Anda di halaman 1dari 18

Powered by TCPDF (www.tcpdf.

org)
STUDI SISTEM PLTS, PERHITUNGAN RASIO PERFORMANSI DAN
EFISIENSI KONVERSI ELEKTRIK SISTEM
(Studi Kasus PLTS Cirata 1 MW)

PROPOSAL STUDI ENERGI TERBARUKAN

Makalah sebagai salah satu syarat


nilai tugas mata kuliah energi terbarukan
Program Studi Magister Teknik Mesin
Institut Teknologi Bandung

Oleh:

Nama Mahasiswa: NIM


1. Muhammad Azka 23118002
2. Yasmin Zulfati Yusrina 23118003
3. Adams Rizan Abdalla 23118009
4. Wildan Rahmawan Ruiss 23118012

FAKULTAS TEKNIK MESIN DAN DIRGANTARA


INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
NOVEMBER 2018
8
DAFTAR ISI

Bab I. Pendahuluan..........................................................................................3

I.1 Latar Belakang......................................................................................3

I.2 Tujuan...................................................................................................5

Bab II. Kebutuhan Data dan Keuntungan Bagi Perusahaan..............................6

II.1 Kebutuhan Data.....................................................................................6

II.2 Keuntungan Bagi Perusahaan...............................................................6

Bab III. Metodologi Analisis..............................................................................7

III.1 Studi Sistem PLTS Cirata 1 MW..........................................................7

III.2 Performance Ratio................................................................................7

III.3 Efisiensi Konversi Energi Listrik..........................................................8

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................9

2
Bab I Pendahuluan

I.1 Latar Belakang


Energi surya merupakan energi yang berupa panas dan cahaya yang
bersumber dari matahari. Energi surya dihasilkan dari reaksi fusi di matahari
secara terus menerus dan kemudian diradiasikan hingga mencapai bumi dan
dimanfaatkan oleh manusia sebagai sumber energi. Besarnya energi surya yang
dihasilkan oleh matahari ketika mencapai bumi menurut Abbot dan Johnson
(dalam Duffie and Beckman, 2006), yakni masing-masing sebesar 1322 W/m2 dan
1395 W/m2, sementara beberapa hasil penelitian menggunakan pesawat, balon
udara maupun spacecraft dengan mengukur langsung energi surya saat mencapai
atmosfer rata-rata mencapai 1353 W/m2 (Duffie and Beckman, 2006).
Pemanfaatan energi surya dapat dilakukan secara langsung maupun tidak
langsung dengan mengubah energi surya menjadi bentuk energi lain sebelum
dimanfaatkan oleh manusia. Contoh pemanfaatan energi surya secara langsung
dapat dilihat pada proses pengeringan langsung dengan menggunakan panas dan
cahaya matahari secara langsung untuk meneringkan suatu bahan dan menurunkan
kadar air pada bahan yang dikeringkan tersebut. Pemanfaatan energi surya secara
tidak langsung dilakukan dengan memanfaatkan teknologi yang dapat mengubah
energi surya baik dalam bentuk panas maupun cahaya menjadi bentuk energi
listrik.
Salah satu teknologi pemanfaatan energi surya adalah teknologi photovoltaic
(PV), yakni teknologi yang dapat mengubah cahaya matahari menjadi energi
listrik secara langsung. Ketika foton mengenai suatu material semikonduktor,
seperti silikon, maka material tersebut akan mengemisikan elektron-elektron
sehingga terjadi perbedaan potensial (Sen, 2008). Teknologi PV saat ini semakin
berkembang luas seiring dengan tren pemanfaatan energi ke arah energi
terbarukan yang ramah lingkungan. Semakin besarnya perkembangan teknologi
PV dan semakin banyaknya penggunaan teknologi PV saat ini membuat PV
sebagai salah satu solusi untuk menyediakan sumber energi terbarukan yang
ramah lingkungan serta memiliki biaya pokok pembangkitan yang rendah jika
dibandingkan dengan sumber energi listrik yang bersumber dari energi fosil.

3
Menurut Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dalam Kompas
(2018), pemanfaatan energi surya di Indonesia masih sangat kecil, dimana dari
keseluruhan total potensi energi surya hanya 0,05% yang baru dimanfaatkan
sehingga masih banyak tantangan dalam pengembangan energi surya di Indonesia.
Salah satu tantangan dalam pengembangan energi surya di Indonesia adalah biaya
produksi PLTS yang tinggi dan masih sedikitnya pemahaman teknologi
pembangkit listrik tenaga surya baik off grid maupun on grid. Kurangnya
kemampuan sumber daya manusia (SDM) dalam penguasaan teknologi PLTS
juga menjadi salah satu tantangan untuk pengembangan pembangkit PLTS di
Indonesia.
Salah satu usaha yang dilakukan oleh PT PLN Persero yang terdapat pada
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025, target penggunaan
energi surya di Indonesia mencapai 1047 MegaWattpeak (MWp) sampai dengan
tahun 2025 (Kompas, 2018). Sampai dengan tahun 2018, jumlah pembangkit
energi surya (PLTS) baru mencapai 94,42 MWp sehingga untuk memenuhi
RUPTL PT. PLN 2025 diperlukan usaha yang lebih untuk mengembangkan dan
menguasai teknologi PLTS.
Kebutuhan akan pengembangan PLTS menjadi sangat penting untuk saat ini
di Indonesia karena dengan melakukan pengembangan PLTS maka sumber energi
listrik yang berasal dari diesel (PLTD) dapat disubstitusi secara bertahap
khususnya bagi daerah-daerah dan pulau-pulau yang sulit dijangkau oleh akses
suplai bahan bakar diesel. Menurut Safkaur dalam harian Detik (2018), meskipun
biaya investasi PLTS lebih besar dibandingkan dengan biaya investasi
pembangkit listrik lainnya, namun PLTS memiliki biaya operasional yang jauh
lebih rendah dibandingkan dengan pembangkit lainnya khususnya bila
dibandingkan dengan PLTD yang membutuhkan bahan bakar terus menerus
selama operasionalnya.
Pentingnya pengembangan PLTS di Indonesia dan pentingnya menjawab
tantangan pengembangan PLTS sesuai dengan RUPTL PT. PLN tahun 2025
untuk memenuhi target pengembangan dan pemanfaatan energi surya di
Indonesia, maka dilakukan studi mengenai PLTS yang dilakukan di PLTS Cirata
1 MW serta dilakukan analisis mengenai RASIO PERFORMANSI dan efisiensi

4
konversi energi surya menjadi energi listrik dari hasil studi di PLTS Cirata 1 MW.
Hasil studi yang telah dilakukan kemudian akan dijadikan sebagai salah satu
langkah untuk menjawab tantangan pengembangan PLTS di Indonesia khususnya
menjawab tantangan keterbatasan SDM mengenai pengembangan PLTS di
Indonesia.

I.2 Tujuan
Studi kasus yang dilakukan di PLTS Cirata 1 MW bertujuan untuk:
1. Memahami teknologi photovoltaic yang dapat mengubah energi surya
menjadi energi listrik.
2. Menghitung rasio performansi dari sistem PLTS Cirata 1 MW untuk
mengetahui dan menganalisis rasio performa dari photovoltaic yang
terdapat di PLTS Cirata 1 MW.
3. Menghitung efisiensi konversi energi surya menjadi energi listrik untuk
mengetahui dan menganalisis efisiensi dari konverter PLTS Cirata 1 MW
dalam mengubah energi surya menjadi energi listrik.

5
Bab II. Kebutuhan Data dan Keuntungan Bagi Perusahaan

II.1 Kebutuhan Data


Dukungan data lapangan yang dibutuhkan yang dibutuhkan untuk
menjalankan analisis dalam tugas mata kuliah MS5041 Energi Terbarukan ini
adalah sebagai berikut:
1. Inverter data harian, bulanan, tahunan, mencakup Inlet/Outlet Voltage
[Volt], Inlet/Outlet Current [Ampere], Power input/output [kW].
2. Solar irradiance data (harian, bulanan, tahunan) dalam satuan W/m2,
analisis dari bulan November 2017 – Oktober 2018.
3. Measured average solar irradiation intensity (harian, bulanan, tahunan)
dalam satuan kWh/m2, analisis dari bulan November 2017 – Oktober 2018
4. Layout PLTS secara keseluruhan dan dimensinya (jarak antar panel, tilt
angle, dimensi panel, dan lain sebagainya)
5. Monthly Performance Ratio (November 2017 – Oktober 2018)
6. Average Energy Output by plant to grid (harian, bulanan, tahunan) dalam
satuan kWh, analisis dari bulan November 2017 – Oktober 2018
7. Efisiensi konversi listrik (harian, bulanan, tahunan) dalam persen, analisis
dari bulan November 2017 – Oktober 2018

II.2 Keuntungan Bagi Perusahaan


Sebagai hasil dari bentuk kerjasama penelitian, PT PJB sebagai pemilik dan
pengelola PLTS berkapasitas 1 MW di Cirata akan mendapatkan salinan akhir
laporan tugas mata kuliah studi PLTS. Semua kegiatan analisa akan
dikomunikasikan dengan tim PT PJB di lapangan sehingga permasalahan yang
ada di lapangan, mendapatkan kesimpulan dan saran dari studi kasus ini yang
diharapkan dapat menjawab kebutuhan dari PT PJB.

6
Bab III. Metodologi Analisis

Analisis studi kasus ini meliputi studi sistem PLTS Cirata 1 MW secara
keseluruhan, performance ratio, dan efisiensi konversi energi listrik yang
digunakan pada PLTS. Analisis dari tugas makalah ini akan menganalisis sistem
PLTS Cirata 1 MW secara keseluruhan dengan skematiknya, dan menghitung
performance ratio dan efisiensi konversi energi listrik dari PLTS Cirata
menggunakan persamaan-persamaan pada Bab III.2 dan III.3 dan
membandingkannya dengan data yang terekam pada PLTS dan kemudian
menganalisisnya.

III.1 Studi Sistem PLTS Cirata 1 MW


Kondisi geografis, plant layout, sudut kemiringan dan karakteristik solar
panel, inverter, perangkat grid, merupakan faktor-faktor penting dalam jaringan
sistem PV yang terhubung pada grid. Faktor-faktor ini berpengaruh dalam
efisiensi penggunaan daya yang dihasilkan dari energi surya, sehingga pemaparan
sistem operasi PLTS Cirata secara keseluruhan perlu dibahas secara rinci.

III.2 Performance Ratio


Performance Ratio dapat didefinisikan sebagai perbandingan output daya
aktual pembangkit terhadap output daya teoritis pembangkit, setelah
mempertimbangkan irradiasi, temperatur panel, ketersediaan grid, luas panel
surya, output daya nominal, dan nilai koreksi temperatur. Secara matematis,
performance ratio dapat dituliskan sebagai PR = YF / YR, di mana YF adalah final/
specific yield, sedangkan YR adalah reference yield.

III.3 Efisiensi Photovoltaic


Efisiensi panel surya dapat dihitung dengan membagi output daya sel (dalam
Watt) dalam maksimum powerpoint (Pm) oleh cahaya masukan (E) dalam
satuan Watt/m2 dan luas permukaan sel surya (Ac) dalam satuan m2.
Pm
ƞ PV =
E . Ac

7
III.4 Efisiensi Konversi Energi Listrik
Efisiensi konversi energi listrik meliputi efisiensi PV, inverter, dan sistem
secara keseluruhan. Efisiensi solar panel bergantung pada spesifikasi produk PV
yang digunakan. Efisiensi inverter (ƞinv), disebut juga sebagai efisiensi
konversi,merupakan perbandingan daya AC (PAC) yang dihasilkan terhadap daya
DC (PDC) yang masuk pada inverter dari daya yang dihasilkan oleh PV. Efisiensi
sesaat inverter dapat dituliskan sebagai,

P AC
ƞinv =
PDC

Sedangkan efisiensi sistem keseluruhan (ƞsys, ) adalah perpaduan antara


T

efisiensi panel surya (ƞ ) dengan efisiensi inverter (ƞinv). Efisiensi dapat


PV,T

dituliskan sebagai,
ƞ sys ,T =ƞPV ,T ∗ƞinv , T

8
DAFTAR PUSTAKA

Duffie, A and Beckman, W. (2006). Solar Engineering of Thermal Processes,


Third Edition. John Wiley and Sons, Inc. New Jersey

Kementerian ESDM. (2018). ESDM: Pemanfaatan Energi Surya di Indonesia


Masih Sangat Kecil. Terdapat pada:
https://ekonomi.kompas.com/read/2018/07/16/164127926/esdm-
pemanfaatan-sumber-energi-surya-di-indonesia-masih-sangat-kecil.
diakses pada tanggal 7 November 2018 pukul 23.41 WIB

Safkaur, R. (2016). Mengintip Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terbesar di RI.


Terdapat pada: https://finance.detik.com/energi/d-3351258/mengintip-
pembangkit-listrik-tenaga-surya-terbesar-di-ri. diakses pada tanggal 7
November 2018 pukul 23.52 WIB

Sen, Z. (2008). Solar Energi Fundamentals and Modeling


Techniques;Atmosphere, Environment, Climate Change and
Renewable Energy. Springer. Istanbul

Kumar, B. S. and Sudhakar K. (2015). Performance Evaluation of 10 MW Grod


Connected Solar Photovoltaic Power Plant in India. Energy Reports
1:184-92

9
NON DISCLOSURE AGREEMENT

PERJANJIAN KERAHASIAAN

ANTARA

Muhammad Azka, Mahasiswa Program Magister Teknik Mesin ITB

DENGAN

PT. PJB

DALAM KERJASAMA PENELITIAN


STUDI SISTEM PLTS, PERHITUNGAN PERFORMANSI RASIO DAN
EFISIENSI KONVERSI ELEKTRIK SISTEM

(Studi Kasus PLTS Cirata 1 MW)

Perjanjian Kerahasiaan (Non Disclosure Agreement) ini (untuk selanjutnya


disebut sebagai "Perjanjian Kerahasiaan") dibuat dan ditandatangani pada tanggal
delapan bulan November tahun dua ribu delapan belas oleh:

PT. PJB, suatu perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan hukum negara
Republik Indonesia, sebagai pemilik dan operator PLTS 1 MW di Cirata,
kabupaten Cianjur, Jawa Barat, selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA.

dan

Muhammad Azka (23118002), mahasiswa program Magister Teknik Mesin


Institut Teknologi Bandung, berkedudukan di Jalan Cisitu Indah VI No. 260 RT 2,
RW 4, Dago, Coblong, kota Bandung, mewakili kelompok studi kasus PLTS
Cirata 1 MW yang tertera di bawah ini:

Halaman 1 / 7
Nama Mahasiswa: NIM

1. Yasmin Zulfati Yusrina 23118003


2. Adams Rizan Abdalla 23118009
3. Wildan Rahmawan Ruiss 23118012

yang selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA selanjutnya secara bersama-sama


disebut sebagai "PARA PIHAK".

PARA PIHAK dengan ini menjelaskan dan menyatakan sebagai berikut:

a. Bahwa PIHAK PERTAMA adalah perusahaan yang bergerak di bidang


penyedia energi listrik negara Indonesia.
b. Bahwa PIHAK KEDUA adalah mahasiswa program Magister Teknik
Mesin Institut Teknologi Bandung, berkedudukan di Jalan Cisitu Indah VI
No. 260 RT 2, RW 4, Dago, Coblong, kota Bandung.
c. Bahwa PIHAK PERTAMA bermaksud untuk mengungkapkan suatu
informasi yang bersifat rahasia kepada PIHAK KEDUA berhubungan
dengan teknologi, produk - produk, layanan-layanan PIHAK PERTAMA
secara umum (untuk selanjutnya disebut sebagai "Pokok
Permasalahan”).
d. Bahwa PARA PIHAK menjamin bahwa informasi yang diberikan dan
disampaikan baik secara lisan, tertulis, grafik atau yang disampaikan
melalui media elektronik atau informasi dalam bentuk lainnya selama
berlangsungnya pembicaraan dan/atau selama pelaksanaan kerjasama akan
dijaga kerahasiannya dari pihak ketiga maupun pihak terafiliasi dari
PARA PIHAK dan akan dipergunakan hanya untuk kepentingan PARA
PIHAK.

Halaman 2 / 7
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas PARA PIHAK bersedia untuk memberikan
dan menerima informasi tersebut berdasarkan ketentuan-ketentuan sebagai
berikut:

1. Informasi berarti informasi yang tertulis atau dokumentasi, yang disimpan,


yang dapat dibaca oleh mesin, atau informasi lainnya atau data dalam bentuk
apapun yang :
a. berhubungan dengan Pokok Permasalahan dalam Perjanjian Kerjasama,
b. diterima oleh PARA PIHAK, dan
c. ditentukan sebagai sesuatu rahasia, atau memiliki suatu nilai yang serupa
atau dimana pihak yang mengungkapkan informasi tersebut
menyatakannya secara tertulis pada saat menyampaikannya kepada pihak
yang menerima, agar diperlakukan sebagai sesuatu milik atau bilamana
sifat dari data atau informasi adalah serupa dengan itu maka pihak yang
menerima harus memperlakukan data atau informasi tersebut sebagai
sesuatu yang rahasia. Pengungkapan suatu informasi secara lisan akan
dianggap sebagai milik pihak yang mengungkapkan bilamana pihak yang
mengungkapkan tersebut secara lisan menyatakan bahwa informasi yang
diungkapkan tersebut merupakan miliknya ataupun sesuatu yang rahasia
pada saat pengungkapan atau jika sifat dari informasi tersebut adalah
serupa maka pihak yang menerima pengungkapan informasi tersebut juga
harus memperlakukannya sebagai suatu informasi yang rahasia pula.
2. PIHAK KEDUA akan mempergunakan Informasi milik PIHAK PERTAMA
tersebut hanya untuk tujuan pelaksanaan Perjanjian Kerjasama.
3. Perjanjian Kerahasiaan ini berlaku sejak tanggal sebagaimana tersebut di atas,
semua informasi-informasi rahasia yang telah diberikan oleh PARA PIHAK
akan selalu menjadi rahasia dan mengikat PARA PIHAK tanpa memandang
pemutusan dan/atau berakhirnya Perjanjian Kerjasama ("Periode Perjanjian
Kerahasiaan").
4. PIHAK KEDUA tidak akan mengungkapkan kepada pihak ketiga maupun
pihak terafiliasi atas sesuatu Informasi rahasia yang telah diterimanya
berdasarkan Pejanjian Kerahasiaan ini baik secara keseluruhan ataupun

Halaman 3 / 7
sebagian selama Periode Perjanjian Kerahasiaan ini dan PIHAK KEDUA
menyatakan bahwa kewajiban tentang kerahasiaan tersebut akan tetap berlaku
dalam hal pengakhiran Perjanjian Kerahasiaan ini.
5. PIHAK KEDUA akan :
a. mempergunakan paling tidak dengan tingkat usaha perlindungan terhadap
Informasi tersebut sebagaimana pihak yang menerima akan melakukannya
untuk menjaga Informasi rahasia miliknya sepanjang bahwa tingkat
perlindungan yang diberikan cukup layak untuk mencegah adanya
pengungkapan yang tidak tepat atau penggunaan yang tidak sah atas
Informasi tersebut;
b. membatasi akses terhadap Informasi tersebut kepada para pegawainya
yang memiliki kepentingan untuk mengetahui Informasi tersebut dan
memberitahukan kepada para pegawainya yang telah memperoleh
informasi tersebut mengenai kewajiban-kewajiban mereka menurut
Perjanjian Kerahasiaan ini, dan
c. atas penemuan sesuatu pengungkapan yang tidak tepat atau penggunaan
yang tidak sah atas Informasi tersebut maka dengan segera akan
melakukan usaha-usaha yang layak untuk mencegah sesuatu
pengungkapan atau penggunaan yang tidak benar lebih lanjut terhadap
informasi tersebut.
6. Suatu Informasi tidak akan dianggap sebagai milik pihak lain, dan pihak yang
menerima Informasi tersebut tidak akan memiliki kewajiban sehubungan
dengan sesuatu informasi, yang mana informasi tersebut:
a. diketahui atau telah diketahui secara umum tanpa disebabkan adanya suatu
tindakan yang salah dari pihak yang menerima informasi; atau
b. telah diberitahukan kepada pihak yang menerima sebagaimana dibuktikan
dengan bukti yang sah sehubungan dengan hal itu; atau
c. telah disetujui untuk diberitahukan melalui persetujuan tertulis
sebelumnya oleh pihak yang mengungkapkan informasi; atau
d. secara sah diterima oleh pihak yang menerima dan suatu pihak ketiga
tanpa adanya suatu batasan ataupun pelanggaran terhadap Perjanjian
Kerahasiaan ini; atau

Halaman 4 / 7
e. secara independen dihasilkan oleh pihak yang menerima tanpa
mempergunakan Informasi rahasia tersebut.
7. Bilamana PIHAK KEDUA dihadapkan dengan sesuatu tindakan hukum
untuk mengungkapkan informasi rahasia yang telah diterimanya maka
PIHAK KEDUA dengan segera harus memberitahukannya kepada PIHAK
PERTAMA melalui pemberitahuan secara tertulis. Jika PIHAK PERTAMA
menolak untuk mempermasalahkan pengungkapan tersebut, maka PIHAK
KEDUA dapat melanjutkan untuk mengungkapkan informasi tersebut atas
pilihannya sendiri.
8. Atas permintaan dari PIHAK PERTAMA atau setelah berakhirnya
Perjanjian Kerjasama, yang mana yang terlebih dahulu, PIHAK KEDUA
akan berhenti untuk mempergunakan Informasi yang diterimanya dari PIHAK
PERTAMA dan akan memusnahkan semua Informasi tersebut, termasuk
sesuatu salinan dari Informasi tersebut, akan melengkapinya dengan suatu
pemberitahuan tertulis mengenai pemusnahan terhadap Informasi tersebut
kepada PIHAK PERTAMA atau atas permintaan PIHAK PERTAMA, akan
mengembalikan informasi tersebut kepada PIHAK PERTAMA.
9. Semua bentuk ataupun informasi dan data dalam bentuk apapun, termasuk
namun tidak terbatas kepada, dokumen-dokumen, gambar-gambar,
spesifikasi-spesifikasi, prototipe-prototipe, contoh-contoh dan hal lain-lain
yang serupa yang didapatkan dalam Perjanjian Kerahasiaan ini oleh PARA
PIHAK akan tetap menjadi milik dari PIHAK PERTAMA dan semua hak
atas kekayaan intelektual terhadap informasi tersebut akan tetap menjadi milik
PIHAK PERTAMA.
10. Tidak satupun yang terdapat dalam Perjanjian Kerahasiaan ini yang
merupakan:
a. sebagai kewajiban bagi PIHAK PERTAMA untuk mengungkapkan atau
bagi PIHAK KEDUA untuk menerima Informasi tersebut, kecuali jika
informasi tersebut diperlukan untuk pelaksanaan Perjanjian Kerjasama.
b. memberikan jaminan kepada salah satu pihak suatu ijin, baik yang
dinyatakan secara langsung ataupun yang tidak secara langsung, untuk
sesuatu hak paten, hak cipta, rahasia dagang atau hak kekayaan intelektual

Halaman 5 / 7
lainnya yang pada saat ini atau selanjutnya dimiliki, diperoleh atau
diberikan ijin oleh pihak lainnya.
11. PIHAK PERTAMA menjamin bahwa dia memiliki hak untuk memindahkan
atau sebaliknya mengungkapkan kepada PIHAK KEDUA suatu informasi
yang diungkapkan kepada PIHAK KEDUA dalam Perjanjian Kerahasiaan
ini. PIHAK PERTAMA tidak akan memberikan jaminan lainnya, baik yang
dinyatakan secara langsung ataupun yang tidak langsung, berkaitan dengan
informasi yang disampaikan menurut Perjanjian Kerahasiaan ini.
12. Masing-masing pihak akan menanggung semua biaya-biaya dan pengeluaran-
pengeluaran yang diadakan oleh PARA PIHAK tersebut agar sesuai dengan
Perjanjian Kerahasiaan ini. Perjanjian Kerahasiaan ini hanya untuk
keperluan melindungi informasi dan bukan merupakan suatu perjanjian
kerjasama, persekutuan, usaha bersama, atau untuk mendirikan suatu bentuk
perusahaan atau suatu jenis entitas.
13. Perjanjian Kerahasiaan ini diatur oleh dan ditafsirkan berdasarkan undang-
undang negara Republik Indonesia, tanpa memperdulikan adanya
pertentangan mengenai prinsip-prinsip hukum yang terdapat didalamnya.
Sesuatu perselisihan, kontroversi atau tuntutan yang muncul dari Perjanjian
Kerahasiaan ini, atau suatu pelanggaran, pengakhiran atau ketidakabsahan
terhadap Perjanjian Kerahasiaan ini pada akhirnya akan diselesaikan
melalui musyawarah.

Perjanjian Kerahasiaan ini berisikan keseluruhan kesepakatan antara PARA


PIHAK dan tidak dapat diubah dengan cara apapun kecuali dengan perubahan
secara tertulis yang ditandatangani oleh PARA PIHAK.

Demikian Perjanjian Kerahasiaan ditandatangani di Bandung, pada hari,


tanggal, bulan, dan tahun sebagaimana dimaksud pada awal Perjanjian
Kerahasiaan ini, dibuat dalam rangkap 2 (dua) bermaterai cukup dan masing-
masing mempunyai kekuatan hukum yang sama.

Halaman 6 / 7
PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA

Dimas Kaharudin Indra Rupawan


Manager Ren. Bang. Bis. EBT Muhammad Azka
PT PJB NIM. 23118002

Halaman 7 / 7

Anda mungkin juga menyukai