Oleh:
Helton Crissorensen Sagala
5193331007
i
5. Bapak Dr. Salman Bintang M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Praktek Kerja
Lapangan Industri (PKLI) yang telah memberikan bimbingan dan masukan
dalam penyusunan laporan ini.
6. Bapak Edy Ibrahim Sirait selaku Manager PT. PLN (Persero) UP3 Binjai ULP
Stabat yang telah memberikan kami kesempatan untuk dapat melakukan
Praktek Kerja Lapangan Industri (PKLI).
7. Bapak Rido Pernanda selaku Supervisor Tenik sekaligus Pembimbing
Lapangan yang telah banyak memberikan banyak ilmu serta pengalaman
selama dilapangan.
.
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
menyempurnakan laporan selanjutnya yang akan dihadapi dimasa yang akan datang.
Akhir kata, semoga laporan ini dapat menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi penulis
dan bagi pembaca pada umumnya.
Medan , Maret 2022
Helton Sagala
( 5193331007 )
ii
Daftar Isi
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Jaringan Distribusi Tegangan Rendah ................................................. 14
Gambar 2. 2 Konstruksi Jaringan SKUTR ............................................................... 15
Gambar 2. 3 konstruksi TR-1 ................................................................................... 16
Gambar 2. 4 konstruksi TR-2 ................................................................................... 17
Gambar 2. 5 konstruksi TR-3 ................................................................................... 17
Gambar 2. 6 konstruksi TR-4 ................................................................................... 18
Gambar 2. 7 konstruksi TR-5 ................................................................................... 18
Gambar 2. 8 ketentuan umum sambungan pelanggan.............................................. 20
Gambar 2. 9 ketentuan umum sambungan pelanggan.............................................. 21
Gambar 3. 1 Feeder (penyulang) 20 KV PT PLN (Persero) UP3 Binjai ULP Rayon
Stabat ......................................................................................................................... 23
Gambar 3. 2 Tiang Listrik ........................................................................................ 26
Gambar 3. 3 Kabel LVTC ........................................................................................ 27
Gambar 3. 4 suspension clam bracket ...................................................................... 28
Gambar 3. 5 Tali tambang ........................................................................................ 28
Gambar 3. 6 pekerja mengikat tali panjat ke tiang distribusi .................................. 29
Gambar 3. 7 Tang kombinasi ................................................................................... 30
Gambar 3. 8 Kunci kuncinya.................................................................................... 30
Gambar 3. 9 Topi Pelindung .................................................................................... 31
Gambar 3. 10 Sepatu Pelindung ............................................................................... 32
Gambar 3. 11 Rompi Pelindung ............................................................................... 33
Gambar 3. 12 proses pendirian tiang ....................................................................... 33
Gambar 3. 13 pemasangan suspension bracket ........................................................ 34
Gambar 3. 14 pekerja memasang kabel SUTR ........................................................ 35
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 SR yand disadapkan dari JTR dengan rugi tegangan SR= 2% ................ 19
Tabel 3. 1 Jumlah Panjang Jaringan Distribusi Di Daerah Pelayanan PT PLN
(Persero) UP3 Binjai ULP Rayon Stabat. .................................................................. 24
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
Secara umum sistem tenaga listrik terdiri dari empat komponen utama,
yaitu pembangkit, transmisi, distribusi dan beban. Selanjutnya proses
pengiriman daya listrik dilakukan secara bertahap dimulai dari sistem
pembangkitan kemudian disalurkan ke jaringan transmisi, dan disalurkan
ke beban – beban menggunakan saluran distribusi. Kebutuhan energi listrik
bagi masyarakat terus meningkat seiring dengan meningkatnya gaya hidup dan
peralatan yang dipakai. Kondisi ini mensyaratkan ketersediaan energi listrik
yang efisien dan berkualitas. Efisien dalam pengertian energi yang diproduksi
dapat digunakan secara maksimal oleh pelanggan atau tidak mengalami
kehilangan energi pada jaringan maupun peralatan listrik seperti trafo
Kehilangan energi perlu diprediksi dan diantisipasi agar terjadi dalam batas
normal dan wajar.Berkualitas berarti pengaturan energi listrik sesuai dengan
peralatan yang digunakan.
Pada pengoperasian sistem tenaga listrik diperlukan kualitas dan
tingkat keandalan yang baik, salah satunya adalah tegangan yang sampai ke
pelanggan tidak mengalami drop tegangan atau tegangan turun di bawah
standarisasi dari PLN. Faktor kualitas ditentukan dari pusat pembangkitan
yang terdiri dari generator dan trafo step up, saluran transmisi yang
bertegangan tinggi/ekstra tinggi dan pada jaringan distribusi. Jaringan
distribusi adalah energi listrik yang disalurkan dari penyulang gardu induk (GI)
melalui jaringan tegangan menengah (JTM) ke sisi primer trafo distribusi step
down 20/11kV dirubah ke sistem tegangan rendah (TR) pada bagian sekunder
trafo yaitu 380/220 volt yang disesuaikan dengan nameplate pada trafo. Dari
sisi sekunder trafo kemudian didistribusikan ke masing-masing pelanggan
jaringan tegangan rendah (JTR). Pengaturan tegangan dan turun tegangan
menurut SPLN No.72 tahun 1987 yaitu “turun tegangan yang diperbolehkan
pada JTM dan JTR adalah 2% dari tegangan kerja untuk sistem spindle/gugus
dan 5% dari tegangan kerja yaitu untuk sistem radial di atas tanah dan sistem
simpul tergantung kepadatan beban”.
2
Permasalahan listrik yang sering dirasakan oleh masyarakat adalah
masalah drop tegangan ujung. Salah satu daerah yang mengalami masalah
drop tegangan adalah daerah jln. Sidomulyo PLN STABAT. Drop tegangan
pada pelanggan di daerah ini melebihi 5% dari standar yang diperbolehkan
PLN. Tegangan listrik yang terukur pada siang hari yaitu jam 12.00 adalah
198V dan pada malam hari saat terjadi beban puncak jam 19.00 adalah 139V
dan terjadi pada lokasi pelanggan JTR paling ujung. Dengan tegangan yang
sangat rendah maka peralatan– peralatan listrik pada pelanggan dan alat-alat
elektronika akan menjadi cepat rusak. Saat terjadi beban puncak, konsumen
tidak bisa menyalakan TV,radio, kulkas dan alat elektronik lainnya. Selain itu
beban-beban lampu seperti lampu TL/neon tidak bisa menyala dan lampu pijar
dapat dinyalakan tetapi nyalanya redup setengah lilin.
Cara untuk memperbaiki drop tegangan pada jaringan tegangan rendah
diantaranya adalah dengan metoda tap changer (pemilihan level tap-tap
tegangan pada trafo), penambahan trafo sisipan/gardu sisipan dan
rekonfigurasi jaringan (meliputi : pengalihan jaringan, penambahan jaringan,
pergantian jaringan baru). Berdasarkan standar PLN yang telah disebutkan di
atas dan mengacu dari teori mengenai konfigurasi jaringan yang menyatakan
bahwa “faktor- faktor yang mempengaruhi dalam memilih konfigurasi sistem
distribusi adalah : 1. kontinuitas pelayanan tenaga listrik yang baik, kualitas
tegangan listrik yang baik, dan kuantitas tenaga listrik” 2. Maka dalam hal ini
rekonfigurasi yang akan dilakukan pada daerah jln. Sidomulyo PLN ULP
STABAT adalah instalasi ulang dan pengalihan jaringan yang meliputi :
pergantian kabel JTR dan penambahan jaringan baru pada beberapa line JTR
yang jarak sambungannya serta jumlah tarikan tidak memenuhi standar PLN.
Nantinya rekonfigurasi dilakukan dengan memperhatikan faktor-faktor dalam
pemilihan konfigurasi, yaitu faktor kualitas, hasil, dan teknis pemasangan di
lapangan serta faktor efesiensi biaya investasi pembuatannya. Sehingga
rekonfigurasi jaringan merupakan cara untuk memperbaiki drop tegangan
pada sistem JTR di PT PLN (Persero) UP3 Binjai ULP Rayon Stabat
3
a. Latar belakang pendirian proyek/perusahaan
➢ Sejarah Pembentukan PLN
PT.PLN (Persero) atau Perusahaan Listrik Negara merupakan salah satu unit
usaha milik negara, yang bergerak dalam distribusi listrik bagi masyarakat umum.
PT.PLN (Persero) merupakan perusahaan Negara sebagai sarana penyedia Listrik
yang diawasi dan dimonitor oleh aparat-aparat eksekutif maupun legislatif daerah.
Ketenagalistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, ketika beberapa
perusahaan Belanda mendirikan pembangkitan tenaga listrik untuk keperluan
sendiri. Pengusahaan tenaga listrik untuk kepentingan umum dimulai sejak
perusahaan swasta Belanda N.V. NIGM memperluas usahanya di bidang tenaga
listrik, yang semula hanya bergerak di bidang gas. Kemudian meluas dengan
berdirinya perusahaan swasta lainnya.
Menurut para ahli, Listrik tak bisa lepas dari kehadiran PLN. PLN atau
Perusahaan Listrik Negara sebagai penyuplai listrik di seluruh Indonesia memiliki
motto “Listrik untuk Hidup yang lebih Baik”. Tentunya motto tersebut sangatlah
tepat mengingat listrik memang telah mengubah sejarah kehidupan manusia. PT.
PLN (Persero) telah secara konsisten melaksanakan usaha penyediaan tenaga listrik
yang handal dengan tingkat harga yang terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat,
sehingga sektor ketenagalistrikan merupakan elemen sentral dari strategi
pertumbuhan ekonomi yang cepat dan pemerataan pembangunan sosial di
Indonesia ini sesuai dengan tujuan didirikannya PT. PLN (Persero) berdasarkan
Undang-Undang No. 15 Tahun 1985.
Menurut Saripudin, Aip (2001) Listrik merupakan energi yang paling
banyak dimanfaatkan manusia serta merupakan sumber energi yang sangat penting
bagi manusia. Terdiri dari 5 golongan yaitu Sosial, Rumah Tangga, Bisnis ,
Industri, Kantor Pemerintahan dan Penerangan fasilitas umum sangat memerlukan
listrik untuk kehidupan sehari-hari. Contoh yang paling mudah tetapi paling penting
adalah untuk penerangan. Namun beberapa dari kita mungkin tidak pernah berpikir
seperti apa hidup tanpa listrik.
4
• Masa Kolonial Hindia Belanda
Kelistrikan di Hindia Belanda dimulai pada tahun 8 ketika perusahaan
listrik pertama yang bernama Nederlandche Indische Electriciteit Maatschappij
(NIEM atau Perusahaan Listrik Hindia Belanda), yang merupakan perusahaan
yang berada di bawah N.V. Handelsvennootschap yang sebelumnya bernama
Maintz & Co. Perusahaan ini berpusat di Amsterdam, Belanda.
NIEM berekspansi ke Surabaya dengan mendirikan perusahaan gas yang
bernama Nederlandsche Indische Gas Maatschappij (NIGM) hingga akhir abad
XIX. Pada tahun 1909, perusahaan ini diberi hak untuk membangun beberapa
pembangkit tenaga listrik berikut sistem distribusinya ke kota-kota besar di
Jawa.
• Aniem (1909-1942)
Di Surabaya, perusahaan gas NIGM (Nederlandsche Indische Gas
Maatschappij) pada tanggal 26 April 1909 mendirikan anak perusahaan
Algemeene Nederlandsche Indische Electriciteit Maatschappij (ANIEM).
Dalam waktu yang tidak berapa lama, ANIEM berkembang menjadi perusahaan
listrik swasta terbesar di Indonesia dan menguasai sekitar 40% dari kebutuhan
listrik di dalam negeri. ANIEM juga melakukan percepatan ekspansi seiring
dengan permintaan listrik yang tinggi. Pada 26 Agustus 1921 perusahaan ini
mendapat konsesi di Banjarmasin yang kontraknya berlaku hingga 31 Desember
1960. Pada tahun 1937 pangelolaan listrik di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan
Kalimantan diserahkan kepada ANIEM.
ANIEM menerapkan kebijakan desentralisasi produksi dan pemasaran
dengan cara membentuk anak perusahaan. Dengan demikian maka listrik
diproduksi secara sendiri-sendiri di berbagai wilayah oleh perusahaan yang
secara langsung menangani proses produksi tersebut. Dengan demikian kinerja
perusahaan menjadi amat efektif, terutama dari segi produksi dan pemasaran.
5
• Masa Kependudukan Jepang (1942-1945)
Seandainya sejarah bisa berandai-andai, tentu bangsa Indonesia akan
dilayani oleh sistem kelistrikan yang amat efektif dari sebuah sistem usaha
peninggalan kolonial Belanda. Sayang, kinerja yang amat baik dari ANIEM
harus terputus karena pendudukan tentara Jepang di Indonesia pada tahun 1942.
Sejak pendudukan tentara Jepang, perusahaan listrik diambil alih oleh
pemerintah Jepang. Urusan kelistrikan di seluruh Jawa kemudian ditangani oleh
sebuah lembaga yang bernama Djawa Denki Djigjo Kosja.
Pengelolaan listrik oleh Djawa Denki Djigjo Sja berlangsung sampai
Jepang menyerah kepada Sekutu dan Indonesia merdeka. Ketika Jepang
menyerah kepada Sekutu, para pekerja yang bekerja di Tobu Djawa Denki
Djigjo Sja berinisiatif untuk menduduki lembaga pengelola listrik tersebut dan
mencoba mengambil alih pengelolaan. Untuk menjaga agar listrik tidak menjadi
sumber kekacauan, pada 25 Oktober 1945 pemerintah membentuk Djawatan
Listrik dan Gas Bumi yang bertugas untuk mengelola kelistrikan di Indonesia
yang baru saja merdeka. Usaha untuk mengelola kelistrikan ternyata bukanlah
pekerjaan yang mudah, di samping karena status kepemilikan pembangkit-
pembangkit yang belum jelas juga karena minimnya pengalaman pemerintah
dalam bidang kelistrikan. Sebagian besar pembangkit rusak parah karena salah
urus pada masa pendidikan tentara Jepang.
• Masa Kemerdekaan Indonesia (1945- sekarang)
Setelah diproklamirkannya kemerdekaan Indonesia, tanggal 17 Agustus
1945, perusahaan listrik yang dikuasai Jepang direbut oleh pemuda-pemuda
Indonesia pada bulan September 1945, lalu diserahkan kepada pemerintah
Republik Indonesia. Pada tanggal 27 Oktober 1945 dibentuklah Jawatan Listrik
dan Gas oleh Presiden Soekarno. Waktu itu kapasitas pembangkit tenaga listrik
hanyalah sebesar 157,5 MW.
6
➢ Logo PT. PLN (Persero)
• Bentuk Lambang
7
menampilkan kesan konstan (sesuatu yang tetap) seperti halnya listrik yang tetap
diperlukan dalam kehidupan manusia. Di samping itu biru juga melambangkan
keandalan yang dimiliki insan - insan perusahaan dalam memberikan layanan
terbaik bagi para pelanggannya.
8
b. Pemilik Proyek/Perusahaan
➢ Profil Umum PT.PLN (Persero) UP3 Binjai ULP Rayon Stabat.
Adapun Profil Organisasi PT. PLN (Persero) ULP Stabat antara lain:
9
➢ Struktur Organisasi
Berikut akan dijelaskan mengenai setiap tugas masing-masing yang terdapat dalam
bagan diatas:
1. Manajer
Manajer mempunyai tugas yaitu memimpin organisasi, mengatur
organisasi, mengendalikan organisasi, mengembangkan organisasi, mengatasi
berbagai masalah yang dihadapi organisasi, menumbuhkan kepercayaan,
meningkatkan rasa tanggung jawab, dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan
organisasi, serta menggali dan mengembangkan sumber daya yang dimiliki
organisasi atau perusahaan.
10
penyelesaian masalah K3 jika diperlukan peninjau kecelakaan insiden serius dan
memantau tindakan perbaikan serta menjamin kesesuaian perusahaan dengan
peraturan perundangan K3.
3. Analis Kinerja
Analis Kinerja mempunyai tugas mengumpulkan Sasaran Kinerja Pegawai
(SKP) sesuai dengan prosedur yang berlaku untuk keperluan penyelesaian
pekerjaan, mengidentifikasi Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) sesuai dengan
prosedur yang berlaku untuk kelancaran pelaksanaan tugas, menganalisis Sasaran
Kinerja Pegawai (SKP) sesuai dengan standar kinerja pegawai agar memperlancar
pelaksanaan tugas, melakukan koordinasi dengan unit kerja/instansi sesuai dengan
prosedur yang berlaku untuk kelancaran pelaksanaan tugas, membuat laporan hasil
pelaksanaan tugas sesuai dengan prosedur yang berlaku sebagai bahan evaluasi dan
pertanggungiawaban, serta melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan
oleh pimpinan baik secara tertulis maupun lisan.
4. Supervisor Teknik
Supervisor Teknik mempunyai tugas mengatur kerjanya para bawahannya
(staf), membuat Job Descriptions untuk staf bawahanya, bertanggung jawab atas
hasil kerja staf, memberi motivasi kerja kepada staf bawahanya, membuat jadwal
kegiatan kerja untuk karyawan, memberikan briefing bersama staf, serta membuat
planning pekerjaan harian, mingguan, bulanan, dan tahunan. Dalam melaksanakan
tugasnya, Supervisor Teknik dibantu oleh Assistant Operator/Junior Operator
Operasi Distribusi.
11
6. Supervisor Pelayanan Pelanggan & Administrasi
Supervisor Pelayanan Pelanggan & Administrasi mempunyai tugas
mengatur kerjanya para bawahannya (staf), membuat Job Descriptions untuk staf
bawahanya, bertanggung jawab atas hasil kerja staf, memberi motivasi kerja kepada
staf bawahanya, membuat jadwal kegiatan kerja untuk karyawan, memberikan
briefing bersama staf, serta membuat planning pekerjaan harian, mingguan,
bulanan, dan tahunan. Dalam melaksanakan tugasnya, Supervisor Pelayanan
Pelanggan dan Administrasi dibantu oleh Assistant Analyst/Junior Analyst
Pelayanan Pelanggan.
12
1.4. Manfaat PKLI
1. Bagi Mahasiswa :
a. Dapat mengamati secara langsung kenyataan di lapangan dan melihat
sejauh mana perkembangan teknologi yang dikaitkan dengan teori-teori
yang diperoleh dibangku perkuliahan.
b. Dapat memberikan informasi tentang bagaimana terjadinya drop
tegangan.
c. Dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berpikir mahasiswa
melalui penerapan ilmu pengetahuan dan pengalaman latihan kerja yang
diterapkan di lapangan.
3. Bagi Perusahaan
a. Perusahaan dapat melakukan sharing dengan mahasiswa mengenai
perkembangan tentang jaringan distribusi.
b. Sebagai sarana untuk memberikan kriteria tenaga kerja yang
dibutuhkan oleh PT.PLN (Persero)ULP Stabat
c. Ikut serta dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan dapat
meningkatkan kualitas manusia yang mengarahkan peningkatan
intelektual dan profesionalisme.
d. Perusahaan dapat memanfaatkan tenaga tugas mahasiswa untuk
beroperasi membantu operator PT.PLN (Persero) ULP Stabat.
13
BAB II
KAJIAN TEORI
Pada saat ini SUTR yang menggunakan kabel telah banyak digunakan
oleh PLN untuk mengurangi gangguan yang disebabkan oleh gangguan pohon
dan gangguan lain yang disebabkan oleh perbuatan manusia. Untuk kabel
sambungan rumah (SR) ke pelanggan saat ini telah digunakan twisted kabel
dengan inti penghantar ada dari material aluminium dan tembaga.
Sistem jaringan sekunder yang baik pada saat ini harus memberikan taraf
keandalan pada jaringan tegangan rendah di daerah dengan kepadatan beban
yang tinggi, dengan menjamin bahwa energi listrik yang sampai ke pelanggan
mempunyai mutu yang baik, sehingga biayanya yang tinggi dapat
14
dipertanggung jawabkan dan tingkat keandalan ini dipandang perlu. Jaringan
sekunder tegangan rendah mendapat pengisian terbanyak dari tiga atau lebih
feeder, sehingga bilamana salah satu feeder primer terganggu, sisa jaringan
sekunder akan dapat dengan mudah menampung beban dari feeder yang
terganggu itu. Sistem demikian dinamakan jaringan kedua (second contingency
network). Jaringan sekunder tegangan rendah harus didesain sedemikian rupa
hingga terdapat pembagian beban dan pengaturan tegangan (voltage
regulation) yang baik.
Sistem penyaluran daya listrik pada Jaringan Distribusi Tegangan
Rendah dapat dibedakan menjadi dua yaitu sebagai berikut:
1. Saluran Udara Tegangan Rendah (SUTR) : SUTR merupakan jaringan
kawat yang berisolasi maupun tidak berisolasi. Bagian utama dari SUTR
ini adalah tian listrik (besi, beton).Jenis penghantar yang dipakai adalah
kabel telanjang (tanpa isolasi) seperti kabel AAAC, kabel ACSR.
2. Saluran Kabel Udara Tegangan Rendah (SKUTR) : Jenis penghantar yang
dipakai adalah kabel berisolasi seperti kabel LVTC (Low Voltage Twisted
Cable).ukuran kabel LVTC adalah : 2 x 10mm2, 2 x 16mm2, 4 x 25mm2,
3 x 35mm2, 3 x 50mm2, 3 x 70mm2. Jenis kabel ini direntangkan diantara
tiang penyangga. Bagian utama adalah tiang kabel dan suspension clam
bracket yang berfungsi menahan kabel pada tiang. Jenis kabel ini sekarang
banyak digunakan dalam pemasangan JTR baru karena dianggap
konstruksi jenis ini lebih handal.
15
2.2. Kontruksi Jaringan Distribusi Tegangan Rendah
16
Gambar 2. 4 konstruksi TR-2
17
Gambar 2. 6 konstruksi TR-4
18
2. Ukuran Penghantar Minimum
Ukuran penghantar minimum saluran rumah (SLP dan SMP) ialah untuk
SLP, baik di atas ataupun di bawah tanah minimal 10mm2 .Sedangkan
untuk SMP penghantar aluminium minimal 10mm2 atau tembaga minimum
4mm2. Sambungan rumah digunakan kabel pilin berinti tembaga atau
aluminium, dengan ukuran inti tembaga adalah 4 mm2 , 6 mm2 , l0 mm2 16
mm2 , 25 mm2. Ukuran inti aluminium adalah l0mm2; 16 mm2 , 25 mm2,
35 mm2.
3. Jumlah Langganan/Sambungan Seri
Dengan memperhitungkan jatuh tegangan maksimum yang diizinkan, cos
= 0,85 impedansi saluran dan "demand factor" = 0,5, maka didapatkan
jumlah sambungan seri menurut ukuran dari jenis kabel SR, jarak SR dan
besar beban tersambung rata-rata terlihat pada Tabel 1 berikut ini.
19
makin tingginya konsumsi energi dan kerapatan beban yang harus dilayani.
Perencanaan yang baik akan memberikan kontribusi besar terhadap kualitas
dan keandalan sistem distribusi.
Kondisi ini disebabkan oleh kenyataan bahwa sistem distribusi
merupakan pelayanan energi listrik yang langsung berhubungan dengan
konsumen sehingga adanya gangguan pada sistem distribusi akan berakibat
langsung pada konsumen. Ada beberapa faktor yang berpengaruh dan perlu
diperhatikan dalam perencanaan sistem distribusi agar didapatkan hasil yang
optimal yaitu:
1. Faktor teknis.
2. Faktor ekonomis.
3. Faktor sosial.
Keterangan: :
JTR = STR s/d APP (STR + SLP + SMP + APP) SP = SLP s/d APP (SLP + SMP +
APP) SR = SLP s/d SMP (SLP + SMP)
L = 30 m u/ Kabel isolasi dipilin (LVTC) 45 m u/ Kabel jenis LVTC
T = 6 m Melintasi Simpang Jalan Umum 5,5 m Melintasi Rel Kereta Api 5 m Melintasi
Jalan Umum 4 m Tidak melintasi Jalan Umum.
20
Gambar 2. 9 ketentuan umum sambungan pelanggan
Keterangan:
1. Dari satu tiang boleh dipasang maksimum 5 SLP.
2. Dari SLP 1 boleh disambung berturut-turut (seri) maksimum 5 pelanggan
dan tetap memperhatikan beban dan susut tegangan.
3. Jarak sambungan dari tiang ke rumah atau dari rumah ke rumah maksimum
30 meter u/ SLP jenis twisted dan maksimum 45 meter u/ SLP jenis
DX/QX.
4. Jarak sambungan dari tiang ke rumah terakhir maksimum 150 meter dan
tetap memperhatikan susut tegangan yang diijinkan.
5. Susut tegangan sepanjang SR yang diijinkan maksimum 2% bila SLP
disambung pada STR, maksimum 10% bila SLP disambung pada Gardu
Trafo/peti.
6. Pada satu tiang atap boleh dipasang maksimum 3 SLP.
21
2.4. PENGATURAN TEGANGAN DAN DROP TEGANGAN
Pengaturan tegangan dan turun tegangan menurut SPLN (Standar PLN 72
tahun 1987 Pasal 4) mengenai spesifikasi desain untuk jaringan tegangan
menengah (JTM) dan jaringan tegangan rendah (JTR) adalah sebagai berikut:
1. Turun tegangan pada JTM dibolehkan:
a. 2% dari tegangan kerja sebagaimana tercantum pada ayat 22 bagi
sistem yang tidak memanfaatkan STB ) yaitu sistem Spindel dan
Gugus.
b. 5% dari tegangan kerja bagi sistem yang memanfaatkarr STB yaitu
sistem radial di atas tanah dan sistem simpul.
2. Turun tegangan pada transformator distribusi dibolehkan 3% dari
tegangan kerja.
3. Turun tegangan pada STR dibolehkan sampai 4% dari tegangan kerja
tergantung kepadatan beban.
4. Turun tegangan pada SR dibolehkan l% dari tegangan nominal. Drop
tegangan yang diijinkan untuk sistem spindel tidak boleh melebihi 2%
dari tegangan nominalnya, sedangkan untuk sistem radial drop tegangan
yang diijinkan mencapai 5%. Arus listrik yang mengalir pada saluran
yang mempunyai tahanan dan reaktansi akan menimbulkan drop
tegangan.
22
BAB III
TEKNIK PELAKSANAAN
Gambar 3. 1 Feeder (penyulang) 20 KV PT PLN (Persero) UP3 Binjai ULP Rayon Stabat
23
Tabel 3. 1 Jumlah Panjang Jaringan Distribusi Di Daerah Pelayanan PT PLN (Persero) UP3
Binjai ULP Rayon Stabat.
Pada Unit Pelayana PT PLN (Persero) UP3 Binjai ULP Rayon Stabat
terdapat beberapa tim pelayanan diantaranya PAD, Teknik (Gangguan,
HR,Penutuhan), TEL (tim Tusbung). Namun saya lebih banyak mengikuti
pekerjaandi bagian Teknik yaitu tim Gangguan dan tim HR. Tim Gangguan
adalah tim yang khusus menangani permasalahan-permasalahan atau keluhan-
keluhan dari masyarakat rumah tangga dengan memakai aplikasi khusus PLN
dengan sistem kerjanya adalah masyarakat yang mengalami permasalahan
listrik di rumah bisa di sampaikan melalui call center PLN 123, maka PLN area
akan menerima dan mengkonfirmasikan keluhan tersebut berdasarkan tim
Gangguan di rayon masing- masing. Sedangkan tim HR adalah tim PLN yang
khusus menangani masalah- masalah di jaringan distribusi termasuk masalah-
masalah kerusakan peralatan jaringan distribusi tegangan menengan (JTM) dan
jaringan distribusi tegangan rendah (JTR).
Dan salah satu masalah yang penulis ikuti adalah masalah drop
tegangan ujung yang mengharuskan konfigurasi jaringan atau penambahan
jaringan baru dan penggantian kabel yang sudah keropos (tidak layak pakai).
Setelah melakukan inspeksi maka direncanakan untuk penambahan jaringan
baru dan penggantian kabel dan untuk memperbaiki drop tegangan ujung ini
maka tim yang bertugas adalah tim HR.
24
Berdasarkan pengalaman lapangan dan waktu pelaksanaan yang sangat
singkat saya hanya dapat mengikuti beberapa kegiatan penambahan jaringan
baru dan penggantian kabel untuk memperbaiki drop tegangan ujung. Adapun
penggantian yang saya lakukan selama 1 bulan PKLI di PT PLN (Persero)
UP3 Binjai ULP Rayon Stabat adalah :
1. Pada hari rabu, 18 January 2022 di jl.Secanggang, kami melakukan
penambahan jaringan tegangan rendah dan mengganti kabel yang lama
dengan yang baru untuk saluran rumah (SR). Penambahan jaringan dan
Penggantian kabel tersebut dilakukan dikarenakan beberapa alasan yaitu,
terjadinya drop tegangan ujung terjadinya drop tegangan ujung ini
dipengaruhi sejumlah faktor yaitu: ukuran kawat penghantar yang tidak
memenuhi standar untuk banyaknya jumlah pelanggan, jumlah tarikan
melebihi batas, dan kabel keropos (sudah tak layak pakai). Untuk
mengatasi hal tersebut ada beberapa cara yaitu dengan tap changer,
pengalihan jaringan, dan rekonfigurasi jaringan(penambahan jaringan
baru dan penggantan kabel lama). Untuk itu pihak PLN memilih
melakukan rekonfigurasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam
memilih konfigurasi sistem distribusi jaringan tegangan rendah adalah :
kontinuitas pelayanan tenaga listrik yang baik, kualitas tegangan listrik
yang baik, dan kuantitas tenaga listrik.
2. Pada hari jumat 28 january 2022 di jalan kwala bingei, penulis
mengikuti melakukan penambahan jaringan baru dan penggantian kabel
lama sama seperti kejadian tanggal 18 january daerah ini juga mengalami
drop tegangan ujung. Dan pada kejadian ini pihak PLN juga memutuskan
untuk melakukan konfigurasi. Pada proses ini penambahan jaringan
dilakukan dengan menambahkan 10 tiang baru dan penggantian kabel
SR yang sudah keropos
25
3.2. Peralatan dan Prosedur Pekerjaan Projek
26
2. Kabel SUTR
Kabel digunakan sebagai penghantar tegangan ke konsumen. kabel
yang sering digunakan dalam pemasangan SUTR adalah kabel LVTC (low
voltage twisted cable). Jenis kabel ini direntangkan diantara tiang
penyangga. Bagian utama adalah tiang, kabel, dan suspension clam
bracket. Yang berfungsi menahan kabel ke tiang. Kabel ini lebih sering
digunakan karena konstruksi jenis ini lebih handal.
27
Gambar 3. 4 suspension clam bracket
28
5. Tali Panjat
Tali panjat merupakan suatu alat yang sangat sederhana yang
digunakan sebagai alat untuk menaiki tiang pada jaringan distribusi. Selain
tangga tali panjat ini juga sangat dibutuhkan untuk pemasangan SUTR,
selain sebagai alat untuk menaiki tiang distribusi, tali panjat ini juga
berfungsi sebagai penopang/penahan pada saat pemasangan SUTR. Tali
panjat ini terbuat dari tali tambang yang sangat kuat.
29
6. Tang Kombinasi
Digunakan untuk menjepit atau memotong kawat penghantar fuse link
yang berdiameter kecil.
30
Selain dari peralatan-peralatan yang di atas, untuk pekerjaan
pemasangan SUTR. para petugas juga sangat membutuhkan Alat Pelindung
Diri (APD) merupakan perlengkapan yang wajib digunakan untuk
perlindungan diri dari kemungkinan-kemungkinan bahaya yang akan di alami
pada saat melakukan pekerjaan pemasangan SUTR. Alat-alat pelindung diri
(APD) yang digunakan harus sesuai dengan potensial bahaya dan resiko
pekerjaannya sehingga efektif melindungi pekerja yang menggunakannya.
Adapun perlengkapan safety yang digunakan adalah:
1. Topi Pelindung ( Safety Helmet)
EHelmet atau topi pelindung digunakan untuk melindungi kepala dari
paparan bahaya seperti kejatuhan benda ataupun papran bahaya arus listrik,
pemakaian topi pelindung harus sesuai dengan lingkar kepala pengguna
supaya efektif untuk melindunginya. Topi pelindung ini digunakan setiap
melakukan pekerjaan di lapangan, termasuk pemasangan SUTR.
Gambar 3. 9 Topi Pelindung
31
2. Sepatu Pelindung (Safety Shoes)
Sepatu pelindung adalah perlengkanpan yang digunkan untuk
melindugi kaki dari kejatuhan benda-benda tajam dan aliran listrik.Sama
halnya dengan sarung tangan, sepatu pelindung ini juga harus terbuat dari
bahan-bahna isolator.Hal ini supaya melindungi pekerja dari terkena
kontak arus listrik.Bahan yang biasa digunakan untuk pembuatan sepatu ini
yaitu alas sepatu terbuat dari baja dan dibalut dengan karet yang tidak dapat
menghantarkan arus listrik.
Sepatu pelindung ini digunakan setiap bekerja di lapangan baik itu pada
saat penggantian Fuse Cut Out(FCO) maupun penggantian fuse link.
3. Rompi Safety
Rompi safety adalah Alat Pelindung Diri (APD) yang terbuat dari
bahan reflektor atau pemantul cahaya. Funsi dari rompi safety ini adalah
untuk terlihat oleh pekerja lain saat bekerja pada malam hari.
32
Gambar 3. 11 Rompi Pelindung
33
2. Pemasangan suspension clam bracket
Untuk memasang suspension clamp ini, harus dilakukan oleh
ahlinya agar Anda tak tersengat listrik. Klem ini berguna untuk
menahan kabel – kabel yang melintang di tiang listrik agar tidak
goyang dan jatuh. Selain itu juga berguna sebagai penyeimbang
tegangan. Sebelum memasang klem ini, pastikan bahwa Anda sudah
memakai komponen peredam listrik. Setelah itu, bukalah pengait
pada suspension clamp. Pasanglah di tempat yang tepat secara
berhati – hati. Sebisa mungkin jangan sampai Anda menyentuh
kabel ataupun besi penyangga agar Anda tak tersengat listrik.
Setelah itu ceklah apakah komponen ini sudah terpasang dengan
benar atau tidak.
34
Gambar 3. 14 pekerja memasang kabel SUTR
35
Setelah dikonfirmasi ke Mandor atau Supervisor dan diperintahkan
untuk mengeksekusi maka Petugas PLN akan melakukan dan mempersiapkan
peralatan- peralatan pekerjaan dan bahan yang dibutuhkan untuk mengatasi
kendala yang dialami masyarakat seperti, tiang, kabel, suspension, tang, kunci
pas, tali panjat, tali pre, derek, dan peralatan lainnya yang dibutuhkan untuk
pekerjaan tersebut.
Selain peralatan pekerjaan yang harus disiapkan oleh petugas,
Perlengkapan yang penting lainya yang harus disiapkan adalah APD (alat
pelindung Diri). Alat pelindung Diri(APD) dalam dunia industri dikenal
Personal Protective Equipment (PPE) adalah peralatan yang digunakan oleh
pekerja untuk melindungi diri terhadap potensi bahaya kecelakaan kerja. Dan
dalam proses pemasangan SUTR harus dikerjakan sesuai dengan SOP yang
berlaku dan di koordinir oleh mandor. Setelah semua peralatan dan
perlengkapan yang dibutuhkan maka petugas akan melakukan pemasangan
atau penggantian SUTR. Sesuai dengan Prosedur yang telah dijelaskan di atas.
36
Dengan adanya pengalaman langsung dari kegiatan PKLI ini yang
dibimbing langsung oleh para pegawai, karyawan dan supervisor PLN yang
ramah dapat mengetahui dan memahami baik teori maupun kondisi dilapangan
dan dapat mengetahui ilmu secara lapangan yang didapatkan secara teori
selama perkuliahan .
PT PLN (Persero) UP3 Binjai ULP Rayon Stabat dapat menjadi mitra
lembaga pendidikan untuk Sekolah Menengah Kejurusan (SMK) dan
Universitas/Politeknik dalam hal praktek kerja lapangan industri. Keadaan ini
didukung dengan penerimaan dan bimbingan dari PT PLN (Persero) UP3
Binjai ULPRayon Stabat yang baik dan ramah kepada kami dan peserta PKLI
lainnya.
Setelah melakukan PKLI selama sebulan di PT PLN (Persero) UP3
Binjai ULP Rayon Stabat, ada beberapa kendala yang kami temukan dalam
melakukan pekerjaan dan penyesuaian terhadap situasi di kantor PLN yaitu
masih kurangnya kesinambungan antara teori yanng kami dapatkan di
perkuliahan dengan yang kami lakukan di lapangan, hal ini dimungkinkan
pembahasan yang kurang mendalam di perkuliahan sesuai dengan latar
belakang kami adalah Pendidikan. Namun berkat bimbingan dan perhatian dari
bapak/ibu pegawai dan karyawanPT PLN (Persero) UP3 Binjai ULP Rayon
Stabat kami bisa memahami dengan baik.
37
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan Praktek Kerja Lapangan Industri (PKLI)
di PT PLN (Persero) UP3 Binjai ULP Stabat serta penulis juga mendapatkan
manfaat pengalaman lapangan yang banyak. Maka penulis dapat menyimpulkan
sebagai berikut:
1. Kebutuhan akan energi listrik cenderung meningkat setiap tahunnya. Hal ini
disebabkan karena semakin banyaknya penduduk memerlukan dan
menyadari arti pentingnya keandalan sistem tenaga listrik untuk menjaga
kontinuitas penyaluran tenaga listrik kepada pelanggan guna menunjang
kehidupan sehari-hari, oleh karena itu keandalan jaringan perlu diperhatikan
termasuk untuk system distribusi tegangan rendah.
4.2. Saran
38
DAFTAR PUSTAKA
39
Lampiran – Lampiran :
40
❖ Proses pengukuran tegangan Rendah
41