Anda di halaman 1dari 19

ANALISIS KONSUMSI LISTRIK DAN

TOTAL WAKTU PENGGUNAAN LAMA


LISTRIK DI PT. XYZ

Disusun :
Muklis Fatqur Rohman
NPM 03.2019.1.07561
Muhammad Fadjar Hardianto
NPM 03.2019.1.07630

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO DAN TEKNOLOGI
INFORMASI
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................................2
BAB I............................................................................................................................4
PENDAHULUAN.........................................................................................................4
1.1. Latar Belakang...................................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah..............................................................................................5
1.3. Tujuan Penelitian................................................................................................5
1.4. Batasaan Masalah...............................................................................................6
1.5. Manfaat penelitia................................................................................................6
1.6. Sistematika Penulisan.........................................................................................6
BAB II...........................................................................................................................8
TINJUAN PUSTAKA..................................................................................................8
2.1. Energi Listrik.....................................................................................................8
2.2. Sistem Tenaga Listrik.........................................................................................9
2.3 Daya Listrik......................................................................................................10
2.4. Beban Listrik....................................................................................................11
2.4.1. Jenis Beban Listrik...................................................................................12
2.4.2. Beban usaha bisnis...................................................................................13
2.4.3. Beban sosial (publik)................................................................................13
2.4.4. Beban industry..........................................................................................13
2.4.5. Analisis beban sistem...............................................................................14
2.5. Lama Waktu Pemakaian Listrik.......................................................................15
2.6. Pengertian Energi Audit...................................................................................16
2.7. Indeks Konsumsi Energi (IKE)........................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Negara Indonesia merupakan yang kaya akan sumber daya alam dan
keragaman sumber energi yang kaya, termasuk air, angin, energi matahari,
minyak, gas, batu bara, dan energi terbarukan. Dengan sumber daya energi
yang melimpah serta pengelolaan energi yang mandiri dan berkelanjutan,
negara ini tentunya tidak akan kekurangan energi, bahkan dapat mengekspor
energi, termasuk energi listrik. Konsumsi energi di pabrik produksi sangat
penting.Penggunaan energi listrik, tingkat penggunaan. Perangkat dari
lampu, perangkat elektronik hingga mesin produksi ditemukan menjadi
beberapa alat utama dalam pengoperasian peralatan produksi.
Untuk mengurangi konsumsi energi yang tidak perlu efisiensi energi
harus diupayakan karena hal ini akan menyebabkan tagihan listrik yang
lebih tinggi. Salah satu metode yang saat ini digunakan untuk
mengefisienkan penggunaan energi listrik adalah konversi energi atau audit
energi. Audit energi dilakukan untuk mengidentifikasi potensi penghematan
energi untuk semua fasilitas, fasilitas dan peralatan yang menggunakan
energi, serta kegiatan audit energi yang dilakukan. Ketahui pola konsumsi
energi Anda dan potensi penghematan energi Konversi energi adalah
peningkatan efisiensi energi yang digunakan atau proses hemat energi.
Proses ini meliputi cara menghitung daya pemakaian arus listrik di PT.
XYZ, membandingkan hasilnya dengan standar yang ada, dan mencari
solusi untuk menghemat konsumsi energi ketika konsumsi energi melebihi
standar yang ada.

Audit energi secara sederhana dapat didefinisikan sebagai sebuah


proses untuk mengevaluasi di mana sebuah bangunan atau pebrik yang
menggunkan energi dan mengidentifikasikan peluang untuk mengurangi
konsumsi. Intesitas Konsumsi Energi (IKE) adalah istilah yang digunakan
utnuk menyetakan besaran jumlah penggunaan energi tiap meter persegi
luas kotor (gross) bangunan dalam suatu kurun waktu tertentu.Audit energi
diawali dengan pengumpulan dan pengolahan data konsumsi energi di PT.
XYZ, dilanjutkan dengan perhitungan Intensitas Konsumsi Energi (IKE).
Variabel penelitian meliputi konsumsi energi berdasarkan audit energi awal
dan audit energi terperinci berdasarkan kondisi lokasi. Intensitas dihitung
selama audit energi pertama.
Konsumsi energi (IKE) setiap motor yang digunakan di PT. XYZ
sesuai dengan penggunaan dan didasarkan pada data pabrik historis. Audit
energi terperinci melihat secara rinci konsumsi energi listrik dari berbagai
perangkat yang mengkonsumsi energi listrik dan waktu penggunaannya
untuk menghitung IKE.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka yang
menjadi rumusan masalah dalam karya tulis ini adalah:
1. Bagaimanakah penggunaan daya arus listrik pada PT. XYZ?
2. Berapa lama waktu pemakaian listrik pada PT. XYZ?
3. Berapa besar jumlah total energi terhadap energi listrik dari pengaruh
daya listrik dan lama waktu pemakaian?

1.3. Tujuan Penelitian


Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah:
1. Menentukan konsumsi daya listrik di PT. XYZ
2. Mengetahui berapa lama peralatan listrik yang telah dialiri listrik
3. Hitung jumlah total energi untuk energi listrik dari efek daya dan waktu
penggunaan.
1.4. Batasaan Masalah
Agar lebih menyederhanakan masalah, maka diberi batasan masalah
dibawah ini :
1. Dapat menggunakan Intensitas Konsumsi Energi (IKE) sebagai dasar
model awal perhitungan
2. Penelittian ini berfokus pada pengumpulan dan pengolahan data
konsumsi energi

1.5. Manfaat penelitia


Berdasarkan tujuan yang dikemukakan oleh peneliti, peneliti harus
berharap hasil penelitian ini dapat menginformasikan kepada PT. XYZ dan
menambah pengetahuan staf dan karyawan tentang bagaimana
memperkirakan kekuatan masa daya arus listrik. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat menjadi acuan dan merupakan tahap awal untuk penelitian
selanjutnya di masa yang akan datang.

1.6. Sistematika Penulisan


Dalam upaya untuk memudahkan penulisan laporan dan memudahkan
pembaca dalam mencari bagian-bagian dari laporan tersebut, maka dalam
pembuatan laporan ini dikelompokkan menjadi beberapa sub bab dengan
sistematika sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Bab ini berisi teori tentang definisi dan pengertian yang diambil dari
sumber beberapa buku atau artikel, serta beberapa literatur yang berkaitan
untuk mendukung rancangan dan bangun desain alat yang akan dibuat.

BAB III METODE PENELITIAN


Bab ini berisi tentang langkah-langkah diagram alur penelitian, untuk
menjelaskan tentang analisa yang akan dilakukan.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


Bab ini menjelaskan tentang hasil analisa alat serta perhitungan data
yang telah dibuat sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


Bab ini berisi tentang kesimpulan dan juga saran analisa yang telah
dijabarkan agar lebih mudah untuk pembaca serta untuk pengembangan
selanjutnya.
BAB II
TINJUAN PUSTAKA

2.1. Energi Listrik


Egene C. Lister menjelaskan bahwa energi adalah kemampuan untuk
melakukan kerja, energi merupakan kerja tersimpan. Pengertiaan ini
tidaklah jauh beda dengan ilmu fisika yaitu sebagai kemampuan melakukan
usaha. 8 Energi yang digunakan oleh makhluk hidup berasal dari berbagai
konsumsi makanan dan minuman. Mesin-mesin dan alat elektronik juga
memerlukan energi tersendiri namun berbeda dengan energi yang
diperlukan oleh makhluk hidup. Untuk dapat beroperasi, mesin dan alat
elektronik tersebut membutuhkan energi yang dapat menggerakkannya.
Energi yang digunakan oleh mesin-mesin berasal dari bahan bakar yang
berupa bensin, solar, dan lainnya. Sedangkan untuk alat elektronik energi
yang digunakan adalah energi listrik.
Energi menurut Eugene C. Lister yang diterjemahkan oleh Hanapi
Gunawan (1993) bahwa energi merupakan kemampuan untuk melakukan
kerja, energi merupakan kerja tersimpan. Pengertiaan ini tidaklah jauh beda
dengan ilmu fisika yaitu sebgai kemampuan melakukan usaha (Kamajaya,
1986).Energi hanya dapat diubah dari suatu bentuk ke bentuk energi yang
lain. Demikianlah pula energi listrik yang merupakan hasil perubahan energi
mekanik (gerak) menjadi energi listrik.Keberadaan energi listrik ini dapat
dimanfaatkan semaksimal mungkin. Bila daya diukur dalam watt jam,
maka:
W=Pxt
Dengan:
P = daya dalam watt
t = Waktu dalam jam
W = Energi dalam watt jam
Watt jam (wathour = Wh) merupakan energi yang dikeluarkan jika 1 watt
digunakan selama 1 jam.
Energi listrik dinamis (aliran elektron) dapat diubah menjadi energi
lain dengan tiga komponen dasar, sesuai dengan sifat arus listriknya.11
Energi listrik menjadi sebuah energi vital bagi keberlangsungan aktivitas
manusia baik bagi individu, kelompok masyarakat maupun dunia industri.
Kegiatan masyarakat cenderung meningkat dari waktu ke waktu.
Peningkatan kegiatan mendorong peningkatan pengoperasian peralatan
dengan tenaga listrik.12 Pemakai listrik dikelompokkan menjadi kelompok
rumah tangga, bisnis, industri dan publik. Perkembangan pemakaian karena
peningkatan penggunaan pemakaian daya, sehingga perlu diadakannya
peningkatan daya. Klasifikasi listrik rumah tangga 450 watt sepertinya
bergeser dan beralih meningkat diatasnya, 900 dan 1300 watt.

2.2. Sistem Tenaga Listrik


Menurut Djiteng Marsudi (2006) untuk keperluan penyediaan tenaga
listrik bagi para pelanggan, diperlukan berbagai peralatan listrik. Berbagai
peralatan listrik ini dihubungkan satusama lain yang mempunyai interrelasi
dan secara keseluruhan membentuk suatu sistem tenaga listrik. Adapun
dimaksud dengan sistem tenaga listrik di sini adalah sekumpulan pusat
listrik dan gardu induk (pusat beban) yang satu sama lain dihubungkan oleh
jaringan transmisi sehingga merupakan satu kesatuan interkoneksi.
Kebutuhan akan tenaga listrik dari pelanggan selalu bertambah dari waktu
ke waktu. Untuk tetap dapat melayani kebutuhan tenaga listrik dari para
pelanggan, maka sistem tenaga listrik harus dikembangkan seirama dengan
kenaikan kebutuhan akan tenaga listrik dari para pelanggan. Untuk dapat
melakukan hal ini dengan sebaik-baiknya maka hasil-hasil operasi perlu
dianalisa dan dievaluasi antara lain untuk menetukan:
a. Bilamana, beberapa besar dan dimana perlu dibangun pusat listrik baru,
GI baru serta saluran transmisi baru.
b. Menambah unit pembangkit dan menambah transformator dan lain-lain
c. Bilamana dan dimana saja perlu penggantian PMT dengan yang lebih
besar sebagai konsekuensi dari butir a dan b.

2.3 Daya Listrik


Daya adalah energi yang dikeluarkan untuk melakukan usaha. Dalam
sistem tenaga listrik, daya merupakan jumlah energi yang digunakan untuk
melakukan kerja atau usaha. Daya listrik biasanya dinyatakan dalam satuan
Watt atau Horsepower (HP), Horsepower merupakan satuan daya listrik
dimana 1 HP setara 746 Watt atau lbft/second.
Energi listrik adalah sejumlah daya listrik yang digunakan atau
diserap selama waktu tertentu, energi listrik diukur dengan menggunakan
alat ukur listrik yang biasa disebut dengan watt jam meter atau kWh meter
atau MWh meter. Satuan energi listrik antara lain : watt detik, Watt jam,
kilo Watt jam (kWh), Mega Watt jam (MWh). Energi listrik dapat dituliskan
dengan persamaan :
W  Pt
Keterangan:
W = Energi Listrik (Wh)
P = daya (Watt)
t = waktu
Daya adalah suatu gaya yang menyebabkan sesuatu benda dapat
bergerak (berpindah) atau jumlah kerja yang dapat dilakukan dalam satuan
waktu dan diberi simbol P dengan satuan watt atau Joule/detik dan dapat
dituliskan sebagai berikut :
P=Vxl
Keterangan:
P = daya (Watt)
V = tegangan (Volt)
I = arus (Amper)
Energi listrik dalam proses pemesinan dihitung berdasarkan seberapa
besar konsumsi daya yang digunakan dalam peride waktu proses.Dalam
prosesnya, nilai daya listrik tidak 100% ditransformasi menjadi daya
mekanik berguna untuk proses pemotongan material, dimana selama proses
juga terdapat kehilangan energi akibat gesekan yang terjadi pada elemen
mesin yang berputar yang bertransformasi menjadi panas.

2.4. Beban Listrik


Pengembangan sistem ketenagalistrikan tidak lepas dari
pengembangan sistem distribusi dan dalam pengembangan sistem distribusi
tenaga listrik ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, salah satunya adalah
karakteristik beban pada jaringan distribusi tenaga listrik. Dalam sistem arus
bolak-balik (arus AC), karakteristik beban listrik dikelompokkan menjadi
tiga macam, yaitu : beban resitif, beban induktif, dan beban kapasitif. Dari
ketiga sifat beban listrik di atas yang paling berdampak pada sistem
distribusi tenaga listrik adalah sifat dari beban induktif, karena sifat dari
beban ini dapat menimbulkan gangguan pada sistem distribusi tenaga listrik.
Karakteristik beban yang banyak disebut dengan pola pembebanan
pada sektor perumahan ditunjukkan oleh adanya fluktuasi konsumsi energi
elektrik yang sangat besar. Hal ini disebabkan konsumsi energi elektrik
tersebut lebih dominan di malam hari. Sedangkan pada sektor industri,
fluktuasi konsumsi energi sepanjang hari akan hampir sama, sehingga
perbandingan beban puncak dengan beban rata-rata hampir mendekati satu.
Beban pada sektor komersial dan usaha mempunyai karakteristik yang
hampir sama, hanya pada sektor komersial akan mempunyai beban puncak
yang lebih tinggi pada waktu malam hari. Tenaga listrik yang
didistribusikan ke pelanggan (konsumen) digunakan sebagai sumber daya
untuk bermacam-macam peralatan yang membutuhkan tenaga listrik sebagai
sumber energinya. 21 Peralatan tersebut umumnya bisa berupa lampu
(penerangan), beban daya (untuk motor listrik), pemanas, dan sumber daya
peralatan elektronik.
Energi utama yang digunakan pada proses produksi adalah energi
listrik dan energi uap panas. Selain kebutuhan energi listrik. Terdapat juga 1
unit genset berkapasitas 500kVA. Genset ini diperuntukkan untuk melayani
beban yang penting saja. Energi yang digunakan di dalam pengoperasian
pabrik sehari-hari adalah energi listrik yang disuply dari PLN. Terdapat 1
(satu) unit trafo utama dengan kapasitas 6000 kVA untuk menurunkan
tegangan dari 20 kV menjadi 6 kV. Untuk merencanakan suatu sistem
distribusi tenaga listrik maka salah satu hal yang harus diperhatikan
merupakan beban listrik. Untuk mengetahui beban listriknya ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan antara lain:

2.4.1. Jenis Beban Listrik


Jenis beban listrik menurut daerah biasanya digolongkan dalam
beberapa bagian (Amrullah, 1985), yaitu:
1. Berdasarkan lingkungan atau lokasi
a. Beban pusat perkantoran.
b. Beban perumahan.
c. Beban perumahan luar Kabupaten.
d. Beban pedesaan.
2. Berdasarkan jenis pelanggan
a. Pelangganan umum.
b. Pelanggan industry.
3. Berdasarkan jadwal pelayanan
a. Beban perumahan.
b. Beban penerangan jalan.
c. Beban perkantoran.
d. Beban industri.
4. Berdasarkan jenis pelanggan
5. Beban perumahan
Beban perumahan merupakan beban yang dilayani oleh
trafo distribusi yang terdiri dari seluruh atau sebagian besar
merupakan tempat tinggal penduduk. Pada beban perumahan
kebutuhan maksimum biasanya berlangsung dimalam hari jam 17:00
– 22:00 dan biasanya sangat bervariasi sesuai dengan kebiasaan
penduduk setempat dalam mengkonsumsi energi listrik. Jumlah
anggota rumah tangga menjadi salah satu faktor penentu pemakaian
energi listrik yang dikonsumsi rumah tangga, sebagian besar
digunakan untuk penerangan, peralatan rumah tangga seperti TV,
radio, setrika, pompa air, keperluan memasak dan lain sebagainya

2.4.2. Beban usaha bisnis


Beban usaha merupakan beban pelanggan yang terdiri dari
suatu kelompok perdagangan atau usaha seperti pertokoan, rumah
makan, dan lain sebagainya. Pada umumnya beban komersial ini
terletak di pusat kabupaten. Beban puncak umumnya terjadi pada
pagi hari sekitar pukul 09:00 sampai malam hari kira-kira 21:00.

2.4.3. Beban sosial (publik)


Beban sosial merupakan beban pelanggan yang terdiri dari
tempat-tempat sosial seperti rumah sakit, sekolah, tempat
beribadah dan lain sebagainya.Beban puncak umumnya terjadi
pada siang hari dan malam hari.

2.4.4. Beban industry


Beban industri merupakan beban pelanggan yang terdiri
dari kelompok pabrik-pabrik atau industri. Beban ini biasanya
terpisah dari perumahan penduduk untuk mencegah terjadinya
fluktasi tegangan yang sering terjadi di industri yang menggangu
peralatan rumah tangga setempat.Beban yang biasnya terdapat di
industri berupa lampu sebagai penerangan dan motormotor listrik.
Kapasitas daya yang digunakan oleh industri pada umumnya lebih
besar dibandingkan dengan pelanggan lainnya. Beban puncak
biasanya terjadi pada siang hari karena motor-motor listrik
beroperasi atau berproduksi saat-saat tersebut
2.4.5. Analisis beban sistem
Beban sistem tenaga listrik merupakan pemakaian tenaga
listrik dari para pelanggan listrik. Oleh karenanya, besar kecilnya
beban beserta perubahannya tergantung pada kebutuhan para
pelanggan akan tenaga listrik. Tidak ada perhitungan eksak
mengenai besarnya beban sistem pada suatu saat, yang bisa
dilakukan hanyalah membuat perkiraan beban. Dalam
pengoperasian sistem tenga listrik harus selalu diusahakan agar
daya yang dibangkitkan sama dengan beban sistem Maka masalah
perkiraan beban merupakan masalah yang sangat menentukan bagi
kelembagaan listrik baik segi-segi manajerial maupun bagi segi
operasional, oleh karena itu perlu mendapat perhatian khusus.
Untuk dapat membuat perkiraan beban yang sebaik mungkin perlu
beban sistem tenaga listrik yang sudah terjadi di masa lalu
dianalisa. Menurut Djiteng Marsudi (2006) pembagian kelompok
perkiraan beban yaitu:
1) Perkiraan beban jangka panjang Perkiraan beban jangka panjang
adalah untuk jangka waktu di atas satu tahun. Dalam perkiraan
beban jangka panjang masalah-masalah makro ekonomi yang
merupakan masalah ekstern kelembagaan listrik merupakan faktor
utama yang menentukan arah perkiraan beban.
2) Perkiraan beban jangka menengah Perkiraan beban jangka
menengah adalah untuk jangka waktu dari satu bulan sampai
dengan satu tahun. Poros untuk perkiraan beban jangka menengah
adalah perkiraan beban jangka panjang.
3) Perkiraan beban jangka pendek Perkiraan beban jangka pendek
adalah untuk jangka waktu beberapa jam sampai satu minggu
(168 jam). Dalam perkiraan beban jangka pendek batas atas untuk
beban maksimum dan batas bawah untuk beban minimum yang
ditentukan dalam perkiraan beban jangka menengah.
2.5. Lama Waktu Pemakaian Listrik
Lama waktu pemakaian listrik dapat dikatakan sebagai konsumsi
energi listrik yang kita gunakan untuk memenuhi kebutuhan. Konsumsi
energi listrik adalah besarnya energi listrik yang digunakan lama waktu
tertentu. Konsumsi energi listrik merupakan perkalian antara daya dan
waktu pemakaian listrik (operasi). Selama ini mungkin kita sering mengira
bahwa watt yang kecil maka akan hemat biaya listrik, padahal belum tentu,
karena faktor yang menentukan jumlah listrik terpakai adalah pemakain
listrik dalam waktu jadi bukan dari watt nya.
Setrika 1 : 350 W. Kita asumsikan setrika 1 yang 350 W menyala
3.000 detik per jam, berarti setrika itu mengkonsumsi 350J/s x 3000s/h x
24h = 25.200.000 Joule per hari. Maka, konsumsi energi kulkas 1 = 25.2 MJ
per hari Setrika 2: 450 W. Kita asumsikan setrika 2 yang 450 W menyala
1.000 detik per jam, berarti setrika itu mengkonsumsi 450J/s x 1000s/h x
24h = 10.800.000 Joule per hari. Maka, konsumsi energi setrika 2 = 10.8 MJ
per hari Berdasarkan hasil, ternyata kulkas yang 450 Watt lebih dari 57%
lebih hemat daripada kulkas yang 300 Watt. Pada umumnya saat seseorang
membeli setrika, hal pertama kali yang ia lihat adalah besar kecilnya watt
yang digunakan setrika itu. Kemudian ia tentunya akan menganggap bahwa
setrika yang 300 watt akan lebih hemat penggunaan listrik dibandingkan
setrika 450 watt. Jadi, dapat kita simpulkan bahwa nilai Watt pada alat
listrik belum tentu menjelaskan banyaknya energi yang dikonsumsi. Oleh
sebab itu, sangat baik jika kita mengetahui jumlah konsumsi energi yang
dihabiskan dalam suatu peralatan listrik yang kita gunakan. Penggunaan
lampu dan TV biasanya dipakai per jam, jadi perlu dilabel dalam MJ atau kJ
per jam. Lemari es umumnya dipakai terus-menerus per hari atau per bulan,
jadi sebaiknya dilabel berapa MJ dikonsumsinya per hari atau per bulan.
Pemakaian energi listrik pada suatu beban ditentukan oleh daya listrik suatu
peralatan dan berapa lama alat tersebut dioperasikan. Semakin lama waktu
alat elektronik beroperasi maka energi yang akan dikonsumsi pun akan
semakin besar. Berikut ini persamaannya:
W=P×t
Keterangan :
W = Energi Listrik (Joule)
P = Daya Listrik (Watt)
t = Satuan Waktu (Hour)

2.6. Pengertian Energi Audit


Energi audit adalah proses evaluasi pemanfaat energi dan identifikasi
peluang penghematan energi serta rekomendasi peningkatan efisiensi pada
suatu perusahaan. Sedangkan arti kata Audit sendiri dalam arti luas
bermakna evaluasi terhadap suatu organisasi, sistem, proses, atau produk.
Audit dilaksanakan oleh pihak yang kompeten, objektif, dan tidak memihak,
yang disebut auditor. Tujuannya adalah untuk melakukan verifikasi bahwa
subjek dari audit telah diselesaikan atau berjalan sesuai dengan standar,
regulasi, dan praktik yang telah disetujui dan diterima. Audit energi
dilakukan adalah untuk mengidentifikasi potensi penghematan energi pada
seluruh sarana, fasilitas dan peralatan yang menggunakan energi, kegiatan
audit energi dilakukan untuk mengetahui pola penggunaan energi dan
potensi penghematan energi.
Energi audit adalah proses evaluasi pemanfaat energi dan identifikasi
peluang penghematan energi serta rekomendasi peningkatan efisiensi pada
suatu perusahaan. Sedangkan arti kata Audit sendiri dalam arti luas
bermakna evaluasi terhadap suatu organisasi, sistem, proses, atau produk.
Audit dilaksanakan oleh pihak yang kompeten, objektif, dan tidak memihak,
yang disebut auditor. Tujuannya adalah untuk melakukan verifikasi bahwa
subjek dari audit telah diselesaikan atau berjalan sesuai dengan standar,
regulasi, dan praktik yang telah disetujui dan diterima.
Tahapan audit energi dibagi menjadi 3 tahap yaitu :
a. Tahap 1: audit energi awal : Pengumpulan dan penyusunan data historis
energi tahun sebelumnya Menghitung Intensitas Konsumsi Energi (IKE)
tahun sebelumnya Bandingkan dengan standard IKE Hemat Sedang
Boros
b. Tahap 2: audit energi rinci : Jika ada indikasi pemborosan, baru
dilakukan tahapan berikut Lakukan penelitian dan pengukuran konsumsi
energi Bandingkan hasil pengukuran dengan standard IKE Identifikasi
kemungkinan Peluang Hemat Energi (PHE) Analisis PHE Rekomendasi
PHE
c. Tahap 3. Implementasi : Implementasikan rekomendasi dari hasil analisis
phe re enginering investasi tambahan investasi baru lakukan monitoring
dan evaluasi terhadap implementasi kemungkinan hasil baik ada peluang
lebih baik
Manajemen energi didefinisikan sebagai pendekatan sistematis dan
terpadu untuk melaksanakan pemanfaatan sumber daya energi secara
efektif, efisien dan rasional tanpa mengurangi kuantitas maupun kualitas
fungsi utama gedung. Langkah pelaksanaan manajemen energi yang paling
awal adalah audit energi. Audit energi ini meliputi analisis profil
penggunaan energi, mengidentifikasi pemborosan energi dan menyusun
langkah pencegahan. Dengan audit energi, dapat diperkirakan energi yang
akan dikonsumsi sehingga dapat diketahui penghematan yang bisa
dilakukan (Hilmawan, 2009).
Audit energi industri meliputi energi listrik kantor, listrik fasilitas
umum, listrik unit produksi energi bahan bakar bbm/gas keperluan kantor
bbm/gas keperluan produksi. Objek listrik yang diaudit yaitu, kualitas daya,
meliputi rugi tegangan, rugi daya harmonik. Karakteristrik sistem meliputi
jaringan peralatan sistem, perlengkapan sistem dan pengoperasian sistem.
Audit energi (energy audit) adalah nama populer untuk heat balance atau
energy balance yang digunakan para engineer beberapa tahun lalu. Ini
merupakan survai teknis yang berguna dalam mengidentifikasi peluang
penghematan energi dan memungkinkan potensi ini diimplementasikan pada
proyek - proyek konservasi energy. Biasanya audit energi dikerjakan dalam
dua tingkat, yakni :
1. audit energi awal (preliminary)
2. audit energi rinci (detailed)
Audit Energi Awal ( Preliminary Energy Audit ), atau survey awal (initial
survey) terdiri dari sebagai berikut :
1. Pengumpulan data awal yang sudah tersedia,
2. Pengamatan ( walk through ) kondisi umum operasi peralatan
3. Standard pemeliharaan dan tingkat pengendalian manajemen terhadap
operasi.
Tujuan dari audit energi awal adalah mengidentifikasikan dan
menghitung penghematan dalam bidang pemakaian dan biaya energy.
Rekomendasi audit energi awal terdiri atas item :
1. Housekeeping, cara pengoperasian dan perawatan mesin secara umum
2. Pengeluaran modal (capital), termasuk diantaranya modifikasi, upgrading
atau proyek penggantian mesin.
Variabel penelitian meliputi jumlah pemakaian energi berdasarkan
audit energi awal dan audit energi rinci berdasarkan kondisi di lapangan.
Pada audit energi awal akan dihitung besarnya Intensitas Konsumsi Energi
(IKE) tiap motor yang digunakan pada milling A sesuai pemakaian
berdasarkan data historis pabrik. Pada audit energi rinci akan dihitung IKE
berdasarkan observasi penggunaan energi listrik secara detail dengan
berbagai peralatan yang mengkonsumsi energi listrik dan waktu
penggunaannya. Alat yang digunakan untuk menghitung pemakaian energi
di PT. XYZ adalah:
1. Tang Ampere
2. Komputer
3. Alat Tulis
Pengambilan data berdasarkan pada nilai terukur yang terbaca pada
kWh meter ditiap-tiap unit yang terletak pada ruang kontrol panel dan
pengukuran langsung dengan menggunakan tang ampere untuk mengukur
arus dan tegangan antara celah kawat fasa, setelah itu mencatat nilai yang
muncul pada tang ampere.

2.7. Indeks Konsumsi Energi (IKE)


Intensitas Konsumsi Energi (Energy Use Intensity) atau IKE (EUI)
berdasarkan formula perhitungan dalam Peraturan Gubernur DKI Jakarta
No. 38 tahun 2012 adalah besar energi yang digunakan suatu bangunan
gedung perluas area yang dikondisikan dalam satu bulan atau satu tahun.
Area yang dikondisikan adalah area yang diatur temperatur ruangannya
sedemikian rupa sehingga memenuhi standar kenyamanan dengan udara
sejuk disuplai dari sistem tata udara gedung. IKE dijadikan acuan untuk
melihat seberapa besar konservasi energi yang dilakukan gedung tersebut.
Bila diindustri/pabrik, istilah yang digunakan dan serupa tujuannya adalah
konsumsi energi spesifik (Spesific Energy Consumption) yaitu besar
penggunaan energi untuk satuan produk yang dihasilkan. Berdasarkan
Peraturan Gubernur No. 38 tahun 2012, standar IKE untuk berbagai
tipe/fungsi bangunan adalah sebagai berikut. Pada hakekatnya Intensitas
Konsumsi Energi ini adalah hasil bagi antara konsumsi energi total selama
periode tertentu (satu tahun) dengan luasan bangunan. Satuan IKE adalah
kWh/m2 per tahun. Dan pemakaian IKE ini telah ditetapkan di berbagai
negara antara lain ASEAN dan APEC. Menurut hasil penelitian yang
dilakukan oleh ASEAN-USAID pada tahun 1987 yang laporannya baru
dikeluarkan tahun 1992, target besarnya Intensitas Konsumsi Energi (IKE)
listrik untuk Indonesia adalah sebagai berikut:
(Direktorat Pengembangan Energi) IKE untuk perkantoran (komersil)
adalah 240 kWh/m2 per tahun, pusat belanja 330 kWh/ m2 per tahun, hotel/
apartemen: 300 kWh/ m2 per tahun dan untuk rumah sakit: 380 kWh/ m2
per tahun. Jika nilai IKE lebih rendah daripada batas bawah, maka bangunan
gedung tersebut dikatakan hemat energi sehingga perlu dipertahankan
dengan melaksanakan aktivitas dan pemeliharaan sesuai dengan standar
prosedur yang telah ditetapkan perusahaan. Jika nilai IKE berada di antara
batas bawah dan acuan, maka bangunan gedung tersebut dikatakan agak
hemat sehingga perlu meningkatkan kinerja dengan melakukan tuning up.
Jika di antara acuan dan batas atas, maka bangunan gedung tersebut
dikatakan agak boros sehingga perlu melakukan beberapa perubahan. Bila
di atas batas atas, maka perlu dilakukan retrofitting atau replacement.
Intensitas Konsumsi Energi (IKE) adalah istilah yang digunakan untuk
menyatakan besarnya jumlah penggunaan energi tiap meter persegi luas
kotor (gross) bangunan dalam suatu kurun waktu tertentu. Penggunaan
energi dapat dihitung jika diketahui:
1. Rincian luas bangunan gedung dan luas total bangunan gedung (m2 ).
2. Konsumsi Energi bangunan gedung per tahun (kWh/tahun).
3. Intensitas Konsumsi Energi (IKE) bangunan gedung per tahun
(kWh/m2 /tahun). 4. Biaya energi bangunan gedung (Rp/kWh).
Total Konsumsi ( KWh)
𝐼𝐾𝐸 ( 𝐾𝑊ℎ 𝑚2 ) =
Total Luas Lantai(m2)

Anda mungkin juga menyukai