Anda di halaman 1dari 20

REVIEW PAPER

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Manajemen Strategi dan Resiko

Disusun Oleh :

M. ZUBAIR ABDURROHMAN (201910001)

PROGRAM STUDI MAGISTER

TEKNIK ELEKTRO

JAKARTA 2020
REVIEW PAPER 1
Judul Audit Energi Dan Analisa Peluang Penghematan
Konsumsi Energi Pada Sistem Air Conditioning Di
Ruangan Laboratorium Fakultas Teknik Universitas
Nurul Jadid
Jurnal JEECOM
Volume dan Halaman Vol. 1 / 25-32
Tahun 2019
Penulis Muhammad Sayuti, Amalia Herlina, Maman Pribadi
Reviewer M. Zubair Abdurrohman

1. Abstrak
Penelitian ini menjelaskan bagaimana audit AC pada laboratorium FT Nurul Jadid.
Banyaknya energi dihitung berdasarkan intensitas konsumsi energi (IKE). Adapun
efisiensi kebutuhan AC dihitung dengan metode british thermal unit (BTU). Penghematan
dapat dilakukan dengan pengurangan jam operasi dan matikan jika tidak lagi digunakan.
2. Pendahuluan
Indonesia merupakan daerah tropis yang memiliki suhu lumayanan panas. Oleh karena itu
membutuhkan AC untuk pendingin ruangan. Laboratorium FT Universitas Nurul Jadid
merupakan perkantoran yang terletak di Probolinggo yang sangat membutuhkan pendingi
ruangan. Pemakaian yang diluar kendali menyebabkan pembiayaan membengkak dan
perlu dilakukan penghematan
3. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka yang ditulis oleh penulis menjelaskan tentang air conditioner, hubungn
beban AC dengan proses pendinginan ruangan, dan standar IKE pada gedung-gedung
perkantoran.
4. Metode
Metode dalam penelitian ini menggunakan literatur, observasi, dan konservasi energi.
Literatur dilakukan untuk memahami konsep dari penelitian yang akan dilakukan seperti
audit energi dan penggunaan beban AC. Observasi dilakukan untuk mengetahui sistem
kerja AC dan konsumsi energinya. Kegiatan pada konservasi energi dilakukan dengan
metode audit. Dimana data penggunaan listrik untuk pendingin dibandingkan dengan
standar IKE.
5. Hasil dan pembahasan
Hasil yang dicatat adalah hubungan luas ruangan dengan suhu, biaya penggunaan
energi dari Januari-Maret, daya penggunaan AC tiap ruangan.
Pembahasan yang dilakukan ialah menganalisa konsep British Thermal Unit
(BTU), menganalisa nilai IKE pada AC, dan mencari peluang penghematan dari audit yang
dilakukan. Berikut sample untuk perhitungan BTU
Untuk sampel dari perhitungan IKE adalah sebagai berikut

Analisa peluang penghematan dilakukan dengan cara mereparasi servis AC.


Sehingga tidak perlu lama untuk membuat suhu ruangan sesuai standar. Berikut hasil
spesifikasi AC setelah direparasi

6. Kesimpulan
a. Penggunaan AC pada laboratorium FT Universitas Nurul Jadid setelah diaudit
ternyata termasuk ke dalam kategori tidak hemat. Dengan nilai kelebihannya sebesar
99,034 kWh/bulannya.
b. Peluang penghematan dilakukan dengan cara merepasari AC dahulu. Hasil setelah
direparasi mengalami penghematan 12% menjadi 64,86 kWH/bulannya.
c. Berdasarkan hasl audit BTU, penggunaan AC masih di bawah nilai standar yang
dibutuhkan.
REVIEW PAPER 2
Judul Audit Energi dan Analisis Peluang Penghematan Energi
Listrik Pada Bagian Produksi di PT. EPFM Makassar
Jurnal SINERGI
Volume dan Halaman Volume 17 (1): 42-47
Tahun 2019
Penulis Jamal Jamal, Marlina, Floransya Dwi
Reviewer M. Zubair Abdurrohman

1. Abstrak
Penelitian ini dilakukan untuk mengaudit penggunaan energi listrik pada PT. EPFM
Makassar. Audit dilakukan dengan metode observasi dan pengumpulan data. Perhitungan
dengan menggunakan IKE untuk mendapatkan nilai efisiensi. Peluang penghematan
dilakukan dengan mengganti motor-motor penggerak.
2. Pendahuluan
Energi listrik yang merupakan energi utama pada industri ternyata berbanding lurus dengan
biaya produksi. Hal tersebut mempengaruhi tingginya cost produksi. Ternyata besarnya
penggunaan energi disebabkan oleh kerusakan atau ketidaksesuaian sistem. Audit perlu
dilakukan agar dapat diketahui penyebab bengkaknya penggunaan energi. Setelah audit
selesai, efisiensi dapat dilakukan sesuai dengan pengamatan yang ada.
3. Metode penelitian
Metode dilakukan dengan observasi dan pencatatan pada arus sertaa tegangan panel motor.
Data diambil dari MILL A dari keempat MILL yang ada. Setelag data terkumpul, maka
dilakukan perhitungan IKE audit energi awal dan IKE audit energi rinci.
4. Hasil dan Pembahasan
Berikut perhitungan IKE
IKE dihitung berdasarkan persamaan berikut (untuk data pertama)

Hasil perhitungan ternyata banyak yang masih jauh dari IKE yang ada, maka perlu
adanya pengehematan listrik. Penggunaan energi listrik yang tidak efisien karena
penggunaan motor-motor yang sudah tidak efektif. Banyak motor yang sudah rusak tetapi
masih terus digunakan.

5. Kesimpulan
- Dari hasil penelitian didapat rata rata harga IKE adalah 0,22785866kWh/Ton.
- Peluang penghematan dilakukan dengan cara mengganti motor-motor yng sudah tidak
bekerja dengan baik.
- Saran untuk PT.EPFM ialah dengan mengganti motor-motor yang tidak efeketif
kerjanya, memasang sensor perhentian motor, menjadwalkan waktu kerja produksi,
merawat motor-motor produksi, dan memasang sensor gerak.
JEECOM, Vol. 1, No. 1, Oktober 2019 25

AUDIT ENERGI DAN ANALISA PELUANG


PENGHEMATAN KONSUMSI ENERGI
PADA SISTEM AIR CONDITIONING DI RUANGAN
LABORATORIUM FAKULTAS
TEKNIK UNIVERSITAS NURUL JADID
Muhammad Sayuti1, Amalia Herlina2, Maman Pribadi3
a,b,c
Fakutas Teknik Universitas Nurul Jadid
E-mail: sayuti.iyudt99@gmail.com1), amaliaherlina1810@gmail.co 2), palem.pribadi@gmail.com3).

Abstract—Air Conditioning merupakan suatu peralatan yang antara 24°C hingga 27°C dan kelembapan relatif 60% ± 5%
digunakan untuk mengkondisikan udara sehingga dapat mencapai (Suntoro, S, & Ahadi, 2018).
temperatur dan kelembaban yang sesuai dengan kondisi Berdasarkan penjelasan di atas, daerah Paiton –
udaranyaman sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-6572- Probolinggo dan sekitarnya ialah termasuk daerah dengan
2001. Audit energi adalah kegiatanuntuk mengidentifikasi suhu di atas rata-rata suhu nyaman karena berada di daerah
seberapa banyak energi yang digunakan serta langkah-langkah
yang diperlukan untuk menghemat energi pada fasilitas energi
pinggir pantai. Hal tersebut memberi dampak negatif
tersebut. Energi listrik digunakan untuk menyalakan alat-alat mengingat banyaknya perkantoran dan lembaga sekolah di
elektronik salah satunya Air Conditioning. Ada beberapa ruangan daerah Paiton – Probolinggo, sehingga kenyamanan dalam
yang menggunakan Air Conditioning di Fakultas Teknik beraktivitas dapat terganggu, seperti konsentrasi karyawan di
Universitas Nurul Jadid salah satunya yaitu di Ruangan perkantoran yang kurang maksimal, proses belajar mengajar
Laboratorium yang paling banyak penggunaan konsumsinya. yang kurang efektif dan contoh lainnya, yang semuanya
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan energi disebabkan oleh panasnya suhu lingkungan. Contoh konkret
listrik dengan menghitung intensitas konsumsi energi (IKE), saat ini ialah di lembaga Universitas Nurul Jadid (UNUJA)
mencari kebutuhan air conditioning disetiap ruangannya dengan yang memiliki beberapa gedung Fakultas yang diantaranya
menghitung british thermal unit (BTU) dan besar estimasi
kebutuhan Air Conditioning terhadap masing-masing ruangannya
sudah terfasilitasi AC (Air Conditioning) demi kenyamanan
serta menganalisa peluang penghematan konsumsi energi pada Air proses belajar mengajar. Salah satu penerapan AC (Air
Conditioning di Laboratorium Fakultas Teknik Universitas Nurul conditioning) di dalam kelas ialah di Fakultas Teknik,
Jadid. tepatnya di masing-masing ruang laboratorium komputer.
Berdasarkan hasil pengukuran intensitas konsumsi energi Besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk
(IKE) awal menunjukkan bahwa penggunaan energi listrik di pengoperasian AC ini tergantung berapa lama ia dioperasikan.
Ruangan Laboratorium Fakultas Teknik Universitas Nurul Jadid Berdasarkan Standar Nasional Indonesia SNI. Konsumsi
adalah 99,034 kWh/bulan dengan setting ac remote ruangan 16°C Energi adalah besar energi yang digunakan oleh bangunan
terdapat suhu ruangan 24°C selama 6 Jam, Kemudian setelah gedung dalam periode waktu tertentu dan merupakan
menganalisa peluang penghematannya terdapat nilai 64,86
perkalian antara daya dan waktu operasi. Besarnya konsumsi
kWh/bulan dengan setting ac remote 16°C untuk mencapai suhu
ruangan 22°C selama 4 jam. Hasil perhitungan british thermal
energi yang dibutuhkan untuk mengoperasikan alat
unit (BTU) menunjukkan kebutuhan Air Conditioning menurut pendingin udara (AC) dapat diketahui dengan demikian biaya
ruangannya sudah memenuhi standarisasi pemakaiannya, tetapi operasi dan energi dapat dihemat (Syamsuri Hasan, Maman
kurang stabil. Kemudian peluang penghematannya untuk Rakhman, dkk.).
melakukan penyeimbangan beban, mengurangi jam operasinya, Berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya
matikan Air Conditioning apabila sudah digunakan. Mineral Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2012 tentang
penghematan pemakaian tenaga listrik, Maka mengingat
Kata Kunci — Audit Energi, Sistem Air Conditioning, Standart pemakaian energi listrik untuk AC yang tidak sedikit, perlu
IKE. rasanya Fakultas Teknik Universitas Nurul Jadid melakukan
audit energi dan Analisa Peluang Penghematan Konsumsi
I. PENDAHULUAN Energi Pada Sistem Air Conditioning di masing-masing
Temperatur udara rata-rata di Indonesia yang terletak di Laboratorium.
daerah khatulistiwa dan beriklim tropis adalah sekitar 26,96°C Dari paparan di atas, maka penulis berinisitaif untuk
dengan kelembapan relatif atau relative humidity (RH) rata- melakukan penelitian dengan judul Audit Energi Dan Analisa
rata sekitar 80,8%. Pada musim kemarau, temperatur Peluang Penghematan Konsumsi Energi Pada Sistem Air
maksimal rata-rata mencapai sekitar 34,12°C, namun di Conditioning Di Ruangan Laboratorium Fakultas Teknik
beberapa tempat dapat mencapai 40°C. Dengan kondisi Universitas Nurul Jadid. Sehingga, dapat menjawab
tersebut, kebutuhan pengkondisian udara atau air conditioning permasalahan yang ada.
(AC) di Indonesia sangat diperlukan untuk menunjang
kenyamanan dalam beraktifitas di dalam ruangan sesuai II. TINJAUAN PUSTAKA
dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) bahwa suhu nyaman Menurut W.F. Stoecker (1996), pengkondisian udara adalah
proses perlakuan terhadap udara untuk mengatut suhu

Muhammad Sayuti : Audit Energi Dan Analisa ... ISSN 2715-0410


26 JEECOM, Vol. 1, No. 1, Oktober 2019

kelembaban, kebersihan dan pendistribusiannya secara conditioner untuk ruangan tersebut. Kebutuhan air conditioner
serentak guna mencapai kondisi nyaman yang dibutuhkan untuk sebuah ruangan dapat diperhitungkan dengan rumus
oleh penghuni yang berada didalamnya. sebagai berikut :
Menurut Wiranto Arismunandar (1991), penyegaran udara
adalah proses mendinginkan udara sehingga dapat mencapai :
temperatur dan kelembaban yang sesuai dengan yang
dipersyaratkan terhadap kondisi udara dari suatu ruangan
tertentu. Selain itu, untuk mengatur aliran udara dan
kebersihannya (Syahrizal, Panjaitan, & Udara, 2013).
Keterangan:
Bangunan gedung modern menggunakan berbagai sarana
P: Panjang ruangan (dalam satuan kaki/feet).
untuk memberi kenyamanan bagi penghuni dan tamunya.
L : Lebar ruangan (dalam satuan kaki/feet).
Sarana yang memberikan kenyamanan ini disebut dengan
T : Tinggi ruangan (dalam satuan kaki/feet).
utilitas bangunan dengan distribusi pemakaian listrik dan
I :Nilai 10 jika ruang berinsulasi (berada di lantai bawah,
sistem tata udara adalah konsumen pemakai listrik terbesar.
atau berhimpit dengan ruang lain), nilai 18 jika ruang tidak
Pada dasarnya sistem tata udara terbagi menjadi 2, yaitu :
berinsulasi (di lantai atas).
E :Nilai 16 jika jendela menghadap ke utara; nilai 17 jika
a. Sistem tata udara langsung (Direct Cooling).
menghadap ke timur; nilai 18 jika menghadap ke selatan; dan
Pada sistem ini udara diturunkan suhunya oleh
nilai 20 jika menghadap ke barat.
refrigran freon dan disalurkan ke dalam ruangan tanpa
1 meter = 3,28 feet dan 1 m2 = 10,76 ft2
saluran udara (ducting). Jenis yang digunakan adalah AC
Window berkapasitas 0,5 - 2 pk, AC split berkapasitas 0,5 - 3
Dikatakan dalam konservasi energi menurut SNI
pk dan AC package berkapasitas sampai 10 pk.
6390:2011, yaitu Konservasi energi sistem tata udara
bangunan gedung, adalah upaya sistematis, terencana, dan
b. Sistem tata udara tidak langsung (Indirect Cooling).
terpadu untuk melestarikan sumber daya energi dalam negeri
Refrigran yang digunakan bukan freon tetapi air es (chilled
serta meningkatkan efisiensi pemanfaatannya tanpa
water) dengan suhu sekitar 50C. Air es dihasilkan dalam
mengorbankan tuntutan kenyamanan manusia dan atau
chiller (mesin pembuat es yang menggunakan refrigran
menurunkan kinerja alat. (Riyadi & Tambunan, 2013).
sebagai zat pendingin). Sistem ini dikenal dengan sistem tata
Audit energi pada sebuah bangunan merupakan suatu
udara terpusat (Central Air Conditioning System).
bentuk studi kelayakan. Selain untuk mengidentifikasi
Rekomendasi dari Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-
penggunaan energi dan peluang penghematan energi, audit
6572-2001, menyebutkan bahwa daerah kenyamanan suhu
energi juga merupakan suatu bentuk awal untuk melakukan
untuk daerah tropis dapat dibagi menjadi :
program managemen energi. Program managemen energi ini
1. Sejuk, antara temperatur 20,5°C - 22,8°C
merupakan suatu program yang sistematik dimana akan terjadi
2. Nyaman, antara temperatur 22,8°C - 25,8°C
control terhadap kebiasaan penggunaan energi dan
3. Hangat, antara temperatur 25,8°C - 27,1°C
mengurangi pemborosan penggunaan energi (Lukman, 2018).
Intensitas Konsumsi Energi (Energy Use Intensity) atau
Hubungan Beban Air Conditioning Dengan Ruangan.
IKE (EUI) berdasarkan formula perhitungan dalam Peraturan
Kebutuhan air conditioner dalam suatu ruangan dihitung
Gubernur No. 38 tahun 2012 adalah besar energi yang
dalam satuan BTU (British Thermal Unit) per hour atau ditulis
digunakan suatu bangunan gedung per luas area yang
BTU/hr. Satuan BTU/hr merupakan satuan energi yang
dikondisikan dalam satu bulan atau satu tahun.
digunakan di Amerika Serikat yang didefinisikan sebagai
jumlah energi untuk meningkatkan atau menurunkan suhu TABEL I
sebesar 1o F. Selain itu, perusahaan air conditioner STANDAR IKE BANGUNAN INDONESIA
menggunakan satuan PK dalam menilai daya air conditioner
untuk suatu ruangan. Dalam konversi satuan daya 9000 Ruangan AC Ruangan Non AC
Kriteria
BTU/hr = 1 PK = 0,746 kW Beberapa daya air conditioner kWh/m2/Bulan kwH/m2/bulan
yang diproduksi secara umum oleh perusahaan air conditioner Sangat
4,17 - 7,92 0,84 - 1,67
antara lain: Efisien
1. 5000 BTU/hr = ½ PK, kode angka: 5 Efisien 7,92 - 12,08 1,67 - 2,5
2. 7000 BTU/hr = ¾ PK, kode angka: 7 Cukup
12,08 - 14,58 -
Efisien
3. 9000 BTU/hr = 1 PK, kode angka: 9
Agak Boros 14,58 - 19,17 -
4. 12000 BTU/hr = 1,5 PK, kode angka: 12
Boros 19,17 - 23,75 2,5 - 3,34
5. 18000 BTU/hr = 2 PK, kode angka: 18 Sangat Boros 23,75 - 37,75 3,34 - 4,17
6. 24000 BTU/hr = 2,5 PK, kode angka: 24
Intensitas Konsumsi Energi (IKE) Listrik Indikator utama
Jika suatu ruangan ingin dipasang air conditioner,
penghematan energi di sebuah gedung umumnya
konsumen perlu memperhitungkan berapa besar kebutuhan air
menggunakan Intensitas Konsumsi Energi (IKE). IKE

ISSN : 2715-0410 Muhammad Sayuti : Audit Energi Dan Analisa ...


JEECOM, Vol. 1, No. 1, Oktober 2019 27

menunjukkan besarnya konsumsi energi (kWh) per meter


persegi (m2) setiap bulan. Angka IKE (kWh/m2/bulan)
diperoleh dengan membagi jumlah kWh penggunaan listrik
selama sebulan dengan luas bangunan yang digunakan. Untuk
perhitungan IKE direkomendasikan melalui Permen ESDM
No.13 Tahun 2012 akan menentukan apakah sebuah bangunan
tergolong sangat efisien, efisien, cukup efisien dan boros,
seperti tabel berikut ini.
TABEL II
KRITERIA IKE BANGUNAN GEDUNG TIDAK BER-AC
(SALPANIO, N.D.)

Standar IKE yang digunakan sebagai rujukan tingkat


penggunaan energi gedung dapat berbeda-beda, dipengaruhi
oleh pendekatan analisa dan sampel gedung yang diambil
dalam proses perumusan standar tersebut. Berikut contoh
Intensitas Konsumsi Energi (rata-rata) untuk Gedung Kantor
dari berbagai sumber:
TABEL III Bila nilai IKE hasil perhitungan telah dibandingkan dengan
KRITERIA IKE BANGUNAN GEDUNG BER-AC (SALPANIO, N.D.).
target IKE dan hasilnya ternyata sama atau kurang dari target
IKE, maka kegiatan audit selanjutnya dapat dihentikan atau
diteruskan dengan harapan diperoleh nilai IKE yang lebih
rendah lagi. Konsumsi energi secara spesifik dapat
dirumuskan sebagai berikut :

Penelitian ini dilakukan di Ruagan Laboratorium Fakultas


Teknik Universitas Nurul Jadid, dimana pada ruangan
laboratorium tersebut memiliki 9 ruangan, yang terdiri dari 5
laboratorium komputer, 3 laboratorium elektro dan 1
laboratorium jaringan, setiap ruangan terdiri dari 3 AC dan 2
AC jika dijumlahkan terdapat 24 AC yang terpasang di
laboratorium fakultas teknik universitas nurul jadid, setiap
ruangan yang difungsikan untuk proses perkuliahan di gedung
laboratorium fakultas teknik universitas nurul jadid memiliki
kriteria ruangan yang sama. Yaitu panjang dan lebar ruangan
yang sama serta peletakan dan jumlah air conditioning (AC)
yang sama serta merk AC yang digunakan di setiap ruangan
laboratorium hampir sama.

Muhammad Sayuti : Audit Energi Dan Analisa ... ISSN 2715-0410


28 JEECOM, Vol. 1, No. 1, Oktober 2019

III. METODE PENELITIAN conditioning gedung dan nilai IKE pada kondisi
Metode penelitian merupakan suatu proses analisis dan gedung saat ini. Ditahap ini peneliti menganalisis
pengumpulan data dari penelitian yang dibuat. data yang di ambil secara observasi.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini b. Pengukuran Konsumsi Energi Sebagaimana yang
adalah studi literatur, observasi, dan konservasi energi. disarankan Departemen Pertambangan dan Energi,
Studi literatur dilakukan untuk : audit energi pada bangunan gedung pada intinya
1. Mempelajari konsep audit energi listrik air terdiri dari dua bagian, yaitu audit energi awal
conditioning. dan audit energi rinci. Pada penelitian ini audit
2. Mempelajari perhitungan Intensitas Konsumsi Energi yang akan dilaksanakan adalah audit energi rinci
Listrik (IKE) air conditioning terhadap air conditioner.
3. Mempelajari peluang penghematan energi listrik air
conditioning untuk mencapai efisiensi energi listrik. 3. Mengenali Peluang Hemat Energi (PHE)
Hasil pengukuran selanjutnya ditindak lanjuti dengan
Konservasi energi merupakan peningkatan efisiensi energi perhitungan besarnya Intensitas Konsumsi Energi (IKE)
yang digunakan atau proses penghematan energi. Dalam listrik Air Conditioner dan penyusunan profil penggunaan
proses ini melibatkan adanya audit energi yaitu suatu metode energinya. Besarnya IKE Air Conditioner didapatkan dari
untuk menghitung tingkat konsumsi energi di suatu hasil perhitungan dibandingkan dengan IKE target
gedung atau bangunan yang mana hasilnya nanti akan berdasarkan standar pemerintah. Apabila hasilnya ternyata
dibandingkan dengan standar yang ada untuk kemudian tidak melebihi target maka kegiatan audit energi dapat
dicari solusi penghematan konsumsi energi jika tingkat dihentikan. Apabila peluang hemat energi telah dikenali
konsumsi energinya melebihi standar yang ada. maka perlu ditindak lanjuti dengan analisis peluang hemat
Mulai energi, yaitu dengan cara membandingkan potensi perolehan
Studi Pendahuluan hemat energi dengan biaya yang harus dibayar untuk
Studi literatur Observasi pelaksanaan rencana penghematan energi yang
Pengukuran Sistem
Energi AC
direkomendasikan. Penghematan energi pada bangunan
Data Hasil pengukuran
gedung tidak dapat diperoleh begitu saja dengan cara
Energi AC
mengurangi kenyamanan penghuni ataupun produktivitas di
Tidak Periksa IKE AC >
lingkunan kerja. Perlu dilakukan usahausaha seperti:
Target.?
Mengurangi sekecil mungkin pemakaian energi
Ya
(mengurangi kW dan jam operasi), memperbaiki kinerja
Mengenali Kemungkinan PHE
peralatan, penggunaan sumber energi yang murah. (Purwito,
Analisis Peluang Penghemat Energi
Tadjuddin, & Akbar, 2018).
Rekomendasi peluang Hemat Energi

Selesai 4. Optimasi Sistem Air Conditioning dan Nilai IKE


Pada tahap ini peneliti memberikan optimasi sistem Air
Gambar 1. Flowchart alur penelitian Conditioning dan nilai IKE yang sesuai untuk Ruangan
Laboratorium Fakultas Teknik Universitas Nurul Jadid.
1. Studi Pendahuluan Optimasi yang di berikan merupakan kesimpulan dari hasil
Studi pendahuluan adalah studi yang dilakukan untuk analisis sistem Air Conditioning sesuai standarisasi. Sehingga
mengumpulkan data-data dan informasi tentang penelitian hasil dari kedua analisis pada kondisi yang berbeda akan
yang akan dilakukan. Kegiatan yang dilakukan pada studi menghasilkan optimasi sistem Air Conditioning yang sesuai
penelitian untuk mengumpulkan informasi dan data-data dengan kondisi ruangan gedung saat ini.
terkait dengan penelitian adalah studi literatur dan observasi.
a. Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
melakukan pengamatan secara langsung ke objek 1. Hasil
penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang Teknik pengambilan data yang dilakukan oleh peneliti
dilakukan (Riduwan, 2004). adalah dengan observasi. Kegiatan observasi yang dilakukan
meliputi pengukuran luas dan tinggi ruangan, pengukuran
2. Analisis Data intensitas Air Conditioning.
Analisis data merupakan proses yang merinci usaha secara Data yang telah di ambil dari hasil observasi kemudian
formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis akan di bahas dan di analisa untuk mendapatkan nilai yang
(ide) seperti yang disarankan dan sebagai usaha untuk memenuhi standar yang telah di tentukan.
memberikan bantuan dan tema pada hipotesis (Taylor, 1975). 2. Tabel Data Hasil Observasi
Adapun kegiatan yang akan dilaksanakan dalam analisis data Tabel data hasil observasi merupakan tabel yang berisi
adalah sebagai berikut : data-data hasil pengukuran dan observasi di Ruangan
a. Analisis Sistem Air Conditioning Dan Nilai IKEPada Laboratorium Fakultas Teknik Universitas Nurul Jadid.
tahap ini, peneliti melakukan analisis sistem air Peneliti mengambil semua data yang menyangkut mengenai

ISSN : 2715-0410 Muhammad Sayuti : Audit Energi Dan Analisa ...


JEECOM, Vol. 1, No. 1, Oktober 2019 29

kebutuhan untuk analisa. Adapun tabel hasil dari observasi


adalah sebagai berikut.
TABEL IV 3. Pembahasan
DATA PEMBAYARAN LISTRIK GEDUNG FAKULTAS TEKNIK a. Analisis British Thermal Unit (BTU/hr)
UNIVERSITAS NURUL JADID Sample Pada Ruang Laboratorium Komputer 1
 Untuk Ruangan dengan Jumlah 3 AC Kapasitas 9000
N per-pk
Bulan Total Pembayaran
o
Diketahui :
1 Januari 2019 Rp. 3.169.050
P = 9 m = 29,53 Feet I = 10
2 Februari 2019 Rp. 8.076.299 L = 8 m = 26,24 Feet E = 18
3 Maret 2019 Rp. 6.686.225 T = 4 m = 13,12 Feet
Jawab :
Rata-rata Rp. 10.305.044

Jadi pada ruangan laboratorium komputer 1 diperoleh nilai


intensitas british thermal unit sebesar 30499 Fett (/ BTU/hr).
Kemudian pada ruangan tersebut terdapat 3 AC yang
TABEL V
DATA HASIL OBSERVASI TIAP DAYA RUANGAN terpasang dan masing-masing 1 AC memiliki nilai 9000
LABORATORIUM BTU/hr,
Jika dijumlahkan total BTU/hr AC keseluruhannya maka
terdapat nilai 27000 BTU/hr dengan kondisi AC beroperasi
secara normal. Jadi perbandingan antara hasil pengukuran
BTU/hr dengan yang sudah terpasang pada setiap ruangan
tersubut terdapat selisih nilai -3499 dengan estimasi ½ pk,
maka pada ruangan tersebut sudah efisien untuk di gunakan
perkuliahan, hanya saja kurang stabil untuk memenuhi hasil
yang sesuai dengan perhitungan BTU/hr.
Sample Pada Ruang Laboratorium Elektro 2 PLC
 Untuk Ruangan dengan Jumlah 2 AC Kapasitas 5000
per-pk
Diketahui :
P = 9 m = 29,53 Feet I = 10
TABEL VI
DATA HASIL OBSERVASI PENGUKURAN RUANGAN DAN SUHU
L = 8 m = 26,24 Feet E = 16
LABORATORIUM T = 4 m = 13,12 Feet
Jawab :
Jawab :

Jadi pada ruangan laboratorium elektro 2 (PLC) diperoleh


nilai intensitas british thermal unit sebesar 27110 Fett (/
BTU/hr). Kemudian pada ruangan tersebut terdapat 2 AC
yang terpasang dan masing-masing 1 AC memiliki nilai 5000
BTU/hr, jika dijumlahkan total BTU/hr AC keseluruhannya
maka terdapat nilai 10000 BTU/hr dengan kondisi AC

Muhammad Sayuti : Audit Energi Dan Analisa ... ISSN 2715-0410


30 JEECOM, Vol. 1, No. 1, Oktober 2019

beroperasi secara normal. Jadi perbandingan antara hasil Jawab :


pengukuran BTU/hr dengan yang sudah terpasang pada
ruangan tersubut terdapat selisih nilai -17110 dengan estimasi
2 pk, maka pada ruangan tersebut kurang efisien untuk di
gunakan perkuliahan, dikarenakan kurang penambahan 1 AC
pada ruangan tersebut untuk mencapai efisien meskipun Gedung fakultas teknik universitas nurul jadid memiliki
kurang stabil untuk memenuhi hasil yang sesuai dengan daya yang terpasang sebesar 53.000 VA dengan golongan
perhitungan BTU/hr. Sosial 2. Tarif dasar listrik untuk golongan S2 adalah sebesar
TABEL VII Rp. 900/ kWh (sumber PLN 123). Jadi biaya yang di
HASIL PENGUKURAN BTU/HR DISETIAP RUANGAN
LABORATORIUM
keluarkan oleh pihak lembaga untuk kebutuhan air
conditioning pada ruangan laboratorium elektro 2 PLC
tersebut adalah 3,714 x 900 = Rp. 3.342,6 /hari. Jadi
berdasarkan standar IKE bangunan indonesia yang ditetapkan
oleh DEPDIKNAS, maka kriteria ruangan laboratorium
elektro 2 PLC memiliki nilai IKE sebesar 3,714 termasuk
dalam katagori sangat efisien dengan nilai standar IKE yaitu
4,17 - 7,92.

b. Analisis Nilai IKE Pada Air Conditioning


Penggunaan daya yang digunakan oleh ruangan TABEL 8
laboratorium fakultas teknik universitas nurul jadid dapat di JUMLAH PEMBIAYAAN DAYA PADA SISTEM AIR
CONDITIONING RUANGAN LABORATORIUM FAKULTAS TEKNIK
analisis dengan tingkat intensitas konsumsi energi (IKE). Dari UNIVERSITAS NURUL JADID.
data yang telah di peroleh dari hasil observasi peneliti. Hasil
dari analisa IKE pada gedung laboratorium fakultas teknik
universitas nurul jadid adalah sebagai berikut.
Sample IKE Pada Ruangan Laboratorium Komputer 1
Diketahui :
t = 6 jam
ΣW = 2587 W = 2,587 kW
Jawab :

c. Mencari Peluang Penghematan Air Conditioning Di


Gedung fakultas teknik universitas nurul jadid memiliki Ruangan Laboratorium Fakultas Teknik Universitas Nurul
daya yang terpasang sebesar Jadid
53.000 VA dengan golongan Sosial 2. Tarif dasar listrik Berdasarkan hasil data perhitungan Berdasarkan hasil data
untuk golongan S2 adalah sebesar Rp. 900/ kWh (sumber perhitungan estimasi, semua ruangan di laboratorium fakultas
PLN 123). Jadi biaya yang di keluarkan oleh pihak lembaga teknik universitas nurul jadid pemakaian air conditioning
untuk kebutuhan air conditioning pada ruangan laboratorium sudah standart rata-rata pemakain pada ruangannya, hanya
komputer 1 tersebut adalah 15,522 x 900 = Rp. 13.969,8/hari. saja kurang stabil dikarenakan estimasi kebutuhannya tidak
Jadi berdasarkan standar IKE bangunan indonesia yang sesuai dengan hasil perhitungan british thermal unitnya
ditetapkan oleh DEPDIKNAS, maka kriteria ruangan (BTU/hr). Dilaboratorium fakultas teknik disetiap ruangan
laboratorium komputer 1 yang memiliki nilai IKE sebesar rata-rata menggunakan AC Merk Panasonic serta Merk LG.
15,522 termasuk dalam katagori agak boros dengan nilai Selanjutnya peneliti kan menganalisa peluang penghematan
standar IKE yaitu 14,58 – 19,17. dengan melakukan service/cleaning ac untuk mengambil
sampel peluang penghematan diruangan laboratorium. Berikut
Sample IKE Pada Ruangan Laboratorium Elektro 2 PLC gambar beserta tabel hasil data setelah melakukan service air
Diketahui : conditioning untuk mencari peluang penghematannya.
t = 6 jam
ΣW = 619 W = 0,619 kW

ISSN : 2715-0410 Muhammad Sayuti : Audit Energi Dan Analisa ...


JEECOM, Vol. 1, No. 1, Oktober 2019 31

TABEL IX Jadi kesimpulan dari perhitungan di atas ialah peluang


DATA AIR CONDITIONING SETELAH DI SERVICE
penghematan di Ruangan Laboratorium Fakultas Teknik
Universitas Nurul Jadid sebesar 12%.

TABEL X
JUMLAH PEMBIAYAAN PADA SISTEM AIR CONDITIONING
SETELAH DI SERVICE RUANGAN LABORATORIUM FAKULTAS
TEKNIK UNIVERSITAS NURUL JADID

Sample Perhitungan Diruangan Laboratorium Komputer 1


Diketahui :
T = 255 Menit = 4,25 jam V. KESIMPULAN
ΣW = 2503,29 W = 2,50329 kW Setelah mendapatkan hasil pengukuran pada Air
Jawab : Conditioning dan pengukuran ruangan disetiap Laboratorium
Fakultas Teknik Universitas Nurul Jadid serta menganalisis
data yang telah di tuangkan dalam bentuk gambar dan tabel,
maka dapat di ambil beberapa kesimpulan berikut :
Gedung Fakultas teknik Universitas Nurul Jadid memiliki 1. Berdasarkan hasil analisis, bahwa sebagian besar di setiap
daya yang terpasang sebesar 53.000 VA dengan golongan ruangan ber-AC Laboratorium Fakultas Teknik
Sosial 2. Tarif dasar listrik untuk golongan S2 adalah sebesar Universitas Nurul Jadid telah memenuhi Standar Nasional
Rp. 900/ kWh (sumber PLN 123). Jadi biaya yang di Indonesia (SNI) 03-6572-2001 rata-rata pemakaiannya.
keluarkan oleh pihak lembaga untuk kebutuhan air 2. Ketika melakukan observasi dan penelitian, peneliti
conditioning pada ruangan laboratorium komputer 1 tersebut menemukan beberapa AC yang tidak berfungsi dengan
adalah 10,640 x 900 = Rp. 9.576,23/hari. Dengan baik ada juga yang mati.
menggunakan 3 AC yang beroperasi dengan normal. 3. Berdasarkan hasil audit energi pengukuran intensitas
Jadi berdasarkan standar IKE bangunan indonesia yang konsumsi energi (IKE) Air Conditioning di Ruangan
ditetapkan oleh DEPDIKNAS, maka kriteria ruangan Laboratorium Fakultas Teknik Universitas Nurul Jadid,
laboratorium komputer 1 memiliki nilai IKE sebesar 10,64 memiliki nilai IKE yang termasuk dalam katagori tidak
termasuk dalam katagori efisien dengan nilai standar IKE hemat dengan nilai sebesar 99,034 kWh/bulannya.
yaitu 7,92 – 12,08 Kemudian setelah mencari peluang penghematannya
Sample Perhitungan Diruangan Laboratorium Elektro 2 memiliki nilai IKE yang termasuk dalam katagori efisien
PLC dengan nilai sebesar 64,86 kWH/bulannya, yang telah
Diketahui : ditetapkan oleh Standarisasi IKE Bangunan Indonesia
T = 260 Menit = 4,333 jam yang Ditetapkan oleh DEPDIKNAS Tahun 2004. Dan Dan
ΣW = 609,08 W = 0,60908 kW berdasarkan Peraturan Gubernur No. 38 tahun 2012. Serta
Jawab : SNI 03-6169 tahun 2000.
4. Jadi peluang penghematan di Ruangan Laboratorium
Fakultas Teknik Universitas Nurul Jadid ialah sebesar 12%.
5. Berdasarkan hasil audit energi pengukuran british thermal
unit (BTU) Air Conditioning di Ruangan Laboratorium
Gedung Fakultas Teknik Universitas Nurul Jadid memiliki Fakultas Teknik Universitas Nurul Jadid, bahwa semua
daya yang terpasang sebesar 53.000 VA dengan golongan ruangan tersebut berada di bawah standarisasi nilai british
Sosial 2. Tarif dasar listrik untuk golongan S2 adalah sebesar thermal unit yang dibutuhkan sesuai ruangannya.
Rp. 900/ kWh (sumber PLN 123). Jadi biaya yang di
keluarkan oleh pihak lembaga untuk kebutuhan air UCAPAN TERIMA KASIH
conditioning pada ruangan laboratorium elektro 2 PLC Terima kasih kepada semua pihak, terutama dosen
tersebut adalah 2,639 x 900 = Rp. 2.375,22/hari. Dengan pembimbing yang telah turut membantu dalam menyelesaikan
menggunakan 2 AC yang beroperasi dengan normal. artikel yang telah sayabuat. Dan terima kasih kepada Tim
Jadi berdasarkan standar IKE bangunan indonesia yang EEJ yang telah meluangkan waktu untuk membuat template
ditetapkan oleh DEPDIKNAS, maka kriteria ruangan ini.
laboratorium elektro 2 PLC memiliki nilai IKE sebesar 2,63
termasuk dalam katagori efisien dengan nilai standar IKE
yaitu 7,92 – 12,08

Muhammad Sayuti : Audit Energi Dan Analisa ... ISSN 2715-0410


32 JEECOM, Vol. 1, No. 1, Oktober 2019

REFERENSI
[1] Bernadiktus, F., & Hamzah, A. (2016). ANALISA EVALUASI
INTENSITAS KONSUMSI ENERGI MELALUI AUDIT ENERGI
LISTRIK DI GEDUNG REKTORAT UNIVERSITAS RIAU Fery.
Jom Fteknik, 3(2), 1–11.
[2] Doddy, D. P. (2017). AUDIT ENERGI AIR CONDITIONER DI
GEDUNG K.H. MAS MANSUR.
[3] Hasan, S., & Rakhman, M. (n.d.). Syamsuri Hasan, Maman Rakhman,
dan Agus Maulana, staf pengajar (dosen) Jurusan Pendidikan Teknik
Mesin FPTK – UPI, Konsentrasi Teknik Refrigerasi Dan Tata Udara
Artikel Audit Energi 1. 1–19.
[4] Hendradinata, & Santosa, D. M. C. (2018). Kinerja Modifikasi Air
Conditioning (AC) Dengan Unit Kondensor SPLIT HP Menggunakan
Indoor Unit Air Conditioning (AC) SPLIT 2 HP. 5(1).
[5] Lukman, A. (2018). Audit Energi Pemakaian Air Conditioning (AC) Di
Gedung Dinas Pekerjaan Umum Kab. Ketapang Propinsi Kalimantan
Barat. 10, 1–5.
[6] Prof. Dr. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif
Dan R&D. Bandung: Alfabeta.
[7] Purwito, Tadjuddin, & Akbar. (2018). Audit Energi dan Analisis
Peluang Penghematan Energi di PT . Daikin Air Conditioning
Makassar. INTEk Jurnal Penelitian, 5(2), 115–121.
[8] Riyadi, S., & Tambunan, J. M. (2013). Analisis peningkatan efisiensi
penggunaan energi listrik pada sistem pencahayaan dan air
conditioning di gedung graha mustika ratu. 107–121.
[9] Salpanio, R. (n.d.). AUDIT ENERGI LISTRIK PADA GEDUNG
KAMPUS UNDIP PLEBURAN SEMARANG.
[10] Suntoro, D., S, R. D., & Ahadi, K. (2018). Perhitungan Beban
Pendinginan Pada Ruangan Di Perkantoran PT . Indonesia Power
UPJP Pesanggaran Bali Cooling Capacity Calculation For Office
Building. 17(1), 19–30.
[11] Syahrizal, I., Panjaitan, S., & Udara, P. P. (2013). Analisis Konsumsi
Energi Listrik Pada Sistem Pengkondisian Udara Berdasarkan Variasi
Kondisi Ruangan ( Studi Kasus Di Politeknik Terpikat Sambas ). 5(1),
14–20.

ISSN : 2715-0410 Muhammad Sayuti : Audit Energi Dan Analisa ...


SINERGI 2019, Volume 17 (1): 42-47
DOI : http://dx.doi.org/10.31963/sinergi.v17i1.1591

Audit Energi dan Analisis Peluang Penghematan Energi Listrik


Pada Bagian Produksi di PT. EPFM Makassar
Jamal Jamal1*, Marlina2, Floransya Dwi3
1
Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Ujung Pandang, Makassar 90245, Indonesia
*
jamal_mesin@poliupg.ac.id

Abstract: Basic electricity tariffs that continue to increase force various parties to race to carry out savings
programs, the right thing to apply the savings program is energy management and one of them is an energy audit.
The energy audit carried out in this study was an energy audit at PT. Makassar EPFM. The energy audit starts
with the collection and processing of energy consumption data at the factory, calculates the Energy Consumption
Intensity (IKE). From the results of the calculation of the intensity of energy consumption it is known that the level
of efficiency in the use of electrical energy in the building. The efficiency of electricity consumption at PT. EPFM
can be improved

Keywords: Electrical Energy, Energy Audit, Energy Consumption Intensity, Energy Saving Opportunities

Abstrak: Tarif dasar listrik yang terus meningkat memaksa berbagai pihak berpacu untuk melakukan program
penghematan, hal yang tepat untuk mengaplikasikan program penghematan tersebut adalah manajemen energi
dan salah satu diantaranya adalah audit energi. Audit energi yng dilaksanakan dalam penelitian ini adalah audit
energi pada PT. EPFM Makassar. Audit energi tersebut dimulai dengan pengumpulan dan pengolahan data
konsumsi energi pada pabrik, kemudian menghitung Intensitas Konsumsi Energi (IKE). Dari hasil perhitungan
intensitas konsumsi energi maka diketahui tingkat efisiensi penggunaan energi listrik pada gedung tersebut.
Efisiensi konsumsi energi listrik pada PT. EPFM dapat ditingkatkan dengan mengganti motor-motor penggerak
yang sudah tidak beroperasi dengan semestinya. Sehingga total konsumsi energi dapat dikurangi. Konsumsi
energi yang digunakan PT. EPFM 0,022172459 kWh/kg

Kata kunci : Energi Listrik, Audit Energi, Intensitas Konsumsi Energi, Peluang Penghematan Energi

I. PENDAHULUAN
Penggunaan energi listrik pada industri pangan sangatlah penting, dan menempati porsi terbesar
dalam komponen biaya operasi. Penggunaan energi berbanding lurus dengan biaya produksi artinya
semakin besar konsumsi energi maka semakin besar biaya produksi, hal ini berdampat pada
keuntungan perusahaan yang semakin kecil.
Besarnya penggunaan energi terkadang disebabkan adanya kesalahan dalam manajemen
penggunaan energi, serta adanya penggunaan peralatan yang kurang tepat, sehingga dibutuhkan upaya
untuk mengatasi masalah tersebut, hal yang harus dilakukan adalah audit energi.
Audit energi dilakukan adalah untuk mengidentifikasi potensi penghematan energi pada seluruh
sarana, fasilitas dan peralatan yang menggunakan energi, kegiatan audit energi dilakukan untuk
mengetahui pola penggunaan energi dan potensi penghematan energi [1].
Berbagai audit energi telah dilakukan dan dapat dilakukan pada semua tempat. Audit energi dan
analisa peluang penghematan konsumsi energi listrik pada rumah tangga telah dilakukan diperoleh
hasil pada penggunaan daya 450 VA konsumsi energi rata-rata adalah sebesar 73.117 KWh/bulan,
sedangkan pada penggunaan daya 900 VA konsumsi energi rata-rata adalah sebesar 124.409
KWh/bulan, adapun pada penggunaan daya 1300 VA konsumsi energi rata-rata adalah sebesar 257.068
KWh/bulan. Peluang penghematan konsumsi energi listrik pada rumah tangga sebesar 65,4% [2].
Audit energi juga dilakukan pada berbagai gedung diantaranya pada gedung AB di kabupaten
Tangerang, Banten, diperoleh hasil bahwa intensitas konsumsi energi (IKE) masuk dalam kategori
SINERGI NO. 1, TAHUN 17, APRIL 2019 43

sangat efisien yaitu sebesar 48,33 kWh/m2/tahun, hal terjadi karena sebagian besar ruang
menggunakan ventilasi alami, banyak AC yang rusak dan banyak ruang yang menggunakan AC
kapasitasnya terlalu kecil serta Intensitas pencahayaan dibawah standar SNI [3]. Audit energi juga
dilakukan pada pada gedung direksi PT. Perkebunan Nusantara XIII (Persero) untuk menghitung
beban penerangan, pendingin dan peralatan kantor diperoleh bahwa potensi penghematan setiap
bulannya adalah sebesar Rp 13,083,536,- [4].
Audit energi juga dilakukan pada perusahaan-perusahaan diantaranya adalah PT. Intan Pariwara
Klaten untuk mengaudit penggunaan peralatan pengkondisian udara dan pengkondisian cahaya,
diperoleh hasil bahwa dapat dilakukan penghematan sebesar 230,7 kWh/m2/tahun menjadi 99,7
kWh/m2/tahun [5]. Adapun audit yang dilakukan pada PT. Daikin Air Conditioning Makassar untuk
menganalisa penggunaan energi listrik untuk penerangan, pendingin dan peralatan listrik lainnya,
diperoleh hasil bahwa penggunaan energi adalah 111,3 kWh/m2/tahun dan masih di bawah standar
tetapi masih memungkinkan melakukan penghematan sekitar 44 kWH/bulan untuk sistem
pencahayaan [6]. Sedangkan audit energi pada PT. X (dirahasiakan) yang dilakukan untuk
menganalisa pemakaian energi pada penerangan dan pendingin diperoleh hasil bahwa dapat dilakukan
penghematan pada penerangan sebesar sebesar 7.480,08 kWh/tahun dan jika dirupiahkan maka setara
dengan Rp. 8.978.040,00/tahun, dan pada pendingin dapat dilakukan penghematan sebesar 37.280,16
kWh/tahun dan jika dirupiahkan maka setara dengan Rp.32.306.980,00/tahun [7]. Audit energi juga
dilakukan pada proses produksi biji kakao kering di PTP. Nusantara VIII perkebunan Batulawang
Ciamis, Jawa Barat dimana audit dilakukan pada proses produksi, pengangkutan, pengolahan dan
sarana pendukung [8].
Audit energi juga dilakukan pada perguruan tinggi, hotel dan lain-lain. Di Universitas Brawijaya
untuk implementasi sistem manajemen energi berbasis ISO 50001, diperoleh hasil berupa informasi
intensitas konsumsi energi terbesar adalah Ac 30%, lain-lain 22,84%, komputer 17,94% serta
penerangan dan alat laboratorium sebesar 12,83% dan 12,45% [9]. Audit energi pada hotel dilakukan
di hotel Santika Premiere Semarang audit energi utamanya dilakukan pada sistem pendingin [10].
Dengan banyaknya kasus yang telah diselesaikan dengan audit energi maka dipandang perlu
melakukan audit energi pada PT. EPFM Makassar, untuk membantu mengurangi biaya produksi,
sehingga dapat menghasilkan keuntungan yang lebih besar untuk perusahaan.

II. METODE PENELITIAN


Pengambilan data diambil di PT.EPFM Makassar yang bertempat di jalan Hatta No.302. PT.EPFM
terdiri dari empat pabrik produksi, yaitu Mill A, Mill B, Mill C dan Mill D, data yang diteliti diambil
pada Mill A. Adapun data pengukuran yang diambil adalah data arus dan tegangan pada panel-panel
motor.
Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 17 April sampai 26 Juni 2015 dengan mengambil tempat di
PT. EPFM Makassar pada bagian Produksi.
Variabel penelitian meliputi jumlah pemakaian energi berdasarkan audit energi awal dan audit
energi rinci berdasarkan kondisi di lapangan. Pada audit energi awal akan dihitung besarnya Intensitas
Konsumsi Energi (IKE) tiap motor yang digunakan pada milling A sesuai pemakaian berdasarkan data
historis pabrik. Pada audit energi rinci akan dihitung IKE berdasarkan observasi penggunaan energi
listrik secara detail dengan berbagai peralatan yang mengkonsumsi energi listrik dan waktu
penggunaannya. Alat yang digunakan untuk menghitung pemakaian energi di PT. EPFM adalah:
1. Tang Ampere
2. Komputer
3. Alat Tulis
44 Jamal, Marlina, Floransya Dwi. Audit Energi dan Analisis Peluang Penghematan Energi Listrik Pada
Bagian Produksi di PT. EPFM Makassar

Pengambilan data berdasarkan pada nilai terukur yang terbaca pada kWh meter ditiap-tiap unit
yang terletak pada ruang kontrol panel dan pengukuran langsung dengan menggunakan tang ampere
untuk mengukur arus dan tegangan antara celah kawat fasa, setelah itu mencatat nilai yang muncul
pada tang ampere.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


Nilai konsumsi energi diperoleh dari Rumus sebagai berikut:

Untuk hasil setiap harinya dapat dilihat dalam tabel hasil analisis berikut :
Tabel 1. Intensitas komsumsi energi listrik dan Produksi terigu PT. EPFM
Flour Produced Konsumsi IKE
No Tanggal
(kg)/hari Energi (kWh) (kWh/kg)
1 17/04/2015 314823 6980,4 0,022172459
2 23/04/2015 317313 7040,514 0,022187915
3 24/04/2015 333272 6970,415 0,020915093
4 30/04/2015 329843 6888,012 0,020882699
5 04/05/2015 303579 6860,559 0,022598925
6 05/05/2015 170303 7113,773 0,041771272
7 06/05/2015 314891 5274,057 0,016748834
8 08/05/2015 156693 4428,016 0,028259182
9 22/05/2015 397751 4058,556 0,010203761
10 04/06/2015 300599 982,4632 0,003268352
11 11/06/2015 309901 3433,247 0,011078528
12 12/06/2015 299982 1859,977 0,006200295
13 26/06/2015 335991 6863,45 0,020427482

Dari data konsumsi energi dapat dihitung besarnya Intensitas Konsumsi Energi (IKE) pada PT.
EPFM Makassar setiap harinya, yaitu dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut :

= 0,022172459 kWh/kg
Dari hasil audit energi rinci dapat disimpulkan bahwa :
1. Dalam audit rinci ini, angka kWh energi listrik yang didapat merupakan hasil pendekatan.
2. Dalam perhitungan yang dilakukan mengabaikan faktor hari-hari biasa (Senin-Jumat), hari
libur biasa (Sabtu-Minggu) maupun hari libur nasional. Dalam perhitungan di atas
diasumsikan kondisi tiap hari adalah sama.
SINERGI NO. 1, TAHUN 17, APRIL 2019 45

3. Dalam proses di atas, karakteristik pemakaian energi dari produksi terigu diabaikan, dalam
artian dengan tingkat pemakaian yang sama belum tentu jumlah energi yang dikeluarkan atau
dikonsumsikan juga sama. Hal ini pasti berbeda karena faktor alat yang menunjang proses
produksi berbeda.
Gambaran yang bisa diperoleh adalah IKE listrik yang dikondisikan hasil audit energi rinci masih
jauh dari standar yang ada yaitu pada 300 kWH/ m2 tahun. Sehingga sangatlah perlu dilakukan usaha-
usaha penghematan yang diharapkan akan menurunkan harga IKE listrik yang terdapat pada PT.
EPFM Makassar.
A. Peluang Penghematan Energi
Berdasarkan hasil penelitiandapat diketahui bahwa penggunaan energi listrik pada panel Mill A
banyak yang tidak sesuai dengan karakteristik alat yang digunakan yaitu motor-motor penggerak,
masih banyak motor-motor penggerak yangsudah berhenti produksi gandum namun motor tersebut
tetap beroperasi atau berjalan, contohnya pada motor type 302RM146 dan 302RM147 didapat
kerugian sebesar 0,375 kWh/jam didapatkan dari perhitungan sebagai berikut
Rugi-rugi = Daya Real x Jam Produksi x 100%
= 7,5 x 5 x 100%
= 0,375 kWh/jam
Disamping itu kelalaian operator juga dapat mengakibatkan banyaknya kerugian-kerugian pada
pabrik contohnya lampu yang berada dalam panel dibiarkan menyala begitu saja dan membiarkan
terjadinya infiltrasi udara.

Gambar 1. Grafik komsumsi energi terhadap produksi terigu PT. EPFM

Gambar 1. menyajikan grafik konsumsi energi listrik dan konsumsi flour produced nilai-nilai yang
ada cenderung bertambah maupun berkurang selama proses pengambilan data. Nilai IKE yang
ditampilkan untuk grafik sudah cukup efisien karena nilai kWH yang digunakan sudah sebanding
dengan hasil produksi terigunya sendiri, hal tersebut diatas mengungkapkan kenyataan nilai IKE listrik
selama kurun waktu 2 minggu yang mengalami tingkat efisien yaitu pada hari ke-10 pengambilan data
46 Jamal, Marlina, Floransya Dwi. Audit Energi dan Analisis Peluang Penghematan Energi Listrik Pada
Bagian Produksi di PT. EPFM Makassar

yaitu 982,4632kWh dan hari ke-12 pengambilan data yaitu 1859,977kWh.Komsumsi energi listrik
terlalu tinggi dipengaruhi oleh banyaknya peralatan peralatan yang digunakan yang sudah tidak bisa
beroperasi secara baik sesuai dengan kapasitas peralatan tersebut dalam hal ini motor motor yang
digunakan. Berdasarkan paparan tersebut diatas dapat dinyatakan nilai Intensitas Komsumsi Energi
(IKE) pada wilayah Mill A PT. EPFM belum cukup efisien. Penelitian audit energi dan analisa peluang
penghematan energi listrik pada bagian produksi telah dilakukan di PT. EPFM Makassar. Prosedur
audit energi listrik yang ditempuh cukup memberikan hasil yang dapat mengungkapkan kondisi nyata
pemakaian energi listrik pada pabrik terigu tersebut. Hasil-hasil paparan tersebut mengungkapkan
keadaan sesungguhnya ternyata penggunaan energi listrik di lembaga tersebut belum memenuhi syarat
hemat energi listrik. Karena keadaan hasil seperti tersebut maka tindakan penghematan energi listrik
menjadi tuntutan yang mendesak. Sebagai pabrikterigu terbesar di pulau Sulawesi upaya-upaya
penghematan energi khususnya pada energi listrik harus dilakukan agar meningkatkan efisiensi
operasional produksi terigu.

IV. KESIMPULAN
Dari hasil analisis yang telah dilakukan, maka beberapa kesimpulan hasil audit energi, terkait
dengan konsumsi energi, sistem pengkondisian udara pada PT. EPFM Makassar yang bisa penulis
ambil antara lain:
1. Berdasarkan hasil audit energi rinci, diperoleh harga IKE rata-rata selama 13 hari adalah sebesar
0,22785866kWh/Ton. IKE berdasarkan audit energi rinci merupakan metode pendekatan. Hasil
perhitungan mengabaikan hari-hari biasa dan mengabaikan ada tidaknya event-event besar sehingga
IKE lebih besar.
2. Peluang Penghematan Energi (PHE) pada penelitian audit energi ini adalah dengan mengganti
motor-motor penggerak yang sudah tidak bekerja secara efisien, masih banyak motor-motor
penggerak yang sudah berhenti produksi gandum namun motor tersebut tetap beroperasi atau
berjalan contohnya pada motor type 302RM146 dan 302RM147.
3. Rekomendasi untuk PT.EPFM ini adalah dengan melakukan pemeliharaan bulanan pada alat-alat
produksi.
 Memperhatikan motor-motor penggerak yang sudah tidak bekerja secara efektif dan juga Pola
operasi harus diperbaiki. Adanya beberapa motor yang bekerja hanya mencapai kurang lebih
20%. Dengan melihat beberapa motor yang bekerja dengan tidak efisien maka ada baiknya
untuk mengganti motor-motor tersebut agar mencapai kerjanya secara efisien.
 Memasang sensor pada motor sehingga saat produksi terigu telah selesai motorpun berhenti
bekerja.
 Mengurangi masa kerja produksi. Ini dimaksudkan agar motor tidak bekerja melebihi batas jam
kerja maksimumnya.
 Merawat peralatan produksi. Perlunya dilakukan perawatan terhadap alat-alat produksi terutama
pada motor-motor penggerak.
 Memasang sensor gerak pada ruangan tempat panel motor. Perlunya dipasangkan sensor untuk
mencegah infiltrasi udara dan pemborosan listrik.

UCAPAN TERIMA KASIH


Kegiatan penelitian ini terlaksana atas bantuan dari pimpinan PT. EPFM Makassar. Bantuan berupa
izin penggunaan fasilitas yang ada di lingkungan pabrik. Oleh karena itu, kami tak lupa mengucapkan
SINERGI NO. 1, TAHUN 17, APRIL 2019 47

terima kasih yang tak terhingga. Penulis juga tak lupa mengucapkan terima kasih kepada pembimbing
tugas akhir sehingga penelitian ini dapat dilaksanakan dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Perindustrian, Kementerian. "Pedoman Teknis Audit Energi Dalam Implementasi Konservasi
Energi dan Pengurangan Emisi CO2 Di Sektor Industri (Fase 1)." Jakarta: Pusat Pengkajian
Industri Hijau dan Lingkungan Hidup Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim, dan Mutu Industri
(BPKIMI) (2011).
[2] Purbaningrum, Sanurya Putri. "Audit energi dan analisis peluang penghematan konsumsi energi
listrik pada rumah tangga." Jurnal Media Mesin, Vol. 15, No. 1, januari 2014, hal. 26 – 33.
[3] Biantoro, Agung Wahyudi, and Dadang S. Permana. "Analisis Audit Energi untuk Pencapaian
Efisiensi Energi di Gedung Ab, Kabupaten Tangerang, Banten." Jurnal Teknik Mesin Mercu
Buana 6.2 (2017): 85-93.
[4] Marzuki, Achmad. "Audit Energi pada Bangunan Gedung Direksi PT. Perkebunan Nusantara XIII
(Persero)." Vokasi, Volume 8, Nomor 3, Oktober 2012. hal 184 – 196.
[5] Pratama, Firdaus. "Audit Energi Untuk Pencapaian Efisiensi Energi Listrik PT. Intan Pariwara
Klaten." Fakultas Teknik Elektro, Universitas Islam Indonesia (2018).
[6] Purwito, Purwito, Tadjuddin Tadjuddin, and Akbar Akbar. "Audit Energi dan Analisis Peluang
Penghematan Energi di PT. Daikin Air Conditioning Makassar." INTEK: Jurnal Penelitian 5.2
(2018): 115-121.
[7] Rahayu, Nirita Noviyati. "Audit Energi Listrik Pada PT. X." Jurnal Online Mahasiswa (JOM)
Bidang Teknik Elektro 1.1 (2016): 1-9.
[8] Masada, Raning. “Audit Energi Pada Proses Produksi Biji Kakao Kering di PTP Nusantara VIII
Perkebunan Batulawang Ciamis, Jawa Barat.” Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian, Institut
Pertanian Bogor. (2008).
[9] Mulyani, Fajariyah, Hadi Suyono, and Rini Nur Hassanah. "Audit dan Rancangan Implementasi
Sistem Manajemen Energi berbasis ISO 50001 di Universitas Brawijaya Malang." Jurnal EECCIS
12.2 (2018): 78-84.
[10] Rianto, Agus. Audit Energi dan Analisis Peluang Penghematan Konsumsi Energi pada Sistem
Pengkondisian Udara di Hotel Santika Premiere Semarang. Skripsi. Universitas Negeri Semarang,
(2007).

Anda mungkin juga menyukai