Abstrak
Panas buang Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) berpotensi untuk dimanfaatkan kembali sebagai sumber
energi sistem pengkondisi udara di suatu gedung dengan menggunakan teknologi absorption chiller. Untuk
menentukan kapasitas mesin pengkondisi udara di suatu gedung yang harus dilakukan adalah menghitung
beban pendinginan. Perhitungan beban pendinginan yang akurat sangat berpengaruh terhadap penghematan
energi. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan besarnya beban pendinginan pada gedung-gedung di
area PLTG Pesanggaran Bali yang terdiri dari empat gedung kantor, dua ruang kontrol, satu ruang panel, dan
satu ruang pantry. Beban pendinginan semua area tersebut akan disuplai oleh absorption chiller dengan
memanfaatkan panas buang PLTG. Metode perhitungan beban pendinginan mengacu pada Standar Nasional
Indonesia (SNI) dan American Society of Refrigeration and Air-Conditioning Engineers (ASHRAE). Beban
pendinginan total merupakan akumulasi dari beban perpindahan panas, radiasi sinar matahari, beban internal
dan infiltrasi udara luar. Perhitungan menggunakan beban pendinginan maksimal sebagai dasar untuk
menentukan kapasitas absorption chiller. Berdasarkan hasil perhitungan, besarnya beban pendinginan total
24 jam gedung area PLTG Pesanggaran Bali adalah 912,54 kW. Beban pendinginan tersebut terdiri dari
beban pendinginan pada jam kantor yaitu pukul 07:00-17:00 adalah 565,97 kW, sedangkan di luar jam kantor
yaitu pukul 17:00-07:00 adalah 346,56 kW.
Abstract
The exhaust heat of gas turbine power plant is potential to be reused as an energy source of air conditioning
system using absorption chiller technology. To determine the capacity of the air conditioning machine in a
building, we must calculate the cooling load. Accurate cooling load calculations greatly affect the energy
savings. The purpose of this study is to determine the amount of cooling load on buildings in the area of
PLTG Pesanggaran Bali consisting of four office buildings, two control rooms, one panel room, and a pantry
room. The cooling load of all these areas will be supplied by absorption chiller by utilizing the exhaust heat
of the gas turbine power plant. Cooling load calculation method refers to Indonesian National Standard
(SNI) and American Society of Refrigeration and Air-Conditioning Engineers (ASHRAE). Total cooling load
is the accumulation of heat transfer load, solar radiation load, internal load, and outside air infiltration load.
The calculation uses the maximum cooling load as the basis for determining the capacity of the absorption
chiller. Based on the calculation, the total cooling load of 24 hours building area of PLTG Pesanggaran Bali
is 912.54 kW. The cooling load consists of cooling loads at office hours, 07:00-17:00 is 565,97 kW, while
outside office hours is 17:00-07:00 is 346,56 kW.
Diterima : 27 Februari 2018, direvisi : 2 April 2018, disetujui terbit : 8 Mei 2018 19
19
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan
Vol. 17 No. 1 Juni 2018 : 19 – 30
20
Perhitungan Beban Pendinginan pada Ruangan
di Perkantoran PT. Indonesia Power UPJP Pesanggaran Bali
Saat ini satu gedung di area PLTG menggunakan temperatur udara luar ruangan. Hal ini meliputi
AC sentral sedangkan gedung-gedung lainnya seluruh selubung bangunan yaitu dinding,
menggunakan AC split. Agar lebih efisien, AC di sistem jendela, dan atap.
gedung-gedung tersebut dapat diganti dengan AC 2. Beban pendinginan yang berasal dari
sentral yang menggunakan absorption chiller masuknya radiasi matahari ke dalam ruangan
dengan memanfaatkan panas buang PLTG. Oleh baik melalui sistem jendela maupun melalui
karena itu, untuk menentukan kapasitas penerangan alami dari sisi atap.
absorption chiller terlebih dahulu diperlukan 3. Beban pendinginan yang berasal dari beban
perhitungan beban pendinginan. internal, meliputi manusia di dalam gedung /
ruangan, peralatan pencahayaan, dan berbagai
METODOLOGI peralatan yang menghasilkan panas seperti
Penelitian ini adalah penelitian kasus yang printer, komputer, televisi, dan lain-lain.
dilakukan di area PLTG Pesanggaran Bali, milik 4. Beban pendinginan yang berasal dari infiltrasi
PT Indonesia Power Unit Pembangkitan dan Jasa udara yaitu beban dari udara yang masuk
Pembangkitan (UPJP) Bali pada bulan Juli sampai melalui celah pintu, buka-tutup pintu, atau
September 2016. Metode penelitian terdiri dari dari jendela.
beberapa tahapan seperti pada Gambar 1. Perhitungan beban pendinginan didasarkan
pada SNI 6389-2011 dan ASHRAE adalah
Pengumpulan data suhu
dan kelembaban sebagai berikut:
21
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan
Vol. 17 No. 1 Juni 2018 : 19 – 30
Tabel 3. Nilai transmitansi termal pada atap qL = daya penerangan untuk setiap satuan
Berat/satuan luas (kg/m2) Ur (W/m2K) luas (W/m2)
1)
Kurang dari 50 0,5
qes = panas sensibel dari peralatan untuk
50 ~ 230 2) 0,8
Lebih dari 230 3) 1,2 setiap satuan luas (W/m2)
1)
Atap genteng
2)
Atap beton ringan qel = panas laten dari peralatan untuk
3)
Atap beton ketebalan lebih dari 6 inci (15cm) setiap satuan luas (W/m2)
22
Perhitungan Beban Pendinginan pada Ruangan
di Perkantoran PT. Indonesia Power UPJP Pesanggaran Bali
To = Temperatur udara luar (°C) 2015 sampai Februari 2016. Target yang
Wi = Kelembapan udara dalam (%) diinginkan, data pengamatan dan asumsi
Wo = Kelembapan udara luar (%) dideskripsikan pada Tabel 5 dan Tabel 6. Beban
V = volume ruangan (m3) pendinginan yang dihitung di PLTG Pesanggaran
ac/h = air change rate meliputi Gedung A, Gedung B (Gedung Baru
Oar = outdoor air rate Ruang Sidang), Gedung C (Gedung Baru),
Data temperatur dan kelembapan di sekitar Gedung D (Ruang RENVAL HAR), control room
lokasi PLTG Pesanggaran berasal dari Badan PLTDG (pembangkit listrik tenaga diesel gas),
Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pantry, control room PLTG dan control panel
Sanglah, Denpasar, Bali, sepanjang periode Maret PLTG dapat dilihat pada Gambar 2.
23
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan
Vol. 17 No. 1 Juni 2018 : 19 – 30
24
Perhitungan Beban Pendinginan pada Ruangan
di Perkantoran PT. Indonesia Power UPJP Pesanggaran Bali
25
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan
Vol. 17 No. 1 Juni 2018 : 19 – 30
26
Perhitungan Beban Pendinginan pada Ruangan
di Perkantoran PT. Indonesia Power UPJP Pesanggaran Bali
dipancarkan dengan cara konduksi, konveksi atau ruangan. Keberagaman ini merupakan faktor yang
radiasi. Saat lampu menyala, luminer menyerap menentukan presentase peralatan dalam kondisi
sebagian panas yang dipancarkan oleh lampu. idle atau mati, besarnya bervariasi dari 37 – 78%
Beberapa panas ini kemudian ditransmisikan ke dalam menyumbang panas internal [17]. Seperti
struktur bangunan, tergantung pada cara luminer yang dapat dilihat pada Gambar 4, sebagian besar
dipasang. Energi radiasi yang dipancarkan dari gedung perkantoran di PT. Indonesia Power UPJP
lampu akan menghasilkan panas yang naik ke Bali mengadopsi desain rumah tropis dengan
udara bebas hanya setelah diserap oleh permukaan sedikit jendela sehingga beban pendinginan
ruangan. Efek penyimpanan ini menghasilkan eksternal relatif rendah. Tetapi, Gedung C yang
jeda waktu sebelum panas muncul sebagai bagian merupakan bangunan baru dengan desain
dari beban pendinginan. minimalis dan memiliki banyak jendela kaca,
Jumlah panas dari peralatan kantor dalam beban pendinginan yang dihasilkan paling tinggi.
sebuah ruangan lebih kecil dibandingkan panas Ruang kontrol dan panel terletak di sebelah mesin
okupansi pegawai, tergantung keberagaman pembangkit dengan dilapisi peredam suara.
aktivitas pegawainya. Sebagai contoh, jumlah Ruang kontrol dan ruang panel dihitung dengan
komputer yang digunakan dan durasi target temperatur udara 15°C untuk menjaga
penggunaannya oleh pegawai dalam suatu peralatan kontrol tetap bekerja dengan baik
27
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan
Vol. 17 No. 1 Juni 2018 : 19 – 30
Gedung A Gedung B
Gedung C Gedung D
Gambar 4. Gedung Perkantoran PT Indonesia Power UPJP Bali
Ringkasan hasil perhitungan dapat dilihat dengan hasil perhitungan beban pendinginan
pada Tabel 9. Total beban pendinginan pada siang total, yaitu 912,54 kW. Dengan asumsi
hari adalah 565,97 kW dan total beban menggunakan absorption chiller LiBr jenis single
pendinginan pada malam hari adalah 346,56 kW, effect dengan Coefficient of Performance (COP)
sehingga beban pendinginan total untuk gedung- sebesar 0,7 [18], maka energi termal yang
gedung di PT. Indonesia Power UPJP Bali adalah diperlukan adalah 1303,62 kW.
912,54 kW. Kapasitas absorption chiller sama
28
Perhitungan Beban Pendinginan pada Ruangan
di Perkantoran PT. Indonesia Power UPJP Pesanggaran Bali
yang telah memberikan kesempatan kepada kami [8] American Society of Heating Refrigeration
untuk melakukan kegiatan penelitian ini. Selain and Air-Conditioning Engineers, 2004.
itu juga ucapan terima kasih ditujukan kepada HVAC Systems and Equiment. ASHRAE
Pesanggaran Bali beserta jajarannya yang telah Engineers. Inc. Atlanta, GA.
membantu dalam hal penyediaan data pendukung. [9] Badan Standardisasi Nasional, 2011. SNI
6389-2011, Konservasi Energi Selubung
Indonesia 2016, BPS, Jakarta. [10] Harahap, S. et al., 2014. Perhitungan Beban
[2] Badan Standardisasi Nasional, 2011. SNI Pendinginan pada Ruang Auditorium
[3] Spitler, J.D., 2014. Load Calculation [11] Syamsuar et al., 2012. Analisis Beban
[4] Fouda, A. et al., 2014. A Modified Method Utama Politeknik Negeri Lhokseumawe.
of Calculating the Heating Load for Jurnal Teknologi Vol. 12. No. 2.
Residential Buildings. Energy and [12] Ridhuan, K. dan A. Rifai., 2013. Analisa
[5] Samaan, M.M. et al., 2016. Using Pendingin AC untuk Aula Kampus 2 UM
29
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan
Vol. 17 No. 1 Juni 2018 : 19 – 30
30