tidak mempunyai batasan tegangan ataupun arus. Begitupun juga saat perpindahan
status dari open ke close maupun sebaliknya memiliki rise time dan fall time nol
detik dan tidak muncul bouncing. Namun dalam prakteknya switch memliki
resistansi, memiliki batasan arus dan tegangan, switching time tertentu, dan
sebagainya.
Switch pada Pull Cord yang dipakai dalam pembahasan ini adalah tipe SPDT
(Single pole, double throw Two-way Three-way). Di dalam Pull Cord Switch
terdapat 2 kontak yaitu kontak Normally Close (NC) dan Normally Open (NO)
36
Politeknik Negeri Sriwijaya
yang mana kontak Normally Close (NC) terhubung ke 24 VDC lalu terhubung
ke PLC dan kontak Normally Open (NO) tehubung ke 220 VAC dan terhubung ke
lampu indikator. Swicth pada pull cord dapat dilihat pada Gambar 3.9.
1. Throw
Throw adalah sebuah saklar ON/OFF jenis yang paling sederhana
sebab hanya mempunyai dua terminal. Jenis saklar Throw misalnya saklar
ON/OFF lampu.
2. Single Pole Double Throw (SPDT)
Single Pole Double Throw (SPDT) adalah jenis saklar yang
mempunyai tiga terminal. Saklar jenis SPDT ini bisa digunakan sebagai
saklar pemilih. Contoh jenis saklar SPDT yaitu saklar pemilih tegangan
input adaptor 110 Volt atau 220 Volt.
3. Double Pole Single Throw (DPST)
37
Politeknik Negeri Sriwijaya
Double Pole Single Throw (DPST) adalah jenis saklar dengan empat
terminal yang berarti bahwa dua saklar berupa SPST yang dikontrol
dalam sebuah mekanisme.
4. Double Pole Double Throw (DPDT)
Double Pole Double Throw (DPDT) adalah jenis saklar yang
mempunyai enam terminal yang berarti bahwa terdapat 2 saklar SPDT
yang dikontrol dalam sebuah mekanisme.
5. Single Pole Six Throw (SPST)
Single Pole Six Throw (SPST) adalah jenis saklar yang mempunyai
tujuh terminal yang biasanya memiliki fungsi untuk menjadi saklar
pemilih. Jenis saklar SPST ini umum dijumpai dalam rangkaian adaptor
yang bisa memilih beberapa pilihan tegangan output, seperti pilihan
output 1,5 Volt, 3 Volt, 4,5 Volt, 6 Volt, 9 Volt hingga 12 Volt
38
Politeknik Negeri Sriwijaya
klasifiksai dari motor induksi, yaitu motor induksi satu phasa dan motor induksi
tiga phasa.
Motor induksi tiga phasa memiliki tiga buah gulungan kumparan stator,
jika kumparan stator dihubungkan dengan sumber jala–jala listrik akan
menimbulkan medan magnit putar, memiliki daya yang tinggi. frekuensi motor
induksi tiga phasa yang dikendalikan mulai dari 5 Hz sampai 60 Hz dan putaran
yang dihasilkan 1240 rpm sampai dengan 1441 rpm.
Seperti dilihat pada gambar 3.10 merupakan bentuk luar dari motor
induksi Tiga phasa. Motor induksi Tiga phasa mempunyai banyak keunggulan
antara lain sebagai berikut :
39
Politeknik Negeri Sriwijaya
3.6 PLC
40
Politeknik Negeri Sriwijaya
unit memori, unit kontrol, dan unit I/O, PLC berbeda dengan komputer dalam
beberapa hal, yaitu :
1. PLC dirancang untuk berada di lingkungan industri yang mungkin
banyak debu, panas, guncangan, dan sebagainya.
2. PLC harus dapat dioperasikan serta dirawat dengan mudah oleh teknisi
pabrik.
3. PLC sebagian besar tidak dilengkapi dengan monitor, tetapi dilengkapi
dengan peripheral port yang berfungsi untuk memasukkan program
sekaligus memonitor data atau program.
Sebagian besar PLC dapat melakukan operasi sebagai berikut :
1. Relay Logic
2. Penguncian ( Locking )
3. Pencacahan ( Counting )
4. Penambahan
5. Pengurangan
6. Pewaktuan ( Timing )
7. Kendali PID
8. Operasi BCD
9. Manipulasi Data
10. Pembandingan
11. Pergeseran
Pada Pull Cord Switch yang berada di belt coveyor CC 03 yang terhubung
dengan PLC Schneider Electric modul Modicon M580 yang menggunakan
software Unity Pro XL.
41
Politeknik Negeri Sriwijaya
42
Politeknik Negeri Sriwijaya
43
Politeknik Negeri Sriwijaya
7. Kecepatan operasi
Kecepatan operasi dari PLC melebihi kecepatan operasi daripada relay
pada saat bekerja yaitu dalam beberapa mikro detik. Sehingga dapat
menentukan kecepatan output dari alat yang digunakan.
8. Metode bolean atau ladder
Program PLC dapat dilakukan dengan diagram ladder oleh para teknisi
atau juga menggunakan sistem bolean atau digital bagi para pemrogram
PLC yang lebih mudah dan dapat disimulasikan pada software
pendukungnya.
9. Reliability
Peralatan solid state umumnya lebih tahan dibandingkan dengan relay
atau timer mekanik. PLC mampu bekerja pada kondisi lingkungan
yang berat, misalnya goncangan, debu, suhu yang tinggi dan
sebagainya.
10. Keamanan
Program PLC tidak dapat diubah oleh sembarang orang dan dapat
dibuatkan password. Sedangkan panel relay biasa memungkinkan
terjadinya perubahan yang sulit untuk dideteksi.
11. Memudahkan perubahan dengan pemrograman ulang.
PLC dapat dengan cepat diprogram ulang, hal ini memungkinkan untuk
mencampur proses produksi,sementara produksi lainnya sedang
berjalan. Disamping beberapa kehandalan di atas, tidak bisa dipungkiri
bahwa PLC juga mempunyai beberapa kelemahan.
44
Politeknik Negeri Sriwijaya
45
Politeknik Negeri Sriwijaya
BAB IV
PEMBAHASAN
Penempatan peralatan ini diletakkan pada tempat yang aman dan strategis.
Umumnya Pull Cord ditempatkan pada sisi kiri dan sisi kanan conveyor. Jarak
antara penempatan Pull Cord sisi kiri dan sisi kanan conveyor terhadap Pull Cord
sisi kiri dan sisi kanan conveyor lainnya adalah berjarak 50 meter atau 75 meter.
Untuk jumlah Pull Cord yang akan dipasang pada conveyor tergantung pada
panjang conveyor nya. Jika conveyor tidak begitu panjang maka Pull Cord pun
juga sedikit yang dipasang, sebaliknya jika conveyor tersebut panjang maka
46
Politeknik Negeri Sriwijaya
semakin banyak pula Pull Cord yang akan dipasang. Penempatan pull Cord
pada conveyor dapat dilihat pada Gambar 4.1.
4.2.1. Saklar
47
Politeknik Negeri Sriwijaya
SAKLAR
HANDLE
RESET
48
Politeknik Negeri Sriwijaya
Box pondasi atau box terminal merupakan tempat terminal - terminal yang
menghubungkan peralatan dengan panel menjadi sebuah circuit.
49
Politeknik Negeri Sriwijaya
Seperti dilihat pada gambar 4.6 di software Unity Pro XL pull cord dalam
keadaan normally open (NO). Ketika tali baja yang ada di pull cord ditarik maka
pull cord dalam keadaan normally close (NC).
50
Politeknik Negeri Sriwijaya
Gambar 4. 8 CC03_INTERLOCK
51
Politeknik Negeri Sriwijaya
Gambar 4. 9 CC03_RUNRELAY
52
Politeknik Negeri Sriwijaya
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Pull Cord Switch merupakan salah satu safety device yang ada di belt
conveyor yang digunakan untuk memberhentikan belt conveyor. Cara
memberhentikan conveyor menggunakan Pull Cord yaitu dengan cara
menarik tali baja yang terpasang di sepanjang jalur conveyor.
5.2 Saran
1. Sebaiknya Pull Cord harus dilakukan perawatan karena Pull Cord salah
satu safety device yang sangat penting pada belt conveyor.
53